Di Indonesia, ikan buntal pisang (Tetraodon lunaris) belurn dimanfaatkan secara optimal, padahal keberadaan ikan ini di perairan Indonesia cukup berlirnpah karena ikan ini dianggap sebagai ikan beracun yang mernatikan. Menurut Motohiro (1992) terdapat 10 jenis ikan buntal yang beracun. Racun ikan buntal adalah tetraodontoksin. Racun ini terdapat di gonad, usus, hati, empedu dan di bawah kulit (Anonirnus 2004), sedangkan ikan buntal yang tidak beracun ada 8 jenis, temlasuk ikan buntal pisang. Dengan penanganan khusus. ikan buntal beracun dapat diolah sebagai hidangan yang bergizi dan berharga sangat rnahal. Tiap tahun, Jepang mengkonsurnsi ikan buntal jenis Fugu sebanyak 20.000 ton dan rnengirnpor 6.800 ton berasal dari negara-negara Asia. Daging ikan buntal Logocephalus lunaris di Taiwan di jual di pasar dan swalayan (Chen eta/. 2002). Di Indonesia, masyarakat nelayan yang rnengkonsurnsi ikan buntal yaitu di daerah Pelabuhan Ratu, Sukaburni dan Tuban, Jawa Tirnur. Masyarakat ini mengkonsurnsi ikan buntal pisang yang telah diolah menjadi ikan asin. Alat pencernaan merupakan salah satu organ tubuh hewan yang penting untuk berlangsungnya proses kehidupan hewan. Alat pencernaan berfungsi untuk menampung, mencerna dan rnenyerap rnakanan. Dan struktur alat pencernaan ini berkaitan dengan perilaku rnakan dan jenis pakan yang biasa dimakannya. Dengan dernikian hewan rnerniliki variasi dalam rnorfologi alat pencenaannya. Dernikian pula halnya pada ikan memiliki variasi morfologi alat pencemaan. Variasi ini terjadi karena ikan memiliki perilaku makan, jenis pakan dan habitat yang berbeda (Stevens dan Hurne 1995). lkan buntal memiliki keunikan pada alat pencernaannya yaitu ikan buntal mernpunyai kernampuan untuk menggelembung pada bagian larnbungnya, sehingga ikan ini dikenal sebagai blowfsh (Anonirnus 2004). Kantung larnbung ikan buntal dapat rnembesar dengan cara memasukkan airludara ke dalam lambung. Kemarnpuan rnenggelernbung ini disebabkan oleh bekerjanya otot esofagiko-kardia dan otot sfingter pilorik (Lagler et al. 1977). Larnbung ini dapat menjadi besar karena kulit ikan buntal memiliki serabut kolagen tidak elastis tersusun berornbak di bagian dermis yang dapat rnengulur menjadi rnemanjang saat terjadinya penggelembungan. lkan ini juga tidak merniliki tulang rusuk pleural, sirip pelvis dan tulang pelvis (Brainerd 2005). Pengosongan kantung larnbung dapat bertangsung oleh kontraksi otot lambung yang dibantu oleh otot-otot abdominal tubuh ikan. Air atau udara yang mengisi lambung pada saat terjadi pengosongan kantung lambung dikeluarkan melalui celah insang yang berada di bagian anterior sirip dada. Modifikasi lambung ikan buntal digunakan sebagai alat untuk mempertahankan dirinya dari predator (Lagler et a/. 1977). Keunikan fungsi lambung ikan ini menarik untuk dikaji terutama ditinjau dari anatominya, sehingga fungsi lambung sebagai organ pencernaan dan organ yang dapat menggelembung dalam rangka mempertahankan diri dari predator dapat dijelaskan. Kajian yang mendalam tentang aspek biologi, khususnya tentang saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada ikan buntal pisang belum dilakukan. Sehubungan dengan ha1 tersebut di atas, perlu adanya kajian tentang anatomi alat pencernaan ikan buntal pisang. Melalui kajian ini diharapkan dapat diperoleh infomlasi tentang bangun dan struktur saluran pencernaan sebagai alat pencernaan makanan dan alat pertahanan diri. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji biometrik alat pencernaan dan struktur makroskopis dan mikroskopis alat pencernaan ikan buntal pisang. Peneiitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang biologi ikan buntal pisang, khususnya struktur anatomi alat pencernaan ikan tersebut. sehingga dapat digunakan untuk pemanfaatan dan budidayanya. Hasi! penelitian ini juga dapat dijadikan informasi dasar bagi pengembangan ilmu-ilmu Genetika. Biokimia, dan Fisiologi Ikan.