TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS

advertisement
TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS
“Peluang Bisnis Ayam Ras”
Di Susun Oleh:
Radifan Setiawan
11-S1SI-04
11.12.5640
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
2012
Abstraksi
Kondisi usaha ternak ayam kampung saat ini masih diusahakan dengan cara tradisional
dan belum melalui cara intensif. Baru sekitar 3400 peternak ayam kampung yang
mengusahakannya secara intensif, diluar itu masih dengan cara tradisional. Setelah blue print ini
selesai pada bulan oktober diharapkan peternak tradisional akan beralih pada usaha ternak ayam
kampung secara intensif. Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan
mencapai 25 persen dari kebutuhan total daging ayam nasional, saat ini baru mencapai 5.5 persen
saja.Dengan target sebesar tersebut pengembangan bisnis ayam kampung akan mampu
menggerakkan ekonomi pedesaan yang notabenenya merupakan usaha skala mikro, kecil dan
koperasi. Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi
peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan
daging ayam kampung.
Selain unggas jenis ayam kampung, bisnis itik juga memiliki peluang yang cukup
menguntungkan, hal tersebut dikemukakan oleh Hasan Bisri, salah seorang peternak unggas
lokal dari Pasuruhan Jawa Timur. Kendala bisnis unggas adalah pada masalah harga pakan yang
mengalami kenaikan.
Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke
waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi daging
ayam organik atau daging ayam yang tidak melalui proses rekayasa genetika. Seperti halnya
ayam potong yang telah melalui proses rekayasa genetika. Permintaan daging ayam
kampung untuk wilayah Jabodetabek saja baru bisa terpenuhi sekitar 5% dari kebutuhan atau
sekitar 280.000 ekor per hari. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ade Zulkarnaen, Ketua
Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia.Peluang Bisnis pengembangan unggas ini cukup
baik dalam meningkatkan kesejahteraan usaha skala kecil, mikro dan koperasi mengingat ternak
ini sudah cukup poluler di masyarakat. Dukungan pemerintah dalam hal ini kementrian Pertanian
terhadap pengembangan bisnis ayam kampung untuk usaha Mikro, Kecil dan koperasi cukup
positif. Saat ini sedang dibuat blue print sistem pengembangan ayam kampung. Dalam blue print
ini akan memberikan perlindungan bagi peternak ayam kampung dalam skala usaha mikro, kecil
dan koperasi dalam menjalankan usahanya. Investor besar tidak boleh memasuki bisnis ayam
kampung ini. Kapasitas pemeliharaan maksimal 10.000 ekor untuk satu peternak. Dengan
pembatasan ini diharapkan usaha ternak rakyat akan berkembang dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
A. Latar Belakang
Agrobisnis seperti sumur yang tak pernah kering. Ini bukan omong kosong.ketika industri
lain ambruk diterjang badai krisis moneter, sektor ini terbukti tetap tegar. Benarkah ? bagi
yang komponen lokalnya dominan, jawabannya : benar.
Dibidang peternakan, misalnya, usaha ayam ras(ayam pedaging) langsung terkapar ketika
krisis berlangsung. Maklum ayam jenis ini banyak menelan dollar, mulai dari bibit, bahan
baku pakan, obat-obatan hinggaperalatan.
Lain cerita kalau yang diternakan ayam kampung atau ayam buras(bukan ras) yang 100
% asli Indonesia. Menurut data Ditjen Peternakan, tahun 1998 populasi ayam kampung
mengalami peningkatan sekitar 1 % dibanding tahun sebelumnya, jauh berbeda dengan
ayam ras yang anjlok sampai 70 %.
Produksi telur ayam ras (leghorn) petelur misalnya bisa mencapai 300 butir setahun.
Sementara ayam kampung yang dipelihara secara khusus paling banter hanya 100 butir
telur. Begitu juga dengan ayam ras pedaging (broiler). Tubuhnya cepat bongsor, dalam 30
hari bisa mencapai 1 kg. Sementara ayam kampung membutuhkan 3 bulan untuk mencapai
bobot hidup yang sama . Hanya saja harga daging dan telur ayam kampung lebih tinggi, itu
kelebihannya.
B. Keuntungannya jelas
Bila serius keuntungan usaha penetasan ayam kampung ternyata cukup menggiurkan.
Saat ini harga sebutir ayam kampung Rp 800. Sementara harga seekor anak ayam yang baru
menetas atau biasa disebut DOC (Day Old Chick), sekitar Rp 2000 perekor, berarti kalau
ditetaskan untungnya lebih dari 100 % ? memang besar.
C. Mencari telur
Pada dasarnya tidak sulit asal mau telaten. Sebab, telur bisa diperoleh di kampungkampung. Pada pemeliharaan tradisional, umumnya setiap induk melakukan perkawinan
dengan ayam pejantan. Sehingga telur yang dihasilkan merupakan telur yang bertunas atau
yang bisa di tetaskan. Bisa juga melalui penjual jamu gendong, dipasar-pasar lokal juga
mudah ditemukan.
Telur ayam kampung
D. Mesin penetas
Mesin tetas bisa didapat dengan dua cara. Jika punya uang bisa membeli mesin tetas
sendiri. Harganya antara Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta, tergantung daya tampungnya. Untuk
alat yang satu ini, banyak yang dijual disekitar Tangerang.
Salah satu contoh mesin penetas telur ayam
Kalau mau menyewa bisa dicari sekitar Rawa Belong, Jakarta Barat. Akan lebih untung
kalau memiliki mesin penetas sendiri dengan kapasitas yang besar. Selain dipakai sendiri,
juga bisa disewakan.
E. Pemasaran
Tak usah bingung memasarkan anak ayam. Banyak jalannya. Antara lain melalui
Koperasi Peternak ayam buras Jakarta. Atau bisa langsung bekerja sama dengan peternak
ayam buras. Kalau belum puas dengan hasil anak ayam, bisnis ini bisa dikembangkan
sebagai bisnis terpadu. Artinya, selain anak ayam, juga beternak ayam pedaging (broiler)
dan telur.
F. Pakan Di buat sendiri
Siapa yang tak ingin usahanya berkembang. Untuk itu, ada baiknya seorang peternak juga
menguasai pembuatan pakan. Sejak krisis berlanjut, tidak sedikit pengusaha peternakan,
baik ayam pedaging maupun petelur, yang gulung tikar. Penyebabnya ya, karena sebagian
besar bahan bakunya mengandalkan impor. Sementara pakan dari bahan baku lokal yang
sebenarnya dari sisi kualitas tidak kalah, masih jarang dilirik peternak.
Ampas tahu, salah satu pakan alternative ayam kampung
Pola usaha ini sudah dijalani Ekok Wakradiharjo, peternak ayam kampung yang
bermukim di Jagarkarsa, Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pakan lokal ia mampu
memetik penghasilan lumayan besar. Dari 1000 ekor ternaknya, minimal setiap bulan
mengantungi keuntungan Rp. 1,4 juta. Itu baru dari hasil penjualan ayam kampung
pedaging. Jadi belum termasuk telur, ayam afkiran dan kotoran ayam yang belakangan ini
jadi rebutan petani karena harga pupuk kimia sangat mahal.
Referensi
http://galeriukm.web.id
http://www.mustang89.com
Download