BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentranfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Kegiatan pemasaran yakni dimulai dari suatu kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus terpenuhi. Timbulnya keinginan dan kebutuhan itu mengharuskan setiap individu berusaha sekuat tenaga agar kedua hal tersebut dapat terpenuhi. Produk atau jasa merupakan hal yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Kotler mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain10. Gitosudarma berpendapat bahwa pemasaran dapat diartikan sebagai sesuatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya dapat diterima dan disenangi oleh pasar. 11 10 Philip Kotler; Keller, Kevin Lane, Manajemen pemasaran, jilid 1, Edisi: ke-13, Erlangga, Jakarta, 2009, p.7. 11 I. Gitosudarma, Reksohadiprodjo, dan Sukanto, Manajemen Produksi, Edisi-4, BPFE.Yogyakarta, 2000, p. 15. 9 10 Hal senada juga diutarakan oleh Swastha bahwa pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan juga mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang sudah ada maupun pembeli potensial.12 Dari uraian yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan menusia yang selalu berhubungan dengan pasar dimana semua kegiatan itu diarahkan untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran terkait dengan masalah kerja yaitu penjualan harus mencari pembeli yang telah ada maupun mencari pembeli yang potensial, menemukan serta mampu memenuhi kebutuhan mereka dengan cara merancang barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pembeli secara tepat, menentukan posisi harga yang sesuai dan tepat pula, melakukan penyimpanan jika perlu kemudian menyampaikannya atau istilah lain mendistribusikannya dan melaksanakan kegiatan promosi. Seorang pemasar adalah mereka yang selalu terlibat dalam kegiatan pemasaran baik barang ataupun jasa dimana dalam kenyataannya mereka adalah orang-orang yang harus mencari informasi, menganalisis, merencanakan kemudian melaksanakan serta mengevaluasi secara terus menerus kegiatan dari pemasaran dan berusaha agar konsumen merasa puas. Kegiatan pemasaran apabila digambarkan dalam bentuk skema adalah sebagai berikut : 12 Basu Swastha, DH., Saluran Pemasaran, BPFE, Yogyakarta, 2002, p. 8. 11 Gambar-2.1: Kegiatan Pemasaran. Penjual mempunyai tujuan untuk mengubah produk menjadi uang tunai. Pemasaran bertujuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dengan menggunakan produk dan keseluruhan hal yang berhubungan dengan penciptaan, penyerahan dan akhirnya pemakaian produk itu. Penciptaan permintaan ini dapat dihasilkan dari sejumlah taktik yang berbeda, baik melalui promosi ataupun menempuh upaya-upaya lain yang sifatnya differential (melalui strategi harga, keunikan produk dan sebagainya). 13 Salah satu hal yang pertama kali harus dilakukan oleh perusahaan barang/jasa agar suatu produk yang baru dapat dikenal oleh masyarakat adalah berusaha memperkenalkan produk tersebut kepada masyarakat sebagai calon pembeli, melalui kegiatan promosi. Apabila promosi tersebut tidak dilakukan, kemungkinan besar masyarakat sebagai calon pembeli tidak akan mengenal Produk barang/jasa yang 13 Philip Kotler; Keller, Kevin Lane, Manajemen pemasaran, jilid1Edisi:ke-13,Erlangga, Jakarta, 2009. 12 ditawarkan, dan keinginan masyarakat untuk membeli juga tidak ada. Selain itu banyaknya persaingan diantara perusahaan sejenis yang menjual produk yang sama akan membuat produk yang ditawarkan suatu perusahaan tidak akan dikenal. Suatu perusahaan akan lebih baik apabila sebelum produk/jasa itu dipasarkan, mencari informasi terlebih dahulu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Jadi kegiatan pemasaran untuk barang atau jasa harus direncanakan dengan baik dan matang agar tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan dapat tercapai. 14 Marketing Communication ( Komunikasi Pemasaran ) adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan meningkatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merk yang mereka jual. Komunikasi pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai hal berikut: 1. Mengidentifikasikan pasar dan kebutuhan konsumen atau persepsi konsumen. 2. Menggambarkan dan mengoperasionalkan gambar atau persepsi tujuan target group. 3. Mengevaluasikan sejumlah perilaku yang tergambar diyakini dapat mencapai tujuan. Dalam bukunya mengenai Advertising That Sells (Strategi sukses membawa merek Anda menjadi pemimpin pasar), Dyah Hasto Palupi dan Teguh Pambudi, walau tidak sepenuhnya menyinggung mengenai komunikasi pemasaran, namun ada beberapa point yang memfokuskan diri pada pentingnya Komunikasi pemasaran. 14 13 Menurut mereka berdua, ada 9 hal yang mesti dilakukan agar tujuan pemasaran tercapai : 15 a. Creative that Sells b. Single Message, Simple, Segmented, focus to your target market c. Be Different, Be Controversial, Big Idea d. QCD and flexibility= Extraordinary Value e. Serve with the Heart f. Create Intimiacy, Build Agency-Client Chemistry g. Sleep with Clients, Listen to their needs, wants and expectations h. Make your clients suceed first, and your success will follow i. Client life time loyalti will lead to sustainable profit Untuk konteks pentingnya komunikasi pemasaran sendiri, Palupi dan Pambudi menekankan pada point pertama (a), kedua (b), dan point 7 (g). Pada point a mereka mengatakan bahwa salah satu kunci kesuksesan yang tepat sasaran adalah bagaimana mengkomunikasikan produk langsung pada manfaat fungsional produk tersebut, secara jelas, straight foward dan hard sell. Sementara pada point kedua (b), Palupi dan Pambudi menjelaskan bahwa komunikasi yang menggunakan Simple Message, selalu fokus kepada kebutuhan dan keinginan target pasar, lugas, gamblang, tidak terburu-buru, detil merupakan kunci dari pemasaran yang sukses. 15 Ennew T. Christine, Nigel Waite, Financial Services Marketing: An International Guide To Principles And Practice, Elsevier Ltd, USA., 2011. 14 Terakhir Palupi dan Pambudi juga menekankan pentingnya proses komunikasi dua arah, dimana produsen maupun agen iklan perlu juga untuk mendengarkan dan belajar langsung dari konsumen, mengenai produk apa yang dibutuhkan sekaligus di inginkan oleh konsumen dan untuk itu kiranya riset pemasaran, yang benar-benar total mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Melalui penenelitian dan hubungannya dengan uraian di atas, untuk kasus STIE Singkawang, kira nya dapat di peroleh gambaran, mengenai strategi pemasaran yang telah dilakukan selama ini, untuk sekiranya dapat mengevaluasi strategi dengan belajar pada strategi pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya. Sementara itu menurut Larry Percy Komunikasi Pemasaran, sebetulnya adalah persoalan ”Perencanaan”, namun persoalannya dalam perencanaan ini sangat membutuhkan pengkomunikasian informasi mengenai produk yang konsisten dan efektif demi tercapainya tujuan pemasaran. Berkaitan dengan apa yang diungkapkan oleh Percy inilah, maka peneliti, ingin mencari gambaran, bagaimana strategi, perencanaan STIE Singkawang, yang selama ini telah di lakukan.16 2.2 Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Kotler yang dialihbahasakan Benyamin Molan yaitu : 17 16 Philip Kotler; Keller, Kevin Lane, Manajemen pemasaran, jilid 1, Edisi: ke-13, Erlangga, Jakarta, 2009, p.7 17 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan ke-6, CV. Alfabeta, Bandung, 2004, p.139. 15 “Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul” Sedangkan menurut Djaslim Saladin , mengemukakan bahwa manajemen pemasaran sebagai berikut : 18 “Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi”. 19 Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa manajemen pemasaran sebagai proses yang mencakup analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, juga produk atau jasa yang berdasarkan pertukaran dan bertujuan untuk menghasilkan kepuasan kepada pihak–pihak yang terlibat di dalamnya. 2.3 Bauran Pemasaran Menurut Djaslim Saladin Bauran Pemasaran adalah “serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran”. 20 Sedangkan menurut Kotler yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan Bauran Pemasaran adalah “seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dengan mengklasifikasikan empat unsur dari alat -alat bauran pemasaran yang terdiri atas 4P dalam pemasaran barang, 18 Ibid. Ibid. 20 Ibid. 19 16 diantaranya adalah : produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).”21 Adapun pengertian dari masing-masing variabel bauran pemasaran tersebut akan dijelaskan dibawah ini : 2.3.1. Produk (product) Produk merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran yang memiliki berbagai macam arti dan makna, namun secara umum produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan dan dikonsumsi. Istilah produk mencakup benda fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, atau ide. Keputusan-keputusan mengenai produk mencakup kualitas, kestimewaan, jenis merk, kemasan, pengembangan, bersarkan penelitian pasar, pengujian dan pelayanan pra dan purna jual. Produk menurut Stanton yang dikutip oleh Buchari Alma22 merupakan seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran karena harga menentukan pendapatdari suatu usaha. Disamping itu juga harga merupakan satu 21 22 Ibid. Mulia Nasution, Pengantar Bisnis, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1996, p.55. 17 satunya unsur bauran pemasaran yang merupakan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur biaya apa saja. Keputusan penentuan harga juga sangat signifikan dalam penentuan nilai atau manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas produk. 2.3.2 Harga (Price) Merupakan unsur terpenting kedua dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan, sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan pengeluaran biaya saja. Keputusan-keputusan mengenai harga mencakup tingkat harga, potongan harga, keringanan periode pemasaran, dan rencana iklan yang dibuat oleh produsen. Harga menurut Oka A. Yoeti dalam Ratih Hurriyati harga dapat diartikan sebagai suatu jumlah uang yang harus dipersiapkan seseorang untuk membeli atau memesan suatu produk yang diperlukan atau diinginkannya . 23 Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran karena harga menentukan pendapatdari suatu usaha. Disamping itu juga harga merupakan satusatunya unsur bauran pemasaran yang merupakan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur biaya apa saja. Keputusan penentuan harga juga 23 Fandy Tjiptono, Chandra, Gregorius, Service, quality dan satisfaction, Penerbit:Andi,Yogjakarta 2007, 18 sangat signifikan dalam penentuan nilai atau manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas produk. 2.3.3. Tempat (Place) Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimanapun konsumen berada. Di dalam industri manufaktur tempat (place) diartikan sebagai saluran distribusi, two level channesl zero channel, dan multilevel channel, sedangkan produk untuk industri jasa, tempat diartikan sebagai tempat pelayanan yang digunakan dalam pemasok kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci, keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan dimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana suatu produk akan diserahkan sebagai bagian dari nilai dan manfaat. 24 2.3.4 Promosi (Promotion) Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan 24 Philip Kotler, Keller, Kevin Lane; Molan, Benyamin (Translator), Manajemen Pemasaran, Jilid Edisi:ke-12, Indeks, Jakarta, 2007, p. 498. 19 konsumen agar membeli produk dari perusahaan. Dalam hal ini keputusan-keputusan yang diambil mencakup iklan, penjualan personal, promosi penjualan, dan publikasi. Pemasaran memerlukan alat komunikasi yang berguna untuk memperkenalkan produknya kepada pasar sasaran. Promosi merupakan alat komunikasi antara produsen dan konsumen. Promosi merupakan sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen. 25 2.4. Komponen Bauran Pemasaran 2.4.1. Produk Banyak orang berpikir bahwa sebuah produk merupakan tawaran berwujud, namun produk sebenarnya memiliki dimensi yang lebih daripada itu. Produk menurut Kotler dan Keller adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. 26 Produk – produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara- acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. Istilah lain dari produk yaitu seperti penawaran dan pemecahan. Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu barang fisik, jasa, dan 25 Philip Kotler, Teguh, Hendra (Translator); Rusli, Ronny A. (Translator), Manajemen pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, Prenhallindo, Jakarta, 1997, p.92. 26 Ibid. 20 pemecahan. Tingkat kepentingan produk fisik lebih tergantung kepada jasa yang mereka berikan daripada kepemilikannya.27 2.4.2. Klasifikasi Produk Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciricirinya : daya tahan, wujud dan penggunaan (konsumen atau industri). Setiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai. Keragaman Produk Kualitas Design Ciri Nama Merk Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan Daftar Harga Rabat/Diskon Potongan Harga khusus Periode Pembayaran Syarat kredit Saluran Pemasaran Cakupan Pasar Pengelompokkan Lokasi Persediaan Transportasi Bauran Pemasaran n P Promosi Penjualan Periklanan Tenaga Penjualan Public Relation T Pemasaran Langsung r e o m d p u H ak Pasar Sasaran aP t r r o g m a o Gambar 2.2 Konsep 4 P dalam Bauran Pemasaran Sumber : Kotler Dialihbahasakan Benyamin Molan, 2005 : 18) s i 27 Ibid. 21 Kotler yang dialihbahasakan Benyamin Molan menyebutkan, pada dasarnya barang dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, diantaranya adalah : 28 Barang yang tidak tahan lama (Non durable goods) adalah barang – barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walau biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering di beli, maka strategi yang tepat adalah dengan menyediakannya di berbagai lokasi, selain itu tipe barang seperti ini hanya membutuhkan marjin yang kecil, dan memasang iklan besarbesaran untuk memancing orang mencobanya dan membangun preferensi. 29 Barang tahan lama (durable goods) adalah : barang berwujud yang biasanya tetap digunakan walaupun sudah digunakan berkali-kali. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. 30 Barang toko (shopping goods) adalah barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Barang toko berdasarkan karakteristiknya dapat dibagi menjadi menjadi lebih jauh lagi, diantaranya adalah : 31 28 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi-3, Andi Publisher, Yogjakarta, 2008, p. 24. Ibid. 30 Ibid. 31 Ibid. 29 22 a. Barang toko homogen (homogenous shopping goods) adalah barang toko yang memiliki kemiripan mutu, tetapi cukup berbeda dari segi harga sehingga dapat menjadi alasan perbandingan dalam belanja. 32 b. Barang toko heterogen (heterogenous shopping goods) adalah barang toko yang memiliki perbedaan dari segi ciri-ciri produk dan layanan yang mungkin dianggap lebih penting daripada harganya. Penjual barang toko heterogen menyediakan berbagai jenis produk untuk memuaskan selera masing-masing orang dan harus memiliki wiraniaga yang terlatih dengan baik untuk memberikan informasi dan saran kepada pelanggan. 33 Barang Khusus (specialty Goods) adalah barang-barang yang mempunyai ciri atau identifikasi merk yang unik, dan karena itulah cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Pada dasarnya barang khusus tidak membutuhkan proses berfikir yang terlalu rumit untuk melakukan perbandingan. Dimana pembeli biasanya mengorbankan waktu hanya untuk mendatangi penyalur yang menyediakan produk yang diinginkan. Selain itu penyalur tidak memerlukan tempat yang mudah dijangkau, namun mereka harus memberitahukan kepada calon pembeli mengenai lokasi mereka. 34 Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang-barang yang tidak diketahui konosumen atau biasanya mereka tidak terpikir unutk membelinya, misalnya : asuransi, ensiklopedia, batu nisan, payung, dan lain sebagainya. 32 Ibid. Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi-3, Andi Publisher, Yogjakarta, 2008, p. 24. 34 Ibid. 33 23 Barang – barang yang tidak dicari ini memerlukan iklan dan dukungan penjualan pribadi. 35 Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya peranan dan arti kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan pelanggan pada semua aspek produk yang dijual ke pasar. Para petinggi/manajemen puncak perusahaan juga umumya semakin menyadari dan mempercayai adanya keterhubungan langsung antara kualitas produk terhadap customer satisfaction (kepuasan pelanggan) yang pada akhirnya akan meningkatkan raihan pangsa pasar (market share) di pasar sasaran. Keberadaan kepuasan pelanggan pada perusahaan merupakan sebuah variabel yang sangat penting dan menentukan keberhasilan sutu perusahaan. Salah satu tolak ukurnya adalah kualitas. Kualitas produk mengacu pada bagaimana produk tersebut menjalankan fungsinya yang mencakup keseluruhan dari produk, yaitu berupa ketahanan, kehandalan, ketepatan, kemudahan dalam pengoperasian, dan kemudahan dalam perbaikan serta atribut-atribut nilai lainnya. Penetapan kualitas merupakan salah satu cara untuk memenangkan persaingan di pasar, karena mutu merupakan salah satu cara penempatan suatu produk di benak pelanggan.36 35 36 Ibid. Ibid. 24 2.4.3. Dimensi Kualitas Produk Terdapat delapan dimensi kulitas yang dikemukakan oleh Garvin Dalam M. Nasution yang dapat digunakan sebagai variabel kualitas suatu produk yang diukur dan digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis. Adapun dimensi kualitas yang dikemukakan yaitu sebagai berikut : 37 1. Performance (Kinerja), karakteristik operasi pokok dari produk inti (core Proudct). 2. Features (Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 3. Reliability (Kehandalan), kemampuan perusahaan dalam memberikan kualitas produk yang sesuai dengan harapan konsumen. 4. Conformance to specification (Kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Durability (Daya tahan), berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat terus digunakan. 6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penangan keluhan yang memuaskan. 7. Aesthetics (Estetika), daya tarik produk terhadap panca indera, seperti bentuk fisik, warna, dan sebagainya. 37 Ibid. 25 8. Perceived quality (Kualitas yang dipersepsikan), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggungjawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut / ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merk, iklan, dan reputasi perusahaan. 2.4.4. Kualitas Pelayanan Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Pengertian kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta bertepatan penyampaiannya untuk mengimbangi keinginan pelanggan. Menurut Lewis dan booms yang dikutif oleh Fandy Tjiptono mengemukakan bahwa : 38 “Kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspetasi pelanggan. Kualitas pelayanan bisa diwujudkan melalui pemenuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaianya untuk mengimbangi harapan pelanggan”. 38 Philip Kotler, Keller, Kevin Lane; Molan, Benyamin (Translator), Manajemen Pemasaran, Jilid 2, edisi: ke-12, Indeks, Jakarta, 2007, p. 372. 26 2.4.5. Dimensi Kualitas Pelayanan Upaya mempertahankan komitmen pelayanan jasa yang baik dan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas, maka suatu perusahaan harus melakukan pengukuran terhadap kinerja atas kualitas pelayanan tersebut mampu menciptakan kepuasan bagi konsumen yang mengkonsumsinya. 39 Salah satu pendekatan dalam mengukur kualitas pelayanan jasa yang dapat digunakan adalah dengan model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry. Model ini sebagaimana dijelaskan oleh Kotler yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan telah mengindentifikasikan lima diimensi kualitas pelayanan jasa sebagai dasar pengukuran, yaitu : 40 Bukti Fisik ( Tangible ) Pemberian jasa, yang meliputi fasilitas fisik (gedung, sarana, parkir, dan lain a. sebagainya), perlengkapan, dari peralatan yang dipergunakan teknologi serta penampilan karyawannya. 41 b. Empati (Emphaty) Empati yang memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan, dimana perusahaan diharapakan memiliki pengertian dan pengetahuan, tentang 39 William J. Stanton, Fundamentals of marketing , McGraw-Hill,NY, 1984. Ibid. 41 Ibid. 40 27 pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik serta memiliki waktu pengoperasiann yang nyaman bagi pelanggan. 42 c. Keandalan (Reliability) Keandalan yaitu kemampuan perusahaan adalah memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpati dan dengan akurasi yang tinggi. 43 d. Daya Tanggap (Responsiveness) Ketanggapan yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian tanpa adanya suatu alasan yang tidak jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. 44 e. Jaminan ( Assurance ) Jaminan yaitu pengetahuan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan, terdiri dari beberapa kompensasi antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.45 42 Ibid. Valeri A. Zeithmal, Mari Jo Bitner, 2000, Service Marketing–Integrating Customer Focus Across The Firm, second edition, Irwin McGraw Hill, Boston, 2003, p.20. 44 Andrian Payne, Fandy Tjiptono (Translator), The Essence of services marketing (Pemasaran jasa), Penerbit Andi, Yogjakarta, 2000, p. 27-28. 45 McCarty, Jerome and William Perreault, Basic Marketing. 10th Edition. USA, 2010 43 28 2.4.6. Pemasaran Jasa Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan teknologi. 46 Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan berbagai industri seperti perbankan, asuransi, penerbangan, telekomunikasi, retail, lembaga pemerintah, rumah sakit, perguruan tinggi, konsultan dan pengacara yang kini semakin menyadari perlunya peningkatan orientasi kepada pelanggan atau konsumen, tingkat persaingan, sehingga diperlukan manajemen pemasaran jasa yang berbeda dibandingkan dengan pemasaran tradisional (barang). 47 Zeithaml and Bitner menyatakan bahwa pemasaran jasa adalah mengenai janji-janji, janji yang dibuat kepada pelanggan dan harus dijaga. Kerangka kerja strategik diketahui sebagai service triangle (Gambar 2.4) 48 yang memperkuat pentingnya orang dalam perusahaan menjaga janji mereka dan sukses dalam membangun customer relationship. Segitiga menggambarkan tiga kelompok yang saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mengembangkan, mempromosikan dan menyampaikan jasa. Ketiga pemain utama ini diberi nama pada poin segitiga: perusahaan (SBU atau departemen atau manajemen), pelanggan dan provider (pemberi jasa). 46 Ibid. McCarty, Jerome and William Perreault, Basic Marketing. 10th Edition. USA 2010 48 Ibid. 47 29 Provider dapat pegawai perusahaan, subkontraktor, atau pihak luar yang menyampaikan jasa perusahaan. Antara ketiga poin segitiga ini, tiga tipe pemasaran harus dijalankan agar jasa dapat disampaikan dengan sukses: pemasaran eksternal (external marketing), pemasaran interaktif (interactive marketing), dan pemasaran internal (internal marketing).49 Pada sisi kanan segitiga adalah usaha pemasaran eksternal yaitu membangun harapan pelanggan dan membuat janji kepada pelanggan mengenai apa yang akan disampaikan. Sesuatu atau seseorang yang mengkomunikasikan kepada pelanggan sebelum menyampaikan jasa dapat dipandang sebagai bagian dari fungsi pemasaran eksternal. Pemasaran eksternal yang merupakan permulaan dari pemasaran jasa adalah janji yang dibuat harus ditepati.50 49 Ennew T. Christine, Nigel Waite, Financial Services Marketing: An International Guide To Principles And Practice, Elsevier Ltd, USA., 2011. 50 Adrian Palmer, Principles of Services Marketing, McGraw Hill, UK, 2010. 30 Gambar 2.4 THE SERVICES MARKETING TRIANGLE Sumber: Zeithaml and Bitner (2003:319) Pada dasar segitiga adalah akhir dari pemasaran jasa yaitu pemasaran interaktif atau real time marketing. Disini janji ditepati atau dilanggar oleh karyawan, subkontraktor atau agen. Ini merupakan titik kritis. Apabila janji tidak ditepati pelanggan akan tidak puas dan seringkali meninggalkan perusahaan. Sisi kiri segitiga menunjukkan peran kritis yang dimainkan pemasaran internal. Ini merupakan kegiatan manajemen untuk membuat provider memiliki kemampuan untuk menyampaikan janji-janji yaitu perekrutan, pelatihan, motivasi, pemberian imbalan, menyediakan peralatan dan teknologi. Apabila provider tidak mampu dan tidak ingin memenuhi janji yang dibuat, perusahaan akan gagal, dan segitiga jasa akan runtuh. 31 2.5. Pengertian Jasa Kotler and Keller mengemukakan pengertian jasa (service) sebagai berikut: “A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product.” (Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik). 51 Selanjutnya Stanton mengemukakan definisi jasa sebagai berikut: “Services are identifiable, intangible activities that are the main object of a transaction designed to provide want-satisfaction to customers. By this definition we exclude supplementary services that support the sale of goods or other services.” Berdasarkan definisi di atas maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :52 1. Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen 2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik 3. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan 4. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. 51 52 Ibid. Ibid. 32 2.5.1.Karakteristik Jasa Jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut :53 1. Tidak berwujud (Intangible). Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, para penyedia dan penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga produk jasa tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud, 2. Menekankan pada manfaat yang diperoleh, 3. Menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa, atau 4. Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. 2. Tidak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut, sehingga 53 Ibid. 33 penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat menggunakan strategi-strategi, seperti bekerja dalam kelompok yang lebih besar, bekerja lebih cepat, serta melatih pemberi jasa supaya mereka mampu membina kepercayaan konsumen.54 3. Bervariasi (variability). Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu sebagai berikut: a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik. b. Melakukan standarisasi proses produksi jasa. c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diketahui dan diperbaiki. 55 4. Mudah musnah (perishability). Jasa tidak dapat disimpan sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu 54 Ennew T. Christine, Nigel Waite, Financial Services Marketing: An International Guide To Principles And Practice, Elsevier Ltd, USA., 2011. 55 Ennew T. Christine, Nigel Waite, Financial Services Marketing: An International Guide To Principles And Practice, Elsevier Ltd, USA., 201 34 masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka perusahaan akan menghadapi masalah yang sulit dalam melakukan persiapan pelayanannya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan harga, serta program promosi yang tepat untuk mengantisipasi ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran jasa. 56 2.6. Strategi Komunikasi Pemasaran Marketing Communication ( Komunikasi Pemasaran ) adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan meningkatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merk yang mereka jual. 57 Definisi dari Komunikasi Pemasaran adalah sebuah pesan dan media yang terkait yang digunakan untuk komunikasi dengan pasar. Tujuan komunikasi pemasaran adalah menyampaikan pesan tertentu kepada audiens sasaran yang sudah diidentifikasi secara jelas. Ada 7 langkah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam komunikasi pemasaran terpadu : 58 56 Ibid. Ennew T. Christine, Nigel Waite, Financial Services Marketing: An International Guide To Principles And Practice, Elsevier Ltd, USA., 2011. 58 Ibid. 57 35 1. Review of marketing plan : Dalam tahap ini, perencana mempersiapkan data internal (situasi organisasi dan atribut produk) dan eksternal (situasi makro, target market, dan competitor). 2. Analysis of promotional program situation : Dalam tahap ini, perencana menganalisa kelebihan dan kelemahan data, menemukan titik permasalahan, dan mencari solusinya. 3. Analysis of communication process : Dalam tahap ini, perencana menganalisa tanggapan penerima informasi, tahapan dalam pengiriman informasi, dan saluran informasi yang digunakan. 4. Budget determination : Dalam tahap ini, perencana melakukan cara penyusunan anggaran, apakah dengan top-down (modal sudah tersedia di awal) atau bottomup (melihat berapa biaya yang dibutuhkan dalam penyusunan rencana dan bagaimana pengalokasiannya) 5. Develop IMC program : Perencana mengembangkan program komunikasi pemasaran yang akan ditempuh. 6. Integrate and implement IMC strategies : Perencana menggunakan kombinasi strategi marketing mix, memproduksi iklan, membeli media time dan space, serta melaksanakan desain yang telah ditetapkan sesuai dengan program yang ditempuh. 7. Monitor, evaluate, and control IMC program : Dalam tahap ini, mengevaluasi hasil kinerja apakah sudah efektif atau belum dan melihat apakah taktik yang ditempuh sesuai dengan strategi yang diambil. 36 Menurut David Pickton dalam Ilham Prisgunanto , Komunikasi Pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dari marketing mix (bauran pemsaran) yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran.59 Inti dari tujuan Komunikasi Pemasaran adalah : 60 1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk 2. Brand Awarness 3. Intention 4. Memfasilitasi Pembelian 59 Ennew T. Christine, Nigel Waite, Financial Services Marketing: An International Guide To Principles And Practice, Elsevier Ltd, USA., 2011. 60 Ibid.