DEHIDRASI GLISEROL MENJADI ACROLEIN MENGGUNAKAN KATALIS HZSM-5 DAN ɣ-ALUMINA Nama/NRP : 1. Herlina Damayanti 2309 100 021 2. Isni Zulfita 2309 100 102 Jurusan : Teknik Kimia FTI – ITS Dosen Pembimbing : Dr. Lailatul Qadariyah, ST., MT., ABSTRAK Sumber energi alternatif sangat diperlukan seiring menipisnya cadangan minyak bumi yang berasal dari fosil dan masih sangat bergantungnya Indonesia akan energi fosil. Salah satu sumber energi alternatif adalah biodiesel. Kedepan penggunaan biodiesel secara besar-besaran akan menghasilkan produk samping gliserol yang berlimpah juga yang berakibat pada turunnya harga gliserol dan mahalnya harga jual biodiesel. Untuk menghindari hal ini perlu dilakukan suatu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan mengkonversi gliserol menjadi produk yang bernilai ekonomis, salah satunya yaitu acrolein. Gliserol dikonversi melalui reaksi dehidrasi. Dehidrasi gliserol bisa dilakukan pada fase cair secara semi batch dan pada fase gas secara kontinyu. Suasana yang dibutuhkan dalam reaksi dehidrasi gliserol menjadi acrolein untuk bisa bereaksi lebih cepat adalah suasana asam, sehingga digunakan katalis padat yang bersifat asam seperti HZSM-5 dan ɤ-Alumina. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dehidrasi gliserol dengan menggunakan katalis HZSM-5 dan ɤ-alumina dengan beberapa parameter yang berpengaruh pada proses dehidrasi gliserol yaitu suhu dan fase reaksi. Penelitian dilakukan dalam 2 tahapan yaitu tahap persiapan katalis dan reaksi katalitik. Ada 2 jenis katalis yang digunakan yaitu HZSM-5 dan ɤ-Alumina. Tahap persiapan katalis HZSM-5 dilakukan dengan mencampurkan NaZSM-5 v dengan larutan ammonium klorida 2 M dengan perbandingan berat 1:9. Katalis HZSM-5 yang terbentuk disaring dan dikeringkan pada suhu 110°C selama 6 jam yang diikuti kalsinasi pada suhu 500°C selama 5 jam. Tahap persiapan katalis ɤAlumina dilakukan dengan kalsinasi pada suhu 500°C selama 5 jam. Reaksi katalitik dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu pada fase cair secara semi batch dan pada fase gas secara kontinyu. Tahapan reaksi katalitik pada fase cair dilakukan dengan mereaksikan larutan gliserol 87% menggunakan katalis HZSM-5 dan ɤ-Alumina dengan pemanasan konvensional menggunakan heating steam. Reaksi dilakukan pada suhu 200oC, 225oC, 250oC, dan 275oC . Tahapan reaksi katalitik pada fase gas dilakukan dengan mereaksikan larutan gliserol 87% menggunakan katalis HZSM-5 dan ɤ-Alumina dengan rangkaian alat yang terdiri dari sebuah vaporizer dan reactor pipa. Reaksi dilakukan pada suhu 300oC, 325oC, dan 350oC . Data yang didapatkan pada penelitian ini yaitu konsentrasi gliserol sisa dan konsentrasi acrolein, metanol dan Allyl alcohol. Produk liquida dehidrasi gliserol dianalisa dengan GC untuk mengetahui konsentrasi acrolein, metanol dan Allyl alcohol, sedangkan konsentrasi gliserol sisa dianalisa dengan melakukan titrasi. Dari hasil penelitian konversi gliserol dan yield produk cenderung meningkat seiring bertambahnya suhu. Konversi gliserol tertinggi diperoleh pada dehidrasi gliserol fase gas dengan menggunakan katalis HZSM-5 pada suhu 350oC sebesar 87,880%. Yield Acrolein tertinggi diperoleh pada dehidrasi gliserol fase cair dengan menggunakan katalis HZSM-5 pada suhu 250oC sebesar 0,608%. Yield Metanol tertinggi diperoleh pada dehidrasi gliserol fase gas dengan menggunakan katalis ɤAlumina pada suhu 300oC sebesar 0,122%. Yield Allyl Alkohol tertinggi diperoleh pada dehidrasi gliserol fase gas dengan menggunakan katalis ɤ-Alumina pada suhu 300oC sebesar 0,714%. Kata Kunci : Dehidrasi, Gliserol, HZSM-5, ɤ-Alumina vi vii