Surat 2 Yohanes - RADIO GPT OMER

advertisement
Surat 2 Yohanes
(Bagian 58)
Kalibaru, Sunday, May 29, 2016
Wah. 14:13
14:13 Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak
sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka
menyertai mereka."
-
-
-
-
Firman Allah mengatakan ‘berbahagialah’, kepada orang-orang yang mati dalam Tuhan. Mengapa
Tuhan katakan ‘berbahagialah’? Sebab Tuhan memandang indah atau berharga, setiap kematian
dari kekasih-Nya.
Dalam Maz. 116:15, Firman Allah jelas mengatakan: Bahwa amat indahlah kepada pemandangan Tuhan
matinya segala kekasih-Nya (Ejaan Lama). Itu berarti, yang disebut dengan orang yang mati dalam
Tuhan adalah kekasih Allah atau orang yang dikasihi Allah.
Jadi, yang dimaksud dengan orang yang mati dalam Tuhan itu bukan orang Kristen yang mati, sebab
masih banyak orang Kristen yang hidup di luar Tuhan. Kepada orang semacam ini, Tuhan tidak
katakan ‘berbahagialah’, sebab dia bukan kekasih Allah.
Siapakah yang disebut dengan kekasih Allah atau orang yang hidup di dalam Tuhan? Perhatikan
ayat 12  Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan
iman kepada Yesus.
-
Jadi, yang disebut dengan kekasih Allah atau orang hidup dalam Tuhan adalah orang kudus yang di
hari-hari ini hidup bertekun menuruti perintah Allah, dan menempatkan Yesus sebagai Kepala atas
kehidupannya. Jika Tuhan ijinkan ‘mati – meninggal dunia’, Tuhan katakan ‘berbahagialah’.
Fil. 1:21
1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
-
-
-
-
Mati adalah keuntungan. Bagi siapa bahwa mati itu suatu keuntungan? Bagi setiap orang yang di
hari-hari ini hidup di dalam Kristus. Jika hidup berada di luar Kristus, mati adalah suatu petaka
besar. Tetapi bagi orang yang hidupnya berpadan pada Kristus, maka mati adalah suatu
keuntungan.
Perhatikan baik-baik kalimat ini: ‘hidup adalah Kristus’, artinya: hidup hanya untuk Kristus, hidup
harus seperti kehidupan Yesus (yang hanya tahu melakukan kehendak Bapa). Kehidupan yang
senantiasa menyangkal daging, sampai daging mati dan tidak bersuara.
Dalam 1 Yoh. 3:7 disebutkan bahwa Kristus adalah ukuran Kebenaran. Jadi, jika dikatakan hidup
adalah Kristus, berarti kita hidup di dalam kebenaran Kristus. Untuk itulah Tuhan memanggil dan
memilih kita.
Tuhan memilih kita untuk menjadi anak-anak Tuhan yang hidup dalam kebenaran-Nya. Selama kita
hidup di dalam kebenaran-Nya (hidup dalam Kristus), kita adalah anak-anak Tuhan yang
menampilkan terang di hadapan Allah, anak-anak Allah yang menyukakan hati Bapa.
2 Yoh. 1:4
-
Perhatikan: ada sukacita yang amat sangat yang disebabkan oleh anak-anak yang hidup dalam
kebenaran. Hidup dalam kebenaran adalah hidup yang sesuai dengan perintah yang telah kita
terima dari Bapa.
Orang semacam ini sangat menyukakan hati Bapa. Jika Tuhan ijinkan meninggal dunia atau mati,
maka di hadapan Tuhan, dia sangat indah dan sangat berharga, sebab Tuhan memandang dia
sebagai kekasih Allah. Orang yang dikasihi Allah dan mengasihi Allah.
Page
-
1
1:4 Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah
yang telah kita terima dari Bapa.
-
-
-
Hidup dalam Kristus = Hidup dalam Kebenaran = Hidup menurut Perintah Tuhan. Perkataan
‘perintah’ berarti ada ‘batasan’. Dalam hidup ini, Tuhan memberikan batasan-batasan, dan selama
kita tinggal di dalam batasan-batasan Allah, kita adalah kekasih Allah.
Kita dipilih oleh Tuhan untuk menjadi anak-anak Tuhan. Kepada anak-anak-Nya, Allah memberi
batasan. Mengapa demikian? Sebab Allah menginginkan supaya kita tidak hanya benar, tetapi
sampai hidup kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya (baca Efe. 1:4-5).
Dalam ‘Tabernakel’, kebenaran Allah digambarkan bagaikan ‘lenan halus’ yang memagari atau
membatasi Tabernakel, sehingga antara Tabernakel dan padang belantara, ada batas yang sangat
jelas.
Kel. 27:9
27:9 "Haruslah engkau membuat pelataran Kemah Suci; untuk pelataran itu pada sebelah selatan harus dibuat layar dari lenan halus
yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya pada sisi yang satu itu.
-
-
-
-
-
-
▪
Layar yang terbuat dari lenan halus merupakan ‘pagar’ atau ‘pembatas’ dari Tabernakel, yang
dibuat mengelilingi Tabernakel, baik pada sisi Selatan – Utara – Barat dan Timur. Batas yang terbuat
dari lenan halus ini merupakan daerah kekuasaan Allah yang ditentukan oleh Allah sendiri.
Layar Lenan Halus berbicara tentang KEBENARAN. Daerah di mana kita dibatasi oleh Tuhan. Saat
kita percaya kepada Tuhan, maka sebenarnya kita harus menjaga kehidupan kita, yang oleh Tuhan
diberi ‘batas’.
Dalam segala hal, kita diberi ‘batas’. Mengapa? Supaya kita tidak bercampur dengan suasana
Padang Belantara, di mana ada binatang buas dan musuh-musuh. Tuhan membatasi dengan Layar
yang terbuat dari Lenan Halus.
Hal ini bukan berarti kita tidak boleh bergaul dengan orang lain. Kita boleh bergaul, tetapi ada
batasannya. Batasannya adalah Kain Lenan Halus, artinya: sekalipun kita masih hidup dalam dunia
ini, tetapi kita harus hidup dalam ‘Batasan Kebenaran’ Allah.
Bahkan mungkin kita masih hidup serumah atau bekerja atau berteman dengan orang yang belum
percaya kepada Allah, tetapi di sini Allah menginginkan agar kita hidup di dalam batasan yang
ditetapkan oleh Allah.
Jika yang lain tidak benar, kita tidak turut bersama dengan mereka dalam ketidakbenaran. Jika kita
ikut-ikutan, itu artinya kita tidak dipagari. Tidak dipagari = Tidak dilindungi dan tidak dimiliki. Pagar
merupakan tanda kepemilikan (sama seperti rumah memiliki pagar, tanda daerah itu dimiliki).
Jangan berdoa: Tuhan lindungi kami, sementara kita hidup di luar Batas Kebenaran Allah. Jika kita
hidup tidak benar, itu sama dengan kita melepaskan tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Kita tidak
dibela oleh Tuhan, sebab kita melanggar ‘Pagar’ yang Tuhan tetapkan.
Batasan
2 Kor. 6:11-18
6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah
terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? 6:15 Persamaan apakah yang
terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
2
Di sini Firman Allah berbicara tentang BATASAN. Dan batasan yang Tuhan berikan sangat jelas,
sehingga Tuhan katakan ‘tidak ada persamaan’. Ada Batasan yang sangat jelas antara:
1) Kebenaran dan Kedurhakaan
2) Terang dan Gelap
3) Kristus dan Belial
4) Orang Percaya dan Orang tidak Percaya
5) Bait Allah dan Berhala
Page
-
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku
akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan
menjadi umat-Ku.
-
-
-
Begitu kuat batasan yang ditetapkan oleh Tuhan kepada orang percaya, sehingga Tuhan katakan
‘tidak ada persamaan’ dan ‘tidak ada hubungan’. Jadi, jika kita benar-benar dikatakan ‘orang
percaya’, maka batasan yang ditetapkan oleh Tuhan itu harus nyata dalam kehidupan kita.
Rumah Allah = Tabernakel. Kita disebut Tabernakel Allah, jika kita hidup menurut Firman Allah, atau
kita hidup dalam Batasan Kebenaran Allah. Bait Allah atau rumah Allah dibangun menurut Firman
Allah.
Inilah ‘DAERAH’ yang dipilih Allah, supaya Allah bersama-sama dengan umat-NYA. Kita hidup
mengenal kebenaran, dan tinggal dalam kebenaran, artinya: kita hidup dalam pengaruh pegangan
Tuhan, jangan di luar.
Ayat 17
6:17 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah
menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
-
-
Batasan ini semakin diperjelas oleh Tuhan. Firman Allah dengan tegas mengatakan agar kita keluar,
memisahkan diri, dan jangan menjamah kenajisan. Kita harus memisahkan diri dari apa-apa yang
tidak sesuai dengan kebenaran Firman Allah.
Firman Allah katakan: ‘Keluarlah’ dan ‘pisahkanlah’, artinya: jangan ikut ambil bagian di dalamnya.
Jika kita berada di dalamnya, berarti kita berada di luar daerah kepemilikan Allah, dan Allah tidak
akan menerima kita, sehingga kita kehilangan penyertaan Allah.
6:18 Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah
firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua
pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
-
-
▫
Memang dahulu kita sama seperti mereka, tetapi sekarang oleh Kasih Kemurahan Allah, kita
dipanggil untuk dibebaskan dan hidup dalam kekudusan.
a. Allah sudah memberi kita BATASAN-NYA, yaitu KEBENARAN-NYA.
b. Jika kebenaran ini kita pelihara, batasan itu akan semakin mendalam, itulah: KESUCIAN.
c. Jika kesucian ini kita pelihara, maka batasan itu akan lebih mendalam, itulah: KESEMPURNAAN.
Halaman = Kebenaran = Kebangkitan
Efe. 2:4-10
- Inilah pengertian lain dari Kebenaran (halaman). Dulu, Kita dikatakan mati sebab kita hidup dalam
dosa – pelanggaran. Oleh karena Kasih-NYA, kita dihidupkan. Dihidupkan = Dibangkitkan =
Dibenarkan di dalam-NYA.
3
-
Apa yang tertulis pada ayat 18 ini sama seperti yang Bapa katakan kepada Anak Tunggal-Nya dalam
Ibr. 1:5. Yesus adalah Anak Allah, sekalipun DIA hidup sebagai manusia di dunia, tetapi DIA hidup
dalam batasan-batasan yang ditetapkan oleh Allah.
Inilah Daerah yang dipilih Tuhan, dan DIA menyatakan kepemilikan-Nya. Kalimat: Aku akan menjadi
Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan adalah tanda
kepemilikan, dan kita hidup di dalam janji-janji Allah.
Hidup dalam Batasan Allah = Hidup dalam Kebenaran Allah, sampai pada kekudusan. Jangan sampai
tercemar, baik secara jasmasni juga secara rohani (murni). Jika kehidupan jasmani dan rohani kita
tercemar, maka kita tidak akan sampai pada kesempurnaan kekudusan.
Takut akan Allah atau berpegang teguh pada Firman Allah (tidak tercemar) akan menyempurnakan
kekudusan kita. Penyempurnaan adalah hasil akhir dari pengudusan demi pengudusan. Dan hal itu
tercapai jika kita hidup dalam Kebenaran Allah (tidak tercemar).
Page
-
-
-
-
▫
DIA mau supaya kita hidup di dalam Kebenaran-NYA, dalam Kesucian-NYA. Suasana seperti yang
sekarang ini yang dikatakan suasana Surga. Suasana Surga itu diberikan kepada kita, dimulai
dengan Kebenaran-NYA.
Dalam kebenaran, Firman Allah katakan: kita dibangkitkan dari kematian. Inilah pengertian lain dari
HALAMAN. Suasana HALAMAN adalah suasana KEBANGKITAN. Suasana BENAR adalah suasana
KEBANGKITAN. Suasana orang hidup, bukan orang mati.
Suasana Kebangkitan adalah suasana hidup. Kita mulai hidup dalam Surga, di dalam kebenaran.
Memang, Surga ada dalam suasana sempurna. Sekarang kita belum ada yang sempurna. Surga itu
kudus (tidak ada kenajisan). Sebelum kita dikuduskan, kita mengalami dibenarkan.
Jika kita sekarang dibenarkan oleh Tuhan, artinya: DIA mempersiapkan kita untuk masuk ke dalam
Surga. Tetapi jika melepaskan kebenaran hanya karena mau melakukan perintah penguasa di
udara, itu sama dengan kita mau meninggalkan Surga.
Iman Abraham
Rom. 4:18-21
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa
banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." 4:19 Imannya tidak menjadi lemah,
walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara
telah tertutup. 4:20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia
memuliakan Allah, 4:21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
-
-
-
Inilah IMAN Abraham, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah DIA janjikan.
IMAN Abraham tidak dipengaruhi dengan apa yang dilihat secara jasmani. Baik dengan
keadaannya, dengan fisiknya, dengan umurnya, dan lain-lain.
Bagi Abraham, Secara hitungan semuanya serba tidak mungkin, bahkan Firman Allah mencatat:
Abraham sebenarnya tidak ada ‘dasar’ untuk percaya. Mengapa? Sebab umurnya sudah tua,
kondisinya lemah, bahkan rahim Sarah pun sudah tertutup.
Tetapi yang namanya Iman, justru mempercayai segala sesuatu yang mungkin secara akal tidak
mungkin dilakukan. Menurut hitungan manusia, hal itu sudah tidak mungkin. Tetapi jika kita mau
mengalami KEBENARAN, maka Kebenaran dikerjakan oleh IMAN. Kita menerima IMAN bukan
dengan akal.
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa
banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
-
Sekalipun tidak ada dasar untuk ‘berharap’, tertapi Abraham tetap ‘berharap’ dan ‘percaya’.
Abraham hanya berharap dan percaya menurut KEBENARAN FIRMAN yang telah didengarnya. Iman
dan Pengharapan hanya bersumber pada KEBENARAN Firman. Itulah IMAN. Jadi, iman jangan
dipengaruhi oleh keadaan.
-
-
Di sini bisa kita lihat bahwa IMAN Abraham tidak dipengaruhi oleh apapun. Iman Abraham tidak
dipengaruhi dengan apa yang ia lihat, yang ia rasakan, yang ia alami. Mungkin kita sudah berdoa,
tetapi juga belum sembuh. Dalam hal semacam ini, seringkali kita mulai sering goyah.
Iman jangan goyah, sekalipun rasa sakit itu masih ada. Iman jangan dipengaruhi oleh panca indera
atau perasaan kita. Iman kita juga sering digoyahkan dengan cara kita melihat, cara kita berhitung,
dan cara kita berperasa.
Kita tidak berserah kepada Kasih Allah sepenuhnya. Lihat Abraham: tubuhnya lemah, umurnya
sudah 100 tahun, rahim Sarah sudah tertutup, tetapi Iman Abraham tidak dipengaruhi oleh hal-hal
yang dilihat dan dirasakan.
Page
-
4
4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira
seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
4:20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan
Allah, 4:21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
-
-
Di sini kita bisa lihat bahwa Kebenaran dan Kemurnian Firman Allah mampu menguatkan Iman.
Secara manusia, Abraham tidak ada dasar untuk percaya, apalagi dengan keadaannya seperti itu.
Tetapi karena Firman, dia percaya bahwa Allah berkuasa untuk melakukan janji-NYA.
Jika saja Allah berkuasa menyempurnakan, masakan DIA tidak sanggup melakukan hal yang hanya
bersifat jasmani?
4:22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
4:22 Itu sebabnya Abraham diterima oleh Allah sebagai orang yang menyenangkan hati Allah. (BIS)
-
-
Iman semacam ini yang diperhitungkan Allah sebagai Kebenaran, sebab Abraham mempercayai
segala Perkataan Firman, dan hal ini sangat MENYENANGKAN HATI Allah. Kebenaran semacam ini
tidak dimengerti oleh dunia.
Orang yang mengenal kebenaran dan hidup tinggal di dalam kebenaran, adalah orang yang
menyenangkan hati Tuhan. Inilah kehidupan anak-anak Allah yang dipilih oleh Tuhan. Abraham
dipilih untuk menjadi anak Allah. Dia hidup benar, hidup menyenangkan hati Allah.
4:23 Tembung "katampi déning Gusti Allah, kaanggep dadi wong sing nglakoni kersané" kuwi ora mung katulis kanggo Rama
Abraham thok, 4:24 nanging iya katulis kanggo kita, sing bakal uga padha kaanggep nglakoni kersané Gusti Allah; yakuwi kita sing
padha precaya marang Gusti Allah, sing wis mungokaké Gusti Yésus, saka ing séda.
-
Perkataan: ‘diterima sebagai orang yang percaya atau orang yang sudah melakukan Firman Allah
dan menyenangkan hati Allah’, bukan ditujukan bagi Abraham saja, tetapi juga bagi kita.
Percaya = Melakukan Firman Allah = Menyenangkan Hati Allah. Kita percaya kepada Allah yang
sudah membangkitkan Yesus dari antara orang mati.
4:25 yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
-
DIA mati oleh sebab menebus dosa pelanggaran kita. Saat kita terhilang, DIA mati untuk menebus
kita. DIA bangkit untuk membenarkan kita. Kebangkitan Yesus = Membenarkan kita. Daerah
HALAMAN adalah Daerah Kebangkitan (daerah Kebenaran). DIA membenarkan kita dengan kuasa
Kebangkitan-NYA, hal ini tidak dimengerti dunia.
Darah (Kematian)
▫ Sekarang kita lihat pekerjaan DARAH. Dunia juga tidak mengerti tentang pekerjaan DARAH ini.
Darah, tidak hanya menghasilkan Kebenaran, tetapi juga Kesucian, bahkan sampai Kesempurnaan.
Yoh. 18:33-38a
18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk
itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang
yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." 18:38a Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?"
Pengadilan adalah lembaga yang memelihara atau menegakkan keadilan dan kebenaran. Pilatus
sebagai hakim agung, tetapi dia tidak tahu kebenaran. Jika dia sendiri tidak mengerti kebenaran,
bagaimana ia bisa menegakkan kebenaran?
-
Yesus itulah KEBENARAN
Yesus lahir menjadi saksi kebenaran
Dengan mati-NYA di kayu salib, DIA menjadi saksi kebenaran
DIA bangkit untuk membenarkan
Inilah KEBENARAN
Kebenaran semacam ini tidak dimengerti dan tidak diketahui oleh dunia. Pilatus sebagai hakim
tertinggi, juga tidak mengerti, bahkan dia tanya kepada Yesus: apakah Kebenaran itu?
5
A.
B.
C.
D.
Page
-
18:38b Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: "Aku
tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.
-
-
Inilah keputusan hakim tertinggi itu: Yesus tidak bersalah (atau Yesus BENAR). Jadi, jika Yesus mati,
DIA bukan mati karena dosa-Nya, tetapi DIA mati menggantikan kita, supaya segala dosa kita
ditimpakan kepada DIA. Hal ini BENAR. Dan jika DIA bangkit, DIA membenarkan kita. Ini yang
disebut KEBENARAN.
Jika saja pada Yesus ada ‘setitik’ dosa, maka DIA tidak layak menanggung dosa. Semua lapisan
masyarakat, baik Pilatus, murid-murid, ahli-ahli Taurat, orang Farisi, bahkan semua lidah mengaku,
bahwa Yesus tidak bersalah. Tidak ada satupun manusia yang mampu membuktikan bahwa Yesus
bersalah.
Kebangkitan
▫ Sekarang kita periksa, bahwa matinya Yesus membuktikan kebenaran, sehingga jika DIA bangkit
dan memberi kebenaran, itu sangat beralasan.
Yoh. 19:33-35
19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, 19:34 tetapi
seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. 19:35 Dan orang
yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran,
supaya kamu juga percaya.
-
-
Dalam kematian-NYA, kebenaran mulai dipancarkan. DIA mati untuk mengangkut dosa manusia,
supaya dengan kebangkitan-NYA, DIA membenarkan kita. Inilah daerah KEBENARAN, kebenaran
hanya dari pada DIA (bukan dari manusia).
Lenan Halus harus menjadi ‘PAGAR’. Lenan Halus harus memagari kita. Itulah Kematian dan
Kebangkitan Yesus. Oleh sebab itu, jangan menolak pengalaman Kematian dan Kebangkitan, sebab
itu adlah Pagar yang membuat kita selalu bersama dengan Tuhan.
Pengalaman kematian dan kebangkitan
2 Kor. 4:7-15
4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah,
bukan dari diri kami.
-
Inilah kehidupan yang dipelihara dan dibela Tuhan. Keadaan di sini memang masih berupa tanah
liat (belum sempurna), tetapi bagian hidup sempurna adalah Kesucian dan Kebenaran (inilah isi
kehidupan kita).
4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 4:9 kami dianiaya, namun tidak
ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh
kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
-
Inilah Pagar. Banyak pencobaan: ditindas, habis akal, dianiaya, dihempas. Tetapi jika kita
dibenarkan dan kita menerima Kebenaran dalam hidup kita, ada pembelaan – ada pemeliharaan.
Jangan berdoa minta perlindungan, jika kita tidak hidup di daerah Kebenaran Allah. Tetapi jika kita
hidup di dalam Kebenaran Allah, maka perlindungan, penyertaan, dan pembelaan, mutlak menjadi
milik kita.
4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi
nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami
juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. 4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan
6
Di sini bisa kita lihat, sekalipun Rasul Paulus belum memiliki kesempurnaan, tetapi dia tetap
memagari kehidupannya dengan kebenaran. Kehidupan Yesus yang ada di dalam kehidupan Rasul
Paulus, menjadi pagar atas kehidupannya.
Page
-
membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diriNya. 4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin
banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.
-
-
Inilah arah kita. Dimulai dengan kematian, kemudian kebangkitan, dan selanjutnya bersama dengan
Yesus dalam satu kesatuan yang sempurna (tidak terpisahkan). Jadi, IMAN bukan akhir dari
pengikutan kita kepada Tuhan.
IMAN baru permulaan dari pengikutan kita kepada Tuhan. KEBENARAN merupakan permulaan dari
pengikutan kita kepada Tuhan. Dari pengikutan kita, yaitu IMAN kepada Tuhan, Tuhan tingkatkan
sampai pada kesempurnaan.
Pagar – Pakaian
▫ Sudah jelas bahwa ‘Lenan Halus’ menjadi batas atau pagar dari Tabernakel. Sekali waktu, kita akan
melihat bahwa yang menyalut Mempelai Wanita juga kain Lenan Halus. KEBENARAN itu meningkat
sampai kepada KESEMPURNAAN.
Wah. 19:7-8
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan
pengantin-Nya telah siap sedia. 19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
-
-
Pengantin Anak Domba, itulah Gereja Tuhan, itulah orang-orang benar dan orang-orang kudus.
Mereka memakai Kain Lenan Halus yang berkilau-kilau dan putih bersih. Di sini bisa kita lihat bahwa
KEBENARAN (Lenan Halus) ditingkatkan sampai kepada KEMURNIAN.
Kebenaran tidak berhenti pada Mezbah Kurban Bakaran, tetapi Allah tingkatkan sampai pada Peti
Perjanjian, di mana ada Cahaya Kemuliaan.
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
7
-
Kebenaran yang ada pada kita sekarang ini, akan meningkat. Dibasuh dengan Darah Anak Domba
Allah, untuk dihadapkan kepada Tuhan tanpa cacat cela. Inilah kemurahan Tuhan untuk kita.
Kebenaran yang kita terima karena hasil Kematian dan Kebangkitan, pasti meningkat kepada
Kemuliaan. Sementara kebenaran manusia atau kebenaran yang ada di dunia, tidak bisa sampai
kepada kemuliaan, tetapi kebinasaan.
Page
-
Download