konflik pilkades dan penyelesaiannya

advertisement
ABSTRAKSI
Konflik Pilkades dan Penyelesaiannya (Suatu Kajian Antropologi
Terhadap Pilkades Periode 2008/2013 di Desa Sosor Mangulahi Kabupaten
Humbahas)
Skripsi ini terdiri dari 5 bab 105 halaman, Lampiran dan beberapa Daftar.
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) sebagai alat untuk proses
pergantian/peralihan pemerintahan desa sekaligus menjadi pesta demokrasi di tingkat
wilayah desa, tidak jarang diwarnai oleh konflik dan pertentangan diantara
masyarakat desa, baik konflik individu maupun konflik sosial. Seperti yang kita
ketahui masyarakat desa adalah masyarakat yang masih terikat dengan hubungan
kekerabatan serta adat istiadat, dan pada umumnya menjungjung tinggi nilai-nilai
budaya setempat demi keharmonisan dalam hubungan maupun interaksi sosialnya.
Namun hal itu tidak selalu menjadi kemudahan ataupun faktor pendukung dalam
urusan politik dalam hal ini penyelenggaraan pilkades. Demikian halnya dengan
Pilkades Periode 2008/2013 di Desa Sosor Mangulahi Kabupaten Humbahas yang
tidak pernah luput dari konflik dan pertentangan di tengah-tengah etnisitas masyarakat
yang homogen. Masyarakatnya didominasi oleh Etnis Batak Toba dan menganut
hanya satu Agama yaitu Kristen Protestan. Disamping etnisitas dan agamanya
homogen bahkan masyarakatnya sebagian besar terdiri dari tiga marga besar ; Purba,
Manalu, dan Simamora. Secara silsilah Batak Toba ketiga marga tersebut diatas
dikategorikan mempunyai satu Nenek Moyang pada zaman dahulu. Hal itu berarti
semakin menguatkan bahwa masyarakat desa Sosor Mangulahi memiliki ikatan yang
sangat kental dan kuat. Sekali lagi hal itu tetap saja tidak selalu menjadi kemudahan
terhadap penyelenggaraan Pilkades Periode 2008/2013.
Penelitian yang menghasilkan sebuah karya skripsi ini bertujuan untuk
mengkaji secara mendalam mengapa konflik tersebut masih hadir pada
penyelenggaraan pilkades ditengah kuatnya keterikatan masyarakat. Sangat penting
juga bagaimana konflik yang mewarnai pilkades dapat diselesaiakan, dengan kata lain
untuk mengetahui langkah-langkah penyelesaian konflik. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah melalui penelitian lapangan (field research). Untuk
pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling kepada orang-orang yang
mampu memberikan informasi misalnya tokoh adat, tokoh agama, kepala desa dan
juga masyarakat lainnya, alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
data lapangan adalah melalui wawancara dengan melakukan tanya jawab langsung
dengan informan dan pengalaman lapangan. Dari hasil penelitian dapat dikemukakan
bahwa latar belakang terjadinya konflik pilkades adalah karena adanya unsur dendam,
kades lama dinilai tidak legowo dan tidak demokratis. Disamping itu adanya antusias
ketiga calon kepala desa untuk tetap bertahan dan menolak permintaan tokoh adat
untuk menyatukan dan mengusung satu calon. Dengan demikian terjadilah
pengelompokan menjadi beberapa kubu diantara masyarakat. Dimana, antara satu
kelompok saling melemahkan terhadap kelompok lain, terjadilah persaingan yang
tidak sehat untuk merebut kepala desa. Hal itu menimbulkan banyak pertentangan dan
konflik baik individu maupun sosial.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan langkah-langkah yang ditempuh untuk menyelesaikan konflik
dapat disimpulkan penyelesaiannya dengan cara mediasi (mediation). Mediasi
merupakan cara untuk menyelesaikan konflik dengan menghadirkan pihak ketiga
(mediator) dalam hal ini tokoh adat dan tokoh agama, atas kesepakatan atau
permintaan pihak-pihak atau salah satu pihak yang berkonflik. Mediasi bersifat
kompromi yang bertujuan untuk menyamakan pendapat pihak yang berkonflik,
sehingga tercapai penyelesaian dan perdamaian. Atas cara yang dilakukan tersebut
masyarakat kembali bersatu seperti sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
Download