BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Pemasaran Menurut Philip Kotler (2008) yang dikutip oleh Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM tahun 2012: marketing is a social and managerial process by which individuals and groups obtain what they need and what through creating, ofering, and exchanging products of value of with other (pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Konsep pemasaran adalah dasar pemikiran bagaimana caranya aktifitas pemasaran dapat dilaksanakan berdasarkan suatu filsafat yang mantab, yang mengungkap pemasaran yang tanggap dan bertanggung jawab. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen pokok yang terdapat dalam program pemasaran perusahaan meliputi product, price, place, promotion. (marketing mix is the combination ot the four primary elements that comprise a companys marketing program) Tujuan pemasaran adalah mengarahkan barang-barang dan jasa-jasa ke tangan konsumen. Berbagai jenis kegiatan dan proses yang diperlukan karena spesialisasinya di dalam pemasaran itu disebut fungsi-fungsi pemasaran, menurut Suhadi (1992) yang dikutip oleh Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM tahun 2012 dapat digolongkan sebagai berikut : 10 Fungsi Pertukaran Fungsi Penyedia Fisik Fungsi Fasilitas 2.2 Definisi Hotel Kata hotel memiliki pengertian atau definisi yang cukup banyak, masingmasing orang berbeda menguraikannya. Berikut adalah pengertian hotel : 1. Menurut Menteri Perhubungan, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersil, disediakan bagi orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum (SK. Menhub.RI.No.PM 10/PW.391./PHB-77). 2. Menurut AHMA (American Hotel and Motel Association), hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal sementara waktu. 3. Menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap,makanan dan minuman serta pelayanan lainnya untuk umum. Dengan mengacu pada pengertian di atas dan untuk menertibkan perhotelan Indonesia, pemerintah munurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menparpostel No. KM/37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan penggolongan hotel, bab 1, ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan bahwa : “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang dipergunakan sebagian atau serta jasa penunjang lainnya bagi umum dan dikelola secara komersil. 11 2.3 Definisi Jasa Pengertian jasa menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM tahun 2012 adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya. Indusrti jasa sangat beragam, sehingga tidak mudah untuk menyamakan pemasarannya. Klasifikasi jasa dapat membantu memahami batasan-batasan dari industri jasa dan memanfaatkan pengalaman pengalaman industri lain yang mempunyai masalah dan karakteristik yang sama untuk diterapkan pada suatu bisnis jasa. Sementara perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah perusahaan yang memberikan konsumen produk jasa baik yang berwujud atau tidak berwujud sepaerti jasa transportasi, jasa hiburan, jasa pendidikan, dan restoran. Pada dasarnya penetapan harga jasa sama saja dengan penetapan harga suatu produk yaitu : Penetapan harga secara cost plus. Penetapan harga berdasarkan permintaan. Penetapan harga berdasarkan persaingan. Di dalam memasarkan jasa-jasa, keempat unsur promosi (personal selling, periklanan, sales promotion, dan publicity) memegan peranan penting. Pada dasarnya program promosi jasa mempunyai tiga tujuan, yaitu : 12 Memanfaatkan jasa-jasa secara paling menarik. Membuat penawarannya lebih mudah dibedakan dari tawaran pesaingnya. Mampu membuat reputasi yang baik, sehingga orang sangat terkesan terhadap jasa tersebut. 2.4. Definisi Harga Dalam pemasaran pada umumnya berkaitan langsung dengan masalah harga suatu produk. Misalnya harga yang ditetapkan terlalu mahal atau terlalu murah untuk produk dengan kualitas tertentu. Jika penetapan harga produk terlalu mahal, tidak sesuai dengan kualitasnya, konsumen akan cenderung meninggalkannya dan mencari produk sejenis lainnya. Lalu apa yang dimaksud dengan harga itu? Ada beberapa pengertian tentang harga, sebagai berikut : Menurut Michael J. Etzel Pengertian harga menurut Michael J. Etzel adalah nilai yang disebutkan dalam mata uang (dolar=$) atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar. Di dalam ilmu ekonomi, pengertian harga mempunyai hubungan dengan pengertian nilai dan kegunaan. Nilai adalah ukuran jumlah yang diberikan oleh suatu produk apabila produk itu ditukarkan dengan produk lain. Sedangkan kegunaan adalah atribut dari sebuah item yang memberikan tingkat kepuasan tertentu pada konsumen. 13 Menurut Kotler Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu. Perusahaan menetapkan harga dalam berbagai cara. Di dalam perusahaan kecil, harga seringkali ditetapkan oleh manajemen puncak. Di perusahaanperusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh para manajer divisi atau manajer lini produk. Bahkan dalam perusahaan-perusahaan ini, manajemen puncak menyusun tujuan dan kebijakan tentang penetapan harga umum dan sering kali menyetujui harga yang diusulkan oleh manajemen peringkat bawah. 2.4.1 Penetapan Harga Menurut Redwoldt yang dikutip oleh Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM tahun 2012 untuk mengetahui lingkungan pasar dimana harga-harga itu akan ditetapkan, manajer pemasaran haruslah merumuskan dengan jelas tujuan-tujuan perusahaannya. Sebagai hasil studi brookings institution dan sebuah artikel jurnal yang menyertainya oleh salah seorang penyelidik utama, telah agak jelas tujuantujuan penetapan harga yang terpenting dalam perusahaan-perusahaan besar, yaitu : Penetapan harga untuk mencapai suatu target return of investment (pengembalian atas investasi). Stabilisasi harga dan margin. Penetapan harga untuk mencapai suatu target market share (pangsa pasar). Penetapan harga untuk memaksimalkan laba. 14 Pada dasarnya ada dua faktor yang mempengaruhi penetapan harga (William J. Stanton,1997) yang dikutip oleh Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM tahun 2012 yaitu : Memperkirakan permintaan produk (estimate of the product) Memperkirakan berapa besarnya harga yang ditetapkan (the expected price) maksudnya harga yang diharapkan untuk suatu produk adalah harga yang secara sadar atau tidak sadar dinilai oleh konsumen atau pelanggan. Apakah reaksinya itu bersifat elastis atau inverse demand. Memperkirakan penjualan dengan harga yang berbeda (estimates of sales at various price) maksudnya manajemen eksekutif harusjuga dapat memperkirakan volume penjualan dengan harga yang berbeda, sehingga dapat ditentukan jumlah permintaan, elastisitas permintaan, dan titik impas yang mungkin tercapai. Reaksi Pesaing (competitors reaction) Produk yang serupa, produk pengganti, produk yang serupa tapi mencari konsumen yang sama. Bauran pemasaran lainnya (other parts of the marketing mix) Produk, saluran distribusi, promosi. 2.4.2 Jenis-Jenis Harga Banyak istilah dalam penyebutan harga produk yang ditawarkan produsen kepada konsumen. Seringkali kita temukan harga dengan satuan desimal tertentu atau memakai selisih yang relatif sangat kecil, dan masih banyak cara menetapkan harga sebuah produk. Berikut ini jenis-jenis harga dikenakan pada suatu produk 15 (Suhardi Sigit),1992 yang dikutip oleh Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM tahun 2012 : Harga daftar (list price) Harga netto (net price) Harga zona (zone price) Harga titik dasar (basing point price) Harga stempel pos (postage stamp deliveres price) Harga pabrik (factory price) Harga F.A.S (free alongside price) Harga C.I.F (cost, insurance, and reight) Harga gasal (odd price) 2.4.3 Strategi Penetapan Harga Dengan meningkatnya persaingan, harga-harga tertekan ke bawah, dan harga menjadi unsur dominan dalam perpaduan promosi. Jika preferensi merek melemah, dan merek-merek peribadi memasuki pasar, tidak banyak yang dapat dilakukan selain dari menurunkan harga dengan segera untuk mencegah persaingan dari merek pribadi itu. Untuk memenangkan sebuah persaingan, maka pihak produsen harus menentukan strategi harga yang tepat bagi produknya. Menurut Indriyo Gitosudarmo (1999) yang dikutip oleh Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM tahun 2012 ada dua strategi penetapan harga, yaitu : Strategi harga bagi produk baru. Strategi harga bauran produk. 16 Selain strategi penetapan harga di atas, ada juga penetapan harga yang memakai metode lain, yaitu : Metode Biaya Tambahan (cost pricing method) Metode ini menyatakan bahwa penetapan harga satu unit produk sama dengan biaya total unit ditambah dengan margin laba yang diinginkan per unit produknya. Metode Harga Keseimbangan Permintaan dan Suplai Metode ini paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan harganya memaksimumkan laba. Karena untuk mempertimbangkan keadaan permintaan, keadaan pasar, dan keinginan konsumen. Metode Harga Pesaing Metode ini berorientasi pada kekuatan pasar, dimana harga jual dapat sama dengan produk pesaing, bisa lebih murah atau lebih mahal. Metode ini digunakan digunakan jika terjadi persaingan yang ketat dan adanya pasar oligopoli. 2.5. Definisi Promosi Dalam manajemen pemasaran dikatakan bahwa promosi adalah ujung tombak kegiatan bisnis suatu produk dalam rangka menjangkau pasar sasaran dan menjual produk tersebut. Hampir dapat dipastikan bahwa promosi dilakukan untuk suatu produk baik berupa barang maupun jasa baik bermerek maupun tidak bermerek. Lalu apa yang dimaksud dengan promosi? Berikut definisi dari promosi menurut para pakar : 17 A. Hamdani Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. William J. Stanton Promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan (promotions is the element an organizations marketing mix that serves to inform, persuade, and remind the market of the organization and or its product). Bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. (the promotion mix is the combination of personal selling, advirtising, sales promotion, publicity, and public relations that helps and organization achieve its marketing objective). Indriyo Gitosudarmo Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi senang lalu membeli produk tersebut. Adapun alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat dipilih beberapa cara yaitu iklan, 18 promosi penjualan, publisitas, personal selling yang disebut bauran promosi. 2.5.1 Bauran Promosi Dalam promosi terdapat komunikasi yang harus dibangun oleh pihak produsen kepada para konsumennya, apalagi dengan para pelanggan setianya. Sebab dengan membangun komunikasi yang baik dan jelas, akan memberikan pengaruh positif antara kedua belah pihak dalam rangka membangun rasa saling percaya, tanpa ada rasa curiga satu sama lain. Bauran promosi menurut Bruce J. Walker membagi lima metode meliputi : Penjualan tatap muka (personal selling) Periklanan (advertising) Promosi penjualan (sales promotion) Publisitas (publicity) Hubungan masyarakat (public relation) 2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Bauran Promosi Dalam memasarkan suatu produk dengan menggunakan kombinasi bauran promosi tentu saja tidak semudah pembahasan secara teoritis. Banyak persyaratan dan kendala kompleks yang dihadapi para pengusaha atau produsen. Oleh karena itu banyak faktor yang mempengaruhi bauran promosi (Michael J. Etzel,1994) yang dikutip oleh Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM tahun 2012 yaitu : Sifat pasar Bauran promosi ini bersifat pasaran meliputi luasnya geografi pasar seperti nasional dan internasional berarti promosi dapat dilakukan 19 melalui televisi dan internet karena akan lebih efektif dan efisien. Tipe pelanggan misalnya pelanggannya cenderung tidak senang membaca berarti lebih baik menggunakan jenis bauran promosi radio atau pameran produk atau sampel produk. Konsentrasi pasar misalnya pasar persaingan sempurna konsumen diajak untuk berfikir rasional melihat langsung produk untuk membandingkan keunggulan produknya dengan produk sejenis lainnya. Sifat produk Sifatnya mempengaruhi nilai unit barang, tingkat kebutuhan barang bagi konsumen, presale dan post sale service. Daur hidup produk Dana yang tersedia 2.6. Definisi Fasilitas Fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam menggunakan jasa perusahaan tersebut. Fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen dalam Tjiptono (2012). Fasilitas merupakan segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam usaha yang bergerak di bidang jasa, maka segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior, dan eksterior, serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapatkan konsumen secara langsung. Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan 20 pesaing. Hal ini akan menjadikan penurunan penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan pendapatan perusahaan. Fasilitas adalah sarana yang disediakan oleh hotel. Pada dasarnya fasilitas ini merupakan faktor yang menentukan pilihan oleh orang untuk tinggal atau menginap di hotel tertentu (Keputusan Menparpostel Nomor KM 37/PW.340/MPRT-86). Sedangkan menurut Kotler (2009) mendefinisikan fasilitas yaitu segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen. 2.6.1 Faktor-faktor Fasilitas Jasa Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap desain fasilitas jasa adalah sebagai berikut : 1. Sifat dan tujuan organisasi Sifat suatu jasa sering kali menentukan berbagai persyaratan desainnya, sebagai contoh desain rumah sakit perlu mempertimbangkan ventilasi yang memadai, ruang peralatan medis yang representatis, ruang tunggu pasien yang nyaman, dll. 2. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang dan tempat Setiap perusahaan jasa membutuhkan lokasi fisik untuk mendirikan fasilitas jasanya. Dalam menentukan lokasi fisik diperlukan beberapa faktor yaitu kemampuan finansial, peraturan pemerintah berkaitan dengan kepemilikan tanah, pembebasan tanah, dll. 21 3. Fleksibilitas Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering berfluktuasi dan jika spesifikasi jasa cepat berkembang, sehingga resiko keuangan relatif besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus dapat disesuaikan dengan kemungkinan perkembangan dimasa yang akan datang. 4. Faktor estesis Fasilitas jasa yang tertata rapih, menarik akan dapat meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa, selain itu aspek karyawan terhadap pekerjaan dan motivasi kerjanya meningkat. Aspek-aspek yang perlu ditata meliputi berbagai aspek, misalkan tinggi langit-langit bangunan, dekorasi interior, dll. 5. Masyarakat dan lingkungan sekitar Masyarakat (terutama masalah sosial dan lingkungan hidup) dan lingkungan sekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan berpengaruh besar terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempertimbangkan faktor ini, maka kelangsungan hidup perusahaan bisa terancam. 6. Biaya konstruksi dan operasi Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya konstruksi dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bangunan yang digunakan. Biaya operasi dipengaruhi oleh kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan perubahan suhu. 22 Untuk mendukung tercapainya tujuan operasional secara optimal, diperlukan adanya fasilitas yang cukup memadai, antara lain : Lapangan parkir yang luas Ruangan yang bersih dan nyaman Tersedianya audio, audio tv, dan video Tersedianya fasilitas AC Tersedianya alat-alat penunjang lainnya 2.6.2 Unsur-unsur Fasilitas Jasa Menurut Tjiptono (2000) ada beberapa unsur yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan fasilitas jasa, yaitu : 1. Pertimbangan atau perencanaan parsial Aspek-aspek seperti proporsi, tekstur, warna, dan lain-lain perlu dipertimbangkan, dikombinasikan, dan dikembangkan untuk memancing respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau orang yang melihatnya. 2. Perancang ruang Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur seperti penempatan perabotan dan perlengkapan dalam ruangan, desain aliran sirkulasi dan lain-lain.seperti penempatan ruang pertemuan perlu diperhatikan selain daya tampungnya, juga perlu diperhatikan penempatan perabotan atau perlengkapan. 3. Perlengkapan atau perabotan 23 Perlengkapan berfungsi sebagai sarana pelindung barang-barang berharga, sebagai tanda penyambutan bagi para konsumen. 4. Tata cahaya Yang perlu diperhatikan dalam tata cahaya adalah warna jenis dan sifat aktivitas yang dilakukan dalam ruangan serta suasana yang diinginkan. 5. Warna Warna dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, menimbulkan kesan rileks, serta mengurangi tingkat kecelakaan. Warna yang dipergunakan untuk interior fasilitas jasa perlu dikaitkan dengan efek emosional dari warna yang dipilih 6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis Aspek penting yang terkait dalam unsur ini adalah penampilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang dipergunakan untuk maksud tertentu. 2.7 Keputusan Menginap Tahap konsumsi berada pada tahap proses keputusan konsumen, disinilah seorang konsumen memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk jasa atau tidak. Keputusan konsumen yang dilakukan dalam usaha perhotelan adalah keputusan seseorang untuk menginap di hotel tersebut. Keputusan yang dipilih konsumen dalam memilih hotel adalah kunci bagi kelangsungan siklus sebuah hotel karena konsumen merupakan aset. Keputusan yang diambil oleh tamu pada 24 prinsipnya merupakan keputusan konsumen dalam memilih hotel sebagai tempat untuk menginap, yang secara garis besar dijelaskan dalam perilaku konsumen. Pada umumnya manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala jenis informasi yang tersedia dan mempertimbangkan segala sesuatu yang bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan sebuah perilaku tertentu. Para konsumen akan melewati lima tahapan dalam melakukan pembelian yaitu : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler, 2005). 2.7.1 Gambar Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian TABEL 2.1 Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku pasca masalah informasi alternatif pembelian pembelian Sumber : Kotler (2005) Manajemen Pemasaran Penjelasan lebih lanjut dari mengenai tahapan di atas adalah sebagai berikut : 1. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan ini berubah menjadi dorongan. Berdasarkan dorongan yang ada pada diri konsumen maka konsumen akan mencari obyek yang diketahui untuk dapat memuaskan dorongan tersebut. 25 2. Pencarian informasi Seorang konsumen yang niatnya telah tergugah hanya akan ada dua kemungkinan yaitu,mencari informasi secara aktif atau mencari informasi kemudian hanya mengendapkannya dalam ingatan. Peter dan Donelly dalam Tjiptono (2006) mengelompokkan sumber informasi konsumen dalam lima kategori berikut : Sumber internal, berupa pengalaman sebelumnya dalam menangani kebutuhan serupa Sumber kelompok, yaitu pihak-pihak relevan lain (seperti teman, keluarga, tetangga, dan rekan kerja) yang diyakini konsumen memiliki keahlian khusus dalam keputusan pembelian terkait Sumber pemasaran, berupa iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan pajangan Sumber publik, meliputi publisitas (seperti artikel koran tentang produk) dan pemeringkatan independen terhadap produk (contohnya, laporan hasil riset produk dan warta konsumen) Sumber eksperiensial, yaitu menangani, menilai, dan mungkin pula mencoba produk atau jasa sewaktu berbelanja 3. Evaluasi alternatif Beberapa konsep dasar dari proses evaluasi konsumen, pertama : konsumen berusaha memenuhi kebutuhan, kedua : konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk, ketiga : konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan 26 yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4. Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Pertama, sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu : intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Kedua, faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti pendapatan, keluarga, harga, dan keuntungan dari produk tersebut. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat sub keputusan pembelian : keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu, dan keputusan metode pembayaran. 5. Perilaku pasca pembelian Setelah membeli produk maka konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Jika produk dan perusahaan memperlakukan konsumen sesuai dengan harapan maka konsumen akan puas, jika melebihi harapan konsumen akan sangat puas, jika produk dan 27 perusahaan memperlakukan konsumen kurang dari harapan maka konsumen akan tidak puas. Kepuasan konsumen akan membawa implikasi pada perilaku pembelian (repurchase) atau bahkan merekomendasikan (recommended) produk tersebut kepada orang lain untuk membelinya. Tjiptono (2006) menyatakn bahwa terdapat perbedaan fundamental antara pembelian barang dan pembelian jasa yaitu menyangkut proses konsumsi dan proses produksi. Pada barang terdapat, tahap pembelian dan konsumsi biayanya terpisah. Meskipun terdapat interaksi antara pemasar dan pelanggan selama tahap pembelian aktual, tahap pemakaian barang biasanya terlepas dari pengaruh langsung dari pemasar. Pelanggan bisa memilih kapan, dimana, dan bagaimana mereka menggunakan produk. Sedangkan dalam proses pembelian dan konsumsi jasa, sebagian besar jasa diproduksi dan dikonsumsi bersamaan. Konsekuensinya, perusahaan jasa berpeluang besar untuk secara aktif membangun pelanggan memaksimumkan nilai dari pengalaman konsumsinya. Penyedia jasa bisa secara efektif mempengaruhi proses konsumsi dan evaluasi. Peran dalam pembelian konsumen Pencetus ide Pemberi pengaruh Pengambilan keputusan Pembeli Pemakai Pengaruh harga dalam keputusan pembelian konsumen 28 Harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah suatu cara bagi perusahaan untuk menarik konsumen. Dimana harus lebih besar dari biaya produksi perusahaan, yang diharapkan dapat memberrikan kelebihan pemasukan bagi perusahaan. Adapun pengaruh terhadap perilaku pembelian yaitu dimana perilaku pembelian itu sendiri biasanya dilakukan karena konsumen melihat harga yang murah dan terjangkau untuk membeli produk, karena itu fungsi dari harga akan produk adalah untuk suatu nilai tolak ukur pembelian dari konsumen. Sedangkan perilaku konsumen akan timbul yaitu dimana produk yang sudah diperkenalkan memiliki harga yang terjangkai dan relatif lebih murah maka hal tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk membeli produk menurut kemauan atau menrurut selera yang timbul dari diri konsumen. 2.8 Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti Ari Sulistiono Tahun Budi 2010 Judul penelitian Hasil penelitian Pengaruh kualitas Dari hasil pelayanan fasilitas penelitian dan lokasi ditemukan bahwa terhadap kecepatan dan keputusan dalam memberikan menginap pelayanan merupakan faktor yang dominan dari 29 kualitas pelayanan begitu dengan fasilitas dan lokasinya Frianto 2011 Situmorang Pengaruh dalam harga Dari hasil keputusan penelitian pembelian menunjukkan konsumen. pengaruh harga sangat positif dalam keputusan pembelian motor mio tersebut Andika Yuda 2011 Pengaruh harga Dari dan produk hasil kualitas penelitian terhadap menunjukan hasil keputusan uji t untuk variabel pembelian. harga menunjukan bahwa nilai uji t tabel hipotesis sehingga yang diterima adalah ha yaitu pengaruh 30 terdapat yang positif signifikan harga dan antara terhadap keputusan pembelian S. Paskalia 2005 Handayani Pengaruh harga, Dari lokasi, fasilitas hasil dan penelitian terhadap menunjukan harga keputusan lokasi pembelian. sangat fasilitas mempengaruhi keputusan pembelian 31 2.9 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Harga (X1): - Memperkirakan permintaan produk (estimate for the product). - Reaksi pesaing (competitive reactions). - Bauran pemasaran lainnya (other parts of the marketing mix). Sumber: dasar-dasar manajemen pemasaran 2012 Promosi (X2): - Penjualan tatap muka. - Periklanan. - Promosi penjualan. - Publisitas - Hubungan masyarakat Sumber: dasar-dasar manajemen pemasaran2012 Keputusan menginap (Y) : - Pengenalan masalah - Pencarian informasi - Evaluasi alternatif - Keputusan pembelian - Perilaku pasca pembelian Sumber: Kotler (2005) Fasilitas (X3): - Sifat dan tujuan organisasi. - Ketersediaan tanah dan kebutuhan ruang dan tempat. - Fleksibilitas. - Faktor ekstesis. - Masyarakat dan lingkungan sekitar. - Biaya konstruksi dan operasi. Sumber: Kotler (2009) Sumber: Penulis 32 2.9.1 Hipotesis Tujuan 1 : Hipotesis pengujian secara individual hubungan X1 terhadap Y Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel harga terhadap variabel keputusan menginap di hotel Sun City Jakarta. Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel harga terhadap variabel keputusan menginap di hotel Sun City Jakarta. Tujuan 2 : Hipotesis pengujian secara individual hubungan X2 terhadap Y Ho: Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel promosi terhadap variabel keputusan menginap di hotel Sun City Jakarta. Ha: Ada pengaruh signifikan antara variabel promosi terhadap variabel keputusan menginap di hotel Sun City Jakarta. Tujuan 3 : Hipotesis pengujian secara individual hubungan X3 terhadap Y Ho: Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel fasilitas terhadap variabel keputusan menginap di hotel Sun City Jakarta. Ha: Ada pengaruh signifikan antara variabel fasilitas terhadap variabel keputusan menginap di hotel Sun City Jakarta. Tujuan 4 : Hipotesis pengujian secara individual hubungan antara X1, X2, dan X3 terhadap Y 33 Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel harga, promosi, dan fasilitas terhadap variabel keputusan menginap di hotel Sun City Jakarta. Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara variabel harga, promosi, dan fasilitas terhadap variabel keputusan menginap di hotel Sun City Jakarta. 34