bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAH ULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi menyangkut
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan SAK, par 12).Salah satu
pengguna laporan keuangan adalah investor.Informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan menjadi salah satu bahan pertimbangan investor sebelum
membuat keputusan investasi.Laba merupakan salah satu unsur yang terdapat
dalam laporan keuangan yang dapat dijadikan sebagai ukuran kinerja
keuangan.O leh karena itu, informasi mengenai laba dianggap penting.
Salah satu kebijakan perusahaan yang dinilai dapat memberikan informasi
mengenai laba perusahaan adalah kebijakan dividen perusahaan. M anajemen
melalui kebijakan dividennya dapat memutuskan apakah laba yang didapat
akan didistribusikan kepada pemegang saham atau menginvestasikannya
dalam bentuk laba ditahan.Teori pensinyalan dividen yang pertama kali
dicetuskan oleh Bhattacharya (1979) menyatakan bahwa dividen dianggap
memiliki kandungan informasi penting mengenai internal perusahaan yang
berguna bagi investor. Dividen digunakan perusahaan sebagai sinyal prospek
perusahaan di masa depan. M anajemen menggunakan dividen sebagai sinyal
1
kepada
investor karena
adanya
asimetri informasi antara
manajemen
perusahaan dan investor.
Kebijakan
dividen
merupakan
bentuk
kebijakan
pengelolaan
laba
perusahaan.Perusahaan tidak diwajibkan untuk membagikan dividen kepada
pemegang saham.Perusahaan dapat memilih untuk mendistribusikan sebagian
labanya dalam bentuk dividen atau menginvestasikannya.Oleh karena itu,
dividen dianggap memiliki kandungan informasi penting.M eskipun manajer
tidak diwajibkan untuk membayarkan dividen, manajer tetap memberikan
informasi internal melalui kebijakan dividen sebagai sinyal bai k bagi pihak
luar.
Penelitian tentang kandungan informasi dalam dividen telah banyak
dilakukan.Bhattacharya (1979), Nissim dan Ziv (2002), serta Arnott dan
Asness (2003).Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa dividen
memiliki kandungan informasi mengenai laba perusahaan di masa datang
sesuai dengan teori pensinyalan dividen.
Penelitian mengenai kand ungan informasi dalam dividen memberikan
hasil
yang
beragam.
Terdapat
beberapa
penelitian
terdahulu
yang
menyimpulkan bahwa dividen tidak memiliki kandungan informasi yang
cukup kuat seperti yang diuraikan oleh DeA ngelo et al.(1996), Benartzi et al.
(1997) dan Grullon et al (2005). Oleh karena itu, Penelitian empiris mengenai
kebijakan dividen masih perlu untuk dilakukan.
Penelitian ini akan menguji secara empiris apakah kebijakan dividen
perusahaan
mempunyai
kandungan
informasi
mengenai
kualitas
laba
2
perusahaan.Penelitian mengenai hubungan antara kebijakan dividen dengan
kualitas laba masih jarang dilakukan. Sebagian besar penelitian sebelumnya
menhubungkan antara kebijakan dividen dengan kinerja keuangan yang diukur
dengan laba atau laba yang akan datang.
Laba akan menjadi informasi yang lebih berguna jika laba tersebut
berkualitas. M enurut Dechow et al. (2010), kualitas laba semakin tinggi jika
memenuhi tiga karakteristik berikut ini: (1) merefleksikan kinerja operasional
perusahaan secara akurat, (2) memberikan indikator yang baik mengenai
kinerja perusahaan di masa datang, dan (3) berfungsi sebagai ukuran untuk
menilai perusahaan. Dechow et al. (2010) juga menyatakan bahwa kualitas
laba yang baik mampu merepresentasikan proses penyajian laba perusahaan
dan lebih berguna untuk pembuatan keputusan bagi penggunanya.
Laba dalam pengertian akuntansi merupakan selisih dari pendapatan dan
biaya secara akrual. Kedekatan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba
ekonomik akan menentukan kualitas laba (S uwardjono, 2005). Lebih lanjut
dalam bukunya, Suwardjono (2005) menyatakan bahwa laba akuntansi
mengandung gangguan akibat penerapan PABU yang dalam berbagai hal
tidak
merefleksikan
realitas
ekonomik
atau
akibat
manajemen
laba.
Perusahaan seringkali melakukan manajemen laba agar laba yang tercatat
akan terlihat lebih baik. Dengan kata lain, kualitas laba akan berkurang
apabila manajemen melakukan tindakan manipulatif dalam menyajikan laba
atau melakukan manajemen laba.
3
Terungkapnya skandal akuntansi seperti Enron dan WorldCom membuat
investor bersikap lebih skeptis terhadap pelaporan keuangan perusahaan
(Farinha dan M oreira, 2007). Hal tersebut membangun opini publik tentang
pentingnya corporate governance. Investor juga semakin memandang bahwa
informasi
mengenai
manajemen
laba
yang
menggambarkan
potensi
manipulasi laba semakin penting. Dividen dinilai memiliki peran yang sangat
penting dalam menggambarkan manajemen laba perusahaan. Investor menilai
bahwa perusahaan yang memanipulasi labanya cenderung tidak membagikan
dividen karena perusahaan tidak akan mampu bertahan jika terus membagikan
dividen.
M enurut Amihud dan Li (2002), dividen merupakan kebijakan yang
mahal. Pensinyalan melalui kebijakan dividen melibatkan arus kas yang besar.
Bagi perusahaan berkualitas rendah, hal ini terlalu mahal karena laba
perusahaan tersebut tidak berkaitan dengan arus kas. Bagi perusahaan
berkualitas tinggi, kebijakan dividen dapat dijadikan alat pensinyalan untuk
memberikan informasi kepada investor mengenai kualitas laba. Selain itu bagi
perusahaan yang kualitas labanya rendah, dalam hal ini aktif memanipulasi
labanya cenderung akan memberikan efek koreksi pada periode berikutnya
sehingga
perusahaan
cenderung
tidak
membagikan
dividen.
Apabila
perusahaan yang berkualitas rendah membagikan divid en, maka perusahaan
akan menghadapi risiko untuk tidak mampu membayarkan dividen pada
periode berikutnya dan itu akan mengakibatkan terjadinya reaksi negatif yang
cukup kuat dari pasar.
4
Penelitian mengenai hubungan antara dividen dengan kualitas laba
pertama kali dilakukan oleh Caskey dan Hanlon (2005). Penelitian tersebut
membuktikan bahwa perusahaan yang mempunyai kualitas laba yang buruk
cenderung tidak membagikan dividen. U kuran kualitas laba yang digunakan
adalah berdasarkan tuduhan fraud oleh SEC Am erika Serikat.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Farinha dan M oreira (2007) yang
meneliti hubungan antara kualitas laba dan dividen. Penelitian tersebut
memberikan bukti bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara
dividen dan beberapa
ukuran
kualitas laba. Penelitian tersebut juga
menyimpulkan bahwa perusahaan yang meningkatkan dividennya memiliki
kualitas laba yang lebih baik.
Sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, Skinner dan Soltes
(2009) juga menemukan bukti empiris bahwa perusa haan yang membagikan
dividen mempunyai kualitas laba yang lebih baik. U kuran kualitas laba yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah laba yang persisten. Dalam
penelitian tersebut dinyatakan bahwa terlalu mahal bagi perusahaan untuk
membagikan dividen jika manajer tidak percaya bahwa perusahaan akan dapat
mempertahankan atau meningkatkan labanya di periode mendatang. Oleh
karena itu, perusahaan pembagi dividen akan mempunyai laba yang lebih
persisten.
Tong dan M iao (2011) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa
perusahaan yang membagikan dividen akan cenderung mempunyai kualitas
laba yang lebih baik, Demikian pula dengan perusahaan yang membagikan
5
dividennya dalam jumlah besar dan perusahaan yang secara persisten
membagikan dividen tiap periode. Kualitas laba dalam penelitian tersebut
diukur dengan menggunakan absolute discretionary accrual (ADA), absolute
accrual quality (AA Q), accrual quality (AQ), dan value relevance (VR).
Di Indonesia, penelitian tentang kandungan informasi mengenai k ualitas
laba dalam kebijakan dividen perusahaan masih sangat jarang dilakukan.
Bandi (2010) mencoba memberikan bukti empiris mengenai pendekatan
akrual-arus kas dan pendekatan pensinyalan dividen dalam menunjukkan
kualitas laba yang diukur dengan persistensi laba dan ketepatan waktu
(timeliness). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa teori pensinyalan
dividen dapat menjelaskan tentang kualitas laba perusahaan. Penelitian lain
dilakukan oleh Sirait dan Siregar (2012) yang mereplikasi penelitian dari Ton g
dan M iao (2011) dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur di BEI
periode 2005-2009. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian
sebelumnya.
Berpijak dari penelitian Tong dan M iao (2011), penulis bermaksud
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara status pembagian
dividen dengan kualitas laba. Penelitian ini juga akan menguji apakah
peningkatan dividen yang dibayarkan memiliki hubungan yang signifikan
dengan kualitas laba.Penelitian ini memperluas penelitian Sirait da n Siregar
(2012) dengan memperbesar sampel dan periode penelitian. Penelitian ini
menggunakan sampel seluruh perusahaan selain keuangan, utilitas, dan
BUM N pada periode 2003-2012. Beberapa sektor dikeluarkan dari sampel
6
karena sektor-sektor tersebut memiliki regulasi yang ketat. K ualitas laba
dalam penelitian ini diukur menggunakan nilai mutlak daridiscretionary
accrual model modifikasi Jones yang digunakan Dechow et al. (1995). Nilai
discretionary accrual tersebut menunjukkan nilai manipulasi laba yang
dilakukan oleh manajemen. Semakin tinggi manipulasi laba yang dilakukan
manajemen, maka kualitas laba akan semakin rendah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian di atas, penulis mencoba
merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Apakah kualitas laba perusahaan yang membagikan dividen lebih baik dari
kualitas laba perusahaan yang tidak memberikan dividen?
2. Apakah kualitas laba perusahaan yang meningkatkan dividen lebih baik
dari kualitas laba perusahaan yang tidak meningkatkan dividen?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rum usan masalah di atas, tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan secara empiris apakahkualitas laba perusahaan yang
membagikan dividen tunai lebih baik dari kualitas laba perusahaan yang
tidak memberikan dividen tunai.
7
2. Untuk membuktikan secara empiris apakahkualitas laba perusahaan yang
meningkatkan dividen tunai lebih baik dari kualitas laba perusahaan yang
tidak meningkatkan dividen tunai.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi untuk beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi
investor,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
bahan
pertimbangan dalam membuat keputusan in vestasi dengan melakukan
evaluasi terhadap kebijakan dividen perusahaan.
2. Bagi
perusahaan,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
bahan
pertimbangan dalam melakukan kebijakan dividen.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah kakayaan
literatur
tentang
kandungan
informasi
dalam
kebijakan
dividen
perusahaan.
8
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUA N
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, dan kegunaan penelitian ini.
BAB II TELAAH LITERATUR DAN PERUM USAN HIPOTESIS
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang terkait
dengan penelitian ini, landasan teori penelitian ini, tinjauan penelitian
sebelumnya, serta perumusan hipotesis.
BAB III M ETODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang sampel digunakan dalam penelitian ini,
jenis data, sumber data, serta metode analisis data yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis penelitian ini.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan hasil analisis data yang diolah menggunakan metod e
yang diuraikan dalam Bab III.
BAB V KESIM PULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan mencoba menjelaskan kesimpulan dari
penelitian ini, keterbatasan penelitian, serta saran -saran untuk penelitian
selanjutnya.
9
Download