BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Rokok dan efeknya terhadap hasil konsepsi Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nocotiana Eabacum, Nicotianarustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin.Tembakau atau produk yang mengandung tembakau adalah zat adiktif yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit seperti serangan jantung dan pembuluh darah, stroke penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, kanker mulut, impotensi, kelainan kehamilan dan janin. Zat adiktif adalah zat yang apabila dikonsumsi manusia akan menimbulkan adiksi atau ketagihan. Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan beresiko mengalami proses kelahiran bermasalah termasuk berat badan lahir rendah, lahir mati atau lahir cacat. (Dinkes Bogor, 2011) 1.1 Zat yang terkandung dalam rokok Zat yang terkandung didalam rokok biasanya zat-zat kimia yang bisa membatasi pertumbuhan janin.Zat-zat kimia tersebut mereduksi jumlah sel yang dihasilkan didalam tubuh dan otak janin, salah satunya yaitu zat nikotin yang terkandung didalam rokok membuat pembuluh-pembuluh darah menjadi mengkerut, sehingga mengurangi persediaan darah untuk plasenta yang berakibat terganggunya perubahan janin. Dalam darah perokok kadar karbonmonoksida lebih tinggi. Perempuan perokok yang hamil harus menghentikan kebiasaan 6 Universitas Sumatera Utara 7 merokoknya karena akan sangat merugikan kesehatan janin yang dikandung. Karbonmonoksida akan terkonsentrasi dalam darah janin. Karbondioksida akan meracuni dan mengurangi jumlah oksigen yang dibawa kedalam darah, semakin banyak jumlah karbonmooksida dalam darah janin,maka akan semakin rendah berat badan bayi saat lahir. Setiap batang rokok dinyalakan akan mengelurakan lebih 4000 zat kimia yang terkandung dalam rokok yang berdampak bahaya bagi kesehatan ataupun zat yang terkandung dalam rokok diantaranya aseton (bahan pembuat cat), naftalen (bahan kapur barus), arsen, tar (bahan karsinogen penyebab kanker), methanol (bahan bakar roket), phenol butane (bahan bakar korek api), polonium 201 (bahan radioaktif), ammonia (bahan pencuci lantai), nikotin dan karbon monoksida (Widiyarso, 2008) Aditama (2011) menyatakan rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia. Sekali satu batang rokok dibakar maka ia akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin, gas karbon monooksida, nitrogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, 4-ethylcatechol, ortocresol, parylene, dan lain-lain. Secara umum bahan-bahan kimia ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan komponen padat atau partikel, sedangkan komponen padat atau artikel dibagi menjadi nikotin dan tar adalah kumpulan dari ratusan atau bahkan ribuan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok setelah dikurangi nikotin dan tar. Tar ini mengandung bahan-bahan karsinogen (dapat menyebabkan kanker). Sedangkan nikotin adalah suatu bahan adiktif, bahan yang dapat Universitas Sumatera Utara 8 membuat orang menjadi ketagihan dan menimbulkan ketergantungan.Daun tembakau mengandung satu sampai tiga persen nikotin. Bila seseorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan sekaligus menghisap bahan-bahan kimia yang disebutkan diatas. Bila rokok dibakar, maka asapnya juga akan berterbangan disekitar siperokok. Asap yang berterbangan juga mengandung bahan yang berbahaya, dan bila asap itu di hisap oleh orang yang ada disekitar siperokok maka orang itu juga akan menghisap bahan kimia berbahaya kedirinya, walaupun ia sendiri tidak merokok. Asap yang dihisap si perokok adalah ”asap utama” dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar yang dihisap oleh orang disekitar perokok disebut “asap sampingan” (Aditama, 2011) Sangat penting diketahui dan perlu mendapat perhatian adalah kenyataan yang menunjukkan bahwa kadar bahan-bahan berbahaya ternyata lebih tinggi pada asap sampingan daripada asap utama. Kadar aseton pada asap sampingan adalah 2 sampai 5 kali lebih tinggi daripada asap utama, kadar benzene 10 kali lebih tinggi, kadar gas CO sekitar 2,5 sampai 4,7 kali lebih tinggi dan kadar nikotin pada asap sampingan adalah 1,8-3,3 kali lebih tinggi daripada kadar asap utama. Selanjutnya, kadar asam asetat adalah 1,9 sampai 3,9 kali lebih tinggi pada asap sampingan daripada asap utama, kadar hydrogen sianida 4,2 sampai 6,4 kali lebih tinggi, kadar toluene 6 sampai 8 kali lebih tinggi, kadar anilin 30 kali lebih tinggi, dan kadar nikel bisa sampai 3 kali lebih tinggi. Jadi, walaupun asap sampingan dikeluarkan dulu keudara bebas sebelum dihisap oleh perokok pasif, tetapi karena kadar bahan berbahayanya lebih tinggi daripada asap utama, maka Universitas Sumatera Utara 9 perokok pasif tetap menerima akibat buruk dari kebiasaan merokok orang disekitarnya (Aditama, 2011) 1.2 Perbedaan Jenis Rokok Rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok yaitu rokok berdasarkan bungkus rokok seperti klobot yang merupakan bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung yang berbungkus daun aren, sigaret pembungkusnya seperti kertas, cerutu bahan yang berbungkus daun tembakau. Sedangkan rokok yang berdasarkan bahan baku atau isi yaitu rokok putih dimana rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok kretek dimana bahan baku atau isinya seperti daun tembakau dan cengkeh dan rokok klembak yaitu bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan kemenyan (Sharon, 2007) 1.3 Jumlah Rokok yang Dihisap Bustan,M.N (2000) Menyatakan Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Perokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu : 1. Perokok Ringan disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari. 2. Perokok Sedang disebut perokok sedang jika menghisap 10 – 20 batang per hari. 3. Perokok Berat disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang per hari Universitas Sumatera Utara 10 Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan asap rokok maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang (satu bungkus) per hari akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok. Beberapa zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif (ditimbun), suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai kelihatan gejala yang ditimbulkan (Mangku s., 1997). 2. Kehamilan dan Perkembangan Fetus Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru tejadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang atrem (Guyton,1997 dalam Sukarni dkk 2013). Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sperma (Kushartanti, 2004 dalam Sukarni, 2013). Menurut (Sukarni, 2013) Selama 8 minggu pertama, terminologi embrio digunakan terhadap perkembangan organisme oleh karena pada masa ini ovum yang dibuahi (zigot) mengadakan pembelahan dan diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ yang hampir lengkap sehingga terbentuk struktur yang akan berkembang menjadi bentuk manusia. Proses perkembangan organ “dari tidak ada menjadi ada” ini (organogenesis) pada beberapa sistem organ, misalnya sistem sirkulasi, berlanjut terus sampai minggu ke-12, sehingga beberapa sumber mengklasifikasikan pertumbuhan masa embironal sampai dengan minggu ke-12 (trimester pertama kehamilan). Sedangkan minggu ke 12 sampai dengan sekitar minggu ke 40 (pada kehamilan normal/aterm) dimana organisme yang telah memiliki struktur lengkap tersebut melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan Universitas Sumatera Utara 11 yang pesat, sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar (ekstrauterin). Salah satu perubahan paling mencolok yang terjadi pada masa janin adalah pertumbuhan kepala yang relative lebih lambat dibandingkan tubuh lainnya. Pada permulaan bulan ketiga, kepala kira-kira setengah dari panjang puncak kepala bokong (PPB). Menjelang permulaan bulan kelima ukuran kepala kira-kira sepertiga panjang puncak kepala-tumit (PPT) dan pada saat lahir kira-kira seperempat PPT, karena itu sesuai dengan berlalunya waktu pertumbuhan badan bertambah cepat, tetapi pertumbuhan kepala menjadi melambat (Sadler, 1997). Sadler (1997) menyebutkan selama bulan ketiga, wajah makin menyerupai menusia. Mata, yang mula-mula menghadap kelateral, menjadi teretak di permukaan ventral wajah dan telinga mendekati letak definitifnya disamping kepala. Anggota badan mencapai panjang relatifnya, dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain, walaupun anggota badan bawah masih agak pendek dan kurang berkembang dibanding anggota badan atas. Pusat-pusat oksifikasi primer terdapat di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12. Pada minggu ke-12 juga, alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa sehingga jenis kelamin janin dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG). Pada minggu ke-6, gelung-gelung usus menimbulkan benjolan besar dalam tali pusat, tetapi pada minggu kesebelas gelung-gelung ini kembali masuk kr rongga perut. Pada akhir bulan ketiga, kegiatan reflex dapat dibangkitkan pada janin yang gugur, yang menujnukan adanya keiatan otot. Akan tetapi gerakan ini sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh ibunya. Universitas Sumatera Utara 12 Tabel 2.1 pertumbuhan panjang dan berat badan selama masa janin, menurut Sadler (1997) Umur (minggu) 9-12 PPB (cm) 5-8 Berat Badan (g) 10-45 13-16 9-14 60-200 17-20 15-19 250-450 21-24 20-23 500-820 25-28 24-27 900-1300 29-32 28-30 1400-2100 33-36 31-34 2200-2900 37-38 35-36 3000-3400 Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat dan pada akhir dari paruh pertama kehidupan dalam Rahim, PPB-nya kira-kira 15 cm, yaitu kira-kira setegah dari panjang total bayi baru lahir. Akan tetapi, berat badan janin hanya sedikit bertambah pada masa ini dan menjelang akhir bulan kelima masih kurang dari 500 g. Janin dibungkus oleh rambut-rambut halus, yang disebut rambut lanugo ; alis mata dan rambut kepala juga dapat dilihat. Pada bulan kelima, gerakan janin biasanya jelas dapat dirasakan oleh ibunya (Sadler, 1997). Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak bertambah, khususnya selama dua bulan terakhir, yang pertambahannya meliputi 50 persen dari berat badan cukup bulan (kira-kira 3200 g). Pada bulan keenam, kulit janin kemerah-merahan dan Nampak berkeriput, karena tidak ada jaringan ikat dibawah kulit. Janin yang dilahirkan pada bulan keenam atau paruh pertama Universitas Sumatera Utara 13 bulan ketujuh sukar untuk hidup. Walaupun beberapa sistem organ dapat berfungsi, sistem pernafasan dan sistem saraf pusat belum cukup berdiferensiasi dan koordinasi antara kedua sistem ini belum baik (Sadler, 1997). Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak dibawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa), yang terbentuk dari produk-produk sekresi kelenjar sebum. Ketika janin berusia 28 minggu, ia dapat hidup meskipun dengan susah payah (Sadler, 1997). Pada akhir bulan kesembilan, kepala telah mendapat ukuran-ukuran lingkar terbesar pada semua bagian tubuh, suatu hal yang penting berkenaan dengan lewat tidaknya janin melalui jalan lahir. Pada saat lahir, berat badan janin 3000-3400 g. PPB-nya kira-kira 36 cm, dan PPT kira-kira 50 cm. ciri-ciri seksnya jelas sekali, dan testis seharusnya sudah ada didalam skrotum (Sadler, 1997). Saat lahir paling cepat dinyatakan sebagai 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan. Oosit biasanya dibuahi 12 jam setelah ovulasi, dan persetubuhan seharusnya berlangsung 24 jam sebelum pembuahan. Seorang wanita hamil biasanya akan memeriksakan dirinya apabila ia duakali berturut-turut tidak mendapatkan haid. Pada saat itu biasanya ia tidak ingat lagi dengan jelas kapan persetubuhan itu berlangsung dan arena saat pertumbuhan struktur ditentukan (Sadler, 1997). Klasifikasi berat badan lahir berdasarkan Reeder (2012) meliputi hal-hal berikut: Besar terhadap usia gestasi : berat badan diatas persentil ke-90 (atau 2 deviasi standar atau lebih di atas normal) tanpa memperdulikan usia gestasi. Universitas Sumatera Utara 14 Sesuai terhadap usia gestasi : berat badan berada diantara persentilke-10 dan ke90 untuk usia neonates. Kecil terhadap usia gestasi : berat badan berada dibawah persentil ke-10 (atau 2 deviasi standart dibawah normal). Berat badan lahir rendah adalah berat badan 2500 gram atau kurang pada saat lahir. Berat badan lahir sangat rendah :adalah berat badan 1500 gram atau kurang pada saat lahir. Berat badan bayi membantu mengkaji pertumbuhan dan usia gestasi membatu mengkaji maturasi. Bayi baru lahir yang usia gestasinya 40 minggu dan berat badannya kurang dari 2500 g (berada dibawah persentil ke-10 untuk berat badan dan panjang badan) dapat terlahir matang, tetapi pertumbuhannya tidak adekuat. Gangguan ini disebut retardasi pertumbuhan intrauteri, yaitu laju pertumbuhan janin tidak memenuhi nilai yang diharapkan; bayi baru lahir tersebut diklasifikasikan sebagai SGA. Bayi baru lahir yang usia gestasinya 36 minggu dan berat badannya 3500 g (diatas persentil ke-90 untuk berat badan). Dapat terlihat belum matang, tetapi pertumbuhannya berlebihan. Bayi baru lahir yang besar bagi usia gestasi tersebut biasanya lahir dari ibu yang menderita diabetes. Meskipun berat badan bayi tersebut telah mencapai berat rata-rata bayi cukup bulan, tetapi sebenarnya bayi tersebut prematur, dengan maturasi yang tidak sempurna pada berbagai sistem organ. Karena sebagian bayi lahir dibawah persentil ke-10 atau diatas persentil ke-90 dan memiliki pola pertumbuhan yang normal, rasio berat badan terhadap panjang badan dapat dihitung untuk pengkajian yang lebih akurat. Rumusnya dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dalam gram dengan 100 dan membaginya dengan panjang dalam sentimeter kubik (Reeder, 2012) Universitas Sumatera Utara 15 Berat Badan (g) x 100 Panjang (cm3) 2.500 g x 100 = 250.000= 2 50 cm3 125.000 Gambar 2.1 berat badan janin persentil ke-10,25, 50,75, dan 90 berat badan janin dalam gram dan usia gestasi (minggu menstruasi) dalam buku (Reeder, 2012) Bayi baru lahir berisiko mengalami berbagai masalah medis, yang bergantung pada usia gestasinya. Universitas Sumatera Utara 16 3. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2449 gram) (Prawironardjo, 2006 dalam Rukiyah et al, 2010). Janin dengan berat 500 – 1000 gram (22-23 minggu) disebut imature.Dari minggu 28-36 disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih dari 37 minggu (Sukarni,2013). Tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir prematur (Rustam,1998 dalam Rukyah et al, 2010) BBLR disebabkan oleh 7 (tujuh) faktor yaitu : genetik (faktor gen, interaksi lingkungan, berat badan ayah, jenis kelamin), kecukupan gizi (nutrisi ibu ketika hamil, kecukupan protein dan energi, kekurangan nutrisi), karakteristik dan berat ibu (berat ibu ketika hamil, paritas, jarak kelahiran), penyakit (infeksi di masyarakat seperti malaria, anaemia, syphilis, rubella), komplikasi kehamilan (eklamsi, infeksi ketika melahirkan), gaya hidup ibu (merokok dan mengkonsumsi alkohol) dan lingkungan (polusi, faktor sosial ekonomi) (WHO, 2007). Pada beberapa kasus, efek merokok pada bayi secara signifikan mempengaruhi berat badan lahir dan mengancam kesehatan janin. Selain itu, bayi yang lahir dilingkungan rumah yang penghuninya merokok akan mengalami efek jangka panjang (Wheeler,2004). Universitas Sumatera Utara 17 4. Paparan asap rokok pada ibu hamil Rokok mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik dan nitrosamine, yang merupakan zat karsinogen yang poten dan agen mutasi pada hewan.Ia dapat menyebabkan pelepasan enzim-enzim dari neutrofil granulosit dan makrofag yang dapat merusakkan elastin dan menyebabkan kerusakan paru-paru. Permeabilitas sel-sel epitel paru akan meningkat walaupun pada perokok yang tidak menunjukkan sebarang simptom dan berhubungan dengan konsentrasi karboksihemoglobin dalam darah. Permeabilitas yang berubah ini dapat menyebabkan zat-zat karsinogen masuk melalui epitel paru dengan lebih mudah (Kumar, 2002). Menurut Kumar (2002), di antara bahaya dari merokok adalah resiko mendapat penyakit seperti kanker paru-paru, karsinoma esofagus, penyakit jantung iskemik, penyakit pembuluh darah perifer, kanker kandung kermih, peningkatan jumlah sperma yang abnormal serta dapat timbul masalah ingatan. Pada ibu hamil yang merokok, beresiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).Pada perokok pasif, dapat terjadi sesak nafas dan batuk serta terdapat resiko mendapat asma, pneumonia serta bronkitis pada anak dengan orang tua yang merokok.Beberapa penelitian mengenai resiko yang mungkin dialami perokok menunjukkan bahawa perokok mempunyai kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang menyebabkan kematian dibanding bukan perokok. Nikotin adalah zat dalam rokok yang paling sering diteliti. Senyawa ini diserap dengan mudah oleh paru dan dianggap paling banyak menimbulkan efek Universitas Sumatera Utara 18 fermasi dan fisiologis merokok. Kadar nikotin darah sangat beragam berdasarkan pada lama dan intensitas inhalasi, dan adaatau tidaknya filter (Cook et al.,1990;Warner,1989 dalam Reeder 2012). Nikotin diketahui melintasi plasenta, tetapi efek utamanya pada janin secara tidak langsung melalui penyempitan pembuluh darah ibunya dan penurunan ketersediaan oksigen yang disebabkan pelepasan katekolamin dari sel saraf perifer dan kelenjar adrenalin (Kleinman et.al.,1987;Floyd et.al,. 1991 dalam Reeder 2012). Asap rokok juga mengandung karbon monoksida, yang tercampur dengan hemoglobin untuk membentuk karboksihemoglobin. Kadar zat ini bisa tiga sampai delapan kali lebih tinggi dari pada kadar normalpada perokok,yang dapat merusak oksigenasi pada ibu dan janin. Produk sampingan asap yang berbahaya juga bias dikirim lewat menyusui (Lieberman et.al., 1990; Fox et.al.,1990 dalam Reeder 2012). Khatar, Awasthi dan Das (2013), menyatakan bahwa bayi yang dilahirakn prematur, status sosial ekonomi rendah, riwayat berat badan lahir rendah, tidak ada dilakukan pemeriksaan kehamilan, penyakit anemia dan paparan asap rokok adalah hal yang mempengaruhi bayi berat lahir rendah (BBLR), dimana hubungan dosisnya di temukan (10-20 rokok yang dihisap/hari dan > 20 rokok yang dihisap/hari). Berat badan lahir rendah akibat paparan asap rokok di lingkungan yang mengenai wanita hamil mungkin disebabkan banyak faktor, termasuk vasokonstriksi sifat nikotin, peningkatan carboxyhaemo-globin, hipoksia jaringan Universitas Sumatera Utara 19 janin, mengurangi pengiriman gizi, dan meningkatnya denyut jantung serta tekanan darah. Hubungan dosis-respons antara paparan asap rokok dan BBLR dapat dijelaskan oleh efek kumulatif akibat menghirup nikotin dan karbon monoksida, yang mencapai janin melalui plasenta dan mencegah janin mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuh. Ibu yang merokok merupakan faktor risiko terkena BBLR. Studi yang dilakukan dinegaranegara maju, telah melaporkan bahwa paparan asap rokok pada wanita yang terpapar memiliki kemungkinan peningkatan BBLR, dengan perbandingan kisaran 1,0-2,2. Sebagian besar studi dari India berada diefek paru perokok pasif. Penelitian yang dilakukan di Vellore, Nagpur dan Chandigarh menyatakan bahwa penurunan berat badan lahir bayi dari ibu yang terkena paparan asap rokok menunjukan adanya hubungan yang akurat ( Khatar,Awasthi dan Das, 2013), Miyake, Tanaka1 and Arakawa (2013), menyatakan dalam penelitian Generation RS bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok lebih dari 3 jam/hari di akhir kehamilan (kehamilan ≥ 25 minggu) secara bermakna dikaitkan dengan peningkatan risiko BBLR, tetapi tidak lahir prematur. Sebuah studi kasus-kontrol di Selandia Baru menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan paparan asap rokok ibu di tempat kerja atau saat bersosialisasi, tapi bukan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan ayah yang merokok di rumah tangga lainnya. Wanita yang pasangannya merokok selama kehamilan memiliki risiko meningkat secara signifikan kelahiran belum cukup bulan, tapi sebelumna tidak ada riwayat BBLR atau kelahiran prematur. Menurut review oleh Jauniaux Universitas Sumatera Utara 20 dan Burton, tembakau racun mengganggu fungsi trofoblas dan biologi sel janin yang mengatur metabolisme protein dan aktivitas enzim, menyebabkan dampak pada pertumbuhan janin, dengan penurunan berat badan, lemak tubuh, dan banyakan parameter tropometri lainnya (Miyake, Tanaka1 and Arakawa, 2013), Banihosseini Z. S. et al (2013) menyatakan Semua ibu perokok pasif mengalami paparan asap rokok di rumah, bukan di tempat kerja. Suami wanita hamil yang ditemukan menjadi sumber utama paparan (81,4%). Lebih dari setengah subyek terkena (53,7%) dan memiliki teman perokok atau relatif mereka serumah dengan perokok selama kehamilan. Jumlah rata-rata rokok dikonsumsi di rumah adalah enam batang perhari dalam semua trimester. Itu ratarata waktu paparan asap rokok selama kehamilan adalah 30 menit per hari. Lebih dari setengah kelompok positif (59,3%) tinggal disatu ruangan dengan perokok. Lebih dari 95% dari subyek melaporkan paparan asap rokok sebelum kehamilan. Universitas Sumatera Utara