Daftar Isi Visi dan Misi 1 Ikhtisar Data Keuangan Penting 2 Laporan Dewan Komisaris 3 Laporan Dewan Direksi 4 Profil Perseroan 5 Informasi Perseroan 6 Dewan Komisaris dan Direksi 7 Sumber Daya Manusia 8 Struktur Organisasi 8 Analisis Dan Pembahasan Manajemen 9 Informasi Khusus 12 Tata Kelola Perusahaan 14 Laporan Komite Audit 19 Laporan Keuangan 21 Visi dan Misi Visi Menjadi Perusahaan Efek yang terpercaya dan terintegrasi penuh dalam Bidang “Brokerage, Underwriter & Financial Advisory Services” . Misi Meningkatkan kepercayaan nasabah dengan memberikan kualitas pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Meningkatkan eksistensi dan nilai Perseroan secara berkesinambungan agar dapat memberi nilai tambah kepada nasabah, karyawan, pemegang saham dan stakeholders (pemangku kepentingan). Membantu perusahaan menengah dan besar khususnya dalam lingkup restrukturisasi dan ekspansi bisnis agar dapat berkembang dan berkompetisi dalam dunia bisnis. PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 1 Ikhtisar Data Keuangan Penting A. Data Keuangan (dalam jutaan rupiah, kecuali laba bersih per saham) Uraian Pendapatan usaha 2010 2011 2012 2.307 2.328 1.854 (632) (431) (433) Laba (rugi) komprehensif (2.812) 915 2.592 Jumlah aset lancar 52.626 50.013 53.667 Jumlah aset 53.043 50.358 54.002 Jumlah liabilitas 6.065 2.466 3.517 Jumlah ekuitas 46.978 47.893 50.485 (11) 3 7 Laba (rugi) usaha Laba (rugi) per saham dasar B. Rasio-Rasio Penting (dalam persentase) Uraian 2010 2011 2012 * Pendapatan usaha (31,78) 0,91 (20,37) * Laba (rugi) usaha (64,45) (31,80) 0,37 (2,42) * 183,44 * Jumlah aset (10,85) (5,06) 7,24 * Jumlah liabilitas (37,54) (59,34) 42,64 * Jumlah ekuitas (5,65) 1,95 5,41 (27,40) (18,52) (23,34) (121,89) 39,28 139,82 * Laba (rugi) komprehensif terhadap aset (2,88) 1,82 4,80 * Laba (rugi) komprehensif terhadap ekuitas (3,25) 1,91 5,13 867,75 2.028,42 1.525,90 * Liabilitas terhadap ekuitas 12,91 5,15 6,97 * Liabilitas terhadap aset 11,43 4,90 6,51 Rasio Pertumbuhan * Laba (rugi) komprehensif Rasio Usaha * Laba (rugi) usaha terhadap pendapatan usaha * Laba (rugi) komprehensif terhadap pendapatan usaha Rasio Keuangan * Aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek Catatan * Rasio pertumbuhan laba (rugi) komprehensif tidak bisa dihitung karena pada tahun 2011 Perseroan memperoleh laba, sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan tahun 2010 yang mengalami rugi. 2 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 Laporan Dewan Komisaris Para Pemegang Saham yang terhormat, Kinerja perekonomian 2012 yang telah kita lalui tidak mengecewakan kendati banyak tantangan eksternal, diantaranya kondisi ekonomi global yang masih tidak pasti, maupun dinamika internal yang turut membayangi potensi pertumbuhan. Secara keseluruhan kinerja perekonomian masih mampu membukukan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,23 % sementara tingkat inflasi sebesar 4,30 % (menurut Badan Pusat Statistik), sedangkan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) mencapai 5,75 %, demikian pula dengan nilai tukar rupiah yang berada pada kisaran Rp 9.500,- per dollar Amerika Serikat. Kinerja positif bergerak dari pasar modal hingga sektor riil, di pasar modal Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di level 4.316, naik signifikan dan mencetak gain 12,94 % dibandingkan akhir 2011 pada level 3.821. Disektor financial, patut dicatat adanya kemajuan transisi pengawasan dari Bank Indonesia dan Bapepam & LK menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang diharapkan dapat meletakkan stabilitas sektor keuangan yang lebih baik. Lalu disektor riil, pertumbuhan kenaikan penjualan diberbagai sektor konsumsi yang terutama didorong oleh kenaikan daya beli masyarakat, menyusul pendapatan perkapita yang telah melampaui US$ 3.800 pertahun. Sementara itu tahun 2012 menjadi tahun suram bagi perdagangan komoditas, perlambatan ekonomi dunia membuat permintaan komoditas ikut melambat, dampaknya adalah merosotnya harga komoditi bahkan mencapai titik terendah. Penurunan harga paling drastis terjadi pada batubara, setidaknya harga batubara telah turun sekitar 65 % sepanjang tahun ini. Tak hanya pada komoditas tambang, penurunan harga juga terjadi pada komoditas perkebunan, minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) menjadi komoditas strategis Indonesia yang paling merasakan dampaknya, penurunannya mencapai 25 %. Penurunan harga tersebut telah menyeret kinerja ekspor nasional, tidak hanya itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ikut terpuruk karena saham-saham perusahaan berbasis komoditas ikut turun. Dewan Komisaris selama tahun 2012 ini telah meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas kinerja Direksi dalam mengelola Perseroan. Pengawasan Dewan Komisaris dilakukan dengan memberikan kajian dan rekomendasi untuk kemajuan Perseroan, dan dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris telah dibantu dan bekerja sama secara aktif dengan Komite Audit, yang terdiri dari Komisaris Independen yang bertindak sebagai Ketua dan 2 orang anggota guna membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan. Oleh karena Komisaris Utama Perseroan yaitu ibu Chu Jang Lie telah meninggal dunia pada tanggal 14 November 2012, maka berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 10 Januari 2013, Perseroan telah memberhentikan dengan hormat Johnlin Yuwono dari jabatannya selaku Komisaris, dan selanjutnya mengangkat kembali Johnlin Yuwono sebagai Komisaris Utama Perseroan, sehingga susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan menjadi sebagai berikut : Komisaris Utama Komisaris Independen : Johnlin Yuwono : Oey Rivera Wijaya Terakhir Dewan Komisaris menyampaikan selamat dan penghargaan kepada Direksi beserta seluruh jajaran manajemen atas prestasi yang berhasil diraih selama tahun 2012 dalam meningkatkan pengelolaan dan peningkatan nilai Perseroan, serta ucapan terima kasih kepada seluruh pemegang saham, para nasabah serta seluruh mitra kerja atas dukungan, saran dan masukan serta kerjasamanya, sehingga bisnis Perseroan memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya dalam mendukung program Pemerintah mempercepat pembangunan pasar modal untuk mendorong memacu pertumbuhan perekonomian nasional. Johnlin Yuwono Komisaris Utama PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 3 Laporan Dewan Direksi Para Pemegang Saham yang terhormat, Krisis utang Eropa dan tingginya defisit fiskal di Amerika Serikat membayangi bergulirnya roda ekonomi Indonesia dalam memasuki tahun 2012, dan pada pertengahan tahun 2012, ekonomi nasional mulai merasakan dampak dari krisis tersebut. Dinamika ekonomi global yang memasuki tren negatif, mulai menimbulkan dampak terhadap perekonomian Asia termasuk Indonesia. Harga komoditas di pasar internasional terkoreksi, permintaan ekspor mengalami kontraksi dan harga minyak dunia melonjak tinggi. Kendati demikian di tengah ketidakpastian global, kondisi ekonomi Indonesia tetap tumbuh 6,23 % dengan tingkat inflasi 4,30 % telah menuai apresiasi, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif dan termasuk dalam negara yang sukses, karena tidak ada perekonomian yang kebal terhadap apa yang terjadi di tataran global. Bukan hanya itu lembaga riset McKinsey bahkan memproyeksikan Indonesia mampu menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2030. OECD (Organization for Economics Cooperation and Development) yaitu Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga mengungkapkan bahwa tingkat pertumbuhan yang kuat dan stabil merupakan modal bagi Indonesia untuk menyamakan skala ekonomi dengan negara- negara lain di Asia Pasifik. Bahkan dinilai berpeluang untuk menjadi satu dari 10 perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2025. Tahun 2012 adalah tahun penuh ketidakpastian, subsidi bahan bakar minyak melambung tinggi dan ekonomi global yang mengalami kontraksi, tetapi realisasi investasi di dalam negeri justru tumbuh tinggi. Ini yang membuat optimis terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia di tahun mendatang. Sehingga tahun 2012 ini ditutup dengan evaluasi dan introspeksi, semoga tahun depan bisa mencatat prestasi yang lebih baik. Direksi menyadari sepenuhnya mengenai pentingnya Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG), Direksi percaya bahwa dengan semakin baiknya penerapan tata kelola perusahaan maka akan memberikan hasil yang lebih baik pula kepada kinerja Perseroan, Tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan ditutup pada level 4.316 atau menguat 12,9 % dibandingkan akhir 2011 pada level 3.821, dan menempati peringkat kedelapan diantara pencapaian sejumlah bursa di Asia Pasifik. Pertumbuhan ini menjadi salah satu pemicu kenaikan nilai kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia sebesar 16,7 % dari Rp 3.537 triliun menjadi Rp 4.127 triliun. Pada tahun ini laba komprehensif Perseroan mencapai Rp 2.592 juta, mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar Rp 1.678 juta atau 183,59 % dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 914 juta. Perseroan memperoleh laba bersih sebesar Rp 1.875 juta, juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar Rp 1.120 juta atau 148,34 % dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 755 juta. Sedangkan penghasilan lain-lain menjadi Rp 2.264 juta ditahun 2012 yang merupakan kenaikan yang juga cukup signifikan sebesar Rp 1.102 juta atau 94,83 %, dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 1.162 juta. Disamping itu beban usaha dapat ditekan menjadi Rp 2.287 juta ditahun 2012 yang merupakan penurunan sebesar Rp 472 juta atau 17,10 %, dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 2.759 juta. Manajemen beranggapan kinerja Perseroan di tahun ini cukup membanggakan. Tahun ini Perseroan sebagai peserta sindikasi penjamin emisi efek telah memperoleh 18 emiten yang mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, PT Supra Boga Lestari Tbk, PT Kobexindo Tractors Tbk, PT Trisula International Tbk, PT Toba Bara Sejahtra Tbk, PT Global Teleshop Tbk, PT Tri Banyan Tirta Tbk, PT Gading Development Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk, PT Express Transindo Utama Tbk, PT Baramulti Suksessarana Tbk, PT Wismilak Inti Makmur Tbk, PT Waskita Karya Tbk, PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk, PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk dan PT Saraswati Griya Lestari Tbk. Akhirnya atas nama Direksi kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi- tingginya kepada semua staf dan karyawan, para pemegang saham, seluruh nasabah serta para mitra kerja dan stakeholder lainnya atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik untuk mencapai semua target dan rencana kerja Perseroan selama tahun 2012. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karuniaNya kepada kita semua. Luciana Direktur Utama 4 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 Profil Perseroan Perseroan didirikan dengan nama PT Ravindo Securitama di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1989 berdasarkan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 49. Pada tahun 1996 nama Perseroan diubah menjadi PT Yulie Sekurindo. Saat ini Perseroan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia. Kegiatan usaha yang Perseroan jalankan adalah dalam bidang perantara pedagang efek, penjamin emisi efek dan kegiatan lain dengan memperhatikan ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal. Perseroan memperoleh ijin usaha di bidang Penjamin Emisi Efek dan bidang Perantara Pedagang Efek berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-64/PM/1992 dan No. KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992. Tanggal 10 Desember 2004 Perseroan mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta setelah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam untuk melakukan penawaran umum atas 120.000.000 saham Perseroan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200,- per saham, dengan harga penawaran Rp 215,- per saham pada tanggal 26 November 2004. Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja yang terbaik, antara lain melalui peningkatan kegiatan usaha dan pelayanan yang terfokus pada nasabah, serta senantiasa melakukan peningkatan efisiensi dan produktivitas di seluruh kegiatan utama Perseroan. a. Perantara Pedagang Efek Pemasaran sepanjang tahun ini dilakukan dengan fokus pada peningkatan jumlah nasabah, disamping meningkatkan nilai investasi tiap nasabah. Aktivitas pemasaran juga dikembangkan dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah yang sudah ada, khususnya dalam menghadapi gejolak yang terjadi di pasar modal. Tenaga pemasaran, tim riset dan manajemen Perseroan secara intensif melakukan komunikasi dengan nasabah guna memberikan gambaran dan analisa terbaru mengenai perkembangan yang terjadi di pasar, sehingga nasabah memperoleh gambaran lebih luas mengenai kondisi pasar modal sebelum mereka mengambil keputusan berinvestasi dalam pasar saham. Perseroan senantiasa mengoptimalkan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah dalam melakukan transaksi perdagangan efeknya, seperti dalam bidang teknologi informasi berupa fasilitas Remote Trading yang memberikan ketepatan dan kecepatan dalam melakukan transaksi pesanan nasabah. Dan di masa mendatang perluasan jaringan pemasaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan meluncurkan fasilitas transaksi saham melalui internet, handphone maupun alat komunikasi lain yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan dan transaksi saham. Sesuai dengan kebijaksanaan Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Perseroan telah melaksanakan program fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) untuk rekening efek nasabah dan penerapan identitas tunggal bagi setiap investor (Single Investor ID), penerapan Fund Separation untuk rekening dana nasabah, penerapan Straight Throught Processing (STP) yaitu otomatisasi perdagangan efek. Semua upaya perbaikan peraturan dan perangkat pasar modal ini diharapkan dapat meningkatkan perlindungan terhadap investor, peningkatan kredibilitas sistem perdagangan, serta penegakan hukum terhadap pelanggaran di pasar modal. Jika terwujud kondisi seperti ini, tentu akan meningkatkan minat investasi di pasar modal Indonesia. Saat ini persaingan industri sekuritas semakin ketat dengan total sekitar 120 perusahaan efek terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana sebanyak setengahnya diantaranya telah menawarkan layanan jasa perdagangan saham secara langsung (online trading). Dan saat ini juga telah berkembang transaksi dengan mobile trading. Perseroan merespon kondisi tersebut dengan memperbaharui sistem informasi dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian sehingga dapat memberikan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dan berkesinambungan. Tujuan utama Perseroan adalah untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi para nasabah dan pemilik kepentingan (stakeholder), dengan penekanan pada sektor usaha keuangan yang produktif dan tata kelola manajemen yang kuat dan sehat, sehingga dapat berkontribusi dalam memajukan perekonomian Indonesia melalui jalur pasar modal. PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 5 Dalam tahun ini, Perseroan berperan dalam kegiatan Penjamin Emisi Efek sebagai peserta penjamin emisi (underwriter) dari beberapa penawaran umum saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perusahaan itu antara lain adalah sebagai berikut : No Nama Perusahaan 1 PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 2 PT Supra Boga Lestari Tbk 3 PT Kobexindo Tractors Tbk 4 PT Trisula International Tbk 5 PT Toba Bara Sejahtra Tbk 6 PT Global Teleshop Tbk 7 PT Tri Banyan Tirta Tbk 8 PT Gading Development Tbk 9 PT BPD. Jawa Timur Tbk 10 PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk 11 PT Express Transindo Utama Tbk 12 PT Baramulti Suksessarana Tbk 13 PT Wismilak Inti Makmur Tbk 14 PT Waskita Karya Tbk 15 PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk c. Penjamin Emisi Efek dan Penasehat Keuangan (Investment Banking & Corporate Finance) 16 PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk 17 PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk 18 PT Saraswati Griya Lestari Tbk b. Pendapatan Tetap Kegiatan utama di segmen ini sebagai perantara dan pedagang efek bersifat utang, dengan instrumen yang diperdagangkan antara lain adalah efek Reverse Repo yaitu Perseroan membeli dengan harga tertentu dan berjanji untuk menjual kembali dengan harga yang sama ditambah tingkat bunga tertentu atau dengan harga tertentu yang lebih tinggi, selisih antara harga beli dan harga jual kembali merupakan penghasilan bunga. Aktivitas ini bertujuan untuk menempatkan sebagian dana Perseroan ke dalam aset produktif yang dapat meningkatkan pendapatan usaha, jumlah reverse repo pertanggal 28 Desember 2012 adalah sebesar Rp 7.372 juta. Perseroan berupaya untuk meningkatkan aktivitas divisi corporate finance baik sebagai penjamin pelaksana emisi efek, penjamin emisi efek maupun sebagai agen penjual untuk saham. Dalam bidang investment banking, Perseroan mempunyai target untuk menangani perusahaan - perusahaan yang bergerak dalam industri yang memiliki prospek usaha dan kinerja yang baik, disamping upaya untuk meningkatkan aktivitas di bidang penasehat keuangan (financial advisory) bagi institusi yang akan melakukan emisi saham. Di tahun mendatang walaupun beberapa tantangan mungkin akan muncul sehubungan dengan krisis perekonomian global, divisi investment banking & corporate finance tetap yakin bahwa kondisi pasar modal akan tetap kondusif dan peluang pertumbuhan tetap terbuka. Divisi ini akan terus memperkuat tim dan semakin fokus dalam jasa penasehat keuangan, dan penjaminan emisi saham dan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan sekuritas lain dalam menangani proyek sindikasi penjaminan emisi saham. Informasi Perseroan Nama Perusahaan PT Yulie Sekurindo Tbk Alamat Plaza Asia (d/h Plaza ABDA) Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190, Indonesia Tel. : 021 - 51402181 Fax. : 021 - 51402182 Emai : [email protected] [email protected] [email protected] Website : www.yuliesekurindo.com Bidang Usaha Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek Kode Saham YULE Sekretaris Perusahaan Rohati 6 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan Konica Building, Lantai 5 Jl. Gunung Sahari Raya No. 78 Jakarta 10610 Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo Plaza Property Lantai 2 Jl. Perintis Kemerdekaan Komplek Pertokoan Pulo Mas Blok VIII No. 1 Jakarta Timur 13210 Kustodian PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Gedung Bursa Efek Jakarta Tower I, Lantai 5 Jl Jend. Sudirman Kav. 52 – 53 Jakarta 12910 Dewan Komisaris dan Direksi CHU JANG LIE, Komisaris Utama JOHNLIN YUWONO, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia dilahirkan di Jakarta tahun 1951. Pada tahun 1970 menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Budi Mulia. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (2001). Memulai karirnya di PT ABC Intercallin sebagai Manager Pemasaran (1975 – 1980), PT Petindo Jaya Sakti bekerja sebagai Manager Pemasaran (1980 – 1990). Menjabat sebagai Komisaris Utama PT Aneka Kemasindo Utama Tbk (2004 – 2010). Menjabat sebagai Komisaris PT Jeje Yutrindo Utama (2004 – sekarang), dan bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Utama sejak tahun 1998, kemudian diangkat kembali sebagai Komisaris Utama berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 30 Juni 2010 dengan masa jabatan sampai dengan 30 Juni 2013. Chu Jang Lie telah meninggal dunia pada tanggal 14 November 2012. Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Surabaya tahun 1947. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Jurusan Aerospace di California State University, Amerika Serikat pada tahun 1973. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek (1995) dan Wakil Manajer Investasi (2004). Memulai karirnya di PT. Malak International Textile sebagai Direktur Operasional (1977 – 1983). Menjabat sebagai Komisaris PT Bank Alfa (1993 - 1997), sebagai Direktur Utama PT Siwani Makmur Tbk (1995 - 1997), sebagai Direktur Keuangan PT JAIC Indonesia (1998 – 2005). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris sejak tahun 2009, dan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 10 Januari 2013 diangkat sebagai Komisaris Utama dengan masa jabatan sampai dengan 30 Juni 2013, menggantikan ibu Chu Jang Lie. OEY RIVERA WIJAYA, Komisaris Independen LUCIANA, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta tahun 1958. Menyelesaikan pendidikan Diploma Akademi Akuntansi pada tahun 1981 dan Sarjana Ekonomi di Universitas Terbuka (UT) pada tahun 1997. Memulai karirnya di PT Multi Pastika Abadi dengan jabatan Staff Accounting (1978 – 1980). Menjabat sebagai Konsultan Jasa Akuntansi Dan Pajak di Jakarta (1980 - 1985). Bekerja di PT Kawan Niaga Sahabat Textile Industri sebagai Accounting & Finance Manager (1988 - 1994). Menjabat sebagai Member of Ex Co di PT Petindo Jaya Sakti (1995 – 2006). Sebagai Finance Manager di PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1996 – 1998). Bekerja sebagai Direktur di PT Bumi Mas Kencana (2006 – sekarang). Menjabat sebagai Member of Ex Co di PT Asia Prima Packaging (2007 – sekarang). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Independen berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Agustus 2010 dengan masa jabatan sampai dengan 30 Juni 2013. Warga Negara Indonesia dilahirkan di Jakarta tahun 1966. Pada tahun 1989, menyelesaikan pendidikannya di Universitas Atmajaya, Fakultas Ilmu Administrasi. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (1994). Memulai karirnya di PT Ramayana Artha Perkasa , perusahaan efek sebagai Finance (1990 - 1991), sebagai Firm Manager (1991 - 1996), menjabat sebagai Head of Sales Equity (1996 - 2000) dan terakhir sebagai Compliance (2002 – 2009). PT. Harita Kencana, sebagai Sales Equity ( 2000-2002 ). Bergabung dengan Perseroan sebagai Direktur Utama sejak tahun 2009, kemudian diangkat kembali sebagai Direktur Utama berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 30 Juni 2010 dengan masa jabatan sampai dengan 30 Juni 2013. RUSMADY HANSA, Direktur Warga Negara Indonesia dilahirkan di Jakarta tahun 1960. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Buddhi, pada tahun 2006 dan pernah duduk di tingkat II Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Tarumanagara, tahun 1984. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (2000), Wakil Penjamin Emisi Efek (2002) dan Wakil Manajer Investasi (2006). Memulai karirnya di PT Makmur Swasembada bekerja sebagai Staff Accounting (1981 – 1983), PT Haniwell Murni Co. sebagai Senior Accounting (1985 – 1999). Menjabat sebagai Kepala Akuntansi PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1999 – 2000), Direktur Keuangan PT Kestrel Sekuritas Surabaya (2000 – 2002). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2003, dan diangkat kembali sebagai Direktur berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 30 Juni 2010 dengan masa jabatan sampai dengan 30 Juni 2013. PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 7 Sumber Daya Manusia Pengembangan kompetensi karyawan dilakukan melalui program pelatihan yang dilaksanakan baik di luar maupun di dalam perusahaan. Pelatihan yang telah diberikan bagi karyawan front office antara lain mengenai pemahaman produk - produk pasar modal, teknik presentasi dan strategi pemasaran, serta upaya mempertahankan loyalitas nasabah. Pelatihan dan pemahaman tentang Prinsip Pengenalan Nasabah ( Know Your Client ), workshop dan seminar tentang peraturan perdagangan dan transaksi saham, seminar peraturan mengenai transaksi terlarang dan pencucian uang ( money laundry ). Bagi karyawan back office, pelatihan yang telah dilakukan antara lain mengenai perpajakan, Standar akuntansi pasar modal, seminar peraturan mengenai transaksi terlarang dan pencucian uang ( money laundry), standar akuntansi dan pasar modal Syariah. Selanjutnya Perseroan bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengadakan pelatihan bagi karyawan mengenai pelaksanaan Fund Separation yaitu pemisahan rekening dana nasabah, serta penerapan Straight Through Processing (STP) yaitu otomatisasi pelaksanaan perdagangan efek dan penerapan pembentukan Dana Perlindungan Pemodal (Investor Protection Fund/IPF), juga penerapan pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) baru yang sesuai dengan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE). Dalam hal peningkatan produktivitas kerja serta mengikuti perkembangan pasar modal, Perseroan secara berkesinambungan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan, baik sebagai sarana penyegaran maupun tambahan ketrampilan. Dalam pelaksanaannya, Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam seminar, lokakarya atau kursus - kursus tertentu sesuai dengan bidang tugasnya masing - masing. Untuk meningkatkan kesejahteraan, Perseroan memberikan berbagai fasilitas - fasilitas seperti pemberian gaji yang telah sesuai dengan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) tingkat propinsi, Tunjangan Hari Raya (THR), Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), asuransi kesehatan, memfasilitasi acara rekreasi karyawan bersama, santunan bagi keluarga yang meninggal, pemberian cuti tahunan dan cuti melahirkan. Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-547/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 Tentang Perizinan Wakil Perusahaan Efek, antara lain diatur keharusan adanya izin perorangan bagi para pelaku perorangan yang menjalankan profesi di bidang pasar modal. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 Perseroan memiliki karyawan sebanyak 19 orang yang keseluruhannya merupakan karyawan tetap, adapun jumlah karyawan Perseroan yang memiliki izin perorangan di pasar modal adalah sebagai berikut : Wakil Perantara Pedagang Efek Wakil Penjamin Emisi Efek Wakil Manajer Investasi Total 11 3 2 16 Struktur Organisasi Berikut ini adalah struktur organisasi Perseroan pertanggal 31 Desember 2012. DEWANKOMISARIS Johnlin Yuwono, Oey Rivera Wijaya KOMITE AUDIT Oey Rivera Wijaya, Victor Sianipar, Deddy. G DIREKSI Luciana, Rusmady Hansa Internal Audit Sutan Wijono Umum & Personalia Anis Ilwani Teknologi Informasi Zaenal Arifin (Head of It ) Marketing Supyan Apandi (Head of Marketing) 8 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 Sekretaris Perusahaan & Kepatuhan Rohati Cor Fin & Invest. Bank Sugeng TH Akuntansi & Keuangan Hendra (Head of Akuntansi & Finance ) Kustodian & Settlement Marsudi Widodo (Head of Custodian & Settlement) Analisis dan Pembahasan Manajemen A. PENDAPATAN USAHA Pendapatan usaha pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.854 juta, yang berasal dari komisi perantara perdagangan efek, pendapatan bunga serta jasa penjaminan emisi dan penjualan efek. Pendapatan usaha pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp 474 juta atau 20,36 % dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 2.328 juta. Penurunan pendapatan usaha ini terutama disebabkan karena adanya penurunan dari komisi perantara perdagangan efek dan jasa penjaminan emisi dan penjualan efek, walaupun diikuti dengan peningkatan dari keuntungan atas perdagangan efek – bersih. KOMISI PERANTARA PERDAGANGAN EFEK Pendapatan komisi dari transaksi perantara perdagangan efek Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 849 juta mengalami penurunan sebesar Rp 585 juta atau 40,79 % dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 1.434 juta. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya penurunan atas aktivitas perdagangan saham sebagai akibat dari kondisi market local dan regional yang tidak kondusif, penerapan peraturan perdagangan dan transaksi yang baru dan persaingan diantara perusahaan sekuritas yang ada, terutama dengan adanya perusahaan sekuritas yang telah menerapkan sistem online trading. BUNGA Pendapatan bunga yang diperoleh Perseroan merupakan pendapatan bunga atas transaksi pembelian efek saham dengan janji dijual kembali (reverse repo). Pendapatan bunga Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 610 juta mengalami penurunan sebesar Rp 100 juta atau 14,08 %, dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 710 juta, hal ini disebabkan penurunan jumlah reverse repo yang diberikan kepada pihak ketiga, akibat adanya reverse repo yang telah jatuh tempo dan tidak diperpanjang kembali. JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek merupakan hasil dari keikutsertaan Perseroan sebagai peserta penjamin emisi efek untuk penawaran umum saham. Pendapatan jasa penjaminan emisi Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 22 juta mengalami penurunan sebesar Rp 161 juta atau 87,98 %, dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 183 juta, hal ini disebabkan semakin berkurangnya porsi penjaminan yang ditanggung Perseroan dalam rangka keikutsertaan dalam sindikasi penjaminan emisi efek. KEUNTUNGAN ATAS PERDAGANGAN EFEK – BERSIH Keuntungan perdagangan efek – bersih Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 373 juta dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar dibawah Rp 1 juta, disebabkan oleh kenaikan nilai portofolio saham yang dimiliki Perseroan. B. BEBAN USAHA Beban usaha Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 2.287 juta dimana terjadi penurunan sebesar Rp 472 juta atau 17,10 % dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 2.759 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan antara lain oleh adanya penurunan atas beban perjalanan dinas dan transportasi, beban kantor serta beban lain-lain sebagai akibat efisiensi yang dijalankan Perseroan. C. LABA (RUGI) KOMPREHENSIF LABA (RUGI) USAHA Pada tahun 2012 Perseroan mengalami rugi usaha sebesar Rp 433 juta, kenaikan sebesar Rp 2 juta atau 0,46 % dibandingkan tahun 2011 yang mengalami rugi usaha sebesar Rp 431 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan antara lain oleh adanya penurunan pendapatan usaha, walaupun juga diikuti dengan penurunan beban usaha. PENGHASILAN LAIN – LAIN Penghasilan lain – lain Perseroan antara lain berupa selisih kurs, pendapatan bunga dari deposito berjangka dan laba penjualan aset tetap. Pada tahun 2012 penghasilan lain – lain Perseroan adalah sebesar Rp 2.264 juta dimana terjadi peningkatan yang cukup signifikan sebesar Rp 1.102 juta atau 94,83 % dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 1.162 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan atas selisih kurs – bersih sebagai akibat kenaikan kurs Dollar di pasar dan adanya laba penjualan aset tetap, walaupun diikuti dengan penurunan atas pendapatan bunga yang disebabkan pencairan sebagian deposito berjangka yang telah jatuh tempo. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Pendapatan komprehensif lain yang diperoleh Perseroan merupakan kenaikan atau penurunan bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual. Pada tahun 2012 Perseroan memperoleh surplus sebesar Rp 717 juta, memperoleh peningkatan yang cukup signifikan sebesar Rp 557 juta atau 348,13 % dibandingkan tahun 2011 yang hanya mengalami surplus sebesar Rp 160 juta. Surplus ini terutama disebabkan oleh adanya kenaikan harga saham-saham di pasar, yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan. LABA (RUGI) KOMPREHENSIF Perseroan pada tahun 2012 memperoleh laba komprehensif sebesar Rp 2.592 juta, meningkat cukup PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 9 signifikan sebesar Rp 1.678 atau 183,59% dibanding tahun 2011 yang memperoleh laba komprehensif sebesar Rp 914 juta. Laba komprehensif ini terutama disumbangkan oleh penghasilan lain-lain berupa selisih kurs, ditambah kenaikan bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual. PROFITABILITAS Profitabilitas antara lain diukur dengan rasio-rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin), Imbal Hasil Investasi (Return On Assets) dan Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity). Rasio ini menggambarkan kemampuan Perseroan untuk mendapatkan laba pada suatu masa tertentu. - Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) adalah rasio dari laba komprehensif terhadap pendapatan Perseroan. - Imbal Hasil Investasi (Return On Assets) adalah rasio dari perputaran aset dalam menghasilkan laba komprehensif. - Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity) adalah rasio dari laba komprehensif terhadap ekuitas. URAIAN Rasio Keuangan Net Profit Margin 31 Desember 2010 2011 2012 (121,89) % 39,28 % 139,82 % Return On Assets (5,30) % 1,82 % 4,80 % Return On Equity (5,99) % 1,91 % 5,13 % D. ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS ASET Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 54.002 juta dimana terjadi peningkatan sebesar Rp 3.644 juta atau 7,24 % dibanding aset Perseroan pada tahun 2011 yang berjumlah Rp 50.358 juta. Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh adanya piutang kepada pihak berelasi, diikuti dengan penurunan deposito berjangka akibat dicairkannya deposito yang telah jatuh tempo. Yang termasuk aset tidak lancar adalah penyertaan pada bursa efek, aset pajak tangguhan, aset tetap dan aset lain-lain, sisanya merupakan aset lancar. LIABILITAS Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 3.517 juta dimana terjadi peningkatan sebesar Rp 1.051 juta atau 42,62 % dibanding liabilitas Perseroan pada tahun 2011 yang berjumlah Rp 2.466 juta. Kenaikan jumlah liabilitas tersebut disebabkan terutama oleh adanya peningkatan utang lembaga kliring dan penjaminan sebagai akibat peningkatan aktifitas transaksi saham. Semua liabilitas Perseroan dikategorikan sebagai liabilitas jangka pendek. EKUITAS Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 50.485 juta dimana terjadi peningkatan sebesar Rp 2.592 juta atau 5,41 % dibandingkan ekuitas Perseroan pada tahun 2011 yang berjumlah Rp 47.893 juta. Kenaikan jumlah ekuitas tersebut disebabkan oleh adanya penurunan defisit saldo laba belum 10 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 ditentukan penggunaannya sebagai akibat Perseroan memperoleh laba bersih usaha, dan kenaikan bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual akibat peningkatan harga saham di pasar. Total Aset, Liabilitas Dan Ekuitas yang berupa piutang kepada nasabah untuk transaksi efek nasabah. Jangka waktu kredit yang diberikan Perseroan adalah 3 hari, sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan sampai saat ini tidak ada nasabah yang melebihi jangka waktu kredit tersebut. Disamping itu Perseroan tidak memberikan fasilitas marjin kepada nasabah berupa dana talangan untuk transaksi efek Nasabah dan perusahaan juga mengikuti peraturan forcesell (jual paksa) untuk pelunasan piutang transaksi. G. KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG LIKUIDITAS Likuiditas diukur dengan menggunakan perbandingan jumlah aset lancar (diluar penyertaan pada bursa efek, aset pajak tangguhan, aset tetap dan aset lain-lain) terhadap liabilitas jangka pendek dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi E. ARUS KAS semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. AKTIVITAS OPERASI Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 1.395 juta terutama terdiri dari penerimaan komisi perantara perdagangan efek sebesar Rp 849 juta, penerimaan bunga sebesar Rp 1.787 juta dan penerimaan lainnya sebesar Rp 726 juta, yang diimbangi dengan berbagai pembayaran seperti pembayaran kepada nasabah sebesar Rp 509 juta dan pembayaran beban usaha sebesar Rp 2.154 juta. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 71 juta terutama terdiri dari penerimaan komisi perantara perdagangan efek sebesar Rp 1.434 juta, penerimaan efek dibeli dengan janji dijual kembali sebesar Rp 3.872 juta dan penerimaan bunga sebesar Rp 1.601 juta, yang diimbangi dengan berbagai pembayaran seperti pembelian portofolio efek sebesar Rp 4.559 juta dan pembayaran beban usaha sebesar Rp 2.687 juta. AKTIVITAS INVESTASI Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 8.845 juta, terdiri dari pencairan deposito berjangka sebesar Rp 8.688 juta dan penerimaan penjualan aset tetap sebesar Rp 170 juta, yang diimbangi dengan pembayaran perolehan aset tetap sebesar Rp 13 juta. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 27 juta, terdiri dari pembayaran perolehan aset tetap. AKTIVITAS PENDANAAN Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 12.933 juta, terdiri dari pemberian pinjaman kepada pihak berelasi. F. TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG Tingkat kolektibilitas piutang merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk mendapatkan penghasilan dari penagihan piutang, dan diukur dengan menggunakan perbandingan jumlah pendapatan usaha terhadap piutang jangka pendek Perseroan, Rasio likuiditas Perseroan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar 1.525,90 % dan 2.028,42 %. Penurunan rasio aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek tersebut disebabkan karena kenaikan liabilitas jangka pendek pada tahun 2012 sebesar Rp 1.051 juta atau 42,62 % jika dibandingkan dengan tahun 2011, yang disebabkan antara lain oleh adanya peningkatan atas utang lembaga kliring dan penjaminan serta liabilitas imbalan kerja karyawan. SOLVABILITAS Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Solvabilitas diukur dengan membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) atau membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah aset (Solvabilitas Aset). Perseroan memiliki Solvabilitas Ekuitas pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 6,97 % dan 5,15 %. Peningkatan rasio liabilitas terhadap ekuitas tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan total liabilitas yang didapat karena peningkatan utang lembaga kliring dan penjaminan serta liabilitas imbalan kerja karyawan. Sedangkan untuk Solvabilitas Aset pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar 6,51 % dan 4,90 %. Kenaikan rasio liabilitas terhadap aset disebabkan adanya peningkatan jumlah liabilitas, yang diakibatkan oleh kenaikan utang lembaga kliring dan penjaminan sebesar Rp 947 juta serta liabilitas imbalan kerja karyawan sebesar Rp 126 juta. H. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN Perseroan berkewajiban untuk memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan peraturan Bapepam & LK No. V.D.5 yang terlampir dalam Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-566/ BL/2011 tertanggal 31 Oktober 2011. Berdasarkan peraturan tersebut perusahaan efek wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 25.000 juta atau 6,25 % dari jumlah liabilitas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi. Pada tanggal 28 Desember 2012, Perseroan memiliki saldo MKBD di atas ketentuan yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 30.965 juta. PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 11 I. PROSPEK USAHA DAN ASPEK PEMASARAN Dalam bidang Perantara Pedagang Efek, Perseroan akan menambah jumlah nasabah perorangan maupun nasabah institusi seperti Dana Pensiun, Asuransi, Fund Manager dan lainnya. Pelayanan yang optimal akan terus ditingkatkan, dengan adanya fasilitas Remote Trading, kecepatan dan ketetapan dalam melakukan transaksi pesanan nasabah dapat terjamin. Perseroan juga akan meningkatkan dalam memberikan informasi investasi yang dapat dipercaya. Perseroan akan meningkatkan aktivitas dalam bidang Penjamin Emisi Efek, baik dalam penawaran umum saham maupun dalam bidang Investment Banking. Perseroan menargetkan perusahaan menengah yang bergerak dalam industri yang memiliki prospek usaha yang baik. Perseroan akan memberikan nilai tambah sebagai Penasehat Keuangan (Financial Advisory) bagi perusahaan menengah agar dapat terus berkembang. Selain itu divisi ini akan meningkatkan jalinan komunikasi dan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan sekuritas lain dalam menangani berbagai proyek sindikasi penjaminan emisi saham. Dimasa mendatang dalam usaha Perseroan memperluas jaringan pemasaran, dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan meluncurkan fasilitas transaksi saham melalui internet (Online Trading ) Keunggulan online trading antara lain kemampuannya menjangkau kota – kota besar di Indonesia, fasilitas ini sangat memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi di berbagai lokasi, sepanjang nasabah tersebut memiliki koneksi dengan jaringan internet. Fasilitas online trading memungkinkan nasabah memasukkan sendiri order beli atau order jual melalui computer, ponsel, IPad dan lain lain tanpa melalui perantara (dealer), yang secara otomatis dan real time akan diteruskan ke sistem remote trading yang terkoneksi langsung ke bursa. J. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Sampai dengan dibuatnya Laporan Keuangan Tahunan 2012, Perseroan tidak mempunyai informasi dan fakta material setelah tanggal laporan akuntan. Informasi Khusus A. Pencatatan dan Harga Saham Tahun Kwartal Harga Saham Jumlah Saham (Lembar) Terendah Tertinggi 2004 215 315 349,558,000 2005 50 275 376.319,500 2006 35 60 937.000 2007 30 200 11.193.000 2008 66 120 6.692.500 2009 50 92 1.765.000 2010 50 77 3.886.000 I 50 76 112.000 II 58 78 5.362.500 III 50 78 189.000 IV 50 85 336.500 I 75 154 6.228.500 II 90 200 1.040.500 III 140 140 2.000 IV 140 150 5.500 2011 2012 12 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 B. Dividen Tahun Dividen per Saham (Rp) Jumlah Saham (Lembar) Jumlah Dividen (Rp) Tanggal Pembayaran 2004 6 255.000.000 1.530.000.000 15 Desember 2005 2005 8 255.000.000 2.040.000.000 15 Agustus 2006 2006 6,50 255.000.000 1.657.500.000 21 Agustus 2007 2007 9,50 255.000.000 2.422.500.000 24 Desember 2008 C. Pemegang Saham Yang Memiliki 5 % Atau Lebih Saham Perseroan No 1 Nama Pemegang Saham Alamat Pemegang Saham PT Jeje Yutrindo Utama Status A/I Jumlah Saham Pemilikan % I 133.725.000 52,44 133.725.000 52,44 Plaza Asia (ABDA) Lt. 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta Selatan Jumlah D. Kepemilikan Saham Perseroan Oleh Direksi Dan Dewan Komisaris No Nama Jabatan Jumlah Saham (Lembar) Pemilikan % 1 Chu Jang Lie Komisaris Utama 1.275.000 0,50 2 Johnlin Yuwono Komisaris 0 0 3 Oey Rivera Wijaya Komisaris Independen 0 0 4 Luciana Direktur Utama 0 0 5 Rusmady Hansa Direktur 0 0 E. Kelompok Pemegang Saham Masyarakat No Keterangan 1 Pemodal Nasional 2 Pemodal Asing Jumlah Saham 119.195.500 804.500 Total 120.000.000 F. Jumlah Saham Yang Beredar Di Masyarakat No Keterangan Modal Dasar Jumlah Saham (Lembar) Jumlah Nominal (Rp) 540.000.000 108.000.000.000 133.725.000 26.745.000.000 % Modal Disetor Penuh : 1 PT Jeje Yutrindo Utama 52,44 2 Chu Jang Lie 1.275.000 255.000.000 0,50 3 Masyarakat 120.000.000 24.000.000.000 47,06 Jumlah Modal Disetor Penuh 255.000.000 51.000.000.000 100,00 Saham Dalam Portepel 285.000.000 57.000.000.000 G. Keterangan Tentang Pemegang Saham Utama dan Pengendali PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 13 Tata Kelola Perusahaan Perseroan menyadari sepenuhnya mengenai pentingnya Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/GCG), Perseroan percaya bahwa dengan semakin baiknya penerapan tata kelola perusahaan maka akan memberikan hasil yang lebih baik pula kepada kinerja Perseroan. Dalam rangka menjaga dan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan antara lain dengan pemegang saham, manajemen, pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan seluruh stakeholder lainnya, diperlukan penerapan prinsip-prinsip dari GCG. Adapun prinsip-prinsip GCG yang senantiasa dan akan diterapkan oleh Perseroan adalah : a. Prinsip Fairness • Perlindungan terhadap seluruh kepentingan pemegang saham, yaitu dengan dibentuknya Komisaris Independen yang dimaksudkan untuk melindungi pemegang saham minoritas. • Pengelolaan Perseroan selalu memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder berdasarkan prinsip keadilan dan kesetaraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Prinsip Transparency • Laporan keuangan Perseroan diaudit oleh kantor akuntan public yang terdaftar di Bapepam & LK dan dilaporkan ke Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia serta diumumkan dalam surat kabar yang mempunyai peredaran nasional secara berkala. • Setiap akan melakukan corporate action yang material, Perseroan selalu menyampaikan kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia dan Bapepam & LK. • Pengelolaan aset atau investasi dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab. c. Prinsip Accountability • Mengatur kejelasan fungsi, hak dan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab masing-masing antara pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi • Membentuk Komite Audit independent yang diketuai oleh Komisaris Independen. d. Prinsip Responsibility • Perseroan telah mengikutsertakan karyawan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). • Perseroan secara konsisten melakukan pembayaran dan pelaporan pajak tepat pada waktunya. • Menyampaikan laporan keuangan tahunan, triwulan, tengah tahunan tepat pada waktunya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, agar pemegang saham dapat mengetahui kinerja perseroan. Perseroan telah melakukan langkah - langkah dalam mencapai tata kelola perusahaan yang baik, sesuai dengan ketentuan dari Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia. Perseroan telah memiliki Komisaris Independen yang bekerja sama dengan Komisaris Utama dalam melaksanakan pengawasan. Perseroan telah memiliki Direktur Tidak Terafiliasi, guna menjamin adanya proses pengambilan keputusan pelaksanaan kegiatan operasional yang lebih obyektif. Perseroan telah membentuk Komite Audit yang terdiri dari Komisaris Independen yang bertindak sebagai Ketua dan 2 orang anggota guna membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan. Dan Perseroan juga telah memiliki Sekretaris Perusahaan sebagai media komunikasi antara Perseroan dengan para stakeholders dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. A. Rapat Umum Pemegang Saham Pada tanggal 28 Juni 2012 di Hotel Mega Anggrek - Jakarta Barat, Perseroan telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam RUPST telah diputuskan untuk tidak membagikan dividen tunai kepada pemegang saham, karena walaupun Perseroan memperoleh laba komprehensif tahun buku 2011, namun bila dikompensasi dengan defisit saldo laba tahun sebelumnya, sebenarnya Perseroan masih mengalami kerugian komprehensif dalam tahun buku 2011. Kemudian oleh karena Komisaris Utama Perseroan yaitu Chu Jang Lie telah meninggal dunia pada tanggal 14 November 2012, maka berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 10 Januari 2013 yang dibuat dihadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, Notaris di Jakarta, Perseroan telah memberhentikan dengan hormat Johnlin Yuwono dari jabatannya selaku Komisaris, dan selanjutnya mengangkat kembali Johnlin Yuwono sebagai Komisaris Utama Perseroan, sehingga susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan menjadi sebagai berikut : Komisaris Utama Komisaris Independen : Johnlin Yuwono : Oey Rivera Wijaya B. Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan perwakilan dari seluruh pemegang saham Perseroan. Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi. Saat ini Perseroan memiliki 2 orang anggota Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris Independen. Dengan adanya Komisaris Independen tersebut, maka pengawasan dan nasihat dapat lebih obyektif dan tetap memperhatikan kepentingan dari pemegang saham independen. 14 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 Calon anggota Komisaris dapat diajukan oleh seluruh pemegang saham, sementara calon anggota Komisaris Independen hanya dapat diajukan oleh pemegang saham independen. Selanjutnya para anggota Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Dewan Komisaris melakukan hal-hal berikut : • Mewakili seluruh kepentingan para pemegang saham Perseroan. • Mempraktekkan keadilan dan memiliki integritas baik secara individu maupun secara kolektif dalam Dewan Komisaris. • Mempromosikan visi dan misi Perseroan serta mempromosikan peraturan-peraturan Perseroan mengenai kepatuhan dank ode etik. • Mempelajari dan mendalami bisnis yang dilakukan oleh Perseroan, dan mengerti mengenai risiko bisnis perusahaan efek. • Melakukan penelaahan dan ikut mengawasi strategi, rencana, sasaran bisnis yang telah dipaparkan oleh Direksi. • Melakukan evaluasi rutin terhadap kinerja keuangan Perseroan. • Menjamin proses, control dan prosedur operasi standar telah dibuat dan dilaksanakan, sehingga integritas dari laporan keuangan Perseroan dapat dipertanggung-jawabkan sepenuhnya. • Melakukan review menyeluruh dan obyektif atas kinerja Direktur Utama, dan dengan bantuan Direktur Utama mereview kinerja Direktur. • Menyempatkan waktu yang cukup untuk kepentingan Dewan Komisaris, dan masalah-masalah yang timbul dalam Komite Audit. • Melakukan perencanaan dan review terhadap proses suksesi, promosi/nominasi dan remunerasi Direksi. • Mengevaluasi kinerja dan efektifitas Dewan Komisaris. C. Dewan Direksi Direksi saat ini memiliki 2 orang anggota, yang terdiri dari Direktur Utama dan Direktur, dimana kedua Direktur Perseroan tersebut merupakan Direktur Yang Tidak Terafiliasi dengan pemegang saham pengendali Perseroan. Adanya komposisi Direktur Tidak Terafiliasi tersebut telah memberikan hasil berupa keputusan yang dilandasi atas sikap profesional dan tidak adanya pengaruh atau kepentingan tertentu yang dominan dari pemegang saham. Direksi Perseroan dibentuk dari individu yang memiliki berbagai keahlian, khususnya di bidang pasar modal dan keuangan. Pengetahuan dan pengalaman dari anggota Direksi telah memberikan kepastian akan kemampuan Direksi dalam memimpin aktivitas operasional Perseroan. Selanjutnya para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Direksi telah melakukan hal berikut : • Memperlihatkan obyektivitas dan integritas tinggi, baik secara individu maupun secara kolektif. • Memperlihatkan kemampuan kepemimpinan dan tanggung-jawab, untuk membawa Perseroan lebih maju dan berkembang. • Mempromosikan visi dan misi serta mempromosikan peraturan Perseroan mengenai kepatuhan dan kode etik. • Melakukan review terperinci mengenai kinerja operasional Perseroan • Melakukan perencanaan dan review terhadap suksesi, promosi/nominasi dan remunerasi manajemen. • Melakukan evaluasi terhadap kinerja dan efektivitas manajemen. D. Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Direksi Direksi berperan signifikan dalam menjalankan dan mengatur tata kelola Perseroan, untuk meningkatkan pengetahuan maka Direksi telah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan dalam bidang pasar modal, seperti penerapan Straight Through Processing yaitu otomatisasi perdagangan efek, penerapan Fund Separation yang merupakan pemisahan rekening dana nasabah, seminar peraturan-peraturan pasar modal, seminar peraturanperaturan emiten dan badan usaha, penerapan bergabungnya Bapepam & LK kedalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seminar dan penerapan pembentukan Dana Perlindungan Pemodal (Investor Protection Fund/IPF). E. Rapat Dewan Komisaris Dan Direksi Rapat Dewan Komisaris dan Direksi selalu dilaksanakan baik secara rutin maupun temporer, guna mengantisipasi secara cepat dan akurat atas setiap perkembangan yang terjadi berkaitan dengan Perseroan. Rapat dilaksanakan baik untuk seluruh Komisaris dan Direksi, maupun secara khusus antar anggota Komisaris dan atau Direksi. Dalam Rapat tersebut dibahas mengenai kebijakan dan strategi yang telah dan akan dijalankan Perseroan, juga memastikan bahwa kinerja Perseroan telah sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun pada awal tahun. Serta mengevaluasi apakah kegiatan operasional Perseroan telah sesuai dengan aktivitas usaha secara umum dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan secara rutin setiap 6 bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris, dan dilaksanakan secara temporer bila Dewan Komisaris merasa ada yang perlu dibahas terhadap kebijakan dan strategi yang akan dijalankan Perseroan. Sedangkan rapat Dewan Komisaris dengan anggota Direksi dilaksanakan secara rutin setiap sebulan sekali, dan dilaksanakan secara temporer bila dirasa ada yang perlu dibahas mengenai kebijakan yang akan dijalankan Perseroan. Rapat anggota Direksi dilaksanakan secara rutin setiap sebulan sekali, dan dilaksanakan secara temporer bila anggota Direksi merasa ada yang perlu dibahas terhadap kebijakan yang akan dijalankan Perseroan. F. Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi Penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris ditentukan oleh Komisaris Utama, dan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk tahun 2012, anggota Dewan Komisaris memperoleh remunerasi sebesar Rp 92 juta. Penetapan dan besarnya remunerasi anggota Direksi ditentukan oleh Komisaris Utama, untuk tahun 2012 remunerasi anggota Direksi adalah sebesar Rp 216 juta. PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 15 G. Komite Audit Saat ini Komite Audit memiliki 3 orang anggota, dimana 1 orang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit. Komite Audit telah bertanggung-jawab untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan yang dibuat oleh Direksi, khususnya terhadap hal-hal yang dipandang memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris. Serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan tanggung-jawab Dewan Komisaris, seperti pemeriksaan laporan keuangan yang akan dipublikasi, juga pemenuhan semua ketentuan yang terkait terhadap Perseroan dan memeriksa laporan dari internal audit. Komite Audit juga berkewajiban untuk memperhatikan risiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan Manajemen Risiko oleh Direksi, kemudian melakukan investigasi dan melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai keluhan yang muncul terhadap Perseroan dan menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi. Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit bekerja sama dengan Divisi Pengawasan Internal. Selanjutnya setiap hasil Rapat Komite Audit segera disampaikan kepada Dewan Komisaris agar dapat dibahas dalam Rapat Dewan Komisaris dan Direksi. Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Komite Audit melakukan hal berikut : • Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan Perseroan kepada publik dan pihak otoritas, seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya. • Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundangan di bidang pasar modal, dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan. • Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen Perseroan dan akuntan atas jasa yang diberikannya. • Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan dan fee. • Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal. • Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi. • Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan. • Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan. • Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan. Susunan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : Oey Rivera Wijaya : Victor Sianipar : Deddy Gunawan VICTOR SIANIPAR, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan tahun 1952. Menyelesaikan pendidikan terakhir di bidang Bisnis Manajemen di Sekolah Tinggi Prasetya Mulya, Jakarta pada tahun 1997. Memulai karirnya di PT Upjohn Indonesia, Jakarta sebagai Manager Divisi Pemasaran (1976 – 1996). Menjabat sebagai General Manager PT Haniwell Murni Co, Tangerang (1996 - 2004). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2004 sampai 2006. Menjabat sebagai Direktur di PT Sumber Cakrawala Intinusa sejak tahun 2007 sampai sekarang. DEDDY GUNAWAN, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Tangerang tahun 1963. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBEK, Jakarta pada tahun 1994. Memulai karirnya di PT Petindo Jaya Sakti dengan jabatan terakhir sebagai Manager Keuangan (1987 – 2007). Menjabat sebagai Manager Accounting di PT Asia Prima Packaging (2007 - sekarang). H. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan tugasnya antara lain mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan yang berlaku di bidang pasar modal, memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang berkaitan dengan kondisi Perseroan, memberi masukan kepada Direksi dalam mematuhi ketentuan pasar modal, serta sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI dan masyarakat. Perseroan menyadari sepenuhnya akan pentingnya membuka semua jalur komunikasi dengan para stakeholder, yaitu pemegang saham, nasabah, Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI, analis maupun pihak lainnya yang terkait dengan Perseroan. Komunikasi yang baik akan memberikan kepastian bagi para stakeholder mengenai perkembangan terbaru Perseroan, sementara Perseroan juga mengharapkan adanya umpan balik (feedback) dari para stakeholders untuk peningkatan kinerja Perseroan. Distribusi informasi tersebut telah dilakukan melalui berbagai cara. Sesuai dengan ketentuan di pasar modal mengenai kewajiban penyampaian informasi, Perseroan melalui Sekretaris Perusahaan telah menyampaikan Laporan Keuangan Triwulanan, Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan Tahunan kepada Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI secara tepat waktu serta dikomunikasikan kepada publik melalui surat kabar. Perseroan juga selalu menyampaikan informasi penting yang bersifat temporer untuk menghindari adanya ketidak jelasan informasi, baik melalui Bursa Efek Indonesia, Bapepam & LK maupun media masa. 16 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 Pada tanggal 28 Juni 2012 bertempat di Hotel Mega Anggrek – Jakarta Barat, Perseroan telah melaksanakan Paparan Publik (Public Expose) yang menjelaskan perkembangan kinerja Perseroan, kebijakan yang telah dan akan diambil serta prospek usaha. Acara ini dihadiri oleh para pemegang saham dan investor, sejumlah investor juga telah menanyakan langsung mengenai perkembangan dan rencana usaha Perseroan. ROHATI, Sekretaris Perusahaan Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Cirebon tahun 1972. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Persada, pada tahun 2008. Memulai karirnya di PT Adhi Sentosa Abadi dengan jabatan sebagai Staff Administrasi (1993 – 1995). Menjabat sebagai Staff Finance di PT Bamaputra Sarana Plastindo (1996 - 1999), Staff Finance, Accounting & Tax PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1999 - 2004). Bergabung dengan Perseroan sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 2004 sampai sekarang. I. Internal Audit Divisi Internal Audit melakukan kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola perusahaan. Divisi Internal Audit berwenang untuk mengakses seluruh informasi yang relevan tentang Perseroan terkait dengan tugas dan fungsinya, juga melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit, selain itu mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit, selanjutnya melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal. Dalam memenuhi tanggung-jawabnya divisi Internal Audit melakukan hal berikut : • Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan. • Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan. • Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi. • Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. • Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. • Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. • Bekerja sama dengan Komite Audit. • Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan. • Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan. J. Kepatuhan (Compliance) Divisi kepatuhan wajib bersifat independen dari divisi lainnya, namun memiliki akses yang tidak terbatas kepada divisi lainnya terkait dengan tugasnya untuk memastikan kepatuhan Perseroan. Divisi ini ditetapkan sebagai wakil yang ditugaskan oleh Perseroan untuk menangani proses pemeriksaan dari Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia. Dalam memenuhi tanggung-jawabnya divisi kepatuhan melakukan hal berikut : • Mengidentifikasi kebijakan, prosedur operasi standar dan peraturan perundang-undangan yang terkait. • Menyusun kebijakan dan posedur tugas pokok dan fungsi divisi kepatuhan. • Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap kebijakan dan prosedur operasi standar. • Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai perizinan. • Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai pelaksanaan pengawasan pegawai. • Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai pengendalian internal. • Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang serta pendanaan kegiatan terorisme. • Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai perdagangan efek. • Melakukan penanganan dan pengadministrasian pengaduan nasabah dengan wajib memiliki mekanisme khusus untuk menangani dan menindaklanjuti pengaduan tertulis dari nasabah. • Melakukan pengawasan rencana kelangsungan usaha (business continuity plan). • Menyampaikan laporan secara berkala minimal 1 kali dalam setahun, dan laporan secara insidental kepada Dewan Komisaris dan atau Direksi. • Menyediakan bantuan dan melakukan pelatihan kepada pegawai pada divisi lain dalam rangka memenuhi kepatuhan divisi dimaksud terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal dan peraturan lain yang terkait. Divisi kepatuhan wajib melaporkan secara rahasia kepada Dewan Komisaris dan Bapepam & LK jika menemukan adanya indikasi pelanggaran atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh Perseroan atau nasabah. K. Manajemen Risiko Divisi manajemen risiko bertanggung jawab untuk mengelola sistem pengendalian risiko, menyusun parameter dan melakukan verifikasi dalam memproses pesanan dan atau instruksi, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan Perseroan, dan melaksanakan transaksi efek dengan ketentuan: • Menyusun dan memastikan pelaksanaan parameter batasan transaksi (trading limit), baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan Perseroan, yang formulasinya tertuang dalam Prosedur Operasi Standar (SOP). PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 17 • Melakukan verifikasi bahwa rekening efek nasabah telah dibuka dan disetujui oleh divisi pemasaran. • Melakukan verifikasi sebelum melaksanakan pesanan dan atau instruksi nasabah untuk memastikan ketersediaan dana dan atau efek dalam rekening efek nasabah, dalam rangka penyelesaian transaksi efek. • Bagi nasabah yang tidak mempunyai rekening efek di Perseroan, verifikasi ketersediaan dana dan atau efek dilakukan dengan memastikan bahwa nasabah dimaksud telah membuat pernyataan tertulis mengenai penempatan dana dan saham tersebut. • Pelaksanaan verifikasi terhadap rekening efek dan ketersediaan dana dan atau efek, dapat dilakukan baik secara manual maupun elektronik melalui sistem manajemen risiko Perseroan yang terintegrasi. Divisi manajemen risiko wajib menyusun Prosedur Operasi Standar, terkait dengan transaksi efek yang dilakukan untuk kepentingan Perseroan atau pihak terafiliasi, seperti pemegang saham, anggota Direksi, Dewan Komisaris maupun pegawai Perseroan, dan melaporkan transaksi efek dimaksud kepada divisi kepatuhan. L. Risiko Usaha Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan lain, Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja Perseroan : 1. Risiko Pencabutan Izin Usaha Sebagai perusahaan efek, Perseroan memiliki beberapa izin usaha yang dikeluarkan oleh Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia. Apabila Perseroan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku, maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh izinnya dibekukan sementara ataupun dicabut, sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan usaha Perseroan. Untuk mencegah hal ini, Perseroan berusaha sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usaha, agar tidak mengalami kegagalan atau kelalaian dalam memenuhi ketentuan-ketentuan pasar modal. 2. Risiko Perdagangan Efek Aktivitas perdagangan efek erat hubungannya dengan kondisi bursa efek secara keseluruhan. Kapitalisasi pasar, jumlah saham, pertumbuhan keuangan Perseroan, sistem perdagangan dan sarana merupakan faktor utama bagi pemodal dalam melaksanakan investasi. Dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan indeks (Indeks Harga Saham Gabungan) yang dinamis, indeks yang melemah membuat pemodal menunggu untuk melakukan transaksi, sebaliknya kenaikan indeks mendorong pemodal untuk melakukan transaksi. Faktor suku bunga pasar dan kestabilan nilai tukar mata uang valuta asing, merupakan acuan yang dapat menentukan harga efek, akibatnya komisi yang diperoleh Perseroan dapat berubah-ubah dengan fluktuasi yang signifikan. Dalam mengatasi fenomena tersebut, Perseroan menganjurkan kepada nasabah untuk menerapkan strategi yang tepat, agar baik pada saat indeks menurun maupun indeks menguat nasabah tetap memperoleh return. 3. Risiko Penyelesaian Transaksi Efek Bursa Efek Indonesia dapat melakukan ketentuan denda dan penghentian sementara (suspense) perdagangan atas keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek. Keterlambatan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan sistem teknologi informasi, keterlambatan dalam kliring bank, cidera janji dari pembeli atau penjual efek, hal ini mengakibatkan kerugian pada Perseroan. Untuk mencegah hal tersebut, Perseroan dituntut lebih waspada dalam melakukan transaksi efek agar tidak terjadi kegagalan. 4. Risiko Tidak Terpenuhinya Modal Kerja Bersih Disesuaikan Permodalan perusahaan efek diatur secara ketat oleh Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, dalam bentuk ketentuan jumlah minimal Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Apabila MKBD Perseroan jumlahnya dibawah ketentuan minimal, maka Perseroan tidak diperbolehkan untuk bertransaksi di bursa, sehingga berisiko menurunnya tingkat penghasilan usaha Perseroan. Dalam mengatasi hal tersebut, Perseroan selalu menjaga jarak yang cukup besar antara MKBD dengan modal kerja bersih Perseroan, yang terdiri dari asetaset lancar, sehingga bila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek, disebabkan cidera janji dari pembeli efek dan keterlambatan dalam kliring bank, tidak menyebabkan jumlah MKBD dibawah ketentuan minimal. M. Perkara Yang Sedang Dihadapi Perseroan, Direksi Dan Dewan Komisaris Hingga laporan ini dibuat, Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris tidak pernah terlibat suatu sengketa atau perselisihan pada instansi peradilan di tempat kedudukan Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris, serta di tempat mana Perseroan melakukan kegiatan usahanya, baik dalam perkara pidana, perdata maupun perburuhan, di hadapan badan peradilan umum dan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) dan Panitia Penyelesaian Perburuhan Daerah (P4D). Disamping itu Perseroan juga tidak terlibat dalam suatu pendaftaran atau perkara yang menyangkut kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran hutang, atau pembubaran atau pemeriksaan oleh pengadilan atau instansi lainnya yang berwenang, termasuk yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. N. Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) Sebagai bagian dari komunitas masyarakat pada umumnya, Perseroan juga memiliki tanggung jawab kepada masyarakat yang juga telah berperan bagi pertumbuhan Perseroan. Tanggung jawab sosial Perseroan diwujudkan dalam berbagai kegiatan sosial, khususnya dalam rangka peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai berbagai aktivitas dan peluang investasi di pasar modal. Perseroan telah menyumbangkan puluhan buku mengenai pasar modal kepada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Buddhi, serta puluhan majalah mengenai komputer kepada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Dharma Putra keduanya di Tangerang, sebagai tanggung jawab sosial Perseroan di bidang pendidikan khususnya di bidang pasar modal dan teknologi informasi. 18 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 Laporan Komite Audit Komite Audit adalah sebuah komite yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris, beranggotakan pihakpihak yang independent terhadap Perseroan dan dipimpin oleh seorang Komisaris Independen. Tugas-tugas Komite Audit diatur dalam Piagam Komite Audit, yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris. Komite Audit berfungsi membantu Dewan Komisaris melaksanakan tanggung jawab pengawasan dalam hal-hal yang terkait dengan laporan keuangan dan efektifitas proses audit internal dan eksternal, dengan tujuan untuk memastikan kelayakan pengendalian internal serta kualitas dan integritas laporan keuangan Perseroan. A. Kegiatan Komite Audit Tujuan utama yang hendak dicapai dari kegiatan Komite Audit adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris adalah layak dan dapat dipercaya, juga kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh Direksi adalah tepat dan dilaksanakan oleh para karyawan dengan tepat pula, serta Perseroan dalam kegiatan usahanya telah mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik di bidang pasar modal maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Komite Audit telah melakukan evaluasi kegiatan Perseroan yang meliputi menelaah laporan kegiatan internal Perseroan baik bulanan maupun triwulanan dan laporan keuangan Perseroan akhir tahun. Kemudian mengevaluasi sistem akuntansi Perseroan dan struktur pengendalian internal, juga menilai efektivitas kerja satuan internal audit, serta menelaah risalah Rapat Direksi Perseroan. Terakhir menelaah kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan. Disamping itu melakukan evaluasi kegiatan auditor eksternal yang meliputi menelaah independensi auditor eksternal dalam kaitannya dengan penugasan audit oleh Perseroan, juga berdiskusi dengan auditor eksternal yang akan melakukan audit atas laporan keuangan tahun 2012 untuk membahas ruang lingkup, rencana audit dan pelaksanaannya guna memastikan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Kemudian membahas koreksi dan perbaikan serta saran-saran dari auditor eksternal sebagai hasil audit atas laporan keuangan tahun 2012. Rapat Komite Audit dilaksanakan secara rutin setiap 6 bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Komite Audit, dan dilaksanakan secara temporer bila Komite Audit merasa perlu untuk membahas sesuatu masalah. Sedangkan rapat Komite Audit dengan Dewan Komisioner dilaksanakan secara rutin setiap 6 bulan sekali, dan dapat dilangsungkan secara temporer bila Dewan Komisaris merasa memang ada yang perlu dibahas mengenai pengawasan Perseroan. B. Pendapat Komite Audit Berdasarkan hasil penelaahan seperti tersebut diatas, Komite Audit berpendapat sebagai berikut : 1. Tidak terdapat temuan ataupun hal-hal yang menyebabkan Komite Audit berkesimpulan bahwa laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2012 disajikan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Tidak terdapat temuan ataupun hal-hal yang menyebabkan Komite Audit berkesimpulan bahwa Perseroan telah melakukan kegiatan yang dapat dipandang sebagai unsur tindakan pelanggaran hukum ataupun penyimpangan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan lainnya sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan. 3. Auditor Eksternal cukup independen, telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat diusulkan untuk melaksanakan tugas audit untuk tahun berikutnya. Jakarta, 31 Maret 2013 Oey Rivera Wijaya Ketua PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 19 SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 PT YULIE SEKURINDO TBK Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan PT Yulie Sekurindo, Tbk tahun 2012 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 18 April 2013 Direksi Luciana Direktur Utama Rusmady Hansa Direktur Dewan Komisaris Johnlin Yuwono Komisaris Utama 20 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 Oey Rivera Wijaya Komisaris Independen Laporan Keuangan PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 / 21 PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan .................................................................................................................... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif ....................................................................................................... 3 Laporan Perubahan Ekuitas ................................................................................................................ 4 Laporan Arus Kas ................................................................................................................................ 5 Catatan atas Laporan Keuangan ......................................................................................................... 6 - 35 *************************** PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) Catatan ASET Kas dan setara kas Deposito berjangka Portofolio efek - bersih Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan Piutang lembaga kliring dan penjaminan Piutang nasabah Piutang perusahaan efek Efek beli dengan janji jual kembali Piutang lain-lain Biaya dibayar di muka Piutang pihak berelasi Penyertaan pada bursa efek Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.044.382.143 pada tahun 2012 dan Rp 3.500.953.942 pada tahun 2011 Aset lain-lain 2012 2011 2c, 4 2c, 5 2b, 6 22.843.176.352 6.801.336.762 25.535.552.239 9.068.000.000 6.212.421.202 2c, 7 1.018.912.302 611.085.571 2g, 8 2d, 9 2d, 10 2h, 11 2.129.072.500 527.227.935 1.404.000 7.371.624.560 29.817.969 12.100.738 12.932.500.000 135.000.000 137.897.460 1.476.194.500 34.151.481 7.020.439.795 38.344.337 16.998.241 135.000.000 93.693.609 54.803.851 7.290.000 109.220.052 7.290.000 54.002.164.429 50.358.391.027 2e 2i, 12 2f, 13 2m, 17 2k, 2l, 14 JUMLAH ASET Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1 PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) Catatan 2012 2011 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Hutang lembaga kliring dan penjaminan Hutang nasabah Hutang pajak Biaya harus dibayar Hutang lain-lain Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan 2g, 15 2g, 16 2m, 17 18 19 2q, 30 1.684.585.000 961.920.749 30.589.368 38.388.534 801.589.852 737.188.000 976.991.620 27.807.507 36.384.205 11.379.421 675.878.030 3.517.073.503 2.465.628.783 20 2o, 21 51.000.000.000 353.366.883 51.000.000.000 353.366.883 2b, 6 166.705.063 JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 200 per saham Modal dasar - 540.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 255.000.000 saham Tambahan modal disetor - bersih Kenaikan (penurunan) bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual Defisit Telah ditentukan penggunaannya untuk dana cadangan umum Belum ditentukan penggunaannya (550.325.497) 300.000.000 (1.334.981.020) 300.000.000 (3.210.279.142) JUMLAH EKUITAS 50.485.090.926 47.892.762.244 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 54.002.164.429 50.358.391.027 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) Catatan PENDAPATAN USAHA Komisi perantara perdagangan efek Bunga Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek Keuntungan (kerugian) atas perdagangan efek - bersih 2011 2n, 24 2h, 2n, 25 2n, 26 849.197.818 609.544.981 21.894.450 1.434.378.795 710.395.115 183.350.208 2n, 27 373.387.500 192.000 1.854.024.749 2.328.316.118 997.849.306 375.849.627 270.000.000 143.584.448 125.711.822 96.118.900 71.239.002 67.286.201 139.153.743 981.388.895 472.713.880 306.000.000 177.276.379 83.639.062 95.048.846 305.661.644 122.241.408 215.527.935 2.286.793.049 2.759.498.049 Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN USAHA Gaji dan kesejahteraan karyawan Beban kantor Sewa Telekomunikasi dan informasi Beban imbalan kerja karyawan Perbaikan dan pemeliharaan Perjalanan dinas dan transportasi Penyusutan Lain-lain 2012 2n 2n 2i, 12, 32 2n 2q, 30 2n 2n 14 2n Jumlah Beban Usaha RUGI USAHA (432.768.300) (431.181.931) 1.260.118.422 844.571.634 170.000.000 (12.236.123) 1.408.638 156.027.973 1.014.885.413 (14.800.779) 6.298.917 Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih 2.263.862.571 1.162.411.524 LABA SEBELUM MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 1.831.094.271 731.229.593 44.203.851 23.510.664 1.875.298.122 754.740.257 717.030.560 159.857.810 2.592.328.682 914.598.067 7 3 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Selisih kurs - bersih Pendapatan bunga Laba penjualan aset tetap Beban keuangan Lain-lain - bersih MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak tangguhan 2j 2n, 28 14 2n, 29 2m, 17 LABA BERSIH Pendapatan Komprehensif Lainnya Kenaikan (penurunan) bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual 2b, 6 JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF LABA PER SAHAM 2p, 32 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3 PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) Tambahan Modal Disetor Bersih Modal Saham Saldo 31 Desember 2010 Jumlah pendapatan komprehensif Saldo 31 Desember 2011 Jumlah pendapatan komprehensif Saldo 31 Desember 2012 Kenaikan (Penurunan) Bersih Nilai Portofolio Efek yang Tersedia untuk Dijual 51.000.000.000 353.366.883 - - 51.000.000.000 353.366.883 (710.183.307) 159.857.810 (550.325.497) Saldo Laba (Defisit) Belum Ditentukan Penggunaannya Telah Ditentukan Penggunaannya Untuk Dana Cadangan Umum (3.965.019.399 ) 300.000.000 46.978.164.177 - 914.598.067 300.000.000 47.892.762.244 754.740.257 (3.210.279.142 ) - - 717.030.560 1.875.298.122 51.000.000.000 353.366.883 166.705.063 (1.334.981.020 ) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4 Jumlah Ekuitas - 2.592.328.682 300.000.000 50.485.090.926 PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN ARUS KAS TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan komisi perantara perdagangan efek Penerimaan jasa penjaminan emisi dan penjualan efek Penerimaan (pembayaran) lembaga kliring dan penjaminan Penerimaan (pembayaran) dari (kepada) nasabah Penjualan (pembelian) portofolio efek Penerimaan (pembayaran) efek beli dengan janji jual kembali Penerimaan bunga Penerimaan (pembayaran) pajak - bersih Pembayaran beban usaha Penerimaan (pembayaran) dari operasi lainnya - bersih Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan (kenaikan) deposito berjangka Hasil penjualan aset tetap Perolehan aset tetap 5 14 14 Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan piutang pihak berelasi 12 Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 2012 2011 849.197.818 1.434.378.795 21.894.450 183.350.208 294.519.000 (509.551.325) 240.707.321 (368.117.000) 317.849.936 (4.558.875.000) 135.928.890 1.787.441.261 2.781.861 (2.154.179.391) 3.872.102.680 1.600.773.288 (17.087.387) (2.686.893.586) 726.254.228 293.804.373 1.394.994.113 71.286.307 8.688.000.000 170.000.000 (12.870.000) (27.282.120) 8.845.130.000 (27.282.120) (12.932.500.000) - (12.932.500.000) - (2.692.375.887) 44.004.187 DAMPAK BERSIH PERUBAHAN NILAI TUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS - - KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 25.535.552.239 25.491.548.052 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 22.843.176.352 25.535.552.239 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 1. U M U M a. Pendirian dan Kegiatan Usaha Perusahaan Perusahaan didirikan dengan nama PT Ravindo Securitama berdasarkan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H., No. 49 tanggal 8 Agustus 1989. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7627.HT.01.01.TH.89 tanggal 19 Agustus 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 tanggal 27 Oktober 1989. Tambahan No. 2768. Pada tahun 1996, nama Perusahaan diubah menjadi PT Yulie Sekurindo. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 259 dari Notaris Irawan Soerodjo, S.H., tanggal 25 Juli 2008. dalam rangka penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas“. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-75638.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 20 Oktober 2008. Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama menjalani usaha sebagai perusahaan efek, antara lain seperti perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek dan manajer investasi. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. KEP-64/PM/1992 dan No. KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992. Perusahaan memperoleh ijin usaha di bidang penjamin emisi efek dan bidang perantara pedagang efek. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Plaza ASIA Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 59, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. PT Jeje Yutrindo Utama merupakan entitas induk terakhir dari Perusahaan. Laporan keuangan telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 14 Maret 2013. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 26 November 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-3536/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum atas 120.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200 per saham dan harga penawaran Rp 215 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI)) pada tanggal 10 Desember 2004. c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 2011 Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen : : : Johnlin Yuwono Oey Rivera Wijaya Chu Jang Lie Johnlin Yuwono Oey Rivera Wijaya Direksi Direktur Utama Direktur : : Luciana Rusmady Hansa Luciana Rusmady Hansa 6 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 1. U M U M (lanjutan) c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan) Susunan anggota komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : : : Oey Rivera Wijaya Victor Sianipar Deddy Gunawan Pembentukan komite audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.5. Jumlah remunerasi yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah sekitar 309 juta dan 214 juta, masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah karyawan Perusahaan, masing-masing sejumlah 18 orang dan 19 orang (tidak diaudit). 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, kecuali pengaruhnya atas penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk portofolio efek yang dinyatakan sebesar nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), sesuai peraturan BAPEPAM-LK, dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. b. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No. 50 direvisi sehingga hanya mengatur penyajian instrumen keuangan, sedangkan prinsip pengungkapan instrumen keuangan dipindahkan ke PSAK No. 60. 7 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) Revisi PSAK No. 55 tersebut tidak memberikan pengaruh bagi laporan keuangan pada saat penerapan awal, sedangkan penerapan PSAK No. 50 dan PSAK No. 60 yang direvisi tersebut memberikan pengaruh bagi pengungkapan dalam laporan keuangan. 1. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek bersih, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah, piutang perusahaan efek, efek beli dengan janji jual kembali, piutang lain-lain, penyertaan pada bursa efek dan aset lain-lain. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: • Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. • Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi Piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah, piutang perusahaan efek, piutang lain-lain dan aset lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini. 8 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) 1. Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan) • Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo. • Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealiasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas ke laporan laba rugi komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi. Efek beli dengan janji jual kembali dan portofolio efek - bersih Perusahaan termasuk dalam kategori ini. 2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, hutang lain-lain, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan termasuk hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain. 9 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) 2. Liabilitas Keuangan (lanjutan) Pengakuan setelah pengakuan awal Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: • Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi: Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. • Hutang lain-lain Setelah pengakuan awal, hutang lain-lain selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. Hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini. 3. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk meyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan. 4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang setara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto, atau modal penilaian lain. 10 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) 4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan) Penyesuaian risiko kredit Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen harus diperhitungkan. 5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi. • Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Perusahaan pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit yang diharapkan dimasa mendatang yang belum terjadi). Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal aset keuangan tersebut. Pinjaman yang diberikan beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan dimasa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Perusahaan. 11 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Instrumen Keuangan (lanjutan) 5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan) • Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi yang tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku dipasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan pada periode berikutnya. • Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. 6. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Perusahaan telah secara substantial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. 12 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan serta tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan dan digunakan sebagai jaminan serta dibatasi penggunaannya disajikan terpisah pada laporan posisi keuangan. d. Piutang Usaha Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Kebijakan akuntansi untuk penyisihan atas penurunan nilai dijabarkan dalam Catatan 2b. e. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat. f. Penyertaan Pada Bursa Efek Penyertaan pada Bursa Efek Indonesia dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan yang merupakan taksiran manajemen atas penurunan nilai dari keanggotaan pada bursa tersebut. Penyertaan pada Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu persyaratan sebagai anggota bursa. g. Transaksi Efek Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah maupun untuk sendiri diakui pada saat timbulnya perikatan atas transaksi efek. Pembelian untuk nasabah dicatat sebagai piutang nasabah dan hutang Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), sedangkan penjualan efek dicatat sebagai hutang nasabah dan piutang LKP. Pembelian efek untuk sendiri dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan hutang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta mencatat keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut. Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di laporan posisi keuangan sebagai liabilitas, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai aset. Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di laporan posisi keuangan sebagai liabilitas, sedangkan kekurangan dana (piutang) pada rekening nasabah disajikan sebagai aset. h. Transaksi Repo/Reverse Repo Penjualan efek dengan perjanjian dibeli kembali (repo) diakui sebagai liabilitas dan dinyatakan dalam laporan keuangan sebesar nilai pembelian kembali setelah memperhitungkan bunga yang belum diamortisasi dan liabilitas lain yang timbul atas perjanjian repo tersebut. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diakui sebagai beban bunga. 13 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Transaksi Repo/Reverse Repo (lanjutan) Pembelian efek dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai piutang yang disajikan sebagai akun “Efek Beli dengan Janji Jual Kembali” dan dinyatakan dalam laporan keuangan sebesar nilai penjualan kembali setelah memperhitungkan bunga yang belum diamortisasi dan piutang lain yang timbul atas perjanjian tersebut. Selisih antara harga beli dengan harga jual kembali merupakan pendapatan bunga. i. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan memiliki transaksi dengan pihak berelasi sebagaimana yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika: a) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan; b) suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan; c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture; d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan; e) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f) suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan Perusahaan. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. j. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pada tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. PSAK No. 10 yang direvisi tersebut terutama mengatur penentuan mata uang fungsional, penjabaran akun dalam mata uang asing ke mata uang fungsional dan penggunaan mata uang penyajian yang berbeda dengan mata uang fungsional. Pada tanggal tersebut, Perusahaan menentukan bahwa mata uang fungsionalnya adalah Rupiah (lihat Catatan 2a), sehingga penerapan awal PSAK No. 10 yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap pelaporan keuangan Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kurs rata-rata mata uang asing yang digunakan, masing-masing adalah Rp 9.670 dan Rp 9.068 per US$ 1. 14 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2012, menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap’’ dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 25, “Hak atas Tanah’’. Revisi terhadap PSAK No. 16 menetapkan bahwa ruang lingkupnya meliputi juga properti yang dibangun atau dikembangkan untuk digunakan di masa depan sebagai properti investasi tetapi belum memenuhi kriteria sebagai properti investasi dalam PSAK No. 13 (Revisi 2011) ‘‘Properti Investasi’’. Adopsi PSAK No. 16 yang direvisi tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dari Perusahaan. Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif sebagai berikut: Tarif Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor 25% - 50% 50% 25% - 50% 25% - 50% Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun yang bersangkutan. Nilai aset ditelaah kembali pada tanggal laporan posisi keuangan atas kemungkinan terjadinya penurunan pada nilai aset yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka Perusahaan menentukan nilai terpulihkan dari Unit Penghasils Kas (UPK) yang mana aset tercakup (aset dari UPK). Jumlah terpulihkan dari suatu aset (baik aset individual maupun UPK) adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laba rugi sebagai “Rugi Penurunan Nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. 15 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan) Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga transaksi pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurang nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. m. Pajak Penghasilan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan mengadopsi PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”. Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. Pajak penghasilan kini Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari periode berjalan dan periode lalu dicatat sebesar jumlah ekspektasi direstitusi dari atau dibayarkan kepada kantor pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substantif telah berlaku. Pajak penghasilan kini terkait dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas diakui pada ekuitas. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Perusahaan sehubungan dengan situasi dimana interpretasi diperlukan untuk peraturan perpajakan yang terkait dan menetapkan provisi jika diperlukan. Pajak tangguhan Pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan pada akhir periode pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak. 16 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak tangguhan (lanjutan) Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi. Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang memungkinkan semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi. Penelaahan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak diakui sebelumnya dan aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan. Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui diluar laba rugi. Pos pajak tangguhan diakui terkait dengan transaksi yang mendasarinya baik dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan otoritas perpajakan yang sama. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan Pendapatan komisi yang berkaitan dengan transaksi perantara perdagangan efek dan jasa lainnya diakui pada saat transaksi terjadi. Keuntungan (kerugian) dari perdagangan efek meliputi keuntungan (kerugian) yang timbul dari penjualan efek dan keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajar portofolio efek. Jasa penjaminan emisi efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan. Beban Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual). o. Biaya Emisi Efek Ekuitas Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat dan disajikan sebagai pengurang terhadap tambahan modal disetor - agio saham yang berasal dari penawaran perdana saham tersebut. p. Laba per Saham Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “laba per Saham”. Penerapan PSAK No. 56 (Revisi 2011) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biaya yang bersifat dilutif, oleh karena itu, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif. 17 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Laba per Saham (lanjutan) Berdasarkan PSAK No. 56, “Laba per Saham“ laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan total rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan yaitu sejumlah 255.000.000 saham, masing-masing pada tahun 2012 dan 2011. q. Estimasi Liabilitas atas Imbalan Kerja Karyawan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja. PSAK No. 24 (Revisi 2010) memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode yang sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari kerugian/ keuntungan aktuarial, yang antara lain adalah pengakuan langsung dari seluruh keuntungan/ kerugian aktuarial. Karena Perusahaan tidak memilih metode ini namun tetap menggunakan metode pengakuan keuntungan/kerugian sebelumnya seperti diuraikan lebih lanjut berikut ini, maka penerapan awal PSAK No. 24 (Revisi 2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan atas laporan keuangan kecuali pengungkapan terkait. Imbalan kerja jangka pendek Perusahaan mengakui liabilitas imbalan kerja jangka pendek ketika jasa diberikan oleh karyawan dan imbalan atas jasa tersebut akan dibayarkan dalam waktu dua belas bulan setelah jasa tersebut diberikan. Imbalan pascakerja Perusahaan memberikan imbalan pascakerja kepada karyawan sesuai dengan ketentuan dari undang-undang ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan atas imbalan pascakerja dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuarial projected-unit-credit. Penyisihan biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti. Keuntungan atau kerugian yang melebihi batas 10% ini diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan dengan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa masa lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan dari liabilitas imbalan pada program imbalan pasti yang telah ada, ditangguhkan dan diamortisasi sampai dengan periode dimana imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan. r. Sewa Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. Penerapan PSAK No. 30 (Revisi 2011) tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. Perusahaan mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya pada tanggal pengakuan awal. Sewa Pembiayaan Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. 18 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. Sewa (lanjutan) Sewa Operasi Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Dengan demikian, pembayaran sewa yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai lessee diakui sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa. s. Provisi Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dibuat. Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dibatalkan. 3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Pertimbangan Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi. hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan No. 50 (Revisi 2010) dipenuhi. Dengan demikian. aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2b. Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Nasabah Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari nasabah berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas nasabah terhadap jumlah terhutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang nasabah. Nilai tercatat dari piutang nasabah Perusahaan sebelum penyisihan penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 527.227.935 dan Rp 34.151.481. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 9. 19 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki resiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya. diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan. mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan kerja Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 801.589.852 dan Rp 675.878.030. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 30. Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 2 sampai dengan 4 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset. dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 54.803.851 dan Rp 109.220.052. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Instrumen Keuangan Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Nilai tercatat dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 53.797.362.380 dan Rp 50.138.479.127 (Catatan 33). sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 2.684.894.283 dan Rp 1.761.943.246 (Catatan 33). 20 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2012 Kas Bank Rupiah PT Bank Mayapada Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dolar Amerika Serikat PT Bank Mayapada Tbk (US$ 1.107 pada tahun 2012 dan US$ 627 pada tahun 2011) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 914 pada tahun 2012 dan US$ 905 pada tahun 2011) PT Bank Capital Tbk (US$ 170 pada tahun 2012 dan US$ 1.169 pada tahun 2011) 2011 1.974.897 545.546 3.003.291.624 65.598.382 1.520.707 3.003.465.393 52.177.425 78.342.516 10.701.596 5.687.450 8.842.539 8.205.633 1.646.607 10.599.494 3.093.576.352 3.159.023.457 Setara Kas Deposito berjangka - Pihak Ketiga PT Bank Mayapada Tbk Dolar Amerika Serikat (US$ 1.080.000) Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 10.443.600.000 9.306.000.000 - 9.793.440.000 9.306.000.000 3.277.088.782 Jumlah Setara Kas 19.749.600.000 22.376.528.782 Jumlah Kas dan Setara Kas 22.843.176.352 25.535.552.239 6,5% 2% 6,5% 1,25% Jumlah Kas dan Bank Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Mata uang Rupiah Mata uang Dolar Amerika Serikat Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat kas dan setara kas Perusahaan yang dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi. 5. DEPOSITO BERJANGKA Deposito berjangka terdiri dari: 2012 2011 Pihak Ketiga PT Bank Capital Tbk (US$ 1.000.000) - 9.068.000.000 Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Mata uang Dolar Amerika Serikat - 2% Pada tanggal 31 Desember 2011, tidak terdapat deposito berjangka Perusahaan yang ditempatkan pada pihak berelasi. 21 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 6. PORTOFOLIO EFEK - BERSIH Akun ini terdiri dari efek saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). dengan rincian sebagai berikut: 2012 Efek Tersedia untuk Dijual PT Inovisi Infracom Tbk PT Siwani Makmur Tbk Lain-lain Ditambah (dikurangi) keuntungan (kerugian) yang belum terealisasi 4.559.252.500 1.985.252.472 90.126.727 166.705.063 Jumlah 6.801.336.762 2011 4.559.252.500 1.985.252.472 218.241.727 (550.325.497) 6.212.421.202 Perusahaan menetapkan nilai wajar portofolio efek saham berdasarkan nilai pasar yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Penetapan harga wajar berdasarkan nilai pasar merupakan pertimbangan terbaik manajemen. 7. DEPOSITO PADA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN Akun ini merupakan dana jaminan kliring yang diagunkan pada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk menjamin kelancaran penanggulangan kegagalan transaksi efek anggota bursa pemakai jasa KPEI, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI. Pada tanggal 31 Desember 2012, dana jaminan kliring tersebut ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 632.289.912 dan pada PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 380.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2011, dana jaminan kliring tersebut ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 604.748.214, dengan tingkat bunga per tahun berkisar antara 6,5%-7%, masing-masing pada tahun 2012 dan 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, akun ini juga termasuk deposito kontrak opsi saham sebesar Rp 6.622.390 dan Rp 6.337.357 yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebagai agunan untuk pelaksanaan transaksi kontrak opsi saham, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI. 8. PIUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN Akun ini merupakan piutang yang timbul dari transaksi jual efek yang belum jatuh tempo kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang timbul sehubungan dengan transaksi bursa yang dijamin penyelesaiannya oleh Lembaga Kliring Penjaminan (LKP), yaitu sebesar Rp 2.129.072.500 dan Rp 1.476.194.500, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. 9. PIUTANG NASABAH Akun ini merupakan piutang yang timbul dari perdagangan efek, dengan rincian sebagai berikut: 2012 Pihak ketiga - Nasabah pemilik rekening Transaksi reguler 527.227.935 2011 34.151.481 Manajemen Perusahaan tidak membentuk penyisihan penurunan nilai piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang nasabah tersebut dapat tertagih. 22 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 10. PIUTANG PERUSAHAAN EFEK Pada tanggal 31 Desember 2012, akun ini merupakan piutang kepada perusahaan efek (pihak ketiga) sehubungan dengan transaksi efek sebesar Rp 1.404.000. 11. EFEK BELI DENGAN JANJI JUAL KEMBALI Perusahaan melakukan transaksi pembelian dengan janji jual kembali dengan pihak ketiga atas efek saham yang diperdagangkan di bursa efek. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2012 No. 1. 2. 3. 4. Tanggal Perjanjian 1 Maret 2012 10 Maret 2012 10 Maret 2012 16 Mei 2012 Tanggal Jatuh Tempo Harga Perolehan 28 Februari 2013 9 Maret 2013 9 Maret 2013 15 Mei 2013 440.840.000 3.383.586.100 2.704.655.050 453.908.124 Bunga yang Masih Harus Diterima Harga Jual Kembali 471.698.800 3.620.417.867 2.893.980.904 485.681.693 25.856.962 188.831.620 153.957.288 19.989.416 Nilai Tercatat 466.696.962 3.572.417.720 2.858.612.338 473.897.540 7.371.624.560 2011 No. Tanggal Perjanjian Tanggal Jatuh Tempo 1. 2. 3. 4. 5. 24 Februari 2011 2 Maret 2011 11 Maret 2011 11 Maret 2011 16 Mei 2011 23 Februari 2012 29 Februari 2012 9 Maret 2012 9 Maret 2012 15 Mei 2012 Harga Perolehan 122.000.000 412.000.000 3.162.230.000 2.527.715.000 424.213.200 Bunga yang Masih Harus Diterima Harga Jual Kembali 131.150.000 440.840.000 3.383.586.100 2.704.655.050 453.908.124 7.792.582 24.086.154 179.395.740 143.399.216 17.607.903 Nilai Tercatat 129.792.582 436.086.154 3.341.625.740 2.671.114.216 441.821.103 7.020.439.795 Efek saham yang dibeli dengan janji jual kembali pada tanggal laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Yulie Sekurindo Tbk (YULE), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Panorama Transport Tbk (WEHA). 12. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Perusahaan, dalam kegiatan usaha normal, melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihakpihak berelasi. Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Persentase Terhadap Jumlah Aset Jumlah 2012 Piutang Pihak Berelasi Johnlin Yuwono Jonathan Yuwono Jumlah 2011 2012 2011 8.087.500.000 4.845.000.000 - 14,98% 8,97% - 12.932.500.000 - 23,95% - 23 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 12. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Persentase Terhadap Jumlah Akun yang Bersangkutan Jumlah 2012 Beban Sewa PT Jeje Yutrindo Utama (Catatan 33) 2011 270.000.000 306.000.000 2012 2011 100,00% 100,00% Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi tersebut adalah sebagai berikut: a. PT Jeje Yutrindo Utama merupakan pemegang saham utama Perusahaan. b. Johnlin Yuwono dan Jonathan Yuwono, merupakan pihak berelasi lainnya. Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang disepakati kedua belah pihak yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi. Pada tahun 2012 dan 2011, jumlah beban yang diakui Perusahaan sehubungan dengan kompensasi bruto bagi manajemen kunci adalah sebagai berikut: 2012 Imbalan kerja jangka pendek (dalam jutaan Rupiah) 2011 309 214 Jumlah dalam tabel di atas merupakan jumlah yang diakui sebagai biaya selama periode pelaporan sehubungan dengan kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci tersebut. Manajemen kunci Perusahaan terdiri dari semua anggota dewan komisaris dan direksi. 13. PENYERTAAN PADA BURSA EFEK Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan memiliki penyertaan di PT Bursa Efek Indonesia sebesar Rp 135.000.000. Pemilikan saham pada PT Bursa Efek Indonesia merupakan syarat keanggotaan bursa dan dicatat sebesar biaya perolehan. Penyertaan Perusahaan di PT Bursa Efek Indonesia tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. 14. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari: 2012 Saldo Awal Penambahan/ Reklasifikasi Pengurangan/ Reklasifikasi Saldo Akhir Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor 1.406.619.182 827.147.193 892.511.054 483.896.565 12.870.000 - 523.858.000 - 882.761.182 840.017.193 892.511.054 483.896.565 Jumlah Biaya Perolehan 3.610.173.994 12.870.000 523.858.000 3.099.185.994 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor 1.327.438.676 797.107.651 892.511.055 483.896.560 47.159.322 20.126.879 - 523.858.000 - 850.739.998 817.234.530 892.511.055 483.896.560 Jumlah Akumulasi Penyusutan 3.500.953.942 67.286.201 523.858.000 3.044.382.143 Nilai Buku 109.220.052 24 54.803.851 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 14. ASET TETAP (lanjutan) 2011 Saldo Awal Penambahan/ Reklasifikasi Pengurangan/ Reklasifikasi Saldo Akhir Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor 1.406.619.182 799.865.073 892.511.054 483.896.565 27.282.120 - - 1.406.619.182 827.147.193 892.511.054 483.896.565 Jumlah Biaya Perolehan 3.582.891.874 27.282.120 - 3.610.173.994 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Kendaraan Peralatan kantor Inventaris kantor Renovasi kantor 1.235.488.990 766.815.929 892.511.055 483.896.560 91.949.686 30.291.722 - - 1.327.438.676 797.107.651 892.511.055 483.896.560 Jumlah Akumulasi Penyusutan 3.378.712.534 122.241.408 - 3.500.953.942 Nilai Buku 204.179.340 109.220.052 Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha adalah sebesar Rp 67.286.201 dan Rp 122.241.408. masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011. Rincian penjualan aset tetap pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: 2012 Nilai tercatat Akumulasi penyusutan 523.858.000 (523.858.000) Nilai buku Harga jual 170.000.000 Laba penjualan aset tetap 170.000.000 Laba penjualan aset tetap disajikan sebagai bagian dari akun “Lain-lain - bersih” di “Penghasilan (Beban) Lain-lain” dalam laporan laba rugi tahun 2012. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan adalah sebesar Rp 2.823.252.772 dan Rp 1.667.942.989. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, aset tetap Perusahaan tidak diasuransikan dari berbagai risiko kerugian yang ada. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset Perusahaan tersebut dapat dipulihkan sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai atas aset tersebut. 15. HUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN Akun ini merupakan tagihan transaksi beli efek yang belum jatuh tempo kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang timbul sehubungan dengan transaksi bursa yang dijamin penyelesaiannya oleh Lembaga Kliring Penjaminan (LKP), masing-masing yaitu sebesar Rp 1.684.585.000 dan Rp 737.188.000, pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. 25 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 16. HUTANG NASABAH Akun ini merupakan liabilitas yang timbul dalam rangka transaksi perdagangan efek yang dilakukan oleh Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: Pihak ketiga - Nasabah pemilik rekening Transaksi reguler 2012 2011 961.920.749 976.991.620 2012 2011 17. PERPAJAKAN a. Hutang pajak Hutang pajak terdiri dari: Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 9.832.150 680.000 1.516.789 250.000 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran - bersih Pajak transaksi penjualan efek 1.360.095 18.717.123 5.333.081 20.707.637 Jumlah 30.589.368 27.807.507 b. Manfaat pajak penghasilan Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Laba sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Beda temporer: Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Beda tetap: Sumbangan dan representasi Perjalanan dinas Penyusutan aset tetap Penghasilan yang pajaknya bersifat final Lain-lain 2011 1.831.094.271 731.229.593 125.711.822 51.103.599 83.639.062 10.403.587 77.328.800 (844.571.634) (337.022.210) 304.782.400 58.351.500 32.778.095 (1.014.885.413) 39.996.865 Taksiran rugi fiskal tahun berjalan Akumulasi taksiran rugi fiskal awal tahun 903.644.648 (4.411.282.876) 246.295.689 (4.657.578.565) Akumulasi taksiran rugi fiskal akhir tahun (3.507.638.228) (4.411.282.876) 26 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Manfaat pajak penghasilan (lanjutan) Perusahaan akan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) tahun 2012 kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berdasarkan perhitungan pajak di atas. Taksiran rugi fiskal pada tahun 2011 tersebut adalah sesuai dengan jumlah dalam SPT tahun 2011 yang telah dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Rekonsiliasi antara manfaat pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba sebelum manfaat pajak penghasilan dengan manfaat pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Laba sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif 1.831.094.271 Beban pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas beda tetap: Sumbangan dan representasi Perjalanan dinas Penyusutan aset tetap Penghasilan yang pajaknya bersifat final Lain-lain Rugi fiskal yang tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan Manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif 2011 731.229.593 (457.773.569) (182.807.398) (19.332.200) 211.142.908 84.255.549 (76.195.600) (14.587.875) (8.194.524) 253.721.353 (9.999.216) 225.911.163 61.573.924 44.203.851 23.510.664 c. Aset pajak tangguhan - bersih Pajak tangguhan yang berasal dari pengaruh beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut: 2012 2011 Aset pajak tangguhan Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap 200.397.463 97.376.395 168.969.508 84.600.499 Jumlah 297.773.858 253.570.007 62.500.000 97.376.398 62.500.000 97.376.398 Jumlah 159.876.398 159.876.398 Aset pajak tangguhan - bersih 137.897.460 93.693.609 Liabilitas pajak tangguhan Laba perdagangan efek - bersih Sewa guna usaha 27 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 17. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Administrasi Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia. Perusahaan menghitung. menetapkan dan membayar secara sendiri pajak penghasilannya (self-assessment). Untuk tahun pajak sebelum tahun 2008. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menetapkan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak. e. Tarif pajak Tarif tunggal pajak penghasilan badan adalah 25% mulai tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Aset dan liabilitas pajak tangguhan telah dihitung dengan menggunakan tarif tersebut. 18. BIAYA HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2012 2011 Beban kantor Beban transaksi 19.885.522 18.503.012 22.584.129 13.800.076 Jumlah 38.388.534 36.384.205 19. HUTANG LAIN-LAIN Pada tanggal 31 Desember 2011, akun ini merupakan hutang dividen milik nasabah sebesar Rp 11.379.421. 20. MODAL SAHAM Komposisi pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Persentase Pemilikan Jumlah PT Jeje Yutrindo Utama Chu Jang Lie (Komisaris Utama) *) Masyarakat (masing-masing dengan pemilikan di bawah 5%) 133.725.000 1.275.000 52,44% 0,50% 26.745.000.000 255.000.000 120.000.000 47,06% 24.000.000.000 Jumlah 255.000.000 100,00% 51.000.000.000 *) Telah meninggal dunia pada tanggal 14 November 2012. Pada tanggal 31 Desember 2012 belum terdapat perubahan pemegang saham Perusahaan. Seluruh saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Indonesia. 28 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 20. MODAL SAHAM (lanjutan) Pengelolaan Modal Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Perusahaan dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 untuk menyisihkan dan mempertahankan suatu dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan sampai dana cadangan tersebut mencapai 20% dari modal saham diterbitkan dan dibayar penuh. Persyaratan permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan oleh Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) tahunan berikutnya. Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan. Perusahaan dapat menyesuaikan usulan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan tambahan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses dalam manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. 21. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH Akun ini merupakan agio saham. yang merupakan selisih antara jumlah harga jual dengan jumlah nilai nominal saham yang diterbitkan sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat (Catatan 1b), setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang berhubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan tersebut. Rincian tambahan modal disetor - bersih adalah sebagai berikut: Jumlah Agio saham sehubungan penawaran umum saham (Catatan 1b) Biaya emisi efek ekuitas (Catatan 2o) Bersih 1.800.000.000 (1.446.633.117) 353.366.883 22. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN Perusahaan berkewajiban untuk memenuhi saldo Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No. V.D.5 yang terlampir dalam surat keputusan BAPEPAM No. Kep-27/PM/1999 tanggal 31 Desember 1999, diperbaharui dengan keputusan No. Kep20/PM/2003 tanggal 8 Mei 2003 dan keputusan No. Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 serta peraturan BAPEPAM-LK No. X.E.1 yang tertuang dalam lampiran keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-460/BL/2008 tanggal 10 November 2008. Pada tahun 2011, keputusan No. Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 diperbaharui dengan keputusan No. Kep-566/BL/2011 tanggal 31 Oktober 2011. Berdasarkan keputusan tersebut, perusahaan efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek dan perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 25.000.000.000 atau 6,25% dari jumlah liabilitas tanpa utang sub-ordinasi dan utang dalam rangka penawaran umum/penawaran terbatas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi. Keputusan ini harus diterapkan oleh Perusahaan paling lambat tanggal 31 Januari 2012. Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. 29 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 23. DIVIDEN TUNAI Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 28 Juni 2012, sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara RUPST No. 102, pada tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2011. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 27 Juni 2011, sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara RUPST No. 79, pada tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto. S.H., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2010. 24. KOMISI PERANTARA PERDAGANGAN EFEK Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas Perusahaan sebagai perantara perdagangan efek. 25. BUNGA Akun ini merupakan pendapatan bunga atas transaksi pembelian efek dengan janji jual kembali. 26. JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK Akun ini merupakan imbalan jasa untuk Perusahaan sebagai penjamin emisi dan agen penjualan untuk penawaran umum efek. 27. KEUNTUNGAN (KERUGIAN) ATAS PERDAGANGAN EFEK - BERSIH Akun ini merupakan keuntungan (kerugian) bersih dari transaksi perdagangan efek saham. 28. PENDAPATAN BUNGA Akun ini merupakan pendapatan bunga yang berasal dari: 2012 2011 Deposito Jasa giro 747.057.535 97.514.099 892.192.499 122.692.914 Jumlah 844.571.634 1.014.885.413 29. BEBAN KEUANGAN Akun ini merupakan biaya administrasi bank sebesar Rp 12.236.123 dan Rp 14.800.779, masingmasing pada tahun 2012 dan 2011. 30 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 30. ESTIMASI LIABILITAS ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN Perusahaan mencatat estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, masing-masing berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Bumi Dharma Aktuaria dan PT Jasa Aktuaria Pensiun dan Asuransi, aktuaris independen, berdasarkan laporannya, masing-masing No. 485/UUK-13/BDA/III/2013 tanggal 7 Maret 2013 dan No. LA-126/AKT/JAPA02/2012 tanggal 29 Februari 2012,dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Asumsi-asumsi pokok yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto Tabel mortalitas Umur pensiun Tingkat kenaikan gaji Tingkat kecacatan : 6% per tahun (2011: 7%) : TMI-II : 55 tahun : 10% per tahun : 10% dari tingkat mortalita Analisis liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang disajikan sebagai “Estimasi Liabilitas Atas Imbalan Kerja Karyawan” di laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, adalah sebagai berikut: a. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan 2012 Nilai kini liabilitas imbalan kerja Keuntungan aktuarial yang belum diakui Nilai bersih liabilitas yang diakui dalam laporan posisi keuangan 2011 2010 2009 2008 790.500.707 498.394.850 300.857.473 272.803.909 199.940.133 11.089.145 177.483.180 291.381.495 253.186.669 286.057.824 801.589.852 675.878.030 592.238.968 525.990.578 485.997.957 b. Beban imbalan kerja karyawan Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi atas keuntungan aktuarial Amortisasi atas beban jasa masa lalu Beban yang diakui pada tahun berjalan c. 2012 2011 2010 2009 99.566.902 34.887.639 71.595.308 28.581.460 49.607.196 30.008.430 30.618.696 23.992.816 25.891.546 27.549.134 (16.537.706 ) (13.367.236 ) (14.618.891 ) (7.135.912) (8.742.719 ) 2008 - - - - 26.328.615 125.711.822 83.639.062 66.248.390 39.992.621 72.633.383 2010 2009 Mutasi nilai bersih atas liabilitas imbalan kerja karyawan 2012 2011 2008 Saldo awal liabilitas bersih Beban tahun berjalan yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif 675.878.030 592.238.968 525.990.578 485.997.957 413.364.574 125.711.822 83.639.062 66.248.390 39.992.621 72.633.383 Saldo akhir liabilitas bersih 801.589.852 675.878.030 592.238.968 525.990.578 485.997.957 Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa estimasi liabilitas tersebut di atas cukup untuk memenuhi ketentuan yang berlaku. 31 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 31. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2012. Perusahaan memiliki aset moneter dalam mata uang asing. terutama sebagai berikut: Mata Uang Asing Aset Kas dan setara kas US$ 1.082.191 Ekuivalen Dalam Rupiah 10.464.790.742 Pada tanggal 14 Maret 2013. kurs rata-rata mata uang asing yang dikeluarkan Bank Indonesia adalah US$ 1 = Rp 9.703. 32. LABA PER SAHAM Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Perhitungannya adalah sebagai berikut: 2012 Laba tahun berjalan Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 2011 1.875.298.122 754.740.257 255.000.000 255.000.000 7 3 Laba per saham 33. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING Pada tanggal 17 Mei 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan kantor yang terletak di Plaza ASIA (dahulu Plaza ABDA) untuk kegiatan usaha Perusahaan dengan PT Jeje Yutrindo Utama (pihak berelasi) (lihat Catatan 12) dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal 1 Juli 2005 sampai dengan tanggal 20 Juni 2006 dan terakhir telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2013. Jumlah beban sewa pada tahun 2012 dan 2011, masing-masing adalah sebesar Rp 270.000.000 dan Rp 306.000.000, yang dicatat sebagai bagian dari “Beban Usaha” pada laporan laba rugi komprehensif. 34. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan lain, Perusahaan tidak terlepas dari beberapa risiko, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja Perusahaan: Faktor-faktor Risiko Keuangan a. Risiko Pencabutan Izin Usaha Sebagai perusahaan efek, Perusahaan memiliki beberapa izin usaha yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia, yaitu izin sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek. 32 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 34. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan) Faktor-faktor Risiko Keuangan (lanjutan) a. Risiko Pencabutan Izin Usaha (lanjutan) Apabila Perusahaan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku, maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh izinnya dibekukan sementara ataupun dicabut, sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan usaha Perusahaan. Untuk mencegah hal ini, Perusahaan berusaha sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usaha, agar tidak mengalami kegagalan atau kelalaian dalam memenuhi ketentuan undangundang dan peraturan pasar modal, yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan BAPEPAMLK, maupun peraturan dan undang-undang yang dikeluarkan oleh intansi lain dan negara yang berlaku umum, yang mempunyai akibat terhadap risiko pencabutan izin usaha sebagai perusahaan efek. b. Risiko Perdagangan Efek Aktivitas perdagangan efek erat hubungannya dengan kondisi bursa efek secara keseluruhan. Kapitalisasi pasar, jumlah saham, pertumbuhan keuangan Perusahaan, sistem perdagangan dan sarana merupakan faktor utama bagi pemodal dalam melaksanakan investasi. Dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan indeks (Indeks Harga Saham Gabungan) yang dinamis, indeks yang melemah membuat pemodal menunggu untuk melakukan transaksi, sebaliknya kenaikan indeks mendorong pemodal untuk melakukan transaksi. Faktor suku bunga pasar dan kestabilan nilai tukar mata uang valuta asing, merupakan acuan yang dapat menentukan harga efek, akibatnya pendapatan Perusahaan yang berasal dari komisi perdagangan efek dan jasa penjaminan emisi efek dapat berubah-ubah dengan fluktuasi yang signifikan. Dalam mengatasi fenomena tersebut, Perusahaan berusaha memberikan informasi dan riset kepada nasabah untuk menerapkan strategi yang tepat, agar baik pada saat indeks menurun maupun indeks menguat nasabah tetap memperoleh return, menjaga dan memelihara sistem perdagangan (remote trading), jaringan dan sarana dan prasarana perdagangan lainnnya agar berjalan lancar. c. Risiko Penyelesaian Transaksi Efek Bursa Efek Indonesia dapat melakukan ketentuan denda dan penghentian sementara (suspensi) perdagangan atas keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek. Keterlambatan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan sistem teknologi informasi, keterlambatan dalam kliring bank, cidera janji dari pembeli atau penjual efek, hal ini mengakibatkan kerugian pada Perusahaan. Untuk mencegah hal tersebut, Perusahaan setiap hari melakukan pembaharuan terhadap hutang piutang transaksi perdagangan, dan Perusahaan membatasi transaksi nasabah sesuai dengan trading limit nasabah, dengan demikian nasabah hanya dapat melakukan transaksi sesuai dengan jaminannya. Perusahaan juga menerapkan Pengenaan denda bunga dan force sell terhadap nasabah sebagai akibat dari keterlambatan pembayaran dan cidera janji dari nasabah. d. Risiko Modal Perusahaan mengelola modal ditujukan untuk memastikan kemampuan Perusahaan melanjutkan usaha secara berkelanjutan dan memaksimumkan imbal hasil kepada pemegang saham melalui optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. Untuk memelihara atau mencapai struktur modal yang optimal, Perusahaan dapat menyesuaikan usulan jumlah pembayaran dividen, pengurangan modal, penerbitan saham baru atau membeli kembali saham beredar, mendapatkan pinjaman baru atau menjual aset untuk mengurangi pinjaman. 33 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 34. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan) Faktor-faktor Risiko Keuangan (lanjutan) d. Risiko Modal (lanjutan) Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara persyaratan minimum modal kerja bersih seperti yang disebutkan dalam peraturan BAPEPAM-LK No. V.D.5 dan peraturan BAPEPAM-LK No. X.E.1, yang antara lain, menentukan Modal Kerja Bersih Disesuaikan untuk perusahaan efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek dan perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki MKBD paling sedikit Rp 25.000.000.000 atau 6,25% dari jumlah liabilitas tanpa utang sub-ordinasi dan utang dalam rangka penawaran umum/penawaran terbatas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi. Jika hal ini tidak dipantau dan disesuaikan, tingkat modal kerja sesuai peraturan dapat berada di bawah jumlah minimum yang ditetapkan oleh regulator, yang dapat mengakibatkan berbagai sanksi mulai dari denda sampai dengan penghentian sebagian atau seluruh dengan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha. Untuk mengatasi risiko ini, Perusahaan terus mengevaluasi tingkat kebutuhan modal kerja bersih yang disyaratkan dan mempersiapkan peningkatan batas minimum yang diperlukan sesuai peraturan yang mungkin terjadi dari waktu ke waktu di masa datang. Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang dicatat di laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Nilai tercatat Nilai wajar Aset Keuangan Kas dan setara kas Portofolio efek - bersih Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan Piutang lembaga kliring dan penjaminan Piutang nasabah Piutang perusahaan efek Efek beli dengan janji jual kembali Piutang lain-lain Piutang pihak berelasi Penyertaan pada bursa efek Aset lain-lain 22.843.176.352 6.801.336.762 1.018.912.302 2.129.072.500 527.227.935 1.404.000 7.371.624.560 29.817.969 12.932.500.000 135.000.000 7.290.000 22.843.176.352 6.801.336.762 1.018.912.302 2.129.072.500 527.227.935 1.404.000 7.371.624.560 29.817.969 12.932.500.000 135.000.000 7.290.000 Jumlah Aset Keuangan 53.797.362.380 53.797.362.380 Liabilitas Keuangan Hutang lembaga kliring dan penjaminan Hutang nasabah Biaya harus dibayar 1.684.585.000 961.920.749 38.388.534 1.684.585.000 961.920.749 38.388.534 Jumlah Liabilitas Keuangan 2.684.894.283 2.684.894.283 34 PT YULIE SEKURINDO TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN) 34. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan) Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan) 2011 Nilai tercatat Nilai wajar Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Portofolio efek - bersih Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan Piutang lembaga kliring dan penjaminan Piutang nasabah Efek beli dengan janji jual kembali Piutang lain-lain Penyertaan pada bursa efek Aset lain-lain 25.535.552.239 9.068.000.000 6.212.421.202 611.085.571 1.476.194.500 34.151.481 7.020.439.795 38.344.339 135.000.000 7.290.000 25.535.552.239 9.068.000.000 6.212.421.202 611.085.571 1.476.194.500 34.151.481 7.020.439.795 38.344.339 135.000.000 7.290.000 Jumlah Aset Keuangan 50.138.479.127 50.138.479.127 737.188.000 976.991.620 36.384.205 11.379.421 737.188.000 976.991.620 36.384.205 11.379.421 1.761.943.246 1.761.943.246 Liabilitas Keuangan Hutang lembaga kliring dan penjaminan Hutang nasabah - pihak ketiga Biaya harus dibayar Hutang lain-lain Jumlah Liabilitas Keuangan Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan ditentukan berdasarkan jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan bukan merupakan penjualan yang dipaksakan atau likuidasi. Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar. atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompok instrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai tersebut: Aset dan liabilitas keuangan Instrumen keuangan terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek - bersih, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah, piutang perusahaan efek, efek beli dengan janji jual kembali, piutang lain-lain, penyertaan pada bursa efek, aset lain-lain, hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain, diasumsikan sama dengan nilai tercatatnya karena akan jatuh tempo dalam waktu singkat. 35