1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem terumbu karang mempunyai peranan penting baik secara ekologi maupun ekonomi. Terumbu karang merupakan tempat tinggal, tempat berlindung, tempat mencari makan serta tempat berkembang biak bagi biota yang hidup didaerah karang dan sekitarnya. Selain itu terumbu karang menghasilkan berbagai produk yang bernilai ekonomis penting seperti berbagai jenis ikan karang, teripang dan moluska. Terumbu karang sangat sensitif terhadap terhadap perubahan lingkungan perairan dan sangat rentan mengalami degradasi. Aktivitas manusia di wilayah daratan dapat mempengaruhi kehidupan organisme yang hidup di ekosistem ini. Penyebab utama degradasi terumbu karang adalah penangkapan ikan berlebihan, praktek penangkapan ikan yang merusak, sedimentasi serta pencemaran yang berasal dari daratan. Aktivitas lainnya yang mengancam keberadaan terumbu karang antara lain polusi baik dari perumahan, pertanian, pabrik dan juga kegiatan wisata yang tidak bersifat hati-hati serta pemanasan global (Burke et al. 2002). Teluk Kupang merupakan kawasan pesisir dan laut yang terletak di bagian barat Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan Teluk Kupang menyimpan berbagai potensi sumberdaya kelautan dan banyak memberi manfaat bagi masyarakat pesisir. Aktivitas masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya kelautan dengan cara-cara yang merusak lingkungan sudah berlangsung lama dan memberikan gangguan dan tekanan terhadap sumberdaya kelautan khususnya terumbu karang. Penggunaan bom dan potasium sudah cukup lama dilakukan sejak tahun 2000-an. Pada ekosistem terumbu karang, hewan pemakan tanaman atau herbivora merupakan kelompok pengendali utama pertumbuhan alga. Herbivora merupakan satu proses ekologis yang sangat penting pada ekosistem terumbu karang yang dapat mengendalikan kelimpahan alga. Tutupan alga yang lebat bisa menghambat penempelan larva atau menurunkan kelulushidupan larva karang karena kompetisi terhadap ruang. Keberadaan herbivora untuk membuka ruang yang dipenuhi alga sangat dibutuhkan larva karang untuk penempelan. Pada terumbu karang yang sudah mengalami degradasi dimana terdapat sedimentasi 2 dan juga overfishing terhadap hewan herbivora maka akan memperburuk kondisi tersebut. Jompa and McCook (2002) telah melakukan percobaan dengan menutup jalan masuk bagi ikan herbivora, menuju karang Porites cylindrica yang berasosiasi dengan makroalga Lobophora variegata. Dengan tidak adanya ikan herbivora, pertumbuhan Lobophora variegata lima kali lebih cepat bila dibandingkan di alam. Dalam ekosistem terumbu karang, keberadaan alga adalah hal yang sangat mutlak dan telah menjadi bagian penting ekosistem terumbu karang yaitu sebagai salah satu produser primer, karena alga membutuhkan substrat untuk melekat dan berkembang, maka keberadaannya menjadi pesaing utama bagi hewan karang yang juga membutuhkan substrat dasar untuk berkembang. Disamping itu, karena pertumbuhannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan karang, maka melimpahnya alga pada umumnya dapat mengakibatkan tertutupnya hewan karang dan pada beberapa kasus keberadaan alga ini dapat membunuh hewan karang (Jompa & McCook 2002). 1.2 Perumusan Masalah Kondisi ekosistem terumbu karang keberadaannya sangat berkaitan dengan faktor manusia dan faktor alam. Faktor manusia antara lain : pengembangan industri, reklamasi lahan, polusi, kegiatan pertanian, eutrofikasi dan penangkapan ikan yang bersifat merusak sedangkan faktor alam berupa: bencana alam, penyakit, global warming, ledakan populasi predator, berkurangnya ikan herbivora dan juga pemutihan karang. Banyaknya tekanan dan gangguan terhadap ekosistem ini menyebabkan ekosistem terumbu karang terus mengalami degradasi. Berdasarkan penjelasan diatas maka permasalahan terkait dengan penelitian antara lain: 1. Ketergantungan masyarakat pesisir Teluk Kupang terhadap keberdayaan sumberdaya perikanan sebagai sumber kehidupan 2. Pemanfaatan sumberdaya yang bersifat merusak terumbu karang 3. Keberadaan ikan karang khususnya ikan herbivora 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara tutupan karang dan tingkat kelimpahan ikan herbivora. 3 1.4 Kerangka pikir penelitian Penangkapan ikan dengan cara yang bersifat merusak/destructive fishing seperti penggunaan bom dan racun sianida serta alat penangkap ikan yang merusak lainnya menyebabkan hancurnya ekosistem terumbu karang dan berkurangnya ketersediaan ikan karang. Pengeboman ikan dengan dinamit atau dengan racikan bom lainnya, dapat menghancurkan struktur terumbu karang, dan membunuh ikan yang ada di sekelilingnya. Dampak lain dari penggunaan bom yaitu pada areal yang awalnya didominasi terumbu karang berubah menjadi areal yang didominasi alga atau karang lunak/soft coral (Fox et al. 2003) Penangkapan ikan secara berlebihan terutama jenis ikan herbivora memberikan dampak perubahan pada ukuran, tingkat kelimpahan, dan komposisi jenis ikan. Hal itu disebabkan ikan turut berperan di dalam mencapai keseimbangan yang harmonis di dalam ekosistem terumbu karang. Penangkapan besar-besaran akan menyebabkan terumbu karang menjadi rapuh terhadap gangguan dari alam maupun gangguan dari kegiatan manusia. Tanpa ikan-ikan dan hewan-hewan avertebrata laut, maka populasi karang akan digantikan oleh populasi alga yang mencegah penempelan dan pertumbuhan larva karang pada substrat. Secara ringkas, kerangka pikir ditunjukkan pada gambar 1. Ekosistem terumbu karang di Teluk Kupang Paremeter lingkungan Deskripsi kondisi parameter Analisis hubungan lingkungan terumbu karang dan alga Ikan herbivora Kondisi terumbu karang Deskripsi kondisi terumbu karang Deskripsi ikan herbivora Analisis kondisi terumbu karang dan alga Analisis Pengelolaan Gambar 1 Kerangka pikir penelitian Kondisi alga Deskripsi kondisi alga Analisis kondisi terumbu karang, ikan herbivora dan alga 4 1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai acuan pengambilan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan ekosistem di perairan pesisir Teluk Kupang berdasarkan pada kepentingan ekologi sumberdaya alam dan kepentingan ekonomi dan sosial masyarakat nelayan. 2. Dasar pengembangan studi yang lebih mendalam dan luas terutama tentang keterkaitan fungsi ekosistem terumbu karang di Teluk Kupang.