9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang digunakan untuk menyampaian pesan melalui media massa (media cetak dan elektronik) kepada yang tidak terbatas oleh geografis. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Pengertian media massa disini secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu : media massa cetak dan media massa elektronika. Media massa cetak diantara lain meliputi surat kabar, majalah, dan bulletin. Sedangkan, media massa elektronika mencangkup media audio (suara) seperti radio, dan media visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film.1 Komunikasi massa hanya merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh cirri khas intitusionalnya.2 1 Sasa djuarsa sendjaja, pengantar komunikasi, Universitas terbuka, Jakarta, 2005, hal 74 2 McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987, hal 7 9 10 Dari definisi-definisi komunikasi massa tersebut, jalaluddin rakhmat merangkumnya menjadi: komunikasi masa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima serentak dan sesaat.3 2.1.2 Fungsi Komunikasi massa Menurut Effendy (2003) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah4 : 1. Fungsi Informasi Fungsi informasi diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar,atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. 2. Fungsi Pendidikan 3 Siti Karlinah, Betty Soemirat dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal 16 4 Ardianto Elvinaro dkk, Komunikasi massa, Simbiosa Rekatama Media, Hal. 18 11 Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya. Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yaang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. Contohnya: dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu dan balita yang dipandu oleh orangorang yang berkompeten dalam bidang-bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak. 3. Fungsi Memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features,iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. Contoh lain, misalnya dalam media cetak surat kabar, fungsi mempengaruhi dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat terlihat sebagai suatu artikel yang isinya mempromosikan produk. suatu 12 Menurut DeVito (1996) menyebutkan fungsi komunikasi massa secara khusus : 1. Fungsi Meyakinkan Media dengan semua sumber daya dan kekuatan yang ada, tidak terkecuali, lebih sering mengukuhkan atau membuat kepercayaan, sikap, nilai dan opini khalayak menjadi kuat. Sebagai contoh, orang yang religius akann tertarik mendengarkan pesan-pesan yang sesuai dengan keyakinan mereka dan aka lebih kuat dalam meyakini kepercayaannya. 2. Fungsi Menganugerahkan Status Fungsi menggerakan disebarluaskan status melaporkan terjadi kegiatan apabila berita yang individu-individu tertentusehingga prestise mereka meningkat. 3. Fungsi Membius Fungsi bius berarti media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan pasif, seakan-akan berada dalam pengaruhnarkotik. 13 4. Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok. Sebagai contoh, seseorang yang sedang sendirian yang sedang menonton televisi membuat orang tersebut merasa menjadi anggota keluarga, karena merasa terhibur dan menyatu dengan acara tersebut. 5. Fungsi Privatisasi Privatisasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya sendiri. 2.2 Media Massa 2.2.1 Pengertian Media Massa Media massa khusus digunakan untuk menyalurkan komunikasi massa. Is tilah media massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass media. Mass media ini adalah singkatandari mass media communication atau media of mass communication. Sebabnya disebut mass media ialah karena adanya mass character yang melekat atau dimiliki oleh media itu.5 5 Sunarjo dan Djoenaesih,Himpunan Istilah Komunikasi: edisi kedua, Liberty, Yogyakarta, 1983, hal 70-71 14 Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dari anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Media massa juga dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.6 2.2.2 Jenis-jenis Media Massa Media massa sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu, media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan media on-line(internet). Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Joham Gutenberg di Jerman. Sedangkan di ndonesia, keberadaan surat kabar ditandai dengan 6 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi: edisi revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, halaman 126 15 perjalanan panjang melalui lima periode yakni masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, serta zaman orde lama dan serta orde baru. Surat kabar dapat dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari ruang lingkupnya, maka kategorisasinya adalah surat kabar lokal, regional, dan nasional. Ditinjau dari bentuknya, ada bentuk surat kabar biasa dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Daerah. a. Majalah Edisi pertama majalah diluncurkan di Amerika pada pertengahan 1930-an, memperoleh kesuksesan besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar tersendiri dan membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika. Sedangkan di Indonesia, keberadaan majalah sebagai media massa dimulai menjelang dan pada awal kemerdekaan Indonesia. Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya kalangan profesi tertentu, seperti pelaku bisnis, atau pembaca 16 dengan hobi tertentu, seperti bertani, berternak, dan memasak. Majalahmajalah yang terbit dapat dikategorikan sebagai berikut: majalah berta, majalah keluarga, majalah wanita dan lain-lain. b. Radio Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Keunggulan radio adalah berada dimana saja, ditempat tidur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalanan, di pantai dan berbagai tempat lainnya. Radio memiliki kemampuan menjual bagi iklan yang di produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu. c. Televisi Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengnan dilangsungkannya pembukaan pesta olah raga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. d. Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visiual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton 17 film di bioskop. Film televisi dan film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi hiburan dibandingradio siaran dan televisi. e. Komputer dan internet Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. 2.2.3 Karateristik Media Massa Karakteristik media massa adalah sebagai berikut.7 a. Publisitas Media massa diperuntukan bagi masyarakat umum. Tidak ada batasan siapa yang boleh atau harus membaca, menonton, atau mendengarkan dan siapa yang tidak boleh membaca, menonton atau mendengarkan. 7 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik pendekatan dan teori dan praktik, Logos Wacana Ilmu, Bandung, 1999, halaman 80 18 b. Universalitas Media massa bersifat umum dalam menyampaikan suatu materi pada khalayaknya. c. Aktualitas Media massa harus mampu menyampaikan berita secara cepat kepada khalayak. 2.2.4 Fungsi Media Massa Fungsi dari media massa adalah sebagai berikut. 1. Fungsi memberikan informasi (to inform). Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersaangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi. 2. Fungsi memberikan pendidikan atau membimbing (to educated). Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak. Oleh karena itu, media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Selain itu cara mendidik yang dilakukan media 19 massa adalah melalui pengajaran nilai-nilai, opini serta aturan-aturan yang dianggap benar kepada pemirsa atau pembaca. Artinya sebagian dari fungsi pendidikan media massa diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi 3. Fungsi menghibur (to entertain). Fungsi menghibur dari media massa bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak dikarenakan membaca berita-berita berat atau melihat tayangan dari televisi yang mempunyai bobot ilmiah. 4. Fungsi mempengaruhi khalayak (to influence). Fungsi mempengaruhi khalayak dar media massa sangat pentingartinya, karena hal tersebut menyebabkan media massa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari madia massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan-iklan, artikel-artikel dan sebagainya. 20 2.3 Film sebagai saluran media massa 2.3.1 Pengertian Film Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya. Sejalan dengan perkembangan media penyimpanan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil 21 akhir karya sinematografi dapat disimpan pada media selluloid, analog maupun digital. Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pergertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seni audio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebar hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajika cerita, peristiwa,musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.8 Film sebagai media komunikasi massa pandang dengar mempunyai peranan penting didalam memantapkan ketahanan nasional, karena merupakan salah satu sarana yang efektif dalam mengorbankan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan, mempertebal kepribadian dan kecerdasan bangsa serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sedangkan sebagai karya cipta seni budaya, film merupakan sarana di dalam mengembangkan dan memantapkan budaya bangsa. 8 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987 hal 13 22 Film sebagai sarana baru digunakan untuk menghibur, memberikan informasi serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.9 2.3.2 Karakteristik Film Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah10 : 1. Layar yang luas/lebar Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang ukurannya luas. Layar film yang luas telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat adeganadegan yang disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi,layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. 2. Pengambilan gambar Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot, dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan 9 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987, hal. 3 10 Ibid, Hal 136. 23 menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik. 3. Konsentrasi penuh Ketika kita menonton bioskop, kita semua terbebas dari gangguan hiruk pikuk suara diluar karena biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran dan perasaan kita tertuju pada alur cerita. 4. Identifikasi Psikologis Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak sadar kita menyamakan (mengidektifikasikan) pribadi kita dengan salah seorang pemeran film itu, sehingga seolah-olah kita lah yang sedang berperan. Gejala tersebut menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis. 2.3.3 Fungsi Film Fungsi film adalah sebagai salah satu nilai yang dapat memuaskan kebutuhan kita sebagai manusia. Khususnya sebagai pemenuhan kebutuhan psikologi dan spiritual dalam kehidupan. Kumpulan gambar yang artistik dan bercerita sering menghibur melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh film. 24 Beda fisik teater dan film adalah bahwa pertunjukkan teater itu hidup, life, dan film adalah citra, image. Tapi beda yang paling mendasar adalah bahwa pertunjukkan teater mengutamakan informasinya pada dialog pemain, sedangkan film pada informasi visual.11 Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie (semula pelesetan untuk „berpindah gambar‟). Film secara kolektif, sering disebut „sinema‟. Gambar hidup adalah seni, popular dari hiburan. 1. Sebagai alat penerang Dalam film segala informasi dapat disampaikan secara audio visual sehingga mudah di mengerti. 2. Sebagai alat pendidikan Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan didalam masyarakat dan memperlihatkan perbuatan- perbuatan yang baik. 3. Sebagai alat hiburan Dalam mensejahterahkan rohani manusia karena disini kepuasan batin untuk melihat secara visual. 11 Biran, misbach yusa, teknik menulis scenario film cerita, Pustaka Jaya, Jakarta, 2007 hal 45 25 2.3.4 Jenis-jenis Film Jenis-jenis film yang biasa diproduksi adalah:12 1. Film Dokumenter (Documentary Film) Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film documenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, menjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetika, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap menjadi pegangan. 2. Film Cerita Pendek (short Film) 12 Heru Effendy, mari Membuat Film: panduan Menjadi Produser, Yogyakarta, 2005, hal. 11-14 26 Durasi film cerita pendek biasanya dibawah 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/sekelompok yang dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi. 3. Film Cerita Panjang (Feature-Length Films) Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih dari 120 menit, bahkan film-film di india rata-rata berdurasi hingga 180 menit. 2.3.5 Drama Drama adalah sebuah format secara yang diproduksi dan ciptakan dengan proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dapat diulanh. Format yang digunakan merupakan intepretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtunan cerita dalam 27 sejumlah adegan. Adegan- adegan tersebut menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya.13 2.4 Makna Menurut Kincaid dan Schramm yang dikutip oleh Sobur mengemukakan bahwa makna kadang-kadang berupa satu jalinan asosiasi, pikiran yang berkaitan serta perasaan yang melengkapi konsep yang diterapkan. Dengan begitu, jelas bahwa kata „kaya” hanya berarti bila ada kata “miskin” dan kata “besar” hanya berarti bila ada kata “kecil”. Sebagai contoh, sebuah objek dikatakan relatif besar bila dibandingkan dengan objek lain. Seekor anak kucing disebut “besar” hanya bila dibandingkan dengan jangkrik atau kodok namun disebut “kecil” bila pembandingnya seekor harimau dewasa. Makna tidak terjadi begitu saja, membuat bermakna merupakan suatu aktivitas yang memakan waktu. Yang Paul Willis sebut aktivitas simbolik yang dibutuhkan. Seperti yang diungkapkan oleh Lull, simbol-simbol memiliki arti yang lain, bagi orang lain, bahkan dapat mempunyai arti yang berbeda-beda bagi orang yang sama. Pada waktu yang berbeda-beda atau keadaan yang berbeda sebuah teks dapat diinterpretasikan oleh orang yang sama secara berbeda. 13 Anton Mabruri Kn, Managemen Produksi, Managemen Produksi Program Acara Televisi; Format Acara Televisi Non Drama, Neas. Sport, Mind 8 Publishing House, 2010, Hal: 32 28 Upaya memahami makna sesungguhnya merupakan salah satu masalah filsafat yang tertua dalam umur manusia. Konsep makna telah menarik perhatian disiplin komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, dan linguistik. Itu sebabnya beberapa pakar komunikasi sering menyebut kata makna ketika mereka merumuskan definisi komunikasi. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss misalnya, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua atau lebih. Sedangkan Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengatakan komunikasi adalah proses memahami dalam berbagai makna. Istilah makna (meaning) memang merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The meaning of meaning, Odgen dan Richards, telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna. Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah, sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang linguistic. Dalam penjelasan Umberto Eco, makna dari sebuah wahana tanda (sign-vechicle) adalah satuan struktural yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang lainnya, dengan begitu secara sistematik mempertunjukan pula ketidaktergantungannya pada wahana tanda yang sebelumnya. Sehubungan dengan usaha menjelaskan makna filsuf dan linguis mencoba menjelaskan dalam tiga hal, yakni : 29 A. Menjelaskan kata secara ilmiah B. Mendeskripsikan kalimat secara ilmiah C. Menjelaskan makna dalam proses komunikasi Dalam kaitan ini Kompson berpendapat untuk menjelaskan istilah makna harus d ilihat dari segi kata, kalimat dan apa yang dibutuhkan pembicara untuk berkomunikasi. Ada beberaapa pandangan yang menjelaskan ihwal teori atau konsep makna. Model Prose‟s makna Wendell Hohnsons menawarkan sejumlah implikasi bagi komunikasi antar manusia. A. Makna ada dalam diri manusia Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata-kata yang mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata-kata ini tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Demikian pula, makna yang didapat pendengar dari pesan-pesan kita akan sangat berbeda dengan makna yang ingin kita komunikasikan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk mereproduksi ini hanyalah sebuah proses parsial dan selalu bisa salah. 30 B. Makna berubah Kata-kata relative statis. Banyak dari kata-kata yang kita gunakan dua ratus atau tiga ratus tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini terus berubah, dan ini khususnya terjadi pada dimensi emosional dari makna. Bandingkanlah, misalnya makna kata-kata berikut bertahun-tahun yang lalu dan sekarang, hubungan di luar nikah, obat, agama, hiburan, dan perkawinan. C. Makna membutuhkan acuan Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal. Obsesi seseorang paranoid yang selalu merasa diawasi dan teraniaya merupakan contoh makan yang tidak mempunyai acuan yang memadai. D. Penyingkatan yang berlebihan akan mengubah makna Berkaitan erat dengan gagasan bahwa makna membutuhkan acuan adalah masalah komunikasi yang timbul akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengaitkannya dengan acuan yang konkret dan dapat diamati. Bila kita berbicara tentang cinta, persahabatan, kebahagiaan, kebaikan, kejahatan, dan konsep-konsep yang lain yang serupa tanpa mengaitkan dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa terbagi makna dengan lawan bicara. Mengatakan kepada seseorang anak yang “manis” dengan mempunyai 31 banyak makna. Peningkatan perlu dikaitkan dengan objek, kejadian, dan perilaku, dalam dunia nyata. E. Makna tidak terbatas jumlahnya Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu, kebanyakan kata mempunyai banyak makna, Ini bisa menimbulkan masalah bila sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang berkomunikasi. Bila ada keraguan, sebaiknya bertanya dan bukan membuat asumsi, ketidaksepakatan akan hilang bila makna yang diberikan masing-masing pihak diketahui. F. Makna dikomunikasikan hanya sebagian Makna yang kita peroleh dari suatu kejadian (event) bersifat multiaspek dan sangat kompleks, tetapi hanya sebagian saja dari maknamakni ini yang benar-benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut tetap tinggal dalam bentuk kata. Karenanya, pemahaman yang sebenarnya atau pertukaran makna secara sempurna, barangkali merupakan tujuan ideal yang ingin kita capai tetapi tidak pernah tercapai. 32 2.5 Romantisme 2.5.1 Pengertian Romantisme Romantisme pada umunya dipahami sebagai suasana yang penuh kemesraan. Dalam hubungan anatara dua insane yang berlainan jenis, maka romantis berarti hubungan keterpaduan emosional dengan hati sang kekasih yang diwujudkan dengan berbagai ekspresi. Romantisme bisa diwujudkan dengan berbagai ekspresi. Romatisme bisa diwujudkan dalam kerinduan yang amat sangat, sanjungan-sanjungan, sikap yang sangat memprihatinkan, belaian mesra, ciuman, perhatian dan bahkan ada yang sampai melakukan hubungan laksana suami istri. Remaja biasanya bangga jika pacarannya bisa mencapai romantisme. Bahkan mereka biasanya mengecam temannya yang tidak bisa romantic dalam berpacaran, seakan-akan juka pacaran tidak romantic itu kuno dan ketinggalan zaman. Karena pandangan ini, para remaja berusaha semaksimal mungkin mencapai romantic mendalam dalam pacaran, sampai-sampai banyak terjadi hamil diluar nikah dan aborsi.14 14 Ust,Jefri Al-Buckhori, Sekuntum Mawar Untuk Remaja: Pesan Islam Untuk Pergaulan Remaja, Jakarta : Al-Mawardi, 2010, Hal 10 33 2.5.2 Macam-macam Romantis Macam-macam Romantisme bisa diwujudkan dalam beberapa hal : Kerinduan Suatu perasaan hati & tak bisa di capai atau di jangkau dalam waktu yg singkat. Tanpa kerinduan, hidup kita terasa hampa tiada arti, tetapi dengan adanya kerinduan di hati kita, hidup ini akan menjadi indah. Sanjungan Sanjungan adalah menyatakan sesuatu yang positif tentang seseorang, dengan tulus dan sejujurnya. Sanjungan itu adalah sesuatu ucapan yang membuat orang yang mendengarnya merasa tersanjung, sehingga dapat juga memberikan motivasi kepada orang yang di sanjung. Belaian Mesra Belaian Mesra merupakan belaian kasih sayang yang terjadi pada setiap pasangan. Belaian tersebut bisa membangkitkan rsa romantic dalam berpasangan. Ciuman Ciuman merupakan perwujudan ekspresi kasih sayang yang kuat. Bila ia mencium pada bagian wajah dengan tatapan yang dalam, itu berarti ia sangat mencintai. 34 Perhatian Perhatian adalah sebuah kata – kata yang biasa bila cuman didengarkan, tetapi perhatian akan terasa sangat berharga bila kita sedang mengalami banyak masalah. Dengan suatu perhatian seseorang bisa memberikan suatu suport yang sangat berarti bagi orang diperhatikan Hubungan Laksana Suami Istri Hubungan Laksana Suami Istri seperti halnya hubungan intim yang terjadi pada sepasang yang sudah bersuami istri. Selain itu macam bentuk yang bisa disebut romantisme adalah saat mengharapkan pasangan memberikan cindera mata, oleh-oleh usai berpergian, berbagai perhatian dan kasih sayang mengumbar bujuk rayu.15 2.6 Pemaknaan Di Dalam Komunikasi Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia. Bisa dikatakan bila dalam suatu tempat terdapat dua, tiga, empat manusia, lima atau lebih, hamper dapat dipastikan terjadi komunikasi manusia walaupun biasa, kadang terdapat komunikasi diantara sesama mereka. Komunikasi didefinisikan sebagai dengan 15 Abu Umar Basyir, Sutra Romantika : Yogyakarta, 2008, Hal 127 35 apa yang telah terjadi bila makna telah diberikan kepada suatu perilaku manusia.16 Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan kemudian memberikan makna dapat dikatakan komunikasi telah terjadi, terlepas dari apakah kita menyadari perilaku kita secara disengaja atau tidak didalam proses komunikasi tersebut. Raymond S. Ross mendefinisikan bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara”.17 Komunikasi ialah proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilahan bersama lambing secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.18 16 Deddy Mulyana dan jalaludin Rahmat. 2005, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Remaja Rosdakarya. Halaman 13 17 Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Halaman 68 18 Suranto Aw. Loc cit. Halaman 3 36 2.6 Pengertian Semiotika Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh yang semakin luas dan kuat dalam berbagai bidang. Semiotika mempunyai pengaruh pada bidang seni rupa, seni tari, senui film, desain produk, arsitektur, desain komunikasi visual, antropologi, sosiologi, politik, kajian keagamaan, media studies dan culture studies. Secara etimologis, kata istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani: semeion semeion yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsiran tanda”. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. “Tanda” bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederajat luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Karena pada dasarnya, analisis semiotika bersifat paradigmatic dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks19. Menurut Charles Sanders Pierce, mendefinisikan semiotika sebagai “a relation ship among sign, an object, and a meaning” (suatu hubungan diantara tanda, objek dan makna). Penalaran manusia senantiasa dilakukan 19 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Jakarta; Mitra Wacana Media, 2011, hal. 5 37 lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda20. Sedangkan menurut Ferdinand de Saussure, mendefinisikan semiotika merupakan tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang tak dipisahkan. Artinya, sebuah tanda mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita (signifer), bidang penanda atau bentuk dan aspek lainnya (signified) bidang petanda atau konsep atau makna21. Menurut Preminger mendefinisikan mengenai semiotik, “Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti22.” Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, berfungsinya makna dan produksi makna23. Menurut Umberto Eco, ada dua jenis semiotika, diantaranya semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima, kode atau sistem tanda, pesan, saluran komunikasi dan 20 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 16 21 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta; Jalasutra, 2008, hal. 13 22 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 96 23 Ibid hal. 12 38 acuan yang dibicarakan, sedangkan semiotika signifikasi tidak mempersoalkan adanya tujuan berkomunikasi24. Analisis semiotik adalah melacak makna-makna yang diangkut dengan teks yang berupa lambang-lambang (sign). Dengan kata lain, pemaknaan terhadap lambang-lambang dalam tekslah yang menjadi pusat perhatian analisis semiotika.25 Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal. Setiap tanda atau sinyal yang dapat diterima oleh seluruh panca indra kita, maka tanda-tanda tersebut pada akhirnya membentuk system kode yang secara sistematis menghasilkan suatu informasi/makna pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things)26. 24 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Jakarta; Mitra Wacana Media, 2011, hal. 6 25 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT. LKIS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007 hal. 156 26 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 15 39 Semiotika Charles Sanders Pierce Peirce adalah tokoh semiotik yang berlatar belakang pendidikan filsafat dan menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika. Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pemikirannya, logika sama dengan semiotik, dan semiotik dapat diterapkan pada segala macam tanda.27 Teori dari Peirce seringkali disebut sebagai “grand theory” dalam semiotika.28 Ini lebih disebabkan karena gagasan Peirce bersfat menyeluruh, diskripsi struktural dari semua sistem panandaan. Peirce ingin mengindentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua kompenen dalam struktur tunggal. Dalam pemahaman semiotic menurut Pierce bahwa tanda terdiri dari : The Representement – bentuk yang diambil oleh tanda (tidak selalu berupa material) atau sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batasbatas tertentu. Tanda akan selalu mengacu ke sesuatu yang lain yang disebut Object atau Denotatum (benda yang mengacu kepada tanda tersebut). 27 Arthur Asa Berger, Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Terjemahan M. Dwi Marianto dan Sunarto, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2000, Hal 11-12. 28 Sobur, Alex . 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing. Remadja Karya, Bandung. Hal.97 40 Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Tanda baru dapat berfungsi bila diinterpresentasikan dalam bentuk penerima tanda melalui Interpretant. Jadi interpretant ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda, singkatnya makna dari tanda itu. Artinya, tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda apabila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground, yaitu pengetahuan tentang sistem dalam suatu masyarakat. Hubungan ketiga unsur yang dikemukakan Pierce terkenal dengan segitiga semiotika.29 Menurut Pierce, semiotika itu dari tiga elemen utama. Teori dari Pierce disebut teori segitiga makna atau Triangle meaning.30 Diantaranya : a. Tanda Adalah sesuatu berbentuk fisik yang ditangkap oleh pasca indra manusia dan merupakan sesuatu yang hal lain di luar tanda itu sendiri. b. Objek (acuan tanda) Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu dirujuk tanda. 29 30 Umberto Eco. A Theory Of Semiotica. Indiana University Prees. Bloomington. 1979. Hal 59 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Adevetising, Komunikasi Oragnisasi Pemasaran, Jakarta; Kencana, 2008, hal. 265 41 c. Interpretant Adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Gambar 2.1 Benda yang dirujuk Simbol Refrensi atau pemikiran Gambar : Segitiga Semantik Ogden dan Richard.31 Yang dikupas dari teori segitiga adalah bagaimana makna dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi32. Analisis ini bersifat tanda subjektif. Periset seolah-olah ia memahami pemikiran subjek yang dirisetnya. Tentu saja periset harus menyertakan konteks sosial budaya, 31 Stephen W. Littlejhon, Teori Komunikasi Theories of Human Communication, Jakarta; Salemba Humanika, 2008, hal. 55 32 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktik Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Adevetising, Komunikasi Oragnisasi Pemasaran, Jakarta; Kencana, 2008, hal. 265 42 teori-teori, konsep-konsep dan data-data untuk menjelaskan analisis dan interpretasinya33. Menurut Piere, tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capaty”34. Artinya tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Tipologi tanda versi Charles Sander Peirce35, yaitu : 1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga tanda itu mudah dikenali oleh pemakainya. Didalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. 2. Indeks adalah tanda yang memiliki ketertarikan fenomenal atau eksistensial di antara tanda dengan sekuensial atau kausal. 3. Symbol adalah jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensional sesuai kesepakatan sosial atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. 33 Ibid, hal. 267 34 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 41 35 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011, hal 14 43 Tabel 2.1 jenis tanda dan cara kerjanya36 Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses Ikon Persamaan atau kemiripan Gambar, foto Dilihat Indeks Keterkaitan Asap---api Diperkirakan Simbol Kesepakatan Kata-kata Dipelajari 36 Ibid