BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1

advertisement
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT. Asuransi Bangun Askrida
PT Asuransi Bangun Askrida, atau yang biasa disebut “Askrida”, didirikan
oleh bank pembangunan daerah seluruh Indonesia dan diikuti oleh pemerintah
tingkat 1 seluruh daerah sebagai sebuah perusahaan pemerintah (BUMN) yang
menawarkan perlindungan asuransi atas semua resiko dan kehilangan, khususnya
bagi gedung-gedung pemerintahan dan juga asset-aset milik pemerintah lainnya.
Perusahaan ini adalah perusahaan asuransi berskala nasional, yang didirikan pada
tanggal 2 Desember 1989 dibawah badan hukum Raharti Sudjardjati, SH, dan
dengan persetujuan dari Departemen Keuangan Republik Indonesia (berdasarkan
keputusan pemerintah No. KEP.192/KM.B/1990, dd. 14 Maret 1990).
Pertama kali berdiri perusahaan ini dimiliki oleh Bank Pembangunan
Daerah (BPD), lalu pada tahun 1996 sebuah keputusan penting dibuat oleh
Menteri Dalam Negeri yang bertujuan untuk memperluas kepemilikan perusahaan
asuransi ini, dengan mengikutsertakan 33 instansi pemerintahan daerah (propinsi),
yang karenanya telah membuat profil perusahaan menjadi lebih kuat khususnya
dalam hal partisipasi Askrida dalam mengembangkan industri asuransi di
Indonesia.
53
4.1.2 Profil PT. Asuransi Bangun Askrida
PT Asuransi Bangun Askrida adalah suatu badan usaha milik negara
(BUMN) yang menawarkan perlindungan asuransi atas semua resiko dan
kehilangan, khususnya bagi gedung-gedung pemerintahan dan juga asset-aset
milik pemerintah lainnya.Moto yang dimiliki oleh Askrida adalah “Mitra Dalam
Usaha Pelindung Dalam Duka” dengan menawarkan solusi dalam bentuk
perlindungan asuransi yang lengkap dan cerdas.Pemegang saham utama PT.
Asuransi Bangun Askrida adalah Bank Pembangunan Daerah danBUMD,dengan
begitu Askrida memfokuskan pelayanannya kepada kepentingan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD). Pada saat ini perusahaan telah berkembang dengan
memiliki 317 karyawan, 15 kantor cabang di seluruh Indonesia, 4 kantor
perwakilan, 8 kantor pemasaran Produk-produk meliputi Asuransi Kebakaran,
Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Rekayasa, Asuransi Kecelakaan Diri,
Asuransi Penyimpanan Uang, Asuransi Pengangkutan Barang, Asuransi SuratSurat Penjaminan dan Asuransi Kerugian lainnnya. Dari tahun ke tahun Askrida
telah menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan keuntungan yang terus
meningkat, yang dalam waktu dekat bertujuan untuk bisa mencapai target premi
bruto hingga 1 triliun. Pada tahun 2011 PT. Asuransi Bangun Askrida menempati
peringkat ke 23 perusahaan asuransi umum dalam kategori perusahaan asuransi
umum berpremi bruto 200 milliar ke atas, dengan premi bruto RP. 351,730 juta.
54
4.1.3 Visi dan Misi PT. Asuransi Bangun Askrida
Visi PT. Asuransi Bangun Askrida:
•
Menjadi salah satu dari 10 besar perusahaan asuransi nasional yang dikelola
secara profesional dan mempunyai anak perusahaan yang saling menunjang satu
sama lain
Misi PT. Asuransi Bangun Askrida:
•
Memajukan dan mengembangkan Askrida agar dapat memberikan
manfaat kepada Bank Pembangunan Daerah dan Pemerintah Provinsi
selaku Shareholder.
•
Mendorong tumbuhnya kesadaran berasuransi, khususnya dilingkungan
Pemerintah Daerah (PEMDA), dan berusaha menjamin kepentingankepentingan PEMDA dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta
masyarakat pada umumnya.
•
Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya kepada semua relasi.
55
4.1.4 Struktur Organisasi PT Asuransi Bangun Askrida
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
DEWAN KOMISARIS
DEWAN DIREKSI
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PEMASARAN
DIVISI
PEMASARAN
DIVISI
PENGEMBANGAN
BISNIS
DIREKTUR TEKNIK
DIREKTUR KEUANGAN
DIVISI
UNDERWRITING &
REASURANSI
DIVISI
KEUANGAN
DIVISI
UMUM &
SDM
DIVISI
REASURANSI
DIVISI
AKUNTANSI
DIVISI
PENGAWAS
DIVISI KLAIM
STAF AHLI
DIVISI
TEKNOLOGI
SEKERTARIS
PERUSAHAAN
DIVISI
BONDING
KANTOR
OPERASIONAL
UNIT
SYARIA
KANTOR
CABANG
DEWAN
PENGAWASAN
SYARIAH
KANTOR
PERWAKILAN
Sumber: PT. Asuransi Bangun Askrida
Gambar 4.1 Struktur organisasi PT. Asuransi Bangun Askrida
56
4.1.5 Analisi Kompetitif Model Kekuatan Porter pada PT. Asuransi Bangun
Askrida
Menurut Porter ada 5 hal dasar yang menentukan dalam persaingan antar
perusahaan, yaitu persaingan di antara perusahaan sejenis, produk subtitusi, daya
tawar pemasok, daya tawar konsumen, dan ancaman masuknya pendatang baru.
Berikut ini adalah gambaran singkat tentang model lima kekuatan porter pada PT.
Asuransi Bangun Askrida.
Produk Subtitusi
•
Perusahaan yang
bersaing
Daya Tawar Pemasok
•
•
•
•
Tabungan Perbankan
Bank (pemerintah
dan swasta)
Kontraktor
Rumah sakit
Bengkel
•
•
Zurich Insurance
Indonesia
Asuransi
Dayin
Mitra
Kekuatan tawar menawar
konsumen
•
•
Individu
Perusahaan/Mitra
Kerja
Potensi Masuknya Pesaing Baru
•
Sangat Besar (berdasarkan
meningkatnya
pendapatan
premi perusahaan asuransi
umum, dan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia).
Sumber: hasil penelitian
Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Porter pada PT. Askrida
57
•
Perusahaan yang bersaing
Semakin banyak jumlah pesaing, dengan produk yang berkualitas dan
harga bersaing, maka semakin tinggi tingkat persaingan. Hal ini ditentukan
oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah pesaing, perbedaan kualitas,
loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga. Saat ini di
Indonesia beroperasi empat perusahaan reasuransi, 44 perusahaan asuransi
jiwa, 83 perusahaan asuransi umum, lima perusahaan asuransi jaminan
sosial, sehingga secara keseluruhan ada 136 perusahaan asuransi dan
reasuransi. Pesaing utama PT. Asuransi Bangun Askrida berdasarkan
peringkat perusahaan asuransi umum berpremi bruto 200 miliar ke atas
tahun 2011 dimana PT. Asuransi Bangun Askrida berada di peringkat 23
sedangkan PT Asuransi Dayin Mitra berada di peringkat 24, dan PT.
Zurich Insurance Indonesia berada di peringkat 22.
•
Potensi masuknya pesaing baru
Berdasakan pangsa pasar asuransi Indonesia yang masih luas dengan
perbandingan PDB hanya 1% saja yang dibandingkan Singapore dibagian
asuransi bisa menyumbangkan 5% dari PDB. maka Indonesia merupakan
salah satu pangsa pasar yang bagus dan menggiurkan dalam 5 tahun
kedepan untuk merupakan suatu data yang sangat menarik untuk investasi
membangun perusahaan asuransi baru di indonesia maupun dari investor
asing atau investor local untuk mencoba mencari keuntungan dalam
bidang asuransi.
58
•
Produk subtitusi
Produk subtitusi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya switching
cost, diferensiasi produk, dan faktor lainnya. Misalnya seperti Ketatnya
persaingan bank yang menawarkan berbagai macam produk seperti
deposito dengan bunga tinggi. Produk bank yang menawarkan bunga
tinggi dengan menabung dibank bisa mendapatkan cover asuransi.
•
Daya tawar pemasok
Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan
untuk bahan produksi. hal ini ditentukan oleh beberapa factor diantaranya:
switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier,
ketersediaan substitusi input, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat
hubungan dengan supplier. supplier dari perusahaan asuransi lebih bekerja
sama dengan bank. Jika jumlah bank lebih banyak, perusahaan memiliki
lebih banyak alternative dalam memilih bank, suku bunga tinggi, biaya
rendah dan service yang lebih bagus. Pemasok lainnya adalah kontraktor,
rumah sakit dan bengkel yang melayani jasa sesuai produk asuransi yang
ada, Produk-produk utama PT. Asuransi Bangun Askrida meliputi
Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Rekayasa,
Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Penyimpanan Uang, Asuransi
Pengangkutan Barang, Asuransi Surat-Surat Penjaminan dan Asuransi
Kerugian lainnya.
•
Kekuatan tawar menawar konsumen
59
Hal ini dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching
cost pembeli, ketersediaan barang, besar order pembeli, sensitivitas harga,
tingkat diferensiasi, dan sebagainya. PT. Asuransi bangun Askrida
menawarkan produk-produk yang dapat dibeli oleh individu dan
perusahaan atau mitra kerja sesuai dengan kebutuhannya.
4.2 Tahap Masukan (input)
4.2.1 Matriks EFE PT. Asuransi Bangun Askrida
Peluang eksternal PT. Asuransi Bangun Askrida
Tabel 4.1 peluang eksternal PT. Asuransi Bangun Askrida
No
Peluang eksternal PT. Asuransi Bangun Askrida
O1
Kepedulian Masyarakat Yang Tinggi Akan Kesejahteraan
Hidup di Masa Yang Akan Datang
O2
Meningkatnya Pengguna Kendaraan Bermotor
O3
Berkembangnya Pemukiman Penduduk
O4
Tingginya Tingkat Kriminalitas Sehingga Masyarakat
Memerlukan Perlindungan
O5
Banyak Masyarakat Indonesia Yang Belum Mengenal
Asuransi
Sumber: PT. Asuransi Bangun Askrida
Keterangan tabel: O = Opportunity/peluang
O1. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesejahteraan
hidupnya di masa yang akan datang untuk mengantisipasi bencana atau musibah
yang tidak dapat diprediksi.
60
O2. Berdasarkan data badan pusat statistik, jumlah kendaraan bermotor pada
tahun 2010 meningkat sebanyak 9.570.483 unit dari tahun sebenarnya (2009).
O3. Berdasarkan data badan pusat statistik, jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2010 meningkat sebanyak 46.089 jiwa dari tahun 2000.
O4. Menurut Kapolda Metro Jaya, Irjen Sutarman dalam laporan akhir tahun 2010
menyebutkan bahwa peristiwa kriminal sepanjang 2010 secara kuantitas menurun
3,56% namun secara kualitas meningkat.
O5. Menurut data salah satu lembaga riset di bidang asuransi (LIMRA) pada akhir
tahun 2010 menunjukan bahwa hanya 3% dari total penduduk indonesia yang
memegang polis asuransi.
Ancaman eksternal PT. Asuransi Bangun Askrida
Tabel 4.2 Ancaman eksternal PT. Asuransi Bangun Askrida
No
Ancaman eksternal PT. Asuransi Bangun Askrida
T1
Masuknya Perusahaan Asing Sejenis
T2
Menurunnya Biaya Asuransi
T3
Banyaknya Produk Yang Sejenis Yang Menawarkan
Banyak Keunggulan
T4
Pesaing Memiliki Teknologi Yang Lebih Canggih
T5
Kemunculan Produk Pengganti
Sumber: PT. Asuransi Bangun Askrida
Keterangan tabel: T = Threat/ancaman
T1. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi daya tarik bagi
industri asuransi. Tidak heran jika banyak perusahaan asing bermain di sektor ini
apalagi peraturan pemerintah memberikan kelonggaran 80% saham asing di
perusahaan asuransi indonesia.
T2. Dengan banyaknya perusahaan asuransi, maka perusahaan-perusahaan
tersebut berlomba-lomba menurunkan biaya asuransi.
61
T3. Menurut Wikipedia.Org jumlah perusahaan asuransi di Indonesia ada 90.
Setiap perusahaan memiliki produk yang hampir sama dengan keunggulan
masing-masing.
T4. Pesaing dapat melakukan komunikasi dengan pelanggan secara online
contohnya Zurich Insurance Indonesia.
T5. Contoh produk pengganti asuransi seperti broker asuransi, asuransi syariah,
dan tabungan perbankan.
Berdasarkan identifikasi variabel-variabel eksternal PT. Asuransi Bangun Askrida
diatas pemberian rating dilakukan oleh pihak perusahaan, dan bobot berdasarkan
pada peluang dan ancaman relatif perusahaan, maka tabel EFE dapat terbentuk
sebagai berikut.
Tabel 4.3 matriks EFE
NO
Faktor Eksternal Kunci
Peluang
1
Kepedulian Masyarakat Yang Tinggi Akan
Kesejahteraan Hidup di Masa Yang Akan
Datang
2
Meningkatnya Pengguna Kendaraan
Bermotor
3
Berkembangnya Pemukiman Penduduk
4
Tingginya Tingkat Kriminalitas Sehingga
Masyarakat Memerlukan Perlindungan
5
Banyak Masyarakat Indonesia Yang Belum
Mengenal Asuransi
Ancaman
1
Masuknya Perusahaan Asing Sejenis
2
3
Menurunnya Biaya Asuransi
Banyaknya Produk Yang Sejenis Yang
Menawarkan Banyak Keunggulan
Bobot
Peringkat
Nilai
Tertimbang
0.302
0.0755
4
0.0683
4
0.0331
3
0.0693
4
0.1446
4
0.1878
0.0756
2
1
0.1085
2
0.2732
0.0993
0.2772
0.5784
0.3756
0.0756
0.2116
62
4
5
Pesaing Memiliki Teknologi Yang Lebih
Canggih
Kemunculan Produk Pengganti
Total
0.1184
1
0.1187
2
1.000
0.1184
0.2374
2.5487
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari tabel matriks EFE diatas diperoleh total skor bobot untuk PT.
Asuransi Bangun Askrida adalah 2.5487. skor ini mengindikasikan bahwa respon
PT. Asuransi Bangun Askrida terhadap peluang dan ancaman yang ada di bisnis
asuransi berada di atas rata-rata atau baik. PT. Asuransi Bangun Askrida sudah
dapat memanfaatkan peluang secara efektif dan mampu meminimalkan ancaman
yang ada.
4.2.2 Matriks IFE PT. Asuransi Bangun Askrida
Kekuatan internal PT. Asuransi Bangun Askrida
Tabel 4.4 kekuatan internal PT. Asuransi Bangun Askrida
No
Kekuatan Internal PT. Asuransi Bangun Askrida
S1
Keuangan Perusahaan Yang Sehat
S2
Produk Asuransi Yang Beragam
S3
Laba Bersih Yang Meningkat Setiap Tahunnya
S4
Proses Klaim Asuransi Yang Cepat
S5
Tingkat Turnover Karyawan Yang Kecil
Sumber: PT. Asuransi Bangun Askrida
Keterangan tabel: S = Strength/kekuatan
63
S1. Keuangan perusahaan asuransi di Indonesia didasarkan oleh RBC (Risk Bank
Capital). RBC yang ditetapkan oleh pemerintaah sebesar 120%. Sedangkan RBC
PT. Asuransi Bangun Askrida ebesar 537%
S2. PT. Asuransi Bangun Askrida memiliki 13 produk asuransi
S3. Laba bersih PT. Asuransi Bangun Askrida menunjukan pertumbuhan yang
signifikan dari tahun ke tahun terutama pertumbuhan laba bersih selama 5 tahun
terakhir, yakni dari tahun 2006 sampai 2010 rata-rata sebesar 35%
S4. Salah satu keunggulan PT. Asuransi Bangun Askrida dari para kompetitornya
adalah proses klaim yang cepat. Selama ini belum ada pelanggan yang mengeluh
proses klaim.
S5. Dalam satu tahun terakhir kurang dari 3 karyawan yang mengundurkan diri.
Kelemahan internal PT. Asuransi Bangun Askrida
No
Tabel 4.5 Kelemahan internal PT. Asuransi Bangun Askrida
Kelemahan Internal PT. Asuransi Bangun Askrida
W1
Pemasaran Yang Kurang Intensif
W2
Masyarakat Belum Banyak Yang Mengenal Askrida
W3
Belum Banyaknya Kantor Cabang
W4
Sistem Operasional Yang Belum Modern
W5
Perusahaan Masih Bergantung Pada Pemerintah
Sumber: PT. Asuransi Bangun Askrida
Keterangan tabel: W = Weakness/kelemahan
W1. PT. Asuransi Bangun Askrida tidak memasang iklan di media cetak maupun
elektronik
W2. Karena kurangnya pemasaran sehingga belum banyak masyarakat yang
mengenal PT. Asuransi Bangun Askrida
W3. Per tanggal 30 Desember 2010 PT. Asuransi Bangun Askrida hanya memiliki
30 kantor cabang di setiap ibukota provinsi dan belum menyebar ke seluruh
pelosok daerah.
64
W4. PT. Asuransi Bangun Askrida belum memiliki fasilitas penjualan secara
online.
W5. Pemegang saham PT. Asuransi Bangun Askrida adalah pemerintah provinsi
dan Bank Pembangunan Daerah.
Berdasarkan identifikasi variabel-variabel internal PT. Asuransi Bangun
Askrida diatas pemberian rating dilakukan oleh pihak perusahaan, dan bobot
berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan, maka tabel IFE
dapat terbentuk sebagai berikut.
Tabel 4.6 matriks IFE
NO
Faktor Internal Kunci
Bobot
Peringka
t
Nilai
Tertimbang
Kekuatan
1
Keuangan Perusahaan Yang Sehat
0.2172
4
0.8688
2
Produk Asuransi Yang Beragam
0.0855
3
0.2565
3
Laba Bersih Yang Meningkat Setiap
Tahunnya
Proses Klaim Asuransi Yang Cepat
0.1752
4
4
0.7008
0.1414
4
0.5656
5
Tingkat Turnover Karyawan Yang Kecil
Kelemahan
0.0348
3
0.1044
1
Pemasaran Yang Kurang Intensif
0.0791
2
0.1582
2
3
Masyarakat Belum Banyak Yang Mengenal 0.0823
Askrida
Belum Banyaknya Kantor Cabang
0.0959
4
Sistem Operasional Yang Belum Modern
0.0559
5
Perusahaan Masih Bergantung Pada
Pemerintah
Total
0. 0327
Sumber data: pengolahaan data
1.000
1
0.0823
1
0.0959
1
0.0559
1
0.0327
2.9211
65
Dari tabel matriks di atas dapat diketahui bahwa jumlah nilai faktor
internal untuk PT. Asuransi Bangun Askrida adalah 2.9211. skor ini
mengindikasikan bahwa PT. Asuransi Bangun Askrida memiliki posisi internal
yang kuat atau diatas rata-rata, karena nilai yang diperolah mencapai diatas ratarata, yaitu 2.50.
4.2.3 Matriks CPM
Tabel 4.7 Matriks CPM
Faktor penentu
keberhasilan
bobot
Asuransi Bangun
Askrida
peringkat nilai
Zurich Insurance
Indonesia
peringkat nilai
Asuransi Dayin Mitra
peringkat
nilai
Inovasi produk
0.0425
4
0.17
3
0.1275
2
0.085
Kegiatan promosi
0.0473
2
0.0946
4
0.1892
2
0.0946
Kualitas
pelayanan
Sistem distribusi
0.0792
4
0.3168
3
0.2376
3
0.2376
0.0478
3
0.1434
3
0.1434
4
0.1912
Kinerja karyawan
0.1265
4
0.506
3
0.3795
3
0.3795
Manajemen yang
handal
Riset pasar
0.1583
4
0.6332
4
0.6332
3
0.4749
0.0358
3
0.1074
3
0.1074
4
0.1432
Kesehatan
keuangan
Kecepatan proses
klaim
Loyalitas
pelanggan
TOTAL
0.1871
4
0.7484
4
0.7484
3
0.5613
0.1653
4
0.6612
3
0.4959
3
0.4959
0.1102
3
0.3306
3
0.3306
3
0.3306
3.7116
3.3927
Sumber: hasil penelitian
Dari tabel matriks CPM diatas menunjukkan bahwa dua pesaing utama
PT. Asuransi Bangun Askrida adalah PT. Zurich Insurance Indonesia. Pesaing
utama ini berdasarkan peringkat perusahaan asuransi umum berpremi bruto 200
2.9938
66
miliar ke atas tahun 2011 dimana PT. Asuransi Bangun Askrida berada di
peringkat 23 sedangkan PT Asuransi Dayin Mitra berada di peringkat 24, dan PT.
Zurich Insurance Indonesia berada di peringkat 22. Total skor bobot PT. Asuransi
Bangun Askrida adalah 3.7116, PT. Zurich Insurance Indonesia adalah 3.3927,
dan PT. Asuransi Dayin Mitra adalah 2.9938. skor ini mengindikasikan bahwa
PT. Asuransi Bangun Askrida adalah perusahaan yang terkuat dibandingkan dua
pesaing utamanya. PT. Asuransi Bangun Askrida mampu bersaing dengan kedua
perusahaan sejenis tersebut. Oleh karena itu PT. Asuransi Bangun Askrida
diharapkan bisa mempertahankan keunggulannya.
.4.3 Tahap Pencocokan (matching stage)
4.3.1 Matriks SWOT
Tabel 4.8 Matriks SWOT
Kelemahan (Weakness)
Kekuatan (Strength)
1. Pemasaran yang
1. Keuangan yang sehat.
kurang intensif.
2. Produk asuransi yang
beragam.
2. Masyarakat banyak
3. Laba bersih yang
yang belum mengenal
meningkat setiap
askrida.
tahunnya.
3. Belum banyaknya
4. Proses klaim asuransi
kantor cabang.
yang cepat.
4. Sistem operasional
5. Tingkat turnover
yang belum modern.
karyawan yang kecil.
5. Perusahaan masih
bergantung pada
pemerintah.
Peluang (Opportunity)
Strategi SO
Strategi WO
1. Kepedulian
1. Mencari pangsa pasar
1. Melakukan pemasaran
masyarakat yang
baru dengan
yang lebih intensif
tinggi akan
menawarkan beragam
dengan cara
kesejahteraan hidup
produk asuransi
meningkatkan
di masa yang akan
untuk melindungi
promosi.
datang.
segala kebutuhan
2. Meningkatnya
hidup masyarakat
(W1, W3, O1, O2, O3, O4)
pengguna
(Pentrasi Pasar)
67
(S2, S4, S5, 01, O2, O3, O3)
kendaraan
(Pengembangan Pasar)
bermotor.
3. Berkembangnya
pemukiman
penduduk.
4. Tingginya tingkat
kriminalitas
sehingga masyarkat
memerlukan
perlindungan.
5. Banyak masyarakat
indonesia yang
belum mengenal
asuransi
Ancaman(Threat)
Strategi ST
1. Masuknya
1. Terus menginovasi
perusahaan asing
produk baru dan
sejenis.
memberikan
2. Menurunnya biaya
pelayanan yang
asuransi.
berkualitas.
3. Banyaknya produk
sejenis yang
(S1, S2, S3, S4, T1,
menawarkan
T3, T5)
banyak keunggulan.
(Pengembangan
4. Pesaing memiliki
Produk)
tehnologi yang
lebih canggih.
5. Kemunculan
produkpengganti.
Strategi WT
1. Meningkatkan
promosi agar nama
askrida banyak
dikenal masyarakat
agar mampu bersaing.
(W1, W2, T1, T3)
(Pentrasi Pasar)
2. Meningkatkan
Tehnologi dan
membuat sistem
penjualan secara
online.
(W4, T4)
(Pengembangan Pasar)
Sumber: hasil pengolahan data
Terdapat tiga strategi alternatif dalam Matriks SWOT di atas, antara lain:
1. Pengembangan produk
Yaitu dengan cara meningkatkan kualitas barang dan jasa. Seperti
terus melakukan inovasi untuk produk baru dan memberikan pelayanan
yang lebih baik lagi guna memenuhi kebutuhan konsumen serta menjaga
68
loyalitas konsumen, dan mengantasipasi munculnya produk-produk baru
dari pesaing.
2. Pentrasi Pasar
Yaitu strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk
produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran
yang lebih besar. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga
penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produkproduk promosi secara ekstensif, atau pelipatgandaan upaya-upaya
pemasaran agar masyarakat banyak yang mengenal PT. Asuransi Bangun
Askrida.
3. Pengembangan Pasar
Yaitu pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayahwilayah geografis baru. Meliputi mencari pangsa pasar baru dan
meningatkan saluran distribusi dengan memperbaiki kualitas teknologi
untuk membuat sistem penjualan secara online.
4.3.2 Matriks IE (Internal – External matrix)
Matriks IE bertujuan untuk mendapatkan suatu strategi bisnis
dengan mengacu pada total skor bobot faktor eksternal (EFE) dan faktor internal
(IFE) PT. Asuransi Bangun Askrida. Dari matriks EFE diperoleh total nilai skor
bobot 2.6744 dan matriks IFE 2.9211.
69
IFE
Kuat
Sedang
3.0 – 4.0
lemah
2.0 – 2.99
4.0
3.0
1.00 – 1.99
2.0
1.0
Tinggi
3.0-4.0
I
II
III
3.0
Sedang
EFE 2.0
– 2.99
IV
2.0
Rendah
1.0 – 1.99
VII
V
PT.Asuransi Bangun
Askrida
(EFE 2.6744,
IFE 2.9211)
VIII
IV
XI
1.0
Sumber:
hasil penelitian
Gambar 4.3 matriks IE PT. Asuransi Bangun Askrida
Berdasarkan hasil dari matriks EFE dan matriks IFE dapat diketahui
bahwa nilai EFE sebesar 2.6744 dan nilai IFE sebesar 2.9211. Dengan nilai
tersebut menunjukkan bahwa PT. Asuransi Bangun Askrida berada di sel V dalam
matriks IE, yaitu dalam kondisi hold and maintain. Strategi yang dapat dilakukan
adalah dengan menerapkan penetrasi pasar dan pengembangan produk.
70
4.3.3 Matriks strategi besar (Grand strategy matrix)
PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT
Kuadran II
Kuadran I
PT. Asuransi Bangun Askrida
Posisi
posisi
Kompetitif
kompetitif
Yang lemah
yang kuat
Kuadran III
Kuadran IV
PETUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT
Sumber: Hasil penelitian
Gambar 4.4 Matriks Strategi Besar Pada PT. Asuransi Bangun Askrida
Menurut David (2009, pp347-348) metode grand strategy adalah salah satu
metode analisa dalam manajemen strategic yang didasarkan kepada dimensi
competitive position (weak and strong) dan market growth (rapid and slow).
Untuk dimensi market growth apabila perusahaan memiliki posisi pertumbuhan
pasar yang cepat maka perusahaan berada di posisi atas (kuadran 1 atau kuadran
71
2) , apabila pertumbuhan pasarnya lambat perusahaan berada di posisi bawah
(kuadran 3 atau kuadran 4) . untuk dimensi competitive position, apabila
perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat maka posisi perusahaan berada
di sebelah kanan (kuadran1 dan kuadran 4), apabila perusahaan memiliki posisis
kompetitif yang lemah maka perusahaan berada pada posisi bagian kiri (kuadran 2
dan kuadran 3). Berdasarkan dari gambar 4.4 matriks strategi besar, PT. Asuransi
Bangun Askrida
berada pada kuadrant 1, yang mengidikasikan bahwa PT.
Asuransi Bangun Askrida berapa pada posisi yang memiliki pertumbuhan pasar
yang cepat di tahun 2011 yang tumbuh 9,9% dari tahun 2010. Pangsa pasar 2011
didominasi kendaraan bermotor sebesar 29,8%, diikuti properti 28,1%, kecelakaan
& kesehatan 11,3%, pengangkutan 6,3%, aneka 5,8%, pesawat udara 3,5%,
rekayasa 3,4%, energi off shore 2,7%, penjaminan 2,1%, tanggung gugat 2%,
kredit 1,7%, dan energi on shore 0,5%. Dan Berdasarkan matriks CPM, PT.
Asuransi Bangun Askrida memiliki total skor bobot sebesar 3.7116. dengan hasil
total skor bobot tersebut PT. Asuransi Bangun Askrida berada di posisi paling
unggul dari pesaingnya dan menempati posisi kompetitif yang kuat memiliki
posisi bersaing yang cukup kuat.
Dari hasil Grand strategy matrixyang menempatkan PT. Asuransi Bangun
Askrida berada pada kuadrant I, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan
pada kuadrant ini adalah Pengembangan produk (product development),
Pengembangan pasar(market development), Penetrasi pasar (market penetration),
Integrasi ke belakang (backward penetration), Integrasi ke depan (forward
penetration), Diversifikasi terkait (concentric diversification). (David, 2009)
72
4.4 Tahap Keputusan (decision stage)
4.4.1 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Berdasarkan analisis pada tahap pencocokan, yaitu matriks SWOT,
matriks IE, dan matriks Strategi Besar diperoleh beberapa strategi alternatif antara
lain strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, dan pengembangan pasar.
Berikut tabel hasil strategi alternatif dari tahap pencocokan.
Tabel 4.9 hasil strategi alternatif dari tahap pencocokan
Strategi Alternatif
Penetrasi pasar
Tahap Pencocokan
Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks
Strategi Besar
Matriks SWOT, Matriks Strategi Besar
Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks
Strategi Besar
Pengembangan pasar
Pengembangan produk
Sumber: Hasil anilisis tahap pencocokan
Berdasarkan Tabel 4.9 maka dapat dilihat bahwa strategi alternatif dalam
tahap
pencocokan
adalah
penetrasi
pasar
pengembangan
produk,
dan
pengembangan pasar Oleh karena itu, kedua strategi alternatif ini akan dievaluasi
dalam QSPM.
Tabel 4.10 matriks QSPM PT. Asuransi Bangun Askrida
Alternatif Strategi
Faktor-faktor utama
Peluang (opportunities)
bobot
Penetrasi
Pasar
AS
TAS
Pengembangan
produk
AS
TAS
Pengembangan
pasar
AS
TAS
73
Kepedulian Masyarakat
Yang Tinggi Akan
Kesejahteraan Hidup di
Masa Yang Akan Datang
Meningkatnya Pengguna
Kendaraan Bermotor
Berkembangnya
Pemukiman Penduduk
Tingginya Tingkat
Kriminalitas Sehingga
Masyarakat Memerlukan
Perlindungan
Banyak Masyarakat
Indonesia Yang Belum
Mengenal Asuransi
Ancaman (threats)
Masuknya Perusahaan
Asing Sejenis
Menurunnya Biaya
Asuransi
Banyaknya Produk Yang
Sejenis Yang Menawarkan
Banyak Keunggulan
Pesaing Memiliki
Teknologi Yang Lebih
Canggih
Kemunculan Produk
Pengganti
0.0755
0.0683
0.0331
4
0.302
2
0.151
4
0.302
2
0.1366
3
0.2049
4
0.2732
0.0993
3
0.0993
3
0.0993
3
0.2772
0.0693
0.1446
0.1878
0.0756
4
3
0.2079
4
4
0.5784
4
0.5784
2
0.2892
4
0.7512
3
0.5634
4
0.7512
0.434
3
0.3255
-
0.1085
2
0.1184
-
0.1187
0.2772
2
-
0.217
4
0.2374
4
0.4748
2
0.2374
1.000
Kekutan (strength)
Keuangan Perusahaan Yang
Sehat
Produk Asuransi Yang
Beragam
Laba Bersih Yang
Meningkat Setiap
Tahunnya
Proses Klaim Asuransi
Yang Cepat
Tingkat Turnover
Karyawan Yang Kecil
Kelemahan (weakness)
Pemasaran Yang Kurang
Intensif
0.2172
-
-
-
0.0855
2
0.171
4
0.342
4
0.1752
-
-
-
-
-
0.1414
2
0.2828
3
0.4242
2
0.0348
-
0.0791
4
-
0.3164
1
0.342
0.2828
-
0.0791
4
0.3164
74
Masyarakat Belum Banyak
Yang Mengenal Askrida
Belum Banyaknya Kantor
Cabang
Sistem Operasional Yang
Belum Modern
Perusahaan Masih
Bergantung Pada
Pemerintah
Total
Sumber : Hasil Penelitian
0.0823
4
0.3292
1
0.0823
4
0.3292
0.0959
3
0.2877
1
0.0959
3
0.2877
0.0559
-
-
0. 0327
-
-
-
1.000
3.9862
3.448
4.4023
Dari matriks QSPM diatas, dapat dilihat bahwa total nilai daya tarik yang
terbesar dimiliki strategi pengembangan pasar, yaitu 4.4023. Sedangkan total nilai
daya tarik pentrasi pasar sebesar 3.9826 dan total nilai daya tarik pengembangan
produk sebesar 3.448. Angka ini mengindikasikan bahwa strategi pengembangan
pasar memiliki daya tarik yang lebih besar untuk diterapkan di perusahaan.
4.5 Implikasi hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, yang merupakan tahap terakhir
setelah tahap masukan dan tahap pencocokkan dalam kerangka penyusunan
strategi yang komprehensif yakni tahap keputusan, diperoleh hasil bahwa strategi
pengembangan pasar lebih cocok untuk digunakan pada PT. Asuransi Bangun
Askrida. Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan upaya- upaya,
antara lain:
75
1. Perusahaan dapat memperluas pasar ke wilayah-wilayah geografis yang
baru di kota-kota atau daerah ke seluruh indonesia khususnya ke kota yang
tingkat perekonomiannya sedang berkembang.
2. Menambah frekuensi riset pasar untuk mengetahui target pasar baru yang
akan di ekspansi .
3. Meningkatkan saluran distribusi lainnya seperti membuat sistem layanan
penjualan secara online dan menambahkan customer service agar calon
pelanggan dapat berkomunikasi dengan perusahaan secara mudah
website PT. Asuransi Bangun Askrida.
di
Download