Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan

advertisement
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin
meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara
akuntabel dan transparan. Hal ini tidak terpisahkan oleh adanya sistem
pengendalian dan pengawasan di setiap instansi pemerintah yang secara
sistematis terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
hingga pertanggungjawaban secara efektif, efisien dan terkendali.
Pencapaian sasaran sesuai dengan upaya untuk mewujudkan
suatu iklim pengelolaan yang baik (good governance), yaitu
pemerintahan yang dapat menjalankan amanah dari rakyat baik dalam
melayani maupun menyelenggarakan pemerintahan yang dapat
beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi
masyarakat, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan amanah
tersebut kepada rakyat. Hal ini dapat mewujudkan transparansi yang
dapat menimbulkan kepercayaan kepada pemerintah, dan masyarakat
mau berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Pengawasan yang dilakukan oleh auditor pemerintah memiliki
peran yang sangat penting dalam menciptakan efisiensi nasional,
sehingga
auditor
pemerintah
harus
menjaga
dan
senantiasa
meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya, salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah pendidikan di bidang
akuntansi, karena dengan pendidikan di bidang akuntansi maka seorang
auditor dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam
kaitannya untuk melaksanakan tugas audit.
Inspecção Geral do Estado, República Democrática de Timor
Leste (RDTL) berdiri pada Bulan Juni 2000, oleh Pemerintah Transisi
1
PBB di Timor Leste pada waktu masa transisi, dengan tujuan untuk
mengawasi, mengontrol dan mengendalikan kegiatan administrasi
publik, Pemerintahan Republik Demokratik Timor Leste.
Berdasarkan Status Inspecção Geral do Estado RDTL (IGE),
mandat Decreto Lei Organic no. 22/2009, untuk memastikan
pelaksanaan penuh kegiatan kontrol umum dalam administrasi publik,
Pemerintah RDTL memberikan kepada (IGE) dengan kerangka hukum
yang tepat, memberikan kekuatan dan kekuasan penuh pada IGE,
sebagai Internal Audit di bawah Perdana Mentri Timor Leste, berfungsi
sebagai badan Inspeksi dan kegiatan Audit serta transparansi dan rasa
tanggungjawab dalam kegiatan keuangan dan manajemen administrasi
puklik.
Dalam konteks ini Pemerintah Timor Leste membuat keputusan
Undang-undang Organik IGE, menegaskan sifatnya kontrol tingkat
tinggi dari layanan administrasi publik, diarahkan analisis legallitas dan
keteraturan keuangan, sumber anggaran, aset Negara, dan mencari tata
kelola yang baik dalam administrasi publik, memastikan bahwa
transaksi administrasi dan keuangan Negara di jalankan oleh masingmasing Kementrian serta Organisasi Otonomi dengan transparansi,
efisiensi dan efektifitas dan sesuai dengan ketentuan sirkulasi yang
berlaku.
Auditor internal IGE, adalah badan pengawasan Administrasi
Umum, dan misinya adalah pemantauan pengelolaan keuangan, aset
Negara, fiskal dan sumber daya material dalam Administrasi Publik.
IGE memiliki kemandirian dan otonomi teknis administrasi dan laporan
pertanggungjawaban langsung kepada Perdana Menteri. Dan dapat
2
bertindak sebagai inspeksi dan audit dalam organ-organ kedaulatan
yang lain, atas permintaan dari Perdana Mentri.
Auditor IGE dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya
memeriksa dan menilai kewajaran laporan keuangan sektor publik,
tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintah terhadap undangundang dan peraturan yang berlaku. Di samping itu, auditor juga
memeriksa dan menilai sifat ekonomis, efisiensi dan keefektifan dari
semua pekerjaan dan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah.
Pengawasan Intern auditor IGE adalah seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan
keyakinan
yang
memadai
bahwa
kegiatan
telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik.
Dalam penyelenggaraan fungsi pengawasan intern, IGE
bertanggung jawab untuk: (a) Secara terus menerus mengembangkan
dan
meningkatkan
profesionalisme
auditor,
kualitas
proses
pengawasan, dan kualitas hasil pengawasan dengan mengacu kepada
standar audit yang berlaku; (b) Menyusun, mengembangkan, dan
melaksanakan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang
peduli risiko, khususnya dalam hal penentuan skala prioritas dan
sasaran pengawasan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber
daya pengawasan; (c) Menjamin kecukupan dan ketersediaan sumber
daya
pengawasan
sehingga
dapat
menyelenggarakan
fungsi
pengawasan intern secara optimal; (d) Melakukan pemantauan tindak
3
lanjut hasil pengawasan; (e) Menyampaikan laporan hasil pengawasan
dan laporan berkala aktivitas pelaksanaan fungsi pengawasan intern
Perdana Mentri.
Berkualitas atau tidaknya pekerjaan auditor akan mempengaruhi
kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan
mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh
pihak luar perusahaan. Sehingga auditor dituntut harus memiliki rasa
pertanggungjawaban
(akuntabilitas)
dalam
setiap
melaksanakan
pekerjaanya dan memliki sikap profesional, agar dapat mengurangi
pelanggaran atau penyimpangan yang dapat terjadi pada proses
pengauditan, sehingga akuntabilitas dan profesionalisme merupakan
elemen penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor.
Keahlian, auditor mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
untuk melaksanakan tanggungjawab dengan kriteria auditor, ahli dalam
bidang akuntansi dan bidang auditing dan pendidikan formal yang
setara. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan
formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya
dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang
profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup.
Agar auditor tercipta dengan baik, maka auditor harus
mempunyai kriteria tertentu yang diperlukan untuk merencanakan audit
dan untuk mengidentifikasikan kebutuhan profesional auditor. Auditor
harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S1),
memiliki kopentensi teknis di bidang auditing, akuntansi dan
komunikasi serta mempunyai setifikasi Jabatan Fungsional Auditor
4
(JFA) dan mengikuti pendidikan maupun pelatihan profesional
berkelanjutan.
Independensi, auditor harus bersikap netral dan tidak bisa
menhindari
dari
komplik
kepentingan
dalam
merencanakan,
melaksanakan tugasnya sebagai auditor, bebas dari pendapat atas
penyusunan laporan maupun terhadap para pengguna laporan tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari pengaruh
subjektifitas para pihak yang tekait, sehingga pelaksanaan dan hasil
auditnya dapat diselenggarakan secara objektif.
Independensi eksternal auditor berkaitan dengan pekerjaan
pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dari
sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya. Sehubungan
dengan pernyataan standar umum ini, organisasi pemeriksa dan para
pemeriksanya
bertanggung
jawab
untuk
mempertahankan
independensinya sedemikian rupa. Tujuannya adalah agar pendapat,
simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang
dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak
manapun.
Independensi
auditor
internal
sangat
dibutuhkan
untuk
menjalankan fungsi pengawasan serta fungsi evaluasi terhadap
kecukupan dan efektivitas kerja sistem pengendalian manajemen
yang diselenggarakan Satuan Kerja Perangkat. Auditor internal
bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya
dalam kondisi apapun, sehingga pendapat, kesimpulan, pertimbangan,
serta rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak
memihak dan dipandang tidak memihak terhadap pihak manapun.
5
Auditor harus bersikap independensi tidak mudah dipengaruhi,
karena melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan umum. Auditor
tidak
dibenarkan
memihak
kepentingan
siapapun.
Auditor
berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada pemerintah, namun juga
kepada lembaga perwakilan dan pihak lain yang meletakkan
kepercayaan atas pekerjaan auditor.
Kecermatan professional, auditor harus memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan sedemikian rupa sehingga mereka dapat
mengevaluasi bukti audit yang mereka periksa. Auditor dengan
tanggung jawab akhir bertanggung jawab atas penetapan tugas dan
pelaksanaan supervisi.
Kecermatan profesional membutuhkan penerapan perhatian dan
keterampilan yang diharapkan dari seorang auditor internal yang
berhati-hati (prudent) dan kompeten pada situasi yang sama atau mirip.
Oleh karena itu, kecermatan profesional sepadan dengan kompleksitas
penugasan yang dilakukan. Auditor internal menjalankan kecermatan
profesional dalam penugasan harus waspada terhadap kemungkinan
adanya kecurangan (fraud), kesalahan yang disengaja, kesalahan/error
dan kelalaian, inefisiensi, pemborosan, ketidakefektifan, dan konflik
kepentingan, serta kondisi-kondisi dan kegiatan lain di mana
penyimpangan sangat mungkin terjadi. Termasuk juga ketika auditor
internal mengidentifikasi pengendalian yang tidak memadai dan
merekomendasikan perbaikan untuk meningkatkan kesesuaiannya
dengan prosedur dan praktik yang sehat.
Kepatuhan pada kode etik, auditor wajib mematuhi kode etik
yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari standar audit.
Sementara kode etik yang diimplementasi adalah kode etik komisi
6
kepegawaian negeri RDTL Lei No.8/200416 Junho (CFP) dan
mengadopsi standar dan kode etik dari Negara lain.
Kode etik sangat berperan penting bagi setiap profesi, karena
kode etik menjadi acuan bagi pihak-pihak yang memiliki profesi dalam
bertindak dan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya.
Sehingga pihak-pihak yang memiliki profesi mempunyai etika kerja
yang baik dalam melayani publik. Sama halnya dengan profesi audit
internal yang memiliki kode etik yang terdiri dari beberapa kriteria
diantaranya kompetensi, integritas, indenpendensi dan objektifitas,
sikap hati-hati dan kerahasiaan.
Kondisi saat ini, masih ada daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahannya yang belum siap dengan sistem pemerintahan yang
baru untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah sesuai dengan tata
kelola pemerintahan yang baik. Banyak terjadi kasus di sejumlah
daerah yang berkaitan dengan masalah korupsi, ketidak beresan,
penyalahgunaan wewenang dan jabatan, pelanggaran, dan masih
banyak lagi kasus pidana lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya fenomena seperti Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah tindakan penyalahgunaan
wewenang untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, yang
merugikan kepentingan negara atau orang banyak. Menurut hukum
tindakan ini termasuk kejahatan atau kriminal. Oleh sebab itu negara
wajib menindak pelaku KKN. Apabila negara membiarkan KKN
merajelela, itu sama artinya negara membiarkan rakyat hidup dalam
ketidakadilan. Ini berarti negara sedang melakukan pelanggaran
Provedoria Dereitu Humanos Justisa (PDHJ).
7
Menurut prespektif hak asasi manusia (PDHJ), tindak KKN
berarti melakukan diskriminasi terhadap orang lain untuk menikmati
manfaat umum dari suatu pelayanan. Kembali ke kondisi yang
gambarkan, itu adalah presepsi umum dari masyarakat yang melihat
fenomena kesenjangan sosial yang ada. Namun fenomena ini belum
bisa menjadi alasan adanya dugaan KKN. Dugaan KKN harus didasari
bukti yang kuat.
Tetapi juga kalau instansi yang berwenang seperti IGE ataupun
ComiçãoAnti Corupção (CAC) tidak menjalankan tugas dengan baik,
maka patut mempertanyakan ketidakmampuannya disebabkan oleh apa.
Dan ini bisa menjadi titik awal untuk menelusuri bukti-bukti dugaan
KKN. Apabila memiliki bukti-bukti dugaan KKN di negara, maka
sesuai peraturan yang berlaku sekarang, setiap warga negara wajib dan
berhak untuk melaporkan ke instansi yang berwenang yaitu Lembaga
Kejaksaan (Procurador). Karena berdasarkan Regulamen No. 1/1999,
maka Undang-Undang Indonesia No. 3/71, berlaku di negara Timor
Leste selagi kita belum mempunyai undang-undang baru sebagai
penggantinya.
Fenomena di masyarakat yang mengambarkan akuntabilitas
keuangan belum berjalan sepenuhnya antara lain; tingkat korupsi yang
masih tinggi, adanya kebocoran anggaran, pengukuran kinerja instansi
pemerintah lebih menekankan kepada kemampuan instansi pemerintah
dalam menyerap anggaran, pengawasan fungsional belum efektif
karena belum dilaksanakan secara profesional.
Namun tuntutan akan terselenggaranya suatu pemerintah yang
bersih serta tersedianya pelayanan kepada publik yang lebih baik
merupakan kecenderungan yang semaking nyata dari hari ke hari.
8
Sektor pemerintahan diharapkan secara terus menerus mengevaluasi
diri serta melakukan perbaikan kinerja secara berkelanjutan agar bisa
bekerja secara efektif, efisien dan ekonomis.
Sebagai acuan penelitian terdahulu dalam mengungkap kualitas
auditor hasil penelitian dari Ashari (2011), Hasil penelitian ini
menunjukkan keahlian, independensi dan etika secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor pada Inspektorat
Provinsi Maluku Utara. Secara parsial keahlian dan independensi
secara bersama berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor,
namun tidak untuk etika dimana tidak signifikan terhadap kualitas
auditor. Pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor pada Inspektorat
Provinsi Maluku Utara adalah keahlian.
Hasil
penelitian
Lubis
(2009)
menunjukkan
keahlian,
independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor pada
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial keahlian,
independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang
memiliki
pengaruh
terbesar
terhadap
kualitas
auditor
adalah
independensi.
Penelitian ini mengadopsi dari peneliti Lubis (2009), Pengaruh
Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada
Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inpektorat Provinsi
Sumatera Utara.
Dengan demikian penelitian ini akan dilakukan tindaklanjuti
pada Inspecção Geral do Estado, República Democrática de Timor
Leste (RDTL). Untuk mengetahui sejauh mana kualitas auditor yang
9
bekerja di IGE, RDTL. Maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian ini dengan judul: Pengaruh Keahlian, Independensi,
kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada kode Etik terhadap
Kualitas Auditor pada Inspecção Geral do Estado, República
Democrática de Timor Leste (RDTL).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah Keahlian berpengaruh terhadap kualitas auditor?
2. Apakah Independensi berpengaruh terhadap kualitas auditor?
3. Apakah Kecermatan profesional berpengaruh terhadap terhadap
kualitas auditor?
4. Apakah Kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas
auditor?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris
tentang pengaruh keahlian, indenpendensi, kecermatan profesional, dan
kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor pada Inspecção
Geral do Estado RDTL.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi
peneliti,
diharapkan
dapat
menambah
pengalaman,
pemahaman, kemampuan intelektual tentang pengaruh keahlian,
indenpendensi, kecermatan profesional, kepatuhan pada kode etik
terhadap tingkat kualitas auditor.
10
2. Bagi Inspecção Geral do Estado RDTL, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang kualiatas auditor,
pelatihan, tuntutan kecakapan profesional yang dibutuhkan yang
dapat meningkat kualitas auditor Inspecção Geral do Estado RDTL,
di masa akan datang.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memperkaya hasil
penelitian dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan
meneliti hal yang sama.
11
Download