,5 PENGGUNAANI SUKU BI.INGA SEBAGAI SASARAN OPERASIONAL ;. KEBUAKAN MONETER DI INDONESIA (Sebuah Komentar) ' n'. -' "'/(! r- rtl .) t / r - /-n-' ) Boediono. ('c i i .. v r. . " " r " " ' . 7 ^ . .(_;/a_-) - . , .- .) ' '-' . ' (-l" . . ' . . , . , / ' / - a_ ertama sayaingin menyampaikanselamatkepadapenyusun makalah yang bagusini. Penelitian inilah yang nantinya dapat memberikan arah penyempurnaan kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menghadapi realita yang terus berkembangdengan cepat. Hukum Darwin berlaku baik di bidang biologi maupun di bidang organisasi:"kemampuan untuk beradaptasiadalah kunci dari kemampuan unfuk suruiual". Secaraumum sayameniiai bahwa hasil penelitian ini cukup meyakinkan dan dapat dijadikan landasan bagi perumusan sistem pengendalian moneter yang baru. Langkah selanjutnya barangkali adalah penajaman logika dari setiap mata rantai transmisi dari instrumen sampai sasaranakhir dan mungkin beberapauji empiris ulang agar kita makin yakin. Catatansayaini lebih bersifat melengkapi makalah tersebutdari segikonteks.yaitu apabila sistem pengendalian yang baru tersebut dilaksanakan, hal-hal apa yang nerlu dipertimbangkan untuk mendukung pelaksanaannya. Harga vs Kuantitas Saya sependapat dengan pandangan penyusun makalah bahwa dengan makin terintegrasinyapasar keuangan dan makin pesatnyainovasi produk keuangan, peranan variabel harga dalam kebijakan moneter menjadi semakin penting. Dalam perekonomian terbuka ada2 variabel harga yang sangat mempengaruhi keputusan pelaku pasar, yaitu suku bunga dan kurs. Ekspektasimereka mengenai perkembangansuku bunga dankurs menentukan persePsimereka mengenai risksdanreturns dari berbagaiassetdan selanjutnya menentukan perilaku mereka di pasar. Dalam sistem kurs mengambang, kurs pada prinsipnya bukan sasarankebijakan,sehinggafokus kebijakan rr,or,Jt", akhiinya terpusat pada suku bunga. Variabel harga biasanyamasuk dan dipertimbangkan sejaktahap awal dari proses pengambilan keputusan pelaku pasar, sedangkan variabel kuantitas hanya merupakan resultan dari keputusan tersebut. Dengan demikian, apabila kebijakan moneter dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku pemain pasar,fokus terhadapvariabel harga lebih relevan daripada terhadap variabei kuantitas. Dalam pengertian ini variabel harga lebih bersifat "leading" sedangkanvariabel kuantitas "lagging". Pengalamankita antaia talrun L994 - L996 memberikan ilustrasi mengenai hal ini. Pada waktu itu kita ingin mengeremiaiu pertumbuhan uang primer yangdinilai terlalu tings dan menjumpai betapa sulitnya melakukan hal itu. Kita makin menyadari bahwa permintaan akan.rur,g primer 'k)Boediono: Menteri NegaraPerencanaan Penrbangunan Nasional/Ketua BAppENAS 56 Butetin Ekonomi Moneter dnn Perbankan'.ltili 1 998 adalah deriaeddemand,yang bersumber dari kebutuhan pembiayaan untuk kegiatankegiatan ekonomi yang tetan aiputuskan sebelumnyaoleh para pelaku ekonomi. Membatasi rnilui uang primer igak sulit, karena lebih dari 80% permintaan akan uang primer uang tunai (currency)yang tidak dapat tidak harus dipenuhi beibentuk f*i*iltuut "kutl oleh Bank Indonesia. Cara pegendalian yang iebih baik adalah apabila kita dapat mempengaruhi proses keputusan para peiaku ekonomi yang rnelandasinya.Pada tahap ini variabel harga besarperanannya. Keunggulan lain dari variabel harga sebagaisasaranoperasionaladalah kecepatan transrnisi"yu t" berbagai pasar keuangan . Semakin terintegrasinya berbagai Pasar keuangan hur, ,"*ukiri berkembangnya produk keuangan, sernakin cepat dan luas p"ttguirh dari perubahanvariabelharga tersebut.Seb-aliknya,denganperkembanganPasar dan-produk keuangan seperti itu, semakin kurang jelas batas-batasantara agregat moeter yang satu dengan yang lain dan semakin sulit untuk menentukan kuantitas moneter mana yant pahng relevan sebagaisasaranoperasionalkebijakan moneter. Nominal Anchor Dalam literatur kebijakan moneter kita mengenal konsep tambatan norninal atau nominalanchor.Intinyaadaiahbahwa apabilakestabilanmoneteradalahsasarankita,maka suafu perekonomian dalam perjalanannya perlu tetap rnematuhi rambu-rambu nominal tertentu. Tanpakepatuhan pubu rambu-rarnbu tersebut,perekonomian dapat tanpa disadari menggelintii ke arah inflasi (atau deflasi). Yang dapat menjadi kandidat sebagainominal anchil adalahberbagai agregat moneter (uang beredar dengan berbagai definisinya, PDB nominal, kredit), kuis norr,inal, dan indeks harga nominal. Suku bunga nominal atau riil tidak dapat berperansebagainominalanchorkarenasetiaptingkat suku bunga dapat terjadi bersamaan dengan inflasi yang tinggi' Konsep nominal anchormengingatkankita bahwa seandainya-pun kita memilih suku bunga sebagaisasaranoperasional,seperangkatnominalanchortetap diperlukan. Mayoritas prakltisikeb-ijakanmoneler berpendapatbahwa perkembangan agregatmoneter harus tetap masuk pertimbangan d.alammenent tkan posisi kebijakan motteter, bukan posisi hari per hari tetapi palingldak untuk jangka yang lebih panjang. Sebagianberpendapat bahwa agregat moneter perlu tetap dijadikan sasaranantara untuk jangka menengah dan panjang. penggunaan agregat moneter sebagai tambatan nominal dapat memberikan peringatati?i"i tentailg Lmbulny a assetprice inflation dan bubbles.Seperti terlihat dari p".rgiu* Iepang dan beberapanegara lain, IHK yang relatif stabil dapat terjadi bersamaan au"["tr U"rt"*6"ngnya "inflasi liargu asset dan gejala-gelembung"' Gejala gelembung dapit terjadi di paJar-saham, di sektor properti atau dalam bentuk aliran masuk dana jangka pendek yang berlebihan seperti yang terjadi di Asia akhir-akhir ini. Dan semua gelila itu pasti ulutt tercermin pada kenaikan abnormal dari, paling tidak, salahsatu agregat moneter. Lepas dari perdebatan teoritis yang belum tuntas mengenai indikator moneter apa yang puiit g Uuik untuk mendeteksi "gelembung" dan kapan perkembangan indikator terseUut"menuirjukkan "lampu kuning" atatJ"lampu merah', gelembung mempunyai konsekuensi seiius bagi perekonomiin (seperti yang kita alami sekarang) dan harus dihindari atau ditangani secaradini. PengunaanSuktt BungaSebagaiSasaranOprasiornlKebijakanMoreterdiIndorrcia 57 Keberadaannominalanchormenjadi lebih penting dalam keadaan inflasi berat atau krisis sepertiyang kita hadapi sekarang.Sebabnyaadalah bahwa dalam situasi sepertiitu: (a) keadaan -dapat memburuk dengan cepat dan (b) pasar menghendaki bukti yang transparan dan mudah ditangkap bahwa pemerintah serius dalam upayanya untui mengatasi keadaan. Jadi, dalam situasi khusus tersebut ada alasan primaefacie untuk menggunakannominalanchorsebagaisasaranoperasional sehari-hari.Apabila sifuasi sudah mulai normal, suku bunga secarabertahap dapat kembali dijadikan sasaranoperasional utama. Rules vs Discretion ReactionFunctionyang didasarkan pada simpleruleshanyaada dalam "laboratorium mental" para ekonom. Dalam dunia nyata pilihannya bukan antara "rules" atau " discretiln" , tetapi kata Manuel Guitian dari IMF,antara rules-cum-discretion dan discretion-cumkombinasi rules dan discretion yang condong lebih banyak porsi rules-nyaatau yang rules, condong lebih banyak discretion-nya.Banyak ekonom yang berpendapat bahwa sejauh mungkin otoritas moneter melandaskankebijakannyapada rulesyangmudah dimengerti oleh pasar. Alasannya adalah apabila pasar dapat memahami afuran main tersebut dan dapat memonitor pelaksanaannya dengan baik, maka kredibilitas kebijakan moneter meningkat. Dan kita sernua tahu bahwa faktor kredibilitas ini menentukan apakah suatu kebijakan efektif atau tidak. Dalam praktek, tidak ada bank sentral yang mengumumkan reactionfunctionnya kepadapasar,karena biasanyamemang tidak punya atau tidak mengandalkan pada satu atau dua simple rules dalam melaksanakan kebijakannya. Tetapi pasar memang mengharapkan langkah kebijakan atau reaksi bank sentral terhadap keadaan yang berkembang selalu bersifat masuk akal, didasarkan pada suatu sistem-pikir yang konsisten dan rasionai dan tidak berupa kejutan-kejutanyang tidak dimengerti pasar.Inilah sumber dari kredibilitas (dan dengan demikian, efektifitas) kebijakan.Memangpada akhimya harus ada semacam reactionfunction yang bersifat umum dan dimengerti oleh pasar.Dan apabila tindakan atau reaksi bank sentral berbeda dengan reactionfunction yang diharapkan pasar tersebut,maka menjadi tugas otoritas moneter untuk rnenjelaskankepada pasar mengapa demikian. Interaksi dan komunikasi antara otoritas moneter dan pasar ini adalah kunci keberhasiian kebijakan moneter. Ini berarti bahwa "PR" mengenai kebijakan harus dilaksanakandengan sungguh-sungguh,profesional danfull time. Infornnasi Pendukung Pada akhirnya kebijakan moneter adalah kristalisasi dari penilaian subyektif atau iudgementdari para perumus kebijakan yang didasarkan pada semua informasi yang ada dengan menimbang-nimbang untung-rugi atau balanceof risksdari berbagai alternatif. c Indeks Kondisi Moneter (IKM) adalah satu cara untuk mengorganisir informasi agar mudah dicerna. Indeks ini dapat membantu kita, tetapi tentunya tidak harus diikuti dengan reaksi yang mekanistis.Perlu tidaknya IKM dipublisir perlu dipertimbangkan masak-masak. tt t. 58 Buletin Ekonomi Molxeterdan Perbanlean,Juli 1998 Bagi negaraberkembangbarangkaii o PDB Potensialbayak dipakai di negara-negalalnaju' dilaiukan-, mengingat adanya sepnentasi perlu kita pikirkan adaptasi apa y?fu haius maiu' Daiim perekonomianterbuka pasar yang lebih tajam $lipad.a di negara-negara curi'entaccountgap datipadakenaikan output gapmungkinlebih banyak terceririn sebigai laju inflasi. rSatukeiompokinfornrasipentingT""yul.gkutekspe\ta9i9a1r.In{ormasimengenar i"aiiltor produk derivatif lain perlu dikompilasi yieldcuroes, fortuardrates,prem-iswfi,a"" bagi kebijakan moneter' secarasistematis,dianalisa dan ditarik implikasinya harga PtgPgttl akumulasi hutang . Bubbleinclicatorsseperti harga saham, P/E ratios, k o r p o ra si ,a l i ra n d a n a j a n g"kapendekjugaper luclikom pilasidandiana l i s aSec ar a sistematis. bagi semuaitu d,antinggal melanjutkan' 'REM dan usEM sudah memurai pekerjaan awar Kesimpulan penggunaan suku bunga sebagaisasaran a. Ada alasan-alasankuat untuk rnenuju ke arah operasional kebijakan moneter' awal menuju operasionalisasisistem b. Hasil-hasil penelitian makalah merupakan langkah baru tersebut. anchoruntuk jangka menengah dan c. Agregat moneter masih diperlukan sebagainominal pinjang. mendeteksi assetbubbledan dalam masa d. Agregat moneter juga- masih berguna-untuk operasional' krisis barangkali ma-sihbermanfait sebagaisasaran pasarmengharapkanotoritas e. Meskipun tidak dalambentakreaetionfunctionsed'erhana, monetermemilikikerangkapikiryangdapatdimengertipasar. menyadap informasi) merupakan unsur f. Interaksi dua arah dengan Pasar (memberi dan penting dalam pelaksanaan sistem baru' bagi sistem baru yang direncanakan' g. Seperangkat informasi pendukung juga penting