BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semenjak Modigliani dan Miller (1958) mengungkapkan tentang ketidakrelevanan kebijakan hutang dan ketidakrelevanan kebijakan dividen, para peneliti ekonomi dan keuangan telah mengajukan berbagai teori mengenai hubungan/ relevansi antara kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Penelitian oleh DeAngelo dan Masulis (1980), Kim (1988) dan Miller (1986) menyatakan bahwa kebijakan hutang dan kebijakan dividen adalah relevan karena adanya peraturan pajak. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Myers (1984) dan Ross (1977) dinyatakan kerelevanan tersebut dikarenakan faktor informasi asimetri, yaitu manajer mengetahui informasi yang tidak diketahui oleh investor. Teori relevansi yang ketiga yaitu teori keagenan (agency theory) yang dinyatakan oleh Jensen dan Meckling (1976) dan diperluas oleh Rozeff (1982) dan Easterbrook (1984). Dalam agency theory dinyatakan bahwa karena pemegang saham terpencar dan memiliki portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, maka mereka mendelegasikan pengambilan keputusan keuangan dan lainnya kepada manajer perusahaan. Perhatian utama pemegang saham terletak pada mendiversifikasikan risiko yang berkaitan langsung dengan perusahaan, sedangkan manajer mempunyai kecenderungan untuk mengejar kepentingannya sendiri yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Hal ini menimbulkan konflik kepentingan antara Universitas Sumatera Utara manajer dan pemegang saham. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, sehingga dengan kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Kedua, dengan meningkatkan dividend payout ratio atau rasio dividen terhadap laba bersih. Crutchley dan Hansen (1989) menyatakan bahwa dengan pembayaran dividen dalam jumlah yang cukup besar akan meningkatkan kebutuhan pembiayaan dari luar, sehingga akan meningkatkan pengawasan terhadap manajer oleh pihak penyedia pendanaan tersebut. Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen. Di samping itu, hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan dilakukan oleh manajemen (Jensen, et al., 1992; Jensen 1986). Keempat, dengan cara mengaktifkan monitoring melalui institutional investor. Moh’d et al. (1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency cost, karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap Universitas Sumatera Utara keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Chen dan Steiner (1999) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kekuatan monitoring internal yang penting dan telah diperdebatkan sebagai sesuatu yang mempengaruhi risiko sekaligus sebagai faktor yang dipengaruhi oleh risiko. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Demsetz dan Lehn (1985) diungkapkan bahwa terdapat hubungan kausal yang positif dari risiko terhadap kepemilikan manajerial yang disebabkan oleh meningkatnya penilaian atas alat monitoring internal ini untuk memecahkan konflik keagenan antara pemegang saham eksternal dengan manajemen. Namun, pendapat yang dikemukakan oleh Galai dan Masulis (1976) dan hasil pengujian empiris dari Saunders, Strock, dan Travlos (1990) menyatakan bahwa tingginya kepemilikan oleh manajer dapat memperburuk konflik keagenan antara pemegang saham dan pemegang obligasi sehingga akan menimbulkan risiko yang tinggi, sementara Amihud dan Lev (1981) dan May (1995) membuktikan bahwa terdapat hubungan kausal yang saling bertolak belakang antara kepemilikan manajerial dengan risiko. Secara lebih jauh, risiko merupakan topik pembahasan utama dalam ekonomi keuangan yang menghubungkan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang dan kebijakan dividen perusahaan. Sebagai contoh, sementara kepemilikan manajerial telah dinyatakan sebagai penyebab tingginya tingkat risiko, dan risiko Universitas Sumatera Utara yang tinggi seperti yang dinyatakan oleh Ravid (1988) mengakibatkan lebih rendahnya tingkat hutang, dan menyebabkan keengganan perusahaan untuk mengeluarkan uang tunai dalam rangka pembayaran dividen (Venkatesh, 1989). Penelitian mengenai struktur kepemilikan dan pengaruhnya baik terhadap nilai perusahaan maupun terhadap kebijakan hutang dan dividen telah dilakukan oleh banyak peneliti, dan mereka menemukan hasil yang berbeda. Kim dan Sorensen (1986), Agrawal dan Mendelker (1987), dan Mehran (1992) menemukan hubungan yang positif antara kepemilikan saham oleh pihak internal perusahaan dengan debt ratio perusahaan. Namun dengan menggunakan sumber data, periode sampel dan teknik sampling yang berbeda, Friend dan Hasbrouck (1988), Friend dan Lang (1988), dan Jensen, et al. (1992) menemukan hubungan yang negatif antara variabel-variabel tersebut. Chaganti dan Damanpour (1991) menemukan bahwa kepemilikan saham oleh pihak internal tidak berpengaruh terhadap struktur pembiayaan perusahaan. Moh’d, et al. (1998) menemukan bahwa dengan meningkatnya kepemilikan manajerial menyebabkan manajer cenderung mengurangi kebijakan hutang sehingga akan menurunkan risiko secara keseluruhan dan/atau agency cost yang timbul, serta kepemilikan institusional terlihat mempengaruhi kebijakan keuangan perusahaan melalui substitusi antara pemegang saham institusional dengan peranan hutang dalam struktur pembiayaan perusahaan. Bathala, et al. (1994) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif dengan kebijakan pembiayaan hutang dan kepemilikan manajerial dalam ekuitas perusahaan. Universitas Sumatera Utara Jensen, et al. (1992) berargumen bahwa kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, dan dividen adalah berhubungan secara bersamaan walaupun metode yang mereka kemukakan secara statistik menghasilkan tingkat signifikansi yang relatif rendah dalam pendugaan parameter persamaan kepemilikan manajerial. Chen dan Steiner (1999) memperluas cakupan penelitian tentang kepemilikan manajerial dengan membangun sebuah model empiris dengan kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen masingmasing diperlakukan sebagai variabel endogen yang ditetapkan secara bersamaan (endogenous, jointly determined variables). Pembangunan model ini didasarkan pada fakta bahwa kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen merupakan bagian yang integral dari proses pengambilan keputusan perusahaan dalam kerangka keagenan. Variabel kepemilikan institusional tidak dimasukkan dalam model tersebut dikarenakan variabel tersebut merupakan variabel eksternal terhadap perusahaan, sehingga tidak merupakan variabel pengambilan keputusan perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan Chen dan Steiner (1999) atas model empiris tersebut menyebutkan bahwa pada tingkatan yang rendah, risiko merupakan faktor penentu yang positif atas kepemilikan manajerial. Dalam tingkatan risiko yang lebih tinggi, penghindaran risiko oleh manajer merupakan efek yang signifikan. Chen dan Steiner (1999) juga menemukan bahwa kepemilikan manajerial secara positif menyebabkan tindakan pengambilan risiko, sehingga penelitian mereka membuktikan bahwa terdapat saling mempengaruhi antara variabel kepemilikan manajerial dengan Universitas Sumatera Utara risiko. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan terdapat efek substitusi-monitoring (substitution-monitoring effect) antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang dan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan dividen. Efek ini juga terlihat dalam hubungan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, yang menunjukkan bahwa perusahaan memilih antara alternatif kekuatan monitoring dalam usahanya untuk menekan agency cost. Dari fenomena yang muncul dan hasil penelitian-penelitian terdahulu, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian yang menguji hubungan antara kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen dengan menggunakan basis agency theory dan menggunakan metode analisis kuadrat terkecil dua tahap (two-stage least squares). 1.2. Rumusan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan hasil penelitian- penelitian sebelumnya, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kepemilikan manajerial? 2. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kepemilikan institusional? Universitas Sumatera Utara 3. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan pengambilan risiko? 4. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang? 5. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang? 6. Apakah terdapat pengaruh signifikan variabel eksogen terhadap kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kepemilikan manajerial. 2. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kepemilikan institusional. Universitas Sumatera Utara 3. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan pengambilan risiko. 4. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang. 5. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang. 6. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh variabel eksogen terhadap kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Temuan pada penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan hubungan saling mempengaruhi antara kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen, dan pengaruh variabel eksogen terhadap kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen. Universitas Sumatera Utara 2. Bagi peneliti, temuan pada penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai mekanisme untuk mengurangi agency cost yang dilakukan perusahaan serta hubungan saling mempengaruhi diantaranya. 3. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya, temuan pada penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas perbendaharaan penelitian di bidang akuntansi dengan menggunakan metode persamaan simultan. 1.5. Originalitas Penelitian Ide dasar penelitian ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Steiner (1999) dan merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006) dengan menggunakan metode pengukuran variabel dan jenis variabel kontrol (variabel eksogen) yang berbeda. Perbedaan tersebut adalah dalam pengukuran variabel endogen yaitu kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Perbedaan juga dibuat dalam pengukuran variabel eksogen, yaitu perputaran aktiva, profitabilitas perusahaan, dan likuiditas perusahaan. Periode pengamatan juga berbeda, di mana periode penelitian ini adalah dari tahun 2006-2008, sedangkan periode penelitian sebelumnya adalah dari tahun 2003-2005. Universitas Sumatera Utara