Studi Pemberian Yoghurt Susu Kambing Terhadap Penurunan

advertisement
Studi Pemberian Yoghurt Susu Kambing Terhadap Penurunan Kadar
Malondialdehida dan Ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) pada Aorta Tikus
(Rattus norvegicus) Hiperkolesterolemia
Study of Goat Milk Yogurt Suplementation toward Declining Levels of
Malondialdehyde and inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) Expression in Aorta Rat
(Rattus norvegicus) Hypercholesterolemia
Ivan Risna Yanuar, Aulanni’am, Dyah Kinasih Wuragil
Program Studi Kedokteran Hewan,
Universitas Brawijaya
[email protected]
ABSTRAK
Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan tingginya kadar kolesterol dalam darah
yang disebabkan karena usia, makanan tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh. Dilaporkan
terjadi peningkatan kasus hiperkolesterolemia yang mengakibatkan penyakit kardiovaskular
dan kematian tiap tahunnya. Yoghurt susu kambing mempunyai kandungan Bakteri Asam
Laktat (BAL) dan antioksidan yang diduga mampu mencegah hiperkolesterolemia. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yoghurt susu kambing sebagai upaya
pencegahan hiperkolesterolemia ditinjau dari kadar Malondialdehida (MDA) dan ekspresi
inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS). Penelitian ini menggunakan tikus putih strain Wistar
dan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif
(hiperkolesterolemia) serta kelompok pemberian yoghurt dosis 300, 600 dan 900 mg/kg BB.
Yoghurt susu kambing diberikan selama 28 hari, dilanjutkan dengan pemberian yoghurt dan
diet hiperkolesterol secara bersamaan selama 14 hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan
SPSS versi 16 dengan melakukan uji analisis varian (ANOVA) dan dilakukan analisis
lanjutan dengan uji Tukey (α = 5 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencegahan
hiperkolesterolemia dengan yoghurt susu kambing menurunkan kadar MDA dan ekspresi
iNOS secara signifikan (p<0,05) antar perlakuan. Dosis 900 mg/Kg BB adalah dosis terbaik
menurunkan kadar MDA dan ekspresi iNOS pada aorta. Kesimpulan penelitian ini adalah
pemberian yoghurt susu kambing dapat mencegah hiperkolesterolemia berdasarkan
penurunan kadar MDA dan ekspresi iNOS pada aorta tikus hiperkolesterolemia.
Kata kunci : Hiperkolesterolemia, yoghurt susu kambing, Malondialdehida (MDA), inducible
Nitric Oxide Synthase (iNOS), Aorta.
ABSTRACT
Hypercholesterolemia is a condition of high cholesterol levels in blood and have
correlation with age, high foods cholesterol consumption and saturated fatty acids.
Increasing of hypercholesterolemic patients lead cardiovascular disease and mortality has
been reported each year. Goat's milk yogurt known rich of Lactic Acid Bacteria (LAB) and
1
antioxidants that are thought to be able to prevent hypercholesterolemia. The purpose of this
study was to determine the effect of goat milk yogurt for the prevention of
hypercholesterolemia based on Malondialdehyde (MDA) levels and iNOS on aorta. This
study used Rattus norvegicus Wistar strain which divided into 5 groups: negative control,
positive control (hypercholesterolemia), group of prevention hypercholesterolemia with
yogurt treatment doses of 300, 600, 900 mg / Kg BW. Goat's milk yogurt was given for 28
days, followed with administration of yogurt and dietary hypercholesterolemic
simultaneously for 14 days. Data were analyzed with analysis of variance (ANOVA) and
further analyzed by Tukey's test (α = 5%). iNOS expression on aorta were also analyzed
descriptively. The results showed that the MDA level and iNOS epressions were significantly
different (P <0.05) between treatment groups. The preventive yogurt with dose of 900 mg /
kg BW was the best dose resulted decreasing of MDA level and iNOS expressions on aorta.
It can be concluded that the prevention of hypercholesterolemia with goat milk yogurt
lowering both of MDA level and iNOS expression.
Keywords: Hypercholesterolemia, goat milk yoghurt, Malondialdehyde (MDA), inducible
Nitric Oxide Synthase (iNOS), Aorta.
Sintesa
empedu
guna
menyeimbangkan
kolesterol
didalam
menghasilkan zat sisa berupa radikal
bebas, jumlah radikal bebas yang tinggi
menyebabkan keadaan stress oksidatif dan
adanya peningkatan Reactive Oxygen
Species (ROS) (Brunner et al., 2004).
Peningkatan
ROS
menyebabkan
peroksidasi lipid, akibat dari reaksi
tersebut ialah terputusnya rantai asam
lemak menjadi senyawa toksik bagi sel,
seperti contohnya adalah malondialdehida
(MDA) yang dapat merusak sel-sel pada
tubuh (Dalle, 2006).
Radikal bebas yang diproduksi
sebagai hasil sampingan dalam proses
sintesa asam empedu mampu memecah
ikatan Nuclear Faktor Kappa Beta (NFκβ) dengan Inhibitor Kappa Beta (iKB),
sehingga NF-κβ mampu bertanslokasi ke
dalam inti sel, hal tersebut memicu
produksi sitokin proinflamasi dan enzim
iNOS sebagai respon inflamasi, dimana
iNOS merupakan katalisator dalam
produksi radikal Nitric Oxyde (NO)
(Shahzad et al., 2005).
PENDAHULUAN
Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat yang disertai rutinitas harian
yang padat menyebabkan berubahnya pola
dan gaya hidup dalam hal pemilihan
makanan, berupa makanan cepat saji yang
sebagian besar kaya akan kandungan
lemak dan kolesterol serta rendah
kandungan serat dan antioksidan (Suprapti,
2003). Hiperkolesterolemia adalah suatu
keadaan tingginya kadar kolesterol dalam
darah yang melebihi kadar normalnya.
(Riani, 2006). Menurut laporan World
Health Organization (WHO), prevalensi
penyakit jantung koroner yang diduga
disebabkan
oleh
hiperkolesterolemia
meningkat dari 13,5% (2009) menjadi
19,2% (2010) (Soraya, 2011). Dampak
dari
hiperkolesterolemia pada hewan
kucing mencapai angka 13% (Tapan,
2005). Studi di Amerika Serikat
menunjukkan kasus hiperkolesterolemia
pada anjing mencapai 32,8 % dari 192
ekor yang diteliti (Xenoulis, 2007).
2
Yoghurt susu kambing lebih
dikenal masyarakat dengan harga relatif
terjangkau, yoghurt sendiri mempunyai
kandungan Bakteri Asam Laktat (BAL),
antioksidan vitamin C dan peptida bioaktif
berupa laktoferin
yang mempunyai
kemampuan
dalam
mencegah
hiperkolesterolemia, (Haenlein, 2004).
Sehingga diharapkan dalam penelitian ini
pemberian yoghurt susu kambing dapat
digunakan
sebagai
pencegahan
hiperkolesterolemia melalui pengaruhnya
pada kadar MDA dan ekspresi iNOS.
Tujuan dari penelitian ini adalah
mempelajari efek pemberian yoghurt susu
kambing dalam menurunkan kadar
malondialdehida (MDA) dan ekspresi
inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS)
pada aorta tikus (Rattus norvegicus) yang
diberi diet hiperkolesterol.
perhitungan dosis yang sudah ditentukan.
Kelompok C dosis 300 mg/Kg BB,
kelompok D dosis 600 mg/Kg, dan
kelompok E dosis 900 mg/Kg BB. Tikus
diberi yoghurt selama 28 hari.
Pemberian Diet Hiperkolesterolemia Pada
Tikus
Pakan diet hiperkolesterol terdiri
dari asam kholat 0,1%, minyak babi 10%,
dan kuning telur puyuh rebus 5%. Diet
hiperkolesterolemia untuk kelompok B, C,
D, dan E selama 14 hari dengan sonde per
tikus sebanyak 3,02 mL.
Pengukuran Kadar MDA Menggunakan
Uji Thiobarbiburic Acid (TBA)
Aorta dari setiap kelompok diambil
sebanyak 0,5 g lalu digerus dalam mortar
dingin. Selanjutnya ditambahkan 1 mL
NaCl 0,9%. homogenat dipindah ke dalam
microtube dan disentrifugasi dengan
kecepatan 8000 rpm selama 20 menit dan
diambil supernatannya. Setelah itu,
diambil 100 µL supernatan aorta ditambah
550 µL akuades. Lalu ditambahkan 100
µL TCA, 250 µL HCl 1N, dan 100 µL NaThio. Kemudian disentrifugasi dengan
kecepatan 500 rpm selama 15 menit.
Setelah itu supernatan dipisahkan dan
dipindahkan pada microtube baru. Larutan
diinkubasi dalam waterbath pada suhu
100˚C selama 30 menit. Dibiarkan pada
suhu ruang. Sampel diukur absorbansinya
menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang maksimal untuk uji
TBA dan diplotkan pada kurva standar
yang telah dibuat untuk menghitung
konsentrasi sampel (Shofia, 2012).
MATERI DAN METODE
Persiapan Hewan Coba
Penelitian bersifat eksperimental
dan rancangan untuk penelitian adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan
coba dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan, yaitu kelompok kontrol,
kelompok kontrol diet hiperkolesterol,
kelompok dosis yoghurt 300, 600, dan 900
mg/Kg BB ditambah dengan diet
kolesterol. Hewan model yang digunakan
adalah tikus (Rattus norvegicus) jantan
strain Wistar yang diperoleh dari
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dengan umur 10-12 minggu dan berat
badan antara 150-200 g yang mendapat
sertifikat Laik Etik dari Komisi Laik Etik
Universitas Brawijaya No. 217-KEP-UB.
Pemberian Yoghurt Sebagai Pencegahan
Hiperkolesterolemia
Metode pemberian yoghurt dengan
per oral tiap ekor tikus yaitu dari
3
Pengukuran Ekspresi inducible Nitric
Oxide Synthase (iNOS) pada Aorta dengan
Metode Immunohistokimia
Tahap
awal
imunohistokimia
adalah tahap deparafinisasi yaitu, preparat
direndam dalam larutan xylol (2 kali),
etanol absolut (2 kali), alkohol 80%,
alkohol 70% dan akuades steril masingmasing selama 2 menit. Setelah itu,
disimpan selama 24 jam pada suhu 4oC.
Preparat dicuci dalam PBS pH 7,4 (3x5
menit) lalu direndam dalam 3% Hidrogen
Peroksida (H2O2) selama 10 menit (dalam
PBS) dan dicuci kembali dalam PBS pH
7,4 (3x5 menit), lalu direndam dalam 1%
BSA (dalam PBS) selama 1 jam pada suhu
ruang (Golgberg dan Merkel, 2001).
Preparat yang telah diberi Hidrogen
Peroksida dan BSA kemudian ditetesi
dengan antibodi primer, anti-rat iNOS
(dalam BSA 1% dalam PBS) 1:100 dan
diinkubasi pada suhu 4oC selama 24 jam.
Setelah itu, preparat dikeluarkan dari
refrigerator dan dibiarkan selama 30 menit
dalam suhu ruang, lalu dicuci dengan PBS
pH 7,4 (3x5 menit). Selanjutnya
ditambahkan antibody sekunder, anti
rabbit labelled biotin dalam PBS (1:200)
selama 1 jam pada suhu ruang, lalu dicuci
dengan PBS pH 7,4 (3x5 menit).
Selanjutnya, ditambahkan SA-HRP dalam
PBS (1:500) selama 40 menit pada suhu
ruang, lalu dicuci dengan PBS pH 7,4 (3x5
menit).
Kromogen
DAB
(3,3diaminobenzidine
tetrahydrochloride)
ditambahkan selama 20 menit pada suhu
ruang lalu dicuci dengan PBS pH 7,4 (3x5
menit).
Langkah selanjutnya ialah Counter
stain (Hematoxylen-Eosin) 5 menit pada
suhu ruang. Setelah itu, dilakukan
mounting dengan entellan. Hasil akhir
diamati dibawah mikroskop cahaya dengan
perbesaran 400 kali.
ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dari hasil
pengukuran kadar MDA dan ekspresi
inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS)
aorta dianalisis dengan SPSS versi 16.0
dengan melakukan uji analisis varian
(ANOVA) dan dilakukan analisis lebih
lanjut dengan uji Tukey (α = 5% ). Data
hasil pengamatan ekspresi inducible Nitric
Oxide Synthase (iNOS) aorta juga
dianalisis secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penurunan Kadar Malondialdehida
(MDA) Oleh Pemberian Yoghurt Susu
Kambing Pada Aorta Tikus (Rattus
norvegicus) Yang Mendapat Diet
Hiperkolesterol
Hasil penghitungan terhadap kadar
MDA pada aorta yang ditunjukkan oleh
Tabel. 1 menunjukkan bahwa kadar MDA
tertinggi terdapat pada tikus perlakuan B
dengan nilai peningkatan sebesar 237,95%
yang berbeda nyata diantara tikus
perlakuan lainnya, sedangkan rata-rata
kadar MDA terendah didapati pada tikus
kelompok A dimana berbeda nyata dari
kelompok perlakuan lainnya.
Tikus kelompok C memiliki nilai
persentase penurunan sebesar 29,17%
yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap
kadar MDA kelompok kontrol. Tikus
kelompok D berbeda nyata (P<0,05)
dengan tikus kelompok C dan kelompok A
yang memiliki nilai persentase penurunan
lebih tinggi dengan persentase senilai
42,36%. Tikus kelompok E senilai
54,56%. Tikus kelompok E dengan dosis
900 mg/Kg BB adalah dosis terbaik dalam
4
menurunkan kadar MDA dibanding dosis
tikus kelompok C dan kelompok D.
Tabel. 1
Profil Kadar MDA pada Aorta Tikus Hiperkolesterolemia dengan Yoghurt Susu
Kambing.
Perlakuan
Rata-rata Kadar MDA
Kadar MDA (%)
Peningkatan
Penurunan
Tikus normal(A)
2,129 ± 0,331 a
-
-
Tikus hiperkolesterolemia(B)
7,195 ± 0,241 e
237,95
-
Dosis preventif yoghurt 300
mg/kg(C)
5,096 ± 0,169 d
-
29,17
Dosis yoghurt 600 mg/kg(D)
4,147 ± 0,169 c
-
42,36
Dosis yoghurt 900 mg/kg(E)
3,269 ± 0,154 b
-
54,56
Keterangan : Perbedaan notasi a, b, c, d dan e menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
(p<0,05) antara kelompok perlakuan.
Kelompok tikus kontrol (A)
digunakan sebagai acuan terhadap
peningkatan kadar MDA pada aorta,
sedangkan
kelompok
tikus
hiperkolesterolemia (B) digunakan sebagai
acuan penurunan kadar MDA pada
kelompok
yang
mendapat
diet
hiperkolesterol. Peningkatan kadar MDA
pada tikus kelompok B disebabkan karena
pemberian pakan hiperkolesterol yang
meningkatkan kolesterol dalam tubuh dan
kadar LDL dalam darah. Peningkatan
kadar kolesterol mengakibatkan produksi
radikal bebas sebagai zat sisa sintesa asam
empedu yang berbahan dasar kolesterol
meningkat (Calabrese, 2002).
MDA juga akan bereaksi dengan protein
tubuh
dan
dan
menyebabkan
pembentukkan senyawa yang bersifat
karsinogen (Halliwel dan Gutteridge,
2000).
Peningkatan produksi radikal bebas
yang berasal dari sintesa asam empedu
mengakibatkan terjadinya stres oksidatif
dan dapat digambarkan melalui kadar
MDA. Stres oksidatif dianggap merupakan
dasar utama disfungsi endotel, yang dapat
mengakibatkan bermacam lipoprotein
bersifat destruktif terhadap jantung dan
menimbulkan disfungsi endotel serta
menyebabkan proliferasi sel otot polos
pembuluh darah. Keadaan ini akan
mempercepat terjadinya atheroklerosis,
sebagai salah satu dampak akibat kondisi
hiperkolesterolemia, dan masih merupakan
penyakit dengan tingkat kematian yang
tinggi (Vincent et al., 2000).
Oksidasi asam lemak tak jenuh
ganda oleh radikal bebas menghasilkan
senyawa malondialdehide (MDA), 4hidroksi noneal (HNE), trans-4-hidroksi-2heksenal (HHE), isoproston, dan etan.
Asam lemak tak jenuh yang mengalami
peroksidasi yang membentuk produk
Yoghurt
susu
kambing
mempunyai kandungan BAL yang mampu
5
mencegah hiperkolesterolemia dengan
pengikatan kolesterol oleh dinding sel dan
diekskresikan melalui feses, selain itu
BAL memproduksi Bile Salt Hydrolase
(BSH) yang mampu memisahkan glysin
dan taurin dalam garam empedu
terkonjugasi menjadi garam empedu
bebas, hal tersebut mengakibatkan asam
empedu menjadi sulit direabsorbsi
sehingga
garam
empedu langsung
diekskresikan melalui feses. Kandungan
lain pada yoghurt adalah peptida bioaktif
yang berupa laktoferin dimana mempunyai
kemampuan mengikat besi bebas sebagai
katalisator reaksi pembentukan radikal
bebas, sehingga dengan kemampuan
laktoferin tersebut produksi radikal bebas
dapat ditekan dengan jumlah yang
terminimalisir
Penurunan Ekspresi inducible Nitric
Oxide Synthase (iNOS) Oleh Pemberian
Yoghurt Susu Kambing Pada Aorta
Tikus (Rattus
norvegicus) Yang
Mendapat Diet Hiperkolesterol
Tabel. 2 Profil Ekspresi iNOS pada Aorta Tikus Hiperkolesterolemia Yoghurt Susu
Kambing.
Kelompok Perlakuan
Ekspresi iNOS
Persen Area (%)
Peningkatan
Penurunan
Tikus normal(A)
2,622 ± 0,182a
-
-
Tikus hiperkolesterolemia(B)
15,652 ± 0,158e
496,94
-
Dosis yoghurt 300 mg/kg(C)
7,710 ± 0,278d
-
50,74
Dosis yoghurt 600 mg/kg(D)
6,010 ± 0,149c
-
61,60
Dosis yoghurt 900 mg/kg(E)
4,690 ± 0,221b
-
70,03
Keterangan: Perbedaan notasi yang menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan (P<0,05).
Hasil analisis statistik yang
mengacu pada Tabel. 2 menunjukkan
bahwa kondisi hiperkolesterolemia yang
diberi yoghurt susu kambing secara
signifikan (P<0,05) berpengaruh terhadap
ekspresi iNOS, yang ditunjukkan dengan
notasi yang berbeda antar perlakuan.
Ekspresi iNOS tertinggi terdapat pada
tikus kelompok B, dimana kelompok B
adalah
tikus
kontrol
positif
hiperkolesterolemia.
ekspresi
iNOS
terendah ditunjukkan oleh kelompok tikus
A, kelompok tikus A merupakan kontrol
sehat yang digunakan sebagai acuan
peningkatan ekspresi iNOS.
Ekspresi INOS tertinggi pada tikus
perlakuan
ditunjukkan
oleh
tikus
kelompok C dengan persentase penurunan
hanya sebesar 50,74%, hal tersebut
menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata (P<0,05) dengan tikus kelompok A
dan kelompok perlakuan lainnya. Tikus
kelompok D mengalami penurunan
ekspresi iNOS sebesar 61,60%, lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
tikus
kelompok C, namun masih belum mampu
6
menurunkan ekspresi iNOS hingga sama
dengan ekspresi normal pada tikus
kelompok A, angka penurunan ekspresi
iNOS
meningkat
seiring
dengan
peningkatan dosis yang diberikan. Tikus
kelompok E dengan dosis pencegahan 900
mg/Kg BB mempunyai persentase
penurunan sebesar 70,03%, nilai tersebut
paling tinggi jika dibandingkan tikus
kelompok C dan D.
iNOS. Dosis tertinggi 900 mg/kg BB pada
tikus kelompok E adalah dosis terbaik
dalam menurunkan ekspresi iNOS pada
aorta tikus yang diberi diet hiperkolesterol.
Ekspresi iNOS berbanding terbalik dengan
dosis yang diberikan, semakin tinggi dosis
maka semakin rendah ekspresi iNOS yang
ditunjukkan, hal ini diperkuat dengan
gambaran immunohistokimia (Gambar.1)
aorta berikut :
Data hasil uji statistik dari ekspresi
iNOS menunjukkan adanya beda nyata
(P<0,05) oleh pemberian yoghurt susu
kambing terhadap penurunan ekspresi
A
B
A
C
D
E
A
Gambar. 1
Ekspresi inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) dengan teknik
Immunohistokimia
pada aorta.
Keterangan: (A) Aorta tikus kontrol (B) Aorta tikus sakit dengan
pemberian pakan hiperkolesterol, (C) Aorta tikus dengan dosis yoghurt
300 mg/Kg (D) Aorta tikus dengan dosis yoghurt 600 mg/Kg, (E) Aorta
tikus dengan dosis yoghurt 900 mg/Kg. Perbesaran 400x.
: Ekspresi iNOS pada aorta tikus
7
Aorta pada keadaan normal
kelompok A ditemukan ekspresi iNOS
dalam intensitas rendah sebesar 2,622 ±
0,182 %. Tikus kelompok B dengan nilai
rata-rata ekspresi sebesar 15,652 ± 0,158
% sebagai kontrol hiperkolesterolemia
didapati intensitas iNOS yang tinggi,
terutama pada tunika adventisia aorta.
oxide Synthaze (iNOS) memiliki sisi
pengikatan calmodulin yang mengatur
konsentrasi kalsium dalam sel (Lorenz,
2002).
Penurunan
ekspresi
iNOS
menunjukkan adanya potensi biopeptida
aktif dan vitamin yang terkandung dalam
yoghurt, biopeptida tersebut adalah
laktoferin (Mishra, 2008). Laktoferin
adalah glikoprotein pengikat zat besi,
beberapa bakteri dengan kebutuhan besi
rendah seperti Lactobacillus bulgaricus
(Sherman, 2004). Laktoferin bertindak
sebagai faktor antiinflamasi dengan
mencegah perkembangan peradangan dan
kerusakan jaringan disebabkan oleh
pelepasan sitokin proinflamasi dan
Reactive Oxygen Species sehingga mampu
menekan ekspresi iNOS memilki peran
sebagai zat pertahanan tubuh non spesifik
terhadap patogen. Laktoferin mampu
beperan sebagai donor ferrum, dengan cara
ini mendukung pertumbuhan. Kemampuan
lain dari laktoferin adalah mampu
melakukan pengikatan terhadap besi
bebas, dimana besi bebas merupakan
katalisator pembentukan radikal bebas,
dengan pengikatan besi bebas tersebut,
peningkatan produksi radikal bebas dapat
dicegah (Legrand, 2005).
Penurunan presentasi ekspresi
iNOS terjadi pada kelompok C dengan
rata-rata nilai ekspresi sebesar 7,710 ±
0,278 % dibandingkan dengan tikus
kelompok B sebesar 15,652 ± 0,158 %.
Tikus kelompok D dengan nilai ekspresi
sebsar 6,010 ± 0,149 % menunjukkan
adanya penurunan ekspresi iNOS, yang
ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah titik
coklat sebagai penanda ekspresi iNOS.
Ekspresi iNOS pada tikus kelompok E
sebesar 4,690 ± 0,221 % mempunyai
intensitas terendah dibandingkan dengan
tikus kelompok C dan tikus kelompok D.
Peningkatan ekspresi iNOS pada
tikus kelompok B disebabkan karena
pemberian pakan hiperkolesterol secara
terus menerus selama 2 minggu, selain itu
menyebabkan kadar kolesterol tinggi dan
LDL teroksidasi yang juga semakin tinggi,
diikuti dengan radikal bebas di dalam
tubuh meningkat. Radikal bebas mampu
memutuskan NF-κβ dengan iKB sehingga
NF-κβ
teraktivasi
dan
mampu
bertranslokasi ke dalam inti sel untuk
bertranskripsi dan tranlasi sehingga
mengakibatkan iNOS diproduksi. NO
merupakan radikal bebas yang dapat
disimpan
dalam
bentuk
senyawa
nitrosothiol yang stabil (Fletcher, 2007).
inducible Nitric Oxide Synthaze (iNOS)
pada kondisi normal berperan sebagai
regulator kalsium pada sel. inducible Nitric
Produksi
NO
dipacu
oleh
meningkatnya ekspresi inducible Nitric
Oxide Synthase (iNOS), Endothelial
Specific Nitric Oxide Synthase (eNOS) dan
Neural Specific Nitric Oxide (nNOS) oleh
berbagai tipe sel seperti sel endotel, sel
syaraf, mitokondria dan makrofag. Adanya
reseptor
spesifik
endotel
seperti
asetilkolin, bradikinin dan serotonin
mempengaruhi produksi NO (Weigbert et
al., 2006). Sel-sel aorta terdiri dari susunan
8
sel endotelium yang merupakan suatu
organ endokrin yang mampu mengatur
fungsi mikrosirkulasi. NO merupakan
Endothelium-Derived Relaxing Factors
(EDRFs) terpenting yang terbentuk dari
transformasi asam amino L-arginine
menjadi sitrulin melalui jalur L-argininenitric oxide dengan bantuan enzim NO
sintase (NOS) yang diperantarai oleh
cGMP (Chandar, 2006)
SARAN
Perlunya dilakukan penelitian
mengenai takaran dosis optimal yoghurt
susu kambing sebagai pencegahan
hiperkolesterolemia dan peptida bioaktif
yang bekerja spesifik sebagai anti
hiperkolesterolemia.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir.
Chanif Mahdi, MS atas kesempatan
bergabung dalam payung penelitian, staf
Laboratorium Biokimia dan Laboratorium
Fisiologi
Hewan
Fakultas
MIPA,
Universitas Brawijaya atas dukungan,
bantuan, dan kerjasama yang luar biasa
untuk penyelesaian penelitian ini.
Pemberian yoghurt susu kambing
pada tikus hiperkolesterolemia terjadi
penurunan kadar MDA. Yoghurt susu
kambing mencegah jumlah kolesterol
dalam
tubuh
berlebihan,
sehingga
peningkatan radikal bebas yang dapat
menyebabkan peroksidasi lipid dapat
dicegah berikut peningkatan kadar MDA
sebagai marker penanda. Penurunan kadar
MDA di dalam tubuh menandakan bahwa
jumlah radikal bebas di dalam tubuh
berkurang, sehingga oksidasi LDL oleh
radikal bebas tidak berlebihan, dengan
rendahnya jumlah LDL teroksidasi di
dalam tubuh, maka aktivasi NF-κβ oleh
radikal bebas dapat dicegah, sehingga
iNOS yang diproduksi mempunyai jumlah
yang terbatas, hal tersebut menunjukkan
bahwa produksi radikal bebas NO dapat
ditekan dan kerusakan sel dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, H., J.R Cockcroft, J. Deanfield,
A. Donald, E. Ferrannini, J.
Halcox , W. Kiowski, T.F
Luscher , G. Mancia and A.
Natali. 2004. Endothelial function
and dysfunction. Factors of the
European
Societyof
Hypertension. J Hypertens. 23,
233–246.
Chandar A, P. Enkhbaatar, Y. Nakano, and
D.L Traber. 2006. Sepsis:
emerging role ofnitric oxide and
selectin. Clinics.61(1):71-6.
Calabrese, V., G. Spagnini, A. Ravagna ,
R.G.
Fariello,
A.M.
Giuffridastella, and
N.G.
Abraham. 2002.
Regional
Distribution of Heme Exogenase,
HSP70, and Gluthione In Brain
Relevence For
Engogenous
Oxidant/Antioxidant Balance and
Stres Tolerance. J. Neurisci . Res.
68-75.
KESIMPULAN
Pemberian yoghurt susu kambing
menurunkan kadar MDA dan ekspresi
iNOS pada aorta tikus (Rattus norvegicus)
yang diinduksi diet hiperkolesterol,
dimana dosis yoghurt 900 mg/Kg BB
terbaik dalam mencegah peningkatan
kadar MDA dan ekspresi iNOS aorta.
9
Haenlein, G.F.W. 2004. Goat Milk in
Human Nutrition. Small Rum.
Res. 51(2): 155-163.
Halliwell, B., and J.M.C. Gutteridge. 2007.
Antioxidant Defences Endogenous
and Diet Derived. In Free
Radicals
in
Biology
and
Medicine. 4th ed. London.
Oxford.
Fletcher, E. L., Phipps, J. A.Ward, M.M.
Puthussery, T and J. L.
Wilkinson-Berka. 2007. Neuronal
and glial cell abnormality as
predic-tors of progression of
diabetic
retinopathy.
Curr.
Pharm. Des.
13,2699–2712.
University Press. 79-186.
Japardi, I. 2002. Patomekanisme Stroke
Infark
Aterotrombotik.
http://library.usu.ac.id/down
load/fk/bedah iskandar%20japardi
35. Diakses pada (2 Oktober
2013).
Lorenz, S., J. Jordan, dan E. Nava.
2002.The Nitric Oxide Pathway.
J. Physiol.Biochem 58 (3) 179188.
Mishra, K.V., dan G. Mohammad.
2008.Immunomodulatory
and
AnticancerPotential of Yogurt
Probiotic.Biotechnology 7 :177184.
Riani, H dan H. Novik. 2006. Pengaruh
pemberian
pakan
hiperkolesterolemia
terhadap
bobot badan tikus putih wistar
yang diberi bakteri asam laktat.
Biodiversitas 7(2): 127-30.
Shahzad, A.W. S. Maryam and A.S.A
Bhatti. 2005. Protective Effects of
Silymarin in Isoniazid Induced
Hepatotoxicity
in
Rabbits.
Annals.16,43-47.
Sherman, P.M, I. Lenoir, M.E Sanders,
and M.D Cabana. 2007. Probiotic
and prebioticinfluence beyond the
intestinal tract. Nutrition Reviews
65(11):469-489.
Shofia, V. 2012. Studi Pemberian Ekstrak
Rumput Laut Coklat (Sargassum
prismaticum) Terhadap Kadar
Malondialdehid dan Gambaran
Histologi Jaringan Ginjal pada
Tikus
(Rattus
norvegicus)
Diabetes Melitus Tipe 1[Skripsi].
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas
Brawijaya
Soejono, H. 2003. Hipertensi sistolik
terisolasi di Indonesia - prevalensi
dan faktor risiko [Tesis]. Jakarta:
Program Pasca Sarjana.FKM-UI.
Suprapti. 2003. Perbedaan Jenis Susu
(Susu Kedelai dan Susu Sapi)
Terhadap Kadar Protein, Kadar
Karbohidrat serta Daya Terima Es
Krim Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
batatas L.). Program Studi D III
Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta
Tapan, E. 2005. Penyakit Degeneratif.
Alex Media Komputindo. Jakarta.
Ulfah, A. 2000. Gejala Awal dan Deteksi
Dini Penyakit Jantung Koroner.
www.pdpersi.co.id. Diakses pada
( 15 November 2013 ).
Vincent H.K, D. J Stewart, D.J Shanely,
and H. Demirel. 2000. Obesity is
assosieted
with
increased
myocardial
oxidatif
stres
Internasional. Int. J. Obes 23 .6774.
Weigbert, B.J., T. Lang, W.D Wilkinson,
D.S Pisetsky DS and E.W.S.T
Clair. 2006. Serum, Complexities
10
of interpreting nitric oxide
measure urinary and salivery
nitric oxide in rheumatoid
arthritis. Am J. Toxcl.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas: Potensi dan
Aplikasinya dalam Kesehatan.
Yogyakarta. Kanisius. p. 49-60.
Wresdiyati, T., M. Astawan, dan Y.H.
Lusia.
2006.
Profil
Imunohistokimia Super Oksida
Dismutase (SOD) pada Jaringan
Hati Tikus dengan Kondisi
Hiperkolesterolemia.
Hayati
Journal Biosci. 13: 85-89.
Wresdiyati, T dan M. Astawan. 2005.
Deteksi Secara Imunohistokimia
Antioksidan
Superoksida
Dismutase (SOD) pada Jaringan
Tikus Hiperkolesterolemia yang
diberi Pakan Rumput Laut.
[laporan
penelitian].
Bogor:
Fakultas Kedokteran Hewan.IPB.
Xenoulis P. G and J. M. Steiner. 2008.
Lipid
Metablosim
and
Hyperlipidemia
in
Dogs.
Gastrointestinal
Laboratoty,
Department of Small Animal
Clinical Sciences, College of
Veterinary
Medicine
and
Biomedical
Sciences,
Texas
A&M
University,
College
Station, TX 77843, USA.
11
Download