analisis tegangan dan losses pada jaringan

advertisement
ANALISIS TEGANGAN DAN LOSSES PADA
JARINGAN DISTRIBUSI TERHADAP
PEMASANGAN PEMBANGKITAN DISTRIBUSI
Budi Tjahjono(1)
(1)
Staf Pengajar Politeknik Negeri Malang
ABSTRACT
The distribution of generation (DG) is defined as a source of limited size (less than 15 MW)
and mounted on the substation or load. Problems often arise in electric power distribution
networks including high losses and voltage drop that occurs due to a glitch. To optimize the
work of the distribution of system, it must analyze the effect of the placement location of
distributed generation on total losses and voltage profile. With this the distribution of
system optimization we can increase the reliability of the electricity the distribution of
network. The end result can be shown with the placement of a location suitable for
distributed generation to generate small losses and the desired voltage after the network is
reconfigured on the bus 75 with sensitivity of
P75
P75
 5.321 and
 16.710 indexes.
 75
 V75
On the bus 61 with 28.6 kW losses.
Keywords : Distribution systems, power distribution, losses and voltage.
1. PENDAHULUAN
a.
Mengenai efek pemasangan pembangkitan
terdistribusi dari berbagai macam literatur yang
didapat baik dari media elektronik dan buku.
1.1 Latar Belakang
Pada jaringan distribusi tenaga listrik apa bila terjadi
gangguan maka akan dapat mengakibatkan losses
yang
tinggi
dan
drop
tegangan.
Untuk
mengoptimalkan kerja dari sistem distribusi tersebut
kita harus menganalisa efek dari penempatan lokasi
dari pembangkitan terdistribusi terhadap losses total
dan profil tegangan. Dengan pengoptimalan sistem
distribusi ini kita bisa meningkatkan keandalan kerja
pada jaringan distribusi tenaga listrik.
Pembangkitan terdistribusi didefinisikan sebagai
sumber yang ukurannya terbatas (kurang dari 15
MW) dan terpasang pada gardu induk atau beban.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mensimulasikan sistem dari data yang telah
diperoleh.
2. Mendapatkan korelasi besarnya losses total dan
tegangan antara sistem yang terpasang
pembangkitan terdistribusi dengan yang tidak
terpasang.
3. Mengetahui dampak-dampak yang mungkin
terjadi sebagai akibat dari adanya proses
switching pembangkitan terdistribusi ke gardu
induk atau beban terhadap sistem distribusi.
1.3 Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan pada penelitian ini
adalah :
Studi literatur
b.
Pengumpulan data dari sistem dan simulasi.
Pengumpulan data diambil dari data gardu induk
berupa single line diagram serta impedansi
saluran dan nameplate dari beberapa peralatan
yang digunakan pada gardu induk tersebut.
Melakukan simulasi data dengan menggunakan
program ETAP untuk mengetahui pengaruh dari
pembangkitan
terdistribusi
pada
sistem
distribusi.
c.
Analisa data dari hasil simulasi.
Menganalisa data yang diperoleh dengan
mencari tempat dan ukuran pembangkitan
terdistribusi yang sesuai agar diperoleh hasil
yang maksimal.
2. PEMBANGKITAN TERDISTRIBUSI (DG)
Distributed generation (DG) atau pembangkitan
terdistribusi merupakan pemasangan pembangkitan
pada jaringan distribusi. DG adalah sumber yang
mempunyai ukuran kapasitas terbatas, biasanya (0 - 5
MW), modular teknologi pembangkitan tenaga
sangat dibutuhkan pada jaringan distribusi karena
sistem tersebut mampu mengurangi losses sistem,
memperbaiki kualitas tenaga dan untuk keandalan
sistem tenaga listrik.
Pada DG tidak ada ukuran kapasitas dan tegangan
yang pasti. IEEE mengeluarkan standard (IEEE
Analisis Tegangan dan Losses pada Jaringan Distribusi terhadap Pemasangan Pembangkitan Distribusi (Budi Tjahjono)
G22  G12  G23  11,2
P1547-D11-2003) dimana untuk DG digunakan harus
dibawah 10 MW[4]. DG harus benar-benar
dipertimbangkan untuk dipasang di gardu induk
untuk memperbaiki level distribusi, yaitu sebagai
distributed resources (DR), encompasses distributed
generation, backup generation, energy storage, and
demand side management (DSM) technologies.
B22  B12  B23  3,6
P2
  G12 sin 2   1   B12 cos 2   1 V2 V1 
 2
 G23 sin 2   3   B23 cos 2   3 V2 V3
DG dapat digunakan untuk memperbaiki harga dan
effisiensi, sehingga dapat mempengaruhi performa
dari pusat tenaga listrik. Pembangkitan lokal ini
dapat mereduksi kebutuhan jaringan dalam skala
besar walaupun terjadi perubahan pada jaringan
sistem tenaga listrik. Selain itu dapat juga
mengurangi losses dan memperbaiki profil tegangan
untuk keandalan kualitas daya dan perbaikan di sisi
beban.
= {5,6 sin (-0,3) + 1,8 cos
(-0,3)}*(0,99622)* (1) + {5,6
sin (0)
+ 1,8 cos (0)}*(0,99622)*(0,99529)
= {-0,03 + 1,79}*0,99622 + 1,784
= 3,53
P2
 2G22 V2  G12 cos 2   1   B12 sin 2   1 V1 
 V2
3. SIMULASI DAN ANALISA
Penentuan lokasi DG dengan Metode Sensitifitas
G23 cos 2   3   B23 sin 2   3 V3
Dalam penelitian ini penentuan lokasi DG
menghitung sensitifitas pada bus-bus tertentu yaitu
bus 2 (dekat power grid), bus 17 (1/3 saluran), bus 38
(1/2 saluran), bus 61 (3/4) saluran, bus 75 (paling
ujung).
= 2*(11,2*0,99622) + {-5,6 cos
(-0,3) + 1,8 sin (-0,3)}*1 +
{-5,6 cos (0) + 1,8 sin
Berikut ini adalah hasil perhitungan dari Indeks
sensitifitas bus dengan menggunakan turunan matrik
Jacobian :
= 22,3 + {-5,59 + (-0,01)} +
Indeks sensitifitas pada bus 2, 17, 38, 61, 75
= 11,126
Sensitifitas bus diperoleh dari turunan matrik
Jacobian, yaitu :
Pp
 p
 H pp    G Pq Sin P   q   B Pq Cos P   q V P Vq
n
q 1
q p
(- 5,6*0,99529)

Sensitifitas bus 17
Z1517  Z1720 = 0,1718 o
Y1517  Y17 20 
.... (1)
dan
 G
n
q 1
q p
Pq
Cos  P   q   B Pq Sin  P   q Vq
Pp
Vp


 N pp  2G pp V p 
1
 5,9  18o  5,6  j1,8
0,1718o
G1517  jB1517  G1517  jB1720  5,6  j1,8
G1717  G1517  G1720  11,2
B1717  B1517  B1720  3,6
... (2)
Sensitifitas bus 2
Z12  0,16 + j0,052 = 0,1718 o
Z 23 = Z12  0,1718 o
Y23  Y12 

(0)}*0,99529
1
 5,9  18o  5,6  j1,8
o
0,1718
P17
  G1517 sin 17   15   B1517 cos 17   15 V17 V15 
 17
 G17 20 sin 17   20   B1720 cos17   20 V17 V20
= {5,6 sin (0) + 1,8 cos (0)}
*(0,99185) +
* (0,99105)
{5,6 sin (0) + 1,8 cos
(0)}*(0,99105)*(0,99024)
= 1,77 + 1,77
= 3,54
Y12  Y23  G12  jB12  G23  jB23  5,6  j1,8
*
*
63
Jurnal Teknik Mesin
Vol.7, No.1, Juni 2010
P17
 2G1717 V17 
 V17
= 16,45
 Sensitifitas bus 61
G1517 cos 17   15   B1517 sin17  15 V15

G1720 cos 17   20   B1720 sin 17   20 V20
= 2*(11,2*0,99105) + {-5,6 cos (0)
sin (0)}*0,99185 +
+ 1,8
{-5,6 cos (0) + 1,8 sin 0)}*0,99024
= 22,2 + (-5,5) + (-5,45)
= 11,25

ISSN 1829-8958
Sensitifitas bus 38
Z 27 38  Z 2938  Z 3842  0,1718o
G  jB  5,6  j1,8
G3838  G2738  G2938  G3842  16,8
B3838  B2738  B2938  B3842  5,4
P38
  G2738 sin 38   27   B2738 cos 38   27 V38 V27 
 38
 G2938 sin 38   29   B2938 cos 38   29 V38 V29 
 G3842 sin 38   42   B3842 cos 38   42 V38 V42
= {5,6 sin (0) + 1,8 cos (0)}*
(0,98691)*(0,98724) +{5,6 sin (0) + 1,8
cos (0)}*(0,98691) * (0,98684) +{5,6 sin
(0) + 1,8 cos
(0)}*(0,98691)*(0,98647)
= 1,74 + 1,743 + 1,744
Z 4961  Z 6162  Z 6167  0,1718o
G49 61  jB4961  G61 62  jB6162  G6167  jB6167
 5,6  j1,8
G6161  G4961  G6162  G6167  16,8
B6161  B49 61  B6162  B6167  5,4
P61
G4961sin61 49  B4961cos61 49V61 V49 
61
 G6162 sin61  62  B6162 cos61  62V61 V62 
G6167sin61 67  B6167cos61 67V61V67
= {5,6 sin (0) + 1,8 cos (0)}*
(0,98440)*(0,98461) +
{5,6 sin (0) + 1,8 cos (0)}*
(0,98440)*(0,98409) +
{5,6 sin (0) + 1,8 cos (0)}*
(0,98440)*(0,98438)
= 1,744 + 1,743 + 1,744
= 5,23
P61
 2G6161 V61 
 V61
G 49 61 cos  61   49   B49  61 sin  61   49 V49

G6162 cos 61   62   B6162 sin 61   62 V62

G6167 cos 61   67   B6167 sin 61   67 V67
= 5,134
P38
 2G3838 V38 
 V38
G2738 cos 38   27   B2738 sin 38   27 V27 
G2938 cos 38   29   B2938 sin 38   29 V29 
G3842 cos 38   42   B3842 sin 38   42 V42
= 2*(16,8*0,98440)+{-5,6 cos (0)+ 1,8 sin
(0)}*0,98461+
{-5,6 cos (0)+1,8 sin (0)}*0,98409+{-5,6
cos (0)+
1,8 sin
(0)}*0,98438
= 33 + (-16,43)
= 16,56
 Sensitifitas bus 75
= 2*(16,8*0,98691)+{-5,6 cos (0) +1,8 sin
(0)}*0,98724+
{-5,6 cos (0)+1,8 sin (0)}* 0,98684+{5,6 cos (0)+
1,8 sin (0)}
*0,98647
= 33,3 + (-16,85)
Z 67 75  Z 7576  Z 7577  0,1718 o
G 67  75  jB 67  75  G 75  76  jB 75  76  G 75  77  jB 75  77
 5,6  j1,8
G7575  G67  75  G7576  G7577  16,8
64
Analisis Tegangan dan Losses pada Jaringan Distribusi terhadap Pemasangan Pembangkitan Distribusi (Budi Tjahjono)
P61
 5,23
 61
B7575  B67 75  B7576  B7577  5,4
P75
  G6775 sin 75   67   B6775 cos 75   67 V75 V67 
 75
5.
 G7576 sin 75   76   B7576 cos 75   76 V75 V76 
 G7577 sin 75   77   B7577 cos 75   77 V75 V77
= {5,6 sin (0) + 1,8 cos (0)}* (0,98368)*
(0,98409) +
{5,6 sin (0) + 1,8 cos (0)}* (0,98368)*
(0,98333)
P75
 5,321
 75
P75
 16,710
 V75
= 1,742 + 1,838 + 1,741
Berikut ini adalah hasil dari simulasi pengaruh DG
terhadap profil tegangan dengan menggunakan
software ETAP Power Station versi 4.0.0 :
= 5,321

P75
 2G7575 V75 
 V75
Tegangan min = 94,441 % V
 G7576 cos 75   76   B7576 sin 75   76 V76
Tegangan max = 99,620 % V

Losses total = 48,7 kW


 G7577 cos 75   77   B7577 sin  75   77 V77
{-5,6 cos (1,5)+1,8 sin
(1,5)}*0,96049+{-5,6 cos (0)+
1,8 sin (0)}*0,98333
Tegangan min = 94.456 % V
Tegangan max = 99,630 % V
Losses total = 48,2 kW

Tegangan min = 94.788 % V
Tegangan max = 99,630 % V
16,710
Indeks sensitifitas penyulang III kumanis Gardu
Induk Salak :
Losses total = 37,3 kW

Bus 2
P2
 3,53
 2
DG pada bus 38 (1/2 saluran)
Dari hasil simulasi diperoleh :
P2
 11,126
 V2
Tegangan min = 95.090 % V
Tegangan max = 99,630 % V
Losses total = 29,3 kW
Bus 17
P17
 3,54
 17
DG pada bus 17 (1/3 saluran)
Dari hasil simulasi diperoleh :
33,05 + (-5,51) + (-5,33) +
(-5,5)
=
DG pada bus 2 (dekat power grid)
Dari hasil simulasi diperoleh :
= 2*(16,8*0,98368)+{-5,6 cos (0)+1,8 sin
(0)}*0,98409+
=
Tanpa DG
Dari hasil simulasi diperoleh :
 G67 75 cos 75   67   B6775 sin 75   67 V67
2.
Bus 75
4. Hasil Simulasi Pengaruh DG Terhadap Profil
Tegangan Pada Jaringan Disrtibusi Tenaga
Listrik Penyulang III Kumanis Gardu Induk
Salak
{5,6 sin (1,5) + 1,8 cos (1,5)}*
(0,98368)*(0,96049) +
1.
P61
 16,56
 V61
P17
 11,25
 V17

DG pada bus 61 (2/3 saluran)
Dari hasil simulasi diperoleh :
Tegangan min = 95.393 % V
3.
Bus 38
P38
 5,134
 38
4.
Bus 61
P38
 16,45
 V38
Tegangan max = 99,630 % V
Losses total = 28,6 kW

DG pada bus 75 (saluran paling ujung)
Dari hasil simulasi diperoleh :
65
Jurnal Teknik Mesin
Vol.7, No.1, Juni 2010
ISSN 1829-8958
Tegangan min = 95.387 % V
Tegangan max = 99,921% V
Losses total = 37,8 kW
Pada tabel berikut memperlihatkan profil tegangan
tegangan max dan min pada penyulang kumanggis.
Tabel 1 Sampel profil tegangan pada Penyulang III
Kumanis
99.488
99.485
99.483
99.024
99.04
99.387
99.442
99.439
99.437
98.798
98.813
99.086
99.39
99.387
99.383
98.665
98.681
99.027
99.343
99.338
99.334
98.646
98.662
99.008
99.323
99.378
99.373
98.541
98.557
98.902
99.217
99.418
99.412
98.433
98.449
98.794
99.109
99.426
99.419
98.384
98.399
98.744
99.059
99.375
99.369
98.331
98.351
98.692
99.006
99.381
99.476
98.298
98.317
98.658
98.972
99.347
99.442
Min kV
95.6
95.4
95.2
95
94.8
94.6
94.4
94.2
94
93.8
95.387
95.393
95.09
94.788
94.441
Min kV
94.456
5
99.491
s7
99.201
1
99.185
_b
u
99.536
s6
99.537
DG
99.539
8
99.541
_b
u
99.368
s3
99.353
DG
99.597
_b
u
99.598
7
99.599
s1
99.601
DG
99.544
2
99.529
_b
u
Bus 5
Bus
10
Bus
15
Bus
20
Bus
25
Bus
32
Bus
41
Bus
45
Bus
50
Bus
60
Bus
70
Bus
78
Gambar 1 Grafik pengaruh DG terhadap profil tegangan
pada jaringan distribusi Penyulang III Kumanis Gardu
Induk Salak
us
100
DG
100
_b
100
DG
100
DG
100
np
a
100
Ta
Bus 1
Tegangan (%)
Sample profil tegangan pada penyulang III Kumanis Gardu Induk
Salak
V bus
Tanpa
DG
DG
DG
DG
DG
(%)
DG
Bus 2
Bus 17 Bus 38
Bus61
Bus75
Gambar 2 Grafik tegangan minimal pada jaringan distribusi
Penyulang III Kumanis Gardu Induk Salak
Max kV
Max kV
G
D
G
_b
us
75
99.63
_b
us
61
99.63
D
D
G
_b
us
17
G
D
G
D
99.63
_b
us
38
99.63
_b
us
2
99.62
DG
Dari hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa
pengaruh DG terhadap profil tegangan pada jaringan
distribusi Penyulang III Kumanis Gardu Induk Salak
diperoleh bahwa penempatan DG yang optimal
terdapat pada bus 75 (bus paling ujung). Ini berarti
penempatan pembangkitan Terdistribusi untuk
memperbaiki profil tegangan dan meminimalkan
losses pada sistem distribusi dalam keadaan
gangguan pada sistem kelistrikan jaringan distribusi
yang baik adalah pada bus yang paling ujung pada
suatu jaringan. Di bawah ini adalah grafik pengaruh
DG terhadap profil tegangan pada jaringan distribusi
Penyulang III Kumanis Gardu Induk Salak, dimana
DG pada bus 75 (bus paling ujung) paling optimal.
99.921
99.95
99.9
99.85
99.8
99.75
99.7
99.65
99.6
99.55
99.5
99.45
Ta
np
a
Profil max dan minimum kV pada Penyulang III Kumanis
Gardu Induk Salak
V
Tanpa
DG
DG
DG
DG
DG
(%)
DG
bus2
bus17
bus38 bus61
bus75
Max
kV
99.62
99.63
99.63
99.63
99.63
99.921
Min
kV
94.441 94.456 94.788 95.09 95.393 95.387
Tegangan (%)
Tabel 2 Profil tegangan max dan min pada Penyulang III Kumanis
Gambar 3 Grafik tegangan maksimal pada jaringan
distribusi Penyulang III Kumanis Gardu Induk Salak
5. Hasil Simulasi Pengaruh DG Terhadap Losses
Pada Jaringan Disrtibusi Tenaga Listrik
Penyulang III Kumanis Gardu Induk Salak
Penempatan DG yang maksimal dapat menggunakan
rumus empiris dari teori penempatan kapasitor 2/3
saluran, karena karakteristik dari DG dan kapasitor
hampir sama.
Berikut ini adalah uraian teori 2/3 saluran :
Salah satu keuntungan dari penggunaan DG adalah
dapat mengurangi losses dari saluran sistem tenaga
listrik. Secara luas dalam bidang teknik telah
digunakan metode 2/3 untuk menentukan ukuran dari
66
Analisis Tegangan dan Losses pada Jaringan Distribusi terhadap Pemasangan Pembangkitan Distribusi (Budi Tjahjono)
nilai kapasitor serta letaknya agar dapat mengurangi
kapasitor secara optimal. Neagle dan Samson (1956)
menemukan cara untuk menempatkan kapasitor pada
saluran distribusi dan ditunjukkan bahwa lokasi
optimal dari kapasitor adalah pada suatu titik dimana
aliran daya reaktif sama dengan setengah dari rating
var kapasitor. Dari sinilah, di temukan aturan 2/3
untuk memilih dan menempatkan kapasitor.
Sehingga, untuk memilih ukuran dari kapasitor
adalah 2/3 dari total daya reaktif yang dibutuhkan
pada sistem tersebut. Dan jarak yang optimal adalah
2/3 dari substation atau gardu induk sampai dengan
akhir saluran. Jadi, sumber atau gardu induk
menyediakan kebutuhan daya reaktif sepanjang 1/3
dari saluran dan kapasitor menyediakan daya reaktif
sepanjang 2/3 dari panjang saluran.
Gambar 4 Penempatan Kapasitor dengan Metode 2/3
Pada penggunaannya, untuk penempatan sebanyak n
kapasitor dengan metode 2/3 masing-masing
ukurannya adalah 2/(2n+1) dari total daya rekatif
yang dibutuhkan pada sistem tersebut Dengan jarak
2/(2n+1) dari total panjang saluran mulai dari gardu
induk dengan interval jarak 2/(2n+1). Total daya
reaktif yang diberikan oleh kapasitor adalah
2n/(2n+1) dari daya reaktif yang dibutuhkan. Jadi,
untuk memasang 3 buah kapasitor, ukuran tiap
kapasitornya adalah 2/7 dari total daya rekatif yang
dibutuhkan dan diletakkan pada 2/7,4/7, dan 6/7
panjang saluran dari gardu induk.
Berikut ini adalah hasil dari simulasi pengaruh DG
terhadap Losses dengan menggunakan software
ETAP Power Station versi 4.0.0 :
Di bawah ini adalah grafik pengaruh DG terhadap
Losses pada jaringan distribusi Penyulang III
Kumanis Gardu Induk Salak, dimana DG pada bus
61 (2/3) paling optimal
Tabel 3 Losses Total Pada jaringan distribusi Penyulang III
Kumanis Gardu Induk Salak
Losses total pada Penyulang III Kumanis Gardu Induk Salak
Losses
(kW)
Tanpa
DG
DG
DG
DG
DG
DG
bus2
bus17
bus38
bus61
bus75
48.7
48.2
37.3
29.3
28.6
37.8
Dari hasil simulasi diatas dapat dilihat pengaruh DG
terhadap Losses pada jaringan distribusi Penyulang
III Kumanis Gardu Induk Salak diperoleh bahwa
penempatan DG yang optimal pada bus 61 (2/3
saluran). Sebelum dipasang DG losses total
penyulang III Kumanis adalah 48,7 kW dan setelah
DG dipasang pada bus 61 losses total penyulang III
Kumanis Gardu Induk Salak adalah 28,6 kW
Gambar 5 Grafik Losses total pada jaringan distribusi
Penyulang III Kumanis Gardu Induk Salak
Dari grafik diatas terlihat bahwa dengan adanya DG
pada jaringan maka losses yang terjadi dapat
diturunkan,
67
Jurnal Teknik Mesin
Vol.7, No.1, Juni 2010
ISSN 1829-8958
Gambar 6 Hasil Analisa load flow pemasangan DG pada bus 61 (2/3 saluran)
68
Analisis Tegangan dan Losses pada Jaringan Distribusi terhadap Pemasangan Pembangkitan Distribusi (Budi Tjahjono)
and Changes in Power Factors, IEE
Development in Power System Protection,
No.479, 2001.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1.
2.
Pemasangan DG sangat berpengaruh pada
losses total sistem. Dimana DG dapat
meminimalisasikan losses total pada jaringan
distribusi Penyulang III Keputih Gardu Induk
Rawang. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil
simulasi yaitu, losses total sebelum dipasang
DG adalah 48,7 kW dan losses total setelah
dipasang DG secara optimal adalah 28,6 kW.
Dengan pemasangan DG, terjadi perubahan
profil tegangan pada jaringan. Profil tegangan
menjadi lebih baik karena adanya pemasangan
DG sehingga Penyulang III Keputih Gardu
Induk Rawang dapat bekerja secara optimal.
8.
P.O. Kane, B. Fox, Loos of Mains Detection for
Distributed Generation by System Impedance
Monitoring, in IEE Development in Power
System Protection, No. 434. March 1997.
9.
B. Venkatesh, R. Ranjan, Data Structure for
Radial Distribution System Loadflow Analysis,
in IEE Generation, Trans, Distribution, vol.151,
no.1, Jan 2003.
6.2 Saran
Penggunaan Distributed Generation ini masih jarang
dilakukan di Indonesia dan sumbernya merupakan
energi yang terbarukan. Oleh karena itu, perlu
dicarikan suatu desain DG yang lengkap dengan tipe
dan cara pemasangannya, karena menyangkut biaya
dan dimensi ruang yang dibutuhkan sehingga
pemasangannya akan berjalan dengan lancar.
PUSTAKA
1.
L.Kojovic, Impact of DG on voltage regulation,
IEEE Power Engineering society Summer
Meeting 2002, Vol.1, pp 97-102, July 2002.
2.
Y. Mao, K.N miu, Switch placement to improve
system reliability for radial distribution system
with distributed generator, in IEEE Trans.
Power System, Vol. 18 No.4, Nov 2003.
3.
R.C. Ducan, G.J. Ball, T.E.M. Dermott,
Planning for distributed generation, in IEEE ind.
Applications magazine, Mac/April 2001.
4.
T.K.A. Rahman, S.R.A. Rahim, I. Musirin,
Optimal Allocation and Sizing of Distributed
Generation in Distribution System, in Malaysian
Power and Energy Conference, Dec 2004.
5.
P.M. Costa, M.A. Matos, Loss Allocation in
Distribution
Networks
with
Distributed
Generation, in IEEE Trans. Power System,
Vol.19, No. 1, Feb 2004.
6.
J.A. Greatbanks, D.H. Popovic, M. Begovic,
A. Pegelj, T.C. Green, On Optimization for
Security and Reliability of Power System with
Distributed Generation, in IEEE Bologna
Powertech Conference, June 2003.
7.
S.K. Salman, D.J. King, G.Weler, New Loss of
Mains Detection Algorithm for Distributed
Generation Using Rate of Change of Voltage
69
Download