BAB 2 Landasan Teori 2.1. Teori-Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009:6), sistem adalah suatu kumpulan dari komponen yang saling berhubungan yang bertujuan sama untuk mencapai suatu hasil. Menurut (Carlo, 2009:21), sistem adalah sebuah alur yang terdiri dari komponen-komponen yang sama yang terhubung satu dengan yang lain sehingga dapat memberikan hasil dan dapat mencapai tujuan tertentu. 2.1.2. Pengertian Informasi Menurut O’Brien (2010:34), informasi adalah data yang diubah ke dalam suatu kontek yang memiliki arti dan berguna bagi end user tertentu. Menurut Turban (2010:41), informasi adalah data yang sudah diorganisasi sehingga memiliki arti dan nilai untuk penerima. Menurut Cegielski & Rainer (2011:10), informasi adalah data yang telah terorganisasi sehingga dapat memberikan arti dan nilai bagi yang menerima informasi. 2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien dan Marakas (2010:4), sistem informasi dapat berupa kombinasi yang terorganisir antara orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, komunikasi, dan sumber data yang terkumpul, berubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut John W.Satzinger (2009:6), sistem informasi adalah suatu kumpulan dari penyimpanan komponen dan yang meyajikan meliputi hasil menyelesaikan tugas bisnis. 5 pengumpulan, informasi yang pengelolahan, diperlukan untuk 6 Menurut Connolly & Begg (2010:312), sistem informasi merupakan sumber daya yang memungkinkan informasi untuk dikumpulkan, diolah, diatur, dan disebarkan di seluruh organisasi. 2.1.4. Pengertian Data Menurut Cegielski & Rainer (2011:10), data adalah deskripsi dasar dari benda, event, Aktivitas, dan transaksi yang telah direkam, diklasifikasi, disimpan tetapi belum bisa menyampaikan arti yang lebih spesifik. Menurut McLeod & Schell (2008:10), data terdiri atas fakta dan angka yang biasanya tidak bermanfaat karena volumenya yang besar dan sifatnya yang masih belum diolah. Menurut Carlo Vercellis (2009), data adalah representasi struktur kodifikasi sebuah entitas baik transaksi yang melibatkan dua atau lebih entitas lainnya, Menurut Turban (2010:41), data adalah deskripsi dasar dari bendam peristiwa, Aktivitas dan transaksi yang direkam, dikelompokkan, dan disimpan tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan arti tertentu. 2.1.5. Pengertian Database Menurut O’Brien dan Marakas (2010), database adalah sebuah koleksi logika yang terintegrasi dan berhubungan dengan data. Sebuah database dapat dikonsolidasikan sebagai sekian banyak catatan yang disimpan terlebih dahulu di file yang berbeda. Menurut Connoly dan Begg (2010:65). database adalah sekumpulan data tersebar yang berhubungan secara logis, dan penjelasan dari data ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Menurut Rainer dan Turban (2009:412), database merupakan sekelompok file logis yang memiliki keterkaitan menyimpan data dan asosiasi di antara mereka. 7 Menurut Gottschalk dan Saether dalam jurnal nya yang berjudul “Computer Information Systems In Financial Crime Investigation” (2010:41), database adalah sekumpulan data yang terorganisir untuk mendukung banyak aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengontrol data redundant. 2.1.6. Pengertian Database Management System (DBMS) Menurut Connolly & Begg (2010:66), database management system adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke database. DBMS berinteraksi dengan program aplikasi user dan database. DBMS menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Memungkinkan user untuk mendefinisikan basis data, biasanya dari Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk membedakan tipe dan struktur data, dan batasan data yang akan disimpan dalam basis data. 2. Memungkinkan user untuk menyisipkan, mengupdate, menghapus, dan menerima data dari basis data, biasanya dari Data Manipulation Language (DML). 3. Menyediakan control akses ke basis dengan menyediakan: o Sistem keamanan yang mencegah akses illegal ke dalam basis data. o Sistem intergrasi yang memelihara akurasi data. o Sistem pembagian hak akses ke basis data. o Sistem pengendalian untuk memulihkan basis data ke keadaan sebelumnya yang dikarenakan oleh kegagalan software atau hardware. o Katalog pengaksesan user yang berisi penjelasan data. 8 2.1.6.1. Komponen DBMS Menurut Connolly & Begg (2010:69), komponen DBMS adalah sebagai berikut : 1. Hardware DBMS dan aplikasi-aplikasi computer memerlukan hardware agar dapat berjalan. Hardware dapat berupa sebuah Perconal Computer (PC), sebuah mainframe atau jaringan komputer. Jenis hardware yang diperlukan bergantung pada kebutuhan organisasi atau DBMS yang digunakan terdapat DBMS yang dapat berjalan di berbagai jenis hardware dan sistem operasi yang berbeda, namun ada pula DBMS yang hanya dapat berjalan pada hardware atau sistem operasi tertentu. 2. Software Komponen software terdiri dari software DMBS itu sendiri, program komputer, dan sistem operasi, termasuk juga software network dimana DBMS dipakai dalam sebuah jaringan, Umumnya, program komputer ditulis dengan bahasa pemrograman generasi ke-3 atau 3rdGeneration Programming Language (3GL) seperti ‘C’, C++, Java, Visual Basic, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal atau juga menggunakan bahasa pemrograman generasi ke-4 atau 4th Generation Programming Language (4GL) seperti SQL yang di embed ke dalam bahasa pemorgraman 3GL 3. Data Dari sudut pandang pengguna, kemungkinan komponen yang paling penting dalam lingkungan DBMS adalah data. 4. Procedure 9 Procedure atau prosedur yang dimaksudkan disini adalah aturan-aturan dan petunjuk yang mempengaruhi desain dan kegunaan database. Dokumentasi mengenai prosedur diperlukan oleh pengguna sistem dan staff dalam menjalankan database. Contoh dari prosedur adalah sebagai berikut : Bagaimana cara login ke dalam DBMS? Bagaimana cara menggunakan aplikasi DBMS tersebut? Bagaimana cara memulai dan menghentikan aplikasi DBMS? Bagaimana cara membuat backup dari database? Bagaimana cara menghadapi kerusakan software atau hardware? Bagaimana cara mengubah struktur sebuah tabel? 5. People Komponen terakhir dalam sebuah lingkungan DBMS adalah pihak-pihak yang berhubungan dengan sistem. 2.1.7. Pengertian Online Transaction Processing (OLTP) Menurut Connolly & Begg (2010:1198), OLTP atau Online Transaction Processing menghasilkan data operasional yang rinci saat ini dan dapat berubah. Sistem OLTP mengoptimalkan transaksi dalam jumlah besar, yang diprediksi, berulang, dan diperbarui secara intensif. Data OLTP dapat diatur sesuai dengan persyaratan dari transaksi yang terkait dengan aplikasi bisnis dan mendukung keputusan perhari dalam jumlah besar pada pengguna operasional. Menurut Hoffer et al (2009:431), OLTP atau Online Transaction Processing adalah sebuah sistem yang digunakan dalam aplikasi berorientasi transaksi yang melibatkan pemrosesan transaksi SQL secara real-time. Hal 10 tersebut memiliki karakteristik berupa entri dan pemanggilan kembali data secara cepat dalam lingkuangan multiuser. 2.1.8. Pengertian Online Analytical Processing (OLAP) Menurut Connoly & Begg (2010:1249), OLAP atau Online Analytical Processing adalah istilah untuk menggambarkan sebuah teknologi yang menggunakan tampilan multidimensional dari data agregat untuk menghasilkan akses yang cepat ke informasi yang strategis untuk tujuan analisis. OLAP memungkinkan user untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam pengetahuan tentang berbagai aspek data perusahaan mereka dengan cepat, konsisten, dan interaktif. OLAP memungkinkan untuk melihat tampilan data perusahaan sedemikian rupa dimana memberikan sebuah gambaran yang lebih baik dari dimensi sebenarnya dari perusahaan. Menurut Hoffer et al (2009:431), OLAP atau Online Analaytical Processing adalah seperangkat alat grafis yang menyajikan pengguna dengan tampilan multidimensional dari data dan memungkinkan pengguna untuk menganalisis data menggunakan teknik windowing sederhana. 2.1.9. Pengertian ER Modelling Menurut Connolly & Begg (2010:371), ER Modelling adalah pendekatan top-down untuk perancangan database yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang penting yang disebut entitas dan hubungan antar data harus diperlihatkan dalam model. Kemudian ditambahkan detail-detail seperti informasi yang ingin ditambahkan tentang entitas dan relationship yang disebut atribut dan berbagai constraint pada entitas, relationship, atribut dan multiplicity. Menurut Connolly dan Begg (2010:371), Entity Relationship Modelling merupakan pendekatan top-down untuk mendesain database yang diawali dengan mengidentifikasikan data penting yang disebut dengan entities dan relationship diantara data-data yang harus direpresentasikan dalam model. 11 Menurut Rainer dan Turban (2009:413), Entity Relationship Modelling adalah proses perancangan database dengan mengorganisir entitas data yang akan digunakan dan mengidentifikasi hubungan di antara mereka. 2.1.9.1. Pengertian Entitas Menurut Connolly & Begg (2010:372), Entitas merupakan sekumpulan objek dengan properties yang sama yand diidentifikasi oleh perusahaan. Gambar 2. 1 Diagram dari Entity Type Branch dan Staff (Connolly & Begg 2010:374) 2.1.9.2. Pengertian Relationship Menurut Connolly & Begg (2010:374), Relationship merupakan sekumpulan hubungan yang memiliki arti antara entitas yang satu dengan yang lain. Gambar 2. 2 Diagram dari Relationship Type Branch Has Staff (Connolly & Begg, 2010:376) 12 2.1.10. Pengertian ERD Menurut Doro dan Stevalin (2009:71), pengertian ERD atau Entity Relationship Diagram merupakan suatu metode pemodelan data yang menggambarkan entitas-entitas yang ada pada suatu database dan relasi atau hubungan dari masing-masing entitas tersebut. Menurut Connolly dan Begg (2010:330), ERD atau Entity Relaionship Diagram digunakan untuk menggambarkan struktur logical database dalam bentuk diagram. ERD menyediakan 2.1.10.1. Pengertian Atribut Menurut Connolly & Begg (2010:378), atribut adalah sebuah property dari entitas atau type relationship. Atribut dapat dikelompokkan menjadi atribut simple atau composite, atribut single-valued atau multi-valued, atau atribut derived. Simple attribute adalah atribut yang dibentuk oleh sebuah komponen dengan independent existence. Composite Attribute adalah atribut yang dibentuk oleh beberapa komponen masing-masing dengan independent existence. Single-valued attribute adalah atribut yang menampung nilai tunggal untuk setiap entitas. Multi-valued attribute adalah atribut yang menampung banyak nilai untuk entitas. Derived attribute adalah atribut yang mepresentasikan nilai yang dapat di turunkan dari nilai sebuah atau sekumpulan atribut. 2.1.10.2. Pengertian Multiplicity Menurut Connolly & Begg (2010:385), Multiplicity adalah jumlah atau jangkauan kemunculan yang mungkin terjadi di dalam sebuah entitas yang berhubungan dengannya. Ada tiga tipe hubungan multiplicity antara lain : 13 1 : 1 (One-to-One) Contoh dari hubungan ini adalah : Gambar 2. 3 Multiplicity hubungan 1:1 dari Staff yang mengatur Branch (Connolly & Begg, 2010:386) 1 : * (One-to-Many) Contoh dari hubungan ini adalah: Gambar 2. 4 Multiplicity hubungan 1 : * dari staff yang mengawasi Property For Rent (Connolly & Begg, 2010:388) 14 : * (Many-to-Many) Contoh dari hubungan ini adalah : Gambar 2. 5 Multiplicity hubungan * : * dari Newspaper yang mengiklankan Property For Rent (Connolly & Begg, 2010:389) 2.1.11. Konsep Data Warehouse 2.1.11.1. Pengertian Data Warehouse Menurut O’Brien (2010:561). data warehouse adalah sekumpulan data terintegrasi yang di dapatkan dari operational database, historical database, dan external database, yang kemudian dibersihkan, diubah dan dikelompokkan untuk penelusuran dan analisis untuk menyediakan business intelligence bagi pengambilan keputusan. Menurut Rainer dan Turban (2009:412), data warehouse adalah suatu tempat penyimpanan data histori yang berorientasi objek, yang telah di atur agar dapat diakses dan diterima untuk Aktivitas proses analisa. Menurut Connolly dan Beg (2010:1197), data warehouse adalah sekumpulan data yang berorientasi subjek, terintegrasi, memiliki varian waktu, dan tidak berubah yang dapat mendukung fungsi dari decision support system (DSS), dimana setiap unit data relevan untuk beberapa 15 saat dalam suatu waktu Data warehouse berisikan data atomik dan ringkasan data. Menurut Carlo Vercellis (2009:45). data warehouse adalah repository (tempat penampungan) untuk data yang tersedia yang nantinya dapat digunakan sebagai data untuk mengembangkan intelejensi bisnis atau untuk membantu pengambilan keputusan. Menurut Carlo Vercellis (2009:45-46) terdapat 3 jenis data yang berada dalam data warehouse yaitu : Internal Data Data Internal disimpan untuk sebagian besar dalam database, disebut sebagai sistem transaksi atau sistem operasional, yang merupakan tulang punggung dari suatu sistem informasi perusahaan. Data internal yang dikumpulkan melalui transaksional aplikasi yang secara rutin memimpin operasional perusahaan, seperti administrasi, akuntansi, produksi, dan logistik. Data ini biasanya dating dari komponen yang berbeda dari sistem informasi : Sistem back-offlice, yang mengumpulkan catatan transaksional dasar seperti pesanan, faktur, persediaan, produksi, dan data logistik. Sistem front-office, yang berisi data yang berasal dari call center kegiatan prioritas, bantuan pelanggan, pelaksanaan kampanye pemasaran. Sistem berbasis website, yang mengumpulkan transaksi penjualan e-commerce website, kunjungan ke situs web, data yang tersedia pada formulir yang ada diisi oleh calon pelanggan. 16 External Data External data adalah data yang bersumber dari luar perusahaan. Sebagai contoh, beberapa pihak mengumpulkan dan membuat data yang tersedia relative terhadap penjualan, pangsa pasar dan trend prediksi masa depan untuk industry bisnis tertentu, serta prediksi ekonomi dan indikator keuangan. Personel Data Dalam kasus pada umumnya, pembuat keputusan melakukan analisa intelejensi bisnis juga mengandalkan informasi dan penilaian pribadi yang disimpan di dalam lembar kerja atau database local yang terletak di komputer mereka. Pengambilan seperti informasi dan intergrasi dengan data terstruktur dari internal dan eksternal sumber adalah salah satu tujuan dari sistem manajeman pengetahuan. Menurut Dewi dalam jurnal nya yang berjudul ”Perancangan Struktur Data Warehouse Untuk Mendukung Perencanaan Pemasaran Produk Menggunakan Star Schema” (2012:1), Data warehouse merupakan salah satu bentuk basis data yang memiliki data berskala besar. Data warehouse bukan merupakan basis data operasional, melainkan basis data yang berisi data dalam dimensi waktu tertentu yang sangat berguna untuk keperluan evaluasi, analisis dan perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam sebuah perusahaan. Meskipun demikian, belum banyak perusahaan yang mengembangkan dan menerapkan data warehouse serta memanfaatkannya guna menunjang berbagai hal penting didalam organisasi. Menurut Rudy, dalam jurnalnya yang berjudul “Pemanfaatan Data Warehouse Pada Instusi Pemerintahan (2012:7)” aplikasi data warehouse dapat membantu manajemen dalam melakukan analisis terhadap kondisi yang ada dalam rentang waktu yang panjang, karena 17 data warehouse dapat menampung data-data historis, sehingga manajemen dapat melihat tren yang terjadi dari waktu ke waktu. Dengan memanfaatkan aplikasi dashboard, manajemen dapat dengan mudah melihat kondisi yang ada pada organisasi karena disajikan dalam bentuk grafikal. Sedangkan laporan yang disajikan dari data warehouse menampilkan informasi yang dapat dilihat secara rinci berdasarkan beberapa dimensi yang dibutuhkan 2.1.11.2. Karakteristik Data Warehouse Menurut Immon (2005:29), karakteristik data warehouse dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. Subject Oriented Data Warehose disusun berdasarkan subjek-subjek utama dalam perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa data warehouse digunakan untuk menganalisis dan mengambil keputusan terkait histori subjek-subjek utama tersebut, bukan digunakan untuk mendukung aplikasi operasional. Gambar 2. 6 Contoh Subject Orientation dari Data Warehouse (Immon, 2005:30) 18 2. Intergrated Data dalam data warehouse berasal dari berbagai sumber yang terpisah. Data yang dimasukkan ke dalam data warehouse akan diubah, disusun ulang, diurutkan, dan dirangkum. Hal ini dilakukan untuk menjaga konsistensi data dalam data warehouse sehingga tercipta suatu gambaran data yang terintegrasi dalam perusahaan. Gambar 2. 7 Contoh Integration dari Data Warehouse (Immon, 2005:31) 3. Non Volatile Data dalam data warehouse tidak di-update secara realtime tapi diperbaharui secara berkala dari data operasional dalam jumlah data yang besar. Karakteristik data warehouse berbeda dengan karakteristik operasional data yang dapat diubah. Data dalam data warehouse hanya dapat loading data (mengambil data) dan mengakses data. 19 Gambar 2. 8 Perbedaan data di Data Operasional dan Data Warehouse (Immon, 2005:32) 4. Time Variant Setiap satuan data dalam data warehouse bersifat akurat dalam interval waktu tertentu. Pada tiap record terdapat bentuk penanda waktu untuk menunjukkan kapan waktu suatau record akurat. Misalnya, dilakukan time stamping atau pemberian tanggal transaksi untuk tiap record. Gambar 2. 9 Perbedaan Time Variant di Data Operasional dan Data Warehouse (Immon, 2005:32) 2.1.11.3. Perbedaan antar OLTP dan Data Warehouse Menurut Connolly dan Begg (2010:1199), terdapat beberapa perbedaan mendasar antara sistem OLTP dan sistem data warehouse. Lihat penjelasan pada tabel berikut ini. 20 Tabel 2. 1 Perbedaan Sistem OLTP dan Sistem Data Warehouse (Connolly dan Begg,2010:1199) Karakteristik Sistem OLTP Sistem Data Warehouse Tujuan Utama Mendukung proses Mendukung proses analisis operasional Umur Data Saat ini Historic Latensi Data Real time Tergantung pada panjang siklus untuk data suplemen ke warehouse Granularitas Detailed data Data Proses Data Detailed data, lightly dan highly summarized data Pola yang dapat Pola yang kurang dapat diprediksi diprediksi dari query data. Hasil mengenai query transaksi tingkat menengah insert, update, hingga rendah delete. Hasil transaksi tingkat tinggi Laporan Terprediksi, satu Tidak terprediksi, dimensi, laporan multidimensional, laporan relative statis dan dinamis tetap Pengguna Melayani Melayani jumlah pengguna pengguna manajerial yang relative sedikit operasional dalam jumlah besar 21 Menurut Connolly & Begg (2010:1199), meskipun OLTP sistem dan gudang data yang memiliki karakteristik yang berbeda dan dibangun dengan tujuang yang berbeda dalam pikiran, sistem ini sangat erat kaitannya dalam sistem OLTP menyediakan sumber data untuk gudang. Masalah utama dari hubungan ini adalah bahwa data yang dimiliki oleh sistem OLTP dapat menjadi tidak konsistenm terfragmentasi, dan dapat berubah, yang mengandung entri duplikat atau hilang. Dengan demikian, data operasional harus ‘dibersihkan’ sebelum dapat digunakan dalam data warehouse. 2.1.11.4. Struktur Data Warehouse Menurut Immon (2005:33), terdapat perbedaan detail data dalam data warehouse. Terdapat older level dari detail (biasanya berupa pengganti, bulk storage), current level dari detail, level dari lightly summarized data (level data mart), dan level dari highly summarized data. Aliran data ke dalam data warehouse dari lingkungan opersional. Biasanya transformasi secara signifikan dari data terjadi pada bagian dari level operasional ke level data warehouse. Setelah data pada usia data warehouse, data warehouse berubah dari current detail menajadi older detail. Saat data dirangkum, data diubah dari current detail menjadi lightly summarized data, lalu dari lightly summarized data menjadi highly summarized data. 22 Gambar 2. 10 Struktur Data Warehouse (Immon, 2005:34) 2.1.11.5. Pengertian Metadata Menurut Connoly dan Begg (2005:1165), metadata adalah penjelasan isi data dalam data warehouse, apa yang ada didalamnya, darimana asalnya, dan apa yang telah dilakukan dalam proses cleansing, intergrating, dan summarizing. 2.1.11.6. Pengertian Granularity Menurut Immon (2005:41), Granularity mengacu pada level dari rincian atau ringkasan dari satuan data dalam data warehouse. Semakin detil, semakin rendah level granularity. Semakin kurang detil, semakin tinggi level granularity. 2.1.11.7. Arsitektur Data Warehouse Menurut Connoly dan Begg (2010:1204), arsitektur data warehouse dapat dijelaskan pada gambar berikut ini 23 Gambar 2. 11 Arsitektur Data Warehouse (Connolly dan Begg, 2010:1203) Komponen-komponen yang terdapat di dalam arsitektur data warehouse yaitu : 1. Operational Data Menurut Connoly dan Begg (2010:1203), operasional data adalah sumber data untuk data warehouse didapat dari : a. Mainframe data opersional berada dalam hierarki dan jaringan database generasi pertama. Diperkirakan bahwa sebagian besar data operasional perusahaan disimpan dalam sistem ini. b. Data departemen disimpan dalam file sistem yang dimiliki seperti VSAM, RMS, dan DBMS relasional seperti Infomix dan Oracle. c. Private data disimpan dalam work station dan private server. d. Sistem eksternal seperti Internet, database komersial, atau database yang berhubungan dengan pemasok atau pelanggan organisasi. 24 2. Operational Data Store Sebuah Operational Data Store (ODS) adalah sebuah data warehouse dari data operasioal saat ini dan terintegrasi yang digunakan untuk menganalisis. ODS biasanya melakukan penstrukturan dan penyediaan data seperti halnya sebuah data warehouse, tetapi sebenarnya bertindak secara sederhana sebagai suatu tempat penampungan sementara sebelum data akan dipindahkan ke warehouse. Membangun sebuah operational data store dapat membantu dalam pembangunan sebuah data warehouse, karena ODS menyediakan data yang sudah diekstrak dari sumber dan sudah dibersihkan. Ini dapat diartikan bahwa pekerjaan yang tersisa untuk menintegrasikan dan merestrukturisasi data warehouse disederhanakan. 3. Load Manager Load manager atau biasa disebut komponen fronted, melakukan sebuah operasi terkait dengan ekstraksi dan permuatan data ke dalam warehouse. Data mungkin diekstrak secara lansung dari sumber data atau dari operational data store. Operasi dilakukan oleh manajer, dapat mencakup sebuah transformasi sederhana dari sebuah data, yang bertujuan untuk mempersiapkan data untuk masuk ke dalam warehouse. Ukuran dan kompleksitas komponen ini akan bervariasi antara data warehouse dan dapat dibangun dengan menggunakan kombinasi vendor data loading tools dan custom built program. 4. Warehouse Manager Warehouse manager menjalankan semua operasi yang berkaitan dengan pengelolaan data di dalam warehouse. Komponen ini dikonstruksikan dengan menggunakan vendor data management dan custom built program. Operasi yang dijalankan oleh warehouse manager meliputi: 25 Analisis data untuk memastikan konsistensi. Transformasi dan pengggabungan sumber data dari media penyimpanan sementara ke dalam tabel data warehouse. Membuat index dan view pada tabel. Melakukan denormalisasi (jika diperlukan). Melakukan aggregation (jika diperlukan). Backup dan archive data. 5. Query Manager Query Manager yang juga disebut komponen back end, melakukan semua operasi yang berhubungan dengan pengelolaan user queries. Komponen ini dibangun dengan menggunakan vendor user-end data access tools, data warehouse monitoring, fasilitas database, dan custom build program. Kompleksitas dari query manager ini ditentukan oleh fasilitas yang disediakan oleh end user access tools dan database. Operasi yang dilakukan oleh komponen ini termasuk mengarahkan query ke tabel yang tepat dan penjadwalan eksekusi query. Dalam beberapa kasus, manager query juga menghasilkan profil permintaan untuk memungkinkan manajer warehouse untuk menentukan indeks dan agregasi yang sesuai. 6. Detailed Data Area dari data warehouse yang menyimpan semua detailed data di dalam skema database. Dalam banyak kasus, detailed data tidak disimpan secara online tapi disediakan dengan meng-agregasi data ke tingkatan detail berikutnya. Secara rutin detailed data ditambahkan ke dalam data warehouse untuk melengkapi data agregat. 7. Lightly dan Hightly Summarized Data Area ini menyimpan semuah lightly dan highly summarized data yang dihasilkan oleh warehouse manager. Area dari data warehouse ini 26 adalah sebuah tempat untuk menampung sementara sebelum dilakukannya perubahan secara berkelanjutan untuk merespon perubahan profil query. Tujuannya adalah untuk mempercepat pencapaian query. Biaya operasi ini akan meningkat berhubungan dengan proses peringkasan data. Ini dapat diseimbangkan dengan menghapus keperluan secara terusmenerus untuk melakukan operasi ringkasan dalam menjawab query user. Ringkasan data akan terus di-update ketika terdapat data baru yang terisi ke dalam warehouse. 8. Archive dan Backup Data Area dalam data warehouse ini menyimpan data detail dan rangkuman dengan tujuan mengarsip dan mem-backup. Meskipun data rangkuman di gemerate dari data detail itu memungkinkan untuk membackup rangkuman data secara online, jika data tersebut disimpan melebihi waktu/periode penyimpanan untuk data detail. Data dikirim ke arsip penyimpanan seperti magnetic tape atau optical drive. 9. Meta-data Area dalam warehouse ini menyimpan semua penjelasan metadata (data tentang data) yang digunakan oleh semua proses dalam data warehouse. Metadata digunakan untuk berbagai tujuan sebagai berikut : Proses extraction dan loading-metadata digunakan untuk memetakan sumber data ke dalam bentuk view data secara umum dalam data warehouse. Proses manajemen warehouse-metadata digunakan untuk mengotomatisasi pembutan tabel rangkuman. Sebagai bagian dari proses manajemen-metadata digunakan untuk mengatur query pada sumber data yang paling tepat. 27 10. End-User Access Tools Tujuan utama dari data warehouse adalah menyediakan informasi pada pengguna bisnis untuk pengambilan keputusan strategis. Pengguna ini berinteraksi dengan data warehouse menggunakan end-user access tools. Data warehouse harus mendukung analisis ad-hoc dan rutin secara efisien. Secara umum end-user access tools dikelompokkan sebagai berikut : a. Reporting and query tools Reporting tools meliputi production reporting tools dan writers. Production reporting tools digunakan untuk menghasilkan laporan operasional regular atau mendukung highvolume batch job, seperti pesanan pelanggan/faktur dan pembayaran staff. Report writer adalah desktop tools yang dirancang untuk end-user. Query tools data warehouse dirancang untuk menerima SQL dalam proses query data yang tersimpan didalam data warehouse. b. Application development tools Aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user, yang dirancang secara ramah bagi client server. Beberapa aplikasi terintegrasi dengan OLAP tools dan dapat mengakses semua sistem basis data utama, seperti Oracle, Sybase, Infomix. c. Executive Information System (EIS) tools EIS, sebenarnya dibangun untuk mendukung high-level pembuatan keputusan yang strategis. Namun akhirnya meluas dan mendukung semua tingkat manajemen. EIS yang terisolasi dengan mainframe memungkinkan user untuk membuat aplikasi 28 pendukung pengambilan keputusan untuk menyediakan data organisasi dan mengakses ke sumber data eksternal. d. Online Analytical Processing (OLAP) tools OLAP berbasis pada konsep database multi dimensi dan memperbolehkan user untuk menganalisis data dengan menggunakan sebuah view yang kompleks dan multidimensional. Tools ini juga didukung oleh multidimensional database (MDDB), atau oleh database relasional yang dirancang untuk mendapatkan multidimensional queries. e. Data mining tools. Data mining adalah sebuah proses menemukan korelasi, pola dan arah baru yang mempunyai arti dengan mining sejumlah besar data dengan menggunakan teknik statistik, matematika, dan artificial intelligence. Data mining memiliki potensi untuk menggantikan kemampuan OLAP tools. 2.1.11.8 Data Flow dalam Data Warehouse Gambar 2. 12 Aliran Informasi Data Warehouse (Connolly dan Begg, 2005:1162) 29 1. Inflow Menurut Connolly dan Begg (2005:1162). inflow adalah proses yang berhubungan dengan extraction, cleansing, dan loading data dari sistem sumber ke dalam data warehouse. Pada saat data akan dimasukkan ke dalam data warehouse, data harus direkonstruksi. Rekonstruksi data melibatkan proses sebagai berikut : a. Membersihkan data yang kotor b. Menetapkan ualng struktur data agar sesuai dengan requirements baru dari data warehouse, sebagai contoh menambah atau menghapus field dan denormalisasi data. c. Memastikan bahwa sumber data konsisten dengan data yang telah ada di data warehouse. 2. Upflow Menurut Connolly dan Begg (2005:1163), upflow adalah proses yang berhubungan dengan menambahkan nilai ke dalam data warehouse melalui proses summarizing, packaging dan distribution data. Aktivitas yang berhubungan dengan upflow meliputi : a. Summarizing, yaitu meringkas data dengan memilih, memproyeksikan, menggabungkan, dan menghubungkan data relasional ke dalam view yang lebih sesuai dan berguna bagi pengguna akhir. b. Packaging, yaitu mengemas data dengan mengubah data detail atau summarized ke dalam format yang lebih berguna, seperti spreadsheet, text document, grafik, presentasi grafis lainnya, database pribadi, dan animasi. 30 c. Distributing, yaitu menyebarkan data ke dalam grup yang sesuai untuk meningkatkan ketersediaan dan akses. 3. Downflow Menurut Connolly dan Begg (2005:1164), downflow adalah proses yang berhubungan dengan mengarsip dan mem-backup data dalam data warehouse. Mengarsip data lama memainkan peranan yang penting dalam me-maintain efektivitas dan kinerja dari data warehouse dengan mengirim data yang lebih lama dari nilai terbatas ke dalam arsip media penyimpanan seperti magnetic tape atau optical disc. 4. Outflow Menurut Connolly dan Begg (2005:1164), outflow adalah proses yang berhubungan dengan membuat data tersedia bagi pengguna akhir. Dua aktivitas kunci yang terlibat dalam outflow, yaitu : a. Accessing, yang berfokus pada memenuhi permintaan pengguna akhir untuk data yang dibutuhkannya. b. Delivering, yang berfokus secara pro-aktif menyampaikan informasi pada work station pengguna akhir dan disebut juga sebagai jenis dari proses ‘publish and subscribe’. 5. Meta-flow Menurut Connolly dan Begg (2005:1165), metaflow adalah proses yang berhubungan dengan management metadata. 2.1.11.9.Tipe Data Warehouse 1. Data Warehouse Terpusat Menurut Immon (2005:193), sebagian besar organisasi membangun dan mengelola suatu data warehouse terpusat. Hal ini disebabkan karena : 31 a) Data dalam data warehouse terintegrasi dalam seluruh perusahaan dan tampilan terintegrasi hanya digunakan di kantor pusat. b) Perusahaan beroperasi dalam model bisnis terpusat. c) Volume data dalam data warehouse merupakan suatu media penyimpanan data terpusat yang masuk akal. d) Sekalipun data dapat terintegrasi, jika data ini disebar ke beberapa situs lokal, hal ini akan mempersulit pengaksesan. 2. Data Warehouse Terdistribusi Menurut Immon (2005:194), ada tiga tipe dari data warehouse terdistribusi, yaitu : Bisnis terdistribusi secara geografis atau terdiri atas banyak lini produk yang berbeda. Dalam kasus seperti ini, dapat disebut data warehouse lokal dan data warehouse global. Data warehouse lokal mewakili data dan proses pada situssitus kecil, dan data warehouse global mewakili bagian dari bisnis yang terintegrasi di seluruh bisnis. Lingkungan data warehouse akan menyimpan banyak data, dan volume data yang akan didistribusikan ke banyak prosesor. Secara logis ada data warehouse tunggal, tapi secara fisik ada banyak data warehouse yang berkaitan erat tapi berada pada banyak prosesor. Konfigurasi ini disebut technologically. Lingkungan data warehouse tumbuh dalam cara yang tidak teratur. Pertama-tama satu data warehouse muncul, lalu yang lainnya. Kurangnya koordinasi pertumbuhan dari data warehouse yang berbeda biasanya sebagai akibat dari perbedaan politis dan organisasi. Kasus ini dapat disebut 32 data warehouse terdistribusi yang berevolusi secara independen. 2.1.11.10. ETL (Etraction, Transforming, Loading) Menurut Miranda dalam jurnalnya yang berjudul ”Desain data warehouse pada sistem informasi sumber daya manusia subsistem rekrutment” (2012:309), membuat data warehouse tidak sekedar memindahkan data opersional ke dalam data warehouse. Memindahkan data dari beberapa sumber berpotensi menimbulkan masalah besar terutama terkait dengan isu tidak konsistennya data. Data warehouse tidak hanya digunakan dalam melakukan loading, integrasi, dan menyimpan data dalam jumlah besar, tapi juga berpotensi untuk mendapatkan sudut pandang baru dari sebaran data, dan memungkinkan untuk memberikan pelaporan dan jawaban dari pertanyaan pengguna yang bersifat ad hoc secara cepat dan lebih baik. Tahapan untuk membangun data warehouse terdiri atas: identifikasi sumber data, membangun ETL (extraction, transformation, loading) tool, ekstraksi, transformasi, dan loading. Menurut Turban (2011:67) ETL merupakan salah satu proses penting dalam data warehouse. Tujuan dari ETL adalah untuk melengkapi data warehouse dengan data yang telah disaring dan diolah. Data yang digunakan dalam proses ETL dapat berasal dari berbagai sumber, contohnya mainframe application, ERP application, CRM tool, data Excel, atau kumpulan pesan. Proses ETL terdiri 3 proses yaitu : o Extraction Langkah pertama pada proses ETL adalah mengekstrak data dari sumber-sumber data. Kebanyakan proyek data warehouse menggabungkan data dari sumber-sumber yang 33 berbeda. Sistem yang terpisah-pisah ini mungkin saja menggunakan format data yang berbeda sehingga perlu dilakukan ekstraksi. Ekstraksi adalah mengubah data dalam suatu format yang berguna untuk proses transformasi. o Transformation Mengubah data menggunakan serangkaian aturan atau fungsi untuk mengekstrak data menjadi bentuk yang diperlukan, sehingga data tersebut dapat diproses dalam data warehouse. o Load Fase load adalah fase dimana data dimasukkan ke dalam data warehouse. Jangka waktu proses ini tergantung pada kebutuhan perusahaan. Misalnya dalam suatu bagian, menentukan waktu setiap munggu untuk memindahkan data operasional ke dalam data warehouse, sedangkan bagian lain bisa saja menentukan waktu setiap jam untuk memasukkan data ke dalama data warehouse. Waktu dan jangkauan untuk mengganti atau menambah data tergantung dari perencanaan data warehouse pada waktu menganalisis kebutuhan informasi. 34 2.1.11.11. Business Dimensional Lifecycle Road Map Gambar 2. 13 The Kimball Lifecycle Diagram (Kimball & Ross, 2010:97) Kimball & Ross (2010:96) membagi tugas tersebut menjadi 6 langkah, yaitu : Program/Project Planning dan Management Menurut Kimball dan Ross (2010:98), kotak pertama pada roadmap berfokus pada memulai program/proyek yang dijalankan, termasuk assessing readiness, justification, scooping, dan staffing. Di seluruh daur hidup, program, dan manajemen proyek yang terus menerus membuat aktivitas tetap pada jalurnya Business Requirements Menurut Kimball & Ross (2010:98), memunculkan kebutuhan bisnis adalah kunci dalam lifecycle Kimball, karena temuan ini mendorong keputusan yang paling upstream dan downstream. Persyaratan dikumpulkan untuk menentukan faktorfaktor kunci yang berdampak bagi bisnis denga berfokus pada apa yang pengguna bisnis lakukan hari ini (atau ingin dilakukan di 35 masa depan), dari pada meminta “apa yang anda inginkan dalam data warehouse?”. Peluang utama di seluruh perusahaan diidentifikasi, diprioritaskan berdasarkan nilai bisnis dan kelayakan, dan kemudian persyaratan yang rinci berkumpul untuk iterasi pertama dari data warehouse dalam pengembangan sistem business intelligence. Technology Track Menurut Kimball & Ross (2010:98), lingkungan data warehouse atau business intelligence mewajibkan intergrasi dari berbagai teknologi, data stores, dan metadata yang terkait. Trek teknologi dimulai dengan desain sistem arsitektur untuk membuat shopping list dari kemampuan yang dibutuhkan, dilanjutkan dengan pemilihan dan pemasangan produk yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan aristektur. Data Track Menurut Kimball & Ross (2010:98), data track dimulai dengan desain model target dimensi untuk menangani kebutuhan bisnis, dengan tetap memperhatikan realitas data yang mendasarinya. Modem dimensi dikonversi menjadi desain fisik di mana kinerja strategi tuning dipertimbangkan, kemudian diextract, transform, dan load (ETL) sistem desain dan tantangan development yang ditangani Business Intelligence Track Menurut Kimball & Ross (2010:98), ketika beberapa anggota proyek tenggelam dalam teknologi dan data, yang lain focus pada mengidentifikasi dan membangun berbagai aplikasi BI, termasuk laporan standar, query parameter, dashboard, scorecard, model analitik, dan aplikasi data mining, bersama dengan interface navigasi yang terkait, 36 Deployemnt, Maintencance, and Growth Iterasi deployed memasuki fase maintenance, sementara pertumbuhan (growth) menunjukkan dengan arrow back ke perencanaan proyek untuk iterasi berikutnya dari data warehouse. Pada fase maintenance and growth tim proyek memfokuskan pada persyaratan yang akan dihadapi, penyampaian yang signifikan atau risiko dalam usaha penerapan. Oleh karena itu dilakukan support, education, technical support dan program support. 2.1.11.12 . Dimentionality Modeling dalam Data Warehouse Menurut Connolly & Begg (2010:1227), dimensionality modeling merupakan teknik logical design yang bertujuan untuk mempresentasikan data dalam standard tertentu yang memungkinkan pengaksesan dengan performa yang baik. Di dalam dimensionality modeling ini terdapat 3 konsep modeling, diantaranya star schema, snowflake schema, dan starflake schema Dimensionality modeling dalam data warehouse dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Star Schema Menurut Connolly dan Begg (2010:1227), star schema adalah struktur logis yang memiliki tabel fakta yang memuat data factual di pusat dan dikelilingi oleh tabel dimensi yang memuat data referensi (yang dapat didenormalisasi). Star Schema dapat digunakan untuk mempercepat performa query dengan melakukan denormalisasi informasi ke dalam tabael dimensi tunggal. Contoh yang diberikan oleh Connolly & Begg (2010:1228), terdapat berbagai macam tabel dimensi (seperti Property ForSale, Branch, ClientBuyer, Staff, dan Owner) berisi data lokasi seperti (city, region, dan country) dimana data tersebut diulang setiap tabel dimensi 37 Gambar 2. 14 Contoh Star Schema (Connolly & Begg, 2010:1228) b. Snowflake Schema Menurut Connoly dan Begg (2010:1229), snowflake schema adalah sebuah variasi dari star schema dimana tabel dimensi tidak memuat data yang didenormalisasi. Dalam snowflake schema, tabel dimensi diperbolehkan untuk mempunyai tabel dimensi. Contohnya “kita dapat menormalisasikan data lokasi seperti atribut city, region, dan country dalam tabel dimensi branch untuk menciptakan dua buah tabel dimensia baru yang dinamai city dan region. Oleh karena itu, data lokasi pada tabael dimensi seperti PropertyForSale, ClientBuyer, Staff, dan Owner akan dihapus, lalu tabel dimensia baru, city dan region akan digunakan bersama-sama oleh tabel tersebut. 38 Gambar 2. 15 Contoh Snowflake Schema (Connolly & Begg, 2010:1229) c. Starflake Schema Menurut Connoly dan Begg (2010:1227). Starflake schema adalah sebuah struktur hybrid yang memuat kombinasi dari star schema dan snowflake schema. Dan skema database yang paling sesuai adalah skema yang menggunakan campuran skema denormalisasi star dan normalisasi snowflake. Karena kombinasi ini terdapat beberapa dimensi dapat digunakan bersama-sama pada kebutuhan yang berbeda. 2.1.11.13. Keuntungan Model Dimensional dalam Data Warehouse Menurut Connolly dan Begg (2010:1230). Jika skema berbentuk star, snowflake, atau starflake, perkiraan dan bentuk standar dari model dimensional utama menawarkan keuntungan dalam lingkungan data warehouse yang meliputi: Efisiensi 39 Dasar strukutr database yakni menyediakan akses yang lebih efisien untuk data dengan berbagai tools seperti penulisan laporan dan tools query. Kemampuan untuk menangani perubahan kebutuhan Skema bintang dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pengguna, karena semua dimensi memiliki sifat ekuivalen dalam hal menyediakan akses ke tabel fakta. Sehingga desain multidimensional lebih mampu mendukung ad-hoc query pengguna. Ekstensibilitas Model dimensi dapat diperluas, misalnya perubahan khas yang harus didukung oleh model dimensional meliputi: o Penambahan tabel-tabel fakta baru, selama tabel tersebut konsisten dengan granularity tabel fakta yang ada. o Penambahan dimensi baru, selama ada atribut nilai tunggal dimensi yang ditetapkan untuk setiap record fakta yang ada. o Penambahan atribut dimensi baru. o Memecahakan records dimensi yang ada ke tingkat granularity yang lebih rendah dari titik tertentu. Kemampuan untuk membuat model situasi bisnis umum Semakin banyak pendekatan standar untuk menangani situasi pemodelan yang umum dalam dunia bisnis. Masingmasing situasi dipahami dengan baik dengan alternative yang secara khusus dapat terprogram dalam penulis laporan, alat query, dan user interface lainnya, misalnya : perlahan-lahan merubah dimensi dimana ‘konstanta’ dimensi seperti branch atau staff benar-benar berkembang secara perlahan dan ansynchronously. 40 Proses query yang dapat diprediksi Aplikasi data warehouse yang menggunakan metode drill down akan menambahkan atribut tambahan dimensi dari dalam skema bintang tunggal. Aplikasi ini akan menghubungkan tabel fakta yang terpisah bersama-sama melalui dimensi terkait. Meskipun secara keseluruhan skema bintang dalam model dimensi di perusahaan terlihat komplek, pemrosesan query sangat mudah diprediksi karena terletak pada tingkat terendah, setiap tabel fakta haruis di query secara independen. 2.1.11.14. Keuntungan Data Warehouse Menurut Connolly dan Begg (2010:1198), keuntungan dari implementasi data warehouse adalah sebagai berikut: Potential high return on investment (pengembalian yang besar dari investasi) Dalam pengimplementasian dibutuhkan biaya data warehouse yang besar, tetapi setelah data warehouse berhasil berjalan maka akan didapatkan keuntungan yang lebih berarti dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Competitive advantage (keuntungan kompetitif) Tingginya ROI (Return Of Investment) yang dicapai perusahaan kompetitif mengindikasikan yang besar dalam adanya keunggulan perusahaan tersebut. Keunggulan kompetitif didapatkan dengan memberikan informasi yang sebelumnya belum diketahui pada pengambilan keputusan. Increased productivity of corporate decision-makers (meningkatkan produktivitas dari para pengambilan keputusan) 41 Data warehouse meningkatkan produktivitas dari pengambil keputusan perusahaan dengan menciptakan database terintegrasi yang konsisten, subject oriented, dan historis. 2.2 Teori-teori Khusus 2.2.1. Pengertian Problem Solving Menurut McLeod & Schell (2008:112), problem solving merupakan salah satu cara yang terbaik ketika sistem bertemu dengan objek yang tercermin dari performa standar dari sistem tersebut. Standar yang dimaksud adalah desire state, di samping itu manajer harus memiliki informasi yang menggambarkan keadaan sisstem saat ini(current system). Keadaan saat ini (current system) yang diinginkan mewakili kriteria solusi, ini diperlukan untuk membawa kondisi saat ini (current system) ke keadaan yang diinginkan (requirement). Tentu saja jika kondisi saat ini terjadi untuk mewakili tingkat yang lebih tinggi dari kinerja daripada yang diinginkan. Ini merupakan pertanggungjawaban manager untuk mengidentifikasikan solusi alternif, manajer bisa mengandalkan pengalamannya sendiri atau memperoleh bantuan dari bagian non-komputer seperti masukan dari orang lain baik dari dalam maupun luar organisasi. 2.2.2. Pengertian Sumber Daya Hardware Menurut O’Brien & Marakas (2010:32), konsep sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi. 2.2.3. Pengertian Sumber Daya Software Menurut O’Brien & Marakas (2010:33), konsep sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum software ini meliputi tidak hanya rangkaian perintah operasi yang disebut program, dengan hardware komputer pengendalian 42 dan lansung, tetapi juga rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur. Berikut ini adalah contoh-contoh sumber daya software, yaitu: Software system, seperti program sistem operasi, yang mengendalikan serta mendukung operasi sistem komputer. Software applikasi, yang memprogram pemrosesan lansung bagi pengguna tertentu komputer oleh pemakai akhir. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang akan menggunakan sistem informasi. 2.2.4. Pengertian Sumber Daya Data Menurut O’Brien & Marakas (2010:33), data lebih daripada hanya bahan baku mentah sistem informasi. Data dapat berupa banyak bentuk, termasuk data alfa numeric tradisional, yang terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas lainnya. Data teks, terdiri dari kalimat dan paragram yang digunakan dalam menulis komunikasi, data gambar, seperti bentuk grafik dan angka, serta gambar video grafis dan video, serta data audio, suara manusia dan suara-suara lainnya, juga merupakan bentuk data yang penting. 2.2.5. Pengertian Pembelian Menurut Mulyadi (2008:316), pembelian adalah serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali. Menurut Warren, Reeve (2009:281) pembelian didefinisikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya dengan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan. Saat pemesanan Saat pemesanan sangatlah tergantung pada kualitas barang yang masih ada,rata rata tingkat pemakaiannya dan jangka waktu pemesanan. 43 Jumlah yang dipesan Jumlah yang dipesan ditetapkan secara matematis dan juga menurut kebijaksanaan untuk medapatkan kuantitas pesananpesanan ekonomis. Rekanan Dalam menetapkan pilihan rekanan mesti dikaitkan pada harga, syarat pembayaran, kualitas keandalan lokasi saat penyerahan yang dijanjikan. 2.2.6. Pengertian Penjualan Menurut Mulyadi (2008:160), Penjualan memiliki peranan penting dalam perusahaan karena penjualan merupakan sumber kelangsungan hidup suatu pembayaran. Semakin besar jumlah penjualan semakin besar pula laba yang diperoleh. Penjualan terjadi apabila pihak yang satu (penjual) menyerahkan hak milik suatu barang, sedangkan pihak lain (pembeli) membayar barang baik secara tunai maupun kredit sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan (Kotler & Keller, 2006). Penjualan dapat dibagi menjadi dua bagian, yang tediri dari: Penjualan Langsung : Penjualan langsung merupakan sebuah strategi untuk mempromosikan produk atau jasa yang ditujukan untuk memengaruhi tindakan konsumen. Penjualan langsung (hardsell) lebih menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan atas rasional atau karena adanya keuntungan tambahan yang diberikan suatu produk. Wujud dari penjualan langsung (hard sell) dapat ditemui dalam bentuk promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), penjualan langsung (direct response marketing), serta merchandising dan point of purchase). 44 Penjualan tidak langsung : merupakan strategi untuk mempromosikan suatu produk atau jasa yang ditujukan untuk menyentuh pikiran dan perasaan konsumen. Wujud penjualan tidak langsung (Soft-sell) dapat ditemui dalam bentuk iklan, humas, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), dan pemasaran interaktif via internet secara tidak lansung 2.2.7 Pengertian Pembayaran Menurut Zaharud (2006:6), Pembayaran sangat diperhatikan karena dapat mempengaruhi tingkat penjualan di perusahaan,yang khususnya pada barang kebutuhan industri, produk dengan harga jual cukup tinggi,produk yang harus dipesan,produk impor dan sebagainya.Dalam pembayaran dapat dilakukan dengan pembayaran tunai (bayar lunas) dan pembayaran kredit(pembayaran dengan menyicil sesuai dengan kesepakatan antar kedua pihak)