skripsi-amni pratiwi-111101092

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rokok dan efeknya terhadap hasil konsepsi
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk
lainnya
yang
dihasilkan
dari
tanaman
Nocotiana
Eabacum,
Nicotianarustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung
nikotin.Tembakau atau produk yang mengandung tembakau adalah zat adiktif
yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit seperti
serangan jantung dan pembuluh darah, stroke penyakit paru obstruktif kronik,
kanker paru, kanker mulut, impotensi, kelainan kehamilan dan janin. Zat adiktif
adalah zat yang apabila dikonsumsi manusia akan menimbulkan adiksi atau
ketagihan. Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan beresiko mengalami
proses kelahiran bermasalah termasuk berat badan lahir rendah, lahir mati atau
lahir cacat. (Dinkes Bogor, 2011)
1.1 Zat yang terkandung dalam rokok
Zat yang terkandung didalam rokok biasanya zat-zat kimia yang bisa
membatasi pertumbuhan janin.Zat-zat kimia tersebut mereduksi jumlah sel yang
dihasilkan didalam tubuh dan otak janin, salah satunya yaitu zat nikotin yang
terkandung didalam rokok membuat pembuluh-pembuluh darah menjadi
mengkerut, sehingga mengurangi persediaan darah untuk plasenta yang berakibat
terganggunya perubahan janin. Dalam darah perokok kadar karbonmonoksida
lebih tinggi. Perempuan perokok yang hamil harus menghentikan kebiasaan
6
Universitas Sumatera Utara
7
merokoknya karena akan sangat merugikan kesehatan janin yang dikandung.
Karbonmonoksida akan terkonsentrasi dalam darah janin. Karbondioksida akan
meracuni dan mengurangi jumlah oksigen yang dibawa kedalam darah, semakin
banyak jumlah karbonmooksida dalam darah janin,maka akan semakin rendah
berat badan bayi saat lahir. Setiap batang rokok dinyalakan akan mengelurakan
lebih 4000 zat kimia yang terkandung dalam rokok yang berdampak bahaya bagi
kesehatan ataupun zat yang terkandung dalam rokok diantaranya aseton (bahan
pembuat cat), naftalen (bahan kapur barus), arsen, tar (bahan karsinogen penyebab
kanker), methanol (bahan bakar roket), phenol butane (bahan bakar korek api),
polonium 201 (bahan radioaktif), ammonia (bahan pencuci lantai), nikotin dan
karbon monoksida (Widiyarso, 2008)
Aditama (2011) menyatakan rokok pada dasarnya merupakan pabrik
bahan kimia. Sekali satu batang rokok dibakar maka ia akan mengeluarkan sekitar
4000 bahan kimia seperti nikotin, gas karbon monooksida, nitrogen oksida,
hydrogen cyanide, ammonia, acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene,
methanol, coumarin, 4-ethylcatechol, ortocresol, parylene, dan lain-lain. Secara
umum bahan-bahan kimia ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu
komponen gas dan komponen padat atau partikel, sedangkan komponen padat
atau artikel dibagi menjadi nikotin dan tar adalah kumpulan dari ratusan atau
bahkan ribuan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok setelah dikurangi
nikotin dan tar. Tar ini mengandung bahan-bahan karsinogen (dapat menyebabkan
kanker). Sedangkan nikotin adalah suatu bahan adiktif, bahan yang dapat
Universitas Sumatera Utara
8
membuat orang menjadi ketagihan dan menimbulkan ketergantungan.Daun
tembakau mengandung satu sampai tiga persen nikotin.
Bila seseorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan
sekaligus menghisap bahan-bahan kimia yang disebutkan diatas. Bila rokok
dibakar, maka asapnya juga akan berterbangan disekitar siperokok. Asap yang
berterbangan juga mengandung bahan yang berbahaya, dan bila asap itu di hisap
oleh orang yang ada disekitar siperokok maka orang itu juga akan menghisap
bahan kimia berbahaya kedirinya, walaupun ia sendiri tidak merokok. Asap yang
dihisap si perokok adalah ”asap utama” dan asap yang keluar dari ujung rokok
yang terbakar yang dihisap oleh orang disekitar perokok disebut “asap
sampingan” (Aditama, 2011)
Sangat penting diketahui dan perlu mendapat perhatian adalah kenyataan
yang menunjukkan bahwa kadar bahan-bahan berbahaya ternyata lebih tinggi
pada asap sampingan daripada asap utama. Kadar aseton pada asap sampingan
adalah 2 sampai 5 kali lebih tinggi daripada asap utama, kadar benzene 10 kali
lebih tinggi, kadar gas CO sekitar 2,5 sampai 4,7 kali lebih tinggi dan kadar
nikotin pada asap sampingan adalah 1,8-3,3 kali lebih tinggi daripada kadar asap
utama. Selanjutnya, kadar asam asetat adalah 1,9 sampai 3,9 kali lebih tinggi pada
asap sampingan daripada asap utama, kadar hydrogen sianida 4,2 sampai 6,4 kali
lebih tinggi, kadar toluene 6 sampai 8 kali lebih tinggi, kadar anilin 30 kali lebih
tinggi, dan kadar nikel bisa sampai 3 kali lebih tinggi. Jadi, walaupun asap
sampingan dikeluarkan dulu keudara bebas sebelum dihisap oleh perokok pasif,
tetapi karena kadar bahan berbahayanya lebih tinggi daripada asap utama, maka
Universitas Sumatera Utara
9
perokok pasif tetap menerima akibat buruk dari kebiasaan merokok orang
disekitarnya (Aditama, 2011)
1.2 Perbedaan Jenis Rokok
Rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti bahan pembungkus
rokok, bahan baku atau isi rokok yaitu rokok berdasarkan bungkus rokok seperti
klobot yang merupakan bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung yang
berbungkus daun aren, sigaret pembungkusnya seperti kertas, cerutu bahan yang
berbungkus daun tembakau. Sedangkan rokok yang berdasarkan bahan baku atau
isi yaitu rokok putih dimana rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok kretek dimana bahan baku atau isinya seperti daun tembakau dan cengkeh
dan rokok klembak yaitu bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh
dan kemenyan (Sharon, 2007)
1.3 Jumlah Rokok yang Dihisap
Bustan,M.N (2000) Menyatakan Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam
satuan batang, bungkus, pak per hari. Perokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu
:
1. Perokok Ringan disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10
batang per hari.
2. Perokok Sedang disebut perokok sedang jika menghisap 10 – 20 batang
per hari.
3. Perokok Berat disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang
per hari
Universitas Sumatera Utara
10
Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan asap rokok
maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang (satu bungkus) per
hari akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok. Beberapa zat kimia dalam rokok
yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif (ditimbun), suatu saat dosis
racunnya akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai kelihatan gejala yang
ditimbulkan (Mangku s., 1997).
2. Kehamilan dan Perkembangan Fetus
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru tejadi bila ovum dibuahi
dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang atrem
(Guyton,1997 dalam Sukarni dkk 2013). Kehamilan adalah dikandungnya janin
hasil pembuahan sel telur oleh sperma (Kushartanti, 2004 dalam Sukarni, 2013).
Menurut (Sukarni, 2013) Selama 8 minggu pertama, terminologi embrio
digunakan terhadap perkembangan organisme oleh karena pada masa ini ovum
yang dibuahi (zigot) mengadakan pembelahan dan diferensiasi sel-sel menjadi
organ-organ yang hampir lengkap sehingga terbentuk struktur yang akan
berkembang menjadi bentuk manusia. Proses perkembangan organ “dari tidak ada
menjadi ada” ini (organogenesis) pada beberapa sistem organ, misalnya sistem
sirkulasi, berlanjut terus sampai minggu ke-12, sehingga beberapa sumber
mengklasifikasikan pertumbuhan masa embironal sampai dengan minggu ke-12
(trimester pertama kehamilan). Sedangkan minggu ke 12 sampai dengan sekitar
minggu ke 40 (pada kehamilan normal/aterm) dimana organisme yang telah
memiliki struktur lengkap tersebut melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan
Universitas Sumatera Utara
11
yang pesat, sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk hidup dan berfungsi
di dunia luar (ekstrauterin).
Salah satu perubahan paling mencolok yang terjadi pada masa janin adalah
pertumbuhan kepala yang relative lebih lambat dibandingkan tubuh lainnya. Pada
permulaan bulan ketiga, kepala kira-kira setengah dari panjang puncak kepala
bokong (PPB). Menjelang permulaan bulan kelima ukuran kepala kira-kira
sepertiga panjang puncak kepala-tumit (PPT) dan pada saat lahir kira-kira
seperempat PPT, karena itu sesuai dengan berlalunya waktu pertumbuhan badan
bertambah cepat, tetapi pertumbuhan kepala menjadi melambat (Sadler, 1997).
Sadler (1997) menyebutkan selama bulan ketiga, wajah makin menyerupai
menusia. Mata, yang mula-mula menghadap kelateral, menjadi teretak di
permukaan ventral wajah dan telinga mendekati letak definitifnya disamping
kepala. Anggota badan mencapai panjang relatifnya, dibandingkan dengan bagian
tubuh yang lain, walaupun anggota badan bawah masih agak pendek dan kurang
berkembang dibanding anggota badan atas. Pusat-pusat oksifikasi primer terdapat
di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12. Pada minggu
ke-12 juga, alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa sehingga jenis kelamin
janin dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG). Pada minggu ke-6,
gelung-gelung usus menimbulkan benjolan besar dalam tali pusat, tetapi pada
minggu kesebelas gelung-gelung ini kembali masuk kr rongga perut. Pada akhir
bulan ketiga, kegiatan reflex dapat dibangkitkan pada janin yang gugur, yang
menujnukan adanya keiatan otot. Akan tetapi gerakan ini sedemikian kecilnya
sehingga tidak dapat dirasakan oleh ibunya.
Universitas Sumatera Utara
12
Tabel 2.1 pertumbuhan panjang dan berat badan selama masa janin,
menurut Sadler (1997)
Umur (minggu)
9-12
PPB (cm)
5-8
Berat Badan (g)
10-45
13-16
9-14
60-200
17-20
15-19
250-450
21-24
20-23
500-820
25-28
24-27
900-1300
29-32
28-30
1400-2100
33-36
31-34
2200-2900
37-38
35-36
3000-3400
Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat dan pada
akhir dari paruh pertama kehidupan dalam Rahim, PPB-nya kira-kira 15 cm, yaitu
kira-kira setegah dari panjang total bayi baru lahir. Akan tetapi, berat badan janin
hanya sedikit bertambah pada masa ini dan menjelang akhir bulan kelima masih
kurang dari 500 g. Janin dibungkus oleh rambut-rambut halus, yang disebut
rambut lanugo ; alis mata dan rambut kepala juga dapat dilihat. Pada bulan
kelima, gerakan janin biasanya jelas dapat dirasakan oleh ibunya (Sadler, 1997).
Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak
bertambah, khususnya selama dua bulan terakhir, yang pertambahannya meliputi
50 persen dari berat badan cukup bulan (kira-kira 3200 g). Pada bulan keenam,
kulit janin kemerah-merahan dan Nampak berkeriput, karena tidak ada jaringan
ikat dibawah kulit. Janin yang dilahirkan pada bulan keenam atau paruh pertama
Universitas Sumatera Utara
13
bulan ketujuh sukar untuk hidup. Walaupun beberapa sistem organ dapat
berfungsi, sistem pernafasan dan sistem saraf pusat belum cukup berdiferensiasi
dan koordinasi antara kedua sistem ini belum baik (Sadler, 1997).
Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat
karena adanya endapan lemak dibawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam
rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa), yang
terbentuk dari produk-produk sekresi kelenjar sebum. Ketika janin berusia 28
minggu, ia dapat hidup meskipun dengan susah payah (Sadler, 1997).
Pada akhir bulan kesembilan, kepala telah mendapat ukuran-ukuran
lingkar terbesar pada semua bagian tubuh, suatu hal yang penting berkenaan
dengan lewat tidaknya janin melalui jalan lahir. Pada saat lahir, berat badan janin
3000-3400 g. PPB-nya kira-kira 36 cm, dan PPT kira-kira 50 cm. ciri-ciri seksnya
jelas sekali, dan testis seharusnya sudah ada didalam skrotum (Sadler, 1997).
Saat lahir paling cepat dinyatakan sebagai 266 hari atau 38 minggu setelah
pembuahan. Oosit biasanya dibuahi 12 jam setelah ovulasi, dan persetubuhan
seharusnya berlangsung 24 jam sebelum pembuahan. Seorang wanita hamil
biasanya akan memeriksakan dirinya apabila ia duakali berturut-turut tidak
mendapatkan haid. Pada saat itu biasanya ia tidak ingat lagi dengan jelas kapan
persetubuhan itu berlangsung dan arena saat pertumbuhan struktur ditentukan
(Sadler, 1997).
Klasifikasi berat badan lahir berdasarkan Reeder (2012) meliputi hal-hal
berikut: Besar terhadap usia gestasi : berat badan diatas persentil ke-90 (atau 2
deviasi standar atau lebih di atas normal) tanpa memperdulikan usia gestasi.
Universitas Sumatera Utara
14
Sesuai terhadap usia gestasi : berat badan berada diantara persentilke-10 dan ke90 untuk usia neonates. Kecil terhadap usia gestasi : berat badan berada dibawah
persentil ke-10 (atau 2 deviasi standart dibawah normal). Berat badan lahir rendah
adalah berat badan 2500 gram atau kurang pada saat lahir. Berat badan lahir
sangat rendah :adalah berat badan 1500 gram atau kurang pada saat lahir.
Berat badan bayi membantu mengkaji pertumbuhan dan usia gestasi
membatu mengkaji maturasi. Bayi baru lahir yang usia gestasinya 40 minggu dan
berat badannya kurang dari 2500 g (berada dibawah persentil ke-10 untuk berat
badan dan panjang badan) dapat terlahir matang, tetapi pertumbuhannya tidak
adekuat. Gangguan ini disebut retardasi pertumbuhan intrauteri, yaitu laju
pertumbuhan janin tidak memenuhi nilai yang diharapkan; bayi baru lahir tersebut
diklasifikasikan sebagai SGA. Bayi baru lahir yang usia gestasinya 36 minggu
dan berat badannya 3500 g (diatas persentil ke-90 untuk berat badan). Dapat
terlihat belum matang, tetapi pertumbuhannya berlebihan. Bayi baru lahir yang
besar bagi usia gestasi tersebut biasanya lahir dari ibu yang menderita diabetes.
Meskipun berat badan bayi tersebut telah mencapai berat rata-rata bayi cukup
bulan, tetapi sebenarnya bayi tersebut prematur, dengan maturasi yang tidak
sempurna pada berbagai sistem organ. Karena sebagian bayi lahir dibawah
persentil ke-10 atau diatas persentil ke-90 dan memiliki pola pertumbuhan yang
normal, rasio berat badan terhadap panjang badan dapat dihitung untuk
pengkajian yang lebih akurat. Rumusnya dapat dihitung dengan mengalikan berat
badan dalam gram dengan 100 dan membaginya dengan panjang dalam
sentimeter kubik (Reeder, 2012)
Universitas Sumatera Utara
15
Berat Badan (g) x 100
Panjang (cm3)
2.500 g x 100 = 250.000= 2
50 cm3
125.000
Gambar 2.1 berat badan janin persentil ke-10,25, 50,75, dan 90 berat badan janin
dalam gram dan usia gestasi (minggu menstruasi) dalam buku (Reeder, 2012)
Bayi baru lahir berisiko mengalami berbagai masalah medis, yang bergantung
pada usia gestasinya.
Universitas Sumatera Utara
16
3. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2449 gram)
(Prawironardjo, 2006 dalam Rukiyah et al, 2010).
Janin dengan berat 500 – 1000 gram (22-23 minggu) disebut imature.Dari
minggu 28-36 disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih
dari 37 minggu (Sukarni,2013).
Tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat
kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir prematur (Rustam,1998 dalam Rukyah
et al, 2010)
BBLR disebabkan oleh 7 (tujuh) faktor yaitu : genetik (faktor gen,
interaksi lingkungan, berat badan ayah, jenis kelamin), kecukupan gizi (nutrisi ibu
ketika hamil, kecukupan protein dan energi, kekurangan nutrisi), karakteristik dan
berat ibu (berat ibu ketika hamil, paritas, jarak kelahiran), penyakit (infeksi di
masyarakat seperti malaria, anaemia, syphilis, rubella), komplikasi kehamilan
(eklamsi, infeksi ketika melahirkan), gaya hidup ibu (merokok dan mengkonsumsi
alkohol) dan lingkungan (polusi, faktor sosial ekonomi) (WHO, 2007). Pada
beberapa kasus, efek merokok pada bayi secara signifikan mempengaruhi berat
badan lahir dan mengancam kesehatan janin. Selain itu, bayi yang lahir
dilingkungan rumah yang penghuninya merokok akan mengalami efek jangka
panjang (Wheeler,2004).
Universitas Sumatera Utara
17
4.
Paparan asap rokok pada ibu hamil
Rokok mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik dan nitrosamine,
yang merupakan zat karsinogen yang poten dan agen mutasi pada hewan.Ia dapat
menyebabkan pelepasan enzim-enzim dari neutrofil granulosit dan makrofag yang
dapat merusakkan elastin dan menyebabkan kerusakan paru-paru. Permeabilitas
sel-sel epitel paru akan meningkat walaupun pada perokok yang tidak
menunjukkan
sebarang
simptom
dan
berhubungan
dengan
konsentrasi
karboksihemoglobin dalam darah. Permeabilitas yang berubah ini dapat
menyebabkan zat-zat karsinogen masuk melalui epitel paru dengan lebih mudah
(Kumar, 2002).
Menurut Kumar (2002), di antara bahaya dari merokok adalah resiko
mendapat penyakit seperti kanker paru-paru, karsinoma esofagus, penyakit
jantung iskemik, penyakit pembuluh darah perifer, kanker kandung kermih,
peningkatan jumlah sperma yang abnormal serta dapat timbul masalah ingatan.
Pada ibu hamil yang merokok, beresiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR).Pada perokok pasif, dapat terjadi sesak nafas
dan batuk serta terdapat resiko mendapat asma, pneumonia serta bronkitis pada
anak dengan orang tua yang merokok.Beberapa penelitian mengenai resiko yang
mungkin
dialami
perokok
menunjukkan
bahawa
perokok
mempunyai
kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang menyebabkan
kematian dibanding bukan perokok.
Nikotin adalah zat dalam rokok yang paling sering diteliti. Senyawa ini
diserap dengan mudah oleh paru dan dianggap paling banyak menimbulkan efek
Universitas Sumatera Utara
18
fermasi dan fisiologis merokok. Kadar nikotin darah sangat beragam berdasarkan
pada lama dan intensitas inhalasi, dan adaatau tidaknya filter (Cook et
al.,1990;Warner,1989 dalam Reeder 2012). Nikotin diketahui melintasi plasenta,
tetapi efek utamanya pada janin secara tidak langsung melalui penyempitan
pembuluh darah ibunya dan penurunan ketersediaan oksigen yang disebabkan
pelepasan katekolamin dari sel saraf perifer dan kelenjar adrenalin (Kleinman
et.al.,1987;Floyd et.al,. 1991 dalam Reeder 2012).
Asap rokok juga mengandung karbon monoksida, yang tercampur dengan
hemoglobin untuk membentuk karboksihemoglobin. Kadar zat ini bisa tiga
sampai delapan kali lebih tinggi dari pada kadar normalpada perokok,yang dapat
merusak oksigenasi pada ibu dan janin. Produk sampingan asap yang berbahaya
juga bias dikirim lewat menyusui (Lieberman et.al., 1990; Fox et.al.,1990 dalam
Reeder 2012).
Khatar, Awasthi dan Das (2013), menyatakan bahwa bayi yang dilahirakn
prematur, status sosial ekonomi rendah, riwayat berat badan lahir rendah, tidak
ada dilakukan pemeriksaan kehamilan, penyakit anemia dan paparan asap rokok
adalah hal yang mempengaruhi bayi berat lahir rendah (BBLR), dimana hubungan
dosisnya di temukan (10-20 rokok yang dihisap/hari dan > 20 rokok yang
dihisap/hari).
Berat badan lahir rendah akibat paparan asap rokok di lingkungan yang
mengenai wanita hamil mungkin
disebabkan
banyak faktor, termasuk
vasokonstriksi sifat nikotin, peningkatan carboxyhaemo-globin, hipoksia jaringan
Universitas Sumatera Utara
19
janin, mengurangi pengiriman gizi, dan meningkatnya denyut jantung serta
tekanan darah. Hubungan dosis-respons antara paparan asap rokok dan BBLR
dapat dijelaskan oleh efek kumulatif akibat menghirup nikotin dan karbon
monoksida, yang mencapai janin melalui plasenta dan mencegah janin
mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuh. Ibu yang
merokok merupakan faktor risiko terkena BBLR. Studi yang dilakukan dinegaranegara maju, telah melaporkan bahwa paparan asap rokok pada wanita yang
terpapar
memiliki kemungkinan peningkatan BBLR, dengan perbandingan
kisaran 1,0-2,2. Sebagian besar studi dari India berada diefek paru perokok pasif.
Penelitian yang dilakukan di Vellore, Nagpur dan Chandigarh menyatakan bahwa
penurunan berat badan lahir bayi dari ibu yang terkena paparan asap rokok
menunjukan adanya hubungan yang akurat ( Khatar,Awasthi dan Das, 2013),
Miyake, Tanaka1 and Arakawa (2013), menyatakan dalam penelitian
Generation RS bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok lebih dari 3 jam/hari di
akhir kehamilan (kehamilan ≥ 25 minggu) secara bermakna dikaitkan dengan
peningkatan risiko BBLR, tetapi tidak lahir prematur.
Sebuah studi kasus-kontrol di Selandia Baru menunjukkan hubungan
positif yang signifikan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan
paparan asap rokok ibu di tempat kerja atau saat bersosialisasi, tapi bukan antara
risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan ayah yang merokok di rumah
tangga lainnya. Wanita yang pasangannya merokok selama kehamilan memiliki
risiko meningkat secara signifikan kelahiran belum cukup bulan, tapi sebelumna
tidak ada riwayat BBLR atau kelahiran prematur. Menurut review oleh Jauniaux
Universitas Sumatera Utara
20
dan Burton, tembakau racun mengganggu fungsi trofoblas dan biologi sel janin
yang mengatur metabolisme protein dan aktivitas enzim, menyebabkan dampak
pada pertumbuhan janin, dengan penurunan berat badan, lemak tubuh, dan
banyakan parameter tropometri lainnya (Miyake, Tanaka1 and Arakawa, 2013),
Banihosseini Z. S. et al (2013) menyatakan Semua ibu perokok pasif
mengalami paparan asap rokok di rumah, bukan di tempat kerja. Suami wanita
hamil yang ditemukan menjadi sumber utama paparan (81,4%). Lebih dari
setengah subyek terkena (53,7%)
dan memiliki teman perokok atau relatif
mereka serumah dengan perokok selama kehamilan. Jumlah rata-rata rokok
dikonsumsi di rumah adalah enam batang perhari dalam semua trimester. Itu ratarata waktu paparan asap rokok selama kehamilan adalah 30 menit per hari. Lebih
dari setengah kelompok positif (59,3%) tinggal disatu ruangan dengan perokok.
Lebih dari 95% dari subyek melaporkan paparan asap rokok sebelum kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
Download