BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah, pengumpulan dasar teori untuk memperkuat landasan dalam variabel penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga sampai penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Dalam proses waktu penelitian ini penulis memulai sejak Maret 2016 sampai dengan selesai dibulan Januari 2017. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, penulis memilih tempat penelitian pada Hotel Mega Anggrek di Jalan Arjuna Selatan No. 4, Kemanggisan, Jakarta Barat. B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian kausal. Di mana penelitian tersebut terdapat variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi (independent variable) dan variabel terikat (dependent dependent) untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara dimensi kualitas pelayanan (X), X1(Reliability), X2 (Responsiveness), X3(Assurance), X4(Empathy), dan X5(Tangibles) terhadap variabel Kepuasan Konsumen (Y) pada Hotel Mega Anggrek. 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel Variabel merujuk pada karakteristik atau atribut dari suatu individu atau organisasi yang dapat diukur atau diobservasi yang bisa bervariasi antara orang dan organisasi yang diteliti (Creswell, 2016). Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel yang mungkin menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome. Variabel ini juga biasa dikenal dengan istilah variabel treatment, manipulated, antecedent, atau predictor (Creswell, 2016). Variabel bebas yang terdapat pada penelitian ini adalah: 1. Variabel X1 adalah variabel kehandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan handal dan akurat. Dalam arti luas, keandalan berarti bahwa perusahaan memberikan janji-janjinya tentang penyediaan, penyelesaian masalah dan harga. 2. Variabel X2 adalah variabel daya tanggap (responsiveness) yaitu kesadaran dan keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan ketepatan ketika berurusan dengan permintaan, pertanyaan, dan keluhan pelanggan. 3. Variabel X3 adalah variabel kepastian (assurance) yaitu pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan. Dimensi ini mungkin akan sangat penting pada jasa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 layanan yang memerlukan tingkat kepercayaan cukup tinggi dimana pelanggan akan merasa aman dan terjamin. 4. Variabel X4 adalah variabel empati (empathy) yaitu kepedulian dan perhatian secara pribadi yang diberikan kepada pelanggan. Inti dari dimensi empati adalah menunjukkan kepada pelanggan melalui layanan yang diberikan bahwa pelanggan itu spesial, dan kebutuhan mereka dapat dipahami. 5. Variabel X5 adalah variabel bukti fisik (tangibles) yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan material yang dipasang. Dimensi ini menggambarkan wujud secara fisik dan layanan yang akan diterima oleh konsumen. b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Yaitu variabel yang bergantung pada variabel bebas. Variabel yang dimana merupakan outcome atau hasil dari pengaruh variabel bebas, dalam istilah lain adalah variabel criterion, outcome, effect, dan response (Creswell, 2016). Untuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kepuasan Konsumen (Y). Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2014) kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk jasa yang diterima dengan yang diharapkan. Sedangkan menurut Hill et al. yang dikutip oleh Tjiptono (2012) kepuasan pelanggan merupakan ukuran kinerja ‘produk total’ sebuah organisasi dibandingkan dengan serangkaian keperluan pelanggan (customer requirements). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 2. Operasionalisasi Variabel Widjono yang dikutip oleh Putri (2015) menyatakan definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan penelitian. Dengan kata lain, merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk variabel tersebut. Definisi ini juga disebut definisi subjektif karena disusun berdasarkan keinginan orang yang akan melakukan penelitian. Dalam Tabel 3.1 di bawah ini menjelaskan definisi operasional variabel dari penelitian sebagai berikut: TABEL 3.1 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Kualitas Pelayanan (X) Dimensi Reliability (kehandalan) (X1) Responsiveness (daya tanggap) (X2) Assurance (Jaminan) (X3) Empathy (empati) (X4) Tangibles (bukti fisik) (X5) Indikator 1. Kemudahan administrasi 2. Ketepatan pelayanan 3. Kecepatan pelayanan Kode Q1 Q2 Q3 Skala Ordinal 1. Kecepatan dalam menangani keluhan 2. Kesediaan membantu 3. Kecepatan dalam menyelesaikan masalah 1. Tingkat pengetahuan karyawan 2. Kejujuran karyawan 3. Kesopanan karyawan 4. Keterampilan karyawan Q4 Ordinal 1. Pemahaman kebutuhan secara spesifik 2. Keramahan karyawan 3. Kepedulian karyawan 1. Kondisi bangunan gedung 2. Penampilan karyawan 3. Fasilitas pendukung http://digilib.mercubuana.ac.id/ Q5 Q6 Q7 Ordinal Q8 Q9 Q10 Q11 Ordinal Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Ordinal 38 (Lanjutan) TABEL 3.1 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Kepuasan Konsumen (Y) 1. Manfaat yang dirasakan Q17 Ordinal 2. Pengorbanan yang Q18 dirasakan 3. Pelayanan secara Q19 keseluruhan yang dirasakan 1. Manfaat yang Q20 Ordinal diharapkan Expected Value 2. Pengorbanan yang Q21 (Nilai yang dilakukan diharapkan) 3. Pelayanan secara Q22 keseluruhan yang diharapkan Sumber: Putu Bayu Dewangga Primananda dan Putu Yudi Setiawan (2013) yang diolah kembali (2016) D. Perceived Value (Nilai yang dirasakan) Skala Pengukuran Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan tipe skala pengukuran ordinal, dengan menggunakan metode dari Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010). Likert menggunakan skala ordinal untuk mengurutkan data dari tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Pengukuran Skala Likert sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 TABEL 3.2 SKALA PENGUKURAN LIKERT Pernyataan Kode Nilai Sangat Setuju SS 5 Setuju S 4 Netral N 3 Tidak Setuju TS 2 STS 1 Sangat Tidak Setuju Sumber: Sugiyono (2010) E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah tamu Hotel Mega Anggrek, Kemanggisan, Jakarta Barat yang berjumlah 1.256 orang pada data sebulan terakhir yang saya dapatkan dari pihak manajemen hotel. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Penentuan ukuran sampel menggunakan metode accidental sampling, di mana teknik yang penentuan sampel secara kebetulan bertemu dengan peneliti http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 dengan kriteria umur dewasa dan konsumen/tamu pada Hotel Mega Anggrek. Lalu akan diambil dalam penelitian menggunakan rumus Slovin, yaitu: n= π΅ π+π΅ππ Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e² = Tingkat presisi atau akurasi yang ditetapkan (5-10%) Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian, dengan rumus Slovin dengan tingkat akurasi 5% adalah: n= 1256 1+1256 (0,05)2 = 1256 1+1256 (0,0025 ) = 1256 1+3,14 = 1256 4,14 = 303,4 dibulatkan menjadi 303 orang. Jadi, jumlah atau ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti adalah 303 orang untuk mendapatkan hasil dengan tingkat kepercayaan yang akurat. F. Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian ini, penulis menggunakan cara atau teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data arsip, peneliti mengumpulkan data yang terkait pada penelitian ini yang didapatkan dari pihak manajemen hotel, yaitu data saran dan komentar tamu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 yang menginap dan data occupancy rate (tingkat hunian) di Hotel Mega Anggrek. 2. Data Primer Data yang didapat langsung dari individu atau perorangan. Untuk data primer ini, peneliti menggunakan cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis kepada tamu/konsumen yang dianggap dapat memberikan keterangan yang diperlukan, sehingga memperoleh informasi yang akurat. Sifat dari pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah pertanyaan tertutup (dengan alasan dapat mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan) yaitu memberikan pertanyaan dengan alternatif jawaban yang sudah ditentukan dan kuesioner ini diberikan kepada tamu/konsumen di Hotel Mega Anggrek Jakarta sebagai objek penelitian. G. Metode Analisis Dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan metode statistik menggunakan SPSS 23.0 for windows. Analisa data dilakukan dengan metodemetode sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010). Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan prosentase. 2. Uji Kualitas Instrumen a. Uji Validitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid sehingga dapat digunakan tidaknya suatu kuesioner (Sugiyono, 2010). Sedangkan menurut Ghozali (2013) suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Penentuan r table dilakukan dengan degreeoffreedom (df = n-2). Untuk pengujian menggunakan rumus Pearson Product Momen. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: rxy = nο₯ x i ο₯ yi οο₯xi ο₯ yi 2 (n ο₯ x ο ( ο₯ x ) 2 . (nο₯ y 1 1 Dimana: N = Jumlah sampel yang akan diuji X = Skor total pertanyaan X Y = Skor total pertanyaan Y r = Koefisien korelasi pearson product moment Kriteria keputusan: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 1 ο (ο₯ y ) 2 1 43 rhitung>rtabel dan sign. < 0,05 maka instrument yang digunakan valid. rhitung<rtabel dan sign. > 0,05 maka instrument yang digunakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono (2010), reliabilitas adalah kehandalan suatu data. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Kuesioner dianggap reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Teknik yang digunakan untuk menguji kehandalan kuesioner pada penelitian ini adalah metode alpha. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α), kemudian hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban dengan bantuan SPSS versi 23. Nilai koefisien reliabilitas dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha (α) ≥ 0,6 (Ghozali, 2006). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2013), Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of regression standardized residual. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 diagonal. Jika distribusi residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013). b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan di mana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen.Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (> 0,90) 2. Nilai R² sangat tinggi tetapi uji t banyak yang tidak signifikan 3. Nilai Tolerance ≤ 0,10 atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≥ 10 c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013), heteroskedastisitas adalah keadaan di mana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Metode ini dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Analisis Regresi Linear Berganda Analisis ini digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis statistik yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan rumus persamaan regresinya adalah berikut ini: ΕΆ = a + βπ πΏπ + βπ πΏπ +βπ πΏπ +βπ πΏπ +βπ πΏπ +e Dimana: ΕΆ = Kepuasan Konsumen α = Konstanta β1 ,β2 , β3 , β4, β5 = Koefisien Regresi π1 = Reliability (keandalan) π2 = Responsiveness (daya tanggap) π3 = Assurance (jaminan) π4 = Empathy (empati) π5 = Tangibles (bukti fisik) e = Error http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 5. Penelitian Pengujian Hipotesis Persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses perhitungan tidaklah selalu baik untuk mengestimasi nilai variabel terikat. Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk estimasi nilai variabel dependen atau tidak, dapat dilakukan dengan mengetahui: a. Hasil Uji Kelayakan Model (Uji Statistik sig F) Hasil uji kelayakan model (Uji Statistik sig F) menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji sig F digunakan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang digunakan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan (α) 0.05 atau 5% untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak dilakukan dengan cara menguji nilai F. Setelah dilakukan Uji sig πΉβππ‘π’ππ penulis akan menggunakan keputusan uji berikut ini: 1. Jika Fhitung> Ftabel dan Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan). 2. Jika Fhitung < Ftabel dan Sig. > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan). b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik sig t) Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji Statistik t) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 regresi secara individual berpengaruh terhadap nilai variabel dependen, dengan α = 5%. Kriteria pengujian ini berdasarkan probabilitas sebagai berikut: 1. Jika nilai sig. < 0,05 dan thitung > ttabelmaka Ha diterima sehingga Ho ditolak (signifikan). 2. Jika nilai sig. > 0,05dan thitung < ttabel maka Ha ditolak sehingga Ho diterima (tidak signifikan). c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) adalah besarnya nilai pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan kisaran nilai koefisien antara 0 sampai dengan 1. Semakin nilai R2 mendekati 1 maka semakin baik model regresi yang terbentuk untuk menjelaskan permasalahan atau test goodness of fit model (Ghozali, 2013). Penelitian ini menggunakan SPSS versi 23 dalam pengolahan data untuk menetukan R2. Secara statistik derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus: KD = r2 x 100% Keterangan: KD : Nilai Koefisien Determinasi r2 : Nilai Koefisien Korelasi http://digilib.mercubuana.ac.id/