BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program keluarga

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program keluarga berencana di Indonesia sebelum dan sesudah dilaksanakannya
International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994
mengalami perubahan secara nyata. Pada tahun 70-an sampai 90-an awal, pelayanan KB
sangat menekankan pada aspek demografis, yaitu pengendalian angka kelahiran salah
satu aspek utama dalam program keluarga berencana adalah kualitas pelayanan yang
diberikan. Perbaikan kualitas pelayanan akan memperbesar jumlah peserta KB yang
puas dan akan meningkatkan prevalensi dan menurunkan tingkat kelahiran (BKKBN,
2005).
Menurut BKKBN Sumatera Utara peserta baru pada tahun 2008 mencapai
108.014 peserta atau 66,11%. Dari pencapaian sebanyak 108.014 peserta KB baru
tersebut yaitu IUD mencapai 10.773 peserta atau 5,98%, MOP mencapai 351 peserta
atau 0,19%, MOW mencapai 4.560 peserta atau 2,53%, kondom mencapai 13.545
peserta atau 7.52%, implant mencapai 120.109 peserta atau 6,73%, suntik mencapai
72.090 peserta atau 40,05% dan pil mencapai 66.586 peserta atau 36,99%.
Kenyataan di lapangan menurut BKKBN menunjukkan kecenderungan
pelayanan keluarga berencana makin merosot sehingga akseptor kurang merasa puas
oleh pelayanan yang diberikan. Berdasarkan survei BKKBN 2002, kurang dari 10%
Universitas Sumatera Utara
fasilitas yang tersedia tidak memenuhi standar kualitas dalam memberikan pelayanan
kepada peserta keluarga berencana dan calon peserta keluarga berencana sehingga
berpotensi membahayakan klien dan mengakibatkan rendahnya peserta keluarga
berencana (BKKBN, 2005).
Akses terhadap pelayanan keluarga berencana yang bermutu merupakan suatu
upaya mencapai pelayanan kesehatan reproduksi. Secara khusus dalam hal ini termasuk
hak setiap orang untuk memperoleh informasi dan akses terhadap berbagai metode
kontrasepsi yang aman, efektif dan terjangkau (Saifudin, 2004).
Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas
melalui pengaturan jumlah keluarga secara terencana dalam upaya mewujudkan
keluarga kecil. Keluarga berencana memiliki peranan dalam menurunkan resiko
kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, menunda kehamilan, menjarangkan
kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak sudah dianggap cukup. Dengan
demikian pelayanan keluarga berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama (Asri,et al. 2008).
Menurut Imbalo (2006), kepuasan merupakan suatu tingkat perasaan pasien yang
timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkan dengan apa yang diharapkannya. Ada beberapa faktor yang dapat
dipertimbangkan oleh pelanggan dalam menilai suatu pelayanan, yaitu ketepatan waktu,
dapat dipercaya, kemampuan teknis, diharapkan, berkualitas dan harga yang sepadan.
Akseptor akan merasa puas atau tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan
ditentukan oleh bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan, karena
melalui pendekatan petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang akan digunakannya dan sesuai dengan keinginannya, membuat klien
Universitas Sumatera Utara
merasa lebih puas, meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada antara
petugas dan klien, membantu klien dalam menggunakan kontrasepsi lebih lama dan
meningkatkan keberhasilan keluarga berencana (Saroha, 2009).
Hasil survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan Desember 2009 di klinik
bersalin N. Tambunan Medan, di temukan dari 8 akseptor KB 5 orang menyatakan tidak
puas terhadap pelayanan KB dikarenakan konseling tentang KB dari bidan kurang
dimengerti akseptor sehingga akseptor banyak yang tidak mengerti tentang kontrasepsi
yang mereka pakai.
Dengan alasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Kepuasan Akseptor KB terhadap Pelayanan KB di Klinik Bersalin N. Tambunan Medan
Tahun 2010.
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyan penelitian ini adalah bagaimanakah kepuasan akseptor KB terhadap
pelayanan KB di klinik bersalin N. Tambunan Medan.
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan akseptor KB terhadap
pelayanan KB di klinik bersalin N. Tambunan Medan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengidentifikasi karakteristik responden
b.
Mengidentifikasi kepuasan akseptor KB berdasarkan kenyataan.
c.
Mengidentifikasi kepuasan akseptor KB berdasarkan kehandalan.
Universitas Sumatera Utara
d.
Mengidentifikasi kepuasan akseptor KB berdasarkan ketanggapan.
e.
Mengidentifikasi kepuasan akseptor KB berdasarkan jaminan.
f.
Mengidentifikasi kepuasan akseptor KB berdasarkan konseling.
D. Manfaat Penelitian
1. Praktek Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi bidan dalam
melakukan praktek untuk meningkatkan pelayanan keluarga berencana.
2. Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi untuk
meningkatkan pendidikan dalam pelayanan keluarga berencana.
3. Penelitian Kebidanan
Hasil penelitian diharapkan menambah informasi sumber data atau masukan bagi
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kepuasan akseptor keluarga berencana
dalam pelayanan kebidanan.
4. Pihak Klinik Bersalin
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau informasi tentang kepuasan
akseptor keluarga berencana pada pelayanan keluarga berencana yang berguna dalam
pengembangan kualitas pelayanan kebidanan.
Universitas Sumatera Utara
Download