BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi pada umumnya di artikan sebagai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan serta saling tukar menukar pendapat antara komunikator dan komunikan. Komunikasi dapat diartikan juga sebagai hubungan kontak antara manusia baik secara individu maupun kelompok. Komunikasi dalam arti umum menurut pendapat Benard Barelson dan Garry Strainer bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, dan keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar bilangan grafik, dan lain-lain. 1 Jadi dalam pengertian sangat umum komunikasi menunjukan adanya pesan saluran penghubung antara pengiriman dan penerimaan, yang dapat menimbulkan efek serta kontak, dimana komunikasi berlangsung dan sebuah rangkaian sesuatu yang dapat disebut pesan. Komunikasi bisa merupakan salah satu atau keseluruhan dari sebuah tindakan terhadap orang lain : sebuha interaksi dengan orang lain dan sebuah reaksi terhadap orang lain. Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa Inggris Communications ) berasal dari Communications dalam bahasa latin artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian, komunikasi menurut Lexicographer para ahlipun menjadi semakin banyak dan 1 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanya Public Relations, T.Raja Grafindo Persada. Jakarta Cetakan Ketiga 2002 hal 17 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 beragam. Masing-masing memiliki penekanan arti, cakupan dan konteksnya yang berbeda satu sama lain. Menurut Carl I Hovland dalam Mulyana menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang ( Komunikator ) menyampaikan rangsangan( biasanya lambang-lambang verbal ) untuk mengubah perilaku orang lain. 2 Sedangkan menurut Harold Laswell masih dalam Mulyana ( Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut ) Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect ? atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?3 Penggolongan komunikasi dalam organisasi di bagi dua yaitu : 1. Komunikasi Satu Arah Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang tidak memperoleh timbal balik dari komunikan dan menghilangkan kesempatan untuk memperoleh penjelasan serta konfirmasi. Jenis komunikasi ini hanya menekankan penyampaian pesan. 2. Komunikasi Dua Arah Komunikasi dua arah mempunyai suatu sistim umpan balik yang terpasang tetap didalamnya, yang memungkinkan komunikator dapat memperoleh umpan balik pesan yang disampaikan. Jenis komunikasi ini 2 3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Bandung , PT Remaja Rosdakarya, 2005 hal 62 Ibid hal 62 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 menjamin informasidan penjelasan lebih lanjut akan diberikan dan tersedia setiap saat jika dibutuhkan.4 Kerugian komunikasi dua arah adalah lambat, memakan banyak waktu, dan memungkinkan kurang efisien karena dapat memberikan kepuasan yang berlebihan kepada penerima pesan yang mempunyai kesempatan untuk memahami pesan yang dikirm sepenuhnya. Perlu kiranya diingat bahwa tidak semua orang menyukai interaksi. Oleh karena itu dalam situasi forum tatap muka langsung mereka ( komunikator ) tidak menyatakan pendapatnya. Akibatnya seringkali timbul masalah-masalah yang tidak relevan dan mendapat pendapat atau komentar yang tidak berkaitan dan menyimpang dari masalah pokoknya. Namun, dalam situasi dimana keputusan akan dilaksanakan, komunikasi dua arah dipandang sangat bermanfaat.5 Dalam komunikasi dua arah komunikator dapat memperoleh umpan balik mengenai konsekuensi dari pesan yang disampaikan. Komunikator dapat mengevaluasi, apakah komunikan memperhatikan, memahami, menerima, atau menyetujui pesan yang disampaikan. Meskipun demikian penerima atau persetujuan komunikasi atas pesan yang disampaikan sangat sulit diukur karena komunikan dapat memilih untuk tidak memperlihatkan apakah pesan-pesan tersebut benar-benar diyakini. 6 4 Abdullah Masmu, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif teori dan Praktek. Malang : UMM 2008 hal 15 5 Ibid hal 16 6 Ibid hal 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Melalui komunikasi tersebut dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dalam proses komunikasi namun dalam menciptakan suatu komunikasi juga harus mengetahui tujuan dari komunikasi tersebut dan keefektifan komunikasi tersebut. 2.2 Komunikasi dalam Organisasi 2.2.1 Fungsi dan Tujuan Komunikasi dalam Organisasi Harold Koontoz menjelaskan, keberadaan komunikasi dalam organisasi atau perusahaan adalah sebagai aktivitas yang teroganisir. Selanjutnya ditegaskan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah merubah perilaku yang diakibatkan oleh penyampaian informasi yang produktif, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan kata lain, fungsi komunikasi cukup penting didalam organisasi karena bertujuan : 1. Menetapkan dan menyampaikan tujuan perusahaan 2. Mengembangkan perencanaan agar mereka berprestasi 3. Mengorganisir manusia dan sumberdaya dengan cara efisien dan efektif 4. Menyeleksi, mengembangkan, serta menilai anggota organisasi 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan iklim yang mendukung 6. Mengawasi pelaksanaan 7 7 DananDjaja, Peranan Humas Dalam Perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 2.2.2 Proses Komunikasi dalam Organisasi Proses komunikasi melibatkan peranan dari komunikator sebagai pengirim pesan menerjemahkan atau menyandikan pesan yang berasal dari pemikiran atau ide. Kemudian ide tersebut disampaikan melalui proses pengiriman pesan dan kemudian pesan diterima komunikan dalam bentuk persepsi, selanjutnya pesan tersebut diterjemahkan atau dimaknai agar dapat dipahami Michele Tolela Myers dan Gail E.Myers dalam buku mereka “By Communication –an introduction Organizational Approach” menjelaskan mengenai arus komunikasi dalam organisasi dikelompokan kepada : 1. Arus informasi kebawah 2. Arus informasi keatas 3. Arus informasi mendatar 4. Arums informasi diagonal 2.2.3 Jenis Komunikasi dalam Organisasi Helen Harding menjelaskan, jenis komunikasi dalam organisasi secara praktis dapat dikelompokan pada empat hal yaitu : 1. Komunikasi Tulisan 2. Komunikasi Lisan 3. Komunikasi Visual 4. Telekomunikasi 8 8 Danandjaja, Peranan Humas Dalam Perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 2.3 Pengertian Public Relations Definisi Public Relations menurut The International Public Relations Associations ( IPPRA ), Public Relations adalah fungsi managemen dari sikap budi yang direncanakan, dan dijalankan terus menerus menurut dengan nama organisasi-organisasi dan lembaga yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya dengan menilai opini publik diantara mereka dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan itu ketatalaksanaan mereka guna mencapai tujuan kerjasama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih efisien dengan jalan penerapan bencana dan tersebar luas. Menurut British Institute of Public Relatuions sebagaimana dikutip “ praktek humas atau public relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan ememlihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya “9 Berbagai pendapat tersebut menunjukan bahwa pada intinya public relations adalah bagian internal dari organisasi yang berfungsi untuk menjalin komunikasi timbal bali antara organisasi dengan publik yang diarahkan untuk mencapai kepentingan yang ditetapkan organisasi. 9 Jefkins hal 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 2.3.1 Fungsi dan Tujuan Public Relations Public Relations berfungsi untuk menumbuhkan hubungan baik antar segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan pengertian yang baik ( good will ) dari publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan ( untuk menciptakan kerjasama yang baik dengan publiknya ) Bagaimana mengkomunikasikan sesuatu dan apa yang dikomunikasikan sebenarnya tidak terlepas dari tujuan yang diharapkan suatu kegiatan Public Relations dalam praktek. Tujuan itu berupa : 1. Tujuan kegiatan Public Relations & sasaran kegiatan Public Relations : a. Citra yang mendukung b. Promosi produk dan jasa c. Merumuskan keadaan perusahaan dalam membuat perwsetujuan dengan publik d. Memelihara goodwill ( pengertian baik ) pada anggota, karyawan, masyarakat, stakeholders, suppliers, pemerintah, industry, dealer, dll e. Meluruskan kesalah pahaman dan prasangka f. Mencegah serangan-serangan g. Goodwill ( pengertian baik ) dari konsumen h. Penelitian perilaku dari berbagai grup yang berhubungan dengan perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 i. Memelihara kemungkinan dapat X (nability) masyarakat dimana perusahaan tersebut beroperasi10 2. Sasaran kegiatan Secara singkat, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh public relations ini mempunyai sasaran yaitu : a. Sasaran umum kegiatan Public Relations 1. Mutual Apreciations. PR berusaha agar tercipta rasa saling menghargai baik perusahaan terhadap publik maupun sebaliknya, dengan apa adanya. 2. Tolerance. PR mengusahakan agar kedua mutual understanding : PR berusaha untuk menciptakan saling pengertian masing-masing 3. Good will. PR mampu menunjukan niat baik dari perusahaan kepada public bahwa perusahaanya juga memperhatikan kepentingan mereka 4. Good image. PR berusaha melalui kegiatan dan program yang dibuat agar perusahaan memiliki citra yang positif dimata publiknya. 5. Kedua belah pihak bersikap toleran dan tenggang rasa terhadap kepentingan dan keinginan masing-masing.11 b. Sasaran khusus dari kegiatan PR 10 J handly Wright & Byron, H Cristian. PR in Management 1 Editions, MC Graw Hill Book Company, inc New York - Toronto 11 Siti Nurjanah, Tugas Akhir “ Kepuasan Nasabah Atas Pelayanan PT BPR Syariah Harta Insan Karimah di Cileduk “ hal 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 1. Public Understanding. Dari semua kegiatan PR yang dilakukan diharapkan public mampu memahami dan mengerti perusahaan dan keberadaaanya. 2. Public acceptance. Dengan memahami bagaimana perusahaan dan apa tujuanya. Publik diharapkan mau menerima keberadaan perusahaan. 3. Publci support. Ketika publik sudah memahami bagaimana perusahaan dan tujuanya. Diharapkan publik mau mendukung 4. Public coperations. Dukungan yang diberikan terhadap perusahaan diharapkan dpat juga membentuk kerjasama dari public dengan perusahaan. 12 Dari penjabaran diatas dapat peneliti ketahui bahwa seorang public relations memiliki fungsi dan tujuan dimana tujuan seorang public relations mempunyai beberapa sasaran umum dan sasaran khusus kegiatan public relations. 2.3.2Tugas Public Relations Dalam menjalankan kegiatanya, perusahaan pasti berhubungan dengan pihak-pihak lain, baik didalam maupun diluar perusahaan. Dan tugas public relations adalah mengeratkan hubungan dengan orang-orang diluar badan atau instansi hingg aterbentuknya opini public yang menyenangkan terhadap badan itu. Adapun tugas public relations antara lain untuk menciptakan 12 Ibid hal 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 1. Mutual Apreciations. PR berusaha agar tercipta rasa saling menghargai baik perusahaan terhadap publik maupun sebaliknya, dengan apa adanya. 2. Tolerance. PR mengusahakan agar kedua mutual understanding : PR berusaha untuk menciptakan saling pengertian masing-masing 3. Good will. PR mampu menunjukan niat baik dari perusahaan kepada public bahwa perusahaanya juga memperhatikan kepentingan mereka 4. Good image. PR berusaha melalui kegiatan dan program yang dibuat agar perusahaan memiliki citra yang positif dimata publiknya. Dari penjabaran diatas dapat diketahui bahwa tugas seorang PR membentuk suatu opini yang menyenangkan atau baik terhadap sebuah badan adapaun melalui beberapa tugas yaitu, mutual, tolerant, goodwill, dan good image. 2.4 Pelayanan Service atau pelayanan adalah kegiatan yang dilakuka oleh sesorang kelompok atau perusahaan untuk memberikan nilai kepada pengguna jasa atau konsumen.13 Banyak pelaku bisnis dan infrastruktur sumberdaya manusia yang mengetengahkan kreatifitas dalam mengolah SERVICE, diantaranya : 13 Barata, Atep, Adya, Dasar-Dasar Pelayanan Prima Penerbit PT Gramedia, Jakarta,2004, Hal 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 1. Self awareness : menanamkan kesadaran diri sehingga dapat memahami posisi agar mampu memberikan pelayanan dengan benar. 2. Enthusiasm : melaksanakan pelayanan dengan penuh gairah 3. Reform : memperbaiki kinerja pelayanan dari waktu ke waktu 4. Value : memberikan pelayanan yang memberikan nilai tambah 5. Impressive : menampilkan diri secara menarik, tetapi tidak berlebihan 6. Care : memberikan perhatian atau kepedulian kepada pelanggan secara optimal 7. Evaliations : mengevaluasi pelaksanaan layanan yang sudah diberikan Dari penjelasan tersebut diatas kita dapat mengetahui bahwa kata service memiliki kreatifitas dalam memaknai kata tersebut menjadi lebih terkelola. 2.4.1 Kualitas Pelayanan Berbicara mengenai kualitas pelayanan, ukuranya bukan hanya ditentukan oleh pihak yang melayani saja tetapi lebih banyak ditentukan oleh pihak yang dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat megukur http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 kualitas pelayanan berdasarkan harapan-harapan mereka dalam memenuhi kepuasanya.14 1. Kualitas layanan internal Kualitas pelayanan internal berkaitan dengan interaksi jajaran pegawai organisasi/perusahaan dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal antara lain: a. Pola management umum organisasi/perusahaan b. Penyedia fasilitas pendukung c. Pengembangan sumber daya manusia d. Iklim kinerja dan keselarasan hubungan kerja e. Pola intensif 2. Kualitas layanan eksternal Mengenai kualitas layanan kepada pelanggan eksternal, kita boleh berpendapat bahwa kualitas layanan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : a. Yang berkaitan dengan penyedia jasa 14 15 Pola layanan dan tata cara penyedia/pembentuk jasa tertentu Pola layanan distribusi jasa Pola layanan penjual jasa Pola layanan dalam penyampainan jasa15 Ibid hal 36 Ibid hal 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 b. Yang berkaitan dengan penyedia barang Pola layanan dan pembuat barang berkualitas atau penyedia barang berkualitas Pola layanan pendistribusi barang Pola layanan penjual barang Pola layanan purna jual Jenis layanan diatas dapat kita sebutkan sebagai kinerja pelayanan (service performance) dimana kita dpat mengetahui pola-pola yang berkaitan dalam pelayanan yang memiliki beberapa kualitas layanan yaitu kualitas internal dan kualitas eksternal dimana kualitas eksternal dibagi menjadi dua yaitu yang berkaitan dengan penyedia barang maupun jasa16 2.4.2 Karakteristik Pelayanan Menurut Gronross ada tiga karakteristik layanan yaitu : 1. Layanan adalah serangkaian kegiatan yang lebih pada produk 2. Layanan adalah setidaknya meliputi produk, distribusi dan di konsumsi secara stimulan 3. Pelanggan ikut =berpartisipasi di dalam proses Dari ketigas karakteristik layanan diatas sangatlah berkaitan dengan antara satu dan lainya dimana yang menjadi menarik adalah bahwa sebuah layanan adalah serangkaian kegiatan lebih dari sekedar produk sehingga 16 Ibid hal 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 menciptakan produk yang berkualitas tidak dapat dikatakan sebuah pelayanan. 17 2.4.3 Mengevaluasi Pelayanan Bila kinerja pelayanan ini dikaitkan dengan harapan (expectation) dan kepuasan maka gambaranya adalah sebagai berikut : 1. Kinerja< harapan (performance < expectation) Bila kinerja layanan menunjukan keadaan dibawah harapan pelanggan maka pelayanan kepada pelanggan dianggap tidak memuaskan 2. Kinerja = harapan (performance = expectation) Bila kinerja layanan menunjukan sama atau sesuai dengan yang diharapkan pelanggan, maka pelayanan dianggap memuaskan, tetapi tingkat kepuasanya adalah minimal karena pada keadaan seperti ini dapat dianggap biasa atau wajar-wajar saja. 3. Kinerja > harapan (performance > expectation) Bila kinerja layanan menunjukan lebih dari yang diharapkan pelanggan, makan pelayanan dianggap istimewa atau sangat memuaskan karena pelayanan yang diberikan ada pada tahapan yang optimal.18 Dari penjabaran diatas kita dpat mengetahui bahwa ada tiga evaluasi dalam pelayanan, yaitu kurang dari yang diharapkan, sesuai harapan dan yang terakhir lebih dari yang diharapkan pelanggan. 17 Siti Nurjanah, Tugas Akhir “Kepuasan Nasabah Atas Pelayanan PT BPR Syariah Harta Insan Karimah Cileduk” 2013 hal 18 18 Barata, Atep, Adya, dasar-dasar pelayanan prima penerbit PT Gramedia, Jakarta, 2004, hal 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 2.5 Customer atau Pelanggan Pelanggan merupakan unsur penting yang sangat erat kaitanya dengan pertumbuhan dan kemajuan suatu perusahaan. Pelanggan merupakan individu atau kelompok atau khalayak luas dibalik kebesaran suatu perusahaan. Pelangganlah yang menentukan apakah perusahaan memiliki kualitas yang terbaik dalam bidang produk atau jasayang dihasilkan, dibanding dengan pesaing lainya. Tanpa adanya pelanggan, perusahaan tidak dapat menjalani kewajibanya sebagai organisasi yang berpandangan terhadap kepuasan pelanggan. Hal itu akan mempengaruhi kehidupan perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu, pelanggan bagi suatu perusahaan dapat menjadi modal bagi perusahaan tersebut untuk meningkatkan kualitas dan mutu terbaik produk atau jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Tempat pelayanan jasa kesehatan atau Rumah Sakit juga memiliki pelanggan dari berbagai kalangan yang tidak tebatas usia, derajat, jenis kelamin, dan lainya. Definisi pelanggan menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006) yang dikutip oleh Supriadi Setiawan adalah pembeli yang datang berulang-ulang. 19 seseorang yang datang lebih sering ke suatu tempat tertentu baru dikatakan sebagai pelanggan, sedangkan yang hanya datang sekali dikatakan bukan pelanggan hanya sebatas konsumen. Sedangkan menurut Francis Buttle, definisi pelanggan adalah 19 Supriadi Setiawan, Loyalitas Pelanggan Jasa, IPB Press Bogor Hal14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 “Pelanggan dalam konteks bisnis ke bisnis berbeda dari pelanggan dalam konteks bisnis ke konsumen. Pelanggan bisnis ke bisnis adalah organisasi perusahaan atau institusi, sedangkan pelanggan bisnis ke konsumen adalah konsumen akhir, yakni seorang individu atau sebuah keluarga.”20 2.5.1 Karakteristik Pelanggan Rumah Sakit Setiap prusahaan memiliki karakteristik pelanggan yang berbeda-beda. Seperti halnya sebuah rumah sakit yang juga memiliki karakteristik pelanggan yang berbeda dari perusahaan barang atau jasa lainya. Pelanggan Rumah Sakit biasanya seseorang yang mempunyai kebutuhan yang cukup spesifik dibidang kesehatan. Kebutuhan ini juga merupakan kebutuhan yang mendesak akan tetapi ragu untuk dilakukan oleh si calon pasien Sifat ragu-ragu inilah yang menimbulkan rasa ketidak percayaan akan jaminan pelayanan yang dilakukan oleh pihak medis dari Rumah Sakit yang dimaksud. Karakteristik pelanggan Rumah Sakit menurut Supriadi Setiawan ialah pasien yang datang ke sebuah Rumah Sakit dengan kondisi terpaksa karena ingin segera memperoleh penanganan medis.21Kondisi terpaksa ini dipengaruhi oleh ketidak siapan calon pasien dalam mengadapipenyakit yang dideritanya dan juga ketidak siapan atas dana yang akan dikeluarkan untuk mengetahui kondisi calon pasien sebenarnya. 20 Francis Buttle, Customer Relationship Management: Concept and Tools, Bayumedia Publishing, Malang 2004 Hal 56 21 Supriadi Seyiawan, Loyalitas Pelanggan Jasa, IPB Press 2011 Hal 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 2.5.2 Jenis Pelanggan Setiap individu perupakan pelanggan yang harus dihargai dan dipenuhi setiap kebutuhan dan keinginanya. Nina Rahmayanti menjabarkan mengenai jenis-jenis pelanggan yang beruhubungan dengan perusahaan, yaitu : 1. Pelanggan Internal Merupakan orang-orang didalam organisasi yang pelayananya tergantung pada anda dan hanya memiliki sedikit pilihan atau tidak memiliki pilihan sama sekali untuk menerima pelayanan sari sesama karyawqan, contohnya rekan kerja, bos, atau atasan, atau orang-orang di departemen lain di organisasi yang sama. 2. Pelanggan Eksternal Merupakan orang-orang diluar organisasi atau perusahaan yang pelayananya tergantung pada seseorang dan berbisnis dengan orang tersebut kerena pilihan mereka sendiri. Pelanggan eksternal sebuah perusahaan adalah masyarakat umum yang menerima produk atau jasa dari perusahaan tersebut 2.6 Kepuasan Pelanggan Untuk memuaskan pelanggan dan membina hubungan baik, suatu perusahaan harus membuat dirinya berbeda dengan para pesaingnya dan menambahkan nilai pada setiap pelayanan yang diberikan. Faktor-faktor yang memicu kepuasan pelanggan meliputi : palayanan dengan nilai tambah, tampilan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 produk atau jasa dan aspek-aspek tertentu cari bisnis yang bersangkutan. Yang lebih penting dari aspek-aspek tersebut adalah perlakukan terhadap pelanggan saat mereka melakukan pembelian. Pemicu kepuasan yang paling penting yang menjamin kepuasan pelanggan sepenuhnya sering kali adalah penilaian yang paling intangible yaitu emosi pada saat berhubungan, bagaimana saat perasaan pelanggan.22 Selain itu definisi kepuasan pelanggan dikemukakan Tee and Wilton yaitu : sebagai respon konsumen pada evaluasi persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awal dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumensi produk.23 Sedangkan menurut Swan, Trawick and Caroll (1980), menyatakan bahwa kepuasan sebagai sebuah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif bahwa produk berkinerja relative bagus atau buruk, atau produk cocok atau tidak cocok digunakan. Dimensi lain mencakup perasaan terhadap produk.24 Dengan demikian berdasarkan eberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan mencakup beberapa aspek penting diantaranya : 1. Kepuasan pelanggan merupakan respon 2. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu 22 James G, Barner, Secret of Customer Relationship Management, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002, hal 69 23 Tjiptono, Fandy, Gregorius, Chandra, Service, Quality and Satisfactions, yogyakarta, Andi, 2005 hal 197-198 24 Moore, Patricia, Moore, William, Menguasai CRM (Manajemen Hubungan Konsumen), Jakarta, Prestasi Pustaka, 2005, hal 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 3. Respon terjadi pada waktu tertentu25 Harapan pelanggan secara umum didefinisikan sebagai nilai-nilai yang diharapkan atau diperkirakan pelanggan dan berkaitan dengan tingkat kepuasan yang akan diperoleh pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Sebuah perusahaan seperti L Benn, Freeport, Maine yang memberikan definisi tentang pelanggan sebagi berikut : 1. pelanggan adalah orang yang tidak bergantung kepada kita, tetapi kita yang bergantung kepada pelanggan 2. pelanggan adalah orang yang membawa kita pada keinginanya 3. tidak adaseorangpun yang pernah menang dalam beradu argumentasi dengan pelanggan 4. pelanggan adalah orang yang teramat sangat penting dan harus dipuaskan. 26 kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila perusahaan memiliki hubungan baik dengan stakeholders. Kepuasan pelanggan harus diimbangi dengan kepuasan kelompok stakeholders lainya. Pemgertian stakeholders adalah setiap kelompok yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang mempunyai peranan dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Kepuasan stakeholders pemegang saham dapat dicapai apabila memiliki prestasi keuangan yang baik. Kepuasan pelanggan memperoleh 25 26 Ibid hal 25 Isnaini, Arif, Interhated Marketing Strategy 13P, NTP Press, mataram, 2006 hal 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 kepuasan dari kualitas, lokasi, dan pelayanan. Komunitas komunitas mencapai kepuasan dari kontribusiterhadap komunitas, pemasok mencapainkepuasan melalui transaksi yang memuaskan, dan pemerintah mencapai kepuasan melalui kepatuhan terhadap hukum. Apabila kerjasama antara perusahaan dengan stakeholders berjalan dengan baik, maka tujuan memperoleh kepuasan pelanggan dapat terpebuhi dan berjalan dengan baik.27 Kegagalan layanan melahirkan complain dari pelanggan. Complain bisa menjadi sebuah tantangan bagi sebagian orang. Tapi sebagian lagi menganggap sangat mengganggu dan konfrontatif betapapun kerasnya usaha penyedia layanan, tetap saja kecewa atau ketidak puasan pelanggan tak terhindarkan. Dari sumber saja kekecewaan atau ketdak puasan pelanggan tak terhindarkan dari sumber utama yang disebutkan diatas, kita bisa membedakan kedalam dua faktor yaitu : 1. faktor internal yang relatif dapat dikendalikan perusahaan, seperti perilaku karyawan yang tidak sopan, jam karet, kesalahan pencatatan transaksi kekeliruan harga, dan seterusnya. 2. Faktur eksternal diluar kendali perusahaan, seperti cuaca ( banjir dan badai ), gangguan pada infrastruktur umum (listrik padam, jalan longsor ), aktifitas kriminal ( pembakar, vendalisme, terorisme ) dan masalah pribadi pelanggan (misalnya menyelesaikan masalah dengan cepat )28 Alat-alat untuk melacak dan mengukur kepuasan pelanggan 27 Rosady Ruslan, management public relations dan media komunikasi, jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal 286 28 Ivonne Wood, Layanan pelanggan, yogyakarta : graha ilmu, 2009 hal 92-93 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 1. Sistim keluhan dan saran 2. Survei kepuasan pelanggan 3. Belanja siluman 4. Analisis kehilangan pelanggan 5. website29 2.6.1 Dimensi dan Aspek Kepuasan Pelanggan Aspek kepuasan pelanggan memiliki lima dimensi utama, dari lima dimensi ini sesuai dengan tingkat kepentingan yang dibutuhkan dalam penilaian konsumen, antara lain : 1. Reabilitas, yaitu berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang akurat, sertamampu menyampaikan berbagai informasi seputar jasa perusahaan dalam waktu yang tepat. 2. Daya tanggap, yaitu berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan khususnya, dalam membantu para pelanggan serta dapat merespon berbagai permintaan mereka dan mampu menginformasikan jasa pelayanan yang dapat diberikan. 3. Jaminan, yaitu berkaitan dengan perilaku para karyawan dalam menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, dan perusahaan juga dapat berarti bahwa para karyawan dapat selalu bersikap sopan dan dapat mengetahui pengetahuan, serta keterampilan yang 29 Ibid hal 98-99 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 dibutuhkan untuk menangani berbagai pertanyaan atau masalah yang disampaikan pelanggan. 4. Empati, berarti bahwa perusahaan harus dapat memahami masalah para pelangganya dan dapat bertindak benar demi kepentingan pelanggan serta memberikan perhatian khusus terhadap para pelanggan sehingga mereka dapat merasa nyaman. 5. Bukti fisik, berkenaan dengan daya tarik baik berupa fasilitas fisik perlengkapan, material yang digunakan perusahaan serta kriteria penampilan para karyawan khususnya. 30 30 Bell R, Chip. Customer As Partners building relationship that last, BK Publisher, hal 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/