41 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi

advertisement
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1
Implementasi
Setelah melakukan analisa dan perancangan sistem pada bab 3 terhadap
simulasi yang akan dibuat, tahap selanjutnya adalah implementasi dan pengujian.
Berdasarkan pada bab 3, tahap implementasi akan fokus membahas tentang
pembuatan simulasi dan mengetahui proses-proses yang terjadi pada simulasi serta
tampilan dari simulasinya dengan menggunakan perangkat lunak network
simulator 2.35. Implementasi ditujukan untuk mengetahui bagaimana proses
pembuat simulasi.
Kemudian setelah melakukan tahap implementasi, akan dibahas tahap
selanjutnya yaitu pengujian. Dari tahap pengujian akan diketahui sebuah hasil dari
simulasi yang dibuat. Setelah diketahui hasil dari simulasi, akan disimpulkan
sebuah hasil untuk mengetahui kualitas dari VoIP pada jaringan ad hoc. Pada
simulasi VoIP yang dibuat akan didapatkan hasil berupa parameter-parameter QoS
seperti delay, throughput dan packet loss. Dari hasil parameter-parameter yang
diujikan akan dapat menggambarkan sejauh mana kinerja VoIP pada jaringan ad
hoc jika diimplementasikan dalam bentuk nyata (real).
Hasil dari kualitas simulasi VoIP pada jaringan ad hoc dapat
menggambarkan sejauh mana kinerjanya jika dilakukan dalam bentuk nyata (real).
4.1.1 Implementasi Penginstalasian Network Simulator 2.35
Sebelum menjalankan simulasi, perangkat lunak yang dibutuhkan untuk
melakukan simulasi adalah Network Simulator 2.35. Network Simulator 2.35
adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan simulasi, untuk
mengetahui proses komunikasi dan bagaimana proses simulasi berlangsung.
Langkah-langkah dalam penginstalasian network simulator 2.35 adalah :
41
42
1. Melakukan instalasi build‐essential autoconf automake libxmu‐dev
gcc‐4.6 dari mirror linux dengan perintah “apt‐get install” sebelum
install ns‐2.35 tar.gz.
2. Melakukan
extract
packet
ns‐2.35
dengan
perinta
tar
xjf
./ns‐allinone‐2.35.tar.gz.
3. Melakukan
edit
file
pada
Makefile.in
pada
directory
/usr/src/ns‐allinone‐2.35/otcl‐1.13.
4. Mengannti “CC = @CC@” menjadi “CC= gcc‐4.3” pada file
Makefile.in.
5. Melakukan
instalasi
network
simulator
pada
linux
dengan
mengetikkan ./install.
6. Kemudian setting environment variabel dan execution file permintaan
NS-2, dengan cara : $ gedit ~/.bashrc
7. Pada file bashrc ganti “/home/gare/” dengan letak program NS-2.
LD_LIBRARY_PATH
OTCL_LIB=/home/gare/ns-allinone-2.35/otcl-1.13
NS2_LIB=/home/gare/ns-allinone-2.35/lib
X11_LIB=/usr/X11R6/lib
USR_LOCAL_LIB=/usr/local/lib
export
LD_LIBRARY_PATH=$LD_LIBRARY_PATH:$OTCL_LIB:$NS2
_LIB
$X11_LIB:$USR_LOCAL_LIB
TCL_LIBRARY
TCL_LIB=/home/gare/ns-allinone-2.35/tcl8.5.10/library
USR_LIB=/usr/lib
export TCL_LIBRARY=$TCL_LIB:$USR_LIB
# PATH
XGRAPH=/home/gare/ns-allinone-2.35/bin:/home/gare/ns-allinone2.35/tcl8.4.18/unix:/home/gare/ns-allinone2.35/tk8.5.10/unix:/home/gare/ns-allinone-2.35/xgraph-12.2/
43
NS=/home/gare/ns-allinone-2.35/ns-2.35/
NAM=/home/gare/ns-allinone-2.35/nam-1.15/
export PATH=$PATH:$XGRAPH:$NS:$NAM.
8. Setelah ini save dan pindah ke folder NS-2.35.
$cd ns-2.35
9. Lakukan validasi : $./validate
10. Setelah itu jalankan Network Simulator dengan perintah : $ns
11. Jika muncul, berarti instalasi berhasil : %
4.1.2
Implementasi Network Animator ( NAM )
Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang tahap implementasi dari simulasi
berupa tampilan dari network animator (NAM). Tampilan yang akan dijelaskan
merupakan tampilan dari topologi dan tampilan dari simulasi yang akan dijalankan
pada NS2. Berikut ini adalah tampilan topologinya :
Gambar 4.1 Tampilan Topologi Simulasi
44
Gamabar 4.1 adalah tampilan topologi yang akan disimulasikan dalam
NS2. Node yang paling kiri adalah node client-1 yang akan mengirimkan data ke
node client-2. Node yang berada ditengah adalah node server yang
menghubungkan antara node client-1
dengan node client-2 agar dapat
berkomunikasi dan memforward paket data dari node client-1 menuju ke node
client-2. Terakhir adalah node yang paling kanan yaitu node client-2 yang akan
menerima data dari node client-1. Untuk mengetahui bagaimana cara
pembuatannya, berikut ini adalah source code untuk membuat node, pengaturan
ukuran node, tata letak node dan menampilkannya seperti pada gambar 4.1 :
# membuat node
set node_(0) [$ns node]
;# membuat variable node_(0)
sebagai node
set node_(1) [$ns node]
;# membuat variable node_(1)
sebagai node
set node_(2) [$ns node]
;# membuat variable node_(2)
sebagai node
# pengaturan tata letak koordinat node pada NAM
$node_(0) set X_ 100.0
;#variable node_(0) diatur
koordinat X dengan nilai
100.0
$node_(0) set Y_ 250.0
;#variable node_(0) diatur
koordinat Y dengan nilai
250.0
$node_(0) set Z_ 0.0
;#variable node_(0) diatur
koordinat Z dengan nilai 0.0
45
$node_(1) set X_ 250.0
;#variable node_(1) diatur
koordinat X dengan nilai
250.0
$node_(1) set Y_ 250.0
;#variable node_(1) diatur
koordinat Y dengan nilai
250.0
$node_(1) set Z_ 0.0
;#variable node_(1) diatur
koordinat Z dengan nilai 0.0
$node_(2) set X_ 400.0
;#variable node_(2) diatur
koordinat X dengan nilai
400.0
$node_(2) set Y_ 250.0
;#variable node_(2) diatur
koordinat Y dengan nilai
250.0
$node_(2) set Z_ 0.0
;#variable node_(2) diatur
koordinat Z dengan nilai 0.0
# Untuk pengaturan ukuran node pada Network Animator (NAM) dan
menampilkan node pada NAM
for {set i 0} {$i < $val(nn)} {incr i} {
$ns initial_node_pos $node_($i) 20 }
4.1.3
Implementasi Simulasi
Pada sub bab 4.1.3, akan dijelaskan tentang tampilan simulasi dan source
code untuk pembuatan simulasinya. Setelah tampilan dari topologi yang dibahas
46
pada bab 4.1.2 selesai, serta akan ditampilkan pula tampilan dari simulasi yang
akan dijalankan. Berikut ini adalah tampilannya :
Gambar 4.2 Tampilan Simulasi
Pada gambar 4.2 menjelaskan tentang simulasi yang akan berjalan.
Lingkaran yang mengelilingi pada setiap node adalah jangkauan wireless yang
dihasilkan pada setiap node. Pada gambar terlihat titik-titik kecil diantara client-1
dan client-2 yaitu berupa paket data yang sedang berjalan. Untuk mengetahui
bagaimana pembuatannya, berikut ini adalah souce code dari pembuatan
simulasinya :
1. Pembuatan simulator nya :
# buat simulasi
set ns [new Simulator]
2. Pembuatan network animator file dan trace file.
47
Network animator file (.nam) digunakan untuk menampilkan
simulasi yang telah dibuat dan trace file (.tr) digunakan agar dapat
mengetahui hasil dari simulasi yang telah dibuat berupa data dari simulasi.
Berikut adalah source code pembuatan network animator file dan trace file
:
# membuat file trace dan nam
set mytrace [open voip-ok.tr w]
$ns trace-all $mytrace
set mynam [open voip-ok.nam w]
$ns namtrace-all-wireless $mynam $val(x) $val(y)
set tput [open througput.tr w]
3. Pendeklarasian parameter konfigurasi pada node.
Sebelum membuat node, terlebih dahulu membuat pendeklarasian
konfigurasi untuk setiap node. Pendeklarasian ini dibuat untuk
mengkonfigurasikan pada setiap node tentang apa saja yang dibutuhkan
pada saat simulasi :
# pendeklarasian parameter konfigurasi pada node
set val(chan) Channel/WirelessChannel
; # channel type
set val(prop) Propagation/TwoRayGround
; # radio-propagation
model
set val(netif) Phy/WirelessPhy
; # network interface
type
set val(mac)
Mac/802_11
; # MAC type
48
set val(ifq)
Queue/DropTail/PriQueue
; # interface queue
type/tipe antrian
set val(ll)
LL
; # link layer type
set val(ant)
Antenna/OmniAntenna
; # antena model
set val(ifqlen) 50
; # max packet pada
ifq/max interface
antrian
set val(nn)
3
; # jumlah mobile
node
set val(rp)
AODV
; # routing protocol
set val(x)
500
;# luas topologinya
dengan koordinat X
bernilai 500
set val(y)
500
;# luas topologinya
dengan koordinat Y
bernilai 500
Phy/WirelessPhy set bandwidth_ 64Kb
;# set bandwidth
Phy/WirelessPhy set dataRate_ 64Kb
;# set atas codec g.711
4. Pembuatan agent dan melakukan pengaturan koneksi pada node
Pada pembuatan simulasi, dibuat client-1 ( node_(0) ) akan
melakukan koneksi terhadap client-2 ( node_(2) ) melalui node server (
node_(1) ) dengan menggunakan Agent UDP sebagai pengirim. Pada
pengaturan tipe trafik dibuat dengan menyesuaikan dengan codec G.711
dengan paket data sebesar 160 byte dengan frame rate sebesar 20 ms atau
0.02 detik :
49
# Pembuatan agent udp
set udp [new Agent/UDP]
;#membuat agent
client-1 pada node
ns attach-agent $node_(0) $udp
;#menentukan bahwa
node_(0) adalah
client-1
set udp1 [new Agent/UDP]
;#membuat agent
server pada node
$ns attach-agent $node_(1) $udp1
;#menentukan bahwa
node_(1) adalah server
set null1 [new Agent/LossMonitor]
;#membuat agent
penerima pada sebuah
node
$ns attach-agent $node_(2) $null1
;#menentukan bahwa
node_(2) adalah
client-2
# pembuatan trafik CBR
set cbr [new Application/Traffic/CBR]
$cbr attach-agent $udp
$cbr set type_ CBR
;# tipe trafiknya
adalah CBR
$cbr set packetSize_ 160
;#ukuran paketnya
sebesar 160 byte
$cbr set interval_ 0.02
;#frame rate
5. Membuat sebuah jawdal untuk memulai dan mengakhiri simulasi
50
Pada pembuatan simulasi, terdapat sebuah pengaturan jadwal untuk
menjalankan dan mengakhiri simulasinya. Penjadwalan ini berguna untuk
menjelaskan kapan pengiriman paket data dimulai dan diakhiri. Source
code pengaturan untuk memulai dan mengakhiri simulasi yang telah dibuat
:
# Schedule simulasinya
$ns at 1.0 "$cbr start"
;#pada detik 1.0 aplikasi cbr
dimulai
$ns at 60.0 "stop"
;#pada detik ke 60.0 simulasi
dihentikan
6. Membuat sebuah prosedur untuk menghasilkan sebuah throughput
Pada pembuatan simulasi, terdapat sebuah prosedur untuk
mengetahui sebuah hasil dari kinerja throughput. Prosedur ini berfungsi
untuk membuat sebuah hasil dari simulasi berupa throughput untuk
dimasukan ke dalam sebuah grafik pada xgraph. Berikut adalah source
code pembuatan prosedur untuk mendapatkan hasil dari throughput :
proc hasil {} {
global ns null1 tput
set ns_ [Simulator instance]
set time 0.5
set bw0 [$null1 set bytes_]
set now [$ns now]
#hasil througput
puts $tput "$now [expr (($bw0*8/1000)/$time)]"
51
# reset variabel
$null1 set bytes_ 0
set holdrate $bw0
$ns_ at [expr $now+$time] "hasil"
}
7. Membuat sebuah prosedur stop dan mengeksekusi file .nam serta file
xgraph
Pembuatan prosedur stop pada simulasi berguna untuk mengakhiri
atau menutup network trace file dan menjalankan file NAM agar simulasi
dapat dieksekusi serta menjalankan tampilan xgraph.
# 'stop' procedure
proc stop {} {
global ns mytrace mynam tput
$ns flush-trace
close $mytrace
close $mynam
close $tput
puts "Mulai nam"
exec xgraph througput.tr -geometry 800x400 &
exec xgraph delay.tr -geometry 800x400 &
exec nam voip-ok.nam &
exit 0
}
52
4.1.4
Implementasi Packet Loss
Untuk menghasilkan dan menampilkan packet loss, dibuat sebuah file yang
merekam hasil packet loss yang terjadi dalam simulasi berupa file berbentuk
(.awk). File .awk nantinya akan diubah menjadi network trace file (.tr) agar dapat
diketahui hasilnya. Berikut adalah sebuah source code pembuatannya :
BEGIN {
drop = 0;
terkirim = 0;
}
{
event = $1;
node = $3;
objek = $4;
paket_id = $6;
paket_tipe = $7 ;
if ( node == "_0_" && event == "s")
paket_yang_dikirim++;
if ( node == "_2_" && event == "r")
terkirim++;
}
END {
loss = paket_yang_dikirim - terkirim
53
printf("loss :%d Paket yang dikirim :%d paket yang diterima:%d\n", loss,
paket_yang_dikirim, terkirim);
}
Setelah membuat file (.awk) untuk packet loss, lalu selanjutnya mengubah
file tersebut menjadi trace file (.tr) yang nantinya akan didapatkan hasil dari
packet loss. Berikut ini adalah command untuk mengubahnya melalui terminal :
Awk –f nama-file.awk nama-trace-file-simulasi.tr > packet-loss.tr
4.1.5
Implementasi Delay
Sama halnya seperti packet loss yang telah dijelaskan pada sub bab 4.1.4,
untuk mengetahui hasil delay dibuat sebuah file (.awk) untuk mengetahui hasil
dari delay nya. Source code dari pencarian delay yang berbentuk (.awk) yang
nantinya akan diubah menjadi trace file (.tr) :
# rumus menccari delay
BEGIN {
paket_id_terbesar = 0 ;
}
{
event = $1;
time = $2;
node = $3;
objek = $4;
paket_id = $6;
paket_tipe = $7;
54
if ( paket_id > paket_id_terbesar )
paket_id_terbesar = paket_id;
if ( event == "s" && node == "_0_" )
waktu_kirim[paket_id] = time;
if ( event == "r" && node == "_2_" )
{
waktu_terima[paket_id] = time;
} else {
waktu_terima[paket_id] = -1;
}
}
END {
for ( paket_id = 0; paket_id <= paket_id_terbesar; paket_id++ )
{
{
start = waktu_kirim[paket_id];
end = waktu_terima[paket_id];
delay = end - start;
}
if ( start < end ) printf ("%f %f\n", start, delay );
}
}
55
4.2
Pengujian
Pada sub bab 4.2, akan menjelaskan tentang pengujian yang akan
dilakukan pada simulasi. Dalam pembuatan simulasi VoIP pada jaringan ad hoc
perlu dilakukan pengujian yang berguna untuk mengetahui hasil kinerja dari
simulasi yang telah dibuat. Pengujian akan dilakukan berulang-ulang sebanyak
10x percobaan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan dan untuk
memastikan fungsi-fungsinya berjalan dengan baik serta untuk mendapatkan hasil
yang akurat. Skenario pada simulasi dilakukan sebanyak 10x percobaan
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Setelah dilakukan percobaan,
akan dicari rata-rata dari setiap percobaan. Rata-rata tersebut nantinya akan dicari
kesimpulan agar memiliki hasil yang benar-benar akurat.
Berdasarkan dari proses simulasi, didapatkan hasil dari beberapa
parameter-parameter dari QoS seperti delay, throughput dan packet loss. Pada
proses pengujian dibuat sebuah skenario dari simulasi yang dapat dilihat seperti
pada gambar 4.2 yang telah dijelaskan pada sub bab 4.1.3 yang terdiri dari 3 node
yaitu client-1 sebagai pengirim, server sebagai penghubung dan client-2 sebagai
penerima. Skenario pada simulasi menggunakan tipe trafik UDP (User Datagram
Protocol) dengan menggunakan routing protokol AODV. Propagasi yang
digunakan adalah tworayground dengan frequensi 2.4 GHz dan memiliki jarak
transmisi 150 meter serta topologi 500x500 meter yang membentuk persegi.
Setiap node diletakkan pada posisi dengan koordinat dalam bentuk x, y
dengan satuan meter. Untuk node pengirim (client-1) pada titik koordinat
(100,250), node server (250,250) dan node penerima (client-2) pada koordinat
(400,250). Simulasi ini akan berlangsung selama 60 detik. Waktu untuk
pengiriman data akan berlangsung pada satu detik setelah simulasi dimulai.
Setelah itu, node pengirim akan terus menerus mengirimkan paket data kepada
node penerima hingga waktu simulasi itu berakhir. Untuk mengetahui scenario
yang diujikan, dapat dilihat pada tabel 4.1.
56
Tabel 4.1
Skenario Pengujian
Skenario Pengujian
Hasil yang diharapkan
Delay
< 150 mili second (ms)
Packet Loss
0%-15%
4.2.1
Perangkat Pengujian
Pada sub bab ini akan dibahas tentang perangkat-perangkat yang akan
digunakan untuk mendukung pada saat melakukan pengujian simulasi VoIP pada
jaringan ad hoc. Perangkat tersebut berguna untuk membantu penelitian agar dapat
berjalan. Perangkat tersebut terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software). Perangkat tersebut memiliki sebuah spesifikasi yang akan
dijelaskan pada sebuah tabel. Tabel spesifikasi perangkat yang digunakan dalam
pengujian simulasinya adalah :
Tabel 4.2
Spesifikasi Perangkat Keras
1.
Processor
Intel(R) Atom™ CPU N450 @1.66 GHz (2
CPUs)
2.
Memory
1014 MB RAM
3.
Harddisk drive (HDD)
160 GB
4.
Video Graphics addapter Intel® Graphics Media Accelerator 3150 256
(VGA)
MB
Tabel 4.3
Spesifikasi Perangkat Lunak
Sistem Operasi
Linux Ubuntu 10.04
Aplikasi Pendukung
Network Simulator 2.35
57
4.2.2
Hasil Pengujian
Dalam pengujian yang telah dilakukan berdasarkan scenario, akan
didapatkan sebuah hasil dari parameter-parameter yang diujikan. Hasil dari
parameter-parameter pada simulasi VoIP pada jaringan ad hoc tersebut yaitu
delay, throughput dan packet loss. Parameter yang pertama akan dijelaskan
tentang hasil pada pengujiannya adalah delay. Setelah hasil pengujian dari
parameter delay telah diketahui, parameter selanjutnya yaitu throughput dan
packet loss. Throughput adalah sebuah hasil data rate sebenarnya pada jaringan
dan packet loss adalah sebuah hasil paket data yang hilang.
4.2.2.1 Delay
Delay adalah jumlah total waktu pengiriman paket dalam satu kali
pengiriman dan memiliki satuan yaitu millisecond (ms). Delay merupakan salah
satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan kualitas pada suara. Hasil dari
delay diharapkan sesuai dengan tabel 4.1 yang telah tercantum berdasarkan
standar dari ITU. Hasil dari delay akan ditampilkan pada gambar 4.3 :
Gambar 4.3 Hasil Delay
58
Setelah diketahui hasil delay yang didapat, hasil ini terbilang baik karena
delay masih dibawah dari 150 ms yaitu dengan nilai delay tertinggi sekitar 8.9 ms.
Pada awal dari simulasi terjadi titik delay hampir bernilai 8.5 ms dikarenakan
node pengirim masih me-request rute yang dibutukannya kepada node server dan
kemudian node server juga masih harus melihat apakah alamat tujuan dari node
pengirim ada atau tidak dan disinilah routing AODV berkerja. Setelah rute
didapatkan, maka delay itu mulai menurun dan mengalami hasil yang bervariasi.
Hasil dari delay yang didapatkan terjadi naik dan turun tidak stabil hingga akhir
dari simulasi yang dijalankan. Dapat dikatakan bahwa routing protokol AODV
dapat bekerja secara optimal karena penentuan rute yang terjadi cukup cepat dan
dengan tipe trafik UDP, delay dapat diatasi dengan baik.
Untuk mengetahui hasil yang lebih akurat mengenai parameter delay,
dibuat sebuah tabel yang menjelaskan tentang hasil delay dari simulasi yang telah
dijalankan. Dari hasil simulasi yang dilakukan sebanyak 10X percobaan akan
dibuat kesimpulan. Hasil delay dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Delay
Skenario Pengujian
Delay
Pengujian ke-1
0.005055
Pengujian ke-2
0.005055
Pengujian ke-3
0.005055
Pengujian ke-4
0.005055
Pengujian ke-5
0.005055
Pengujian ke-6
0.005055
Pengujian ke-7
0.005055
Pengujian ke-8
0.005055
Pengujian ke-9
0.005055
Pengujian ke-10
0.005055
Rata-rata keseluruhan
0.005055
59
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari delay tetap tidak mengalami
perubahan dari 10x percobaan dikarenakan pada simulasi ini hanya terdapat 2
buah client yang berkomunikasi sehingga node server tidak sibuk yang dapat
menyebabkan hasil yang tidak berubah-ubah. Dari hasil percobaan yang
dilakukan, hasil dari delay sesuai yang diharapkan karena masih berada kurang
dari 150 ms yang telah tercantum pada tabel 4.1.
Untuk hasil delay yang 2 hop dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5
Hasil delay 2 hop
Skenario Pengujian
Delay
Pengujian ke-1
0.062944714
Pengujian ke-2
0.062944714
Pengujian ke-3
0.062944714
Pengujian ke-4
0.062944714
Pengujian ke-5
0.062944714
Pengujian ke-6
0.062944714
Pengujian ke-7
0.062944714
Pengujian ke-8
0.062944714
Pengujian ke-9
0.062944714
Pengujian ke-10
0.062944714
Rata-rata Keseluruhan
0.062944714
Untuk hasil delay yang dilakukan pada simulasi VoIP jaringan ad hoc
dengan melewati 2 hop adalah 62 ms. Hasil ini masih sesuai yang diharapkan dan
hasil delay ini tidak melebihi standar yang telah dicantumkan oleh standar ITU
untuk parameter delay.
4.2.2.2 Throughput
Dari hasil delay yang sudah diketahui, maka parameter yang akan
dijelaskan selanjutnya adalah throughput. Dari hasil throughput yang diketahui,
60
akan didapatkan sebuah hasil data rate yang sebenarnya dalam jaringan yang
diujikan. Throughput adalah banyaknya bit yang diterima dari selang waktu
tertentu. Hasil pengujian dari simulasi VoIP pada jaringan ad hoc berupa
throughput dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.4 Hasil Throughput
Hasil dari throughput yang didapatkan, terlihat pada gambar 4.4 stabil dari
awal simulasi sampai dengan simulasi berakhir dengan angka 72 Kbps. Ini
menunjukkan bahwa bit per second yang dihasilkan terbilang baik. Dengan jarak
150 meter, daya sinyal yang diterima pada setiap node masih berada pada nilai
diatas sensitivitas sehingga tidak berpengaruh terhadap hasil pada throughput dan
dapat dikatakan bahwa throughput yang dihasilkan terbilang baik. Hal ini
dipengaruhi pula oleh rute yang tidak berubah sehingga tidak perlu mengirim
route request (RREQ) yang dapat menurunkan hasil dari throughput tersebut.
Pada simulasi VoIP jaringan ad hoc untuk throughput yang dilakukan
dengan melewati 2 hop, tidak terjadi perubahan yang signifikan tetap menghasil
nilai yaitu 72 Kbps. Akan tetapi didetik-detik awal pada simulasi terjadi kenaikan
dan penurunan untuk throughput yang dihasilkan. Untuk melihat hasil throughput
61
pada simulasi VoIP jaringan ad hoc yang dilakukan dengan melewati 2 hop, dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.5 Hasil Throughput 2 Hop
4.2.2.3 Packet Loss
Parameter yang terakhir untuk diketahui hasil dari simulasi VoIP pada
jaringan ad hoc adalah packet loss. Packet loss merupakan sebuah hasil dari
parameter yang kinerjanya diujikan pada simulasi dan packet loss juga dapat
menyebabkan penurunan kualitas pada jaringan seperti halnya delay. Semakin
tinggi tingkat packet loss yang didapatkan, semakin buruk kinerja dari kualitas
pada jaringan. Untuk melihat hasil dari parameter packet loss yang dihasilkan
dapat dilihat pada tabel 4.6 :
62
Tabel 4.6
Packet Loss
Packet Send
17792
Packet Receive
17706
Packet Drop
86
Packet Loss %
0.0048
Dari tabel 4.6 dapat diamati bahwa dengan jarak 150 meter, diperoleh
packet loss yang sangat baik pada nilai 0.0048% atau jika dibulatkan menjadi
0.005%. Ini menandakan bahwa routing protocol AODV bekerja secara optimal
karena pada proses pembuatan rute tidak memakan waktu yang lama sehingga
paket data yang sudah masuk ke dalam buffer bisa segera di kirim ke tujuan dan
tidak menumpuk yang dapat mengakibatkan terjadinya packet loss. Dengan tipe
trafik UDP, paket data bisa cepat terkirim sehingga membuat buffer tidak penuh
sehingga meminimalisir terjadinya packet loss.
Untuk hasil packet loss
yang didapat pada simulasi yang dilakukan
dengan melewati 2 hop, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Hasil Packet Loss dengan 2 hop
Packet Send
17543
Packet Receive
17436
Packet Drop
Packet Loss %
107
0.006
Download