BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atmosfer bumi tersusun atas gas-gas yang merupakan fluida. Atmosfer lebih hangat di daerah ekuator dan lebih dingin di daerah kutub utara dan selatan. Atmosfer lebih hangat di permukaan laut daripada tempat yang tinggi. Perbedaan suhu menyebabkan arus konveksi di atmosfer. Panas dibawa menuju dearah yang lebih dingin oleh arus konveksi. Gurun pasir dan hutan hujan juga dipengaruhi oleh arus konveksi. Arthur Holmes salah seorang yang menyatakan secara kuantitatif bahwa konveksi panas adalah suatu mekanisme pergerakan aliran di atas mantel padat, semisal gerakan pergeseran benua. Holmes menetapkan orde perkiraan nilai dari kondisi penting untuk konveksi, aliran energi, dan tekanan yang dihasilkan oleh gerakan. Holmes menyimpulkan bahwa nilai perkiraan viskositas mantel jauh lebih kecil dari nilai yang diperlukan untuk terjadinya awal konveksi (Schubert, et al., 2004). Alam semesta terlahir dari suatu Bing Bang yang masih tergolong muda jika dihitung dalam satuan masa hidup bintang awan. Proses di alam semesta belum akan berakhir selama belum menjadi kesetimbangan termodinamik (thermodynamic equilibrium). Alam semesta seluruhnya adalah suatu sistem nonequilibrium karena bintang-bintang belum mencapai kesetimbangan termodinamik. Bahan bakar nuklir dalam inti bintang belum habis dikonsumsi. Fluks energi dari inti melalui permukaan bintang dan keluar angkasa menjalankan dinamika plasma dan medan magnet bintang yang kompleks. Serupa dengan itu, karena bumi masih muda secara geologis, bagian dalamnya masih mengalami pendinginan dan fluks panas dari inti bumi yang keluar melalui permukaannya, bersamaan dengan panas yang diterima dari matahari, mendorong terjadinya dinamika atmosfer, lautan dan mantel (Croos dan Greenside, 2009). Demikian 1 beberapa peristiwa yang sebenarnya merupakan contoh dari fenomena konveksi. Diantara kajian mengenai konveksi adalah konveksi Rayleigh-Benard (RBC). Salah satu fenomena alam yang terkait dengan konveksi Rayleigh-Benard adalah pergeseran lempeng benua (Bercovici, 2010). Oleh karena itu, kajian konveksi Rayleigh-Benard perlu dilakukan sebagai pemodelan fenomena pergeseran benua dalam skala laboratorium. 1.2 Perumusan Masalah Masalah yang akan dipelajari pada penelitian ini adalah: 1. Pola di atas konveksi Rayleigh-Benard dengan memvariasikan ketebalan fluida. 2. Dinamika partikel di atas konveksi Rayleigh-Benard dengan memvariasikan ketebalan fluida. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pengamatan dinamika partikel di atas sistem konveksi Rayleigh-Benard. Fluida yang digunakan sebagai bahan yakni minyak silikon. Serbuk cat digunakan sebagai bahan tambahan untuk memperjelas citra pola konveksi. Partikel terbuat dari kayu dianggap memiliki massa jenis homogen. Ukuran partikel dan diameter wadah dibuat tetap, sementara ketebalan fluida divariasikan. Dinamika partikel ditinjau dari atas permukaan fluida. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini diantaranya: 1. Memperoleh hubungan ketebalan fluida dengan pola yang terbentuk dalam konveksi Rayleigh-Benard. 2. Menentukan pengaruh variasi ketebalan fluida terhadap dinamika partikel di atas konveksi Rayleigh-Benard. 2 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diperoleh ilmu tentang pola konveksi Rayleigh-Benard dan dinamika partikel dalam sistem tersebut. Penelitian ini juga semoga bisa dikembangkan sebagai permodelan dinamika partikel akibat pengaruh aliran konveksi. Model ini hampir serupa dengan pergeseran lempeng benua karena pengaruh konveksi dalam inti bumi. 1.6 Sistematika Penulisan Usulan Penelitian Skripsi ini tersusun atas 6 bab dan lampiran dengan rincian sebagai berikut: 1. Bab I menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 2. Bab II memuat tinjauan pustaka, berupa uraian sistematis berkaitan dengan beberapa penelitian terdahulu mengenai penelitian fenomena konveksi dengan metode RBC. 3. Bab III memuat landasan teori yang mendukung dan sebagai bahan acuan teoritik yang digunakan dalam penelitian ini. 4. Bab IV membahas metode penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. 5. Bab V menyajikan hasil eksperimen RBC disertai hasil analisa data dan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh. 6. Bab VI merupakan penutup, berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan. 3