BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE BMKG Jl. Sisingamangaraja No. 1 Nabire Telp. (0984) 22559,26169 Fax (0984) 22559 BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE ANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN KENCANG DI JAYAPURA TANGGAL 12 FEBRUARI 2017 OLEH : EUSEBIO ANDRONIKOS SAMPE, S.Tr NABIRE 2017 I. PENDAHULUAN Jayapura (www.harianpapua.com) – Cuaca buruk yang terjadi di Kota Jayapura dan sekitarnya sejak BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Minggu BALAI (12/02/2017) dini hari membuat sejumlah pohon besarWILAYAH tumbang. Beberapa pohon yang tumbang BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA V METEOROLOGI NABIRE diakibatkan terjangan angin yang STASIUN begitu kencang ketika hujan turun. Salah satunya di lokasi wisata Pantai Hamadi. Ada kurang lebih dua pohon besar yang tumbang setelah Kota Jayapura diguyur hujan deras disertai angin pada Minggu dini hari. “Ini tadi malam tumbang, untung tidak memakan korban jiwa,” ujar Vanesa (37 tahun), pengelolah pondok (gazebo) di Pantai Hamadi. Ia menjelaskan kondisi hujan yang terjadi semalam tak seperti biasanya karena angin sangat kencang. Dampaknya pun terasa hingga siang hari, dimana lokasi Pantai Hamadi sepi pengunjung karena cuaca mendung. Sementara itu, lokasi lain pohon tumbang terjadi di Perumnas III Waena. Sebuah pohon yang letaknya tak jauh dari gerbang Universitas Cenderawasih rubuh dan memaksa masyarakat sekitar bekerjasama untuk membersihkan puing-puing pohon. Tak cuma pohon, angin kencang juga merusak beberapa plang nama sejumlah tempat usaha yang berada di wilayah Waena dan Padang Bulan, Distrik Heram. Hujan deras disertai angin kencang di Kota Jayapura terjadi sekitar pukul 00.45 WIT yang berlangsung beberapa jam hingga dini hari. Meski begitu cuaca pada siang menjelang sore sudah tak lagi turun hujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui situs resminya bmkg.go.id menyebut Kota Jayapura masih akan didominasi dengan cuaca hujan pada hari Senin 13 Februari 2017. (www.antarapapua.com) - PT PLN Jayapura menyatakan angin kencang disertai hujan lebat pada Minggu (12/2) dini hari hingga pagi mengakibatkan jaringan listrik pada sejumlah titik di Kota Jayapura rusak parah. "Akibat angin puting beliung disertai hujan lebat pada Minggu (12/2) subuh hingga pagi hari mengakibatkan banyak jaringan listrik yang rusak parah karena tertimpa pohon roboh di sejumlah titik di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura," kata Harlin Panggabean, Asmen Jaringan PT PLN Jayapura, di Jayapura, Senin. Menurut dia, beberapa titik jaringan listrik rusak parah di antaranya sekitar lokasi jalan proyek Perumnas II Waena, dan sekitar kompleks Youtefa Graha Waena, daerah Abepantai. Selanjutnya, di Kampung Butob Skyline, Jayapura, di kompleks Buper Perumnas I Waena, di depan Hotel Sentani Indah, dan juga di daerah Ifar Gunung Sentani, Kabupaten Jayapura. "Kondisi itu membuat pada Minggu kemarin, aliran listrik padam total di sejumlah titik itu, termasuk di kompleks Universitas Cenderawasih Perumnas III Waena," ujarnya lagi. Ia membahkan kerusakan jaringan listrik itu sebenarnya di luar kendali PLN karena disebabkan angin kencang disertai hujan lebat. "Anginnya kencang sekali, sehingga menyebabkan jaringan listriknya putus," ujar dia. Angin kencang disertai hujan itu menyebabkan sejumlah jaringan rusak hingga terjadi pemadaman aliran listrik sehari penuh di beberapa titik dimaksud. "Ada pemadaman mulai dari pukul dua malam sampai pagi hari, ada pemadaman yang mulai dari subuh sampai pukul delapan malam, dan yang kerusakannya tidak terlalu parah bisa cepat kami tangani, sehingga aliran listriknya dapat menyala kembali," katanya lagi. (*) BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE Gambar 1. Lokasi Peta Jayapura II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Atmosfer A.1 Suhu Muka Laut Nilai analisis suhu muka laut di perairan dekat wilayah Jayapura, tanggal 11 Februari 2017 berkisar 29 s/d 30 0C dengan anomaly (0) s/d (+1). Nilai positif ini menunjukkan kondisi laut lebih hangat dan dapat menambah peluang penguapan yang tinggi sehingga menambah pasokan bagi terbentuknya awan-awan hujan di sekitar wilayah kejadian wilayah Jayapura. Gambar 2. SST dan anomaly perairan Indonesia tanggal 11 Februari 2017 (Sumber : weather.unisys.com/) A.2 ENSO (El Nino – South Osciilation) Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 11 Januari 2017 yang bernilai – 0.29 dan data SOI tanggal 11 Januari 2017 yang bernilai – 0.8, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 11 Januari 2017, menunjukkan BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA kondisi normal pengaruhnya tidak signifikan hujanWILAYAH harian di wilayah Indonesia serta suplai uap BALAIyaitu BESAR METEOROLOGI DAN terhadap GEOFISIKA V STASIUN NABIRE air dari samudera pasifik timur ke pasifik barat METEOROLOGI cukup signifikan yaitu aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian timur tinggi. Gambar 3. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI Tanggal 11 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.3 MJO (Madden – Julian Oscillation) Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 12 Februari 2017 yang berada di kuadran VII, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia. Gambar 4. Track MJO tanggal 12 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.4 Outgoing Longwave Radiation (OLR) Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 14 Agustus 2016 s/d 12 Februari 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Jayapura : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA menandakan tutupan awanMETEOROLOGI cenderung lebih tebal dari rata-rata klimatologisnya BALAI BESAR DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE Gambar 5. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 14 Agustus 2016 s/d 12 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.5 Analisa Isobar Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 11 Februari 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 3 (tiga) daerah tekanan rendah (Low Pressure). Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan. Gambar 6. Analisa Analisa Tekanan Udara Permukaan Jam 00.00 tanggal 11 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.6 Analisa Streamline Dari peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet menunjukkan diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik yang melewati wilayah Jayapura. BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Diperkirakan angin dapat METEOROLOGI mencapai 30 - 35 knots. itu adanyaWILAYAH pola shearline BALAI BESAR DANSelain GEOFISIKA V tepat diatas wilayah Jayapura, STASIUN NABIRE yang dapat berperan untuk pembentukan awan METEOROLOGI – awan konvektif penghasil hujan lebat & angin kencang. Gambar 7. Analisa Streamline Jam 00.00 & 12.00 UTC tanggal 11 Februari 2017 (Sumber : bmkg.go.id www.bom.gov.au) A.7 Kelembaban Relatif Berdasarkan data kelembaban relatif pada lapisan 850 & 700 mb di atas wilayah Jayapura, kelembaban relatif bernilai 70 – 90 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada lapisan atas udara cukup basah dan pada saat kejadian angin kencang dan hujan sedang. Kondisi udara basah tersebut sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Jayapura. BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE Gambar 8. Prediksi Kelembaban Udara Lapisan 850 & 700 mb pada jam 12.00 & 18.00 UTC Tanggal 11 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.8 Indeks Labilitas Udara Nilai K.Indeks yaitu 40 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang dan kuat. Gambar 9. K.Indeks jam 12.00 & 18.00 UTC tanggal 11 Februari 2017 Nilai Lifted Indeks berkisar antara -2 yang mengindikasikan kemungkinan potensi badai guntur yang sedang. BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE Gambar 10. Lifted Indeks jam 12.00 & 18.00 UTC tanggal 11 Februari 2017 Nilai Showalter Indeks yaitu -2 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur. Gambar 11. Showalter Indeks jam 12.00 & 18.00 UTC tanggal 11 Februari 2017 B. Satelit Cuaca Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 IR pada tanggal 11 Februari 2017 yang diambil mulai pukul 17.40 s/d 22.50 UTC (02.40 s/d 07.50 WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tunggal (awan hujan) disekitaran wilayah Pulau Papua bagian utara. Terlihat kumpulan awan-awan konvektif tunggal tersebut bergerak masuk ke wilayah Papua bagian utara dari arah barat perairan Samudera Pasifik. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 IR yaitu (-62) s/d (-69) 0C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kecang. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Jayapura pada jam 17.40 UTC. BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE