pengaruh modal sosial terhadap tahapan

advertisement
57
BAB VII
PENUTUP
7.1
Simpulan
Secara keseluruhan kondisi modal sosial yang terdapat pada pelaku usaha
kecil di RW 02 kelurahan Pasir Mulya terbilang cukup baik.
Pada aspek
kepercayaan unsur-unsur seperti hubungan kekerabatan, posisi dan status sosial
masih menjadi hal yang penting dalam melihat aspek kepercayaan di wilayah ini.
Sementara pada aspek jaringan sosial dapat dilihat dari masih kentalnya hubungan
pertetanggaan dan pertemanan yang terjalin antar masing-masing warga dan pada
aspek norma yakni aturan-aturan yang bersifat tertulis ataupun tidak tertulis warga
Kelurahan Pasir Mulya masih menaati kedua macam aturan tersebut. Kesemua hal
tersebut ditandai dengan berhasilnya warga masyarakat dalam mendapatkan
keredit dari Lembaga Keuangan mikro Bina Usaha Mandiri. Hubungan seperti
kekerabatan, pertetangaan, pertemanan, posisi dan status sosial menjadi dasar bagi
warga agar dapat mendapatkan kredit dari pihak LKM sehingga modal sosial
terikat (bonding) dan modal sosial menjembatani (bridging) sangat jelas terlihat di
penelitian ini. Namun dari ketiga komponen modal sosial yakni kepercayaan,
jaringan sosial dan norma ternyata jaringan sosila yang memiliki pengaruh yang
paling besar hal tersebut dapat dilihat dari jumlah responden sebanyak 47 persen
sementara untuk kepercayaan dan norma secara berurutan memiliki persentase
sebesar 33 persen dan 20 persen.
Besarnya jumlah responden yang mendapatkan kredit atas dasar jaringan
sosial dikarenakan sebagian besar warga merupakan tetangga dekat dan teman
dekat dari pihak LKM Bina Usaha Mandiri karena hubungan pertetanggaan dan
pertemanan sangat erat kaitannya dengan jaringan sosial. Sementara mengenai
pengaruh modal sosial terhadap tahapan perolehan kredit dari masing-masing
komponen modal sosial jaringan sosial memiliki jumlah responden yang paling
banyal memperoleh kredit pada tahap development
yaitu sebanyak 6 orang
responden, kepercayaan memiliki jumlah responden sebanyak 5 orang dan norma
memiliki responden sebanyak 3 orang. Hal tersebut menandakan bahwa jaringan
58
sosial selain paling berpengaruh terhadap perolehan kredit ternyata juga
berpengaryh terhadap tahapan perolehan kredit.
7.2.1
Saran
1. Bagi para pelaku usaha kecil agar meningkatkan kualitas kerjasama
kepada LKM Bina Usaha Mandiri dengan membangun modal sosial yang
skuat seperti memperluas jaringan sosial, menaati norma-norma yang
berlaku baik itu norma tertulis ataupun yang tidak tertulis sehingga dari
kedua hal tersebut akan memupuk rasa saling percaya yang tinggi dan
pada akhirnya akan kembali kepada terbentuknya kerjasama yang kokoh
antara pelaku usaha kecil di Kelurahan Pasir Mulya dan LKM Bina Usaha
Mandiri.
2. Bagi Lembaga Keuangan Mikro Bina Usaha Mandiri agar lebih
memperluas cakupan sasaran pelaku usaha kecilnya, dari yang
sebelumnya hanya terbatas pada RW 02 namun dapat mencakup ke RW
lainnya karena pada dasarnya LKM Bina Usaha Mandiri terbentuk atas
nama Kelurahan Pasir Mulya bukan hanya pada RW 02 saja artinya
semua RW yang termasuk kedalam kelurahan itu berhak untuk
memperoleh dana dari LKM Bina Usaha Mandiri. Selain itu LKM Bina
Usaha Mandiri agar dapat menambah jumlah pengurus karena saat ini
dinilai sangat minim sekali sehingga pengurus saat ini menjadi sedikit
kesulitan dalam melayani pengajuan dana dari masyarakat.
3. Bagi aparat pemerintah agar lebih mencurahkan perhatian kepada program
pemberian kredit ini karena saat ini pihak LKM Bina Mandiri masih
kekurangan dalam masalah pendanaan, dari hal itu diharapkan para aparat
pemerintah bisa membantu dalam permasalahan dana dan peningkatan
softskill sehingga para pelaku usaha kecil di Kelurahan Pasir Mulya dapat
bersaing dengan pelaku usaha kecil dari wilayah lain.
Download