LUKA BAKAR A. Definisi Kerusakan / kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas : api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. B. Etiologi 1) Suhu > 60 C° (Api, uap panas dan benda panas) 2) Asam / basa kuat dan soda api 3) Listrik rumah tangga, kilat / petir 4) Sinar matahari (ultra violet), bahan radio aktif C. Berdasarkan Kedalaman Kerusakan Jaringan: 1) Derajat I (Superficial Skin Burn) a. Hanya reaksi inflamasi, kerusakan mengenai epidermis b. Kulit kering, merah (erithema) c. Nyeri karena ujung saraf sensorik teriritasi d. Sembuh spontan 5 – 10 hari 2) Derajat II (Partial Skin Burn) a. Kerusakan meliputi dermis, sebagian dermis masih ada yang sehat b. Bula (+) , bila bula pecah terlihat luka basah kemerahan c. Nyeri (+) , Pin prick test (+) d. Sembuh dalam waktu ±2-3 minggu 3) Derajat III (Full Thickness Skin Burn) a. Kerusakan seluruh tebal dermis, bisa sampai subcutis, tidak ada epitel kuit yang sehat. Terjadi koagulasi protein dikenal sebagai ESCAR. b. Bula (-), bila bula pecah lukanya kerin warna abu-abu c. Nyeri (-), karena ujung saraf sensorik rusak, Pin prick test(-) d. Penyembuhan sulit perlu cangkok kulit (STSG) D. Luas Luka Bakar DEWASA ANAK E. Prognosis dan Berat Ringannya Luka Bakar Ditentukan 1) Kedalaman : derajat I, II atau III 2) Luasnya : ditentukan presentase 3) Daerah yang terkena 4) Usia F. Indikasi Rawat Inap 1) Dewasa derajat II > 15 % 2) Anak & orang tua derajat II > 10 % 3) Derajat III > 10 % 4) Luka pada : wajah, tangan, genital/perineal 5) Penyebabnya : kimia dan listrik 6) Menderita penyakit lain : DM, hipertensi G. Penghitungan Kebutuhan Cairan Luka Bakar 1) Formula Baxter a. Kebutuhan Cairan = 4 cc x kgBB x %LB b. ½ untuk 8 jam pertama (sejak kejadian LB) c. ½ untuk 16 jam berikutnya 2) Kebutuhan Faali (Anak) a. Usia < 1 Th = 100 cc/Kg BB b. Usia 1 – 3 Th = 75 cc/Kg BB c. Usia 3 – 5 Th = 50 cc/Kg BB H. Jenis Cairan Resusitasi 1) Kristaloid Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat (RL) dan garam fisiologis (NaCl) I. Pemeriksaan Laboratorium 1) Hb, Ht, albumin pada hari I, II, III 2) Elektrolit setiap hari pada minggu I 3) RFT & LFT pada hari ke II dan setiap minggu 4) Kultur kuman hari I, II, III 5) LED: mengkaji hemokonsentrasi. 6) Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung. 7) Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap. 8) BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal. 9) Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas. 10)Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap. 11)Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar masif. 12)Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap. J. Obat - Obatan 1) Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian. 2) Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur. 3) Analgetik : kuat (morfin, petidine) 4) Antasida : kalau perlu