BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kevulgaran

advertisement
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kevulgaran gambar dan tulisan dalam Iklan Premium Call SKLH menjadi
permasalahan yang menarik untuk diteliti. Iklan yang menggunakan backround
wanita berbusana seksi dengan tulisan
yang
nyeleneh ke arah seksualitas,
merupakan faktor penyebab permasalahan mencuat. Adanya maksud terselubung
yang ingin disampaikan penutur iklan, membuat tuturan iklan terkesan
pornografis. Oleh sebab itu, iklan dikaji dengan menggunakan pragmatik agar
maksud dari iklan dapat terungkap. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1.
Pada tuturan kalimat iklan premium call SKLH, mengandung tiga bentuk
tindak tutur: lokusi, ilokusi dan perlokusi. Dari 15 data yang dianalisis, 67%
mengandung tindak ilokusi dan perlokusi, 33% mengandung tindak lokusi,
ilokusi dan perlokusi.
2.
Pada tuturan kalimat iklan premium call SKLH, mengandung 2 implikatur.
Implikatur pertama mengarah pada ajakan ngobrol dan curhat. Implikatur
kedua mengarah pada ajakan kencan seks.
3.
Dari tuturan iklan premium call yang dianalisis, 93% mengandung citra
pornografis. Citra pornografis 87% di dukung oleh gambar. Citra pornografis
terlihat pada penggunaan kata berparas
manis, pelampiasan, janda
kembang, hangat, hot, gak tahan, enak, puas, gak tahan.
100
4.
Dalam
menyampaikan
maksudnya
hingga
menyebabkan
penciptaan
pornografis, penulis iklan menggunakan teknik dalam penciptaan kalimat
iklan. Teknik yang digunakan adalah teknik makna ganda, elips, kiasan dan
ilustrasi gambar.
5.
Setelah melakukan survei dan membagikan daftar tanyaan pada masyarakat,
dapat disimpulkan, 80% responden laki-laki dan 87% perempuan merespon
iklan
tersebut
mengandung
unsur
pornografi.
Jika
diakumulasikan
keseluruhan, 83% responden merespon iklan mengandung unsur pornografi.
Dari keselurhan responden, 43% responden merespon unsur pornografi
terlihat pada gambar dan selebihnya pada tulisan. Akumulasi keseluruhan,
30% responden mengatakan iklan menawarkan kencan seks dan curhat. 27%
dan 23% merespon iklan tersebut menawarkan curhat seks dan kencan seks.
17 % lainya merespon iklan tersebut menawarkan jasa curhat biasa. Dari ke15 kalimat yang dianalisis, 30% kalimat iklan mengarah pada kencan seks.
5.2
Saran
Sebuah maksud tuturan yang tidak dipahami terkadang akan menjadi hal
yang fatal. Tuturan akan berefek negatif apalagi jika sudah menyangkut kepada
arah seks dan pornografi. Oleh sebab itu, penulis ingin memberikan saran baik
bagi media iklan, masyarakat dan pemerintah. Sarannya yaitu sebagai berikut.
1. Bahasa alangkah baiknya digunakan sebagai media pembelajaran dan bukan
menjadi media kormersialisasi untuk menyembunyikan kejahatan di balik
tuturan, yang nantinya akan berdampak rusaknya moral bangsa.
101
2. penulis berharap agar media periklanan tetap berpegang teguh pada kaidahkaidah yang berlaku. Dalam iklan, komersialisasi memang perlu. Namun, jika
komersialisasi dapat berdampak pada rusaknya generasi moral bangsa, lebih
baik tidak dilaksanakan.
3. Iklan semacam ini alangkah lebih baik jika dimuat di majalah-majalah pria
dewasa dan bukan pada surat kabar.
4. Masyarakat sebaiknya bisa memilah milih iklan dan menjauhkan iklan ini dari
jangkauan anak-anak.
5. Pemerintah alangkah lebih bijak lagi untuk memberikan perizinan dan
pembatasan untuk iklan-iklan yang bercitra negatif.
Download