9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang digunakan untuk
menyampaian pesan melalui media massa (media cetak dan elektronik)
kepada yang tidak terbatas oleh geografis.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa. Pengertian media massa disini secara garis besar dapat dibagi ke dalam
dua kelompok yaitu : media massa cetak dan media massa elektronika. Media
massa cetak diantara lain meliputi surat kabar, majalah, dan bulletin.
Sedangkan, media massa elektronika mencangkup media audio (suara) seperti
radio, dan media visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film.1
Komunikasi massa hanya merupakan salah satu proses komunikasi
yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya
ditentukan oleh cirri khas intitusionalnya.2
1
Sasa djuarsa sendjaja, pengantar komunikasi, Universitas terbuka, Jakarta, 2005, hal 74
2
McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987, hal 7
9
10
Dari definisi-definisi komunikasi massa tersebut, jalaluddin rakhmat
merangkumnya menjadi: komunikasi masa diartikan sebagai jenis komunikasi
yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, dan anonim
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima
serentak dan sesaat.3
2.1.2
Fungsi Komunikasi massa
Menurut Effendy (2003) mengemukakan fungsi komunikasi massa
secara umum adalah4 :
1.
Fungsi Informasi
Fungsi informasi diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca, pendengar,atau pemirsa. Berbagai
informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan
sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan
selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.
Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat
bekerja, melainkan dari media.
2.
Fungsi Pendidikan
3
Siti Karlinah, Betty Soemirat dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa, Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, Jakarta, 2004, hal 16
4
Ardianto Elvinaro dkk, Komunikasi massa, Simbiosa Rekatama Media, Hal. 18
11
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya.
Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya
mendidik. Salah satu cara mendidik yaang dilakukan media massa
adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku
kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui
drama, cerita, diskusi dan artikel. Contohnya: dalam televisi swasta
ada acara pendidikan bagi ibu dan balita yang dipandu oleh orangorang yang berkompeten dalam bidang-bidang yang ada kaitannya
dengan pendidikan anak-anak.
3.
Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat
pada tajuk/editorial, features,iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak
dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun
surat kabar. Contoh lain, misalnya dalam media cetak surat kabar,
fungsi mempengaruhi dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom
khusus, iklan atau artikel yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat
terlihat sebagai suatu artikel yang isinya mempromosikan
produk.
suatu
12
Menurut DeVito (1996) menyebutkan fungsi komunikasi massa secara
khusus :
1. Fungsi Meyakinkan
Media dengan semua sumber daya dan kekuatan yang ada, tidak
terkecuali, lebih sering mengukuhkan atau membuat kepercayaan,
sikap, nilai dan opini khalayak menjadi kuat. Sebagai contoh, orang
yang religius akann tertarik mendengarkan pesan-pesan yang sesuai
dengan keyakinan mereka dan aka lebih kuat dalam meyakini
kepercayaannya.
2. Fungsi Menganugerahkan Status
Fungsi
menggerakan
disebarluaskan
status
melaporkan
terjadi
kegiatan
apabila
berita
yang
individu-individu
tertentusehingga prestise mereka meningkat.
3. Fungsi Membius
Fungsi bius berarti media menyajikan informasi tentang sesuatu,
penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai
akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan pasif,
seakan-akan berada dalam pengaruhnarkotik.
13
4. Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan
Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita
semua adalah kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi
anggota suatu kelompok. Sebagai contoh, seseorang yang sedang
sendirian yang sedang menonton televisi membuat orang tersebut
merasa menjadi anggota keluarga, karena merasa terhibur dan menyatu
dengan acara tersebut.
5. Fungsi Privatisasi
Privatisasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik
diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya
sendiri.
2.2
Media Massa
2.2.1
Pengertian Media Massa
Media massa khusus digunakan untuk menyalurkan komunikasi
massa. Is tilah media massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass media.
Mass media ini adalah singkatandari mass media communication atau media
of mass communication. Sebabnya disebut mass media ialah karena adanya
mass character yang melekat atau dimiliki oleh media itu.5
5
Sunarjo dan Djoenaesih,Himpunan Istilah Komunikasi: edisi kedua, Liberty, Yogyakarta, 1983, hal
70-71
14
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditunjukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dari anonim melewati media
cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat.
Media massa juga dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio,
dan televisi.6
2.2.2
Jenis-jenis Media Massa
Media massa sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu, media massa cetak
dan media massa elektronik. Media cetak yang memenuhi kriteria sebagai
media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik
yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan media
on-line(internet).
Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan
dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat
kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Joham Gutenberg di
Jerman. Sedangkan di ndonesia, keberadaan surat kabar ditandai dengan
6
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi: edisi revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007,
halaman 126
15
perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan Belanda,
penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, serta
zaman orde lama dan serta orde baru.
Surat kabar dapat dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari
ruang lingkupnya, maka kategorisasinya adalah surat kabar lokal, regional,
dan nasional. Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar biasa dan
tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar
berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Daerah.
a.
Majalah
Edisi pertama majalah diluncurkan di Amerika pada pertengahan
1930-an, memperoleh
kesuksesan besar.
Majalah telah membuat
segmentasi pasar tersendiri dan membuat fenomena baru dalam dunia
media massa cetak di Amerika. Sedangkan di Indonesia, keberadaan
majalah sebagai media massa dimulai menjelang dan pada awal
kemerdekaan Indonesia.
Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju.
Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi
pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau
untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran
pembacanya kalangan profesi tertentu, seperti pelaku bisnis, atau pembaca
16
dengan hobi tertentu, seperti bertani, berternak, dan memasak. Majalahmajalah yang terbit dapat dikategorikan sebagai berikut: majalah berta,
majalah keluarga, majalah wanita dan lain-lain.
b. Radio
Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes.
Keunggulan radio adalah berada dimana saja, ditempat tidur, di dapur, di
dalam mobil, di kantor, di jalanan, di pantai dan berbagai tempat lainnya.
Radio memiliki kemampuan menjual bagi iklan yang di produknya
dirancang khusus untuk khalayak tertentu.
c. Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia. Kegiatan penyiaran melalui media
televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan
dengnan dilangsungkannya pembukaan pesta olah raga se-Asia IV atau
Asean Games di Senayan.
d. Film
Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi
massa visiual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton
17
film di bioskop. Film televisi dan film video laser setiap minggunya. Film
lebih dahulu menjadi hiburan dibandingradio siaran dan televisi.
e. Komputer dan internet
Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari
ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi
awalnya adalah sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah
daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah
berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif,
sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah
tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan
komunikasi yang tak dapat diabaikan.
2.2.3
Karateristik Media Massa
Karakteristik media massa adalah sebagai berikut.7
a. Publisitas
Media massa diperuntukan bagi masyarakat umum. Tidak ada batasan
siapa yang boleh atau harus membaca, menonton, atau mendengarkan dan
siapa yang tidak boleh membaca, menonton atau mendengarkan.
7
Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik pendekatan dan teori dan praktik, Logos Wacana Ilmu, Bandung,
1999, halaman 80
18
b. Universalitas
Media massa bersifat umum dalam menyampaikan suatu materi pada
khalayaknya.
c. Aktualitas
Media massa harus mampu menyampaikan berita secara cepat kepada
khalayak.
2.2.4
Fungsi Media Massa
Fungsi dari media massa adalah sebagai berikut.
1.
Fungsi memberikan informasi (to inform).
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa
adalah penyebar informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa
yang bersaangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak
sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang
segala sesuatu yang terjadi.
2.
Fungsi memberikan pendidikan atau membimbing (to educated).
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak.
Oleh karena itu, media massa banyak menyajikan hal-hal yang
sifatnya mendidik. Selain itu cara mendidik yang dilakukan media
19
massa adalah melalui pengajaran nilai-nilai, opini serta aturan-aturan
yang dianggap benar kepada pemirsa atau pembaca. Artinya sebagian
dari fungsi pendidikan media massa diarahkan untuk membuat
khalayak tersosialisasi
3.
Fungsi menghibur (to entertain).
Fungsi menghibur dari media massa bertujuan untuk
mengurangi ketegangan pikiran khalayak dikarenakan membaca
berita-berita berat atau melihat tayangan dari televisi yang mempunyai
bobot ilmiah.
4.
Fungsi mempengaruhi khalayak (to influence).
Fungsi mempengaruhi khalayak dar media massa sangat
pentingartinya, karena hal tersebut menyebabkan media massa
memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
Fungsi mempengaruhi dari madia massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, features, iklan-iklan, artikel-artikel dan sebagainya.
20
2.3
Film sebagai saluran media massa
2.3.1
Pengertian Film
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu sejenis plastik yang
dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut
selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan
digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan media
digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi
perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat
berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang
terakhir media digital (pita, cakram, memori chip).
Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya
sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan
dengan
perkembangan
media
penyimpanan
dalam
bidang
sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat
diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah
semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap
pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari
media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil
21
akhir karya sinematografi dapat disimpan pada media selluloid, analog
maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan
ini telah mengubah
pergertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu
pada bentuk karya seni audio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai
suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual
(gambar) sebagai medianya.
Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebar
hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajika cerita,
peristiwa,musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat
umum.8
Film sebagai media komunikasi massa pandang dengar mempunyai
peranan
penting
didalam
memantapkan
ketahanan
nasional,
karena
merupakan salah satu sarana yang efektif dalam mengorbankan semangat
pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan,
mempertebal kepribadian dan kecerdasan bangsa serta meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Sedangkan sebagai karya cipta seni budaya, film
merupakan sarana di dalam mengembangkan dan memantapkan budaya
bangsa.
8
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987 hal 13
22
Film sebagai sarana baru digunakan untuk menghibur, memberikan
informasi serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian
teknis lainnya kepada masyarakat umum.9
2.3.2
Karakteristik Film
Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah10 :
1. Layar yang luas/lebar
Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan
media film adalah layarnya yang ukurannya luas. Layar film yang luas
telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat adeganadegan yang disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan
teknologi,layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga
dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan
tidak berjarak.
2. Pengambilan gambar
Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau
shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme
long shot, dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan
9
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987, hal. 3
10
Ibid, Hal 136.
23
menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan
suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik.
3. Konsentrasi penuh
Ketika kita menonton bioskop, kita semua terbebas dari gangguan
hiruk pikuk suara diluar karena biasanya ruangan kedap suara. Semua
mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran dan perasaan kita
tertuju pada alur cerita.
4. Identifikasi Psikologis
Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara
tidak sadar kita menyamakan (mengidektifikasikan) pribadi kita
dengan salah seorang pemeran film itu, sehingga seolah-olah kita lah
yang sedang berperan. Gejala tersebut menurut ilmu jiwa sosial disebut
sebagai identifikasi psikologis.
2.3.3
Fungsi Film
Fungsi film adalah sebagai salah satu nilai yang dapat memuaskan
kebutuhan kita sebagai manusia. Khususnya sebagai pemenuhan kebutuhan
psikologi dan spiritual dalam kehidupan. Kumpulan gambar yang artistik dan
bercerita sering menghibur melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh film.
24
Beda fisik teater dan film adalah bahwa pertunjukkan teater itu hidup,
life, dan film adalah citra, image. Tapi beda yang paling mendasar adalah
bahwa pertunjukkan teater mengutamakan informasinya pada dialog pemain,
sedangkan film pada informasi visual.11
Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie (semula
pelesetan untuk „berpindah gambar‟). Film secara kolektif, sering disebut
„sinema‟. Gambar hidup adalah seni, popular dari hiburan.
1. Sebagai alat penerang
Dalam film segala informasi dapat disampaikan secara audio visual
sehingga mudah di mengerti.
2. Sebagai alat pendidikan
Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik,
tauladan
didalam
masyarakat
dan
memperlihatkan
perbuatan-
perbuatan yang baik.
3. Sebagai alat hiburan
Dalam mensejahterahkan rohani manusia karena disini kepuasan batin
untuk melihat secara visual.
11
Biran, misbach yusa, teknik menulis scenario film cerita, Pustaka Jaya, Jakarta, 2007 hal 45
25
2.3.4
Jenis-jenis Film
Jenis-jenis film yang biasa diproduksi adalah:12
1. Film Dokumenter (Documentary Film)
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya
Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang
dibuat sekitar tahun 1890-an. Film dokumenter menyajikan realita melalui
berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan.
Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan
penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau
kelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal
senyata mungkin.
Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film
documenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama,
menjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetika, agar gambar dan cerita
menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan
hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam
dokudrama, realita tetap menjadi pegangan.
2. Film Cerita Pendek (short Film)
12
Heru Effendy, mari Membuat Film: panduan Menjadi Produser, Yogyakarta, 2005, hal. 11-14
26
Durasi film cerita pendek biasanya dibawah 60 menit. Di banyak negara
seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia,
film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan
bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film
cerita panjang.
Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau
orang/sekelompok yang dunia film dan ingin berlatih membuat film
dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan
diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok
ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
3. Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit.
Film yang di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa
film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih dari 120
menit, bahkan film-film di india rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
2.3.5
Drama
Drama adalah sebuah format secara yang diproduksi dan ciptakan
dengan proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang
direkayasa dan dapat diulanh. Format yang digunakan merupakan intepretasi
kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtunan cerita dalam
27
sejumlah adegan. Adegan- adegan tersebut menggabungkan antara realitas
kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya.13
2.4
Makna
Menurut
Kincaid
dan
Schramm
yang
dikutip
oleh
Sobur
mengemukakan bahwa makna kadang-kadang berupa satu jalinan asosiasi,
pikiran yang berkaitan serta perasaan yang melengkapi konsep yang
diterapkan. Dengan begitu, jelas bahwa kata „kaya” hanya berarti bila ada kata
“miskin” dan kata “besar” hanya berarti bila ada kata “kecil”. Sebagai contoh,
sebuah objek dikatakan relatif besar bila dibandingkan dengan objek lain.
Seekor anak kucing disebut “besar” hanya bila dibandingkan dengan jangkrik
atau kodok namun disebut “kecil” bila pembandingnya seekor harimau
dewasa. Makna tidak terjadi begitu saja, membuat bermakna merupakan suatu
aktivitas yang memakan waktu. Yang Paul Willis sebut aktivitas simbolik
yang dibutuhkan. Seperti yang diungkapkan oleh Lull, simbol-simbol
memiliki arti yang lain, bagi orang lain, bahkan dapat mempunyai arti yang
berbeda-beda bagi orang yang sama. Pada waktu yang berbeda-beda atau
keadaan yang berbeda sebuah teks dapat diinterpretasikan oleh orang yang
sama secara berbeda.
13
Anton Mabruri Kn, Managemen Produksi, Managemen Produksi Program Acara Televisi; Format
Acara Televisi Non Drama, Neas. Sport, Mind 8 Publishing House, 2010, Hal: 32
28
Upaya memahami makna sesungguhnya merupakan salah satu
masalah filsafat yang tertua dalam umur manusia. Konsep makna telah
menarik perhatian disiplin komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, dan
linguistik. Itu sebabnya beberapa pakar komunikasi sering menyebut kata
makna ketika mereka merumuskan definisi komunikasi. Stewart L. Tubbs dan
Sylvia Moss misalnya, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses
pembentukan makna diantara dua atau lebih. Sedangkan Judy C. Pearson dan
Paul E. Nelson mengatakan komunikasi adalah proses memahami dalam
berbagai makna.
Istilah makna (meaning) memang merupakan kata dan istilah yang
membingungkan. Dalam bukunya The meaning of meaning, Odgen dan
Richards, telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna.
Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah, sebab bentuk ini mempunyai
konsep dalam bidang linguistic. Dalam penjelasan Umberto Eco, makna dari
sebuah wahana tanda (sign-vechicle) adalah satuan struktural yang
diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang lainnya, dengan begitu secara
sistematik mempertunjukan pula ketidaktergantungannya pada wahana tanda
yang sebelumnya.
Sehubungan dengan usaha menjelaskan makna filsuf dan linguis
mencoba menjelaskan dalam tiga hal, yakni :
29
A.
Menjelaskan kata secara ilmiah
B.
Mendeskripsikan kalimat secara ilmiah
C.
Menjelaskan makna dalam proses komunikasi
Dalam kaitan ini Kompson berpendapat untuk menjelaskan istilah
makna harus d ilihat dari segi kata, kalimat dan apa yang dibutuhkan
pembicara untuk berkomunikasi.
Ada beberaapa pandangan yang menjelaskan ihwal teori atau konsep
makna. Model Prose‟s makna Wendell Hohnsons menawarkan sejumlah
implikasi bagi komunikasi antar manusia.
A.
Makna ada dalam diri manusia
Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. Kita
menggunakan
kata-kata
yang
mendekati
makna
yang
ingin
kita
komunikasikan. Tetapi kata-kata ini tidak secara sempurna dan lengkap
menggambarkan makna yang kita maksudkan. Demikian pula, makna yang
didapat pendengar dari pesan-pesan kita akan sangat berbeda dengan makna
yang ingin kita komunikasikan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan
untuk mereproduksi ini hanyalah sebuah proses parsial dan selalu bisa salah.
30
B.
Makna berubah
Kata-kata relative statis. Banyak dari kata-kata yang kita gunakan dua
ratus atau tiga ratus tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini terus
berubah, dan ini khususnya terjadi pada dimensi emosional dari makna.
Bandingkanlah, misalnya makna kata-kata berikut bertahun-tahun yang lalu
dan sekarang, hubungan di luar nikah, obat, agama, hiburan, dan perkawinan.
C.
Makna membutuhkan acuan
Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata,
komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia
atau lingkungan eksternal. Obsesi seseorang paranoid yang selalu merasa
diawasi dan teraniaya merupakan contoh makan yang tidak mempunyai
acuan yang memadai.
D.
Penyingkatan yang berlebihan akan mengubah makna
Berkaitan erat dengan gagasan bahwa makna membutuhkan acuan
adalah masalah komunikasi yang timbul akibat penyingkatan berlebihan
tanpa mengaitkannya dengan acuan yang konkret dan dapat diamati. Bila kita
berbicara tentang cinta, persahabatan, kebahagiaan, kebaikan, kejahatan, dan
konsep-konsep yang lain yang serupa tanpa mengaitkan dengan sesuatu yang
spesifik, kita tidak akan bisa terbagi makna dengan lawan bicara.
Mengatakan kepada seseorang anak yang “manis” dengan mempunyai
31
banyak makna. Peningkatan perlu dikaitkan dengan objek, kejadian, dan
perilaku, dalam dunia nyata.
E.
Makna tidak terbatas jumlahnya
Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas tetapi
maknanya tidak terbatas. Karena itu, kebanyakan kata mempunyai banyak
makna, Ini bisa menimbulkan masalah bila sebuah kata diartikan secara
berbeda oleh dua orang berkomunikasi. Bila ada keraguan, sebaiknya
bertanya dan bukan membuat asumsi, ketidaksepakatan akan hilang bila
makna yang diberikan masing-masing pihak diketahui.
F.
Makna dikomunikasikan hanya sebagian
Makna yang kita peroleh dari suatu kejadian (event) bersifat
multiaspek dan sangat kompleks, tetapi hanya sebagian saja dari maknamakni ini yang benar-benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut
tetap tinggal dalam bentuk kata. Karenanya, pemahaman yang sebenarnya
atau pertukaran makna secara sempurna, barangkali merupakan tujuan ideal
yang ingin kita capai tetapi tidak pernah tercapai.
32
2.5
Romantisme
2.5.1 Pengertian Romantisme
Romantisme pada umunya dipahami sebagai suasana yang penuh
kemesraan. Dalam hubungan anatara dua insane yang berlainan jenis, maka
romantis berarti hubungan keterpaduan emosional dengan hati sang kekasih
yang diwujudkan dengan berbagai ekspresi. Romantisme bisa diwujudkan
dengan berbagai ekspresi. Romatisme bisa diwujudkan dalam kerinduan yang
amat sangat, sanjungan-sanjungan, sikap yang sangat memprihatinkan,
belaian mesra, ciuman, perhatian dan bahkan ada yang sampai melakukan
hubungan laksana suami istri.
Remaja biasanya bangga jika pacarannya bisa mencapai romantisme.
Bahkan mereka biasanya mengecam temannya yang tidak bisa romantic
dalam berpacaran, seakan-akan juka pacaran tidak romantic itu kuno dan
ketinggalan zaman. Karena pandangan ini, para remaja berusaha semaksimal
mungkin mencapai romantic mendalam dalam pacaran, sampai-sampai
banyak terjadi hamil diluar nikah dan aborsi.14
14
Ust,Jefri Al-Buckhori, Sekuntum Mawar Untuk Remaja: Pesan Islam Untuk Pergaulan Remaja,
Jakarta : Al-Mawardi, 2010, Hal 10
33
2.5.2
Macam-macam Romantis
Macam-macam Romantisme bisa diwujudkan dalam beberapa hal :

Kerinduan
Suatu perasaan hati & tak bisa di capai atau di jangkau dalam waktu yg
singkat. Tanpa kerinduan, hidup kita terasa hampa tiada arti, tetapi dengan
adanya kerinduan di hati kita, hidup ini akan menjadi indah.

Sanjungan
Sanjungan adalah menyatakan sesuatu yang positif tentang seseorang, dengan
tulus dan sejujurnya. Sanjungan itu adalah sesuatu ucapan yang membuat
orang yang mendengarnya merasa tersanjung, sehingga dapat juga
memberikan motivasi kepada orang yang di sanjung.

Belaian Mesra
Belaian Mesra merupakan belaian kasih sayang yang terjadi pada setiap
pasangan. Belaian tersebut bisa membangkitkan rsa romantic dalam
berpasangan.

Ciuman
Ciuman merupakan perwujudan ekspresi kasih sayang yang kuat. Bila ia
mencium pada bagian wajah dengan tatapan yang dalam, itu berarti ia sangat
mencintai.
34

Perhatian
Perhatian adalah sebuah kata – kata yang biasa bila cuman didengarkan, tetapi
perhatian akan terasa sangat berharga bila kita sedang mengalami banyak
masalah. Dengan suatu perhatian seseorang bisa memberikan suatu suport
yang sangat berarti bagi orang diperhatikan

Hubungan Laksana Suami Istri
Hubungan Laksana Suami Istri seperti halnya hubungan intim yang terjadi
pada sepasang yang sudah bersuami istri.
Selain itu macam bentuk yang bisa disebut romantisme adalah saat
mengharapkan pasangan memberikan cindera mata, oleh-oleh usai berpergian,
berbagai perhatian dan kasih sayang mengumbar bujuk rayu.15
2.6
Pemaknaan Di Dalam Komunikasi
Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia. Bisa dikatakan bila
dalam suatu tempat terdapat dua, tiga, empat manusia, lima atau lebih, hamper
dapat dipastikan terjadi komunikasi manusia walaupun biasa, kadang terdapat
komunikasi diantara sesama mereka. Komunikasi didefinisikan sebagai dengan
15
Abu Umar Basyir, Sutra Romantika : Yogyakarta, 2008, Hal 127
35
apa yang telah terjadi bila makna telah diberikan kepada suatu perilaku
manusia.16
Bila
seseorang
memperhatikan
perilaku
kita
dan
kemudian
memberikan makna dapat dikatakan komunikasi telah terjadi, terlepas dari
apakah kita menyadari perilaku kita secara disengaja atau tidak didalam proses
komunikasi tersebut. Raymond S. Ross mendefinisikan bahwa: “Komunikasi
adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol
sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau
respon dari pikirannya yang serupa dengan apa yang dimaksudkan oleh
pembicara”.17
Komunikasi ialah proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan
pemilahan bersama lambing secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu
orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon
yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.18
16
Deddy Mulyana dan jalaludin Rahmat. 2005, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Remaja
Rosdakarya. Halaman 13
17
Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Halaman
68
18
Suranto Aw. Loc cit. Halaman 3
36
2.6
Pengertian Semiotika
Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh
yang semakin luas dan kuat dalam berbagai bidang. Semiotika mempunyai
pengaruh pada bidang seni rupa, seni tari, senui film, desain produk,
arsitektur, desain komunikasi visual, antropologi, sosiologi, politik, kajian
keagamaan, media studies dan culture studies.
Secara etimologis, kata istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani:
semeion semeion yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsiran
tanda”. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika,
retorika, dan poetika. “Tanda” bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada
adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api.
Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu
yang mempelajari sederajat luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda. Karena pada dasarnya, analisis semiotika bersifat
paradigmatic dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal
yang tersembunyi di balik sebuah teks19.
Menurut Charles Sanders Pierce, mendefinisikan semiotika sebagai “a
relation ship among sign, an object, and a meaning” (suatu hubungan
diantara tanda, objek dan makna). Penalaran manusia senantiasa dilakukan
19
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Jakarta; Mitra Wacana Media, 2011, hal. 5
37
lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda20. Sedangkan
menurut Ferdinand de Saussure, mendefinisikan semiotika merupakan tanda
sebagai kesatuan dari dua bidang yang tak dipisahkan. Artinya, sebuah tanda
mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita (signifer), bidang
penanda atau bentuk dan aspek lainnya (signified) bidang petanda atau konsep
atau makna21.
Menurut Preminger mendefinisikan mengenai semiotik, “Semiotika
adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial
atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu
mempelajari
sistem-sistem,
aturan-aturan
konvensi-konvensi
yang
memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti22.”
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, berfungsinya
makna dan produksi makna23. Menurut Umberto Eco, ada dua jenis semiotika,
diantaranya semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika
komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu
diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu
pengirim, penerima, kode atau sistem tanda, pesan, saluran komunikasi dan
20
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 16
21
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta; Jalasutra, 2008, hal. 13
22
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 96
23
Ibid hal. 12
38
acuan
yang
dibicarakan,
sedangkan
semiotika
signifikasi
tidak
mempersoalkan adanya tujuan berkomunikasi24.
Analisis semiotik adalah melacak makna-makna yang diangkut dengan
teks yang berupa lambang-lambang (sign). Dengan kata lain, pemaknaan
terhadap lambang-lambang dalam tekslah yang menjadi pusat perhatian
analisis semiotika.25
Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal. Setiap tanda atau
sinyal yang dapat diterima oleh seluruh panca indra kita, maka tanda-tanda
tersebut pada akhirnya membentuk system kode yang secara sistematis
menghasilkan suatu informasi/makna pesan secara tertulis disetiap kegiatan
dan perilaku manusia.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari
jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things)26.
24
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Jakarta; Mitra Wacana Media, 2011, hal. 6
25
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT. LKIS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007 hal. 156
26
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 15
39
Semiotika Charles Sanders Pierce
Peirce adalah tokoh semiotik yang berlatar belakang pendidikan
filsafat dan menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika. Bagi Peirce yang
ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda.
Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pemikirannya,
logika sama dengan semiotik, dan semiotik dapat diterapkan pada segala
macam tanda.27
Teori dari Peirce seringkali disebut sebagai “grand theory” dalam
semiotika.28 Ini lebih disebabkan karena gagasan Peirce bersfat menyeluruh,
diskripsi
struktural
dari
semua
sistem
panandaan.
Peirce
ingin
mengindentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali
semua kompenen dalam struktur tunggal.
Dalam pemahaman semiotic menurut Pierce bahwa tanda terdiri dari :
The Representement – bentuk yang diambil oleh tanda (tidak selalu berupa
material) atau sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batasbatas tertentu. Tanda akan selalu mengacu ke sesuatu yang lain yang disebut
Object atau Denotatum (benda yang mengacu kepada tanda tersebut).
27
Arthur Asa Berger, Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Terjemahan M. Dwi Marianto
dan Sunarto, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2000, Hal 11-12.
28
Sobur, Alex . 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika dan Analisis Framing. Remadja Karya, Bandung. Hal.97
40
Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Tanda baru dapat berfungsi
bila diinterpresentasikan dalam bentuk penerima tanda melalui Interpretant.
Jadi interpretant ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima
tanda, singkatnya makna dari tanda itu. Artinya, tanda baru dapat berfungsi
sebagai tanda apabila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground,
yaitu pengetahuan tentang sistem dalam suatu masyarakat. Hubungan ketiga
unsur yang dikemukakan Pierce terkenal dengan segitiga semiotika.29
Menurut Pierce, semiotika itu dari tiga elemen utama. Teori dari
Pierce disebut teori segitiga makna atau Triangle meaning.30 Diantaranya :
a. Tanda
Adalah sesuatu berbentuk fisik yang ditangkap oleh pasca indra manusia
dan merupakan sesuatu yang hal lain di luar tanda itu sendiri.
b. Objek (acuan tanda)
Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu
dirujuk tanda.
29
30
Umberto Eco. A Theory Of Semiotica. Indiana University Prees. Bloomington. 1979. Hal 59
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public
Relations, Adevetising, Komunikasi Oragnisasi Pemasaran, Jakarta; Kencana, 2008, hal. 265
41
c. Interpretant
Adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam
benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Gambar 2.1
Benda yang dirujuk
Simbol Refrensi atau pemikiran
Gambar : Segitiga Semantik Ogden dan Richard.31
Yang dikupas dari teori segitiga adalah bagaimana makna dari sebuah
tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi32. Analisis
ini bersifat tanda subjektif. Periset seolah-olah ia memahami pemikiran subjek
yang dirisetnya. Tentu saja periset harus menyertakan konteks sosial budaya,
31
Stephen W. Littlejhon, Teori Komunikasi Theories of Human Communication, Jakarta; Salemba
Humanika, 2008, hal. 55
32
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public
Relations, Adevetising, Komunikasi Oragnisasi Pemasaran, Jakarta; Kencana, 2008, hal. 265
42
teori-teori, konsep-konsep dan data-data untuk menjelaskan analisis dan
interpretasinya33.
Menurut Piere, tanda “is something which stands to somebody for
something in some respect or capaty”34. Artinya tanda adalah sesuatu yang
bagi seseorang mewakili sesuatu lain dalam beberapa hal atau kapasitas.
Tipologi tanda versi Charles Sander Peirce35, yaitu :
1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga tanda itu
mudah
dikenali
oleh
pemakainya.
Didalam
ikon
hubungan
antara
representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa
kualitas.
2. Indeks adalah tanda yang memiliki ketertarikan fenomenal atau eksistensial
di antara tanda dengan sekuensial atau kausal.
3. Symbol adalah jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensional sesuai
kesepakatan sosial atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat.
33
Ibid, hal. 267
34
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 41
35
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011, hal 14
43
Tabel 2.1 jenis tanda dan cara kerjanya36
Jenis Tanda
Ditandai dengan
Contoh
Proses
Ikon
Persamaan atau kemiripan
Gambar, foto
Dilihat
Indeks
Keterkaitan
Asap---api
Diperkirakan
Simbol
Kesepakatan
Kata-kata
Dipelajari
36
Ibid
Download