Penting, Peran Guru dalam Mengenali Konflik di Sekolah

advertisement
Penting, Peran Guru dalam Mengenali Konflik di Sekolah
Rabu, 15 Juni 2011 WIB, Oleh: Satria
YOGYAKARTA-Peran guru sangat penting dan strategis untuk menyelesaikan konflik di sekolah.
Untuk dapat menyelesaikan dan mengelola konflik tersebut, ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan, mulai dari pencegahan, penyelesaian, pengelolaan, resolusi, hingga transformasi konflik.
Dari beberapa hal itu, langkah pencegahan dan transformasi/penyelesaian pascakonflik memegang
peran cukup signifikan. "Intervensi yang dapat dilakukan guru dalam persoalan konflik tersebut
yang cukup penting adalah pencegahan dan transformasi penyelesaiannya," kata staf pengajar
Sosiologi UGM, Nurul Aini, S.Sos., M.Phil., dalam Workshop 'Konflik dan Kekerasan di Sekolah' di
Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP), Rabu (15/6).
Nurul menambahkan yang dimaksud dengan pencegahan konflik adalah tindakan menghimpun dan
menganalisis informasi mengenai konflik, mengantisipasi peningkatan atau ekshalasi konflik yang
keras, mengembangkan respon yang tepat terhadap krisis, dan menyajikan pilihan tindakan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. "Sayangnya, langkah pencegahan ini jarang dilakukan dan
responnya menjadi terlambat sehingga terjadilah konflik/ kekerasan di sekolah," katanya.
Upaya pencegahan konflik selain melibatkan guru, juga dengan menggandeng murid, orang
tua/wali, dan karyawan. Supaya pencegahan konflik dapat berkesinambungan, pencegahan konflik
harus didasarkan atas kapasitas dan kemampuan masing-masing. Misalnya, guru melalui pendidikan
dan pelatihan, kegiatan bersama (olahraga), dan penerapan kerja sama antarkelompok yang
memiliki latar belakang beraneka ragam.
Dalam kesempatan itu, Nurul juga memberikan tips bagi guru dalam melakukan intervensi konflik di
sekolah, mulai dari mengenali masalah, tidak membuat keputusan yang bersifat permanen,
memikirkan apa yang menjadi kebutuhan, memetakan konflik, hingga mencari dan menerapkan
solusi. "Guru juga harus terampil mendengarkan, memberi komentar yang supportif, meminta
penjelasan, dan empati," sebutnya.
Sementara itu, peneliti dari PSKP UGM, Dody Wibowo menuturkan guru tidak hanya memerhatikan
capaian hasil pembelajaran, tetapi juga menghargai proses pembelajaran untuk menilai
perkembangan peserta didik karena tiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda.
Dody juga berharap agar nilai-nilai bina damai dapat diterapkan di sekolah oleh guru untuk
mengubah perilaku peserta didik sehingga dapat mempraktikkan nilai-nilai damai dalam hidup
sehari-hari. Contoh nilai bina damai, antara lain, rasa optimis, bersahabat, murah hati, hormat, dan
jujur. "Internalisasi nilai-nilai dalam bina damai pada peserta didik dimulai dari nilai-nilai yang
mudah dipahami dan dijalankan kemudian berkembang pada nilai-nilai yang lebih kompleks," ujar
Dody. (Humas UGM/Satria AN)
Berita Terkait
●
●
●
●
●
Kelebihan Beban Kerja Pengaruhi Penilaian Auditor
Sekolah Miliki Peran Penting Bagi Kesehatan Jiwa
Guru Agama dan BK Ikuti Pelatihan Manajemen Konflik Berbasis Sekolah
Agama Picu Konflik Nahdlatul Wathan
Raih Doktor Usai Teliti Konflik Pekerjaan, Keluarga dan Budaya
Download