Jurnal Keuangan &Bisnis Volume 2 No. 3, November 2010 PENGARUH PENGGUNAAN MARKETING ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK POND’S (Studi Kasus pada Masyarakat Lingkungan VI Helvetia Tengah Medan) Hendra Saputra ([email protected]) Dosen Universitas Negeri Medan ABSTRACT In recent years, the marketing area was highly usage the promotion by advertisement. Artists and other human arts, in marketing perspective can be called as a brand. They have maeningfull, value, loyality. Hence, artists were benefided as a media by the producer for supporting to increase a brand awarness on product. The other word, as an endorser, artist give a color and desire to do something for products/services behind the advertisement. The research objectives are to know the impact of marketing endorser usage on decision of Pond’s products purchasing at the people of Middle Helvetia in Lingkungan VI and to investigate what variables are dominant in purchasing of the Pond’s product. The sum of samples were 78 respondents. The research data were gathered by interview and questioners spreading methods. The hyphotesis testing was done by the multiple regression method with the confidence level is 95% ( = 5%). The results research show that the marketing endorse, namely, visibility, credibility, attraction, and power can influence simultaniously on the decision of Pond’s products purchasing. Based on partially, credibility was variable that most strongest then others that influence the decision of Pond’s products purchasing. The coefficience value (R2) was 57%. Its mean, observeable variables can be discribed the decision of Pond’s products purchasing, largely 57% and 43%, decision of Pond’s products purchasing, could be explianed by the unobserveable variables. Keywords: marketing endorser and purchasing decision. PENDAHULUAN Sistem dan strategi pemasaran dewasa ini terus berkembang. Perusahaan akan selalu mengembangkan dan mencari ide-ide kreatif untuk dapat meningkatkan penjualannya dan tentu saja memuaskan kebutuhan pelanggannya. Perusahaan menggunakan banyak cara untuk menyampaikan pesannya kepada khalayak. Iklan adalah salah satu pilihan yang ditempuh oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan publiknya. Melalui iklan, perusahaan/pemasar berusaha mempengaruhi perasaan, pengetahuan, kepercayaan, sikap dan citra konsumen terhadap produk atau merek. Namun, tidak banyak orang yang bersedia untuk memperhatikan iklan, sebab dianggap mengganggu karena muncul pada saat sedang asyik menikmati siaran televisi. Bagi stasiun televisi dan para produsen, iklan merupakan hal yang sangat penting. Bagi stasiun televisi, iklan merupakan sumber penghasilan yang cukup besar. Jadi tidaklah heran jika banyak program televisi yang dipenuhi oleh iklan. Terutama pada acaraacara yang banyak diminati oleh pemirsa. Sedangkan bagi para produsen barang maupun jasa, iklan merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan/ informasi mengenai produk yang dihasilkannya. Berkaitan dengan iklan televisi, SurveyOne (dalam Majalah Marketing, 2008) baru-baru ini melakukan survey tentang perilaku pemirsa televisi terhadap kemunculan jeda iklan. Survey ini dilakukan terhadap 1000 responden dari 4 kota besar (Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makasar). Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa hanya 31.6% pemirsa yang tetap melihat iklan. Hal ini dengan jelas menunjukkan ketidaksukaan pemirsa televisi terhadap iklan. Ini merupakan tantangan bagi pemasang iklan, untuk membuat iklan yang enak untuk ditonton sekaligus diingat oleh pemirsa. Iklan televisi bisa dengan mudah mendukung pembelajaran konsumen tentang merek sehingga dalam situasi pembelian untuk produk tersebut konsumen mengingat kembali nama merek dan membelinya. (Walker, et al, 2000). 227 - 237 Jurnal Keuangan & Bisnis November Tabel 1 : Perlakuan Pemirsa Televisi terhadap Jeda Iklan Perlakuan Pemirsa Televisi Terhadap Jeda Iklan Pindah kesaluran televisi lain Tetap melihat iklan Meningggalkan tempat sesaat sambil menunggu selesai jeda Tergantung acaranya Lainnya Sumber: Survey One (Majalah Marketing, 2008) Dunia pemasaran belakangan ini makin gencar untuk mengembangkan strategi pemasarannya melalui iklan. Artis dan para insan seni dalam persepektif marketing dapat dipahami sebagai sebuah brand. Artis tak ubahnya seperti merek. Ia memiliki arti, nilai dan loyalitas. Oleh karenanya, artis dimanfaatkan sebagai media bagi para produsen untuk mendukung dan membantu meningkatkan brand awarness sebuah produk atau jasa. Sebagai endorser artis memberi warna dan getaran pada produk atau jasa yang diiklankannya itu. Selain itu Sikap positif terhadap artis akan membentuk sikap yang positif juga terhadap produk/merek. Bahkan konsumen akan menganggap merek yang diiklankan artis akan lebih mahal dibandingkan yang tidak menggunakan artis. Pond’s adalah salah satu hasil produksi dari PT. Unilever Indonesia Tbk. Perusahaan ini juga memproduksi sabun, detergen, margarin, minyak nabati, dan makanan berinti susu. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaaan paling besar di Indonesia. % 65.3 31.6 2.9 0.1 0.1 Masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan terletak di Kecamatan Medan Helvetia dengan jumlah penduduk sebesar 1614 jiwa, terdiri dari laki-laki 741 jiwa dan wanita 873 jiwa atau 358 KK. Masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan merupakan masyarakat yang sangat pluralis karena terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya, tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan sangat potensial untuk menjadi objek dalam riset pemasaran, karena kebanyakan masyarakat menggunakan segala produk kecantikan sebagai alat untuk mempercantik diri dan kebanyakan masyarakat menginginkan harga yang lebih terjangkau. PT. Unilever Indonesia Tbk telah melakukan sejumlah kegiatan seperti Pond's Miracle Lab, Pond's White Class dan Pond's Beautylogy untuk meningkatkan penggunaan produk Pond’s. Tetapi kesetabilan volume penjualan masih belum tercapai. Hal ini dapat dilihat dari laporan volume penjualan produk Pond,’s di kota Medan dalam lima tahun terakhir pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 : Volume Penjualan Produk Pond’s di Kota Medan Tahun 2004-2008 No Tahun Volume Penjualan (Unit) 1 2004 29.899,00 2 2005 30.890,00 3 2006 27.070,00 4 2007 34.765,00 5 2008 34.688,00 Sumber: www.unilever indonesia.co.id, 2009 (Data diolah) terdiri dari; visibility, credibility, attraction, dan power yaitu suatu strategi pemasaran dimana perusahaan mengunakan artis sebagai duta atau juru bicara perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan produk. Artis yang dipakai Pond’s dalam menawarkan produknya diantaranya adalah Bunga Citra Lestari, Beky Tumewu, Cut Mini, Sandra Dewi, dan Gita Gutawa, mereka merupakan Pada Tabel 2 dapat dilihat adanya ketidakstabilan volume penjualan yang berdampak pada pendapatan perusahaan. Fenomena ini menunjukan bahwa pihak perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian produk Pond’s. Salah satu strategi pemasaran yang digunakan adalah marketing endorser yang 228 2010 Hendra Saputra artis yang cukup terkenal dan tergolong artis yang sedang populer di kalangan masyarakat. Perusahaan Pond’s menganggap mereka cocok untuk dijadikan sebagai model iklan produk Pond’s yang memiliki berbagai jenis kategori produk perawatan yang sesuai dengan umur dan kebutuhan kulit. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut: 1. Wawancara (interview) dilakukan langsung kepada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini. 2. Daftar pertanyaan (questionaire) diberikan kepada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan VI Helvetia Tengah Medan. Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, dimulai dari bulan Mei 2009 sampai dengan bulan Juni 2009. Teknik Analisis Data 1. Metode analisis deskripitif, yaitu metode penganalisaan data yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa dan menginter-prestasikan data sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi (Sugiyono, 2003). 2. Metode Analisis Statistik 1) Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh visibility, credibility, attraction, dan power, terhadap keputusan pembelian produk Pond’s, maka penulis menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan persamaan sebagai berikut: Populasi dan Sampel 1. Populasi dalam penelitian adalah masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan yang berjumlah sebanyak 1.614 jiwa atau 358 KK. 2. Sampel yang diambil dengan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampling dengan tujuan tertentu, dengan kriteria sampel adalah orang yang pernah melihat/menonton iklan produk Pond’s dan menggunakannya. Selanjutnya, penentuan jumlah sampel yang dianggap representatif, yaitu menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Umar, 2003): n N 1 N e Y = B0+B1X1+B2X2+B3X3+B4X4+e dimana: Y = Keputusan pembelian X1 = Visibility X2 = Credibility X3 = Attraction X4 = Power B0 = Konstanta B1…B4 = Koefisien regresi X1; X2 ; X3 ; X4 e = Variabel yang tidak diteliti Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi : a) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Santoso (2001) menyatakan “Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal dan atau bias 2 dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan Berdasarkan rumus tersebut, dan menggunakan tingkat presisi 90%, (tingkat kesalahan = 10%), maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebagai berikut: 358 1 358(0,10) 2 358 n 1 358(0,01) n 78,16 = 78 sampel n Jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin diperoleh sebanyak 78,16 dibulatkan menjadi 78 sampel. 229 227 - 237 Jurnal Keuangan & Bisnis dianggap normal, jika bias maka akan dilakukan uji Normality Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakatr Grafik PP-Plot”. Uji normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data bergerombol disekitar garis uji yang mengarah kekanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan normal. b) Uji Multikolinearitas Dalam permasalahan Regresi Linear Berganda selain dilakukan uji diatas juga perlu diadakan pengujian yang berkaitan multikolinieritas, dikarenakan hal tersebut dapat mempengaruhi bias atau tidaknya kesimpulan suatu analisis regresi berganda. Multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan diantara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi adalah cukup besar. Hal ini akan menyebabkan perkiraan keberartian koefsien regresi yang diperoleh. c) Uji Heterokedastisitas Masalah yang sering muncul dalam Analisis Regresi Berganda adalah heterokedastisitas. lni timbul pada saat asumsi bahwa varian dari faktor alat adalah konstan untuk semua variabel bebas yang tidak terpenuhi. Jika varian tidak sama, dikatakan terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dalam model regresi digunakan Analisis Residual yang berupa grafik dengan dasar pengambilan keputusan jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadilah heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dibawah angka 0 pada sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas. 2) Pengujian Hipotesis a) Uji Serempak (Uji F) November Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak adalah : Ho : B1, B2, B3, B4 = 0 (Marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power secara serempak tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pond’s). Ha : B1, B2, B3, B4 ≠ 0 (Marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power secara serempak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pond’s). Jika F hitung < F tabel , maka Ho diterima (Ha ditolak) dan, dan jika F hitung > F tabel , maka Ho ditolak (Ha diterima) tolak pada = 0,05. b) Uji secara Parsial (Uji t) Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (bebas) secara individual (parsial) terhadap varabel dependen (terikat). Kriteria hipotesis adalah : Ho : Bi = 0 (Marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pond’s). Ha : Bi ≠ 0 (Marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pond’s). Dimana i = 1, 2, 3, 4. Jika t hitung < t tabel Ho diterima (Ha ditolak), dan jika t hitung > t tabel Ho ditolak (Ha diterima) pada = 0,05. 3) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (bebas) menjelaskan variabel dependen (terikat). Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena R Square berkisar antara 0 sampai 1. (Nugroho,2005). 230 2010 Hendra Saputra Analisis Grafik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPPS. Data yang normal ditandai dengan sebaran titik-titik data diseputar garis diagonal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Untuk pengujian normalitas data, dalam penelitian ini hanya akan dideteksi melalui Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Keputusan Pembelian 1.0 Expected Cum Prob 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah) Gambar 1 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan Gambar 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan menunjukkan indikasi normal. Analisis dari grafik diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Santoso (2001) menyatakan “Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi-asumsi normalitas”. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan variabel independen. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini adalah melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Ghozali (2005) ”Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10”. Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Model 1 (Constant) Visibility Credibility Attraction Power Unstandardized Coefficients Std. B Error 4,208 2,901 ,258 ,338 ,557 ,446 ,607 ,331 -,743 ,612 Standardized Coefficients Beta ,160 ,453 ,513 -,586 a Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah) 231 t 2,244 2,006 2,248 1,836 -2,214 Sig. ,808 ,048 ,006 ,070 ,009 Collinearity Statistics Tolerance ,258 ,186 ,146 ,135 VIF 3,879 1,582 6,852 2,511 227 - 237 Jurnal Keuangan & Bisnis Pada Tabel 3 diatas dapat menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai Tolerance yang kurang dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antara variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini. November ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS dengan mengamati pola yang terdapat pada Scatterplot, dimana hasilnya dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut: Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi Scatterplot Dependent Variable: Keputusan Pembelian Regression Studentized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -3 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah) Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas Pada Gambar 2 uji heteroskedastisitas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan dari variabel bebasnya. Metode Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Persamaan regresinya adalah: Y = B0 +B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + B4 X4+ e Tabel 4 Hasil Regresi Linier Berganda Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,208 2,901 Visibility ,258 ,338 ,160 Credibility ,557 ,446 ,453 Attraction ,607 ,331 ,513 Power -,743 ,612 -,586 a Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah) 232 2010 Hendra Saputra Berdasarkan Tabel 4 di atas, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini sebagai berikut: Y= berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Pond’s. Artinya jika variabel attraction ditingkatkan maka akan meningkatkan keputusan pembelian produk Pond’s. 5. Koefisien regresi X4 adalah -0,743 menyatakan bahwa variabel power tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Pond’s. Artinya jika variabel power ditingkatkan maka keputusan pembelian produk Pond’s akan menurun. 4,208 + 0,258 X1 + 0,557 X2 + 0,607 X3 - 0,743 X4 Persamaan diatas dapat diartikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 4,208 menyatakan bahwa jika tidak menggunakan marketing endorser, maka keputusan pembelian produk Pond’s adalah sebesar 4,208 (asumsi faktor lain kostan). 2. Koefisien regresi X1 adalah 0,258 menyatakan bahwa variabel visibility berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Pond’s. Artinya jika variabel visibility ditingkatkan maka akan meningkatkan keputusan pembelian produk Pond’s. 3. Koefisien regresi X2 adalah 0,557 menyatakan bahwa variabel credibility berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Pond’s. Artinya jika variabel credibility ditingkatkan maka akan meningkatkan keputusan pembelian produk Pond’s. 4. Koefisien regresi X3 adalah 0,607 menyatakan bahwa variabel attraction Pengujian Hipotesis Uji Serempak (Uji F) Untuk menguji pengaruh penggunaan marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power secara serempak terhadap keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan, digunakan uji Statistik F (uji F). Apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil uji secara serempak dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Serempak (Uji F) Sum of Model Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regressio 194,857 4 48,714 23,728 .000(a) n Residual 953,861 73 1,667 Total 1148,718 77 a Predictors: (Constant), Power, Attraction, Visibility, Credibility b Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah) Pada Tabel 5 diperoleh nilai Fhitung sebesar 23,728 dengan signifikasi 0,000, sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05 adalah 2,53. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, maka Fhitung (23,728) lebih besar dari Ftabel (2,53). Keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara serempak variabel marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan. Uji Parsial (Uji t) Untuk menguji pengaruh penggunaan marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power terhadap keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan, digunakan uji Statistik t (uji t). Apabila nilai thitung > nilai ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya apabila nilai thitung 233 227 - 237 Jurnal Keuangan & Bisnis < nilai ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat November dilihat pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Hasil Uji Parsial (Uji t) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,208 2,901 Visibility ,258 ,338 ,160 Credibility ,557 ,446 ,453 Attraction ,607 ,331 ,513 Power -,743 ,612 -,586 a Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah) Model Dilihat dari Tabel 6 diatas diperoleh nilai thitung dari setiap variabel independen dalam penelitian ini. Nilai thitung dari setiap variabel independen akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05 maka diperoleh nilai ttabel 1,677. Dari hasil Uji t akan diketahui pengaruh setiap variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel terikatnya (dependent variabel) sebagai berikut ini: 1. Pengaruh visibility (X1) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 1.7 nilai thitung sebesar 2,006 sedangkan nilai ttabel pada tingkat kepercayaan 0.95 adalah 1,677. Oleh karena thitung (2.006 ) lebih besar dari ttabel (1.677) maka HO ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa visibility berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan, artinya semakin dikenal selebriti tersebut didalam masyarakat akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pond’s yang semakin meningkat, demikian sebaliknya. Hal ini disebabkan karena selebritis yang digunakan adalah selebritis yang sudah terkenal dan mempunyai nama besar dibidangnya dan biasa dilihat di mediamedia massa baik cetak maupun elektronik, seperti Bunga Citra Lestari, Beky Tumewu, Cut Mini, Sandra Dewi, dan Gita Gutawa, mereka merupakan artis yang cukup terkenal dan tergolong artis t 2,244 2,006 2,248 1,836 -2,214 Sig. ,808 ,048 ,006 ,070 ,009 yang sedang populer di kalangan masyarakat. 2. Pengaruh credibility (X2) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 1.7 nilai thitung sebesar 2,248 sedangkan nilai ttabel pada tingkat kepercayaan 0.95 adalah 1,677. Oleh karena thitung (2.248 ) lebih besar dari ttabel (1.677) maka HO ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa credibility berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan, artinya semakin tinggi pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan dan kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan dan percaya diri pada konsumen akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pond’s yang semakin meningkat, demikian sebaliknya. Hal ini disebabkan karena artis yang digunakan dalam produk Pond’s sesuai dengan usia tertentu seperti Cut Mini untuk usia diatas 30 tahun, Sandra Dewi untuk usia 25 tahun, dan Gita Gutawa untuk usia remaja yaitu 15 tahun. Sehingga mereka akan memberikan keyakinan dan percaya diri pada konsumen untuk memakai produk Pond’s disesuai dengan usia masingmasing. 3. Pengaruh attraction (X3) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 1.7 nilai thitung sebesar 1,836 sedangkan nilai ttabel pada tingkat kepercayaan 0.95 adalah 1,677. Oleh karena thitung (1.836) lebih besar dari ttabel (1.677) maka HO ditolak dan H1 234 2010 Hendra Saputra diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa attraction berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan, artinya semakin disukai dan kepribadian selebriti sesuai dengan yang diinginkan masyarakat akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pond’s yang semakin meningkat, demikian sebaliknya. Hal ini disebabkan karena selebritis yang digunakan adalah artis yang disukai dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan yang diinginkan masyarakat, seperti Beky Tumewu adalah seorang pembawa acara terkenal dan seorang ibu rumah tangga yang baik. 4. Pengaruh power (X4) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 1.7 nilai thitung (2,214) lebih kecil dari ttabel (1,677), maka keputusannya adalah menerima H0 dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa power tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan. Hal ini diakibatkan artis yang dipakai Pond’s dalam menawarkan produknya diantaranya adalah Bunga Citra Lestari, Beky Tumewu, Cut Mini, Sandra Dewi, dan Gita Gutawa, mereka merupakan artis yang cukup terkenal dan tergolong artis yang sedang populer di kalangan masyarakat tapi belum memiliki kekuatan untuk “memerintahkan” target audience untuk membeli produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan. Koefisien Determinasi Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, yang dilihat dari nilai besarnya koefisien determinasi atau R2. Nilai besarnya koefisien determinasi atau R2 yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Uji Determinasi Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 1 ,712(a) ,570 ,524 3,61477 a Predictors: (Constant), Power, Attraction, Visibility, Credibility b Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah) Pada Tabel 7 diketahui nilai besarnya koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,570, artinya bahwa variabel keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh variabel marketing endorser sebesar 57,0%, sedangkan sisanya sebesar 43% merupakan kontribusi variabel independen lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan. 2. Berdasarkan pengujian pengaruh variabel independen secara parsial, credibility (keahlian dan objektifitas) merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan artinya credibility merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap tingginya keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasaan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 3. Nilai koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,57, menunjukan bahwa variabel independen yang diteliti mampu menjelaskan 57% terhadap variabel keputusan pembelian sedangkan sisanya 43% dijelaskan oleh variabel independen 1. Marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian 235 227 - 237 Jurnal Keuangan & Bisnis lainnya yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. November Kasus pada Masyarakat Lingk. VI Pasar V Marelan Medan), Jurnal PLANS Vol. II No. 2, Jurusan Manajemen FE. Universitas Negeri Medan. Saran Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: Kotler, Philip, 2002. Manajemen Pemasaran, Terjemahan: Teguh, Hendra, Rusly, Edisi Millenium, Jilid Dua, Jakarta, Salemba Empat. 1. Sehubungan dengan variabel marketing endorser yang terdiri dari visibility, credibility, attraction, dan power secara serempak mempengaruhi keputusan pembelian produk Pond’s, maka disarankan agar PT. Unilever Indonesia Tbk dapat lebih meningkatkan lagi penggunaan marketing endorser, maka akan semakin tinggi keputusan pembelian produk Pond’s pada masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan. Minor, M. Mowen, John,. 2002. Perilaku Konsumen, Jilid Satu, Jakarta, Salemba Empat. Nugroho, Bhuono Agung, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta, Andi Offset. Peter, Olsen, 1999, Consumen Behaviour. Jilid Satu, Jakarta, Erlangga Royan, Frans, 2004, Marketing Selebrities, Jakarta, Gramedia. 2. Variabel marketing endorser secara parsial yang dominan yaitu credibility, maka disarankan agar credibility dapat ditingkatkan dengan memilih artis yang baik dan dikenal meskipun tergolong artis baru sepanjang artis tersebut memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang produk Pond’s, serta memiliki kemampuan dalam memberikan keyakinan dengan percaya diri yang penuh, sehingga konsumen masyarakat lingkungan VI Helvetia Tengah Medan lebih terpengaruh dalam membeli produk Pond’s. Santoso, Singgih, 2001, Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Alex Media Komputindo, Jakarta. Sekaran, Uma, 2006, Metode Penelitian untuk Bisnis, Edisi Keempat, Penerjemah: Kwan Men Yon, Salemba Empat, Jakarta. Shimp, Terrence. A, 2003, Periklanan Promosi . Jilid Satu, Jakarta, Erlangga. Suhaila, Sahra, 2008, Analisis Penayangan Iklan Pond’s di televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa S1 Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Skripsi, FE, Universitas Sumatera Utara, (tidak untuk dipublikasikan). 3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti mengenai marketing endorser, maka penulis menyarankan untuk lebih mempertajam ruang lingkup penelitinya dan memperluas pemahaman melalui literatur-literatur marketing endorser yang lebih lengkap. Sugiyono, 2003, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung, CV. ALFABETA. Umar, Husein, 2003, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. DAFTAR PUSTAKA Verawaty, Yunita, 2006, Pengaruh Marketing Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Lux, Skripsi, FE. Universitas Negeri Medan, (tidak untuk dipublikasikan). Ghozali, Anang, 2008. Perlakuan Pemirsa Televisi Terhadap Jeda Iklan, Jakarta, Majalah Marketing. Jhonson, 2008. Pengaruh Marketing Endorser dan Humor dalam Iklan Produk Sepeda Motor Yamaha terhadap Persepsi Konsumen (Studi Wahyuni, Sri, 2007, Pengaruh Terpaan Iklan Terhadap Perilaku Konsumptif Masyarakat Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia, 236 2010 Hendra Saputra Skripsi, FE. Universitas Negeri Medan, (tidak untuk dipublikasikan). Walker, Orville C., Boyd, Harper W., Larreche, Jean Claude. 2000, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategi dengan Orientasi Global, Jilid II Edisi Kedua, Alih Bahasa: Imam Nurmawan, Penerbit Erlangga, Jakarta. www.unilever indonesia co.id. Produk Kecantikan, PT. Unilever Indonesia Tbk., Pond’s, 2009. Diakses oleh Hendra Saputra, Rabu - 4 April 2009, 14:24 www.unilever indonesia co.id. Laporan Tahunan, PT. Unilever Indonesia Tbk., Adding Vitality to Life, 2008. Diakses oleh Hendra Saputra, Selasa - 14 April 2009, 17:47 237