Laporan Dewan Komisaris

advertisement
Daftar Isi
Visi dan Misi
1
Ikhtisar Data Keuangan Penting
2
Laporan Dewan Komisaris
3
Laporan Dewan Direksi
4
Profil Perseroan
5
Informasi Perseroan
6
Dewan Komisaris dan Direksi
7
Sumber Daya Manusia
8
Struktur Organisasi
8
Analisis Dan Pembahasan
Manajemen
9
Informasi Khusus
12
Tata Kelola Perusahaan
14
Laporan Komite Audit
19
Laporan Keuangan
21
Visi dan Misi
Visi
Menjadi Perusahaan Efek yang terpercaya dan
terintegrasi penuh dalam Bidang “Brokerage,
Underwriter & Financial Advisory Services” .
Misi
Meningkatkan kepercayaan nasabah dengan
memberikan kualitas pelayanan yang disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing nasabah.
Meningkatkan eksistensi dan nilai Perseroan secara
berkesinambungan agar dapat memberi nilai tambah
kepada nasabah, karyawan, pemegang saham dan
stakeholders (pemangku kepentingan).
Membantu perusahaan menengah dan besar
khususnya dalam lingkup restrukturisasi dan
ekspansi bisnis agar dapat berkembang dan
berkompetisi dalam dunia bisnis.
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
1
Ikhtisar Data Keuangan Penting
A. Data Keuangan
(dalam jutaan rupiah, kecuali laba bersih per saham)
Uraian
Pendapatan usaha
2010
2011
2012
2.307
2.328
1.854
(632)
(431)
(433)
Laba (rugi) komprehensif
(2.812)
915
2.592
Jumlah aset lancar
52.626
50.013
53.667
Jumlah aset
53.043
50.358
54.002
Jumlah liabilitas
6.065
2.466
3.517
Jumlah ekuitas
46.978
47.893
50.485
(11)
3
7
Laba (rugi) usaha
Laba (rugi) per saham dasar
B. Rasio-Rasio Penting
(dalam persentase)
Uraian
2010
2011
2012
* Pendapatan usaha
(31,78)
0,91
(20,37)
* Laba (rugi) usaha
(64,45)
(31,80)
0,37
(2,42)
*
183,44
* Jumlah aset
(10,85)
(5,06)
7,24
* Jumlah liabilitas
(37,54)
(59,34)
42,64
* Jumlah ekuitas
(5,65)
1,95
5,41
(27,40)
(18,52)
(23,34)
(121,89)
39,28
139,82
* Laba (rugi) komprehensif terhadap aset
(2,88)
1,82
4,80
* Laba (rugi) komprehensif terhadap ekuitas
(3,25)
1,91
5,13
867,75
2.028,42
1.525,90
* Liabilitas terhadap ekuitas
12,91
5,15
6,97
* Liabilitas terhadap aset
11,43
4,90
6,51
Rasio Pertumbuhan
* Laba (rugi) komprehensif
Rasio Usaha
* Laba (rugi) usaha terhadap pendapatan usaha
* Laba (rugi) komprehensif terhadap pendapatan usaha
Rasio Keuangan
* Aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek
Catatan
* Rasio pertumbuhan laba (rugi) komprehensif tidak bisa dihitung karena pada tahun 2011 Perseroan memperoleh laba,
sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan tahun 2010 yang mengalami rugi.
2 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
Laporan Dewan Komisaris
Para Pemegang Saham yang terhormat,
Kinerja perekonomian 2012 yang telah kita lalui tidak mengecewakan kendati
banyak tantangan eksternal, diantaranya kondisi ekonomi global yang
masih tidak pasti, maupun dinamika internal yang turut membayangi potensi
pertumbuhan. Secara keseluruhan kinerja perekonomian masih mampu
membukukan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,23 % sementara tingkat inflasi
sebesar 4,30 % (menurut Badan Pusat Statistik), sedangkan tingkat suku bunga
acuan Bank Indonesia (BI Rate) mencapai 5,75 %, demikian pula dengan nilai
tukar rupiah yang berada pada kisaran Rp 9.500,- per dollar Amerika Serikat.
Kinerja positif bergerak dari pasar modal hingga sektor riil, di pasar modal Indeks
Harga Saham Gabungan ditutup di level 4.316, naik signifikan dan mencetak
gain 12,94 % dibandingkan akhir 2011 pada level 3.821. Disektor financial, patut
dicatat adanya kemajuan transisi pengawasan dari Bank Indonesia dan Bapepam
& LK menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang diharapkan dapat meletakkan
stabilitas sektor keuangan yang lebih baik. Lalu disektor riil, pertumbuhan kenaikan
penjualan diberbagai sektor konsumsi yang terutama didorong oleh kenaikan daya
beli masyarakat, menyusul pendapatan perkapita yang telah melampaui US$ 3.800
pertahun.
Sementara itu tahun 2012 menjadi tahun suram bagi
perdagangan komoditas, perlambatan ekonomi dunia
membuat permintaan komoditas ikut melambat, dampaknya
adalah merosotnya harga komoditi bahkan mencapai titik
terendah. Penurunan harga paling drastis terjadi pada
batubara, setidaknya harga batubara telah turun sekitar 65
% sepanjang tahun ini. Tak hanya pada komoditas tambang,
penurunan harga juga terjadi pada komoditas perkebunan,
minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) menjadi
komoditas strategis Indonesia yang paling merasakan
dampaknya, penurunannya mencapai 25 %. Penurunan harga
tersebut telah menyeret kinerja ekspor nasional, tidak hanya
itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ikut terpuruk
karena saham-saham perusahaan berbasis komoditas ikut
turun.
Dewan Komisaris selama tahun 2012 ini telah meningkatkan
pengawasan dan pengendalian atas kinerja Direksi dalam
mengelola Perseroan. Pengawasan Dewan Komisaris
dilakukan dengan memberikan kajian dan rekomendasi untuk
kemajuan Perseroan, dan dalam menjalankan tugasnya
Dewan Komisaris telah dibantu dan bekerja sama secara aktif
dengan Komite Audit, yang terdiri dari Komisaris Independen
yang bertindak sebagai Ketua dan 2 orang anggota guna
membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan.
Oleh karena Komisaris Utama Perseroan yaitu ibu Chu Jang
Lie telah meninggal dunia pada tanggal 14 November 2012,
maka berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 10 Januari 2013, Perseroan telah memberhentikan
dengan hormat Johnlin Yuwono dari jabatannya selaku
Komisaris, dan selanjutnya mengangkat kembali Johnlin
Yuwono sebagai Komisaris Utama Perseroan, sehingga
susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan menjadi
sebagai berikut :
Komisaris Utama
Komisaris Independen
: Johnlin Yuwono
: Oey Rivera Wijaya
Terakhir Dewan Komisaris menyampaikan selamat dan
penghargaan kepada Direksi beserta seluruh jajaran
manajemen atas prestasi yang berhasil diraih selama tahun
2012 dalam meningkatkan pengelolaan dan peningkatan
nilai Perseroan, serta ucapan terima kasih kepada seluruh
pemegang saham, para nasabah serta seluruh mitra kerja
atas dukungan, saran dan masukan serta kerjasamanya,
sehingga bisnis Perseroan memberikan manfaat bagi semua
pihak, khususnya dalam mendukung program Pemerintah
mempercepat pembangunan pasar modal untuk mendorong
memacu pertumbuhan perekonomian nasional.
Johnlin Yuwono
Komisaris Utama
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
3
Laporan Dewan Direksi
Para Pemegang Saham yang terhormat,
Krisis utang Eropa dan tingginya defisit fiskal di Amerika Serikat membayangi
bergulirnya roda ekonomi Indonesia dalam memasuki tahun 2012, dan pada
pertengahan tahun 2012, ekonomi nasional mulai merasakan dampak dari
krisis tersebut. Dinamika ekonomi global yang memasuki tren negatif, mulai
menimbulkan dampak terhadap perekonomian Asia termasuk Indonesia. Harga
komoditas di pasar internasional terkoreksi, permintaan ekspor mengalami
kontraksi dan harga minyak dunia melonjak tinggi.
Kendati demikian di tengah ketidakpastian global, kondisi ekonomi Indonesia tetap
tumbuh 6,23 % dengan tingkat inflasi 4,30 % telah menuai apresiasi, Indonesia
memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif dan termasuk dalam negara yang
sukses, karena tidak ada perekonomian yang kebal terhadap apa yang terjadi di
tataran global. Bukan hanya itu lembaga riset McKinsey bahkan memproyeksikan
Indonesia mampu menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada
tahun 2030.
OECD (Organization for Economics Cooperation and Development) yaitu Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan
dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga mengungkapkan bahwa tingkat pertumbuhan yang kuat dan stabil
merupakan modal bagi Indonesia untuk menyamakan skala ekonomi dengan negara- negara lain di Asia Pasifik. Bahkan dinilai
berpeluang untuk menjadi satu dari 10 perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2025.
Tahun 2012 adalah tahun penuh ketidakpastian, subsidi bahan bakar minyak melambung tinggi dan ekonomi global yang
mengalami kontraksi, tetapi realisasi investasi di dalam negeri justru tumbuh tinggi. Ini yang membuat optimis terhadap
pertumbuhan perekonomian Indonesia di tahun mendatang. Sehingga tahun 2012 ini ditutup dengan evaluasi dan introspeksi,
semoga tahun depan bisa mencatat prestasi yang lebih baik.
Direksi menyadari sepenuhnya mengenai pentingnya Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/
GCG), Direksi percaya bahwa dengan semakin baiknya
penerapan tata kelola perusahaan maka akan memberikan
hasil yang lebih baik pula kepada kinerja Perseroan,
Tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan ditutup pada level
4.316 atau menguat 12,9 % dibandingkan akhir 2011 pada
level 3.821, dan menempati peringkat kedelapan diantara
pencapaian sejumlah bursa di Asia Pasifik. Pertumbuhan ini
menjadi salah satu pemicu kenaikan nilai kapitalisasi pasar
saham di Bursa Efek Indonesia sebesar 16,7 % dari Rp 3.537
triliun menjadi Rp 4.127 triliun.
Pada tahun ini laba komprehensif Perseroan mencapai Rp
2.592 juta, mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar
Rp 1.678 juta atau 183,59 % dibandingkan tahun 2011 yang
tercatat sebesar Rp 914 juta. Perseroan memperoleh laba
bersih sebesar Rp 1.875 juta, juga mengalami peningkatan
yang cukup signifikan sebesar Rp 1.120 juta atau 148,34 %
dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp
755 juta. Sedangkan penghasilan lain-lain menjadi Rp 2.264
juta ditahun 2012 yang merupakan kenaikan yang juga cukup
signifikan sebesar Rp 1.102 juta atau 94,83 %, dibandingkan
tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 1.162 juta. Disamping
itu beban usaha dapat ditekan menjadi Rp 2.287 juta ditahun
2012 yang merupakan penurunan sebesar Rp 472 juta atau
17,10 %, dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar
Rp 2.759 juta. Manajemen beranggapan kinerja Perseroan di
tahun ini cukup membanggakan.
Tahun ini Perseroan sebagai peserta sindikasi penjamin
emisi efek telah memperoleh 18 emiten yang mencatatkan
saham perdananya di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Bekasi
Fajar Industrial Estate Tbk, PT Supra Boga Lestari Tbk, PT
Kobexindo Tractors Tbk, PT Trisula International Tbk, PT
Toba Bara Sejahtra Tbk, PT Global Teleshop Tbk, PT Tri
Banyan Tirta Tbk, PT Gading Development Tbk, PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, PT Pelayaran Nelly
Dwi Putri Tbk, PT Express Transindo Utama Tbk, PT Baramulti
Suksessarana Tbk, PT Wismilak Inti Makmur Tbk, PT Waskita
Karya Tbk, PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk, PT
Multi Agro Gemilang Plantation Tbk, PT Sarana Meditama
Metropolitan Tbk dan PT Saraswati Griya Lestari Tbk.
Akhirnya atas nama Direksi kami mengucapkan terima kasih
dan apresiasi yang setinggi- tingginya kepada semua staf
dan karyawan, para pemegang saham, seluruh nasabah serta
para mitra kerja dan stakeholder lainnya atas kerja sama yang
telah terjalin dengan baik untuk mencapai semua target dan
rencana kerja Perseroan selama tahun 2012. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberikan karuniaNya kepada kita semua.
Luciana
Direktur Utama
4 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
Profil Perseroan
Perseroan didirikan dengan nama PT Ravindo
Securitama di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1989
berdasarkan akta Notaris Rachmat Santoso, S.H. No.
49. Pada tahun 1996 nama Perseroan diubah menjadi
PT Yulie Sekurindo.
Saat ini Perseroan terdaftar sebagai anggota Bursa
Efek Indonesia. Kegiatan usaha yang Perseroan
jalankan adalah dalam bidang perantara pedagang
efek, penjamin emisi efek dan kegiatan lain dengan
memperhatikan ketentuan Badan Pengawas Pasar
Modal. Perseroan memperoleh ijin usaha di bidang
Penjamin Emisi Efek dan bidang Perantara Pedagang
Efek berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-64/PM/1992 dan No.
KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992.
Tanggal 10 Desember 2004 Perseroan mencatatkan
seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta setelah
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam
untuk melakukan penawaran umum atas 120.000.000
saham Perseroan kepada masyarakat dengan nilai
nominal Rp 200,- per saham, dengan harga penawaran
Rp 215,- per saham pada tanggal 26 November 2004.
Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja
yang terbaik, antara lain melalui peningkatan kegiatan
usaha dan pelayanan yang terfokus pada nasabah,
serta senantiasa melakukan peningkatan efisiensi dan
produktivitas di seluruh kegiatan utama Perseroan.
a. Perantara Pedagang Efek
Pemasaran sepanjang tahun ini dilakukan
dengan fokus pada peningkatan jumlah nasabah,
disamping meningkatkan nilai investasi tiap
nasabah. Aktivitas pemasaran juga dikembangkan
dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah
yang sudah ada, khususnya dalam menghadapi
gejolak yang terjadi di pasar modal. Tenaga
pemasaran, tim riset dan manajemen Perseroan
secara intensif melakukan komunikasi dengan
nasabah guna memberikan gambaran dan analisa
terbaru mengenai perkembangan yang terjadi di
pasar, sehingga nasabah memperoleh gambaran
lebih luas mengenai kondisi pasar modal sebelum
mereka mengambil keputusan berinvestasi dalam
pasar saham.
Perseroan senantiasa mengoptimalkan pelayanan
yang lebih baik kepada nasabah dalam melakukan
transaksi perdagangan efeknya, seperti dalam
bidang teknologi informasi berupa fasilitas Remote
Trading yang memberikan ketepatan dan kecepatan
dalam melakukan transaksi pesanan nasabah. Dan
di masa mendatang perluasan jaringan pemasaran
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
informasi dengan meluncurkan fasilitas transaksi
saham melalui internet, handphone maupun alat
komunikasi lain yang dapat digunakan untuk
melakukan pemantauan dan transaksi saham.
Sesuai dengan kebijaksanaan Bapepam & LK,
Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI) Perseroan telah melaksanakan
program fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan
Sekuritas) untuk rekening efek nasabah dan
penerapan identitas tunggal bagi setiap investor
(Single Investor ID), penerapan Fund Separation
untuk rekening dana nasabah, penerapan Straight
Throught Processing (STP) yaitu otomatisasi
perdagangan efek.
Semua upaya perbaikan peraturan dan perangkat
pasar modal ini diharapkan dapat meningkatkan
perlindungan terhadap investor, peningkatan
kredibilitas sistem perdagangan, serta penegakan
hukum terhadap pelanggaran di pasar modal.
Jika terwujud kondisi seperti ini, tentu akan
meningkatkan minat investasi di pasar modal
Indonesia.
Saat ini persaingan industri sekuritas semakin
ketat dengan total sekitar 120 perusahaan efek
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana sebanyak
setengahnya diantaranya telah menawarkan
layanan jasa perdagangan saham secara langsung
(online trading). Dan saat ini juga telah berkembang
transaksi dengan mobile trading. Perseroan
merespon kondisi tersebut dengan memperbaharui
sistem informasi dengan tetap menerapkan
prinsip kehati-hatian sehingga dapat memberikan
pertumbuhan pendapatan yang signifikan dan
berkesinambungan.
Tujuan utama Perseroan adalah untuk senantiasa
memberikan pelayanan terbaik bagi para nasabah
dan pemilik kepentingan (stakeholder), dengan
penekanan pada sektor usaha keuangan yang
produktif dan tata kelola manajemen yang kuat
dan sehat, sehingga dapat berkontribusi dalam
memajukan perekonomian Indonesia melalui jalur
pasar modal.
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
5
Dalam tahun ini, Perseroan berperan dalam kegiatan
Penjamin Emisi Efek sebagai peserta penjamin
emisi (underwriter) dari beberapa penawaran umum
saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perusahaan itu antara lain adalah sebagai berikut :
No
Nama Perusahaan
1
PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
2
PT Supra Boga Lestari Tbk
3
PT Kobexindo Tractors Tbk
4
PT Trisula International Tbk
5
PT Toba Bara Sejahtra Tbk
6
PT Global Teleshop Tbk
7
PT Tri Banyan Tirta Tbk
8
PT Gading Development Tbk
9
PT BPD. Jawa Timur Tbk
10
PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
11
PT Express Transindo Utama Tbk
12
PT Baramulti Suksessarana Tbk
13
PT Wismilak Inti Makmur Tbk
14
PT Waskita Karya Tbk
15
PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk
c. Penjamin Emisi Efek dan Penasehat Keuangan
(Investment Banking & Corporate Finance)
16
PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk
17
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk
18
PT Saraswati Griya Lestari Tbk
b. Pendapatan Tetap
Kegiatan utama di segmen ini sebagai perantara
dan pedagang efek bersifat utang, dengan
instrumen yang diperdagangkan antara lain adalah
efek Reverse Repo yaitu Perseroan membeli
dengan harga tertentu dan berjanji untuk menjual
kembali dengan harga yang sama ditambah tingkat
bunga tertentu atau dengan harga tertentu yang
lebih tinggi, selisih antara harga beli dan harga jual
kembali merupakan penghasilan bunga. Aktivitas
ini bertujuan untuk menempatkan sebagian dana
Perseroan ke dalam aset produktif yang dapat
meningkatkan pendapatan usaha, jumlah reverse
repo pertanggal 28 Desember 2012 adalah sebesar
Rp 7.372 juta.
Perseroan berupaya untuk meningkatkan aktivitas
divisi corporate finance baik sebagai penjamin
pelaksana emisi efek, penjamin emisi efek maupun
sebagai agen penjual untuk saham. Dalam bidang
investment banking, Perseroan mempunyai target
untuk menangani perusahaan - perusahaan yang
bergerak dalam industri yang memiliki prospek
usaha dan kinerja yang baik, disamping upaya
untuk meningkatkan aktivitas di bidang penasehat
keuangan (financial advisory) bagi institusi yang
akan melakukan emisi saham.
Di tahun mendatang walaupun beberapa tantangan
mungkin akan muncul sehubungan dengan krisis
perekonomian global, divisi investment banking &
corporate finance tetap yakin bahwa kondisi pasar
modal akan tetap kondusif dan peluang pertumbuhan
tetap terbuka. Divisi ini akan terus memperkuat tim
dan semakin fokus dalam jasa penasehat keuangan,
dan penjaminan emisi saham dan kerjasama dengan
perusahaan - perusahaan sekuritas lain dalam
menangani proyek sindikasi penjaminan emisi saham.
Informasi Perseroan
Nama Perusahaan
PT Yulie Sekurindo Tbk
Alamat
Plaza Asia (d/h Plaza ABDA) Lantai 5
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. : 021 - 51402181
Fax. : 021 - 51402182
Emai : [email protected]
[email protected]
[email protected]
Website : www.yuliesekurindo.com
Bidang Usaha
Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek
Kode Saham
YULE
Sekretaris Perusahaan
Rohati
6 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik Budiman, Wawan, Pamudji &
Rekan
Konica Building, Lantai 5
Jl. Gunung Sahari Raya No. 78
Jakarta 10610
Biro Administrasi Efek
PT Adimitra Transferindo
Plaza Property Lantai 2
Jl. Perintis Kemerdekaan
Komplek Pertokoan Pulo Mas
Blok VIII No. 1
Jakarta Timur 13210
Kustodian
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Gedung Bursa Efek Jakarta Tower I, Lantai 5
Jl Jend. Sudirman Kav. 52 – 53
Jakarta 12910
Dewan Komisaris dan Direksi
CHU JANG LIE,
Komisaris Utama
JOHNLIN YUWONO,
Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia
dilahirkan di Jakarta tahun 1951.
Pada tahun 1970 menyelesaikan
pendidikannya
di
Sekolah
Menengah Atas Budi Mulia.
Memiliki izin perorangan dari
Bapepam sebagai Wakil Perantara
Pedagang Efek (2001). Memulai
karirnya di PT ABC Intercallin
sebagai
Manager
Pemasaran
(1975 – 1980), PT Petindo Jaya
Sakti bekerja sebagai Manager Pemasaran (1980 – 1990).
Menjabat sebagai Komisaris Utama PT Aneka Kemasindo
Utama Tbk (2004 – 2010). Menjabat sebagai Komisaris PT
Jeje Yutrindo Utama (2004 – sekarang), dan bergabung
dengan Perseroan sebagai Komisaris Utama sejak tahun
1998, kemudian diangkat kembali sebagai Komisaris Utama
berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tanggal 30 Juni 2010 dengan masa jabatan sampai dengan
30 Juni 2013. Chu Jang Lie telah meninggal dunia pada
tanggal 14 November 2012.
Warga Negara Indonesia,
dilahirkan di Surabaya tahun 1947.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana
Teknik Jurusan Aerospace di
California State University, Amerika
Serikat pada tahun 1973. Memiliki
izin perorangan dari Bapepam
sebagai Wakil Penjamin Emisi
Efek (1995) dan Wakil Manajer
Investasi (2004). Memulai karirnya
di PT. Malak International Textile
sebagai Direktur Operasional (1977 – 1983). Menjabat
sebagai Komisaris PT Bank Alfa (1993 - 1997), sebagai
Direktur Utama PT Siwani Makmur Tbk (1995 - 1997),
sebagai Direktur Keuangan PT JAIC Indonesia (1998 –
2005). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris
sejak tahun 2009, dan berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 10 Januari 2013 diangkat sebagai
Komisaris Utama dengan masa jabatan sampai dengan 30
Juni 2013, menggantikan ibu Chu Jang Lie.
OEY RIVERA WIJAYA,
Komisaris Independen
LUCIANA,
Direktur Utama
Warga Negara Indonesia,
dilahirkan di Jakarta tahun 1958.
Menyelesaikan pendidikan Diploma
Akademi Akuntansi pada tahun
1981 dan Sarjana Ekonomi di
Universitas Terbuka (UT) pada tahun
1997. Memulai karirnya di PT Multi
Pastika Abadi dengan jabatan Staff
Accounting (1978 – 1980). Menjabat
sebagai Konsultan Jasa Akuntansi
Dan Pajak di Jakarta (1980 - 1985).
Bekerja di PT Kawan Niaga Sahabat
Textile Industri sebagai Accounting & Finance Manager (1988
- 1994). Menjabat sebagai Member of Ex Co di PT Petindo
Jaya Sakti (1995 – 2006). Sebagai Finance Manager di PT
Kestrel Sekuritas Indonesia (1996 – 1998). Bekerja sebagai
Direktur di PT Bumi Mas Kencana (2006 – sekarang). Menjabat
sebagai Member of Ex Co di PT Asia Prima Packaging (2007
– sekarang). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris
Independen berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa tanggal 25 Agustus 2010 dengan masa jabatan sampai
dengan 30 Juni 2013.
Warga Negara Indonesia
dilahirkan di Jakarta tahun 1966.
Pada tahun 1989, menyelesaikan
pendidikannya
di
Universitas
Atmajaya, Fakultas Ilmu Administrasi.
Memiliki
izin
perorangan
dari
Bapepam sebagai Wakil Perantara
Pedagang Efek (1994).
Memulai
karirnya di PT Ramayana Artha
Perkasa , perusahaan efek sebagai
Finance (1990 - 1991), sebagai Firm
Manager (1991 - 1996), menjabat
sebagai Head of Sales Equity (1996 - 2000) dan terakhir sebagai
Compliance (2002 – 2009). PT. Harita Kencana, sebagai Sales
Equity ( 2000-2002 ). Bergabung dengan Perseroan sebagai
Direktur Utama sejak tahun 2009, kemudian diangkat kembali
sebagai Direktur Utama berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan tanggal 30 Juni 2010 dengan masa jabatan
sampai dengan 30 Juni 2013.
RUSMADY HANSA,
Direktur
Warga Negara Indonesia
dilahirkan di Jakarta tahun 1960.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Buddhi, pada tahun
2006 dan pernah duduk di tingkat II Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Tarumanagara, tahun
1984. Memiliki izin perorangan dari Bapepam sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (2000), Wakil Penjamin
Emisi Efek (2002) dan Wakil Manajer Investasi (2006). Memulai karirnya di PT Makmur Swasembada bekerja
sebagai Staff Accounting (1981 – 1983), PT Haniwell Murni Co. sebagai Senior Accounting (1985 – 1999).
Menjabat sebagai Kepala Akuntansi PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1999 – 2000), Direktur Keuangan PT
Kestrel Sekuritas Surabaya (2000 – 2002). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2003, dan diangkat
kembali sebagai Direktur berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 30 Juni 2010 dengan
masa jabatan sampai dengan 30 Juni 2013.
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
7
Sumber Daya Manusia
Pengembangan kompetensi karyawan dilakukan melalui program pelatihan yang dilaksanakan baik di luar maupun
di dalam perusahaan. Pelatihan yang telah diberikan bagi karyawan front office antara lain mengenai pemahaman
produk - produk pasar modal, teknik presentasi dan strategi pemasaran, serta upaya mempertahankan loyalitas
nasabah. Pelatihan dan pemahaman tentang Prinsip Pengenalan Nasabah ( Know Your Client ), workshop dan
seminar tentang peraturan perdagangan dan transaksi saham, seminar peraturan mengenai transaksi terlarang
dan pencucian uang ( money laundry ).
Bagi karyawan back office, pelatihan yang telah dilakukan antara lain mengenai perpajakan, Standar akuntansi
pasar modal, seminar peraturan mengenai transaksi terlarang dan pencucian uang ( money laundry), standar
akuntansi dan pasar modal Syariah. Selanjutnya Perseroan bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI),
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengadakan pelatihan
bagi karyawan mengenai pelaksanaan Fund Separation yaitu pemisahan rekening dana nasabah, serta penerapan
Straight Through Processing (STP) yaitu otomatisasi pelaksanaan perdagangan efek dan penerapan pembentukan
Dana Perlindungan Pemodal (Investor Protection Fund/IPF), juga penerapan pelaporan Modal Kerja Bersih
Disesuaikan (MKBD) baru yang sesuai dengan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE).
Dalam hal peningkatan produktivitas kerja serta mengikuti perkembangan pasar modal, Perseroan secara
berkesinambungan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan, baik
sebagai sarana penyegaran maupun tambahan ketrampilan. Dalam pelaksanaannya, Perseroan mengikutsertakan
karyawan dalam seminar, lokakarya atau kursus - kursus tertentu sesuai dengan bidang tugasnya masing - masing.
Untuk meningkatkan kesejahteraan, Perseroan memberikan berbagai fasilitas - fasilitas seperti pemberian gaji
yang telah sesuai dengan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) tingkat propinsi, Tunjangan Hari Raya (THR),
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), asuransi kesehatan, memfasilitasi acara rekreasi karyawan bersama,
santunan bagi keluarga yang meninggal, pemberian cuti tahunan dan cuti melahirkan.
Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-547/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 Tentang Perizinan
Wakil Perusahaan Efek, antara lain diatur keharusan adanya izin perorangan bagi para pelaku perorangan yang
menjalankan profesi di bidang pasar modal. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 Perseroan memiliki
karyawan sebanyak 19 orang yang keseluruhannya merupakan karyawan tetap, adapun jumlah karyawan
Perseroan yang memiliki izin perorangan di pasar modal adalah sebagai berikut :
Wakil Perantara
Pedagang Efek
Wakil Penjamin
Emisi Efek
Wakil Manajer
Investasi
Total
11
3
2
16
Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi Perseroan pertanggal 31 Desember 2012.
DEWANKOMISARIS
Johnlin Yuwono,
Oey Rivera Wijaya
KOMITE AUDIT
Oey Rivera Wijaya, Victor Sianipar, Deddy. G
DIREKSI
Luciana, Rusmady Hansa
Internal Audit
Sutan Wijono
Umum &
Personalia
Anis Ilwani
Teknologi
Informasi
Zaenal Arifin
(Head of It )
Marketing
Supyan Apandi
(Head of Marketing)
8 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
Sekretaris Perusahaan
& Kepatuhan
Rohati
Cor Fin &
Invest. Bank
Sugeng TH
Akuntansi &
Keuangan
Hendra
(Head of Akuntansi &
Finance )
Kustodian &
Settlement
Marsudi Widodo
(Head of Custodian &
Settlement)
Analisis dan Pembahasan Manajemen
A. PENDAPATAN USAHA
Pendapatan usaha pada tahun 2012 adalah sebesar
Rp 1.854 juta, yang berasal dari komisi perantara
perdagangan efek, pendapatan bunga serta jasa
penjaminan emisi dan penjualan efek. Pendapatan
usaha pada tahun 2012 mengalami penurunan
sebesar Rp 474 juta atau 20,36 % dibanding tahun
2011 yang tercatat sebesar Rp 2.328 juta. Penurunan
pendapatan usaha ini terutama disebabkan karena
adanya penurunan dari komisi perantara perdagangan
efek dan jasa penjaminan emisi dan penjualan efek,
walaupun diikuti dengan peningkatan dari keuntungan
atas perdagangan efek – bersih.
KOMISI PERANTARA PERDAGANGAN EFEK
Pendapatan komisi dari transaksi perantara
perdagangan efek Perseroan pada tahun 2012 adalah
sebesar Rp 849 juta mengalami penurunan sebesar
Rp 585 juta atau 40,79 % dibanding tahun 2011 yang
tercatat sebesar Rp 1.434 juta. Penurunan tersebut
disebabkan oleh adanya penurunan atas aktivitas
perdagangan saham sebagai akibat dari kondisi market
local dan regional yang tidak kondusif, penerapan
peraturan perdagangan dan transaksi yang baru dan
persaingan diantara perusahaan sekuritas yang ada,
terutama dengan adanya perusahaan sekuritas yang
telah menerapkan sistem online trading.
BUNGA
Pendapatan bunga yang diperoleh Perseroan
merupakan pendapatan bunga atas transaksi pembelian
efek saham dengan janji dijual kembali (reverse repo).
Pendapatan bunga Perseroan pada tahun 2012 adalah
sebesar Rp 610 juta mengalami penurunan sebesar
Rp 100 juta atau 14,08 %, dibanding tahun 2011
yang tercatat sebesar Rp 710 juta, hal ini disebabkan
penurunan jumlah reverse repo yang diberikan kepada
pihak ketiga, akibat adanya reverse repo yang telah
jatuh tempo dan tidak diperpanjang kembali.
JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK
Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek merupakan
hasil dari keikutsertaan Perseroan sebagai peserta
penjamin emisi efek untuk penawaran umum saham.
Pendapatan jasa penjaminan emisi Perseroan pada
tahun 2012 adalah sebesar Rp 22 juta mengalami
penurunan sebesar Rp 161 juta atau 87,98 %,
dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 183
juta, hal ini disebabkan semakin berkurangnya porsi
penjaminan yang ditanggung Perseroan dalam rangka
keikutsertaan dalam sindikasi penjaminan emisi efek.
KEUNTUNGAN ATAS PERDAGANGAN EFEK – BERSIH
Keuntungan perdagangan efek – bersih Perseroan
pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 373 juta dibanding
tahun 2011 yang tercatat sebesar dibawah Rp 1 juta,
disebabkan oleh kenaikan nilai portofolio saham yang
dimiliki Perseroan.
B. BEBAN USAHA
Beban usaha Perseroan pada tahun 2012 adalah
sebesar Rp 2.287 juta dimana terjadi penurunan
sebesar Rp 472 juta atau 17,10 % dibanding tahun
2011 yang tercatat sebesar Rp 2.759 juta. Penurunan
tersebut terutama disebabkan antara lain oleh
adanya penurunan atas beban perjalanan dinas
dan transportasi, beban kantor serta beban lain-lain
sebagai akibat efisiensi yang dijalankan Perseroan.
C. LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
LABA (RUGI) USAHA
Pada tahun 2012 Perseroan mengalami rugi usaha
sebesar Rp 433 juta, kenaikan sebesar Rp 2 juta atau
0,46 % dibandingkan tahun 2011 yang mengalami rugi
usaha sebesar Rp 431 juta. Peningkatan ini terutama
disebabkan antara lain oleh adanya penurunan
pendapatan usaha, walaupun juga diikuti dengan
penurunan beban usaha.
PENGHASILAN LAIN – LAIN
Penghasilan lain – lain Perseroan antara lain berupa
selisih kurs, pendapatan bunga dari deposito
berjangka dan laba penjualan aset tetap. Pada tahun
2012 penghasilan lain – lain Perseroan adalah sebesar
Rp 2.264 juta dimana terjadi peningkatan yang
cukup signifikan sebesar Rp 1.102 juta atau 94,83
% dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp
1.162 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan
oleh peningkatan atas selisih kurs – bersih sebagai
akibat kenaikan kurs Dollar di pasar dan adanya
laba penjualan aset tetap, walaupun diikuti dengan
penurunan atas pendapatan bunga yang disebabkan
pencairan sebagian deposito berjangka yang telah
jatuh tempo.
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Pendapatan komprehensif lain yang diperoleh
Perseroan merupakan kenaikan atau penurunan bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual.
Pada tahun 2012 Perseroan memperoleh surplus
sebesar Rp 717 juta, memperoleh peningkatan yang
cukup signifikan sebesar Rp 557 juta atau 348,13 %
dibandingkan tahun 2011 yang hanya mengalami
surplus sebesar Rp 160 juta. Surplus ini terutama
disebabkan oleh adanya kenaikan harga saham-saham
di pasar, yang ditandai dengan meningkatnya Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan.
LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
Perseroan pada tahun 2012 memperoleh laba
komprehensif sebesar Rp 2.592 juta, meningkat cukup
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
9
signifikan sebesar Rp 1.678 atau 183,59% dibanding tahun 2011 yang memperoleh laba komprehensif sebesar Rp
914 juta. Laba komprehensif ini terutama disumbangkan oleh penghasilan lain-lain berupa selisih kurs, ditambah
kenaikan bersih nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual.
PROFITABILITAS
Profitabilitas antara lain diukur dengan rasio-rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin), Imbal Hasil Investasi
(Return On Assets) dan Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity). Rasio ini menggambarkan kemampuan Perseroan
untuk mendapatkan laba pada suatu masa tertentu.
- Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) adalah rasio dari laba komprehensif terhadap pendapatan Perseroan.
- Imbal Hasil Investasi (Return On Assets) adalah rasio dari perputaran aset dalam menghasilkan laba
komprehensif.
- Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity) adalah rasio dari laba komprehensif terhadap ekuitas.
URAIAN
Rasio Keuangan
Net Profit Margin
31 Desember
2010
2011
2012
(121,89) %
39,28 %
139,82 %
Return On Assets
(5,30) %
1,82 %
4,80 %
Return On Equity
(5,99) %
1,91 %
5,13 %
D. ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS
ASET
Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 54.002 juta dimana terjadi peningkatan
sebesar Rp 3.644 juta atau 7,24 % dibanding aset Perseroan pada tahun 2011 yang berjumlah Rp 50.358 juta.
Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh adanya piutang kepada pihak berelasi, diikuti dengan penurunan
deposito berjangka akibat dicairkannya deposito yang telah jatuh tempo. Yang termasuk aset tidak lancar adalah
penyertaan pada bursa efek, aset pajak tangguhan, aset tetap dan aset lain-lain, sisanya merupakan aset lancar.
LIABILITAS
Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 3.517 juta dimana terjadi
peningkatan sebesar Rp 1.051 juta atau 42,62 % dibanding liabilitas Perseroan pada tahun 2011 yang berjumlah
Rp 2.466 juta. Kenaikan jumlah liabilitas tersebut disebabkan terutama oleh adanya peningkatan utang lembaga
kliring dan penjaminan sebagai akibat peningkatan aktifitas transaksi saham. Semua liabilitas Perseroan
dikategorikan sebagai liabilitas jangka pendek.
EKUITAS
Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 50.485 juta dimana terjadi
peningkatan sebesar Rp 2.592 juta atau 5,41 % dibandingkan ekuitas Perseroan pada tahun 2011 yang berjumlah
Rp 47.893 juta. Kenaikan jumlah ekuitas tersebut disebabkan oleh adanya penurunan defisit saldo laba belum
10 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
ditentukan penggunaannya sebagai akibat Perseroan
memperoleh laba bersih usaha, dan kenaikan bersih
nilai portofolio efek yang tersedia untuk dijual akibat
peningkatan harga saham di pasar.
Total Aset, Liabilitas Dan Ekuitas
yang berupa piutang kepada nasabah untuk transaksi
efek nasabah. Jangka waktu kredit yang diberikan
Perseroan adalah 3 hari, sesuai dengan peraturan yang
berlaku, dan sampai saat ini tidak ada nasabah yang
melebihi jangka waktu kredit tersebut. Disamping itu
Perseroan tidak memberikan fasilitas marjin kepada
nasabah berupa dana talangan untuk transaksi efek
Nasabah dan perusahaan juga mengikuti peraturan
forcesell (jual paksa) untuk pelunasan piutang transaksi.
G. KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG
LIKUIDITAS
Likuiditas diukur dengan menggunakan perbandingan
jumlah aset lancar (diluar penyertaan pada bursa efek,
aset pajak tangguhan, aset tetap dan aset lain-lain)
terhadap liabilitas jangka pendek dan merupakan
indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi
E. ARUS KAS
semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan
aset lancar yang dimiliki.
AKTIVITAS OPERASI
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
sebesar Rp 1.395 juta terutama terdiri dari penerimaan
komisi perantara perdagangan efek sebesar Rp
849 juta, penerimaan bunga sebesar Rp 1.787 juta
dan penerimaan lainnya sebesar Rp 726 juta, yang
diimbangi dengan berbagai pembayaran seperti
pembayaran kepada nasabah sebesar Rp 509 juta dan
pembayaran beban usaha sebesar Rp 2.154 juta.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp 71 juta terutama terdiri dari penerimaan
komisi perantara perdagangan efek sebesar Rp 1.434
juta, penerimaan efek dibeli dengan janji dijual kembali
sebesar Rp 3.872 juta dan penerimaan bunga sebesar
Rp 1.601 juta, yang diimbangi dengan berbagai
pembayaran seperti pembelian portofolio efek sebesar
Rp 4.559 juta dan pembayaran beban usaha sebesar
Rp 2.687 juta.
AKTIVITAS INVESTASI
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
sebesar Rp 8.845 juta, terdiri dari pencairan deposito
berjangka sebesar Rp 8.688 juta dan penerimaan
penjualan aset tetap sebesar Rp 170 juta, yang
diimbangi dengan pembayaran perolehan aset tetap
sebesar Rp 13 juta.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 sebesar Rp 27 juta, terdiri dari pembayaran
perolehan aset tetap.
AKTIVITAS PENDANAAN
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012 sebesar Rp 12.933 juta, terdiri dari pemberian
pinjaman kepada pihak berelasi.
F. TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG
Tingkat kolektibilitas piutang merupakan indikator
kemampuan
Perseroan
untuk
mendapatkan
penghasilan dari penagihan piutang, dan diukur dengan
menggunakan perbandingan jumlah pendapatan
usaha terhadap piutang jangka pendek Perseroan,
Rasio likuiditas Perseroan pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah
sebesar 1.525,90 % dan 2.028,42 %. Penurunan
rasio aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek
tersebut disebabkan karena kenaikan liabilitas jangka
pendek pada tahun 2012 sebesar Rp 1.051 juta atau
42,62 % jika dibandingkan dengan tahun 2011, yang
disebabkan antara lain oleh adanya peningkatan atas
utang lembaga kliring dan penjaminan serta liabilitas
imbalan kerja karyawan.
SOLVABILITAS
Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk
memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan
seluruh aset atau ekuitas. Solvabilitas diukur dengan
membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah
ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) atau membandingkan
jumlah liabilitas dengan jumlah aset (Solvabilitas Aset).
Perseroan memiliki Solvabilitas Ekuitas pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing
sebesar 6,97 % dan 5,15 %. Peningkatan rasio liabilitas
terhadap ekuitas tersebut terutama disebabkan
oleh kenaikan total liabilitas yang didapat karena
peningkatan utang lembaga kliring dan penjaminan
serta liabilitas imbalan kerja karyawan.
Sedangkan untuk Solvabilitas Aset pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing
adalah sebesar 6,51 % dan 4,90 %. Kenaikan rasio
liabilitas terhadap aset disebabkan adanya peningkatan
jumlah liabilitas, yang diakibatkan oleh kenaikan utang
lembaga kliring dan penjaminan sebesar Rp 947 juta
serta liabilitas imbalan kerja karyawan sebesar Rp 126
juta.
H. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN
Perseroan berkewajiban untuk memenuhi persyaratan
Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan
peraturan Bapepam & LK No. V.D.5 yang terlampir
dalam Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-566/
BL/2011 tertanggal 31 Oktober 2011. Berdasarkan
peraturan tersebut perusahaan efek wajib memiliki
MKBD paling sedikit Rp 25.000 juta atau 6,25 % dari
jumlah liabilitas ditambah ranking liabilities, mana yang
lebih tinggi. Pada tanggal 28 Desember 2012, Perseroan
memiliki saldo MKBD di atas ketentuan yang ditetapkan
yaitu sebesar Rp 30.965 juta.
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
11
I. PROSPEK USAHA DAN ASPEK PEMASARAN
Dalam bidang Perantara Pedagang Efek, Perseroan akan menambah jumlah nasabah perorangan maupun
nasabah institusi seperti Dana Pensiun, Asuransi, Fund Manager dan lainnya. Pelayanan yang optimal akan terus
ditingkatkan, dengan adanya fasilitas Remote Trading, kecepatan dan ketetapan dalam melakukan transaksi
pesanan nasabah dapat terjamin. Perseroan juga akan meningkatkan dalam memberikan informasi investasi yang
dapat dipercaya.
Perseroan akan meningkatkan aktivitas dalam bidang Penjamin Emisi Efek, baik dalam penawaran umum saham
maupun dalam bidang Investment Banking. Perseroan menargetkan perusahaan menengah yang bergerak dalam
industri yang memiliki prospek usaha yang baik. Perseroan akan memberikan nilai tambah sebagai Penasehat
Keuangan (Financial Advisory) bagi perusahaan menengah agar dapat terus berkembang. Selain itu divisi ini akan
meningkatkan jalinan komunikasi dan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan sekuritas lain dalam menangani
berbagai proyek sindikasi penjaminan emisi saham.
Dimasa mendatang dalam usaha Perseroan memperluas jaringan pemasaran, dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi informasi dengan meluncurkan fasilitas transaksi saham melalui internet (Online Trading ) Keunggulan
online trading antara lain kemampuannya menjangkau kota – kota besar di Indonesia, fasilitas ini sangat
memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi di berbagai lokasi, sepanjang nasabah tersebut memiliki
koneksi dengan jaringan internet. Fasilitas online trading memungkinkan nasabah memasukkan sendiri order beli
atau order jual melalui computer, ponsel, IPad dan lain lain tanpa melalui perantara (dealer), yang secara otomatis
dan real time akan diteruskan ke sistem remote trading yang terkoneksi langsung ke bursa.
J. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN
Sampai dengan dibuatnya Laporan Keuangan Tahunan 2012, Perseroan tidak mempunyai informasi dan fakta
material setelah tanggal laporan akuntan.
Informasi Khusus
A. Pencatatan dan Harga Saham
Tahun
Kwartal
Harga Saham
Jumlah Saham
(Lembar)
Terendah
Tertinggi
2004
215
315
349,558,000
2005
50
275
376.319,500
2006
35
60
937.000
2007
30
200
11.193.000
2008
66
120
6.692.500
2009
50
92
1.765.000
2010
50
77
3.886.000
I
50
76
112.000
II
58
78
5.362.500
III
50
78
189.000
IV
50
85
336.500
I
75
154
6.228.500
II
90
200
1.040.500
III
140
140
2.000
IV
140
150
5.500
2011
2012
12 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
B. Dividen
Tahun
Dividen per Saham
(Rp)
Jumlah Saham
(Lembar)
Jumlah Dividen
(Rp)
Tanggal Pembayaran
2004
6
255.000.000
1.530.000.000
15 Desember 2005
2005
8
255.000.000
2.040.000.000
15 Agustus 2006
2006
6,50
255.000.000
1.657.500.000
21 Agustus 2007
2007
9,50
255.000.000
2.422.500.000
24 Desember 2008
C. Pemegang Saham Yang Memiliki 5 % Atau Lebih Saham Perseroan
No
1
Nama Pemegang Saham
Alamat Pemegang Saham
PT Jeje Yutrindo Utama
Status
A/I
Jumlah
Saham
Pemilikan
%
I
133.725.000
52,44
133.725.000
52,44
Plaza Asia (ABDA) Lt. 5
Jl. Jend. Sudirman
Kav. 59, Jakarta Selatan
Jumlah
D. Kepemilikan Saham Perseroan Oleh Direksi Dan Dewan Komisaris
No
Nama
Jabatan
Jumlah Saham (Lembar)
Pemilikan %
1
Chu Jang Lie
Komisaris Utama
1.275.000
0,50
2
Johnlin Yuwono
Komisaris
0
0
3
Oey Rivera Wijaya
Komisaris Independen
0
0
4
Luciana
Direktur Utama
0
0
5
Rusmady Hansa
Direktur
0
0
E. Kelompok Pemegang Saham Masyarakat
No
Keterangan
1
Pemodal Nasional
2
Pemodal Asing
Jumlah Saham
119.195.500
804.500
Total
120.000.000
F. Jumlah Saham Yang Beredar Di Masyarakat
No
Keterangan
Modal Dasar
Jumlah Saham (Lembar)
Jumlah Nominal (Rp)
540.000.000
108.000.000.000
133.725.000
26.745.000.000
%
Modal Disetor Penuh :
1
PT Jeje Yutrindo Utama
52,44
2
Chu Jang Lie
1.275.000
255.000.000
0,50
3
Masyarakat
120.000.000
24.000.000.000
47,06
Jumlah Modal Disetor Penuh
255.000.000
51.000.000.000
100,00
Saham Dalam Portepel
285.000.000
57.000.000.000
G. Keterangan Tentang Pemegang Saham Utama dan Pengendali
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
13
Tata Kelola Perusahaan
Perseroan menyadari sepenuhnya mengenai pentingnya Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance/GCG), Perseroan percaya bahwa dengan semakin baiknya penerapan tata kelola perusahaan maka
akan memberikan hasil yang lebih baik pula kepada kinerja Perseroan.
Dalam rangka menjaga dan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan usaha
Perseroan antara lain dengan pemegang saham, manajemen, pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan seluruh
stakeholder lainnya, diperlukan penerapan prinsip-prinsip dari GCG. Adapun prinsip-prinsip GCG yang senantiasa
dan akan diterapkan oleh Perseroan adalah :
a. Prinsip Fairness
• Perlindungan terhadap seluruh kepentingan pemegang saham, yaitu dengan dibentuknya Komisaris
Independen yang dimaksudkan untuk melindungi pemegang saham minoritas.
• Pengelolaan Perseroan selalu memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder berdasarkan prinsip
keadilan dan kesetaraan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Prinsip Transparency
• Laporan keuangan Perseroan diaudit oleh kantor akuntan public yang terdaftar di Bapepam & LK dan
dilaporkan ke Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia serta diumumkan dalam surat kabar yang mempunyai
peredaran nasional secara berkala.
• Setiap akan melakukan corporate action yang material, Perseroan selalu menyampaikan kepada publik
melalui Bursa Efek Indonesia dan Bapepam & LK.
• Pengelolaan aset atau investasi dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab.
c. Prinsip Accountability
• Mengatur kejelasan fungsi, hak dan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab masing-masing antara
pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi
• Membentuk Komite Audit independent yang diketuai oleh Komisaris Independen.
d. Prinsip Responsibility
• Perseroan telah mengikutsertakan karyawan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
• Perseroan secara konsisten melakukan pembayaran dan pelaporan pajak tepat pada waktunya.
• Menyampaikan laporan keuangan tahunan, triwulan, tengah tahunan tepat pada waktunya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, agar pemegang saham dapat mengetahui kinerja perseroan.
Perseroan telah melakukan langkah - langkah dalam mencapai tata kelola perusahaan yang baik, sesuai dengan
ketentuan dari Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia. Perseroan telah memiliki Komisaris Independen yang
bekerja sama dengan Komisaris Utama dalam melaksanakan pengawasan. Perseroan telah memiliki Direktur Tidak
Terafiliasi, guna menjamin adanya proses pengambilan keputusan pelaksanaan kegiatan operasional yang lebih
obyektif. Perseroan telah membentuk Komite Audit yang terdiri dari Komisaris Independen yang bertindak sebagai
Ketua dan 2 orang anggota guna membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan. Dan Perseroan
juga telah memiliki Sekretaris Perusahaan sebagai media komunikasi antara Perseroan dengan para stakeholders
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
A. Rapat Umum Pemegang Saham
Pada tanggal 28 Juni 2012 di Hotel Mega Anggrek - Jakarta Barat, Perseroan telah melaksanakan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam RUPST telah diputuskan untuk tidak membagikan dividen tunai
kepada pemegang saham, karena walaupun Perseroan memperoleh laba komprehensif tahun buku 2011, namun
bila dikompensasi dengan defisit saldo laba tahun sebelumnya, sebenarnya Perseroan masih mengalami kerugian
komprehensif dalam tahun buku 2011.
Kemudian oleh karena Komisaris Utama Perseroan yaitu Chu Jang Lie telah meninggal dunia pada tanggal 14
November 2012, maka berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 10 Januari 2013 yang
dibuat dihadapan Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH, Notaris di Jakarta, Perseroan telah memberhentikan
dengan hormat Johnlin Yuwono dari jabatannya selaku Komisaris, dan selanjutnya mengangkat kembali Johnlin
Yuwono sebagai Komisaris Utama Perseroan, sehingga susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan menjadi
sebagai berikut :
Komisaris Utama
Komisaris Independen
: Johnlin Yuwono
: Oey Rivera Wijaya
B. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan perwakilan dari seluruh pemegang saham Perseroan. Dewan Komisaris bertugas
untuk mengawasi pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi.
Saat ini Perseroan memiliki 2 orang anggota Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris
Independen. Dengan adanya Komisaris Independen tersebut, maka pengawasan dan nasihat dapat lebih obyektif
dan tetap memperhatikan kepentingan dari pemegang saham independen.
14 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
Calon anggota Komisaris dapat diajukan oleh seluruh pemegang saham, sementara calon anggota Komisaris
Independen hanya dapat diajukan oleh pemegang saham independen. Selanjutnya para anggota Komisaris
diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Dewan
Komisaris melakukan hal-hal berikut :
• Mewakili seluruh kepentingan para pemegang saham Perseroan.
• Mempraktekkan keadilan dan memiliki integritas baik secara individu maupun secara kolektif dalam Dewan
Komisaris.
• Mempromosikan visi dan misi Perseroan serta mempromosikan peraturan-peraturan Perseroan mengenai
kepatuhan dank ode etik.
• Mempelajari dan mendalami bisnis yang dilakukan oleh Perseroan, dan mengerti mengenai risiko bisnis
perusahaan efek.
• Melakukan penelaahan dan ikut mengawasi strategi, rencana, sasaran bisnis yang telah dipaparkan oleh
Direksi.
• Melakukan evaluasi rutin terhadap kinerja keuangan Perseroan.
• Menjamin proses, control dan prosedur operasi standar telah dibuat dan dilaksanakan, sehingga integritas dari
laporan keuangan Perseroan dapat dipertanggung-jawabkan sepenuhnya.
• Melakukan review menyeluruh dan obyektif atas kinerja Direktur Utama, dan dengan bantuan Direktur Utama
mereview kinerja Direktur.
• Menyempatkan waktu yang cukup untuk kepentingan Dewan Komisaris, dan masalah-masalah yang timbul
dalam Komite Audit.
• Melakukan perencanaan dan review terhadap proses suksesi, promosi/nominasi dan remunerasi Direksi.
• Mengevaluasi kinerja dan efektifitas Dewan Komisaris.
C. Dewan Direksi
Direksi saat ini memiliki 2 orang anggota, yang terdiri dari Direktur Utama dan Direktur, dimana kedua Direktur
Perseroan tersebut merupakan Direktur Yang Tidak Terafiliasi dengan pemegang saham pengendali Perseroan.
Adanya komposisi Direktur Tidak Terafiliasi tersebut telah memberikan hasil berupa keputusan yang dilandasi atas
sikap profesional dan tidak adanya pengaruh atau kepentingan tertentu yang dominan dari pemegang saham.
Direksi Perseroan dibentuk dari individu yang memiliki berbagai keahlian, khususnya di bidang pasar modal dan
keuangan. Pengetahuan dan pengalaman dari anggota Direksi telah memberikan kepastian akan kemampuan
Direksi dalam memimpin aktivitas operasional Perseroan.
Selanjutnya para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam
memenuhi tanggung-jawabnya Direksi telah melakukan hal berikut :
• Memperlihatkan obyektivitas dan integritas tinggi, baik secara individu maupun secara kolektif.
• Memperlihatkan kemampuan kepemimpinan dan tanggung-jawab, untuk membawa Perseroan lebih maju dan
berkembang.
• Mempromosikan visi dan misi serta mempromosikan peraturan Perseroan mengenai kepatuhan dan kode etik.
• Melakukan review terperinci mengenai kinerja operasional Perseroan
• Melakukan perencanaan dan review terhadap suksesi, promosi/nominasi dan remunerasi manajemen.
• Melakukan evaluasi terhadap kinerja dan efektivitas manajemen.
D. Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Direksi
Direksi berperan signifikan dalam menjalankan dan mengatur tata kelola Perseroan, untuk meningkatkan
pengetahuan maka Direksi telah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan dalam bidang pasar modal, seperti
penerapan Straight Through Processing yaitu otomatisasi perdagangan efek, penerapan Fund Separation yang
merupakan pemisahan rekening dana nasabah, seminar peraturan-peraturan pasar modal, seminar peraturanperaturan emiten dan badan usaha, penerapan bergabungnya Bapepam & LK kedalam Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), seminar dan penerapan pembentukan Dana Perlindungan Pemodal (Investor Protection Fund/IPF).
E. Rapat Dewan Komisaris Dan Direksi
Rapat Dewan Komisaris dan Direksi selalu dilaksanakan baik secara rutin maupun temporer, guna mengantisipasi
secara cepat dan akurat atas setiap perkembangan yang terjadi berkaitan dengan Perseroan. Rapat dilaksanakan
baik untuk seluruh Komisaris dan Direksi, maupun secara khusus antar anggota Komisaris dan atau Direksi.
Dalam Rapat tersebut dibahas mengenai kebijakan dan strategi yang telah dan akan dijalankan Perseroan, juga
memastikan bahwa kinerja Perseroan telah sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun pada awal tahun.
Serta mengevaluasi apakah kegiatan operasional Perseroan telah sesuai dengan aktivitas usaha secara umum
dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Rapat Dewan Komisaris dilaksanakan secara rutin setiap 6 bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris, dan dilaksanakan secara temporer bila Dewan Komisaris merasa ada yang perlu dibahas terhadap
kebijakan dan strategi yang akan dijalankan Perseroan. Sedangkan rapat Dewan Komisaris dengan anggota
Direksi dilaksanakan secara rutin setiap sebulan sekali, dan dilaksanakan secara temporer bila dirasa ada yang
perlu dibahas mengenai kebijakan yang akan dijalankan Perseroan. Rapat anggota Direksi dilaksanakan secara
rutin setiap sebulan sekali, dan dilaksanakan secara temporer bila anggota Direksi merasa ada yang perlu dibahas
terhadap kebijakan yang akan dijalankan Perseroan.
F. Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi
Penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris ditentukan oleh Komisaris Utama, dan hasil
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk tahun 2012, anggota Dewan Komisaris memperoleh
remunerasi sebesar Rp 92 juta. Penetapan dan besarnya remunerasi anggota Direksi ditentukan oleh Komisaris
Utama, untuk tahun 2012 remunerasi anggota Direksi adalah sebesar Rp 216 juta.
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
15
G. Komite Audit
Saat ini Komite Audit memiliki 3 orang anggota, dimana 1 orang diantaranya merupakan Komisaris Independen
yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit. Komite Audit telah bertanggung-jawab untuk memberikan pendapat
kepada Dewan Komisaris terhadap laporan yang dibuat oleh Direksi, khususnya terhadap hal-hal yang dipandang
memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris. Serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan
tanggung-jawab Dewan Komisaris, seperti pemeriksaan laporan keuangan yang akan dipublikasi, juga pemenuhan
semua ketentuan yang terkait terhadap Perseroan dan memeriksa laporan dari internal audit.
Komite Audit juga berkewajiban untuk memperhatikan risiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan Manajemen
Risiko oleh Direksi, kemudian melakukan investigasi dan melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai keluhan
yang muncul terhadap Perseroan dan menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi.
Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber
daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenangnya,
Komite Audit bekerja sama dengan Divisi Pengawasan Internal. Selanjutnya setiap hasil Rapat Komite Audit
segera disampaikan kepada Dewan Komisaris agar dapat dibahas dalam Rapat Dewan Komisaris dan Direksi.
Dalam memenuhi tanggung-jawabnya Komite Audit melakukan hal berikut :
• Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan Perseroan kepada publik dan pihak otoritas,
seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.
• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundangan di bidang pasar modal, dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan.
• Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen Perseroan dan
akuntan atas jasa yang diberikannya.
• Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan akuntan yang didasarkan pada
independensi, ruang lingkup penugasan dan fee.
• Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan
tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal.
• Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi.
• Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan.
• Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan
kepentingan.
• Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan.
Susunan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Ketua
Anggota
Anggota
: Oey Rivera Wijaya
: Victor Sianipar
: Deddy Gunawan
VICTOR SIANIPAR,
Anggota Komite Audit
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan tahun 1952. Menyelesaikan pendidikan terakhir di bidang Bisnis
Manajemen di Sekolah Tinggi Prasetya Mulya, Jakarta pada tahun 1997. Memulai karirnya di PT Upjohn Indonesia,
Jakarta sebagai Manager Divisi Pemasaran (1976 – 1996). Menjabat sebagai General Manager PT Haniwell Murni
Co, Tangerang (1996 - 2004). Bergabung dengan Perseroan sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2004
sampai 2006. Menjabat sebagai Direktur di PT Sumber Cakrawala Intinusa sejak tahun 2007 sampai sekarang.
DEDDY GUNAWAN,
Anggota Komite Audit
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Tangerang tahun 1963. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBEK, Jakarta pada tahun 1994. Memulai karirnya di PT Petindo Jaya Sakti dengan
jabatan terakhir sebagai Manager Keuangan (1987 – 2007). Menjabat sebagai Manager Accounting di PT Asia
Prima Packaging (2007 - sekarang).
H. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan tugasnya antara lain mengikuti perkembangan pasar modal khususnya
peraturan yang berlaku di bidang pasar modal, memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi
yang berkaitan dengan kondisi Perseroan, memberi masukan kepada Direksi dalam mematuhi ketentuan pasar
modal, serta sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI
dan masyarakat.
Perseroan menyadari sepenuhnya akan pentingnya membuka semua jalur komunikasi dengan para stakeholder,
yaitu pemegang saham, nasabah, Bapepam & LK, Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI, analis maupun pihak lainnya
yang terkait dengan Perseroan. Komunikasi yang baik akan memberikan kepastian bagi para stakeholder mengenai
perkembangan terbaru Perseroan, sementara Perseroan juga mengharapkan adanya umpan balik (feedback)
dari para stakeholders untuk peningkatan kinerja Perseroan. Distribusi informasi tersebut telah dilakukan melalui
berbagai cara.
Sesuai dengan ketentuan di pasar modal mengenai kewajiban penyampaian informasi, Perseroan melalui Sekretaris
Perusahaan telah menyampaikan Laporan Keuangan Triwulanan, Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan
Tahunan kepada Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI secara tepat waktu serta dikomunikasikan
kepada publik melalui surat kabar. Perseroan juga selalu menyampaikan informasi penting yang bersifat temporer
untuk menghindari adanya ketidak jelasan informasi, baik melalui Bursa Efek Indonesia, Bapepam & LK maupun
media masa.
16 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
Pada tanggal 28 Juni 2012 bertempat di Hotel Mega Anggrek – Jakarta Barat, Perseroan telah melaksanakan
Paparan Publik (Public Expose) yang menjelaskan perkembangan kinerja Perseroan, kebijakan yang telah dan
akan diambil serta prospek usaha. Acara ini dihadiri oleh para pemegang saham dan investor, sejumlah investor
juga telah menanyakan langsung mengenai perkembangan dan rencana usaha Perseroan.
ROHATI,
Sekretaris Perusahaan
Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Cirebon tahun 1972. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Akuntansi
di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Persada, pada tahun 2008. Memulai karirnya di PT Adhi Sentosa Abadi
dengan jabatan sebagai Staff Administrasi (1993 – 1995). Menjabat sebagai Staff Finance di PT Bamaputra Sarana
Plastindo (1996 - 1999), Staff Finance, Accounting & Tax PT Kestrel Sekuritas Indonesia (1999 - 2004). Bergabung
dengan Perseroan sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 2004 sampai sekarang.
I. Internal Audit
Divisi Internal Audit melakukan kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan
obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan, melalui pendekatan
yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan
tata kelola perusahaan.
Divisi Internal Audit berwenang untuk mengakses seluruh informasi yang relevan tentang Perseroan terkait dengan
tugas dan fungsinya, juga melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite
Audit, selain itu mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite
Audit, selanjutnya melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal. Dalam memenuhi
tanggung-jawabnya divisi Internal Audit melakukan hal berikut :
• Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan.
• Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen risiko sesuai dengan
kebijakan Perseroan.
• Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional,
sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi.
• Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat
manajemen.
• Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris.
• Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan.
• Bekerja sama dengan Komite Audit.
• Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.
• Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
J. Kepatuhan (Compliance)
Divisi kepatuhan wajib bersifat independen dari divisi lainnya, namun memiliki akses yang tidak terbatas kepada
divisi lainnya terkait dengan tugasnya untuk memastikan kepatuhan Perseroan. Divisi ini ditetapkan sebagai
wakil yang ditugaskan oleh Perseroan untuk menangani proses pemeriksaan dari Bapepam & LK dan Bursa Efek
Indonesia. Dalam memenuhi tanggung-jawabnya divisi kepatuhan melakukan hal berikut :
• Mengidentifikasi kebijakan, prosedur operasi standar dan peraturan perundang-undangan yang terkait.
• Menyusun kebijakan dan posedur tugas pokok dan fungsi divisi kepatuhan.
• Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap kebijakan dan prosedur operasi standar.
• Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai perizinan.
• Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai pelaksanaan pengawasan pegawai.
• Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai pengendalian internal.
• Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang serta pendanaan kegiatan terorisme.
• Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan mengenai perdagangan efek.
• Melakukan penanganan dan pengadministrasian pengaduan nasabah dengan wajib memiliki mekanisme khusus
untuk menangani dan menindaklanjuti pengaduan tertulis dari nasabah.
• Melakukan pengawasan rencana kelangsungan usaha (business continuity plan).
• Menyampaikan laporan secara berkala minimal 1 kali dalam setahun, dan laporan secara insidental kepada
Dewan Komisaris dan atau Direksi.
• Menyediakan bantuan dan melakukan pelatihan kepada pegawai pada divisi lain dalam rangka memenuhi
kepatuhan divisi dimaksud terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal dan peraturan lain yang
terkait.
Divisi kepatuhan wajib melaporkan secara rahasia kepada Dewan Komisaris dan Bapepam & LK jika menemukan
adanya indikasi pelanggaran atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh Perseroan atau
nasabah.
K. Manajemen Risiko
Divisi manajemen risiko bertanggung jawab untuk mengelola sistem pengendalian risiko, menyusun parameter
dan melakukan verifikasi dalam memproses pesanan dan atau instruksi, baik untuk kepentingan nasabah maupun
untuk kepentingan Perseroan, dan melaksanakan transaksi efek dengan ketentuan:
• Menyusun dan memastikan pelaksanaan parameter batasan transaksi (trading limit), baik untuk kepentingan
nasabah maupun untuk kepentingan Perseroan, yang formulasinya tertuang dalam Prosedur Operasi Standar
(SOP).
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
17
• Melakukan verifikasi bahwa rekening efek nasabah telah dibuka dan disetujui oleh divisi pemasaran.
• Melakukan verifikasi sebelum melaksanakan pesanan dan atau instruksi nasabah untuk memastikan ketersediaan
dana dan atau efek dalam rekening efek nasabah, dalam rangka penyelesaian transaksi efek.
• Bagi nasabah yang tidak mempunyai rekening efek di Perseroan, verifikasi ketersediaan dana dan atau
efek dilakukan dengan memastikan bahwa nasabah dimaksud telah membuat pernyataan tertulis mengenai
penempatan dana dan saham tersebut.
• Pelaksanaan verifikasi terhadap rekening efek dan ketersediaan dana dan atau efek, dapat dilakukan baik secara
manual maupun elektronik melalui sistem manajemen risiko Perseroan yang terintegrasi.
Divisi manajemen risiko wajib menyusun Prosedur Operasi Standar, terkait dengan transaksi efek yang dilakukan
untuk kepentingan Perseroan atau pihak terafiliasi, seperti pemegang saham, anggota Direksi, Dewan Komisaris
maupun pegawai Perseroan, dan melaporkan transaksi efek dimaksud kepada divisi kepatuhan.
L. Risiko Usaha
Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan lain, Perseroan tidak terlepas dari
beberapa risiko, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja Perseroan :
1. Risiko Pencabutan Izin Usaha
Sebagai perusahaan efek, Perseroan memiliki beberapa izin usaha yang dikeluarkan oleh Bapepam & LK
dan Bursa Efek Indonesia. Apabila Perseroan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku, maka
terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh izinnya dibekukan sementara ataupun dicabut, sehingga dapat
menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan usaha Perseroan. Untuk mencegah hal ini,
Perseroan berusaha sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usaha, agar tidak mengalami kegagalan
atau kelalaian dalam memenuhi ketentuan-ketentuan pasar modal.
2. Risiko Perdagangan Efek
Aktivitas perdagangan efek erat hubungannya dengan kondisi bursa efek secara keseluruhan. Kapitalisasi
pasar, jumlah saham, pertumbuhan keuangan Perseroan, sistem perdagangan dan sarana merupakan faktor
utama bagi pemodal dalam melaksanakan investasi. Dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan
indeks (Indeks Harga Saham Gabungan) yang dinamis, indeks yang melemah membuat pemodal menunggu
untuk melakukan transaksi, sebaliknya kenaikan indeks mendorong pemodal untuk melakukan transaksi.
Faktor suku bunga pasar dan kestabilan nilai tukar mata uang valuta asing, merupakan acuan yang dapat
menentukan harga efek, akibatnya komisi yang diperoleh Perseroan dapat berubah-ubah dengan fluktuasi yang
signifikan. Dalam mengatasi fenomena tersebut, Perseroan menganjurkan kepada nasabah untuk menerapkan
strategi yang tepat, agar baik pada saat indeks menurun maupun indeks menguat nasabah tetap memperoleh
return.
3. Risiko Penyelesaian Transaksi Efek
Bursa Efek Indonesia dapat melakukan ketentuan denda dan penghentian sementara (suspense) perdagangan
atas keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek. Keterlambatan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor,
seperti kesalahan sistem teknologi informasi, keterlambatan dalam kliring bank, cidera janji dari pembeli atau
penjual efek, hal ini mengakibatkan kerugian pada Perseroan. Untuk mencegah hal tersebut, Perseroan dituntut
lebih waspada dalam melakukan transaksi efek agar tidak terjadi kegagalan.
4. Risiko Tidak Terpenuhinya Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Permodalan perusahaan efek diatur secara ketat oleh Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, dalam bentuk
ketentuan jumlah minimal Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Apabila MKBD Perseroan jumlahnya
dibawah ketentuan minimal, maka Perseroan tidak diperbolehkan untuk bertransaksi di bursa, sehingga
berisiko menurunnya tingkat penghasilan usaha Perseroan. Dalam mengatasi hal tersebut, Perseroan selalu
menjaga jarak yang cukup besar antara MKBD dengan modal kerja bersih Perseroan, yang terdiri dari asetaset lancar, sehingga bila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek, disebabkan cidera janji dari
pembeli efek dan keterlambatan dalam kliring bank, tidak menyebabkan jumlah MKBD dibawah ketentuan
minimal.
M. Perkara Yang Sedang Dihadapi Perseroan, Direksi Dan Dewan Komisaris
Hingga laporan ini dibuat, Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris tidak pernah terlibat suatu sengketa atau
perselisihan pada instansi peradilan di tempat kedudukan Perseroan, Direksi dan Dewan Komisaris, serta di
tempat mana Perseroan melakukan kegiatan usahanya, baik dalam perkara pidana, perdata maupun perburuhan,
di hadapan badan peradilan umum dan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), Badan Arbitrase Pasar Modal
Indonesia (BAPMI) dan Panitia Penyelesaian Perburuhan Daerah (P4D). Disamping itu Perseroan juga tidak terlibat
dalam suatu pendaftaran atau perkara yang menyangkut kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran hutang,
atau pembubaran atau pemeriksaan oleh pengadilan atau instansi lainnya yang berwenang, termasuk yang
dimaksud dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
N. Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility)
Sebagai bagian dari komunitas masyarakat pada umumnya, Perseroan juga memiliki tanggung jawab kepada
masyarakat yang juga telah berperan bagi pertumbuhan Perseroan. Tanggung jawab sosial Perseroan diwujudkan
dalam berbagai kegiatan sosial, khususnya dalam rangka peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat
mengenai berbagai aktivitas dan peluang investasi di pasar modal. Perseroan telah menyumbangkan puluhan
buku mengenai pasar modal kepada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Buddhi, serta puluhan majalah mengenai
komputer kepada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Dharma Putra keduanya di
Tangerang, sebagai tanggung jawab sosial Perseroan di bidang pendidikan khususnya di bidang pasar modal dan
teknologi informasi.
18 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
Laporan Komite Audit
Komite Audit adalah sebuah komite yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris, beranggotakan pihakpihak yang independent terhadap Perseroan dan dipimpin oleh seorang Komisaris Independen. Tugas-tugas
Komite Audit diatur dalam Piagam Komite Audit, yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris. Komite Audit
berfungsi membantu Dewan Komisaris melaksanakan tanggung jawab pengawasan dalam hal-hal yang terkait
dengan laporan keuangan dan efektifitas proses audit internal dan eksternal, dengan tujuan untuk memastikan
kelayakan pengendalian internal serta kualitas dan integritas laporan keuangan Perseroan.
A. Kegiatan Komite Audit
Tujuan utama yang hendak dicapai dari kegiatan Komite Audit adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa
laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris adalah layak dan dapat dipercaya, juga
kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh Direksi adalah tepat dan dilaksanakan oleh para karyawan dengan
tepat pula, serta Perseroan dalam kegiatan usahanya telah mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan
yang berlaku, baik di bidang pasar modal maupun peraturan perundang-undangan lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Komite Audit telah melakukan evaluasi kegiatan Perseroan yang meliputi
menelaah laporan kegiatan internal Perseroan baik bulanan maupun triwulanan dan laporan keuangan Perseroan
akhir tahun. Kemudian mengevaluasi sistem akuntansi Perseroan dan struktur pengendalian internal, juga
menilai efektivitas kerja satuan internal audit, serta menelaah risalah Rapat Direksi Perseroan. Terakhir menelaah
kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.
Disamping itu melakukan evaluasi kegiatan auditor eksternal yang meliputi menelaah independensi auditor
eksternal dalam kaitannya dengan penugasan audit oleh Perseroan, juga berdiskusi dengan auditor eksternal
yang akan melakukan audit atas laporan keuangan tahun 2012 untuk membahas ruang lingkup, rencana audit
dan pelaksanaannya guna memastikan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia. Kemudian membahas koreksi dan perbaikan serta saran-saran dari auditor eksternal
sebagai hasil audit atas laporan keuangan tahun 2012.
Rapat Komite Audit dilaksanakan secara rutin setiap 6 bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Komite
Audit, dan dilaksanakan secara temporer bila Komite Audit merasa perlu untuk membahas sesuatu masalah.
Sedangkan rapat Komite Audit dengan Dewan Komisioner dilaksanakan secara rutin setiap 6 bulan sekali, dan
dapat dilangsungkan secara temporer bila Dewan Komisaris merasa memang ada yang perlu dibahas mengenai
pengawasan Perseroan.
B. Pendapat Komite Audit
Berdasarkan hasil penelaahan seperti tersebut diatas, Komite Audit berpendapat sebagai berikut :
1. Tidak terdapat temuan ataupun hal-hal yang menyebabkan Komite Audit berkesimpulan bahwa laporan
keuangan Perseroan untuk tahun buku 2012 disajikan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
2. Tidak terdapat temuan ataupun hal-hal yang menyebabkan Komite Audit berkesimpulan bahwa Perseroan
telah melakukan kegiatan yang dapat dipandang sebagai unsur tindakan pelanggaran hukum ataupun
penyimpangan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan lainnya
sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.
3. Auditor Eksternal cukup independen, telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat diusulkan untuk
melaksanakan tugas audit untuk tahun berikutnya.
Jakarta, 31 Maret 2013
Oey Rivera Wijaya
Ketua
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
19
SURAT PERNYATAAN
ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
TENTANG
TANGGUNG JAWAB LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012
PT YULIE SEKURINDO TBK
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan
PT Yulie Sekurindo, Tbk tahun 2012 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas
kebenaran isi laporan tahunan perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 18 April 2013
Direksi
Luciana
Direktur Utama
Rusmady Hansa
Direktur
Dewan Komisaris
Johnlin Yuwono
Komisaris Utama
20 / PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012
Oey Rivera Wijaya
Komisaris Independen
Laporan Keuangan
PT Yulie Sekurindo, Tbk. / Laporan Tahunan 2012 /
21
PT YULIE SEKURINDO TBK
LAPORAN KEUANGAN
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Daftar Isi
Halaman
Laporan Auditor Independen
Laporan Posisi Keuangan ....................................................................................................................
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif .......................................................................................................
3
Laporan Perubahan Ekuitas ................................................................................................................
4
Laporan Arus Kas ................................................................................................................................
5
Catatan atas Laporan Keuangan .........................................................................................................
6 - 35
***************************
PT YULIE SEKURINDO TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Catatan
ASET
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Portofolio efek - bersih
Deposito pada lembaga kliring
dan penjaminan
Piutang lembaga kliring dan
penjaminan
Piutang nasabah
Piutang perusahaan efek
Efek beli dengan janji jual kembali
Piutang lain-lain
Biaya dibayar di muka
Piutang pihak berelasi
Penyertaan pada bursa efek
Aset pajak tangguhan - bersih
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
sebesar Rp 3.044.382.143
pada tahun 2012 dan
Rp 3.500.953.942
pada tahun 2011
Aset lain-lain
2012
2011
2c, 4
2c, 5
2b, 6
22.843.176.352
6.801.336.762
25.535.552.239
9.068.000.000
6.212.421.202
2c, 7
1.018.912.302
611.085.571
2g, 8
2d, 9
2d, 10
2h, 11
2.129.072.500
527.227.935
1.404.000
7.371.624.560
29.817.969
12.100.738
12.932.500.000
135.000.000
137.897.460
1.476.194.500
34.151.481
7.020.439.795
38.344.337
16.998.241
135.000.000
93.693.609
54.803.851
7.290.000
109.220.052
7.290.000
54.002.164.429
50.358.391.027
2e
2i, 12
2f, 13
2m, 17
2k, 2l, 14
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
PT YULIE SEKURINDO TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Catatan
2012
2011
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Hutang lembaga kliring dan penjaminan
Hutang nasabah
Hutang pajak
Biaya harus dibayar
Hutang lain-lain
Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan
2g, 15
2g, 16
2m, 17
18
19
2q, 30
1.684.585.000
961.920.749
30.589.368
38.388.534
801.589.852
737.188.000
976.991.620
27.807.507
36.384.205
11.379.421
675.878.030
3.517.073.503
2.465.628.783
20
2o, 21
51.000.000.000
353.366.883
51.000.000.000
353.366.883
2b, 6
166.705.063
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp 200 per saham
Modal dasar - 540.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 255.000.000 saham
Tambahan modal disetor - bersih
Kenaikan (penurunan) bersih nilai
portofolio efek yang tersedia untuk dijual
Defisit
Telah ditentukan penggunaannya untuk
dana cadangan umum
Belum ditentukan penggunaannya
(550.325.497)
300.000.000
(1.334.981.020)
300.000.000
(3.210.279.142)
JUMLAH EKUITAS
50.485.090.926
47.892.762.244
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
54.002.164.429
50.358.391.027
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
PT YULIE SEKURINDO TBK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Catatan
PENDAPATAN USAHA
Komisi perantara perdagangan efek
Bunga
Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek
Keuntungan (kerugian) atas perdagangan
efek - bersih
2011
2n, 24
2h, 2n, 25
2n, 26
849.197.818
609.544.981
21.894.450
1.434.378.795
710.395.115
183.350.208
2n, 27
373.387.500
192.000
1.854.024.749
2.328.316.118
997.849.306
375.849.627
270.000.000
143.584.448
125.711.822
96.118.900
71.239.002
67.286.201
139.153.743
981.388.895
472.713.880
306.000.000
177.276.379
83.639.062
95.048.846
305.661.644
122.241.408
215.527.935
2.286.793.049
2.759.498.049
Jumlah Pendapatan Usaha
BEBAN USAHA
Gaji dan kesejahteraan karyawan
Beban kantor
Sewa
Telekomunikasi dan informasi
Beban imbalan kerja karyawan
Perbaikan dan pemeliharaan
Perjalanan dinas dan transportasi
Penyusutan
Lain-lain
2012
2n
2n
2i, 12, 32
2n
2q, 30
2n
2n
14
2n
Jumlah Beban Usaha
RUGI USAHA
(432.768.300)
(431.181.931)
1.260.118.422
844.571.634
170.000.000
(12.236.123)
1.408.638
156.027.973
1.014.885.413
(14.800.779)
6.298.917
Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih
2.263.862.571
1.162.411.524
LABA SEBELUM MANFAAT
PAJAK PENGHASILAN
1.831.094.271
731.229.593
44.203.851
23.510.664
1.875.298.122
754.740.257
717.030.560
159.857.810
2.592.328.682
914.598.067
7
3
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Selisih kurs - bersih
Pendapatan bunga
Laba penjualan aset tetap
Beban keuangan
Lain-lain - bersih
MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN
Pajak tangguhan
2j
2n, 28
14
2n, 29
2m, 17
LABA BERSIH
Pendapatan Komprehensif Lainnya
Kenaikan (penurunan) bersih nilai
portofolio efek yang tersedia untuk dijual
2b, 6
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LABA PER SAHAM
2p, 32
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT YULIE SEKURINDO TBK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Tambahan
Modal Disetor Bersih
Modal
Saham
Saldo 31 Desember 2010
Jumlah pendapatan komprehensif
Saldo 31 Desember 2011
Jumlah pendapatan komprehensif
Saldo 31 Desember 2012
Kenaikan
(Penurunan)
Bersih Nilai
Portofolio Efek
yang Tersedia
untuk Dijual
51.000.000.000
353.366.883
-
-
51.000.000.000
353.366.883
(710.183.307)
159.857.810
(550.325.497)
Saldo Laba (Defisit)
Belum Ditentukan
Penggunaannya
Telah Ditentukan
Penggunaannya
Untuk Dana
Cadangan Umum
(3.965.019.399 )
300.000.000
46.978.164.177
-
914.598.067
300.000.000
47.892.762.244
754.740.257
(3.210.279.142 )
-
-
717.030.560
1.875.298.122
51.000.000.000
353.366.883
166.705.063
(1.334.981.020 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
Jumlah
Ekuitas
-
2.592.328.682
300.000.000
50.485.090.926
PT YULIE SEKURINDO Tbk
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan komisi perantara perdagangan efek
Penerimaan jasa penjaminan emisi dan
penjualan efek
Penerimaan (pembayaran) lembaga
kliring dan penjaminan
Penerimaan (pembayaran) dari (kepada) nasabah
Penjualan (pembelian) portofolio efek
Penerimaan (pembayaran) efek beli dengan
janji jual kembali
Penerimaan bunga
Penerimaan (pembayaran) pajak - bersih
Pembayaran beban usaha
Penerimaan (pembayaran) dari
operasi lainnya - bersih
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan (kenaikan) deposito berjangka
Hasil penjualan aset tetap
Perolehan aset tetap
5
14
14
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Kenaikan piutang pihak berelasi
12
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
2012
2011
849.197.818
1.434.378.795
21.894.450
183.350.208
294.519.000
(509.551.325)
240.707.321
(368.117.000)
317.849.936
(4.558.875.000)
135.928.890
1.787.441.261
2.781.861
(2.154.179.391)
3.872.102.680
1.600.773.288
(17.087.387)
(2.686.893.586)
726.254.228
293.804.373
1.394.994.113
71.286.307
8.688.000.000
170.000.000
(12.870.000)
(27.282.120)
8.845.130.000
(27.282.120)
(12.932.500.000)
-
(12.932.500.000)
-
(2.692.375.887)
44.004.187
DAMPAK BERSIH PERUBAHAN
NILAI TUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS
-
-
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
25.535.552.239
25.491.548.052
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
22.843.176.352
25.535.552.239
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
5
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
1. U M U M
a. Pendirian dan Kegiatan Usaha Perusahaan
Perusahaan didirikan dengan nama PT Ravindo Securitama berdasarkan akta Notaris Rachmat
Santoso, S.H., No. 49 tanggal 8 Agustus 1989. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-7627.HT.01.01.TH.89
tanggal 19 Agustus 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86
tanggal 27 Oktober 1989. Tambahan No. 2768. Pada tahun 1996, nama Perusahaan diubah
menjadi PT Yulie Sekurindo. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 259 dari Notaris Irawan Soerodjo, S.H., tanggal
25 Juli 2008. dalam rangka penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas“.
Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-75638.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 20 Oktober
2008.
Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama menjalani
usaha sebagai perusahaan efek, antara lain seperti perantara perdagangan efek, penjamin emisi
efek dan manajer investasi. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) No. KEP-64/PM/1992 dan No. KEP-65/PM/1992 tanggal 25 Februari 1992.
Perusahaan memperoleh ijin usaha di bidang penjamin emisi efek dan bidang perantara pedagang
efek.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Plaza ASIA Lantai 5, Jalan Jenderal
Sudirman Kav. 59, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989.
PT Jeje Yutrindo Utama merupakan entitas induk terakhir dari Perusahaan.
Laporan keuangan telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada
tanggal 14 Maret 2013.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 26 November 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
BAPEPAM dengan suratnya No. S-3536/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum atas
120.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 200 per saham dan
harga penawaran Rp 215 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada
Bursa Efek Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI)) pada tanggal 10 Desember 2004.
c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
adalah sebagai berikut:
2012
2011
Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
:
:
:
Johnlin Yuwono
Oey Rivera Wijaya
Chu Jang Lie
Johnlin Yuwono
Oey Rivera Wijaya
Direksi
Direktur Utama
Direktur
:
:
Luciana
Rusmady Hansa
Luciana
Rusmady Hansa
6
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
1. U M U M (lanjutan)
c. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)
Susunan anggota komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
sebagai berikut:
Ketua
Anggota
Anggota
:
:
:
Oey Rivera Wijaya
Victor Sianipar
Deddy Gunawan
Pembentukan komite audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK
No. IX.I.5.
Jumlah remunerasi yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah sekitar
309 juta dan 214 juta, masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011. Pada tanggal 31 Desember
2012 dan 2011, jumlah karyawan Perusahaan, masing-masing sejumlah 18 orang dan 19 orang
(tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
(“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian
dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan
dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan
diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah selaras dengan
kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, kecuali pengaruhnya atas penerapan beberapa PSAK
yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 seperti yang telah diungkapkan pada
Catatan ini.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk portofolio efek
yang dinyatakan sebesar nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan. Laporan keuangan
disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), sesuai
peraturan BAPEPAM-LK, dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah, yang
merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
b. Instrumen Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010),
“Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
PSAK No. 50 direvisi sehingga hanya mengatur penyajian instrumen keuangan, sedangkan prinsip
pengungkapan instrumen keuangan dipindahkan ke PSAK No. 60.
7
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Revisi PSAK No. 55 tersebut tidak memberikan pengaruh bagi laporan keuangan pada saat
penerapan awal, sedangkan penerapan PSAK No. 50 dan PSAK No. 60 yang direvisi tersebut
memberikan pengaruh bagi pengungkapan dalam laporan keuangan.
1. Aset Keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan
piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual.
Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika
diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada
setiap tanggal pelaporan.
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang
tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan
secara langsung.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun
waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan
yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk
membeli atau menjual aset tersebut.
Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek bersih, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan
penjaminan, piutang nasabah, piutang perusahaan efek, efek beli dengan janji jual kembali,
piutang lain-lain, penyertaan pada bursa efek dan aset lain-lain.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai
berikut:
•
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset
keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat
pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
•
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset
keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat
pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun
melalui proses amortisasi
Piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah, piutang perusahaan efek,
piutang lain-lain dan aset lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
8
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b. Instrumen Keuangan (lanjutan)
1. Aset Keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
•
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo
jika Perusahaan memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut
hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur
pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskontokan estimasi penerimaan
kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari
aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai,
maupun melalui proses amortisasi.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo.
•
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan
sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori
sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan
nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealiasi diakui dalam ekuitas
sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas
harus direklas ke laporan laba rugi komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Efek beli dengan janji jual kembali dan portofolio efek - bersih Perusahaan termasuk
dalam kategori ini.
2. Liabilitas Keuangan
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, hutang lain-lain, atau
derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana
yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat
pengakuan awal.
Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan dalam hal pinjaman dan
hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan Perusahaan termasuk hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang
nasabah, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain.
9
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b. Instrumen Keuangan (lanjutan)
2. Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Pengakuan setelah pengakuan awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:
•
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi:
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk
liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada
saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka
diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga
diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk
diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
•
Hutang lain-lain
Setelah pengakuan awal, hutang lain-lain selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif
dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok.
Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan
mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
suku bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas
tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
Hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah, biaya harus dibayar dan hutang
lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
3. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam
laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk
meyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya
secara bersamaan.
4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang
terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan
bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar
aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut
mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang
mengerti dan berkeinginan, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang setara
substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto, atau modal penilaian lain.
10
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b. Instrumen Keuangan (lanjutan)
4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)
Penyesuaian risiko kredit
Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan
adanya perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar
tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai
wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen harus
diperhitungkan.
5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif
bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan
nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya
jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam
mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga
atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi
mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang,
seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.
•
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang
diamortisasi, Perusahaan pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti
obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual,
atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai
atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut
signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok
aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan
nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara
individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk
dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang (tidak termasuk kerugian kredit yang diharapkan dimasa mendatang yang
belum terjadi). Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun
penyisihan dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi.
Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut
berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal aset keuangan tersebut. Pinjaman yang
diberikan beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan
yang realistis atas pemulihan dimasa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah
direalisasi atau ditransfer kepada Perusahaan.
11
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b. Instrumen Keuangan (lanjutan)
5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan)
•
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan
bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau
dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusan
tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi
komprehensif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi yang tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya
tidak dapat diukur secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur
berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi
arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku
dipasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat
dipulihkan pada periode berikutnya.
•
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia
untuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan
atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya
perolehannya.
6. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari
kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual
atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan
telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa
penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik
(a) Perusahaan telah secara substantial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau
(b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan
manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau
dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi
pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi
secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau
modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan
pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif.
12
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan
atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan serta tidak dibatasi
penggunaannya. Deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan dan digunakan
sebagai jaminan serta dibatasi penggunaannya disajikan terpisah pada laporan posisi keuangan.
d. Piutang Usaha
Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai
piutang usaha. Kebijakan akuntansi untuk penyisihan atas penurunan nilai dijabarkan dalam
Catatan 2b.
e. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat.
f.
Penyertaan Pada Bursa Efek
Penyertaan pada Bursa Efek Indonesia dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan
yang merupakan taksiran manajemen atas penurunan nilai dari keanggotaan pada bursa tersebut.
Penyertaan pada Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu persyaratan sebagai anggota bursa.
g. Transaksi Efek
Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah maupun untuk sendiri diakui pada
saat timbulnya perikatan atas transaksi efek.
Pembelian untuk nasabah dicatat sebagai piutang nasabah dan hutang Lembaga Kliring dan
Penjaminan (LKP), sedangkan penjualan efek dicatat sebagai hutang nasabah dan piutang LKP.
Pembelian efek untuk sendiri dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan hutang, sedangkan
penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta
mencatat keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut.
Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat
sebagai gagal terima dan disajikan di laporan posisi keuangan sebagai liabilitas, sedangkan
kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan
disajikan sebagai aset.
Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan
penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat
sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di laporan posisi
keuangan sebagai liabilitas, sedangkan kekurangan dana (piutang) pada rekening nasabah
disajikan sebagai aset.
h. Transaksi Repo/Reverse Repo
Penjualan efek dengan perjanjian dibeli kembali (repo) diakui sebagai liabilitas dan dinyatakan
dalam laporan keuangan sebesar nilai pembelian kembali setelah memperhitungkan bunga yang
belum diamortisasi dan liabilitas lain yang timbul atas perjanjian repo tersebut. Selisih antara harga
jual dan harga beli kembali diakui sebagai beban bunga.
13
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
h. Transaksi Repo/Reverse Repo (lanjutan)
Pembelian efek dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai piutang yang disajikan
sebagai akun “Efek Beli dengan Janji Jual Kembali” dan dinyatakan dalam laporan keuangan
sebesar nilai penjualan kembali setelah memperhitungkan bunga yang belum diamortisasi dan
piutang lain yang timbul atas perjanjian tersebut. Selisih antara harga beli dengan harga jual
kembali merupakan pendapatan bunga.
i.
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Perusahaan memiliki transaksi dengan pihak berelasi sebagaimana yang didefinisikan dalam
PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika:
a) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan
atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan;
(ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas
Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;
b) suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan;
c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture;
d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan;
e) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a)
atau (d);
f) suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi
signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung
maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
g) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan
atau perusahaan lain yang terkait dengan Perusahaan.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau
tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
j.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pada tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh
Perubahan
Kurs
Valuta
Asing”. PSAK No. 10 yang direvisi tersebut terutama mengatur
penentuan mata uang fungsional, penjabaran akun dalam mata uang asing ke mata uang
fungsional dan penggunaan mata uang penyajian yang berbeda dengan mata uang fungsional.
Pada tanggal tersebut, Perusahaan menentukan bahwa mata uang fungsionalnya adalah Rupiah
(lihat Catatan 2a), sehingga penerapan awal PSAK No. 10 yang direvisi tersebut tidak memberikan
pengaruh terhadap pelaporan keuangan Perusahaan.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi
dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada
tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun
berjalan.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kurs rata-rata mata uang asing yang digunakan,
masing-masing adalah Rp 9.670 dan Rp 9.068 per US$ 1.
14
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
k. Aset Tetap
Efektif tanggal 1 Januari 2012, menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap’’ dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 25, “Hak atas Tanah’’. Revisi terhadap PSAK
No. 16 menetapkan bahwa ruang lingkupnya meliputi juga properti yang dibangun atau
dikembangkan untuk digunakan di masa depan sebagai properti investasi tetapi belum memenuhi
kriteria sebagai properti investasi dalam PSAK No. 13 (Revisi 2011) ‘‘Properti Investasi’’.
Adopsi PSAK No. 16 yang direvisi tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan
keuangan dan pengungkapan dari Perusahaan.
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan
biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan.
Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode
saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif sebagai
berikut:
Tarif
Kendaraan
Peralatan kantor
Inventaris kantor
Renovasi kantor
25% - 50%
50%
25% - 50%
25% - 50%
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat
terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di
masa yang akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang
dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau
kerugian dari penjualan aset tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun
yang bersangkutan.
Nilai aset ditelaah kembali pada tanggal laporan posisi keuangan atas kemungkinan terjadinya
penurunan pada nilai aset yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang
menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.
l.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan diestimasi
untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual,
maka Perusahaan menentukan nilai terpulihkan dari Unit Penghasils Kas (UPK) yang mana aset
tercakup (aset dari UPK).
Jumlah terpulihkan dari suatu aset (baik aset individual maupun UPK) adalah jumlah yang lebih
tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai
tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami
penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi
penurunan nilai diakui pada laba rugi sebagai “Rugi Penurunan Nilai”. Dalam menghitung nilai
pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko
spesifik atas aset.
15
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
l.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga transaksi pasar
terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan model
penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan
oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang
konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi
penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada
lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah
terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya
untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk
menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.
Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya
maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui
untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba
rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan
di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurang nilai
sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
m. Pajak Penghasilan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan mengadopsi PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak
Penghasilan”.
Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
laporan keuangan Perusahaan.
Pajak penghasilan kini
Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari periode berjalan dan periode lalu
dicatat sebesar jumlah ekspektasi direstitusi dari atau dibayarkan kepada kantor pajak yang
besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara
substantif telah berlaku.
Pajak penghasilan kini terkait dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas diakui
pada ekuitas. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Perusahaan
sehubungan dengan situasi dimana interpretasi diperlukan untuk peraturan perpajakan yang terkait
dan menetapkan provisi jika diperlukan.
Pajak tangguhan
Pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar
pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan pada akhir
periode pelaporan.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak.
16
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
m. Pajak Penghasilan (lanjutan)
Pajak tangguhan (lanjutan)
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi
fiskal belum dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan
tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal
belum dikompensasi.
Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan
diturunkan ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang
memungkinkan semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi.
Penelaahan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak
diakui sebelumnya dan aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba
kena pajak mendatang akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan.
Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui diluar laba rugi. Pos pajak tangguhan
diakui terkait dengan transaksi yang mendasarinya baik dalam pendapatan komprehensif lain atau
langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak
tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan otoritas perpajakan yang
sama.
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan
Pendapatan komisi yang berkaitan dengan transaksi perantara perdagangan efek dan jasa lainnya
diakui pada saat transaksi terjadi. Keuntungan (kerugian) dari perdagangan efek meliputi
keuntungan (kerugian) yang timbul dari penjualan efek dan keuntungan (kerugian) yang belum
direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajar portofolio efek. Jasa penjaminan emisi efek
diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan
telah dapat ditentukan.
Beban
Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
o. Biaya Emisi Efek Ekuitas
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada
masyarakat dicatat dan disajikan sebagai pengurang terhadap tambahan modal disetor - agio
saham yang berasal dari penawaran perdana saham tersebut.
p. Laba per Saham
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “laba per
Saham”. Penerapan PSAK No. 56 (Revisi 2011) tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap laporan keuangan Perusahaan.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham
biaya yang bersifat dilutif, oleh karena itu, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan
pada laporan laba rugi komprehensif.
17
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
p. Laba per Saham (lanjutan)
Berdasarkan PSAK No. 56, “Laba per Saham“ laba per saham dihitung dengan membagi laba
tahun berjalan dengan total rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam tahun yang
bersangkutan yaitu sejumlah 255.000.000 saham, masing-masing pada tahun 2012 dan 2011.
q. Estimasi Liabilitas atas Imbalan Kerja Karyawan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan
Kerja.
PSAK No. 24 (Revisi 2010) memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode yang sistematis
atas pengakuan yang lebih cepat dari kerugian/ keuntungan aktuarial, yang antara lain adalah
pengakuan langsung dari seluruh keuntungan/ kerugian aktuarial. Karena Perusahaan tidak
memilih metode ini namun tetap menggunakan metode pengakuan keuntungan/kerugian
sebelumnya seperti diuraikan lebih lanjut berikut ini, maka penerapan awal PSAK No. 24 (Revisi
2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan atas laporan keuangan kecuali
pengungkapan terkait.
Imbalan kerja jangka pendek
Perusahaan mengakui liabilitas imbalan kerja jangka pendek ketika jasa diberikan oleh karyawan
dan imbalan atas jasa tersebut akan dibayarkan dalam waktu dua belas bulan setelah jasa
tersebut diberikan.
Imbalan pascakerja
Perusahaan memberikan imbalan pascakerja kepada karyawan sesuai dengan ketentuan dari
undang-undang ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan atas imbalan
pascakerja dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuarial projected-unit-credit.
Penyisihan biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan. Keuntungan atau
kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan
kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari
nilai kini liabilitas imbalan pasti. Keuntungan atau kerugian yang melebihi batas 10% ini
diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan dengan metode garis lurus. Selanjutnya,
biaya jasa masa lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan dari
liabilitas imbalan pada program imbalan pasti yang telah ada, ditangguhkan dan diamortisasi
sampai dengan periode dimana imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan.
r.
Sewa
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”.
Penerapan PSAK No. 30 (Revisi 2011) tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap
laporan keuangan Perusahaan.
Perusahaan mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi
daripada bentuk kontraknya pada tanggal pengakuan awal.
Sewa Pembiayaan
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset.
18
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
r.
Sewa (lanjutan)
Sewa Operasi
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Dengan
demikian, pembayaran sewa yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai lessee diakui sebagai
beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.
s. Provisi
Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban
tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan
estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dibuat.
Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan
estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dibatalkan.
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
Pertimbangan
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan
manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan
dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat
estimasi. hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi
yang dibuat.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan No. 50 (Revisi 2010) dipenuhi.
Dengan demikian. aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi
Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2b.
Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Nasabah
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat
memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan
fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan
pelanggan dan status kredit dari nasabah berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia dan
faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas nasabah terhadap jumlah
terhutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.
Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima
mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai piutang nasabah. Nilai tercatat dari piutang nasabah
Perusahaan sebelum penyisihan penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
sebesar Rp 527.227.935 dan Rp 34.151.481. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 9.
19
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode
pelaporan yang memiliki resiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset
dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya. diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan
asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan
situasi mengenai perkembangan masa depan. mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi
diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Imbalan Kerja
Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan
oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara
lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan,
tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi
tersebut adalah wajar dan sesuai. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan kerja Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 801.589.852 dan Rp 675.878.030.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 30.
Penyusutan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 2
sampai dengan 4 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan
menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset. dan karenanya biaya penyusutan masa
depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011 adalah sebesar Rp 54.803.851 dan Rp 109.220.052. Penjelasan lebih rinci diungkapkan
dalam Catatan 14.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat
transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang
kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan
estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Instrumen Keuangan
Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan
penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar
ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat
berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar
aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi
Perusahaan.
Nilai tercatat dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 53.797.362.380 dan Rp 50.138.479.127 (Catatan 33).
sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 2.684.894.283 dan Rp 1.761.943.246 (Catatan 33).
20
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
4. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari:
2012
Kas
Bank
Rupiah
PT Bank Mayapada Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mayapada Tbk
(US$ 1.107 pada tahun 2012 dan
US$ 627 pada tahun 2011)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(US$ 914 pada tahun 2012 dan
US$ 905 pada tahun 2011)
PT Bank Capital Tbk
(US$ 170 pada tahun 2012 dan
US$ 1.169 pada tahun 2011)
2011
1.974.897
545.546
3.003.291.624
65.598.382
1.520.707
3.003.465.393
52.177.425
78.342.516
10.701.596
5.687.450
8.842.539
8.205.633
1.646.607
10.599.494
3.093.576.352
3.159.023.457
Setara Kas
Deposito berjangka - Pihak Ketiga
PT Bank Mayapada Tbk
Dolar Amerika Serikat (US$ 1.080.000)
Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk
10.443.600.000
9.306.000.000
-
9.793.440.000
9.306.000.000
3.277.088.782
Jumlah Setara Kas
19.749.600.000
22.376.528.782
Jumlah Kas dan Setara Kas
22.843.176.352
25.535.552.239
6,5%
2%
6,5%
1,25%
Jumlah Kas dan Bank
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun
Mata uang Rupiah
Mata uang Dolar Amerika Serikat
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat kas dan setara kas Perusahaan yang
dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi.
5. DEPOSITO BERJANGKA
Deposito berjangka terdiri dari:
2012
2011
Pihak Ketiga
PT Bank Capital Tbk (US$ 1.000.000)
-
9.068.000.000
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun
Mata uang Dolar Amerika Serikat
-
2%
Pada tanggal 31 Desember 2011, tidak terdapat deposito berjangka Perusahaan yang ditempatkan
pada pihak berelasi.
21
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
6. PORTOFOLIO EFEK - BERSIH
Akun ini terdiri dari efek saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). dengan rincian sebagai
berikut:
2012
Efek Tersedia untuk Dijual
PT Inovisi Infracom Tbk
PT Siwani Makmur Tbk
Lain-lain
Ditambah (dikurangi) keuntungan (kerugian)
yang belum terealisasi
4.559.252.500
1.985.252.472
90.126.727
166.705.063
Jumlah
6.801.336.762
2011
4.559.252.500
1.985.252.472
218.241.727
(550.325.497)
6.212.421.202
Perusahaan menetapkan nilai wajar portofolio efek saham berdasarkan nilai pasar yang dikeluarkan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Penetapan harga wajar berdasarkan nilai pasar merupakan
pertimbangan terbaik manajemen.
7. DEPOSITO PADA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN
Akun ini merupakan dana jaminan kliring yang diagunkan pada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI) untuk menjamin kelancaran penanggulangan kegagalan transaksi efek anggota bursa pemakai
jasa KPEI, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI. Pada tanggal 31 Desember 2012,
dana jaminan kliring tersebut ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar
Rp 632.289.912 dan pada PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 380.000.000. Pada tanggal
31 Desember 2011, dana jaminan kliring tersebut ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sebesar Rp 604.748.214, dengan tingkat bunga per tahun berkisar antara 6,5%-7%, masing-masing
pada tahun 2012 dan 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, akun ini juga termasuk deposito kontrak opsi saham
sebesar Rp 6.622.390 dan Rp 6.337.357 yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
sebagai agunan untuk pelaksanaan transaksi kontrak opsi saham, sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan oleh KPEI.
8. PIUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN
Akun ini merupakan piutang yang timbul dari transaksi jual efek yang belum jatuh tempo kepada
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang timbul sehubungan dengan transaksi bursa yang
dijamin penyelesaiannya oleh Lembaga Kliring Penjaminan (LKP), yaitu sebesar Rp 2.129.072.500 dan
Rp 1.476.194.500, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
9. PIUTANG NASABAH
Akun ini merupakan piutang yang timbul dari perdagangan efek, dengan rincian sebagai berikut:
2012
Pihak ketiga - Nasabah pemilik rekening
Transaksi reguler
527.227.935
2011
34.151.481
Manajemen Perusahaan tidak membentuk penyisihan penurunan nilai piutang usaha karena
manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang nasabah tersebut dapat tertagih.
22
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
10. PIUTANG PERUSAHAAN EFEK
Pada tanggal 31 Desember 2012, akun ini merupakan piutang kepada perusahaan efek (pihak ketiga)
sehubungan dengan transaksi efek sebesar Rp 1.404.000.
11. EFEK BELI DENGAN JANJI JUAL KEMBALI
Perusahaan melakukan transaksi pembelian dengan janji jual kembali dengan pihak ketiga atas efek
saham yang diperdagangkan di bursa efek. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. rincian akun
ini adalah sebagai berikut:
2012
No.
1.
2.
3.
4.
Tanggal
Perjanjian
1 Maret 2012
10 Maret 2012
10 Maret 2012
16 Mei 2012
Tanggal
Jatuh Tempo
Harga
Perolehan
28 Februari 2013
9 Maret 2013
9 Maret 2013
15 Mei 2013
440.840.000
3.383.586.100
2.704.655.050
453.908.124
Bunga yang
Masih Harus
Diterima
Harga Jual
Kembali
471.698.800
3.620.417.867
2.893.980.904
485.681.693
25.856.962
188.831.620
153.957.288
19.989.416
Nilai
Tercatat
466.696.962
3.572.417.720
2.858.612.338
473.897.540
7.371.624.560
2011
No.
Tanggal
Perjanjian
Tanggal
Jatuh Tempo
1.
2.
3.
4.
5.
24 Februari 2011
2 Maret 2011
11 Maret 2011
11 Maret 2011
16 Mei 2011
23 Februari 2012
29 Februari 2012
9 Maret 2012
9 Maret 2012
15 Mei 2012
Harga
Perolehan
122.000.000
412.000.000
3.162.230.000
2.527.715.000
424.213.200
Bunga yang
Masih Harus
Diterima
Harga Jual
Kembali
131.150.000
440.840.000
3.383.586.100
2.704.655.050
453.908.124
7.792.582
24.086.154
179.395.740
143.399.216
17.607.903
Nilai
Tercatat
129.792.582
436.086.154
3.341.625.740
2.671.114.216
441.821.103
7.020.439.795
Efek saham yang dibeli dengan janji jual kembali pada tanggal laporan posisi keuangan adalah
sebagai berikut: PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Yulie Sekurindo Tbk (YULE), PT Bank
CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Matahari Putra Prima Tbk
(MPPA) dan PT Panorama Transport Tbk (WEHA).
12. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Perusahaan, dalam kegiatan usaha normal, melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihakpihak berelasi.
Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Persentase Terhadap
Jumlah Aset
Jumlah
2012
Piutang Pihak Berelasi
Johnlin Yuwono
Jonathan Yuwono
Jumlah
2011
2012
2011
8.087.500.000
4.845.000.000
-
14,98%
8,97%
-
12.932.500.000
-
23,95%
-
23
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
12. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
Persentase Terhadap
Jumlah Akun yang Bersangkutan
Jumlah
2012
Beban Sewa
PT Jeje Yutrindo Utama (Catatan 33)
2011
270.000.000
306.000.000
2012
2011
100,00%
100,00%
Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. PT Jeje Yutrindo Utama merupakan pemegang saham utama Perusahaan.
b. Johnlin Yuwono dan Jonathan Yuwono, merupakan pihak berelasi lainnya.
Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
disepakati kedua belah pihak yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan
pihak-pihak tidak berelasi.
Pada tahun 2012 dan 2011, jumlah beban yang diakui Perusahaan sehubungan dengan kompensasi
bruto bagi manajemen kunci adalah sebagai berikut:
2012
Imbalan kerja jangka pendek (dalam jutaan Rupiah)
2011
309
214
Jumlah dalam tabel di atas merupakan jumlah yang diakui sebagai biaya selama periode pelaporan
sehubungan dengan kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci tersebut.
Manajemen kunci Perusahaan terdiri dari semua anggota dewan komisaris dan direksi.
13. PENYERTAAN PADA BURSA EFEK
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan memiliki penyertaan di PT Bursa Efek
Indonesia sebesar Rp 135.000.000. Pemilikan saham pada PT Bursa Efek Indonesia merupakan
syarat keanggotaan bursa dan dicatat sebesar biaya perolehan. Penyertaan Perusahaan di PT Bursa
Efek Indonesia tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
14. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari:
2012
Saldo Awal
Penambahan/
Reklasifikasi
Pengurangan/
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Pemilikan Langsung
Kendaraan
Peralatan kantor
Inventaris kantor
Renovasi kantor
1.406.619.182
827.147.193
892.511.054
483.896.565
12.870.000
-
523.858.000
-
882.761.182
840.017.193
892.511.054
483.896.565
Jumlah Biaya Perolehan
3.610.173.994
12.870.000
523.858.000
3.099.185.994
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Kendaraan
Peralatan kantor
Inventaris kantor
Renovasi kantor
1.327.438.676
797.107.651
892.511.055
483.896.560
47.159.322
20.126.879
-
523.858.000
-
850.739.998
817.234.530
892.511.055
483.896.560
Jumlah Akumulasi Penyusutan
3.500.953.942
67.286.201
523.858.000
3.044.382.143
Nilai Buku
109.220.052
24
54.803.851
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
14. ASET TETAP (lanjutan)
2011
Saldo Awal
Penambahan/
Reklasifikasi
Pengurangan/
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Pemilikan Langsung
Kendaraan
Peralatan kantor
Inventaris kantor
Renovasi kantor
1.406.619.182
799.865.073
892.511.054
483.896.565
27.282.120
-
-
1.406.619.182
827.147.193
892.511.054
483.896.565
Jumlah Biaya Perolehan
3.582.891.874
27.282.120
-
3.610.173.994
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Kendaraan
Peralatan kantor
Inventaris kantor
Renovasi kantor
1.235.488.990
766.815.929
892.511.055
483.896.560
91.949.686
30.291.722
-
-
1.327.438.676
797.107.651
892.511.055
483.896.560
Jumlah Akumulasi Penyusutan
3.378.712.534
122.241.408
-
3.500.953.942
Nilai Buku
204.179.340
109.220.052
Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha adalah sebesar Rp 67.286.201 dan Rp 122.241.408.
masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011.
Rincian penjualan aset tetap pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
2012
Nilai tercatat
Akumulasi penyusutan
523.858.000
(523.858.000)
Nilai buku
Harga jual
170.000.000
Laba penjualan aset tetap
170.000.000
Laba penjualan aset tetap disajikan sebagai bagian dari akun “Lain-lain - bersih” di “Penghasilan
(Beban) Lain-lain” dalam laporan laba rugi tahun 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah tercatat bruto dari setiap aset tetap yang telah
disusutkan penuh dan masih digunakan adalah sebesar Rp 2.823.252.772 dan Rp 1.667.942.989.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, aset tetap Perusahaan tidak diasuransikan dari berbagai
risiko kerugian yang ada.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset Perusahaan tersebut dapat dipulihkan
sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai atas aset tersebut.
15. HUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN
Akun ini merupakan tagihan transaksi beli efek yang belum jatuh tempo kepada PT Kliring Penjaminan
Efek Indonesia (KPEI) yang timbul sehubungan dengan transaksi bursa yang dijamin penyelesaiannya
oleh Lembaga Kliring Penjaminan (LKP), masing-masing yaitu sebesar Rp 1.684.585.000 dan
Rp 737.188.000, pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
25
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
16. HUTANG NASABAH
Akun ini merupakan liabilitas yang timbul dalam rangka transaksi perdagangan efek yang dilakukan
oleh Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
Pihak ketiga - Nasabah pemilik rekening
Transaksi reguler
2012
2011
961.920.749
976.991.620
2012
2011
17. PERPAJAKAN
a. Hutang pajak
Hutang pajak terdiri dari:
Pajak Penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
9.832.150
680.000
1.516.789
250.000
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran - bersih
Pajak transaksi penjualan efek
1.360.095
18.717.123
5.333.081
20.707.637
Jumlah
30.589.368
27.807.507
b. Manfaat pajak penghasilan
Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
komprehensif dengan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Laba sebelum manfaat pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi komprehensif
Beda temporer:
Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan
Penyusutan aset tetap
Beda tetap:
Sumbangan dan representasi
Perjalanan dinas
Penyusutan aset tetap
Penghasilan yang pajaknya bersifat final
Lain-lain
2011
1.831.094.271
731.229.593
125.711.822
51.103.599
83.639.062
10.403.587
77.328.800
(844.571.634)
(337.022.210)
304.782.400
58.351.500
32.778.095
(1.014.885.413)
39.996.865
Taksiran rugi fiskal tahun berjalan
Akumulasi taksiran rugi fiskal awal tahun
903.644.648
(4.411.282.876)
246.295.689
(4.657.578.565)
Akumulasi taksiran rugi fiskal akhir tahun
(3.507.638.228)
(4.411.282.876)
26
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
17. PERPAJAKAN (lanjutan)
b. Manfaat pajak penghasilan (lanjutan)
Perusahaan akan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) tahun 2012 kepada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berdasarkan perhitungan pajak di atas. Taksiran rugi fiskal pada
tahun 2011 tersebut adalah sesuai dengan jumlah dalam SPT tahun 2011 yang telah dilaporkan
kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Rekonsiliasi antara manfaat pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak
yang berlaku dari laba sebelum manfaat pajak penghasilan dengan manfaat pajak penghasilan
seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Laba sebelum manfaat pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi komprehensif
1.831.094.271
Beban pajak penghasilan dengan
tarif pajak yang berlaku
Pengaruh pajak atas beda tetap:
Sumbangan dan representasi
Perjalanan dinas
Penyusutan aset tetap
Penghasilan yang pajaknya bersifat final
Lain-lain
Rugi fiskal yang tidak diakui sebagai aset pajak
tangguhan
Manfaat (beban) pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi komprehensif
2011
731.229.593
(457.773.569)
(182.807.398)
(19.332.200)
211.142.908
84.255.549
(76.195.600)
(14.587.875)
(8.194.524)
253.721.353
(9.999.216)
225.911.163
61.573.924
44.203.851
23.510.664
c. Aset pajak tangguhan - bersih
Pajak tangguhan yang berasal dari pengaruh beda temporer yang signifikan antara pelaporan
komersial dan pajak adalah sebagai berikut:
2012
2011
Aset pajak tangguhan
Estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan
Penyusutan aset tetap
200.397.463
97.376.395
168.969.508
84.600.499
Jumlah
297.773.858
253.570.007
62.500.000
97.376.398
62.500.000
97.376.398
Jumlah
159.876.398
159.876.398
Aset pajak tangguhan - bersih
137.897.460
93.693.609
Liabilitas pajak tangguhan
Laba perdagangan efek - bersih
Sewa guna usaha
27
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
17. PERPAJAKAN (lanjutan)
d. Administrasi
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia. Perusahaan menghitung. menetapkan dan
membayar secara sendiri pajak penghasilannya (self-assessment). Untuk tahun pajak sebelum
tahun 2008. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak
dalam batas waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana
yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun
selanjutnya menetapkan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut
dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak.
e. Tarif pajak
Tarif tunggal pajak penghasilan badan adalah 25% mulai tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Aset
dan liabilitas pajak tangguhan telah dihitung dengan menggunakan tarif tersebut.
18. BIAYA HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari:
2012
2011
Beban kantor
Beban transaksi
19.885.522
18.503.012
22.584.129
13.800.076
Jumlah
38.388.534
36.384.205
19. HUTANG LAIN-LAIN
Pada tanggal 31 Desember 2011, akun ini merupakan hutang dividen milik nasabah sebesar
Rp 11.379.421.
20. MODAL SAHAM
Komposisi pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai
berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Persentase
Pemilikan
Jumlah
PT Jeje Yutrindo Utama
Chu Jang Lie (Komisaris Utama) *)
Masyarakat (masing-masing dengan
pemilikan di bawah 5%)
133.725.000
1.275.000
52,44%
0,50%
26.745.000.000
255.000.000
120.000.000
47,06%
24.000.000.000
Jumlah
255.000.000
100,00%
51.000.000.000
*)
Telah meninggal dunia pada tanggal 14 November 2012. Pada tanggal 31 Desember 2012 belum terdapat perubahan
pemegang saham Perusahaan.
Seluruh saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.
28
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
20. MODAL SAHAM (lanjutan)
Pengelolaan Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal
yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Perusahaan dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 untuk
menyisihkan dan mempertahankan suatu dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan sampai dana
cadangan tersebut mencapai 20% dari modal saham diterbitkan dan dibayar penuh. Persyaratan
permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan oleh Perusahaan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (“RUPS”) tahunan berikutnya.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan
kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan. Perusahaan dapat
menyesuaikan usulan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau
mengusahakan tambahan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan
maupun proses dalam manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2012 dan 2011.
21. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH
Akun ini merupakan agio saham. yang merupakan selisih antara jumlah harga jual dengan jumlah nilai
nominal saham yang diterbitkan sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada
masyarakat (Catatan 1b), setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang berhubungan dengan
penawaran umum saham Perusahaan tersebut.
Rincian tambahan modal disetor - bersih adalah sebagai berikut:
Jumlah
Agio saham sehubungan penawaran umum saham (Catatan 1b)
Biaya emisi efek ekuitas (Catatan 2o)
Bersih
1.800.000.000
(1.446.633.117)
353.366.883
22. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN
Perusahaan berkewajiban untuk memenuhi saldo Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD)
berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No. V.D.5 yang terlampir dalam surat keputusan BAPEPAM
No. Kep-27/PM/1999 tanggal 31 Desember 1999, diperbaharui dengan keputusan No. Kep20/PM/2003 tanggal 8 Mei 2003 dan keputusan No. Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 serta
peraturan BAPEPAM-LK No. X.E.1 yang tertuang dalam lampiran keputusan Ketua BAPEPAM-LK
No. Kep-460/BL/2008 tanggal 10 November 2008.
Pada tahun 2011, keputusan No. Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010 diperbaharui dengan
keputusan No. Kep-566/BL/2011 tanggal 31 Oktober 2011. Berdasarkan keputusan tersebut,
perusahaan efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek dan perantara
pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki MKBD paling sedikit
Rp 25.000.000.000 atau 6,25% dari jumlah liabilitas tanpa utang sub-ordinasi dan utang dalam rangka
penawaran umum/penawaran terbatas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi. Keputusan
ini harus diterapkan oleh Perusahaan paling lambat tanggal 31 Januari 2012.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal 31 Desember
2012 dan 2011.
29
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
23. DIVIDEN TUNAI
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 28 Juni 2012,
sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara RUPST No. 102, pada tanggal yang sama, yang dibuat di
hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., para pemegang saham menyetujui
untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2011.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 27 Juni 2011,
sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara RUPST No. 79, pada tanggal yang sama, yang dibuat di
hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto. S.H., para pemegang saham menyetujui
untuk tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2010.
24. KOMISI PERANTARA PERDAGANGAN EFEK
Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas Perusahaan sebagai perantara perdagangan
efek.
25. BUNGA
Akun ini merupakan pendapatan bunga atas transaksi pembelian efek dengan janji jual kembali.
26. JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK
Akun ini merupakan imbalan jasa untuk Perusahaan sebagai penjamin emisi dan agen penjualan untuk
penawaran umum efek.
27. KEUNTUNGAN (KERUGIAN) ATAS PERDAGANGAN EFEK - BERSIH
Akun ini merupakan keuntungan (kerugian) bersih dari transaksi perdagangan efek saham.
28. PENDAPATAN BUNGA
Akun ini merupakan pendapatan bunga yang berasal dari:
2012
2011
Deposito
Jasa giro
747.057.535
97.514.099
892.192.499
122.692.914
Jumlah
844.571.634
1.014.885.413
29. BEBAN KEUANGAN
Akun ini merupakan biaya administrasi bank sebesar Rp 12.236.123 dan Rp 14.800.779, masingmasing pada tahun 2012 dan 2011.
30
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
30. ESTIMASI LIABILITAS ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
Perusahaan mencatat estimasi liabilitas atas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011, masing-masing berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Bumi Dharma
Aktuaria dan PT Jasa Aktuaria Pensiun dan Asuransi, aktuaris independen, berdasarkan laporannya,
masing-masing No. 485/UUK-13/BDA/III/2013 tanggal 7 Maret 2013 dan No. LA-126/AKT/JAPA02/2012 tanggal 29 Februari 2012,dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”.
Asumsi-asumsi pokok yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto
Tabel mortalitas
Umur pensiun
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat kecacatan
: 6% per tahun (2011: 7%)
: TMI-II
: 55 tahun
: 10% per tahun
: 10% dari tingkat mortalita
Analisis liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang disajikan sebagai “Estimasi Liabilitas
Atas Imbalan Kerja Karyawan” di laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011,
dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, adalah sebagai berikut:
a. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan
2012
Nilai kini liabilitas
imbalan kerja
Keuntungan aktuarial
yang belum diakui
Nilai bersih liabilitas
yang diakui dalam
laporan posisi
keuangan
2011
2010
2009
2008
790.500.707
498.394.850
300.857.473
272.803.909
199.940.133
11.089.145
177.483.180
291.381.495
253.186.669
286.057.824
801.589.852
675.878.030
592.238.968
525.990.578
485.997.957
b. Beban imbalan kerja karyawan
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Amortisasi atas
keuntungan aktuarial
Amortisasi atas
beban jasa masa lalu
Beban yang diakui
pada tahun berjalan
c.
2012
2011
2010
2009
99.566.902
34.887.639
71.595.308
28.581.460
49.607.196
30.008.430
30.618.696
23.992.816
25.891.546
27.549.134
(16.537.706 )
(13.367.236 )
(14.618.891 )
(7.135.912)
(8.742.719 )
2008
-
-
-
-
26.328.615
125.711.822
83.639.062
66.248.390
39.992.621
72.633.383
2010
2009
Mutasi nilai bersih atas liabilitas imbalan kerja karyawan
2012
2011
2008
Saldo awal liabilitas bersih
Beban tahun berjalan
yang diakui dalam
laporan laba rugi
komprehensif
675.878.030
592.238.968
525.990.578
485.997.957
413.364.574
125.711.822
83.639.062
66.248.390
39.992.621
72.633.383
Saldo akhir liabilitas
bersih
801.589.852
675.878.030
592.238.968
525.990.578
485.997.957
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa estimasi liabilitas tersebut di atas cukup untuk
memenuhi ketentuan yang berlaku.
31
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
31. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Desember 2012. Perusahaan memiliki aset moneter dalam mata uang asing.
terutama sebagai berikut:
Mata Uang Asing
Aset
Kas dan setara kas
US$
1.082.191
Ekuivalen
Dalam Rupiah
10.464.790.742
Pada tanggal 14 Maret 2013. kurs rata-rata mata uang asing yang dikeluarkan Bank Indonesia adalah
US$ 1 = Rp 9.703.
32. LABA PER SAHAM
Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah
saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
2012
Laba tahun berjalan
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
2011
1.875.298.122
754.740.257
255.000.000
255.000.000
7
3
Laba per saham
33. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING
Pada tanggal 17 Mei 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan kantor
yang terletak di Plaza ASIA (dahulu Plaza ABDA) untuk kegiatan usaha Perusahaan dengan PT Jeje
Yutrindo Utama (pihak berelasi) (lihat Catatan 12) dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal 1 Juli 2005 sampai dengan tanggal 20 Juni 2006 dan terakhir telah diperpanjang sampai
dengan tanggal 30 Juni 2013. Jumlah beban sewa pada tahun 2012 dan 2011, masing-masing adalah
sebesar Rp 270.000.000 dan Rp 306.000.000, yang dicatat sebagai bagian dari “Beban Usaha” pada
laporan laba rugi komprehensif.
34. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan lain, Perusahaan tidak
terlepas dari beberapa risiko, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap
kinerja Perusahaan:
Faktor-faktor Risiko Keuangan
a. Risiko Pencabutan Izin Usaha
Sebagai perusahaan efek, Perusahaan memiliki beberapa izin usaha yang dikeluarkan oleh
Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia, yaitu izin sebagai perantara pedagang efek dan penjamin
emisi efek.
32
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
34. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan)
Faktor-faktor Risiko Keuangan (lanjutan)
a. Risiko Pencabutan Izin Usaha (lanjutan)
Apabila Perusahaan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku, maka terdapat
kemungkinan sebagian atau seluruh izinnya dibekukan sementara ataupun dicabut, sehingga
dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan usaha Perusahaan.
Untuk mencegah hal ini, Perusahaan berusaha sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan
usaha, agar tidak mengalami kegagalan atau kelalaian dalam memenuhi ketentuan undangundang dan peraturan pasar modal, yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan BAPEPAMLK, maupun peraturan dan undang-undang yang dikeluarkan oleh intansi lain dan negara yang
berlaku umum, yang mempunyai akibat terhadap risiko pencabutan izin usaha sebagai perusahaan
efek.
b. Risiko Perdagangan Efek
Aktivitas perdagangan efek erat hubungannya dengan kondisi bursa efek secara keseluruhan.
Kapitalisasi pasar, jumlah saham, pertumbuhan keuangan Perusahaan, sistem perdagangan dan
sarana merupakan faktor utama bagi pemodal dalam melaksanakan investasi.
Dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan indeks (Indeks Harga Saham Gabungan)
yang dinamis, indeks yang melemah membuat pemodal menunggu untuk melakukan transaksi,
sebaliknya kenaikan indeks mendorong pemodal untuk melakukan transaksi. Faktor suku bunga
pasar dan kestabilan nilai tukar mata uang valuta asing, merupakan acuan yang dapat
menentukan harga efek, akibatnya pendapatan Perusahaan yang berasal dari komisi perdagangan
efek dan jasa penjaminan emisi efek dapat berubah-ubah dengan fluktuasi yang signifikan. Dalam
mengatasi fenomena tersebut, Perusahaan berusaha memberikan informasi dan riset kepada
nasabah untuk menerapkan strategi yang tepat, agar baik pada saat indeks menurun maupun
indeks menguat nasabah tetap memperoleh return, menjaga dan memelihara sistem perdagangan
(remote trading), jaringan dan sarana dan prasarana perdagangan lainnnya agar berjalan lancar.
c. Risiko Penyelesaian Transaksi Efek
Bursa Efek Indonesia dapat melakukan ketentuan denda dan penghentian sementara (suspensi)
perdagangan atas keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek. Keterlambatan dapat
diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan sistem teknologi informasi, keterlambatan
dalam kliring bank, cidera janji dari pembeli atau penjual efek, hal ini mengakibatkan kerugian
pada Perusahaan.
Untuk mencegah hal tersebut, Perusahaan setiap hari melakukan pembaharuan terhadap hutang
piutang transaksi perdagangan, dan Perusahaan membatasi transaksi nasabah sesuai dengan
trading limit nasabah, dengan demikian nasabah hanya dapat melakukan transaksi sesuai dengan
jaminannya. Perusahaan juga menerapkan Pengenaan denda bunga dan force sell terhadap
nasabah sebagai akibat dari keterlambatan pembayaran dan cidera janji dari nasabah.
d. Risiko Modal
Perusahaan mengelola modal ditujukan untuk memastikan kemampuan Perusahaan melanjutkan
usaha secara berkelanjutan dan memaksimumkan imbal hasil kepada pemegang saham melalui
optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. Untuk memelihara atau mencapai struktur modal yang
optimal, Perusahaan dapat menyesuaikan usulan jumlah pembayaran dividen, pengurangan
modal, penerbitan saham baru atau membeli kembali saham beredar, mendapatkan pinjaman
baru atau menjual aset untuk mengurangi pinjaman.
33
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
34. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan)
Faktor-faktor Risiko Keuangan (lanjutan)
d. Risiko Modal (lanjutan)
Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara persyaratan minimum modal kerja bersih seperti
yang disebutkan dalam peraturan BAPEPAM-LK No. V.D.5 dan peraturan BAPEPAM-LK
No. X.E.1, yang antara lain, menentukan Modal Kerja Bersih Disesuaikan untuk perusahaan efek
yang menjalankan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek dan perantara pedagang efek
yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, wajib memiliki MKBD paling sedikit
Rp 25.000.000.000 atau 6,25% dari jumlah liabilitas tanpa utang sub-ordinasi dan utang dalam
rangka penawaran umum/penawaran terbatas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih
tinggi. Jika hal ini tidak dipantau dan disesuaikan, tingkat modal kerja sesuai peraturan dapat
berada di bawah jumlah minimum yang ditetapkan oleh regulator, yang dapat mengakibatkan
berbagai sanksi mulai dari denda sampai dengan penghentian sebagian atau seluruh dengan
penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha. Untuk mengatasi risiko ini, Perusahaan terus
mengevaluasi tingkat kebutuhan modal kerja bersih yang disyaratkan dan mempersiapkan
peningkatan batas minimum yang diperlukan sesuai peraturan yang mungkin terjadi dari waktu ke
waktu di masa datang.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang dicatat di laporan
posisi keuangan tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Nilai tercatat
Nilai wajar
Aset Keuangan
Kas dan setara kas
Portofolio efek - bersih
Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan
Piutang lembaga kliring dan penjaminan
Piutang nasabah
Piutang perusahaan efek
Efek beli dengan janji jual kembali
Piutang lain-lain
Piutang pihak berelasi
Penyertaan pada bursa efek
Aset lain-lain
22.843.176.352
6.801.336.762
1.018.912.302
2.129.072.500
527.227.935
1.404.000
7.371.624.560
29.817.969
12.932.500.000
135.000.000
7.290.000
22.843.176.352
6.801.336.762
1.018.912.302
2.129.072.500
527.227.935
1.404.000
7.371.624.560
29.817.969
12.932.500.000
135.000.000
7.290.000
Jumlah Aset Keuangan
53.797.362.380
53.797.362.380
Liabilitas Keuangan
Hutang lembaga kliring dan penjaminan
Hutang nasabah
Biaya harus dibayar
1.684.585.000
961.920.749
38.388.534
1.684.585.000
961.920.749
38.388.534
Jumlah Liabilitas Keuangan
2.684.894.283
2.684.894.283
34
PT YULIE SEKURINDO TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)
34. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan)
Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)
2011
Nilai tercatat
Nilai wajar
Aset Keuangan
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Portofolio efek - bersih
Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan
Piutang lembaga kliring dan penjaminan
Piutang nasabah
Efek beli dengan janji jual kembali
Piutang lain-lain
Penyertaan pada bursa efek
Aset lain-lain
25.535.552.239
9.068.000.000
6.212.421.202
611.085.571
1.476.194.500
34.151.481
7.020.439.795
38.344.339
135.000.000
7.290.000
25.535.552.239
9.068.000.000
6.212.421.202
611.085.571
1.476.194.500
34.151.481
7.020.439.795
38.344.339
135.000.000
7.290.000
Jumlah Aset Keuangan
50.138.479.127
50.138.479.127
737.188.000
976.991.620
36.384.205
11.379.421
737.188.000
976.991.620
36.384.205
11.379.421
1.761.943.246
1.761.943.246
Liabilitas Keuangan
Hutang lembaga kliring dan penjaminan
Hutang nasabah - pihak ketiga
Biaya harus dibayar
Hutang lain-lain
Jumlah Liabilitas Keuangan
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan ditentukan berdasarkan jumlah dimana instrumen tersebut
dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan
bukan merupakan penjualan yang dipaksakan atau likuidasi.
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar. atau
disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya
atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.
Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompok
instrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai tersebut:
Aset dan liabilitas keuangan
Instrumen keuangan terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek - bersih,
deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang
nasabah, piutang perusahaan efek, efek beli dengan janji jual kembali, piutang lain-lain, penyertaan
pada bursa efek, aset lain-lain, hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah, biaya harus
dibayar dan hutang lain-lain, diasumsikan sama dengan nilai tercatatnya karena akan jatuh tempo
dalam waktu singkat.
35
Download