BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam melakukan penelitian ini, sesuai

advertisement
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melakukan penelitian ini, sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui proses pembentukan Electronic Word Of Mouth dalam rangka
membentuk brand equity, brand image, brand awareness, loyalitas pelanggan
terhadap produk Batik Air.
2.1 Komunikasi Pemasaran
Pemasar harus memiliki rencana komunikasi pemasaran online yang akan
digunakan dalam melakukan tujuan komunikasi, yaitu dengan menerapkan
strategi komunikasi pemasaran online. Dalam merancang komunikasi pemasaran
online diperlukan strategi-strategi yang akan digunakan dalam melaksanakan
tujuan komunikasi perusahaan kepada pelanggan. Strategi merupakan bagian yang
penting dalam komunikasi pemasaran digunakan sebagai perencanaan dalam
menyusun sebuah komunikasi yang efektif supaya sesuai dengan yang diharapkan
sesuai dengan tujuan komunikasinya. Dalam lingkup bauran promosi terdapat dua
strategi, meliputi push strategy dan pull strategy4:
1.
Strategi dorong (push strategy)
Melibatkan “mendorong” produk melalui saluran pemasaran kepada
konsumen akhir. Produsen mengarahkan kegiatan pemasarannya kepada
4
Ibid. 137
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12 anggota saluran untuk membujuk mereka agar membawa produk dan
mempromosikannya kepada konsumen akhir.
2.
Strategi tarik (pull strategy)
Produsen mengarahkan kegiatan pemasarannya kepada konsumen akhir
untukmembujuk mereka agar membeli produk.Pada media sosial, perusahaan
atau pemasar mengkomunikasikan produknyaharus direncanakan secara
matang melihat audiens memiliki peran dalammempromosikan produk suatu
perusahaan secara tidak langsung.Strategi yang digunakan dalam komunikasi
pemasaran online menggunakan langkah - langkahdalam mengembangkan
program komunikasi dan promosi yang efektif5:
a.
Mengidentifikasi Khalayak Sasaran
Proses
awal,
komunikator
menentukan
khalayak
sasaran
untukmenyampaikan suatu pesan. Khalayak bisa merupakan pembeli
potensial ataupengguna saat ini, mereka yang membuat keputusan
pembelian ataumempengaruhi pembelian. Khalayak sasaran berpengaruh
terhadap keputusankomunikator tentang apa yang kan dikatakan,
bagaimana pesan disampaikan,di mana pesan itu dikatakan, dan siapa
yang mengatakannya.
b.
Menentukan Tujuan Komunikasi
Setelah
menentukan
khalayak
sasaran,
komunikator
menentukanrespon yang dikehendaki. Bagi produsen, mereka mencari
respon pembelian.Komunikator harus mengetahui tahap posisi khalayak
5
Ibid. 123 - 131
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13 saat ini untukmenggerakkan ke tahap yang lebih tinggi, yaitu
pembelian.Model hirarki efek merupakan model yang menunjukan
tahapan - tahapankhalayak dalam menentukan keputusan membeli mulai
darikesadaran, pengetahuan, rasa suka, preferensi, keyakinan, dan
pembelian.
c.
Merancang pesan
Supaya
respon
dari
khalayak
tercapai,
komunikator
mengembangkan suatu pesan yang efektif. Pesan memiliki unsur-unsur
AIDA yaitu attention (perhatian), interest (minat), desire (hasrat), dan
action (tindakan).
Menurut Kotler, dalam menyusun pesan komunikator harus
memutuskan
apa
yang
harus
dikatakan
(isi
pesan)
dan
cara
mengatakannya (struktur dan format pesan).6
1) Isi Pesan
Dalam merancang suatu pesan dibutuhkan daya tarik atau tema
agar menghasilkan respon yang diinginkan. Terdapat tiga tipe, yaitu
rasional, emosional, dan moral. Tema rasional berhubungan dengan
minat pribadi khalayak dimana suatu produk akan menghasilkan
manfaat yang diinginkan. Tema emosional, membangkitkan emosi
negatif dan positif yang dapat memotivasi pembelian. Komunikator
dapat menggunakan tema emosional positif seperti cinta, kebanggaan,
kegembiraan dan humor atau menggunakan tema emosional negatif,
6
Ibid, 125 - 128
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14 yaitu rasa takut, rasa bersalah, dan rasa malu yang mendorong orang
melakukan yang harus dilakukan.
2) Struktur Pesan
Komunikator mampu menangani tiga struktur masalah pesan.
Pertama,apakah akan menarik kesimpulan atau menyerahkannya
kepada khalayak.Kedua, apakah pemasar akan menghadirkan argumen
terkuat terlebihdahulu atau terakhir. Ketiga, apakah pemasar akan
menghadirkan argumensatu sisi (hanya menyebutkan kekuatan
produk) atau argumen dua sisi(memuji kekuatan produk dan mengakui
kekurangannya).
3) Format pesan
Dalam komunikasi pemasaran diperlukan format pesan yang
menarik bagi khalayak sasaran.
d.
Memilih media
Terdapat dua jenis saluran komunikasi, yaitu saluran komunikasi
pribadi dan non pribadi:
1) Saluran komunikasi pribadi (personal communication channel)
Saluran komunikasi pribadi adalah dua atau lebih orang
berkomunikasisecara langsung satu sama lain. Komunikasi dapat
dilakukan melalui tatapmuka, telepon, pos atau email. Saluran
komunikasi pribadi adalah saluranyang efektif karena saluran ini
memungkinkan komunikasi pribadi dan umpan balik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15 2) Saluran komunikasi non pribadi (non personal communication
channel)
Merupakan media yang membawa pesan tanpa hubungan
pribadi atau umpan balik. Saluran ini meliputi media utama, suasana
dan acara. Mediautama meliputi media cetak, media penyiaran, media
reklame dan mediaonline. Suasana adalah lingkungan buatan yang
menciptakan ataumemperkuat keyakinan pembeli untuk membeli
sebuah produk. Acaraadalah program yang mengkomunikasikan pesan
pada pemirsa sasaran.
e.
Memilih sumber pesan
Dampak
pesan
pada
khalayak
sasaran
dipengaruhi
oleh
komunikator sebagai pemberi pesan. Seorang komunikator harus
memiliki
kemampuan
dalam
mempersuasi
khalayak.
Seorang
komunikator dapat menggunakan orang orang yang terpercaya atau
menggunakan selebritis yang mampu menstimulus khalayak untuk
melakukan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh tokoh idola.
f.
Mengumpulkan umpan balik
Setelah
mengirimkan
pesan,
komunikator
harus
meneliti
dampaknya terhadap khalayak sasaran. Komunikator mengukur perilaku
yang dihasilkan oleh pesan, berapa banyak orang yang membeli suatu
produk maupun berbicara kepada orang lain mengenai produk. Adanya
umpan balik ini menunjukkan pesan yang disampikan tercapai dan
mengetahui loyalitas khalayak. Komunikasi yang efektif diatas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16 merupakan cara yang digunakan dalam menentukan komunikasi
pemasaran online berbasis media sosial. Media sosial bersifat transparan
memungkinkan
adanya
keterikatan
diantara
perusahaan
dengan
konsumen dan reseller. Sifat informasi yang terbuka, pesan bisa datang
dari berbagai sumber dan perusahaan tidak sepenuhnya mampu
mengontrolnya.
menciptakan
Perusahaan
loyalitas
memanfaatkam
konsumen
terhadap
media
sosial
perusahaan.
untuk
Dalam
menciptakan suatu keterikatan maupun loyalitas perusahaan harus
melibatkan konsumen dalam peusahaan yaitu dengan kolaborasi untuk
melibatkan konsumen maupun reseller dalam menciptakan suatu
pengalaman maupun produk yang disebut sebagai co-creation.
2.2 New Media
Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase baru yang disebut web
2.0 (web two-point-oh), dimana semua menjadi lebih interaktif dan telah menjadi
area untuk semua orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja. Semua orang saat
ini dapat langsung mengambil peran dan menaruh apapun kedalam internet.
Pengertian dari New Media adalah sebuah media yang memfasilitasi interaksi
antara pengirim dan penerima menurut Danaher dan Davis7. Salah satu media
baru yang sedang berkembang saat ini adalah social media.
7
Peter J. Danaher and John R. Rossiter, Comparing perceptions of marketing communication
channels, European Journal of Marketing, vol. 45 Iss:1/2, 2011 6-42.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17 Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre
Levy8, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas
mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan,
pertama yaitu pendangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut
kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide
Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan
dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan
yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual
dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat.
Sedangkan pendekatan kedua yaitu Pandangan integrasi sosial, yang
merupakan gambaran media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau
penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan
media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya sebuah
instrumen informasi atau cara untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan
kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita rasa saling memiliki.
Definisi lain mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang
mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi
dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis ,dan dari semua
yang bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang complex,
dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan
manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan media, karena, media ini
adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media zaman dahulu (old
8
Pierre Lévy. Cyberculture. University of Minnesota Press. London. 2001 hal 123
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18 media) sampai sekarang yang sudah menggunakan digital (modern media/new
media).
Teori Media Baru masih dalam tahap awal pengembangan dan ada banyak
pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyempurnakan dan memperluas
beberapa argumen dasar yang ditetapkan. Namun, apa yang jelas sekarang adalah
bahwa konsepsi, media telah dianalisis dan diuji melalui kebanyakan seluruh
beragam sekolah, teori dan metodologi. Dengan mengatur beberapa hal dalam
konteks 'modernis' dan 'postmodern', telah membantu untuk mengklarifikasi
banyak perdebatan besar yang terjadi di dalam dan sekitar lapangan secara
keseluruhan.'Teori digital' mungkin belum disiplin dengan benar, tetapi
kehadirannya akan dirasakan dan cara yang kita sebut New Media panjang ke
masa depan
2.2.1 Social Media
Social
media
adalah
fase
perubahan
dimana
bagaimana
orang
menemukan,membaca dan membagi-bagikan berita, informasi dan konten kepada
orang lain. Social media adalah perpaduan sosiologi dan teknologi yang
mengubah monolog (one to many) menjadi dialog (many to many) dan demokrasi
informasi yangmengubah orang-orang dari pembaca konten menjadi penerbit
konten. Social media telah menjadi sangat populer karena memberikan
kesempatan orang-orang untuk terhubung dunia online dalam bentuk hubungan
personal, politik dan kegiatan bisnis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19 Whitney mengungkapkan dalam penelitiannya, bahwa Social media
Marketing dapat berarti peluang untuk meraih sebuah brand melalui video viral
atau dengan bergabung dalam sebuah pembicaraan. Untuk melakukan itu, sebuah
perusahaan harus dapat memahami motivasi masyarakat bergabung dalam
sebuahsocial media dan kemudian menarik hati masyarakat yang berada di social
media tersebut. Dengan kebangkitan social media, kecepatan dan jangkauan dari
WoM (Word of Mouth) menjadikan sebuah penghargaan terhadap barang dan jasa
dapatmeningkat
pesat.
sedangmengembangkan
Disaat
yang
teknologi
sama,
untuk
sejumlah
dapat
besar
perusahaan
memecahkan
bagaimana
mempergunakan kekuatan WOM untuk meningkatkan brand awareness,
meningkatkan perbaikanmarketing dan yang terpenting meningkatkan nilai
pemegang saham.
Media sosial merupakan media baru (New Media) atau lebih sering disebut
sebagai media konvergensi. Dengan keberadaan media sosial sebagai media baru,
maka dalam penelitian ini teori yang digunakan sebagai alat ukur atau pendukung
adalah teori media baru. Peneliti menganggap teori ini relevan dengan keberadaan
media sosial yang merupakan pendatang baru dalam ranah media.Contoh media
sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20 2.3 Word of Mouth (WoM)
Word of Mouth adalah komunikasi interpersonal antara dua bahkan lebih
individu seperti anggota kelompok referensi atau konsumen dan tenaga penjual.9
Semua orang memiliki pengaruh atas pembelian terus menerus melalui suatu
komunikasi. Rekomendasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu faktor
penting yang berpengaruh terhadap keputusan seseorang dalam membeli suatu
produk. Word of Mouth lebih berperan dalam perkembangan pasar suatu bisnis
jasa dibandingkan bisnis produk. Hal ini dikarenakan bisnis jasa sangat sulit
untuk mengetahui faktor kualitas baik sebelum maupun sesudah pembelian,
dimana ciri-ciri jasa adalah bersifat abstrak10.
Konsumen yang puas terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya
akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari produsen yang sama.
Keinginan untuk membeli ulang mengulang pengalaman yang baik dan
menghindari pengalaman yang buruk menurut Solomon. Oleh karena itu
kepuasan merupakan faktor yang akan mendorong adanya komunikasi dari
mulut ke mulut (Word-Of-Mouth Communication) yang bersifat positif
diungkapkan oleh Solomon. Assael mengatakan “A satisfied customer is your
best sales person.”. Ilustrasi ini menggambarkan pentingnya Word of Mouth
untuk pemasar, kepuasan pelanggan atas pengaruh teman dan relatif akan
membeli, ketidakpuasan konsumen akan menghalangi penjualan. Bentuk dari
9
10
H. Assael. Consumer Behavior and Marketing Action 6 th edition. New. York : International
Thomson Publishing. 1998 54.
D. D. Gremler. `Word-of-mouth about service providers: an ilustration of theory development
in marketing’, in Park, C.W. and Smith, D. (Eds), AMA Winter Educators’ Conference
Proceedings: Marketing Theory and Applications, American Marketing Association, Chicago,
IL. 1994 62-70.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini bisa
berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain, dorongan kepada rekan
untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas,dan
mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana mereka puas11. Dari
efek kepuasan konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan
penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika ingin
membeli produk atau jasa yang sama. Ini dikenal sebagai faktor yang
ditimbulkan oleh adanya kepuasan.
Beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen
untuk melakukan Word of Mouth:
1.
Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas
tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal tersebut kepada orang
lain sehingga terjadi proses Word of Mouth.
2.
Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan
percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada orang lain.
3.
Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu
yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena
ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam
memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi
mengenai suatu merek produk.
Word of Mouth” secara besar ada dua golongan: Opinion leader, yaitu
orang yang bukan saja mempunyai pengetahuan banyak terhadap produk tertentu
11
V. A. Zeithaml, L. L. Berry, and A. Parasuraman. The behavioural consequences of service
quality. Journal of Marketing Management, 60(No. April), 1996 31-46. http://digilib.mercubuana.ac.id/
22 tapi juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumsi orang lain. Market
expert, yaitu orang yang tahu banyak tentang berbagai macam produk konsumen
atau tempat perbelanjaan. Word of Mouth merupakan suatu cara untuk
mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman atau keluarga
informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan mengurangi waktu
penelusuran dan evaluasi merek.
Jika pemasar akan mendorong adanya komunikasi Word of Mouth yang
positif terhadap suatu produk, menurut pendapat Assael, pemasar harus
memahami 1 Tipe komunikasi Word of Mouth:
1.
Produk baru, informasi tentang sebuah produk seperti keistimewaan model
sebuah mobil, kemajuan baru dalam teknologi mobil atau atribut penampilan.
2.
Pemberian berita, meliputi tanggapan atau opini mengenai mobil, tentang
model yang ingin dibeli.
3.
Pengalaman pribadi, berupa komentar tentang penampilan mobil yang
konsumen beli tersebut.
Dua proses dimana proses Word of Mouth terjadi :
1.
Two – Step Flow of Communication
Gambar II.1
Two – Step Flow Model dalam Komunikasi
Mass Media
Opinion Leader
Sumber: Assael
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Follower
23 2.
Multi Step Flow of Communication
Walaupun Two Step Model sangat penting dalam pengertian suatu
proses dalam diri seseorang, hal itu tidak mewakili secara akurat terhadap
alur suatu informasi dan berpengaruh pada tiga alasan:
a.
Follower tidak pasif. Mereka mengajukan sebuah permintaan tentang
informasi yang baik untuk didengar, tidak memberikan opini kepada
orang;
b.
Seseorang yang mengirimkan informasi sangat menyukai untuk
menerimanya, seperti opini seorang pemimpin yang mempengaruhi
pengikut. Pengaruh Word of Mouth adalah sering kali dalam aliran two
directional antara pengirim dan penerima.
c.
Opini seorang pemimpin tidak hanya satu untuk menerima informasi dari
media masa dan dapat mengontrol aliran informasi dari media masa dari
suatu kelompok.
Kondisi untuk komunikasi Word of Mouth bukan faktor dominan dalam
berbagai situasi. Komunikasi Word of Mouth tidak mungkin merubah perilaku
seseorang jika memiliki loyalitas merek yang kuat. Word of Mouth tidak mungkin
untuk merubah perilaku seseorang ketika konsumen tersebut ragu-ragu terhadap
suatu produk, karena informasi negatif yang dapat dipercaya. Word of Mouth
bukanlah faktor dominan untuk tiap kategori produk. Word of Mouth sebagian
besar penting untuk kelompok referensi, mungkin dapat menjadi sumber
informasi atau suatu pengaruh. Ini berarti Word of Mouth sangat penting ketika :
1.
Produk tersebut terlihat dan oleh karena itu perilaku pembelian adalah nyata.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24 2.
Produk tersebut khusus dan dapat lebih mudah diidentifikasikan dengan gaya,
rasa, norma yang lain.
3.
Produk tersebut sudah diperkenalkan dan konsumen tidak memiliki kesan
serta perilaku terhadap produk tersebut
4.
Produk tersebut penting untuk norma kelompok referensi dan sistem
kepercayaan.
5.
Konsumen menghadapi suatu kerumitan dalam keputusan pembelian, sebagai
hasilnya adalah mungkin lebih banyak mengkomunikasikan produk tersebut
dan mempengaruhi yang lain.
Pemasar berusaha untuk mempengaruhi komunikasi Word of Mouth
diantara konsumen dalam beberapa cara. Mereka dapat berusaha untuk :
1.
Mendorong Word of Mouth melalui percobaan produk bebas
2.
Mendorong Word of Mouth dalam periklanan dengan memberi kesan ketika
konsumen menghubungi temannya tentang produk atau pelayanan.
3.
Mendorong Word of Mouth walaupun periklanan memperlihatkan tipe
konsumen yang nmenyatakan sesuatu yang bersifat positif tentang suatu
produk.
4.
Menggambarkan komunikasi dari opinion leader.
Word of Mouth dapat diukur dengan indikator sebagai berikut :
1.
Kemauan pelanggan dalam membicarakan hal-hal positif kualitas pelayanan
perusahaan kepada orang lain.
2.
Rekomendasi jasa perusahaan kepada orang lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25 3.
Dorongan terhadap teman/relasi untuk melakukan pembelian terhadap jasa
perusahaan. Menurut Kotler dua manfaat utama dari pengembangan rujukan
atau sumber dari mulut kemulut adalah :
a.
Sumber dari mulut ke mulut itu meyakinkan : Kata-kata yang keluar dari
mulut adalah salah satu motode promosi ini merupakan dari konsumen
oleh konsumen, dan untuk konsumen. Mendapatkan pelanggan yang puas
dan setia, serta bangga akan bisnisnya dengan anda, merupakan impian
dari setiap pemilik perusahaan. Para pelanggan yang puas tidak hanya
membeli kembali, melainkan juga berfungsi sebagai papan iklan dengan
berbicara atas nama bisnis.
b.
Sumber mulut ke mulut itu biayanya rendah :Bagaimana juga,
mengadakan kontak dengan pelanggan yang puas dan membuat mereka
sebagai pemberi nafkah akan membebani perusahaan dengan biaya relatif
rendah. Bisnis mungkin menjadi timbal balik dengan mengarahkan bisnis
ke petunjuk dan memberikan petunjuk pelayanan, atau diskon yang lebih
tinggi, serta menawarkan hadiah.
2.3.1 eWOM
Word of Mouth Marketing adalah sebuah proses yang memungkinkan
konsumen untuk berbagi informasi dan opini mengenai suatu produk, merek, atau
layanan spesifik untuk dapat mengarahkan atau mencegah pembeli untuk membeli
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26 suatu produk, merek, atau layanan dalam marketing12. Pada masa-masa awal studi
WOMM, Arndt mendefinisikan WOMM sebagai komunikasi tatap muka mengenai
produk atau perusahaan di antara orang-orang yang bukan merupakan entitas
komersil.13
Sejalan dengan Arndt, Harrison-Walker mendefinisikan WOMM sebagai
“komunikasi informal antara seorang komunikator nonkomersil dan seorang
penerima mengenai suatu produk, merek, dan organisasi, atau jasa.” Meskipun
kedua definisi tersebut terpisahkan beberapa puluh tahun, definisi WOMM tetap
hampir sama, menunjukkan bahwa istilah tersebut telah menetap di dalam pikiran
para akademisi dan praktisi.14
Dengan kemajuan teknologi internet saat ini, sejumlah konsumen
menggunakan internet untuk mencari informasi mengenai sebuah produk atau
perusahaan, dan karenanya munculah eWOM. Litvin et al.15mengajukan definisi
eWOM dari konsep WOM tradisional: “Semua komunikasi informal yang
ditujukan pada konsumen melalui teknologi berbasis internet yang berkaitan
dengan penggunaan atau karakteristik barang dan jasa tertentu.” Definisi tersebut
yang digambarkan oleh Litvin et al. bersifat lebih luas: definisi yang lebih fokus
membatasi kategori eWOM dan menspesifikasi penyedia dan penerima eWOM
telah diberikan sebelumnya.
12
13
14
15
D. I. Hawkins, R. Best, and K. A. Coney. Consumer Behavior: Building Marketing Strategy,
9th ed. Boston: McGraw Hill. 2004 hal 54
J. Arndt. Role of product-related conversations in the diffusion of a new product. Journal of
Marketing Research 4, 1967 291–5.
Harrison-Walker L J, The Measurement of Word-of-Mouth Communication and an
Investigation of Service Quality and Customer Commitment as Potential Antecedents. Journal
of Service Research 4, 2001 60-75.
S.W. Litvin, R.E. Goldsmith, and B. Pan. “Electronic word-of-mouth in hospitality andtourism
management”, Tourism Management, 29(3), 2008 hal 458-468 http://digilib.mercubuana.ac.id/
27 Hennig-Thurau et al. mendefinisikan eWOM sebagai “pernyataan positif
atau negatif apapun yang dibuat oleh pelanggan potensial, actual, atau pelanggan
yang sudah melakukan pembelian mengenai sebuah produk atau perusahaan yang
tersedia untuk orang banyak via internet.”16
Perbedaan antara WOM dan eWOM ditemukan dalam media yang
digunakannya; WOM pada umumnya tatap muka dan eWOM bersifat online.
Dengan kemajuan teknologi, tempat fisik dimana jenis komunikasi ini terjadi
telah berubah dari tatap muka menjadi cyber. Perubahan media ini
menggarisbawahi perbedaan antara WOM tradisional dan eWOM, yang berkenaan
dengan cakupan. Aksesibilitas tinggi pada eWOM berarti bahwa eWOM dapat
tersebar pada jutaan orang, akan tersedia untuk waktu yang lama, dan dapat
ditemukan oleh siapapun yang tertarik pada produk atau perusahaan yang
bersangkutan17.
Selain itu, karena karakteristiknya eWOM memungkinkan pengguna web
untuk membangun hubungan dan komunitas virtual, sekelompok kritik yang
tergabung dapat memiliki kekuatan atas sebuah perusahaan. Di sisi lain, jika
informasi eWOM dipasang secara anonim, komunikasi WOM tradisional menjadi
lebih kredibel. WOM merupakan alat efektif untuk menyebarkan opini, karena
diberikan secara tatap muka dalam percakapan antara beberapa orang yang akrab
satu sama lain dan memiliki kredibilitas sebagai kerabat atau teman. Bahasa tubuh
16
17
T. Hennig-Thurau, K.P. Gwinner, G. Walsh, D.D. Gremler, Electronic Word-ofMouth Via
Consumer Opinion Platforms: What Motivates Consumers to Articulate Themselves on the
Internet. Journal of Interactive Marketing 18 (1), 2004, 38-52.
T. Mazzarol, J. C. Sweeney, and G. N. Soutar, Conceptualizinf word-of-mouth activity, triggers
and conditions: an exploratory study. European Journal of Marketing, 41(11/12), 2007, 1475–
1494. http://digilib.mercubuana.ac.id/
28 dan intonasi suara juga dapat menguatkan pesan. Misalnya, siapa yang dapat
melupakan review restauran yang negatif yang melibatkan juluran lidah jijik atau
review positif yang melibatkan putaran mata bahagia.18
Gruen, mendefinisikan e-WOM sebagai sebuah media komunikasi untuk
saling berbagi informasi mengenai suatu produk atau jasa yang telah dikonsumsi
antar konsumen yang tidak saling mengenal dan bertemu sebelumnya. Penelitian
yang dilakukan oleh Jimenez dan Mendoza, menunjukkan bahwa e-WOM
memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen sebelum konsumen memutuskan
untuk membeli sebuah produk atau jasa.
Goyette et al., membagi e-WOM dalam tiga dimensi yaitu :19
1.
Intensity
Liu mendefinisikan intensity (intensitas) dalam e-WOM adalah
banyaknya pendapat yang ditulis oleh konsumen dalam sebuah situs jejaring
sosial.20 Penelitian yang dilakukan oleh Goyette et al., membagi indicator dari
Intensity sebagai berikut :
2.
18
19
20
a.
Frekuensi mengakses informasi dari situs jejaring social
b.
Frekuensi interaksi dengan pengguna situs jejaring social
c.
Banyaknya Ulasan yang ditulis oleh pengguna situs jejaring sosial.
Valence of Opinion
Ibid.
Isabelle Goyette, Line Ricard, Jasmin, E-WoM Scale: Word of Mouth Measurement Scale For
E- Service Context, Canadian Journal of Administrative Sciences, 27, 2010, 5-23.
Y. Liu, Word-of-mouth for movies: Its dynamics and impact on box office revenue, Journal of
Marketing, 70(3), 2006 74-89. http://digilib.mercubuana.ac.id/
29 Adalah pendapat konsumen baik positif atau negatif mengenai produk, jasa
dan brand. Valence of Opinion memiliki dua sifat yaitu negatif dan positif.
Valence of Opinion meliputi :
3.
a.
Komentar positif dari pengguna situs jejaring social
b.
Rekomendasi dari pengguna situs jejraing sosial
Content
Adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk dan
jasa. Indikator dari Content meliputi:
a.
Informasi Variasi makanan dan minuman
b.
Informasi kulaitas ( rasa, tekstur dam suhu) makanan dan minuman
c.
Informasi mengenai harga yang ditawarkan.
WOM tradisional berasal dari pemimpin opini, orang-orang yang “tertarik
dalam bidang produk tertentu dan yang melakukan usaha untuk menyampaikan
informasi mengenai pengalaman konsumen kepada media masa dan dipercaya
oleh para pencari informasi untuk memberikan saran yang berguna” 21. Biasanya,
pemimpin opini memiliki lebih banyak pengalaman atau pengetahuan mengenai
suatu kategori produk melalui penggunaan langsung atau penelitian mengenai
produk. Selain itu, konsumen cenderung menunjukkan perilaku inovatif daripada
para pencari informasi dan cenderung menunjukkan tingkat keterlibatan yang
lebih tinggi dengan kategori produk yang bersangkutan.
21
S. W. Litvin, R. E. Goldsmith, and B. Pan, “Electronic word-of-mouth in hospitality and
tourism management”, Tourism Management, 29(3), 2008 458-468.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30 Apabila karakteristik pemimpin opini eWOM yang digambarkan oleh
Henderson dan Lyons22 dapat diaplikasikan pada konteks industri restauran, kami
dapat menganggap bahwa pemimpin opini eWOM memiliki keahlian komputer
yang baik dan terlibat dalam pekerjaan yang berkaitan dengan restauran.
Konsumen juga mungkin menunjukkan tingkat keinovatifan yang lebih tinggi;
misalnya, konsumen makan di restauran baru atau mencoba menu baru lebih
sering daripada non-pemimpin. Selain itu, konsumen mungkin merasa lebih
memiliki banyak pengetahuan mengenai industri restauran dibandingkan para
pengguna online lain, lebih aktif dalam hal perilaku eksplorasi dan menyebarkan
eWOM lebih banyak daripada non-pemimpin. Pemimpin opini eWOM cenderung
antusias untuk membagi pengetahuan dan mungkin menjadi kendaraan yang
memungkinkan komunikasi dengan cakupan lebih luas, seperti blog atau
komunitas virtual.
Meskipun WOM dan eWOM memiliki perbedaan dari alat komunikasi
fisik, perannya dalam pengaruh interpersonal tetaplah sama. Kesamaan konseptual
dari keduanya dan kelangkaan literatur motivasi eWOM, studi ini meneliti
motivasi WOM untuk menentukan perbedaan yang ada antara pendorong kedua
jenis WOM.
Berdasarkan kemiripan konseptual pada eWOM dan WOM, HennigThurau et al. menyatakan, bahwa motivasi untuk menyebarkan WOM tradisional
yang diidentifikasi dalam studi-studi terdahulu juga dapat diaplikasikan untuk
eWOM.
22
Berdasarkan
studi
motivasi
WOM
tradisional
dan
tipologi
B. Lyons and K. Henderson, Opinion Leadership In A Computer-Mediated Environment,
Journal Of Consumer Behavior. 4 (5), 2005 319-29. http://digilib.mercubuana.ac.id/
31 Balasubramanian dan Mahajan mengenai tiga interaksi sosial dari manfaat
(manfaat berkaitan dengan fokus, manfaat konsumsi, dan manfaat persetujuan)
dalam konteks komunikasi virtual, konsumen menyusun sebelas kategori motivasi
untuk terlibat dalam komunikasi eWOM: bantuan platform, mengeluarkan
persaaan negatif, perhatian pada konsumen, peningkatan diri, keuntungan sosial,
insentif ekonomi, membantu perusahaan, mengerahkan kekuatan atas perusahaan,
mengekspresikan perasaan positif, kemudahan dalam mencari ganti rugi, dan
mencari saran.
Hennig-Thurau et al.,23 memperluas model tipologi di atas dengan
memasukkan dua manfaat tambahan, manfaat berkaitan dengan moderator dan
manfaat homeostasis, untuk mengidentifikasikan motif tambahan untuk terlibat
dalam komunikasi eWOM. Motif eWOM yang diidentifikasi oleh Hennig-Thurau
et al. dalam studi konsumen telah mencakup sebagian besar motivasi yang
diidentifikasi dalam studi-studi motivasi WOM tradisional. Hasil studi konsumen
mengidentifikasi delapan motif untuk eWOM: bantuan platform, mengeluarkan
perasaan
negatif,
perhatian
pada
konsumen,
mengekpresikan
perasaan
positif/peningkatan diri positif, keuntungan sosial, insentif ekonomi, membantu
perusahaan, dan mencari saran. Selain itu, studi tersebut juga menunjukkan bahwa
keuntungan sosial, insentif ekonomi, perhatian pada konsumen lain, dan
mengekspresikan perasaan positif/peningkatan diri positif adalah motif-motif
utama bagi perilaku eWOM.
23
Hennig- Thurau, op.cit., 123.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32 Dalam sebuah studi dalam industri pariwisata, Yoo dan Gretzel
mengeksplorasi motivasi konsumen dalam menulis review perjalanan online.
Berdasarkan studi sebelumnya mengenai WOM dan eWOM, muncul tujuh motif
berbeda dari konsumen untuk menyebarkan eWOM: 1) motivasi kenikmatan atau
hedonis; 2) pengerahan kekuatan bersama atas perusahaan yang bersangkutan, 3)
mengeluarkan perasaan negative; 4) perhatian pada orang lain; 5) membantu
perusahaan; 6) mengekspresikan perasaan positif; 7) peningkatan diri.
Kenikmatan ditambahkan ke dalam studi sebagai motivasi, karena dianggap
penting dalam konteks travel: para pelancong yang mencari kenikmatan
melakukan perjalanan untuk mencari kenikmatan, hiburan, kesenangan, dan
keasikan. Studi tersebut mengungkapkan, bahwa keinginan untuk membantu
perusahaan travel, perhatian untuk konsumen lain, dan kenikmatan atau
peningkatan diri positif adalah faktor-faktor utama yang mengarah pada review
perjalanan online.
Dari hasil kedua studi motivasi eWOM tersebut, perhatian pada
konsumen lain dan keinginan untuk mengekpresikan perasaan positif atau
peningkatan diri, adalah alasan utama orang-orang terlibat dalam komunikasi
eWOM. Meskipun kami ditemukan artikulasi eWOM negatif pada berbagai situs
web, studi-studi di atas tidak mengidentifikasi motivasi yang membuat orang
melakukan eWOM negatif, mungkin karena kesalahan pengukuran yang tidak
dapat dihindari, seperti kecenderungan responden untuk menjawab secara positif
ketika konsumen mengisi survey.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33 Menurut Hennig-Thurau et al. , perhatian pada orang lain berkaitan erat
dengan konsep altruisme. Misalnya, mencegah orang lain membeli produk atau
layana yang buruk adalah sesuatu yang bersifat altruistik. “Perhatian pada orang
lain” adalah motif yang sangat penting dalam industri restauran karena sifat tidak
kasat mata dari produk restauran menuntut pelanggan untuk bergantung pada
WOM atau eWOM. Dalam komunikasi eWOM antar pelanggan restauran,
pelanggan memulai eWOM karena keinginan tulus konsumen untuk membantu
pelanggan lain dengan berbagi pengalaman positif konsumen.
Bertentangan dengan motif untuk mengekspresikan perasaan negatif,
“mengekspresikan perasaan positif” dipicu oleh pengalaman konsumsi yang
positif . Pengalaman positif pelanggan berkotribusi terhadap tegangan psikologis
di dalam diri pelanggan karena ia memiliki keingin yang kuat untuk membagi
kesenangan pengalamannya dengan orang lain. Tegangan ini dapat disalurkan
dengan menyebarkan pengalaman makan positifnya secara online.
Social media communication merupakan aktivitas, praktek dan prilaku
diantara komunitas dari orang-orang yang berkumpul secara online untuk berbagi
informasi, pengetahuan dan opini menggunakan media percakapan. Social media
sendiri merupakan kelompok aplikasi berbasis internet yang berbasis teknologi
Web 3.0 yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran informasi antar
pengguna24 .Menurut Godes dan Mayzlin25social media memiliki dua bentuk yaitu
firm-created
24
25
social media dan
user-generated social media dimana yang
Kaplan, M. Andreas, and M Michael Haenlein. "Users of the world, unite! The challenges and
opportunities of Social Media". Business Horizons 53 (1), 2010 59–68
David Godes and Dina Mayzlin, “Firm-Created Word-of-Mouth Communication: Evidence
from a Field Study,” Marketing Science, 28(4), 2009 721-39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34 membedakanya adalah firm created social media dikelola oleh perusahaan
sementara user generatedsocial media bersifat independen diluar kendali dari
perusahaan.
Tabel II.1
Aplikasi Social Media
Social media Social networking Creativity works sharing Situs Social Media MySpace, Facebook, Faceparty Video sharing sites (YouTube) _ Photo sharing sites (Flickr) _ Music sharing sites (Jamendo.com) _ Content sharing combined with assistance (Piczo.com) The Unofficial AppleWeblog, Cnet.com Apple.com, P&G’s Vocalpoint Dove’s Campaign for Real Beauty, click2quit.com ASmallWorld.net LinkedIn Wikipedia eBay, Amazon.com, Craig’s List, iStockphoto, Threadless.com User‐sponsored blogs Company‐sponsored websites/blogs Company‐sponsored cause/help sites Invitation‐only social networks Business networking Collaborative websites Commerce communities Sumber : Mangold dan Faulds26
Social media memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi dengan
konsumenya melalui platform seperti blog, facebook dan twitter dan juga
memungkinkan konsumen untuk dapat berinteraksi dengan konsumen lainya
Munculnya social media yang memungkinkan dampak interaksi yang baru antara
konsumen dengan konsumen lainnya yaitu:
26
W. G. Mangold and D. J. Faulds, Social media: the new hybrid element of the promotion mix.
Business Horizons, 52(4), 2009 357–365 http://digilib.mercubuana.ac.id/
35 1.
Internet telah menjadi alat media massa yang merupakan sumber mencari
informasi untuk konsumen ditempat kerja dan dirumah.
2.
Konsumen mulai beralih dari sumber iklan media tradisional seperti radio,
televisi, majalah dan surat kabar. Konsumen membutuhkan akses yang lebih
cepat dan nyaman dengan media komunikasinya.
3.
Adanya peningkatan aktivitas konsumen mencari informasi di social media
dan berdampak terhadap purchase decision.
4.
Social media dianggap menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya
mengenai suatu produk dan jasa, dibandingkan dengan informasi yang
disebar oleh perusahaan yang menggunakan elemen dari bauran promosi.
Mangold dan Faulds .
2.4 Brand Equity
Menurut Kotler dan Keller Brand equity adalah pemberian nilai tambah
kepada barang dan jasa27. Sementara itu menurut Ailawadi et al brand equity
merupakan dampak atau hasil dari kegiatan pemasaran suatu produk dengan
nama merk.28
Menurut Aaker dalam Durianto, et al., brand equity terdiri dari empat dimensi
yaitu:29
1.
27
28
29
Brand Loyalty
Philip Kotler dan Keller Kevin Lane, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas), Cetakan
Ketiga, PT. Indeks, Jakarta, 2008 hal 334
Philip Kotler and Keller. Marketing Principles. McGraw Hill, New York. 2011 hal 203
Darmadi Durianto, et al. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2001 hal 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36 Loyalitas terhadap brand membuat konsumen membeli brand secara rutin
dan menolak untuk berpindah ke brand lainnya karena itu semakin tinggi
loyalitas dari konsumen terhadap brand maka, brand equity akan semakin
meningkat. Menurut Aaker terdapat lima tingkatan dari brand Loyalty yaitu30:
a.
Switcher
Switcher
merupakan tingkat loyalitas konsumen yang paling
rendah . Pada tingkatan ini merek apapun dianggap memadai serta
memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.
b.
Habitual buyer
Konsumen
dalam tingkatan loyalitas ini dapat dikategorikan
sebagai pembeli yang puas dengan merek yang dikonsumsi atau
setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi
merek produk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa konsumen ini dapat
membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
c.
Satisfied buyer
Pada tingkatan ini, konsumen merek masuk dalam kategori puas
bila konsumen mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian
mungkin saja memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan
menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu,
uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih
merek.
d.
30
Likes the brand
David. A. Aaker. Managing Brand Equity: Capitalizing on the value of a brand name. New
York: Free Press. 1991 hal 40-41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
37 Konsumen yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan
konsumen yang sungguh- sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka
pembeli biasanya didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol,
rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami
pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived
quality yang tinggi.
e.
Committed buyer (pembeli yang komit)
Pada tahap ini pembeli merupakan konsumen yang setia. Pada
tingkatan ini, salah satu aktualitas loyalitas pembeli ditunjukkan oleh
tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada
pihak lain.
2.
Brand Awareness
Brand Awareness membentuk ingatan konsumen terhadap sebuah
brand dan pembelian dari konsumen.
3.
Perceived Quality
Perceived quality yang tinggi akan mendorong
konsumen untuk
memilih sebuah brand dibandingkan brand pesaingnya dan oleh karena itu
semakin tinggi perceived quality maka akan semakin tinggi brand equity.
4.
Brand Association
Brand association akan dapat memberikan sinyal mengenai kualitas
dan komitmen dari brand dan dapat membantu konsumen untuk memilih
sebuah brand.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38 Sementara itu menurut Keller
brand equity penting bagi perusahaan
karena : 31
1.
Brand equity yang tercipta dari brand image dan brand awareness akan
meningkatkan kemungkinan dari pilihan terhadap brand, dan juga
meningkatkan loyalitas dari konsumen dan retailer dari brand.
2.
Brand equity dapat memungkinkan sebuah brand untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena brand equity yang
baik akan membuat konsumen dari brand tidak terlalu terpengaruh oleh
kenaikan harga. Disamping itu, brand equity akan dapat membuat konsumen
untuk mau membayar harga premium untuk sebuah brand.
3.
Brand equity dapat meningkatkan keefektifan dari komunikasi pemasaran.
Hal ini dapat terjadi karena konsumen yang sudah memiliki sikap positif
terhadap sebuah brand tidak memerlukan lagi exposure dari brand seperti
melalui iklan untuk memenuhi sasaran komunikasi.
4.
Brand yang sudah terkenal dan memiliki reputasi yang baik akan dapat
menghasilkan peluang untuk pemberian lisensi yaitu nama brand digunakan
pada salah satu produk dari perusahaan lain ataupun untuk brand extension
dimana nama brand yang sudah ada dapat digunakan pada produk atau jasa
baru.
31
Kotler and Keller, ibid. 278
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39 Menurut Kotler dan Keller terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan untuk
membangun brand equity yaitu : 32
1.
Pilihan awal untuk elemen-elemen dari brand atau identitas dari brand yang
membentuk sebuah brand (seperti nama dari brand, logo, simbol,
slogan,jingle, kemasan)
2.
Pemasar harus dapat mengintegrasikan segala kegiatan pemasaran yang
secara konsisten dapat mendukung pembentukan dari brand equity.
3.
Menciptakan brand equity dengan cara mengkaitkan brand ke informasi
lainnya yang dalam ingatan konsumen akan memiliki arti. Asosiasi atau
pengaitan ini dapat menghubungkan brand seperti misalnya ke perusahaan itu
sendiri, ke Negara asal brand tersebut, saluran distribusi, spokespeople
(melalui endorsement) atau acara olahraga atau budaya (melalui sponsorship).
2.5 Brand Image
Aaker menyatakan brand image adalah seperangkat asosiasi unik yang
ingin diciptakan atau dipelihara para pemasar33. Asosiasi – asosiasi itu
menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikannya kepada
konsumen. Menurut Biel brand image adalah kelompok dari atribut dan asosiasi
yang dihubungkan konsumen terhadap nama brand.34 Dari beberapa pendapat
32
33
34
Kotler and Keller, ibid. 320
David Aaker, Managing Brand Equity; Capitalizing on the Value of Brand Name, Free Press,
New York, 1991 hal 109. A. Biel, How Brand Image Drives Brand Equity, Journal of Advertising Research volume 32
nomor 6, 1992 6-12.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40 diatas maka dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan persepsi dari
konsumen yang berasal dari asosiasi konsumen terhadap sebuah brand.
Menurut Joseph Plummer (dalam Aaker), brand image terdiri dari tiga
komponen yaitu:35
1.
Product Attributes (Atribut Produk) : merupakan hal-hal yang ber kaitan
dengan merek tersebut sendiri seperti, kemasan, isi produk, harga, rasa,dll.
Atribut produk
adalah fitur
yang bertujuan untuk membentuk karakter
sebuah produk (Keller). Sedangkan Stokman berpendapat produk memiliki
atribut intrinsik dan ekstrinsik. Atribut instrinsik dari sebuah produk adalah
informasi yang
secara langsung menghubungan dengan produk seperti
kandungan,rasa,kualitas.Atribut
ekstrinsik
adalah isyarat informasi yang
secara tidak langsung terhubung dengan produk.
2.
Perceived Benefits (Keuntungan yang dirasakan) : yang merupakan sebuah
kegunaan produk dari brand tersebut. Perceived Benefit adalah apa yang
konsumen pikirkan mengenai sebuah produk tersebut yang mereka
(produk/merek) dapat lakukan untuk konsumen
ini berhubungan dengan
persepsi dari atribut produk dan brand personality . (Keller)
3.
Brand Personality
(Kepribadian Merek) : merupakan asosiasi yang
membayangkan mengenai kepribadian sebuah brand apabila merek tersebut
seorang manusia. Faktor Brand Personality membuat konsumen dapat
mengekpresikan dirinya sendiri atau dimensi spesifik dari dirinya. Brand
35
Aaker, D. A, loc.cit.,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41 Personality memberikan funsgi simbolik dan membantuk konsumen
membedakan dirinya dengan yang lain (Keller).
2.5.1 Dasar-dasar dari penggunaan dan fitur Twitter
Twitter dapat diakses melalui berbagai alat-alat ektronik “pintar” seperti
smart phone, computer, dan gadget lainnya. Hal ini memungkinkan peluang yang
lebih besar untuk mengakses dimana praktis tidak ada batasan dalam lokasi atau
waktu untuk mengkases layanan. Dimanapaun dan kapanpun para pengguna bisa
mengakses Twitter untuk berhubungan dengan yang lainnya, berbagi informasi
dengan yang lainnya atau memperoleh informasi dalam isu-isu tertentu; dan juga
dinamakan dengan microblogging dan networking.
Gambar II.2
Aplikasi Twitter di smartphone
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42 2.5.2 Fitur dasar Twitter
Terdapat beberapa fitur twitter yang tersedia untuk para pengguna, sebagai
berikut:

Timeline: merupakan sebuah fitur otomatis dalam Twitter yang
menyimpan catatan atau menyediakan histories dari tweets seseorang.
Biasanya apa yang di tweets oleh seseorang akan terlihat dalam timeline
seseorang dan pengguna lainnya bisa melihatnya dalam timelinemereka
masing-masing jika pengguna mentioned .

Follow: Merupakan salah satu dari fitur dasar dalam twitter, yang
membuka hubungan dengan pengguna twitter lainnya. Setalah followed,
seseorang bisa melihat aktivitas pengguna twitter (timeline). Namun, para
penguna tersebut, tidak bisa melihat timelines dari followers sebelum
merekafollow back. Beberapa pengguna mungkin tidak mau untuk follow
pengguna lainnya kembali, namun hanya follow untuk berita atau isu-isu
spesifik.

Tweet: juga merupakan fitur dasar dalam Twitter, yang memungkinkan
para pengguna individual untuk menulis dalam kotak untuk menulsi dalam
homepage dan dari situ memungkinkan pengguna lainnya yang memfollow
untuk melihat tulisan dalam timeline individual atau timeline pengguna
yang dituju jika tweets mengindikasikan sebuah mention.

Mention: merupakan fitur ketika seseorang men-tweetssesuati dan mengeti
@username (penguna yang dituju), tweets seseorang akan ditampilkan
dalam timeline user tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43 
Direct Messages: fitur ketika seseorang mengirimkan pesan ke seseorang
atau beberapa orang yang telah followed back. Fitur ini memungkinkan
networking dan pertukaran informasi dua arah.

Trending Topics: merupakan fitur ketika berita yang paling popular secara
global ditampilkan, dan komentar mengenai isu tersebut diperbolehkan
menggunakan fitur tweet tanpa harus memfollow. Trending topic tidak
perlu untuk di Follow dimana Twitter menyediakan saran untuk trending
topics terbaru dalam homepage dari pengguna dimana pengguna dapat
hanya dengan mengklik sebua isu untuk melihat kontenya. Jika penggguna
ingin untuk melihat isu yang tidak disarankan oleh Twitter, maka ia perlu
untuk mencari isu dengan memasukan “nama isu” dalam kotak pencarian
yang didahului dengan tanda #. Ini akan membantu jika kita ingin melihat
komentar pengguna lainnya pada topic spesifik yang sedang popular.

Retweet: merupakan fitur yang mengekspresikan bahwa kita memiliki
opini yang sama dengan penguna tweet lainnya. Sebagai contoh, jika
seorang pengguna mentweet “saya bahagia”, kita bisa meretweetnya
(“RT@username I’m happy) untuk memberi tahu Tweeter mengenai
perasaan yang mutual.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44 Gambar II.3
Menu aplikasi Twitter
2.5.3 Dasar dalam penggunan internet dan Twitter
Untuk memahami mengapa para individu menggunakan Twitter, penting
untuk memahami pertama kali alasan yang mendasari prilaku dari Netizens.
Orang-orang memiliki lima hal dasar dalam online:
1. To Connect (untuk berhubungan) dengan organisasi atau individu dengan
menggunakan berbagai media yang tersedia dalam internet.
2. To Create (untuk menciptakan) banyak bentuk dari informasi seperti
menciptakan atau mengupdate profiles, memposting berita atau pesan,
mengunggah foto, video atau lokasi dan juga membangun kelompok atau
komunitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45 3. To Enjoy (untuk menikmati) menggunakan internet untuk menghibur diri
mereka sendiri melalui fitur-fitur yang diberikan oleh websites yang
tersedia, seperti ww.games.co.id.
4. To Learn (untuk belajar) mengenai berbagai topik dan bidang dimana
internet pada dasarnya menyediakan sumber informasi yang tidak terbatas
dan layanan pendidikan untuk meningkatkan pengethauan dan juga
peluang untuk berinteraksi dengan banyak ahli.
5. To Trade (untuk berdagang) menggunakan beragam alat shopping dan
juga alat promosi yang tersedia di internet seperti Ebay yang secara murni
merupakan situs perdagangan, atau situs seperti Facebook yang secara
esensial merupakan situs jejaring sosial namun sering digunakan sebagai
kendaraan promosi dan situs perdagangan.
Terdapat berbagai layanan di internet yang melayani tujuan-tujuan yang
berbeda diatas dari komunitas online, situs jejaring sosial, e-marketing,e-learning,
games online, dan banyak lainnya. Twitter menyediakan fasilitas bagi para
penggunanya untuk membentuk grup, melakukan aktivitas promosi dan
pemasaran, berbagi dan mengakses informasi, dan juga sebagai jejaring sosial.
Perusahaan dapat mempromosikan produk dan jasa, menyediakan dukungan
dengan cepat , dan menciptakan komunitas online dari peminat brand melalu
segala bentuk dari social media seperti jejaring sosial, blog, microblog, situs
berita, forum diskusi dan sebagainya36 (Kaplan and Haenlein, 2010). Social media
memungkinkan konsumen untuk berbagi informasi dengan konsumen lainnya
36
Kaplan and Henlein, op.cit., 298
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46 mengenai produk dan jasa dari brand(Mangold and Foulds).Percakapan antara
sesama konsumen ini bermanfaat bagi perusahaan karena dapat menciptakan
brand awareness, mendorong brand recognition dan dapat juga meningkatkan
brand loyalty (Gunelius). Oleh karena itulah dapat dikatakan bahwa social media
dapat membantu membangun brand loyalty melalui networking, peracakapan dan
, community building (McKee). Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa
Social media dapat memberikan manfaat untuk brand seperti memungkinkan
untuk mengamankan reputasi dari brand, meningkatkan penjualan, melibatkan
konsumen dalam proses penciptaan brand, memperluas brand awareness,
menyediakan asosiasi yang lebih positif dan meningkatkan loyalitas konsumen .
Zailskaite-Jakste dan Kuvykaite menjelaskan bahwa komunikasi antara
perusahaan atau brand dengan konsumen dalam social media seringkali berfokus
pada tiga aspek dari komunikasi, yaitu antara brand atau perusahaan dengan
konsumen, konsumen dengan konsumen dan antara konsumen dan brand.37 Tiga
aspek komunikasi tersebut sebagai berikut:
1.
Komunikasi antara brand dan konsumen
Dalam social media , brand akan di intrepretasikan oleh konsumen
sendiri oleh karena itulah perusahaan perlu untuk memperhatikan bagaimana
mengkomunikasikan brandkepada konsumen melalui social media
(Jakste
dan Kuvykaite). Untuk dapat mengkomunikasikan brand dengan baik
perusahaan harus terlebih dahulu melakukan analisa lingkungan (seperti
media yang digunakan, bagaimana strategi dari pesaing dalam berkomunikasi
37
L. Zailskaite-Jakste and R. Kuvykaite. Implemenation of Communication in Social Media by
Promoting Studies at Higher Education Institution, Inzinerine Ekonomika-Engineering
Economics , 23 (2). 2012 hal 174-188. http://digilib.mercubuana.ac.id/
47 melalui social media) dan menyiapkan strategi komunikasi (menentukan
kelompok target, memilih saluran yang sesuai, mempertimbangkan ide dasar
dari pesan, frekuensi dan konten dari pesan dan keterlibatan konsumen dalam
komunikasi). (Jakste dan Kuvykaite).
2.
Komunikasi antara konsumen dengan konsumen
Social media memungkinkan konsumen untuk menciptakan konten
sendiri. Informasi yang berasal dari konsumen tersebut dapat berupa hal
positif ataupun negatif. Ketika konsumen menemukan komentar negatif yang
banyak
mengenai brand, konsumen akan cenderung untuk menarik
kesimpulan negatif mengenai sebuah brand dan hal tersebut dapat
berpengaruh negatif terhadap brand equity (Jakste dan Kuvykaite). Oleh
karena itulah Bronner dan
Hoog38, Bambauer-Sachse dan Mangold)39
merekomendasikan untuk memonitor secara konstan komunikasi word-ofmouth di social media dan
perusahaan dapat menciptakan saluran
komunikasi yang lebih baik sehingga konsumen akan dapat mempelajari
dengan lebih baik mengenai brand dan merubah beberapa asosiasi negatif
konsumen terhadap brand (Jakste dan Kuvykaite).
3.
Komunikasi konsumen – brand
Hendrikse meyakini bahwa bentuk ikatan yang kuat diciptakan dalam
lingkungan online ketika konsumen dapat terlibat dalam dialog online secara
langsung dengan brand melalui social media. komunikasi dalam social media
38
39
F. Bronner and R. De Hoog, Consumer-generated versus marketer-generated websites in
consumer decision making [online] International Journal of Market Research.52. (2), 2010
231-248.
Bambauer-Sachse and S. Mangold, Brand equity dilution through negative online word-ofmouth communication, Journal of Retailing and Consumer Services, 18(1), 2011 38-45. http://digilib.mercubuana.ac.id/
48 akan memilki pengaruh terbesar dalam resonansi dari sebuah brand hanya
ketika terjadi keterlibatan konsumen. Oleh karena itulah, perusahaan yang
menggunakan
social
media
dalam
membangun
brandequity
harus
mempertimbangkan strategi komunikasi yang baik dan mencoba untuk
mengendalikan pengimplementasianya dengan secara konstan berada dalam
dialog dengan konsumen melalui social media Keller.
2.6 Penelitian Terdahulu
Strategi komunikasi saat ini memiliki peran penting khususnya pada model
komunikasi media pada media elektronik karena melibatkan jaringan sosial,
kampanye marketing yang vital pula. Perusahaan harus melakukan komunikasi
kepada konsumennya dengan efektif sebab akan berdampak pada peningkatan
penjualannya. Dengan adanya proses komunikasi yang baik maka perusahaan
akan dapat menyampaikan promosi dengan efektif dan pesan promosi dengan
tepat tentang produk yang dijualnya kepada target pasarnya. Maka efektivitas
strategi media sangatlah penting.
Penelitian yang dilakukan oleh Danaher dan Rossiterbertujuan untuk
membandingkan saluran media lama dan baru ditinjau dari berbagai atribut seperti
kelancaran, kehandalan, kepercayaan, kenyamanan dan nilai hiburan. Untuk
membandingkan efektivitas mengenai saluran komunikasi terkait dengan
pemasaran di mata konsumen, maka dilakukan survey kepada konsumen dan
menggunakan desain survey langsung kepada konsumen baik B to B maupun B to
C. Hasil penelitiannya menemukan bahwa melalui e-mail adalah saluran yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49 paling sering digunakan secara luas, kemudian saluran tradisional seperti televisi,
radio, surat kabar dan surat menyurat masih tetap menjadi pilihan konsumen
dalam saluran pemasaran, meskipun konsumen yang lebih muda akan lebih
menyukai untuk menggunakan e-mail dan SMS secara ekstensif. Jadi penerima
bisnis tetap menerima komunikasi pesan pemasaran melalui e-mail dan mereka
tampaknya juga lebih suka menerima penawaran melalui saluran tradisional
seperti media televisi ataupun surat menyurat.
Penelitian Dennis et.al.menyatakan bahwa perilaku konsumen e-commerce
tergantung pada peran image, kepercayaan dan interaktivitas yang terjadi.
Jayawardhena dan Wright menyatakan bahwa kenyamanan, keterlibatan, atribut
dari website dan perdagangan lain berpengaruh terhadap keinginan e-shopper
untuk berbelanja. Atribut tersebut dari website dan area perdagangan secara
langsung berpengaruh terhadap intensi untuk berbelanja kembali. Apabila
konsumen merasa puas maka akan melakukan WOM positif dan meningkatkan
keinginan untuk berbelanja kembali.
Koufaris dan Sosa menyatakan bahwa kepercayaan merupakan faktor
penting dalam mempengaruhi partisipasi konsumen pada websitecommerce.
Penelitian ini menguji secara empiris modal yang dikembangkan meliputi efek
dari pengalaman konsumen dan kepercayaan tergantung pada website mereka dan
kepercayaan mereka sendiri terhadap website yang bersangkutan. Hasil
penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh positif antara pengalaman dengan
website terhadap kenyamanan konsumen dalam berbelanja. Sehingga akan
berdampak pada peningkatan persepsi konsumen yang positif pada penggunaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50 dan kemudahan penggunaan website tersebut. Selain itu juga terdapat pengaruh
positif antara kepercayaan terhadap konsumen dengan intensi pembelian.
Owen dan Humphrey menyatakan bahwa komunikasi pemasaran online
saat ini bergerak dari interaksi antara penerima individu menjadi konsumen
secara massal. Hal ini menjadikan sebagai seorang individu harus menjadi efisien
dalam menyebarkan informasi yang ada, baik secara positif maupun negatif,
tentang sebuah organisasi. Jaringan sosial yang mengijinkan akses yang cepat dan
mudah dari penyebaran informasi merupakan bagian dari perubahan saluran
komunikasi online, tetapi saluran komunikasi ini merupakan bagian yang
memungkinkan jaringan sosial yang baik. Dari perspektif atau pandangan
pemasaran, akan dicoba untuk dipahami tentang pentingnya tahap ini. Maka
dengan adanya saluran pemasaran yang baik akan menjadikan kemajuan di masa
mendatang lebih baik bagi peningkatan jumlah konsumen. Elemen yang penting
dalam hal ini adalah teknologi, komersial, peraturan dan lingkungan sosial atau
masyarakat.
Tsotra menyatakan bahwa pemasaran melalui internet secara ekstensif
menggunakan simbol untuk meningkatkan kesadaran produk dan arti budaya
adalah hal yang sangat efisien dalam rangka menginterpretasikan marketing
online. Penelitian ini menganalisis dua contoh dari internet marketing dan
menjelaskan bagaimana konsumen potensial dengan latar belakang budaya yang
berbeda menerima produk yang diiklankan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51 2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara akan hasil penelitian, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh Electronic Word of Mouth twitter @batikair
ditinjau dari dimensi intensity terhadap brand image
H2: Terdapat pengaruh Electronic Word of Mouth twitter @batikair ditinjau
dari dimensi Valence of opinion terhadap brand image
H3: Terdapat pengaruh Electronic Word of Mouth twitter @batikair ditinjau
dari dimensi content terhadap brand image
2.8 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar II.4
Kerangka Pikir Penelitian
E-WOM dimensi
H1
intensity
E-WOM dimensi
H2
Valence of
H3
E-WOM dimensi
content
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Brand image
Download