BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di samping

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di samping ketersediaan sumber daya dalam yang melimpah serta peningkatan
daya beli konsumen, pertumbuhan perekonomian Indonesia secara makro dalam beberapa
tahun terakhir juga menunjukkan prestasi yang cukup baik sehingga Indonesia memiliki
daya tarik lebih bagi para investor, khususnya dari luar negeri. Apabila dilihat dari
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), sejak tahun 2008 sampai dengan tahun
2011, rata-rata PDB Indonesia terus menujukkan hasil positif, bahkan tumbuh sampai
6,5% pada tahun 2011.
Tabel 1.1. Produk Domestik Bruto Indonesia
(Persentase perubahan tahunan)
KELOMPOK NEGARA
2008
2009
2010
2011
Avg
Avg
Avg
Avg
6,0
4,6
6,1
6,5
Negara ASEAN-5
Indonesia
Sumber: Bloomberg – diunduh di www.bi.go.id
Berdasarkan jenis/lapangan usaha, pertumbuhan PDB tersebut digerakkan oleh
hampir seluruh jenis usaha, salah satunya sektor pertambangan dan penggalian. Sektor
pertambangan dan penggalian masih menjadi primadona bagi para investor, baik asing
maupun dalam negeri. PDB dari industri pertambangan dan penggalian meningkat
sampai dengan Rp 84 triliun atau sekitar 62% dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
1
Tabel 1.2. Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha
LAPANGAN USAHA
Pertambangan dan penggalian:
Minyak dan gas bumi
Pertambangan bukan migas
Penggalian
Pertumbuhan rata-rata PDB pertambangan dan galian sejak tahun 2008 - 2011 (Miliar Rp.)
Pertumbuhan rata-rata PDB pertambangan dan galian sejak tahun 2008 - 2011 (%)
2008
2009
Avg
Avg
135.334 148.015
70.821 63.737
48.822 63.561
15.691 20.718
(Dalam Milyar Rupiah)
2010
2011
Avg
Avg
179.435
219.876
72.124
92.956
83.243
99.638
24.068
27.283
84.542,78
62%
Sumber: Badan Pusat Statistik – diunduh di www.bi.go.id (setelah diolah)
Pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian dalam empat tahun
terakhir didominasi oleh sektor non migas. Apabila dilihat berdasarkan volume eskpor
pertambangan non migas (Tabel 1.3), kontribusi terbesar digerakkan oleh batubara dan
kemudian disusul oleh bijih nikel, bauksit serta pertambangan lainnya (bijih besi, pasir
besi, marmer dll).
Tabel 1.3. Volume Ekspor Nonmigas Menurut Komoditi
KOMODITI
Hasil pertambangan dan sektor lainnya
Batubara
Biji tembaga
Biji nikel
Bauksit
Granit
Hasil pertambangan lainnya
5 (Dalam Ribu Ton)
2010
2011
2008
2009
2008
239.257
196.272
1.051
10.417
15.553
5.359
10.605
2009
272.053
232.121
2.476
10.645
15.264
2.791
8.756
02-Jul
351.915 448.461
286.856 348.055
2.449 1.480
18.050 37.474
25.911 39.635
5.144 4.468
13.505 17.345
Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia
Di samping itu, tingkat kepercayaan investor pun pada sektor tambang sudah
kembali pulih. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan aliran investasi langsung pada sektor
pertambangan dan penggalian (Tabel 1.4) di tahun 2011, yang sebelumnya mengalami
2
penurunan signifikan pada tahun 2009 akibat krisis ekonomi yang dialami oleh beberapa
negara pada tahun 2008 serta kebijakan pemerintah yang mulai memperketat peraturan
industri tambang batubara dan mineral melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009.
Tabel 1.4. Aliran Investasi Langsung Di Indonesia Menurut Sektor Ekonomi
5 (Dalam Juta USD)
SEKTOR EKONOMI
2008
2009
2010
2011
Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan
2008
197
2009
-52
02-Jul
286
03-Jul
253
-24
9
51
78
Pertambangan dan Penggalian
3.609
1.301
1.896
3.418
Industri Pengolahan
2.323
1.574
4.971
8.176
Listrik, Gas, dan Air
-56
53
204
403
Konstruksi
24
6
-50
319
1.160
74
2.463
2.473
Perikanan
Perdagangan Besar dan Eceran; Perbaikan Kendaraan Bermotor; Barang-Barang Rumah
Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia
Dengan mempertimbangkan peluang yang tersedia di sektor pertambangan, dan
dalam rangka mengimplementasikan rencana strategis perusahaan, maka PT. ABC
memutuskan untuk melakukan investasi pada tambang marmer melalui akuisisi saham
PT. XYZ, yang telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP)
untuk tambang marmer tersebut. Keputusan tersebut didasari pada tingkat resiko pada
penambangan marmer tergolong lebih kecil apabila dibandingkan dengan resiko pada
tambang lainnya, khususnya golongan A (seperti batubara dan nikel). Dasar
pertimbangan lainnya adalah meningkatnya jumlah permintaan batuan marmer yang
sejalan dengan pertumbuhan industri properti, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
3
Di dalam proses akuisisi perusahaan terdapat beberapa fase yang harus dilalui.
Donald DePamphilis (2011: 126) menyatakan bahwa Merger & Akuisisi (M&A) adalah
sebuah proses, yang terdiri dari berbagai fase, dan bukan merupakan suatu kejadian.
Donald DePamphilis (2011) mengelompokkan fase-fase dalam proses M&A ke dalam
dua aktivitas yang berbeda, yaitu: (1) pre-purchase decision activities (terdiri dari fase:
business plan, acquisition plan, search, screening, target contact, deal structure, due
diligence, financing plan, valuation dan integration plan); dan (2) post-purchase decision
activities (terdiri dari fase: closing, integration, dan evaluation).
Di antara fase-fase tersebut terdapat fase yang merupakan kunci dalam aktivitas
merger dan akuisisi, yaitu fase penilaian (valuation). Penilaian memiliki peran dalam
menentukan nilai wajar atas suatu bisnis atau perusahaan, sehingga aktivitas merger atau
akuisisi dapat dilakukan tanpa merugikan salah satu atau bahkan kedua belah pihak.
Untuk menghindari over-/undervalue atas nilai perusahaan, maka diperlukan kehatianhatian, keakuratan serta keandalan data dan informasi dalam melakukan penilaian.
Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut tidak dapat terpenuhi, maka ketidakwajaran
nilai yang dihasilkan sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu di dalam karya tulis akhir
ini akan dibahas lebih dalam tentang aplikasi penilaian perusahaan dalam aktivitas
merger dan akuisisi.
Dalam karya tulis akhir ini penulis akan membahas mengenai fase penilaian
perusahaan dalam proses akuisisi saham PT. XYZ oleh PT. ABC. Penilaian perusahaan
dalam proses akuisisi saham ini bertujuan untuk mengetahui nilai wajar saham PT. XYZ
yang akan menjadi acuan harga akuisisi yang harus dibayar oleh PT. ABC. Ada dua
metode yang akan digunakan dalam penilaian saham tersebut, yaitu: (1) Discounted Cash
4
Flow (DCF); dan (2) Adjusted Net Asset Method (ANAM). Nilai wajar saham PT. XYZ
yang akan dihasilkan adalah berdasarkan hasil rekonsiliasi nilai yang dihasilkan oleh
masing-masing metode penilaian tersebut. Sampai dengan karya tulis ini disusun, proses
akuisisi saham tersebut masih belum selesai. Hal ini dikarenakan oleh adanya
permasalahan internal yang tidak dapat diungkapkan oleh penulis di dalam karya tulis ini.
Di samping itu, pada fase penilaian dalam merger & akuisisi perusahaan dapat
juga melakukan analisis kelayakan investasi, sebagai pendamping hasil penilaian saham
target. Oleh karena itu, penulis juga akan melakukan analisis kelayakan investasi
tambang marmer berdasarkan Net Present Value (NPV), Discounted Payback Period
(DPP), Internal Rate of Return (IRR), Modified Internal Rate of Return (MIRR), dan
Profitability Index (PI) sebagai instrumen pendukung dalam keputusan investasi PT.
ABC untuk tambang marmer itu sendiri. Analisis kelayakan investasi ini akan dilakukan
dengan menggunakan scenario analysis dan simulasi Crystal Ball.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penilitian ini dirumuskan
ke dalam dua hal, yaitu:
1. Bagaimana metode DCF dan ANAM digunakan dalam penilaian saham PT. XYZ?
2. Berapa nilai wajar saham PT. XYZ berdasarkan hasil rekonsiliasi nilai yang
dihasilkan oleh masing-masing metode penilaian?
3. Berdasarkan NPV, DPP, IRR, MIRR dan PI, apakah investasi PT. ABC pada
tambang marmer milik PT. XYZ layak untuk dilakukan?
5
4. Bagaimana simulasi Crystal Ball digunakan dalam melakukan analisis kelayakan
investasi tambang marmer?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya. Tiga tujuan utama dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menilai saham PT. XYZ dengan metode DCF dan ANAM.
2. Untuk menganalisis nilai wajar saham PT. XYZ berdasarkan hasil rekonsiliasi nilai
yang dihasilkan oleh masing-masing metode penilaian.
3. Untuk menganalisis kelayakan investasi penambangan marmer oleh PT. ABC
berdasarkan NPV, DPP, IRR, MIRR dan PI.
1.4. Metoda Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini digolongkan ke dalam studi kasus.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh pada saat peneliti terlibat langsung dalam proses akusisi saham tersebut,
sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak ketiga seperti Badan Pusat Statisik, Bank
Indonesia dan badan independen lainnya.
Dalam menerapkan proses penilaian perusahaan ada beberapa langkah yang
dilakukan, antara lain:
1. Analisis ekonomi Indonesia secara makro.
2. Analisis industri marmer di Indonesia.
3. Analisis kondisi internal PT. XYZ.
6
4. Membuat proyeksi laporan keuangan beserta proyeksi arus kas bebas (free cash flow)
berdasarkan asumsi dan rencana manajemen PT. XYZ.
5. Melakukan penilaian saham PT. XYZ dengan menggunakan metode DCF dan
ANAM.
6. Menentukan nilai wajar saham PT. XYZ berdasarkan rekonsiliasi nilai yang
dihasilkan oleh masing-masing metode penilaian.
7. Melakukan analisis kelayakan investasi tambang marmer yang akan dilakukan oleh
PT. ABC.
1.5. Batasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis membatasi penelitiannya sebagai berikut:
1. Berdasarkan objeknya, penelitian ini dilakukan pada PT. ABC yang akan
mengakuisisi saham PT. XYZ.
2. Berdasarkan aspek waktu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai wajar
saham PT. XYZ dan kelayakan investasi tambang marmer pada tahun 2012.
3. Dalam melakukan penilaian saham PT. XYZ, penulis melandaskan dan berdasarkan
pada informasi dan data sebagaimana diberikan oleh manajemen PT. ABC dan PT.
XYZ, yang mana berdasarkan hakekat kewajaran adalah benar, lengkap, dapat
diandalkan serta tidak menyesatkan. Penulis menganggap bahwa setelah proses
penilaian saham PT. XYZ ini dilakukan, tidak terjadi perubahan yang berpengaruh
secara material terhadap informasi, data dan asumsi-asumsi yang digunakan dalam
melakukan penyusunan karya tulis akhir ini.
7
4. Dalam melakukan analisis kelayakan investasi penulis menggunakan instrumen
capital budgeting, yaitu: net present value (NPV), discounted payback period (DPP),
internal rate of return (IRR), modified internal rate of return (MIRR) dan
profitability index (PI). Di samping itu, analisis atas kelayakan investasi didasarkan
pada scenario analysis dan hasil simulasi Crystal Ball.
1.6. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Pihak Perusahaan (PT. ABC), yaitu berupa masukan untuk mengetahui nilai wajar
saham PT. XYZ dan tingkat kelayakan investasi pada tambang marmer itu sendiri.
2. Penulis, yaitu berupa evaluasi dari hasil studi selama kuliah di Magister Manajemen
Universitas Gadjah Mada serta pengetahuan yang lebih mendalam tentang merger &
akuisisi, penilaian saham dan analisis kelayakan investasi.
3. Pembaca, semoga hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan yang
bermanfaat
.
1.7. Sistematika Penulisan
Secara umum, sistematika penulisan yang akan disusun adalah sebagai berikut:
Bab I
: Pendahuluan, membahas tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan manfaat
penelitian.
Bab II
: Tinjauan Pustaka, membahas seluruh dasar teori yang
digunakan dalam penulisan karya tulis akhir ini.
8
Bab III
: Metodologi Penelitian dan Profil Perusahaan, membahas tentang
profil perusahaan dan metode-metode yang digunakan.
Bab IV
: Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas tentang hasil
perhitungan nilai wajar saham PT. XYZ dan kelayakan investasi
tambang marmer secara terpadu.
Bab V
: Kesimpulan dan Saran, memuat tentang pernyataan singkat dari
hasil penelitian dan saran untuk penelitian sejenis berikutnya.
9
Download