perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
APLIKASI MINDJET MINDMANAGER 9 UNTUK SISWA
SMA PADA POKOK BAHASAN ALAT OPTIK
Skripsi
Skripsi
Oleh :
Nanang Khoirudin
K 2307039
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2012
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
APLIKASI MINDJET MINDMANAGER 9 UNTUK SISWA
SMA PADA POKOK BAHASAN ALAT OPTIK
Oleh :
Nanang Khoirudin
K 2307039
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Nanang Khoirudin. K2307039. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MINDJET MINDMANAGER 9
UNTUK SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN ALAT OPTIK. Skripsi,
Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Oktober 2012.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran
dengan menggunakan aplikasi Mindjet MindManager yang baik untuk materi
Fisika SMA pada pokok bahasan Alat Optik. Penelitian ini menggunakan metode
research and development (R&D). Model pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif yang
menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk
berupa media pembelajaran. Data diperoleh melalui wawancara, angket dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran berbasis Mindjet Mind Manager untuk materi Fisika SMA
kelas X pokok bahasan Alat Optik, termasuk dalam kriteria sangat baik untuk
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran (hasil penilaian ahli materi, ahli media,
dan siswa memberikan rata-rata penilaian 91,77%).
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Nanang Khoirudin. K2307039. DEVELOPING LEARNING MEDIA USING
MINDJET MINDMANAGER 9 FOR STUDENT OF SENIOR HIGH SCHOOL
SUBJECT OPTICAL DEVICES. Thesis, Surakarta: The Faculty of Teacher
Training and Education. Sebelas Maret University in Surakarta, October 2012.
The purpose of this research is to develop learning media using Mindjet
MindManager for student of senior high school subject optical devices. This
research use research and development (R&D) method. The used development
model in this study is procedural model that is descriptive model. The model show
the steps that must be followed to produce a media of learning. Data are obtained
through interviews, questionnaires and documentation. The used data analysis
technique is a qualitative descriptive analysis.
Based on the results of the data analysis and discussion, it can be concluded
that learning media using Mindjet MindManager for student of senior high school
subject optical devices is in the very good criteria to be used as learning media
(assessment results from matter experts, media experts, and students give the
average value 91,77%).
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."(QS. Insyirah:6-8)
“…Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan
memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR. Muslim)
“Semtiap orang itu jenius. Namun, jika kamu menilai ikan dari kemampuannya
memanjat pohon, ia akan seumur hidup percaya bahwa dirinya bodoh” (Albert
Einstein)
“Waktu yang disediakan bagi setiap orang adalah sama, yang berbeda adalah
bagaimana kita menggunakannya. Setiap orang mempunyai tantangannya sendirisendiri” (Penulis)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Bunda dan Ayah yang telah memberikan doa,
nasehat dan perjuangan tak terbalas.
2. Adikku Herman Rizky Ramadhan dan Rizka
Mutiah Effriyanti yang selalu
memberiku
semangat dan dukungan.
3. Teman-teman Fisika 2007 tercinta terkhusus
GGL
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat
teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, PhD. Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.
3. Bapak Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan P.
MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Ibu Daru Wahyuningsih, S.Si, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I Program
P.Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Dwi Teguh R, SSi.MSi. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Bapak Drs. Hasim Koiman, S.Pd, M.Pd. Selaku Kepala SMA N 1 Purwantoro
yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
7. Bapak Widodo, S.Pd, M.Pd. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA N 1
Purwantoro yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis
melakukan penelitian.
8. Siswa-siswi kelas X SMA N 1 Purwantoro. Terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya.
commit
to user
9. Semua pihak yang telah membantu
terlaksananya
penelitian ini.
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih
belum sempurna maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...............................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................
vii
HALAMAN MOTTO .................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
ix
KATA PENGANTAR ................................................................................
xi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xviii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Identifikasi Masalah..................................................................
3
C. Pembatasan Masalah .................................................................
4
D. Perumusan Masalah ..................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................
4
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...................................
4
G. Manfaat Penelitian ....................................................................
5
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .................................
6
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................
7
1. Pengembangan Pembelajaran ...............................................
7
2. Media Pembelajaran .............................................................
commit to user
a. Definisi Media Pembelajaran
...........................................
7
xii
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran.........................
9
c. Macam-macam Media Pembelajaran .............................
12
d. Evaluasi Media Pembelajaran ........................................
15
e. Penggunaan Peta Konsep Sebagai Media Pembelajaran .
17
3. Mindjet MindManager .......................................................
20
4. Hakikat Pembelajaran Fisika ..............................................
20
a. Hakikat Fisika ...............................................................
20
b. Pembelajaran Fisika ......................................................
21
5. Pokok Bahasan ..................................................................
21
a. Mata ..............................................................................
21
b. Kamera..........................................................................
24
c. Lup ...............................................................................
25
d. Mikroskop .....................................................................
26
e. Teleskop........................................................................
28
B. Penelitian yang Relevan .........................................................
33
C. Kerangka Berpikir ..................................................................
34
D. Pertanyaan Penelitian .............................................................
36
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................
37
A. Model Pengembangan ............................................................
37
B. Prosedur Pengembangan.........................................................
37
1. Identifikasi Masalah ...........................................................
39
2. Pengumpulan Data .............................................................
39
3. Pembuatan Desain Media ...................................................
39
4. Pembuatan Media ..............................................................
40
5. Validasi .............................................................................
41
6. Revisi ................................................................................
41
C. Uji Coba Produk.....................................................................
42
1. Desain Uji Coba .................................................................
42
2. Subjek Coba ......................................................................
43
3. Jenis Data ..........................................................................
commit
user
4. Teknik Pengambilan
Datato..................................................
43
xiii
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Instrumen Pengambilan Data .............................................
44
6. Teknik Analisis Data..........................................................
46
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................
48
A. Pengembangan Media Pembelajaran Mindjet MindManager...
48
1. Identifikasi Masalah ...........................................................
48
2. Pengumpulan Data .............................................................
49
a. Pengkajian Materi .........................................................
49
b. Perangkat Pembuatan Media .........................................
50
3. Pembuatan Desain Media ...................................................
51
4. Pembuatan Media ..............................................................
52
a. Persiapan dan Perancangan............................................
52
b. Pembuatan.....................................................................
52
c. Penyelesaian..................................................................
53
B. Validasi Media .......................................................................
53
1. Validasi oleh Ahli Isi/ Materi .............................................
53
2. Validasi oleh Ahli Media ...................................................
54
C. Uji Coba Media ......................................................................
55
1. Uji Coba One on One .........................................................
55
2. Uji Coba Kelompok Kecil ..................................................
55
3. Uji Coba Kelompok Besar .................................................
56
D. Revisi Produk .........................................................................
58
1. Ahli Materi ........................................................................
58
2. Ahli Media .........................................................................
58
E. Kajian Produk Akhir...............................................................
62
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .........................................................
65
A. Simpulan Tentang Produk ......................................................
65
B. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
65
C. Saran Pemanfaatan, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
67
LAMPIRAN ...............................................................................................
commit to user
69
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Komponen Angket Media .........................................................
45
Tabel 4.1 SK dan KD Alat Optik ..............................................................
50
Tabel 4.2 Indikator Materi Alat Optik ......................................................
50
Tabel 4.3 Rangkuman Data untuk Aspek Kelayakan Isi/ Materi ...............
53
Tabel 4.4 Rangkuman Data untuk Aspek Kelayakan Media......................
54
Tabel 4.5 Rangkuman Data dari Angket Siswa .........................................
55
Tabel 4.6 Rangkuman Data dari Angket Siswa .........................................
56
Tabel 4.7 Rangkuman Data dari Angket Siswa .........................................
57
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1
(a) Cacat Mata Miopi ...........................................................
22
Gambar 2.1
(b) Koreksi Sinar pada Cacat Mata Miopi.............................
22
Gambar 2.2
(a) Cacat Mata Hipermetropi ................................................
23
Gambar 2.2
(a) Koreksi Sinar Pada Cacat Mata Hipermetropi .................
23
Gambar 2.3
Titik Dekat Dan Titik Jauh Pada Penderita Cacat
Mata Presbiopi .....................................................................
24
Gambar 2.4
Kacamata Penderita Presbiopi ..............................................
24
Gambar 2.5
Pembentukan Bayangan pada Kamera ..................................
25
Gambar 2.6
(a)
Pembentukan
Bayangan
dengan
Berakomodasi
Maksimum ...........................................................................
26
Gambar 2.6
(b) Pembentukan Bayangan tanpa Berakomodasi .................
26
Gambar 2.7
Pembentukan Bayangan dengan Berakomodasi Maksimum
pada Mikroskop ...................................................................
Gambar 2.8
Pembentukan
Bayangan
tanpa
Berakomodasi
pada
Mikroskop............................................................................
Gambar 2.9
27
28
Pembentukan Bayangan dengan Berakomodasi Maksimum
pada Teleskop Astronomi .....................................................
29
Gambar 2.10 Pembentukan Bayangan tanpa Berakomodasi pada Teleskop
Astronomi ............................................................................
30
Gambar 2.11 Pembentukan Bayangan dengan Berakomodasi Maksimum
Pada Teropong Bumi............................................................
31
Gambar 2.12 Pembentukan Bayangan dengan Tidak Berakomodasi pada
Teropong Bumi ....................................................................
Gambar 3.1
32
Alur Pengembangan Mindjet MindManager sebagai Media
Pembelajaran........................................................................
38
Gambar 3.2
Desain Bentuk Media Pembelajaran Mindjet MindManager .
40
Gambar 3.3
Alur Desain Uji Coba Media Pembelajaran Mindjet
Gambar 4.1
MindManager.......................................................................
commit
to userPelajaran Fisika .................
Diagram Respon Siswa
terhadap
xvi
42
48
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.2
digilib.uns.ac.id
Diagram Respon Siswa terhadap Pembelajaran Fisika di
Kelas ....................................................................................
49
Gambar 4.3
Tampilan Sebelum Revisi .....................................................
59
Gambar 4.4
Tampilan Setelah Revisi .......................................................
59
Gambar 4.5
Penjelasan Sebelum Revisi ...................................................
60
Gambar 4.6
Penjelasan Setelah Revisi .....................................................
60
Gambar 4.7
Tipe Macromedia Flash Sebelum Revisi...............................
61
Gambar 4.8
Tipe Macromedia Flash Setelah Revisi .................................
61
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Identifikasi Masalah .............................................................
Lampiran 2
Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi ..
69
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ....................
71
Lampiran 3
Naskah Desain MM..............................................................
77
Lampiran 4
Pembuatan Media .................................................................
79
Lampiran 5
Kisi dan Instrumen Angket Ahli ...........................................
95
Lampiran 6
Lampiran Untuk Ahli ...........................................................
105
Lampiran 7
Kisi-kisi Wawancara ............................................................
109
Lampiran 8
Kisi dan Instrumen Angket Siswa ........................................
110
Lampiran 9
Print Screen Media MM .......................................................
113
Lampiran 10 Validasi Angket Try out .......................................................
117
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Angket ....................................................
120
Lampiran 12 Dokumentasi ........................................................................
126
Lampiran 13 Hasil Angket Ahli ................................................................
128
Lampiran 14 Surat-surat ............................................................................
134
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang dengan pesat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat terlepas dari perubahan –
perubahan
dalam
bidang
pendidikan.
Berbagai usaha
ditempuh
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,
pemerintah selalu berusaha memperbaiki kurikulum pendidikan, baik pendidikan
dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Dengan upaya tersebut diharapkan
tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas dan berguna bagi pembangunan masa kini maupun masa akan datang
dapat tercapai.
Salah satu usaha yang ditempuh adalah memperbaiki proses belajar
mengajar di sekolah. Di Indonesia banyak dijumpai para guru yang masih
menggunakan model pembelajaran yang masih lama yaitu guru sebagai satusatunya sumber ilmu pengetahuan yang mentransfer ilmu pengetahuan secara
mutlak tanpa melibatkan siswa semaksimal mungkin. Dominasi guru dalam
proses pembelajaran menyebabkan siswa tidak banyak berperan dan terlibat
secara pasif, mereka lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari
dan menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan, serta sikap yang mereka
butuhkan. Sebagaimana tugas guru dalam proses belajar mengajar diantaranya
sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator dalam belajar mengajar
dan peranan lainnya yang memang sudah menjadi tuntutan dari seorang guru yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar
yang
efektif.
Sedangkan siswa itu sendiri adalah betindak sebagai pencari, penerima dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan
diinginkan.
commit to user
1
untuk mencapai tujuan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang
mempelajari tentang kejadian alam yang memungkinkan penelitian dengan
percobaan,
pengukuran,
penyajian
secara
matematis.
Juga
mempelajari
keterkaitan konsep – konsep Fisika dalam kehidupan nyata dan pengembangan
sikap serta kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
beserta dampaknya. Materi Fisika memiliki hubungan antar subbabnya, satu
dengan yang lainnya saling terkait, Persamaan-persamaan yang ada di Fisika juga
mempunyai kemiripan. Misalkan Rumus perbesaran Teleskop Bumi dengan
Teleskop Astronomi, keduanya memiliki kemiripan rumus sehingga siswa perlu
belajar dengan lebih terstruktur, menyeluruh agar mampu membedakan rumus
yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan Peta
Konsep, Peta Konsep mampu menghubungkan subbab yang ada di Fisika secara
lebih terstruktur, selain itu juga mampu membantu siswa untuk memahami materi
secara lebih menyeluruh. Sesuai dengan karakteristik materi Fisika. Tony Buzan
(2005:4) mengungkapkan bahwa Peta pikiran adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak.
Sehingga diharapkan memudahkan siswa memahami dan membedakan kemiripan
rumus yang terdapat pada materi Fisika.
Dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang cukup menonjol,
yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Media sangat berperan dan
membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar.
Mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi di sekolah adalah
salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai
penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menunjukkan bahwa pemanfaatan
bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media berbasis ICT (Information,
Communication and Technology) dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Selain
menggunakan metode pembelajaran yang tepat, guru juga hendaknya mampu
commit
user
menggunakan media pembelajaran
yang to
memanfaatkan
media komputer sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
sarana untuk menampilkan konsep-konsep Fisika yang abstrak menjadi terlihat
kongkret. Guru dapat memanfaatkan program Mindjet MindManager 9 untuk
membuat peta pikiran yang mampu menghubungkan dengan program lain, baik
Microsoft Office ataupun macromedia flash. Selain itu, Mindjet MindManager 9
juga mampu menghubungkan materi satu dengan yang lainnya secara lebih
menyeluruh sehingga dengan penggunaan multimedia ini mampu membuat siswa
lebih aktif dalam pembelajaran.
SMA Negeri 1 Purwantoro merupakan sekolah menengah atas terbaik di
Purwantoro. Satu-satunya sekolah yang merupakan Sekolah Standar Nasional.
Kendati demikian, dari hasil wawancara dengan guru Fisika kelas X, Bapak
Widodo, S.Pd, M.Pd di SMA Negeri 1 Purwantoro diperoleh suatu fakta bahwa
tidak semua siswa kelas X memiliki nilai yang bagus dalam mata pelajaran Fisika.
Hal ini bisa dilihat dari nilai hasil ulangan sehari – hari dan kecenderungan siswa
yang mengalami kesulitan dalam membedakan rumus pada materi pelajaran Fisika
serta kurangnya pemahaman siswa terhadap materi secara keseluruhan. Selain itu,
dalam proses pembelajaran Fisika yang berlangsung selama ini didomainasi
dengan metode ceramah dan mencatat di papan tulis yang membuat suasana
semakin tidak menarik sehingga mengakibatkan siswa kurang mampu menyerap
materi Fisika secara menyeluruh.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas penulis mencoba
menyikapi dengan memberikan rangsangan berupa media yang berbasis ICT.
Untuk itu, penulis mencoba mengangkat judul pada penelitian ini yaitu :
”Pengembangan Media Pembelajaran dengan Menggunakan Aplikasi Mindjet
Mind Manager 9 untuk Siswa Kelas X SMA pada Pokok Bahasan Alat Optik”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Pelajaran Sains Fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami dan kurang
menarik bagi siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
2.
Penyampaian materi Fisika yang cenderung biasa saja, seperti menggunakan
bahan ajar, membaca, ceramah, menulis di papan tulis membuat pembelajaran
berlangsung membosankan.
3.
Kurangnya penggunakan media-media pembelajaran yang lebih cangih dan
menarik untuk memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
4.
Perlunya alat bantu berupa pemanfaatan teknologi pendidikan untuk
mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
5.
Penggunaan pembelajaran dengan memanfaatkan media ICT dimungkinkan
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
yang berlangsung.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat mencapai sasaran, maka
penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada :
1.
Perlu pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan ICT.
2.
Media ICT yang digunakan dalam pembelajaran yaitu media yang dibuat
dalam Mindjet MindManager.
3.
Materi pelajaran dibatasi pada pokok bahasan Alat Optik untuk SMA kelas X.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
”Bagaimana
mengembangkan
media
pembelajaran
yang
baik
dengan
menggunakan Mindjet MindManager pada Materi Alat Optik Kelas X SMA?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan di depan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
mengembangkan media pembelajaran yang baik dengan menggunakan aplikasi
Mindjet MindManager 9 pada Materi Alat Optik Kelas X SMA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa media
pembelajaran dalam bentuk file berekstensi “.mmap”. Mindjet MindManager
merupakan Software yang digunakan untuk membuat peta pikiran (peta konsep)
yang dapat diintegrasikan dengan media presentasi yang lain seperti Power Point,
Macromedia Flash, Video dan sebagainya. Media Mind Manager dikembangkan
sebagai alat bantu pembelajaran. Media Mind Manager sebagai alat bantu dalam
pembelajaran lebih ditekankan untuk mempermudah siswa memahami dan untuk
mengingat kembali materi yang disajikan dalam Media Mind Manager. Media ini
juga dapat digunakan guru pada saat kegiatan belajar mengajar.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.
Bagi Peneliti :
a. Untuk memecahkan masalah yang diteliti.
b. Untuk menambah khazanah keilmuan.
2.
Bagi Guru:
a. Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang
dapat
diatasi
melalui
penerapan
pembelajaran
media
Mindjet
MindManager .
b. Membangkitkan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Memotivasi Guru agar lebih inovatif dalam mengajar.
3. Bagi Siswa
a. Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui penerapan
pembelajaran media Mindjet MindManager untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa siswa dalam proses pembelajaran.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
termotivasi dalam belajar.
4. Bagi sekolah
a. Menyusun program peningkatan kualitas pembelajaran Fisika pada tahap
commit to user
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
b. Hasil penelitian yang didapatkan dapat digunakan untuk perbaikan pada
kualitas pembelajaran.
c. Sebagai bahan referensi untuk program pelajaran selanjutnya
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan pengembangan
antara lain:
1.
Media pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan software Mindjet
MindManager 9 hanya dapat diopeasikan pada PC atau laptop yang di
dalamnya ada aplikasi tersebut, sehingga untuk mengoperasikan produk harus
memiliki software tersebut .
2.
Media Pembelajaran Mindjet MindManager dapat digunakan sebagai media
pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Alat Optik.
3.
Rumus-rumus pada materi Alat Optik tidak dapat dibuat langsung dengan
menggunakan Mindjet MindManager.
4.
Pada Mindjet MindManager tidak dilengkapi fasilitas suara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengembangan Pembelajaran
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta
(2002:473), bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah,
berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya).
Pengembangan media pembelajaran didasarkan pada 3 model
pengembangan yaitu model prosedural, model konseptual, dan model
teoritik. Model prosedural merupakan model yang bersifat deskriptif, yaitu
menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan
produk. Model konseptual yaitu model yang bersifat analitis yang
memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta
keterkaitan antarkomponen. Sedangkan model teoritik adalah model yang
menunjukkan
hubungan
perubahan
antar
peristiwa.
(Nana
Syaudih,2007:54).
2. Media Pembelajaran
Dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang cukup
menonjol, yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Media sangat
berperan dan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar.
Sebelum mendefinisikan tentang media pembelajaran, terlebih dahulu
harus dimiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran. Menurut Hamalik dalam Arsyad (2007:2), dapat diringkas di
antaranya sebagai berikut :
-
Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar,
-
Fungsi media untuk mencapai tujuan pendidikan,
-
Seluk beluk proses belajar,
-
Hubungan metode mengajar dan media pendidikan,
-
Nilai atau manfaat media pendidikan,
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
-
Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran,
-
Usaha inovasi dalam media pendidikan.
a. Definisi Media Pembelajaran
Arsyad
(2007:6)
menyatakan
bahwa
media
pembelajaran
mempunyai beberapa istilah diantaranya alat pandang dengar, bahan
pengajaran (instructional material), komunikasi pandang dengar (audio
visual communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education),
teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga dan alat
penjelas.
Istilah-istilah
yang
beragam
tentang
media
pembelajaran
menunjukkan beragamnya definisi dan batasan media pembelajaran.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah adalah media. Secara khusus, media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. (Azhar Arsyad,
2007:3 )
Heinich, dkk dalam Azhar Arsyad (2007:4) mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima.. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak
dari kata medium dari bahasa Latin. Medium dapat didefinisikan sebagai
tengah, perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim
menuju penerima. Dalam bahasa Arab, media diartikan sebagai perantara
atau pengirim pesan kepada penerima pesan (Arsyad, 2007:3). Media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat
dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
(komunikator),
bahan
pembelajaran,
media
pembelajaran,
siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diungkapkan. Jadi,
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) baik fisik maupun non-fisik,
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai
pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Levie &
Lentz dalam Arsyad (2007:16-17) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, yang dapat diringkas sebagai berikut:
1) Fungsi atensi
Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang
ditampilkan dalam materi pelajaran.
2) Fungsi afektif
Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/mahasiswa
ketika proses belajar mengajar berlangsung.
3) Fungsi kognitif
Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk
memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (1985:85) dalam
Arsyad (2007:19), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
commit
to user atau kelompok pendengar yang
digunakan untuk perorangan,
kelompok,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan
informasi, dan (3) memberi instruksi.
Secara
umum
manfaat
media
pembelajaran
ialah
untuk
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar
mengajar lebih optimal, efektif, dan efisien. Sedangkan secara lebih ringkas
manfaat media pembelajaran menurut Syaifudin (2011:9-10) adalah:
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar
guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara siswa dimanapun berada.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan
dan warna, baik secara alami maupun manipulasi.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif,
sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak
harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar
lebih mandalam dan utuh
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa
dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan
kapanpun tanpa tergantung seorang guru.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa
untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumbersumber ilmu pengetahuan.
8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki
waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya,
seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar, dan lain sebagainya.
Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2007:24-25) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa secara ringkas,
yaitu:
1) Pengajaran akan lebih menarik sehingga menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pengajaran jelas maknanya sehingga siswa dapat menguasai dan
mencapai tujuan pengajaran;
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan, dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada
setiap jam pelajaran;
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik yang
dikutip Arsyad (2007:25) merincikan manfaat media pendidikan yang dapat
diringkas sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar yang
membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
commit
to user
berusaha sendiri di kalangan
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain,
dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Selain manfaat yang telah dikemukakan para ahli di atas, manfaat
media pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar menurut Syaifudin
(2011:13) dapat diringkas sebagai berikut:
1) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
a) memberikan pedoman,
b) menjelaskan struktur dan urutan pengajaran,
c) memberikan kerangka sistematis mengajar,
d) memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran,
e) membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran,
f) membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, dan
g) meningkatkan kualitas pengajaran.
2) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:
a) meningkatkan motivasi belajar pembelajar,
b) memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar,
c) memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar
untuk belajar,
d) memberikan inti informasi secara sistematik sehingga memudahkan
pembelajar untuk belajar,
e) merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis,
f) menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan
g) pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis
yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.
c. Macam-macam Media Pembelajaran
Romiszowski, (1988: 57-62) menjelaskan secara umum klasifikasi
commit
to user visual, dan tactile/kenestetik.
media : pembelajaran audio,
audiovisual,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Media tertentu akan sesuai penggunaannya pada kondisi yang tepat.
Pemilihan media menyangkut pengambilan keputusan yang kompleks,
dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga tidak boleh gegabah untuk
menentukan pengembangan menggunakan suatu media.
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan
dalam proses belajar mengajar menurut Syaifudin (2011:10-12), secara
ringkas sebagai berikut:
1) Media Grafis
Media grafis termasuk media visual, berfungsi menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan.pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbolsimbol komunikasi visual. Banyak jenis media grafis diantaranya:
a) Gambar atau Foto
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling
umum dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang paling umum,
yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap
orang yang normal dapat belajar menggambar, maka setiap guru
yang baik dapatlah menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa.
Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari
verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya
pun tidak perlu dipersoalkan sebab madia ini dibuat langsung oleh
guru.
c) Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan
simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari
objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada
antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Diagram pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
umumnya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyaderhanakan hal
yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
d) Bagan (Chart)
Sepeti halnya media grafis yang lain, bagan atau carta termasuk
media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau
konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau
lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butirbutir penting dari suatu persentasi. Pesan yang akan disampaikan
biasanya burupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau
hubungan-hubungan penting.
e) Grafik (Graphs)
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang
menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya
sering kali simbol-simbol verbal digunakan pada grafik. Fungsi
grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau
peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda
dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prisip-prinsip matematik
dan menggunakan data-data komparatif.
2) Teks
Media ini membantu pembelajar fokus pada materi yang disiswai
karena pembelajar cukup mendengarkan tanpa melakukan aktivitas lain
yang menuntut konsentrasi, serta sangat cocok bila digunakan sebagai
media untuk memberikan motivasi.
3) Audio
Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi obyek-obyek,
mengklasifikasikan obyek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari
suatu obyek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.
Contoh dari media audio ialah radio dan tape recorder.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
4) Animasi
Media Animasi mampu menunjukkan suatu proses abstrak di mana
pengguna ingin melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap
proses tersebut. Namun media Animasi menyediakan suatu tiruan yang
bila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya terlalu mahal untuk
mendapatkannya atau berbahaya dan berbagai macam kendala lainnya.
5) Video
Video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi karena
siswa harus mampu mengingat detail dari scene to scene (per adegan).
Umumnya pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah
dibandingkan melalui teks sehingga pengguna kurang terdorong untuk
lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi. Video memaparkan
keadaan riil dari suatu proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat
memperkaya pemaparan. Video sangat cocok untuk mengajarkan
materi dalam ranah perilaku atau psikomotor.
Kemp dan Dayton mengelompokkan media yang banyak dianut
oleh para pengelola pendidikan menjadi 8 kelompok yaitu:
(1)Cetak, (2)Pajang, (3)Proyeksi Visual Diam (OHT), (4)Rekaman dengan
Audiotape, (5)Seri slide dan filmstrips, (6)Multi-image, (7)Rekaman video
dan film hidup, (8)Komputer.(Arsyad, 2007:37).
d. Evaluasi Media Pembelajaran
Evaluasi media pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti dengan diskusi kelas atau diskusi kelompok, wawancara, dan
observasi. Menurut Walker & Hess dalam (Arsyad, 2007:175) memberikan
kriteria dalam meninjau perangkat lunak media pembelajaran yang
berdasarkan kepada kualitas, yang dapat diringkas sebagai berikut:
1) Kualitas isi dan tujuan meliputi ketepatan, kepentingan, kelengkapan,
keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, dan kesesuaian dengan situasi
siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
2) Kualitas instruksional meliputi memberikan kesempatan belajar,
memberikan bantuan untuk belajar, kualitas memotivasi, flekssibilitas
instruksionalnya, kualitas tes dan penilaiannya, dapat member dampak
bagi siswa, dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarnya.
3) Kualitas teknis meliputi keterbacaan, mudah digunakan, kualitas
tampilan/tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualitas pengelolaan
programnya, dan kualitas pendokumentasiannya.
Aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran hasil dari
penyusunan dan diskusi tentang aspek dan kriteria penilaian media
pembelajaran secara ringkas adalah:
1) Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
a)
Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan
media pembelajaran
b)
Reliable (handal)
c)
Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah)
d)
Usabilitas
(mudah
digunakan
dan
sederhana
dalam
aplikasi/software/tool
untuk
pengoperasiannya)
e)
Ketepatan
pemilihan
jenis
pengembangan
f)
Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di
berbagai hardware dan software yang ada)
g)
Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam
eksekusi
h)
Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi:
petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas,
terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan
alur kerja program)
i)
Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran
dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media
pembelajaran lain)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
2) Aspek Desain Pembelajaran
a)
Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)
b)
Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum
c)
Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran
d)
Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran
e)
Interaktivitas
f)
Pemberian motivasi belajar
g)
Kontekstualitas dan aktualitas
h)
Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar
i)
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
j)
Kedalaman materi
k)
Kemudahan untuk dipahami
l)
Sistematis, runut, alur logika jelas
m) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan
n)
Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran
o)
Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi
p)
Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi
3) Aspek Komunikasi Visual
a)
Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan
dengan keinginan sasaran
b)
Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan
c)
Sederhana dan memikat
d)
Audio (narasi, sound effect, backsound,musik)
e)
Visual (layout design, typography, warna)
f)
Media bergerak (animasi, movie)
g)
Layout Interactive (ikon navigasi).(Wahono, 2006:1)
e. Penggunaan Peta Pikiran (Peta Konsep) sebagai Media Pembelajaran
Mind Map atau peta pikiran menurut Tony Buzan (2005:4) adalah
cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil
commit
to user
infomasi ke luar dari otak.
Secara
sederhana, Mind Map adalah cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan”
pikiran–pikiran kita.
Kita bisa membandingkan Mind Map dengan peta kota. Pusat Mind
Map mirip dengan pusat kota. Pusat Mind Map mewakili ide terpenting.
Jalan – jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran – pikiran
utama dalam proses pemikiran kita, jalan – jalan sekunder mewakili
pikiran– pikiran sekunder, dan seterusnya. Gambar – gambar atau bentuk –
bentuk khusus dapat mewakili ide – ide menarik tertentu.
Sama seperti peta jalan, menurut Tony Buzan (2005:5) manfaat
Mind Map secara ringkas sebagai berikut :
1) Memberi pandangan menyeluruh pada pokok masalah (materi
pembelajaran) secara luas
2) Mengetahui kemana kita akan pergi dan di mana kita berada, sehinga
ketika pelajaran diberikan kita bisa mengetahui alur dari pembelajaran
karena lebih terstruktur.
3) Mengumpulkan sejumlah besar data
4) Menorong pemecahan masalah
5) Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat
Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan,
memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga
cra kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti bahwa mengingat
informasi akan lebih mudah.
Menurut Tony Buzan (2005:6) membuat peta pikiran akan
membantu kita untuk: (1) Menjadi lebih kreatif, (2) Memusatkan perhatian,
(3) Mengingat dengan lebih baik,dan (4) Belajar lebih cepat dan efisien.
Peta pikiran (Mind Map) diciptkan oleh Tony Buzan pada tahun
1970. Sekarang banyak orang yang memakai metode ini untuk berbgai hal
dalam aspek kehidupan mereka. Peta pikiran menggabungkan kekuata otak
kiri dan otak kanan. Ia mampu memvisualisasikan setiap hal dengan
menggunkan peta, warna, gambar, kata–kata dan sebagainya. Ia akan
to user potensi otak.
membuka kunci pikiran dancommit
meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Dalam dunia pendidikan juga terdapat Peta pikiran, yaitu seperti
terdapat pada bagian awal buku materi yang tersebar luas di Indonesia. Peta
pikiran dalam dunia pembelajaran sering kita sebut dengan peta konsep
yang berisi gambaran materi yang akan disampaikan oleh Guru ataupun
yang akan diterima siswa.
Pemahaman
peta
konsep
berawal
dari
gagasan
bahwa
pengetahuan itu dibangun dalam pikiran orang yang sedang belajar
melalui struktur kognitif yang dimilikinya dan merupakan dasar teoritis
bagi perbedaan antara belajar bermakna dan belajar hapalan. Melalui konsep
dapat
menvisualisasikan
kerangka
berpikir
seseorang
dan
juga
menyebabkan pengetahuan awal seseorang menjadi terlihat. Dalam belajar
bermakna pengetahuan baru dikaitkan pada konsep-konsep yang relevan
dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran kita (struktur kognitif). Bila
dalam struktur kognitif tidak terdapat konsep yang relevan, maka pelajaran
baru biasanya harus dihapal. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru
untuk mengetahui apa yang telah diketahui setiap siswanya sebelum proses
pembelajaran itu dimulai. Sampai saat ini peta konsep telah diterapkan
diberbagai hal. Alamsyah dalam Muhammad dan Unggul (2012: 67-68)
menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan metode mind mapping
yang dapat diringkas sebagai berikut:
1) Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas
2) Dapat melihat detail tanpa kehilangan benang merahnya antar topic
3) Terdapat pengelompokkan informasi
4) Menarik perhatian mata dan tidak membosankan
5) Memudahkan berkonsentrasi
6) Proses pembuatannya menyenangkan
7) Mudah mengingatnya
Windura
dalam
Muhammad
&
Unggul
(2012:67-68)
menambahkan khusus dalam bidang pendidikan dan pembelajaran,
kegunaan dan aplikasi mind map sangat banyak, antara lain untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
meringkas, mengkaji ulang, mencatat, mengajar, bedah buku, presentasi,
penelitian dan manajemen waktu.
3. Mindjet MindManager (MM)
Penggunaan Media khususnya komputer dalam pembelajaran sangat
memudahkan bagi guru dalam menyajikan materi yaitu pada program MM,
kita dapat membuat Mind Map tentang materi atau konsep-konsep Fisika. Kita
dapat membuat latar belakang gambar atau foto. Desain gambar lebih menarik
dan dapat merangsang siswa lebih banyak beraktivitas. MM yang dapat
digunakan untuk membuat peta pikiran dapat membantu kita mempercepat
membuat peta pikiran dengan mudah dan menyenangkan. Bahkan sangat
fleksibel dapat mengganti dan memodifikasi peta pikiran. Yang menarik dari
software ini adalah kemampuannya untuk membuat tautan (link) dengan
aplikasi yang lain, misalnya power point, word, excel, macromedia flash dan
sebagainya. (Digibook Technology.2008:3-4).
4. Hakikat Pembelajaran Fisika
a. Hakikat Fisika
Fisika adalah salah satu cabang dari IPA, yaitu ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang gejala alam, maka perkembangan Fisika
berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran. Menurut Garth seen yang
dikemukakan oleh Herbert Druxes, Gernot Born dan Fritz Siemsen (1986:3)
menyatakan bahwa: “Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejalagejala alam sederhana dan berusaha menentukan hubungan antara
kenyataan-kenyataannya. Persyaratan dasar untuk pemecahannya ialah
mengamati gejala-gejala tersebut”.
Sementara menurut pendapat Brackhous yang dikutip oleh Herbert
Druxes (1986:3) menyatakan, “Fisika adalah ilmu yang mempelajari
kejadian
alam
yang
memungkinkan penelitian dengan percobaan,
pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis dan berdasarkan
peraturan-peraturan umum”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan
to user dan menganalisa struktur dan
ilmu pengetahuan yang commit
menguraikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
peristiwa alam yang sesederhana mungkin sehingga menghasilkan
pengetahuan baru. Fisika menguraikan dan menganalisa struktur peristiwa
alam semesta dan dari sini akan ditemukan konsep-konsep, aturan-aturan
atau hukum-hukum dalam alam yang dapat menerangkan gejala-gejala
berdasarkan struktur logika.
b. Pembelajaran Fisika
Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa
aktif
anak
memanipulasi
dan
berinteraksi
dengan
lingkungan.
Perkembangan kognitif bukan merupakan akumulasi dari kepingan
informasi terpisah, namun lebih merupakan pengkonstruksian oleh siswa
untuk memahami lingkungan mereka. Sehingga dalam pembelajaran Fisika,
guru seharusnya hadir sebagai fasilitator bagi siswa dalam mengkonstruksi
pemahaman dan pengetahuannya. Karena belajar Fisika akan menarik jika
penyajiannya melibatkan siswa secara aktif baik dari segi mental maupun
fisik dan bersifat nyata (kontekstual).
Pembelajaran Fisika memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kemampuan penyelidikan secara sistematis, memahami
konsep dan hubungan antar konsep berdasarkan fakta dalam kehidupan
sehari-hari, serta mampu berkomunikasi dengan menggunakan terminologi
dan penyajian ilmiah. Dengan demikian, pembelajaran Fisika memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mencari, mempertanyakan,
dan mengeksplorasi pengetahuan.
5. Pokok Bahasan
a. Mata
Mata termasuk alat optik karena di dalamnya terdapat lensa mata
yang digunakan untuk menerima cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda
yang kita lihat. Cahaya memasuki mata melalui pupil, bola mata, dan
difokuskan oleh system lensa-kornea dan retina. Kelengkungan lensa mata
dapat diubah-ubah oleh otot sliari. Apabila mata digunakan untuk melihat
benda yang jauh dan system lensa-kornea akan berada pada panjang fokus
commit
to user jarak dari kornea ke mata. Jika
maksimumnya yakni 2,5 cm,
merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
mata digunakan untuk melihat benda yang dekat maka otot siliari akan
membuat lensa mata mengurangi fokusnya. Kemampuan menebal dan
memipihkan lensa mata ini disebut dengan Daya Akomodasi.
Titik terdekat dimana lensa dapat memfokuskan pada retina disebut
titik dekat mata (punctum proximum). Jarak titik dekat mata pada setiap
orang itu beragam dan akan berubah dengan bertambahnya usia. Pada usia
10 tahun, titik dekat dapat mencapai 7cm, sementara pada usia 60 tahun titik
dekat ini bisa mencapai 200 cm. karena mata mengalami penurunan daya
akomodasi mata. Dan nilai standar untuk titik dekat mata adalah 25 cm.
Titik terjauh dimana mata dapat memfokuskan bayangan tepat pada
retina. Pada mata normal titik yerjauh mata sejauh tak hingga (~). dan
karena ada pengaruh dari lingkungan, sehingga mata mengalami penurunan
daya akomodasi. Sehingga mata tidak dapat melihat benda jauh dengan
jelas. Macam-macam cacat mata antara lain:
1) Rabun Jauh (MIOPI)
Kurangnya kemampuan mata untuk melihat benda yang jauh. Orang
yang menderita miopi,
mampu melihat benda dekat dengan jelas.
Tetapi pada saat melihat benda yang jauh, mata hanya mampu
memfokuskan bayangan di depan retina saja. Cacat mata ini dapat
ditolong dengan lensa negatif (cekung). Lensa cekung ini berfungsi
untuk menjatuhkan bayangan pada titik terjauh mata miopi ketika
melihat benda yang sangat jauh (~).
(a)
(b)
Gambar 2.1 commit
(a) CacattoMata
user Miopi dan (b) Koreksi Sinar
pada Cacat Mata Miopi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
1 1 1
= +
f s s
1
1
= +
~ −s
1
= − (s dalam satuan m)
s
100
(s dalam satuan cm)
=
s
D=
2) Rabun Dekat (Hipermetropi)
Ketika mata melihat benda dekat, lensa mata akan mencembung. Jika
lensa mata kurang cembung, yang menyebabkan bayangan difokuskan
di belakang retina. Sedangkan pada saat melihat benda jauh, lensa
mata masih dapat memfokuskan bayangannya. Cacat mata ini di bantu
dengan menggunakan lensa positif(cembung). Lensa ini bekerja dengan
membentuk bayangan suatu benda yang berada di titik dekat mata
normal pada titik dekat penderita miopi (>25 cm).
(b)
(a)
Gambar 2.2 (a) Cacat Mata Hipermetropi,dan (b) Koreksi
Sinar Pada Cacat Mata Hipermetropi
1 1 1
= +
f s s
1
1
= +
s −s
100
100
−
=
s
25cm
100
=4−
s
D=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
3) Mata Tua (Presbiopi)
Penderita cacat mata presbiopi akan akan mengalami gangguan dalam
melihat objek pada jarak yang dekat dan jauh, sesuai dengan ilustrasi
gambar di samping. Faktor penyebab cacat mata ini adalah
berkurangnya daya akomodasi mata karena bertambahnya usia. cacat
mata presbiopi sering disebut dengan cacat mata tua. Maka pada
penderita cacat mata presbiopi titik dekat (Punctum proximum) dan titik
jauh (Punctum remotum) dapat digambarkan:
Gambar 2.3 Titik Dekat Dan Titik Jauh Pada Penderita Cacat
Mata Presbiopi
Cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan Lensa ganda. Yang
tersusun atas lensa positif dan negatif.
Gambar 2.4 Kacamata Penderita Presbiopi
b. Kamera
Kamera merupakan suatu alat optik yang berfungsi untuk
menangkap gambar diam. Prinsip kerja Kamera hampir sama dengan prinsip
kerja pada mata manusia. Bayangan pada lensa dijatuhkan pada plat film
yang terletak diantara F dan 2F sehingga bayangan yang terbentuk Nyata,
Terbalik, Diperkecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan pada Kamera
Elemen-elemen dasar kamera adalah lensa, kotak ringan yang
rapat, shutter (penutup) untuk memungkinkan lewatnya cahaya melalui
lensa dalam waktu singkat dan pelat atau potongan film yang peka. Ketika
shutter di buka cahaya dari benda luar dalam medan pandangan difokuskan
oleh lensa sebagai bayangan pada film. Film terdiri dari bahan kimia yang
peka
tehadap
cahaya
yang
mengalami
perubahan
ketika
cahaya
menimpanya.
Pemfokusan adalah peletakkan lensa pada posisi yang benar relatif
terhadap film untuk mendapatkan bayangan yang paling tajam. Jarak
bayangan minimum untuk benda di jarak tak hingga dan sama dengan
panjang fokus. Untuk benda-benda yang lebh dekat, jarak bayangan lebih
besar dari panjang fokus.
c. Lup (Kaca Pembesar)
Lup merupakan alat yang tersusun dari sebuah lensa cembung yang
berfungsi untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih besar dan
jelas. Cara menggunakan Lup dapat dilakukan dengan dua cara yakni :
1) Mata Berakomodasi Maksimum
Dilakukan dengan menempatkan benda berada di antara fokus dan titik
pusat lensa (ruang I). sehingga di dapat bayangan yang bersifat maya,
tegak, dan diperbesar. Pengamatan dengan cara ini membuat mata cepat
lelah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
(a)
(b)
Gambar 2.6 (a) Pembentukan Bayangan dengan Berakomodasi
Maksimum
(b) Pembentukan Bayangan tanpa Berakomodasi
Sehingga perbesaran LUP
dengan mata berakomodasi maksimum
adalah :
M=
PP
+1
f
PP (Punctum Proximum) : 25 cm
2) Mata Tidak Berakomodasi
Pengamatan dengan cara ini dilakukan dengan meletakkan benda tepat
pada fokus lensa LUP. Sehingga terbentuk bayangan yang berada di
jauh tak berhingga. Pengamatan dengan cara ini membuat mata tidak
cepat lelah. Perbesaran LUP dengan mata tak berakomodsi dirumuskan
sebagai berikut :
M=
PP
f
PP (Punctum Proximum) : 25 cm
d. Mikroskop
Merupakan alat optik yang berfungsi untuk
mengamati benda-
benda renik agar nampak lebih besar dan jelas. Terdiri dari lensa objektif
(lensa yang terletak dekat dengan benda) dan lensa okuler (lensa yang
terletak dekat dengan mata). Dengan panjang fokus lensa okuler lebih
commit
to user
panjang daripada fokus lensa
objektif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Pengamatan dengan mikroskop dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni :
1) Mata Berakomodasi Maksimum
Meletakkan benda okuler (bayangan lensa objektif) diantara titik pusat
dan fokus lensa okuler. Sehingga dihasilkan bayangan akhir yang
bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
Gambar 2.7
Pembentukan Bayangan dengan Berakomodasi
Maksimum pada Mikroskop
Perbesaran total pada mikroskop yang diamati dengan mata berakomodasi
maksimum adalah
M=
s′
s
x
PP
+1
f
2) Mata Tak berakomodasi
Meletakkan benda okuler (bayangan lensa objektif) tepat pada fokus
lensa okuler. Sehingga didapat bayangan yang terletak di jauh tak
berhingga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Gambar 2.8
Pembentukan Bayangan tanpa Berakomodasi
pada Mikroskop
Perbesaran mikroskop total dengan mata tak berakomodasi adalah :
M=
s′
s
x
PP
f
Jarak antar lensa pada mikroskop pada semua cara pengamatan
dirumuskan:
d = s′
+s
Keterangan :
M
: Perbesaran total
S’obj
: Jarak bayangan lensa objektif
S obj
: Jarak benda lensa objektif
PP
: titik dekat mata normal (25 cm)
F ok
: titik fokus lensa okuler
d
: Jarak antar lensa
e. Teleskop
Merupakan alat optik yang dipakai untuk melihat benda-benda jauh
agar kelihatan lebih dekat dan jelas. Macam-macam teleskop yakni :
1) Teleskop Astronomi
Digunakan untuk mengamati benda-benda langit. Terdiri dari lensa
commit to user
okuler (terletak dekat dengan pengamat) dan lensa objektif (terletak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
dekat pada benda). Benda berada di jauh tak hingga (~) sehingga
bayangan jatuh tepat pada fokus lensa objektif.
Pengamatan dengan teleskop astronomi dapat dilakukan dengan dua
cara yakni :
a) Mata Berakomodasi Maksimum
Dengan menempatkan benda lensa okuler (bayangan lensa objektif)
di antara titik pusat dan fokus lensa okuler. Sehingga didapat
bayangan yang bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
Gambar 2.9
Pembentukan Bayangan dengan
Berakomodasi Maksimum pada
Teleskop Astronomi
Perbesaran total teleskop astronomi jika diamati dengan mata
berakomodasi maksimum dirumuskan sebagai berikut:
M=
s′
s
x
PP
+1
f
b) Mata Tidak Berakomodasi
Dengan menempatkan benda lensa okuler (bayangan lensa objektif)
tepat pada fokus lensa okuler. Sehingga didapat bayangan yang
berada di jauh tak hingga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Gambar 2.10
Pembentukan Bayangan tanpa
Berakomodasi pada
Teleskop Astronomi.
Perbesaran total teleskop astronomi jika diamati dengan mata tidak
berakomodasi dirumuskan sebagai berikut:
M=
s′
s
x
PP
f
Jarak antar lensa pada teleskop pada semua cara pengamatan
dirumuskan:
d = s′
+s
Keterangan :
M
: Perbesaran total
S’obj
: Jarak bayangan lensa objektif
S obj
: Jarak benda lensa objektif
PP
: titik dekat mata normal (25 cm)
F ok
: titik fokus lensa okuler
d
: Jarak antar lensa
2) Teleskop Bumi
Digunakan untuk mengamati benda yang jauh. Terdiri dari lensa okuler
commit to user
(terletak dekat dengan pengamat), lensa objektif (terletak dekat pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
benda), dan lensa pembalik. Benda berada di jauh tak hingga (~)
sehingga bayangan jatuh tepat pada fokus lensa objektif. Dipasang
lensa pembalik bertujuan untuk membuat bayangan yang terbentuk
menjadi tegak sehingga memudahkan pengguna untuk mengamati
objek.
Pengamatan dengan teleskop bumi dapat dilakukan dengan dua cara
yakni :
a) Mata Berakomodasi Maksimum
Dengan menempatkan benda lensa okuler (bayangan lensa objektif
dan lensa pembalik) di antara titik pusat dan fokus lensa okuler.
Sehingga didapat bayangan yang bersifat maya, tegak, dan
diperbesar.
Gambar 2.11
Pembentukan Bayangan dengan Berakomodasi
Maksimum Pada Teropong Bumi
Perbesaran total teleskop bumi jika diamati dengan mata
berakomodasi maksimum dirumuskan sebagai berikut:
M=
f
f
x
f
s′
+ PP
=
PP
s
commit to user
x
PP
s
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
b) Mata Tidak Berakomodasi
Dengan menempatkan benda lensa okuler (bayangan lensa objektif
dan lensa pembalik) di tepat pada fokus lensa okuler. Sehingga
didapat bayangan yang berada di tak berhingga.
Gambar 2.12
Pembentukan Bayangan dengan Tidak
Berakomodasi padaTeropong Bumi
Perbesaran total teleskop bumi jika diamati dengan mata
berakomodasi maksimum dirumuskan sebagai berikut:
M=
f
f
Jarak antar lensa pada teleskop pada semua cara pengamatan
dirumuskan:
d = s′
+ 4xf
+f
Keterangan :
M
: Perbesaran total
S’ obj
: Jarak bayangan lensa objektif
S obj
: Jarak benda lensa objektif
PP
: titik dekat mata normal (25 cm)
F ok
: titik fokus lensa okuler
d
: Jarak antar lensa
f. pembalik
: titik fokus lensa pembalik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
B. Penelitian Yang Relevan
1.
Penelitian Muhammad Chomsi Imaduddin & Unggul Haryanto Nur Utomo
dari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (2012) untuk efektifitas
metode Mind Mapping untuk meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada
siswa kelas VIII, menyatakan bahwa hasil Penelitian ini menunjukkan metode
mind mapping sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar Fisika.
2.
Penelitian Pangat HS, Zamtinah, Nurhening Yuniarti Pendidikan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (2007) dengan judul
“Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Fisika Teknik Melalui Metode Peta
Konsep (Mind Mapping)”, Berdasar hasil analisis data prestasi belajar dan
minat belajar Fisika Teknik Listrik siswa dengan uji-t diperoleh harga t
hitung lebih besar daripada t tabel pada taraf signifikansi 5% untuk kedua
kelompok eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
prestasi
belajar
dan minat belajar Fisika Teknik Listrik antar kedua
kelompok eksperimen. Hasil Penelitian ini menunjukkan Prestasi belajar dan
minat belajar siswa yang menggunakan metode Peta Konsep lebih tinggi
dibanding siswa yang menggunakan metode Konvensional.
3.
Dari sebuah Jurnal Pendidikan Malaysia(2009). Tentang Penggunaan Peta
Konsep untuk Meningkatkan Pencapaian Mata Pelajaran Sejarah bagi Pelajar
Tingkatan Dua. Diperoleh hasil Secara keseluruhan, penggunaan peta konsep
sebagai salah satu teknik pengajaran sejarah sangat berperan dalam
meningkatkan pencapaian pelajar dalam mata pelajaran sejarah. Dari analisis
data
menunjukkan berlakunya perubahan sikap pelajar terhadap mata
pelajaran sejarah setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan peta
konsep. Pencapaian pelajar dalam mata pelajaran sejarah telah meningkat
secara signifikan setelah diajar menggunakan peta konsep. Kebanyakan
pelajar telah menunjukkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran sejarah
yang secara tidak langsung telah meningkatkan pencapaian mata pelajaran
sejarah tersebut. Sehingga, para guru hendaklah mengambil inisiatif untuk
mengadakan teknik pengajaran menggunakan peta konsep terhadap semua
commit
to user minat dan pencapaian belajar.
mata pelajaran sebagai satu cara
meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
4.
Penelitian oleh Anton Ginanjar dari Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta (2010). Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan: (1) Prosedur pengembangan media pembelajaran yang
telah menghasilkan modul interaktif adalah: (a) Pengkajian matakuliah
pemindahan tanah mekanik; pengkajian perangkat pembuat media; dan
pengkajian penggunaan media, (b) Pembuatan sketsa media sebagai konsep
dasar pengembangan, (c) Pengumpulan komponenkomponen media. (d)
Pembuatan demo media, (e) Validasi ahli media, ahli mata kuliah, dan ahli
instruksional, (f) Revisi media dari ketiga ahli, (g) Pengenalan kepada
mahasiswa dengan cara membagikan media. (2) Tanggapan dan minat
mahasiswa dalam menggunakan modul interaktif pemindahan tanah mekanik
ini termasuk dalam kategori Baik (80%). Penggunaan media pembelajaran
lain disarankan untuk lebih dikembangkan seperti penambahan materi, efek
suara, animasi yang lebih interaktif dan penggunaan elemen multimedia
lainnya.
C. Kerangka Berfikir
Keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya dilihat dari nilai akhir hasil
belajar tetapi juga dilihat dari prosesnya tersebut antara lain adalah input
(masukan) dan faktor proses. Apabila input bagus dan proses kurang mendukung,
maka hasil akhir (output) belum tentu maksimal, sehingga dalam hal ini proses
pembelajaran menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan
dalam pembelajaran.
Penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat dan efektif
merupakan faktor paling penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
sikap ilmiah siswa. Dalam belajar Fisika tidak hanya sekedar menghafal dengan
mentransfer pengetahuan secara informatif saja tetapi melibatkan unsur proses
dan aktivitas siswa dalam mengolah informasi yang diterimanya menjadi suatu
konsep yang dapat dikuasai dan dipahaminya.
Pembelajaran berbasis ICT merupakan suatu pembelajaran yang
memanfaatkan media komputer sebagai sarana untuk menampilkan konsepcommit
to user
konsep Fisika yang abstrak menjadi
terlihat
kongkret. Dalam hal ini guru dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
memanfaatkan program Mindjet MindManager 9 untuk membuat peta konsep dan
membuat link dengan media yang lain, seperti animasi-animasi dan powerpoint
Fisika sehingga proses pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan.
Dengan penerapan pembelajaran berbasis ICT diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan
berikut :
Mulai
Menentukan Materi, obyek dan Indikator program
Membuat Format Naskah
Membuat Desain
Membuat Media
Tidak
Layak
Ya
Mengujicobakan media
Selesai
Gambar 2.13 Skema Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan
beberapa
pertanyaan penelitian
berkaitan dengan
pengembangan
media
pembelajaran dalam bentuk video untuk mata pelajaran Fisika SMA kelas X
pokok bahasan Alat Optik, sebagai berikut:
1.
Apakah media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria baik
pada aspek kelayakan isi/materi?
2.
Apakah media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria baik
pada aspek media?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menggunakan
metode research and development (R&D). Produk yang dikembangkan dalam
penelitian ini berupa media pembelajaran yang menggunakan aplikasi Mindjet
MindManager untuk materi Fisika SMA pokok bahasan Alat Optik.
Model yang dipakai dalam pengembangan media ini adalah Model
prosedural. Model prosedural adalah Model yang bersifat deskriptif, yaitu
menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang
ditempuh dalam membuat produk. Prosedur memaparkan komponen rancangan
produk yang dikembangkan. Dalam prosedur, disebutkan sifat-sifat komponen
pada setiap tahapan dalam pengembangan, dijelaskan secara analitis fungsi
komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan dijelaskan hubungan
antar komponen dalam sistem.
Untuk memperoleh media pembelajaran berupa Mindjet MindManager
pembelajaran yang memenuhi unsur kriteria baik, menarik, dan efektif, maka
dilakukan penelitian pengembangan dengan menggunakan langkah-langkah yang
masih umum dan akan dijabarkan menjadi lebih jelas sehingga diperoleh alur
penelitian seperti pada Gambar 3.1.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pembuatan Desain Media
Pembuatan Media
Validasi Ahli Materi
Validasi Ahli Media
Tidak
Memenuhi
kriteria baik
Revisi
Ya
Siswa
Selesai
Gambar 3.1
Alur Pengembangan Mindjet MindManager
sebagai Media Pembelajaran
Berikut ini secara lebih terperinci langkah-langkah pengembangan media
commit
to user :
pembelajaran dalam bentuk Mindjet
MindManager
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan survei untuk mengetahui
potensi dan masalah yang ada pada peserta didik sebagai sasaran produk
media. Harapannya produk media yang dikembangkan benar-benar dapat
mengatasi masalah siswa dalam proses pembelajaran serta penggunaannya
sesuai dengan potensi siswa. Masalah dikhususkan yang berkaitan dengan
pembelajaran Fisika dikelas serta kegemaran membaca Mindjet MindManager
di kalangan siswa SMA.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan analisis materi dan pengkajian perangkat
pembuat media yang akan dikembangkan. Isi dari materi yang akan
disampaikan dalam media harus relevan dan sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Sehingga harus dilakukan
pengkajian terhadap SK dan KD yang sesuai. Proses pengkajian yang meliputi
analisis SK/KD, analisis sumber belajar, pemilihan materi, dan penentuan
pengguna (user) dilakukan secara bersamaan karena saling berkaitan dan tidak
bisa berdiri sendiri. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi Alat
Optik untuk siswa SMA. Sehingga materinya disesuaikan dengan mata
pelajaran Fisika SMA. Dalam tahap ini juga dilakukan pengumpulan data-data
yang berkaitan erat dengan materi dan perangkat pembuat media.
3. Pembuatan Desain Media
Tahapan ini menentukan konsep dari media pembelajaran yang akan
dikembangkan. Desain yang baik dan terencana akan mempermudah
pembuatan media selanjutnya. Sebelum membuat desain pada media yang
digunakan, perlu dipersiapkan naskah dan rancangan awal dari program yang
akan dibuat. Naskah perlu dibuat secara detail dan pesan visual tampilan
program hendaknya mudah dipahami. Perencanaan program harus dipersiapkan
secara matang untuk memperlancar proses selanjutnya. Pada tahapan ini
dianalisa tujuan dari pembuatan media pembelajaran. Tujuan ditentukan
berdasarkan Materi Ajar beserta silabus materi yang akan diajarkan,
commit
userdigunakan. Tahapan pengumpulan
selanjutnya mengumpulkan objek
yangtoakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
objek yang akan digunakan berdasarkan konsep dan rancangan. Pada tahapan
ini pengumpulan objek dapat dilakukan berupa:
a.
Pengumpulan materi yang akan disampaikan.
b.
Pengumpulan gambar.
c.
Pengumoulan animasi bentuk swf
Desain konsep awal yang disusun berisi standar kompetensi,
kompetensi dasar, judul materi ajar dan sub-sub materi ajar didiskusikan
dengan tim ahli yang menguasai pengembangan media pembelajaran
khususnya dalam hal Mindjet MindManager . Hasil revisi/masukan terhadap
desain konsep awal sebagai narasi Mindjet MindManager , digunakan sebagai
acuan dalam tahap pengembangan media pembelajaran.
Halaman Cover
Halaman Menu Utama
Halaman SK/KD dan
Indikator
Isi/Materi
Evaluasi dan
Penutup
Gambar 3.2 Desain Bentuk Media Pembelajaran Mindjet MindManager
4. Pembuatan Media
Dalam mengembangkan media pembelajaran yang berbentuk Mindjet
MindManager
secara umum harus memuat judul, kompetensi yang dicapai,
tujuan pembelajaran, konten atau isi materi pembelajaran dan evaluasi yang
membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Hal-hal yang perlu
dikembangkan dalam media ini meliputi unsur isi/materi,. Unsur kelayakan
isi/materi terwakili dari materi. Pembuatan tampilan Mindjet MindManager
commit to user
harus dibuat berdasarkan desain yang telah dirancang sebelumnya dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
matang. Pesan visual yang disajikan harus disusun sebaik mungkin sehingga
mudah dimengerti oleh pengguna. Ini merupakan bagian dari penilaian yang
menentukan baik tidaknya media yang dibuat sehingga menentukan kelayakan
media yang dibuat. Di sini dituntut kreativitas dan keahlian pengembang dalam
menghasilkan tampilan Mindjet MindManager . Pembuatan media dilakukan
dengan beberapa tahapan yaitu : Persiapan dan Perancangan, Pembuatan, dan
Penyelesaian. Pada tahap Persiapan dan Perancangan dicari literatur-literatur
yang mendukung pembuatan media dan membuat rancangan tampilan media
pembelajaran yang akan dibuat. Kemudian berdasarkan rancangan yang telah
disusun dibuatlah beberapa file mind map yang memperlihatkan hasil dari
setiap langkah yang diuraikan dalam cara kerja pada tahapan Pembuatan.
Tahap yang terakhir adalah Penyelesaian, dalam tahap ini file dipublikasi
dalam bentuk file berekstensi “.mmap”. File–file yang telah dibuat dan
disimpan dalam satu folder, kemudian ditransfer dalam sebuah CD dengan
program Nero.
5. Validasi
Pada tahapan ini akan dilakukan validasi terhadap Mindjet
MindManager
pembelajaran pokok bahasan Alat Optik. Validasi ini terdiri
dari:
a. Validasi materi oleh ahli materi Fisika.
b. Validasi media oleh ahli media pembelajaran.
Ahli disini adalah dosen Fisika yang berkompeten dibidangnya. Ahli
diminta mengisi angket penilaian dan memberikan komentar, kritrik serta saran
untuk perbaikan produk.
6. Revisi
Revisi dilakukan ketika pengembangan media yang dibuat masih
terdapat kekurangan. Revisi mengacu pada hasil validasi oleh ahli dan juga
hasil ujicoba produk. Jika dirasa tidak perlu, maka pengembangan produk
dinyatakan selesai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
C. Uji Coba Produk
1.
Desain Uji Coba
Desain uji coba yang akan dilakukan ditunjukkan pada Gambar 3.3
berikut:
Validasi Ahli Media
Validasi Ahli Materi
Media Memenuhi Kriteria Baik
Siswa
Revisi
Produk Akhir
Gambar 3.3
Alur Desain Uji Coba Media Pembelajaran
Mindjet MindManager
Setelah mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media maka
dilakukan revisi sampai para ahli menyatakan media sudah layak (baik) untuk
dilanjutkan ujicoba. Selanjutnya media dapat diujicobakan kepada siswa
sebagai pengguna utama dengan tahapan sebagai berikut:
a. Uji Coba One on One
Uji coba perorangan melibatkan dua orang siswa yang telah
menyatakan kesediaanya menjadi subyek penelitian. Kedua siswa
diberikan Mindjet MindManager
pembelajaran kemudian diminta
mengisi angket. Selanjutnya siswa diminta pendapatnya tentang Mindjet
MindManager pembelajaran tersebut dalam wawancara informal.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan kelompok yang terdiri
atas 6 siswa yang dipilih secara acak. Uji coba dilakukan dengan cara
commit
to user
memberikan media Mindjet
MindManager
pada responden dan memberi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
penjelasan
tentang
media
Mindjet
MindManager
yang
sedang
dikembangkan, meminta responden menggunakan sendiri media Mindjet
MindManager pembelajaran tersebut, kemudian diberi angket tanggapan
terhadap media Mindjet MindManager
oleh responden, setelah itu
dilakukan wawancara. Berdasarkan hasil angket dan wawancara.
c. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan pada siswa SMA Negeri 1
Purwantoro kelas X yang dipilih sebanyak 1 kelas. Uji coba dilakukan
dengan cara memberikan Mindjet MindManager pembelajaran pada
responden dan memberi penjelasan tentang Mindjet MindManager
pembelajaran yang sedang dikembangkan, meminta responden membaca
sendiri Mindjet MindManager
pembelajaran tersebut, kemudian diberi
angket tanggapan terhadap Mindjet MindManager pembelajaran oleh
responden, setelah itu dilakukan wawancara.
2.
Subjek Coba
Subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri I
Purwantoro kelas X.
3.
Jenis Data
Data yang dikumpulkan dari hasil angket ahli media, ahli materi,
siswa yang merupakan data kualitatif.
4.
Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan beberapa
teknik sebagai berikut:
a.
Teknik Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan selama tahap penelitian dari tahap
analisis potensi dan masalah hingga produk selesai dikembangkan.
b. Teknik Angket (Quesioner)
Teknik angket untuk mengukur kelayakan isi/materi dan media
dalam Mindjet MindManager
pembelajaran. Angket diberikan kepada
ahli materi, ahli media, dan siswa sesuai kebutuhan dan tujuannya. Kisicommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
kisi dan instrument angket dijelaskan lebih lanjut dalam lampiran 5 dan
lampiran 8.
c.
Teknik Wawancara
Dilakukan terhadap para narasumber yaitu ahli materi dan media
dalam bentuk tanya jawab. Hal ini dilakukan selama proses validasi
media Mindjet MindManager pembelajaran.Wawancara juga dilakukan
kepada siswa-siswa kelas X di SMA Negeri I Purwantoro. Bentuk
wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur dengan
kisi-kisinya dapat dilihat pada Lampiran 7.
5.
Instrumen Pengambilan Data
Instrumen dalam penelitian berupa angket. Angket yaitu suatu daftar
pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih
alternatif jawaban yang sudah ada.
a.
Kisi-kisi Angket
Kisi-kisi dibuat disesuaikan dengan tujuan dan sasaran angket.
Sehingga angket untuk ahli materi, ahli media, dan siswa akan berbeda.
Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa
kisi-kisi angket. Konsep ini dijabarkan ke dalam variabel dan indikator
yang dijadikan pedoman dalam menyusun item-item angket sebagai
instrumen pengukuran.
b. Butir Angket
Penyusunan butir-butir angket sebagai alat ukur disasarkan pada
kisi-kisi yang telah dibuat. Setelah indikator ditetapkan, kemudian dibuat
butir-butirnya
c.
Prosedur Penyusunan Angket
Prosedur yang ditempuh dalam penyusunan angket adalah
sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan
Untuk menentukan bahwa media yang dibuat telah memenuhi
commit to user
kriteria baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
2) Menetapkan aspek yang ingin diungkap
3) Untuk memperjelas aspek yang diungkap maka digunakan kisi-kisi
angket.
4) Menentukan jenis dan bentuk angket
5) Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup.
6) Menyusun angket
7) Angket tersusun atas item-item terdiri dari pertanyaan atau
pernyataan yang
8) dibuat dengan mengacu pada kisi-kisi angket.
9) Menentukan skor
Angket menggunakan format respon lima poin dari skala Likert, di
mana alternatif responnya adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Kemungkinan-kemungkinan skor 5 bagi Sangat Setuju (SS),
skor 4 bagi Setuju (S), skor 3 bagi Kurang Setuju (KS), skor 2 bagi
Tidak Setuju (TS), dan skor 1 bagi Sangat Tidak Setuju (STS).
(Syaifudin, 2011:41)
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda check (v) pada
kolom yang paling sesuai dengan penilaian responden. Penilaian/skor
tampak seperti pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Komponen Angket Media
No
1
2
3
4
KOMPONEN
SS
ST
RG
TS
STS
(Sugiyono, 2010:136)
d. Analisis uji coba instrumen Angket
Hasil uji coba kemudian dianalisis. Suatu angket dapat
dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu
validitas. Validitas berkaitan dengan ketepatan alat ukur terhadap aspekaspek yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
diukur. Menghitung validitas item digunakan rumus korelasi biseral,
sebagai berikut:
r
=
M −M
S
p
q
di mana :
r
= koefisien korelasi biseral
Mp
= rerata skor dari subyek yang menjawab benar bagi butir yang
dicari validitasnya
M
= rerata skor total
S
= standart deviasi dari skor total
p
= proporsi siswa yang menjawab benar
q
= proporsi siswa yang menjawab salah
Apabila harga rhitung > rtabel, maka dikatakan perangkat tes tersebut valid
(Arikunto, 2005:79).
Berdasarkan uji coba angket yang telah dilaksanakan, dengan n=
30 dan harga  = 5% didapat rtabel = 0,361. Jadi butir angket dikatakan
valid jika rhitung > 0,361. Hasil uji coba 30 butir angket diperoleh 19 butir
angket yang valid yaitu nomor 1, 2, 9, 10, 11, 13, 16, 18, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28, dan 29.
6.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai
data yang bersifat kualitatif. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi
data dari kuesioner selanjutnya data tersebut dianalisis secara kualitatif.
Untuk data hasil wawancara dan dokumentasi dianalisis dengan analisis
kualitatif.
a.
Data Angket
Data berdasarkan angket perlu dilakukan perhitungan agar dapat
disajikan secara kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai
berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
1) Angket
yang
telah
diisi
responden,
diperiksa
kelengkapan
jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode responden.
2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan
skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.
3) Membuat tabulasi data.
4) Menghitung persentase dari komponen angket dengan rumus sebagai
berikut:
P = S/N x 100%
(k)
Keterangan:
P(v) = persentase komponen
S = jumlah skor komponen hasil penelitian
N = jumlah skor maksimum
5) Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke
dalam interval seprti pada Gambar 3.4 agar pembacaan hasil
penelitian menjadi mudah karena data akan diubah menjadi data
kualitatif.
Tidak Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
0%
25%
50%
Baik
75%
Sangat Baik
100%
Gambar. 3.4 Interval Kriteria Penilaian. (Sugiyono, 2010:144)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pengembangan Media Pembelajaran Mindjet MindManager
Penelitian ini menghasilkan produk media pembelajaran Fisika dalam
format Mindjet MindManager pada pokok bahasan Alat Optik. Setelah melalui
beberapa tahap pengembangan, maka diperoleh data sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap masalah pada siswa kelas X
SMA. Dilakukan pengumpulan data dengan melakukan studi pustaka dan
survei terhadap 63 siswa SMA Negeri I Purwantoro, yaitu kelas XA sebanyak
32 siswa dan kelas XB sebanyak 31 siswa. Data yang diperoleh dalam tahap ini
sebagai berikut:
a.
Dari hasil survey, 56 siswa menyatakan pelajaran Fisika sulit yaitu
sebanyak 89%. Di dalam pelajaran Fisika terdapat pemahaman konsep dan
di dalamnya terdapat kemiripan rumus. Sehingga dibutuhkan sebuah
media pembelajaran untuk memudahkan siswa belajar secara lebih
terstruktur dan mengingat agar siswa mampu membedakan Rumus-rumus
Fisika. Salah satunya dengan membuat peta pikiran (peta konsep) media
yang bisa dimanfaatkan untuk membuat peta konsep adalah Software
Mindjet MindManager .
Pelajaran
Fisika Sulit
TIDAK
11%
YA
89%
Gambar 4.1 Diagram Respon Siswa terhadap Pelajaran Fisika
b.
Dari hasil survei 51 siswa menyatakan bahwa pempelajaran Fisika dikelas
commit to user
tidak menyenangkan yaitu sebanyak 81%. Hal ini karena kebanyakan guru
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
mengajar masih menggunakan metode ceramah belum ada yang
menggunakan Peta Konsep. Dan penggunaan media pembelajaran masih
jarang dilakukan, khususnya media pembelajaran Mindjet MindManager.
Pembelajaran Fisika di
Kelas Menyenangkan
Ya
19%
Tidak
81%
Gambar 4.2 Diagram Respon Siswa terhadap Pembelajaran
Fisika di Kelas
Media Mindjet MindManager dikembangkan atas dasar masalah siswa
SMA khususnya kelas X untuk memudahkan siswa memahami secara
menyeluruh materi Alat Optik, dan untuk membuat pembelajaran Fisika
menjadi lebih menyenagkan sehingga semangat belajar siswa meningkat.
Minat siswa yang besar terhadap Mindjet MindManager, membuat Mindjet
MindManager berpotensi untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran.
Hasil survei analisis masalah secara lebih rinci dijelaskan dalam lampiran 1.
2. Pengumpulan Data
Untuk mengatasi masalah yang telah ditemukan pada tahap
sebelumnya, maka perlu dilakukan pengumpulan data dengan melakukan
pengkajian terhadap materi dan pengkajian terhadap perangkat pembuatan
media sehingga diperoleh data sebagai berikut:
a.
Pengkajian Materi
Pada tahap ini ditentukan materi yang akan disampaikan pada siswa,
perangkat media dan penggunaannya. Materi yang dipilih dalam penelitian
ini adalah Alat Optik untuk siswa SMA kelas X. Materi disesuaikan
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
tentang Standar Isi Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA) sebagai berikut:
Tabel 4.1. SK dan KD Alat Optik
Standar Kompetensi
3. Menerapkan prinsip
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif
kerja alat-alat optik
dan kuantitatif
3.2 Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan
sehari-hari
Alat Optik dipilih karena materi ini banyak mengandung konsepkonsep yang abstrak dan terdapat banyak sekali rumus yang serupa
sehingga tepat untuk divisualisasikan ke dalam sebuah Mindjet
MindManager. Kemudian ditentukan indikator dari materi yang dipilih
dikembangkan
sebagai
rambu-rambu
dalam
pembuatan
Mindjet
MindManager. Secara lebih rinci diperoleh indikator seperti yang terdapat
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Indikator Materi Alat Optik
Indikator Alat Optik
1.
Menjelaskan Fungsi Bagian-Bagian Mata
2.
Menjelaskan Pembentukan Bayangan Benda Pada Retina
3.
Menjelaskan Pengertian Daya Akomodasi Mata
4.
Menjelaskan Beberapa Cacat Mata
5.
Menjelaskan Konsep Kamera Sebagai Alat Optik
6.
Menjelaskan Konsep Lup Sebagai Alat Optik
7.
Menjelaskan Konsep Mikroskop Sebagai Alat Optik
8.
Menjelaskan Konsep Teropong Sebagai Alat Optik
9.
Menggunakan Rumus Fokus Lensa Untuk Mencari Besaran Tertentu
b. Perangkat Pembuatan Media
Setelah ditetapkan materi yang akan dikemas dalam media
pembelajaran Mindjet MindManager, tahap selanjutnya adalah pengkajian
commit to user
perangkat pembuatan media. Dalam pembuatan media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Mindjet MindManager digunakan perangkat keras dan perangkat lunak
sebagai berikut:
1) Perangkat keras
Perangkat keras yang digunakan untuk membuat media ini adalah : 1
unit laptop dengan spesifikasi :
a) processor 1.6 GHz
b) 1 GB RAM
c) Space harddisk 250 GB
d) Resolusi 1024 x 600
2) Perangkat lunak
Perangkat lunak utama yang digunakan dalam pembuatan media
pembelajaran ini adalah Mindjet MindManager 9.
3. Pembuatan Desain Media
Dalam tahap ini dilakukan penentuan konsep dari media Mindjet
MindManager
pembelajaran yang akan dikembangkan. Media Mindjet
MindManager
didesain
sebagai
alat
bantu
pembelajaran.
Mindjet
MindManager sebagai alat bantu dalam pembelajaran lebih ditekankan untuk
mempermudah siswa memahami dan untuk mengingat kembali materi yang
disajikan dalam Mindjet MindManager. Media Mindjet MindManager juga
dapat digunakan guru pada saat kegiatan belajar-mengajar.
Naskah yang dibuat menunjukkan gambaran kasar dari Mindjet
MindManager
yang akan dikembangkan. Dimulai dari cover, kemudian
masuk menuju halaman menu media pembelajaran Mindjet MindManager.
Setelah itu baru masuk ke halaman daftar ini dan halaman tujuan
pembelajaran agar siswa tahu tujuan akhir dari pembuatan media Mindjet
MindManager. Baru setelah itu mulai masuk materi utama Mindjet
MindManager Fisika yang meliputi pemahaman konsep, aplikasi dalam
kehidupan, rumus-rumus, dan diakhiri dengan latihan soal. Di halaman akhir
Mindjet MindManager dicantumkan penutup. Berdasarkan naskah desain
yang telah dibuat selanjutnya dilakukan pengumpulan obyek media yang
to userdan gambar. Dalam Mindjet
diperlukan seperti materi,commit
animasi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
MindManager tidak hanya memuat gambar dan tulisan tetapi juga
ditampilkan beberapa file Macromedia Flash bertipe application (.exe) untuk
memperjelas bagian materi yang abstrak dan memberi contoh dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Alat Optik. Untuk itu perlu
dikumpulkan gambar melalui berbagai sumber seperti buku dan internet.
Naskah hasil pendesainan Mindjet MindManager terdapat pada lampiran 3.
4. Pembuatan Media
Pembuatan media Mindjet MindManager dilaksanakan setelah
pendesainan karena pembuatan media merupakan pengembangan dari desain
yang sudah dibuat sebelumnya. Tahap pembuatan secara teknis dibagi
menjadi 3 tahap meliputi tahap pembuatan gambar, tahap editing, dan tahap
penyelesaian.
a. Persiapan dan Perancangan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mencari literaturliteratur yang membahas materi Alat Optik kelas X SMA dan program
Mind Manager 9. Hal ini menjadi penting, karena menjadi prasyarat untuk
dapat mengerjakan pembuatan media pembelajaran dengan baik. Agar
lebih efektif, penulis membuat rancangan mind map secara keseluruhan
dari topik utama hingga penjabaran tiap topiknya. Selanjutnya penulis
membuat rancangan tampilan media pembelajaran yang akan dibuat, yang
meliputi:
1) Tampilan cover berupa judul dan identitas pembuat,
2) Tampilan SK-KD yang berisi Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar dan Indikator,
3) Tampilan materi,
4) Tampilan evaluasi dan penutup
b. Pembuatan
Berdasarkan rancangan yang telah disusun, dibuatlah beberapa
file mind map yang memperlihatkan hasil dari setiap langkah yang
diuraikan dalam cara kerja. Dari file ini kemudian dibuat hyperlink
commit
user akhir dari pembuatan mind map
untuk menghubungkan tiap
file.toHasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
ini adalah file dengan ekstensi.mmap yang merupakan ciri dari file yang
dibuat menggunakan pogram Mind Manager 9. Pembuatan media secara
lebih rinci dijelaskan dalam Lampiran 4
c. Penyelesaian
Tahap terakhir dari pembuatan media pembelajaran ini adalah
penyelesaian. Pada tahap ini file open dipublikasi dalam bentuk file
berekstensi .mmap. Hal ini sudah secara otomatis diatur ketika file
disimpan. File–file yang telah dibuat dan disimpan dalam satu folder,
kemudian ditransfer
dalam
sebuah
CD
dengan
program
Nero.
Akhirnya jadilah sebuah keping CD sebagai media pembelajaran yang
dikembangkan dengan menggunakan program Mindjet MindManager 9
untuk siswa SMA kelas X.
B. Validasi Media
1.
Validasi Oleh Ahli Isi/Materi
Validasi produk media ahli yang pertama dilakukan kepada ahli
materi. Data untuk aspek kelayakan isi/materi disajikan dalam Tabel 4.3
Tabel 4.3. Rangkuman Data untuk Aspek Kelayakan Isi/Materi
Kriteria
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Frekuensi
7
2
0
0
0
9
Persentase (%)
78
22
0
0
0
100
Berdasarkan validasi ahli materi juga diperoleh data kuantitatif yang
menunjukkan bahwa Mindjet MindManager pembelajaran dalam aspek
kelayakan isi termasuk dalam kriteria sangat baik (96%). Selanjutnya Mindjet
MindManager pembelajaran ini mendapatkan rekomendasi dari ahli materi
untuk dapat diujicobakan kepada siswa. Hasil validasi ahli materi secara lebih
lengkap diungkapkan pada Lampiran 11.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
2.
Validasi Ahli Media
Validasi produk media selanjutnya dilakukan oleh ahli media dan
diperoleh informasi bahwa:
a. Penggunaan pembuatan file presentasi dengan file utama Mindjet
MindManager masih 50:50 dengan media pendukung external.
b. Komposisi warna dan lay out menarik, Namun penggunaan file gambar
sebagai penjelasan membuatnya sukar dibaca dan file total menjadi
besar.(saran : ubah ke text yang dimiliki MM sehingga jelas dan hemat file
size) .
c. Pembuatan media/software (flash) dalam presentasi belum efisien dan
memperberat kinerja PC. (saran : ubah file flash (swf) ke file executable
(exe)).
d. Usahakan pemanfaatan MM lebih besar daripada file/software external.
e. Evaluasi perlu dibatasi pengerjaannya dan soal jawaban perlu dirandom.
Dari validasi oleh ahli media didapati catatan saran untuk media
pembelajaran Mindjet MindManager ini mengenai optimalisasi software
Mindjet MindManager. Serta pembukaan file masih terlalu berat. Dari catatan
dan informasi tersebut dilakukan revisi ulang terhadap teks yang semula
dibuat dalam bentuk “.jpg” kemudian diubah dengan menggunakan teks yang
dimiliki Mindjet MindManager dan mengubah file berekstensi “.swf” menjadi
“.exe”.
Tabel 4.4. Rangkuman Data untuk Aspek Kelayakan Media
Kriteria
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Frekuensi
8
2
0
2
0
12
Prosentase (%)
66
17
0
17
0
100
Berdasarkan validasi ahli media juga diperoleh data kuantitatif yang
menunjukkan Mindjet MindManager pembelajaran dalam aspek kelayakan
media
termasuk
dalam
commit to baik
user (87%).
kategori
Selanjutnya
Mindjet
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
MindManager pembelajaran ini mendapatkan rekomendasi dari ahli media
untuk dapat diujicobakan kepada siswa. Hasil validasi ahli media secara lebih
lengkap diungkapkan pada Lampiran 11.
C. Uji Coba Media
1.
Uji Coba One On One
Pengujian
dilakukan
dengan
cara
memberikan
Mindjet
MindManager yang dikembangkan kepada siswa kelas X di SMA Negeri I
Purwantoro. Mindjet MindManager diujicobakan kepada dua siswa kemudian
diberikan angket berisi 19 item pernyataan yang mengacu kepada aspek
kelayakan isi/materi dan aspek media (sajian/tampilan). Pengujian dilakukan
untuk
mengetahui
tanggapan
siswa
terhadap
pembelajaran
Mindjet
MindManager.
Berdasarkan ujicoba diperoleh data kuantitatif yang menunjukkan
bahwa Mindjet MindManager pembelajaran ini 92,63% dalam aspek
kelayakan isi dan aspek media sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik.
Mindjet
MindManager
ini
berhasil
dikembangkan
sebagai
media
pembelajaran yang baik. Hasil isian angket terhadap semua aspek yang dinilai
disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Rangkuman Data dari Angket Siswa
Jumlah Nilai Item
Hasil Penilaian
176
Jumlah Total
Nilai Item
190
Prosentase
92,63%
Secara terperinci untuk masing-masing aspek hasil yang dinilai oleh
siswa dibahas lebih lanjut dalam Lampiran 11. Selanjutnya media Mindjet
MindManager dipersiapkan untuk diujicobakan kepada kelompok kecil.
2.
Uji Coba Kelompok Kecil
Pengujian
dilakukan
dengan
cara
memberikan
Mindjet
MindManager Fisika kepadacommit
siswa to
kelas
userX di SMA Negri I Purwantoro.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Mindjet MindManager diujicobakan kepada 6 siswa kemudian diberikan
angket yang berisi 19 item pernyataan yang mencakup aspek kelayakan isi/
materi dan aspek media (sajian/tampilan). Pengujian dilakukan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap media pembelajaran Mindjet
MindManager.
Berdasarkan ujicoba diperoleh data kuantitatif yang menunjukkan
bahwa Mindjet MindManager pembelajaran ini 92,81% dalam aspek
kelayakan isi dan aspek media sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik.
Hasil isian angket terhadap semua aspek yang dinilai disajikan pada Tabel
4.6.
Tabel 4.6. Rangkuman Data dari Angket Siswa
Jumlah Nilai Item
Hasil Penilaian
529
Jumlah Total
Nilai Item
570
Persentase
92,81%
Secara terperinci untuk masing-masing aspek hasil yang dinilai oleh
siswa akan diungkapkan lebih lanjut dalam Lampiran 11. Mindjet
MindManager ini berhasil dikembangkan dan layak untuk digunakan sebagai
media pembelajaran yang baik.
3.
Uji Coba Kelompok Besar
Pengujian dilakukan dengan cara memberikan media Mindjet
MindManager kepada siswa kelas X di SMA Negeri I Purwantoro. Mindjet
MindManager diujicobakan kepada 30 siswa yaitu kelas XF kemudian
diberikan angket yang berisi 19 item pernyataan yang mencakup aspek
kelayakan isi/materi dan aspek media (sajian/tampilan). Selain melalui angket
data juga diperoleh dari wawancara kepada siswa. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap media pembelajaran Mindjet
MindManager. Hasil uji coba angket tanggapan siswa secara lebih lengkap
diungkapkan pada Lampiran 11.
1) Data Berdasarkan Angket
Berdasarkan ujicoba diperoleh data kuantitatif yang menunjukkan bahwa
commit to user
video pembelajaran ini 84,46% dalam aspek kelayakan isi dan aspek media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
sehingga termasuk dalam kriteria baik. Hasil isian angket terhadap semua
aspek yang dinilai disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Rangkuman Data dari Angket Siswa
Jumlah Nilai Item
Hasil Penilaian
Jumlah Total
Nilai Item
2850
2577
Prosentase
90,42%
Selanjutnya Mindjet MindManager pembelajaran ini mendapatkan
beberapa catatan penting, yaitu:
a) Mindjet MindManager Fisika dapat digunakan sebagai media untuk belajar
bagi para siswa. Sesuai hasil pengisian angket pada item ke-16 “Mindjet
MindManager ini dapat saya gunakan sebagai media untuk belajar” 17 dari
30 siswa atau 56.67% siswa menyatakan sangat setuju, 12 siswa atau 40%
siswa menyatakan setuju, dan sisanya satu siswa kurang setuju.
b) Melalui angket, Mindjet MindManager Fisika dapat menunjukkan tingkat
konsep diri siswa dalam aspek afektif sesuai item ke-5 “Media Mindjet
MindManager mempermudah saya memahami materi” 20 dari 30 siswa
atau 66,67% siswa menyatakan sangat setuju dan 10 siswa atau 33,33%
siswa menyatakan setuju. Hal ini juga sesuai dengan item ke-3 “Media
Mindjet MindManager memudahkan saya mempelajari materi” 18 dari 30
siswa atau 60% siswa menyatakan sangat setuju dan 12 dari 30 siswa atau
40% siswa menyatakan setuju.
c) Media Mindjet MindManager merupakan media pembelajaran yang media
yang mendukung proses pembelajaran di kelas sesuai item ke-19“Media
Mindjet MindManager memudahkan saya mempelajari materi” 21 dari 30
siswa atau 70% siswa menyatakan sangat setuju dan 9 dari 30 siswa atau
30% siswa menyatakan setuju.
2) Data Berdasarkan Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara terhadap perwakilan siswa, diperoleh beberapa
catatan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
a) Siswa senang belajar Fisika pokok bahasan Alat Optik dengan
menggunakan Media Mindjet MindManager .
b) Pembelajaran dengan menggunakan Media Mindjet MindManager
membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi Alat Optik.
c) Mindjet MindManager Fisika membantu siswa mengingat materi Alat
Optik.
d) Media pembelajaran dalam bentuk Mindjet MindManager dapat digunakan
siswa sebagai media pembelajaran untuk materi Alat Optik.
e) Mindjet MindManager Fisika yang dikembangkan untuk materi Alat Optik
tergolong Media Pembelajaran Mindjet MindManager yang baik.
Media pembelajaran Mindjet MindManager untuk Alat Optik dalam kategori
sangat baik. Mindjet MindManager ini berhasil dikembangkan dan memenuhi
kriteria baik.
D. Revisi Produk
Berdasarkan validasi dari ahli materi dan ahli media, diperoleh beberapa
catatan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk revisi terhadap media.
Beberapa revisi yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Ahli Materi
Pada validator ahli media tidak memberikan revisi/komentar sehingga
tidak dilakukan revisi media pada aspek materi. Dari hasil angket
disimpulkan bahwa media layak diujicobakan tanpa ada revisi.
2.
Ahli Media
1) Penggunaan
File
Presentasi
dengan
File
Utama
Mindjet
MindManager Kurang Masksimal.
Produk media yang dihasilkan adalah file presentasi bertipe Mindjet
MindManager . Media dinilai masih belum maksimal dikarenakan
penggunaan file pendukung yang mencapai 50% dari file total sehingga
perlu adanya revisi yaitu mengurangi penggunaan file pendukung.
Tulisan pada sub topik terlalu
kecil
dan blur karena media dibuat dengan
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Microsoft power point dan paint yang kemudian menggunakan fasilitas
print screen pada key board. Seperti terlihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Tampilan Sebelum Revisi
Kemudian dilakukan perbaikan dengan menggunakan text yang
dimiliki oleh Mindjet MindManager sendiri. Seperti pada Gambar 4.4
Gambar 4.4 Tampilan Setelah Revisi
2) Penggunaan File Gambar Sebagai Penjelasan Membuatnya Sukar
Dibaca dan File Total Menjadi Besar.
Pembuatan awal dari media ini adalah dengan menggunakan penjelasan
dari file bertipe gambar (jpg) sehingga produk terlihat berwarna bagus
akan tetapi tulisan menjadi susah dibaca (blur) seperti pada Gambar 4.5.
Maka perlu diadakan revisi produk yaitu mengubah ke teks yang dimiliki
MM sendiri sehingga tulisan menjadi jelas dan hemat file size.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Gambar 4.5 Penjelasan Sebelum Revisi
Dengan menggunakan teks yang sudah disediakan MM dan memberi
warna pada background maka setelah di revisi, penjelasan menjadi
seperti yang ditampilkan Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Penjelasan Setelah Revisi
3) Pembuatan Media/Software (Flash) dalam Presentasi Belum Efisien
dan Memperberat Kinerja Pc.
Media MM lebih menarik dan dinamis karena memungkinkan fungsi
hiperlink ke media lain seperti Macromedia flash sehingga dalam media
ini terdapat animasi untuk memperjelas materi yang sifatnya abstrak.
Seluruh file macromedia Flash yang ada di MM bertipe swf. Hal ini
membuat opening dan kinerja PC/Laptop menjadi berat,untuk mengatasi
hal tersebut maka file yang bertipe swf diubah menjadi file bertipe
executable(.exe).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Gambar 4.7 Tipe Macromedia Flash Sebelum Revisi
Gambar 4.8 Tipe Macromedia Flash Setelah Revisi
4) Evaluasi Perlu Dibatasi Pengerjaannya dan Soal Jawaban Perlu
Dirandom.
Media yang dibuat dilengkapi dengan evaluasi berupa soal yang
berjumlah 10 soal. Evaluasi dibuat dengan bantuan Macromedia Flash8.
Perbaikan yang diberikan adalah dengan membuat random soal dan
jawaban serta memberikan waktu terhadap pengerjaan. Secara lebih
terperinci terdapat pada file
media
commit
tobertipe
user executable.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
E. Kajian Produk Akhir
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu penelitian yang
berorientasi pada produk baik atau tidak digunakan sebagai media pembelajaran.
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa media Mindjet
MindManager untuk materi Fisika SMA pokok bahasan Alat Optik.
Setelah melalui berbagai tahap pengembangan maka dihasilkan sebuah
media Mindjet MindManager untuk Alat. Gambar visual lebih ditonjolkan dalam
Mindjet MindManager ini dimaksudkan untuk dapat menggambarkan konsepkonsep yang abstrak dalam Alat Optik agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
Karena salah satu kelebihan Mindjet MindManager adalah terletak dalam grafik
yang lebih baik jika dibandingkan dengan media presentasi lainnya.Mindjet
MindManager
menjelaskan materi sesuai dengan SK dan KD yang berlaku.
Masing-masing pembahasan diberikan gambar ilustrasi yang sesuai yang dapat
menggambarkan konsep yang disajikan. Juga dilengkapi dengan animasi berupa
Movie Flash pada masing-masing konsep sehingga siswa mampu menggambarkan
pembentukan bayangan dan lainnya. Karena dibuat dengan pola yang tertatur,
maka Media ini terlihat saling berhubungan dan memiliki pola yang sama untuk
masing-masing subtopik. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat merasakan
pengalaman secara langsung yang sangat penting untuk pemahaman materi dan
menjadi nilai lebih dari pengembangan media ini. Sesuai desain awal, media
Mindjet MindManager dikembangkan sebagai alat bantu pembelajaran. Mindjet
MindManager sebagai alat bantu dalam pembelajaran lebih ditekankan untuk
mempermudah siswa memahami dan untuk mengingat kembali materi yang
disajikan dalam Mindjet MindManager . Media ini juga dapat digunakan guru
pada saat kegiatan belajar mengajar dengan panduan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Produk Mindjet MindManager yang dihasilkan selanjutnya divalidasi
oleh ahli materi dan ahli media yang bertujuan untuk mendapatkan masukan dan
saran serta untuk mendapatkan rekomendasi agar Mindjet MindManager dapat
diujicobakan kepada pengguna, yaitu
siswa
SMA kelas X. Dari ahli materi dirasa
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
sudah sesuai sehingga tidak diperlukan adanya perbaikan sebelum ujicoba.
Sedangkan dari ahli media diperoleh catatan tentang optimalisasi penggunaan file
utama Mindjet MindManager dan mengubah tipe Macromedia Flash menjadi tipe
executable. Selanjutnya dapat dilakukan revisi agar Mindjet MindManager
memenuhi kriteria baik sehingga dapat diujicobakan.
Masukan dari ahli media, bahwa Penggunaan file presentasi dengan file
utama Mindjet MindManager
kurang masksimal, maka kemudian penjelasan
yang dibuat dalam bentuk gambar diubah teks yang dibuat dengan menggunakan
teks Mindjet MindManager
sendiri. Perbaikan selanjutnya adalah pembuatan
media/software (flash) dalam presentasi belum efisien dan memperberat kinerja
PC. Kemudian perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengubah tipe “.swf”
menjadi tipe”.exe” agar lebih ringan dan tidak memperberat kinerja PC/Laptop.
Berdasarkan ahli materi, produk Mindjet MindManager
ini termasuk dalam
kriteria sangat baik dengan persentase 96%. Menurut ahli media, Mindjet
MindManager ini dalam kriteria baik dengan persentase 87%.
Pada tahap uji coba one on one, Mindjet MindManager diperlihatkan
kepada 2 orang siswa. Hasil angket menunjukkan Mindjet MindManager dalam
kategori baik dengan persentase sebesar 92,63%%. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa media Mindjet MindManager
untuk Alat Optik dalam
kriteria sangat baik sebagai media pembelajaran. Selanjutnya pada tahap uji coba
kelompok kecil, Mindjet MindManager diperlihatkan kepada 6 orang siswa. Hasil
angket menunjukkan Mindjet MindManager dalam kategori sangat baik dengan
persentase sebesar 92,81%%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa
media Mindjet MindManager
untuk Alat Optik dalam kategori sangat baik
sebagai media pembelajaran. Ujicoba terakhir yaitu uji coba kelompok besar,
Mindjet MindManager diberikan kepada 30 siswa SMA kelas X dan kemudian
diberikan angket dan dilakukan wawancara untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap Mindjet MindManager pembelajaran ini. Mereka menjumpai hal baru
dari media ini ternyata materi Fisika yang sulit dapat dikemas dalam bentuk
Mindjet MindManager yang menyenangkan. Berdasarkan angket dan wawancara
to userdan catatan penting yang dapat
diperoleh tanggapan yang baik commit
dari siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
digunakan
untuk
pengembangan
lebih
lanjut.
Siswa
menilai
Mindjet
MindManager ini dalam kriteria sangat baik dengan persentase 90,42%. Sesuai
dengan penilaian siswa ternyata Mindjet MindManager dapat digunakan sebagai
media untuk belajar. Berdasarkan hasil tersebut maka, media Mindjet
MindManager
untuk Alat Optik dalam kategori sangat baik sebagai media
pembelajaran. Media ini layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
Akhirnya diperoleh produk Mindjet MindManager
Fisika yang
memenuhi kriteria baik sebagai media pembelajaran pada pokok bahasan Alat
Optik untuk siswa SMA kelas X. Produk Mindjet MindManager pembelajaran
dapat dilihat pada Lampiran 9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan tentang Produk
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan produk akhir berupa materi pembelajaran Mindjet MindManager
yang memenuhi kriteria baik. Pembuatan media pembelajaran Fisika berbasis
Mindjet MindManager dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: identifikasi masalah, pengumpulan data pendukung, pembuaatan
desain media, pembuatan media, dan validasi dan pengujian media. Hasil validasi
ahli materi pada aspek kelayakan isi/materi, media yang telah dibuat termasuk
dalam kriteria sangat baik dengan penilaian sebesar 96%. Hasil validasi ahli
media pada aspek kelayakan media, media yang telah dibuat termasuk dalam
kriteria sangat baik dengan penilaian sebesar 87%. Pada tahap ujicoba one on one
menunjukkan media Mindjet MindManager dalam kategori sangat baik dengan
persentase sebesar 92,63%. Selanjutnya pada tahap ujicoba kelompok kecil
menunjukkan media Mindjet MindManager dalam kategori sangat baik dengan
persentase sebesar 92,81%. Hasil pengujian terhadap 30 siswa memberikan hasil
bahwa media termasuk dalam kriteriasangat baik dengan penilaian sebesar
90,42%. Media ini layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis Mindjet Mind
Manager untuk materi Fisika SMA kelas X pokok bahasan Alat Optik yang telah
dikembangkan, termasuk dalam kriteria sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran (hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan siswa
memberikan rata-rata penilaian 91,77%).
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis Mindjet Mind
Manaager ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1.
Tidak didukung dengan suaracommit
karena to
tidak
userada fasilitas untuk suara
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
2.
Animasi bisa ditampilkan, akan tetapi tidak bertipe Mindjet MindManager
3.
Dalam tahap uji coba hanya diperoleh tanggapan siswa mengenai media
Mindjet MindManager. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan
pemahaman penulis tentang penelitian pengembangan.
C. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
1.
Saran Pemanfaatan
Saran pemanfaatan media Mindjet MindManager ini adalah :
a.
Video dapat dimanfaatkan untuk belajar secara mandiri sebagai media
pembelajaran Alat optik
b.
Dalam Menggunakan media sebaiknya dipahami tombol-tombol shortcut,
agar lebih memudahkan dalam pengoperasian
2.
Penelitian
Pengembangan Produk Lebih Lanjut
pengembangan
media
pembelajaran
berbasis
Mindjet
MindManager ini dapat dikemabngkan lebih lanjut sebagai berikut:
a.
Dikembangkan pembuatan Mindjet MindManager untuk materi selain Alat
Optik.
c.
Dilakukan perbaikan pengembangan khususnya fasilitas yang dimiliki
Mindjet MindManager.
d.
Dikembangkan pembuatan Mindjet MindManager untuk materi selain Alat
Optik.
e.
Optimalisasi fungsi note pada Mindjet MindManager jika memungkinkan
bisa ditambahkan video.
commit to user
Download