Bab 2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran 2.1. Analisis dan Perancangan Analisis sistem menurut Mulyadi (2001, p40) adalah sebuah tahapan dalam pengembangan sistem yang akan menghasilkan berbagai dokumen yang menyajikan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mengembangkan sistem tersebut. Didalam bukunya juga Mulyadi (2001, p51) menyatakan bahwa perancangan sistem adalah proses penerjemahan hubungan pemakai informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan. 2.2 E-Business E-Business mendeskripsikan akan penggunaan perangkat elektronik dan program perusahaan dalam menjalankan semua kegiatan bisnis perusahaan (Kotler, 2004, p74). Menurut Turban (2006, p4) e-business merujuk ke definisi yang lebih luas dari e- commerce, tidak hanya sekedar membeli dan menjual barang dan jasa saja, tetapi juga melayani pelanggan, kolaborasi dengan rekan bisnis, dan membawakan transaksi secara elektonik di dalam sebuah organisasi. Sedangkan Kalakota (2001,p7) mengatakan, e-business bukan saja mengenai transaksi jual beli melalui internet melainkan strategi keseluruhan memperbaiki model bisnis lama dengan dukungan teknologi untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan keuntungan. Jadi dapat disimpulkan e-business adalah serangkaian aktivitas bisini perusahaan yang melibatkan teknologi, tidak hanya mencakup penjualan dan pembelian, tetapi juga memberikan pelayanan kepada konsumen, bekerja sama dengan rekan bisnis. 5 6 E-Commerce 2.3 E-Commerce adalah sebuah konsep baru yang mendeskripsikan proses dari pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi jaringan computer, termasuk internet (Turban, 2006, p4). E-Commerce menurut Kalakota dan Robinson (2001, p4), merupakan transaksi membeli dan menjual lewat media digital. Titik beratnya adalah pada arus pesanan dan laba kotor. Sebagian besar adalah mempertemukan pembeli dan penjual yang sebelumnya tidak pernah bertemu dan sebagian kecil dari itu adalah secara sederhana melakukan transaksi yang tadinya dilakukan melalui surat pemesanan. Jadi dapat disimpulkan e-commerce adalah sebuah proses bisnis yang mencakup transaksi jual dan beli menggunakan teknologi internet yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas. 2.3.1 Klasifikasi E-Commerce Adapun klasifikasi e-commerce berdasarkan sifat transaksi menurut Turban (2000, p11) sebagai berikut : 1. Business to Business (B2B) Merupakan jenis e-commerce yang terbanyak untuk saat ini, yang meliputi transaksi bisnis secara elektronis antara organisasi (bisnis) yang satu dengan yang lainnya. B2B berfungsi dalam proses memperpendek rantai penyediaan, memperlancar proses distribudi, mempercepat penyampaian produk ke pasar, mengurangi biaya stok dan lainnya. 2. Business to Costumer (B2C) Merupakan transaksi penjualan secara eceran antara organisasi sengan konsumen secara langsung. E-Commerce jenis ini melakukan bisnis secara online atau menjual dan membeli produk dan jasa di took situs web yang merupakan suatu bisnis retail 7 yang menjual barang langsung kepada pemakai. Produk tersebut berupa produk fisik atau jasa. 3. Customer to Customer (C2C) Merupakan jenis e-commerce dimana seorang konsumen menjual secara langsung kepada konsumen lainnya (transaksi antara konsumen). 4. Customer to Business (C2B) Merupakan jenis e-commerce yang meliputi transaksi yang dilakukan oleh individu (perseorangan) yang menjual produk atau jasa kepada orang, dimana individu tersebut mencari sendiri pihak penjual, berinteraksi dengan mereka dan menghasilkan suatu transaksi. 2.3.2 Keuntungan E-Commerce 2.3.2.1 Keuntungan bagi Perusahaan Keuntungan e-commerce bagi perusahaan menurut Nugroho (2006, p20) : • Memperpendek jarak Perusahaan-perusahaan memberikan kemudahaan kepada konsumen untuk mengunjungi situs-situs perusahaan dimana pun mereka berada hanya dengan sekali klik. • Memperluas pasar Jangkauan pemasaran menjadi semakin luas dan tidak terbatas oleh area geografis dimana perusahaan berada. • Perluasan jaringan mitra bisnis Dengan adanya e-commerce maka akan lebih mempermudah perusahaan dalam menjalin hubungan dengan mitra bisnis yang berada di negara-negara lain. 8 • Efisien Melalui e-commerce maka perusahaan dapat lebih mengefisienkan peralatanperalatan kantor dalam pencatatan transaksi, dan waktu yang digunakan lebih efisien, serta pencarian informasi produk dan jasa dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. 2.3.2.2 Keuntungan bagi Konsumen Adapun keuntungan e-commerce bagi konsumen adalah konsumen dapat memperoleh barang dan jasa dengan biaya yang lebih murah karena mereka dapat berbelanja ataupun melakukan transaksi kapan saja, dari situs mana saja, serta melakukan perbandingan dengan lebih cepat. Konsumen dapat langsung menerima informasi yang relevan dan detail dalam waktu yang cepat. E-commerce memungkinkan konsumen untuk dapat saling berhubungan dan langsung menukar ide untuk membandingkan pengalaman. 2.3.3 Keterbatasan E-Commerce Dikemukakan juga oleh Nugroho (2006, p22) adapun keterbatasan dari e-commerce antara lain : • Meningkatkan Individualisme Pada e-commerce, transaksi dilakukan tanpa harus bertatap muka dengan siapa pun. Ini membuat membuat beberapa orang menjadi berpusat pada dirinya sendiri dan merasa dirinya tidak memerlukan bantuan orang lain. • Terkadang menimbulkan kekecewaan Apa yang dilihat di layar monitor computer kadang berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat mata. 9 • Tidak manusiawi Melalui e-commerce kita dapat melakukan chatting dengan operator situs tersebut namun kita tidak dapat menrasakan seyum ramah maupun jabat tangannya. 2.4 Pemasaran (Marketing) 2.4.1 Definisi Pemasaran (Marketing) Pemasaran menurut American Marketing Associates (Kotler et al., 2008, p6), adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengkomunikasi, dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para stakeholder-nya. Definisi pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2004, p5) adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan individu atau kelompok lain. Kotler dan Armstrong menekankan bahwa pemasaran bukanlah hanya sekedar mengumumkan dan menjual saja melainkan juga mengenai bagaimana caranya untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen. 2.4.2 Tujuan Pemasaran Menurut Kotler (2005, p10) Tujuan pemasaran adalah membuat penjualan tidak trlalu penting lagi, untuk mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk dan jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli, yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk dan jasa itu. 10 2.4.3 Konsep Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p8-17), konsep pemasaran inti terdiri dari : 1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan Kebutuhan manusia (needs) adalah pernyataan dari perasaan kekurangan. Keinginan (wants) adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang. Ketika didukung oleh daya beli, keinginan berubah menjadi permintaan (demands). 2. Produk dan jasa Produk (products) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Selain barang nyata, produk meliputi jasa, yang merupakan aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual, yang pada dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat pada kepemilikan apapun. 3. Nilai kepuasan dan manajemen mutu Nilai pelanggan (customer value) merupakan selisih antara nilai yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk, dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif pada terhadap harapan pembeli. Kepuasan pelanggan berkaitan dengan kualitas. Manajemen mutu total (total quality management) adalah suatu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa, dan proses pemasaran secara terus-menerus. 4. Pertukaran, transaksi, dan hubungan pemasaran Pertukaran (exchange) adalah suatu tindakan untuk memperoleh obyek yang diharapkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai pengganti. 11 Transaksi (transaction) adalah suatu perdagangan yang melibatkan paling sedikit dua bentuk nilai, persetujuan mengenai kondisi, persetujuan mengenai waktu dan persetujuan mengenai tempat. Transaksi pemasaran merupakan bagian dari gagasan yang lebih besar mengenai hubungan pemasaran (relationship management). Hubungan pemasaran yaitu proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan timbal balik dengan pelanggan dan pihak lain yang bekepentingan. 5. Pasar Pasar (markets) adalah orang-orang atau pihak yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. 6. Pemasaran Pemasaran (marketing) berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dan hubungan dengan tujuan menciptakan nilai dan memuaskan kebutuhan akan kegiatan. 2.4.4 Unsur-unsur Pemasaran Unsur-unsur utama dalam pemasaran menurut Rangkuti (2004, p48-51) dibedakan menjadi : • Unsur Strategi Persaingan − Segmenting adalah suatu tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen yang terpisah (khusus). Masing-masing konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan, dan bauran pemasaran yang terpisah. − Targetting adalah tindakan untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang dituju. 12 − Positioning adalah penetapan posisi pasar, tujuannya untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen. • Unsur Taktik Pemasaran − Diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dengan penawaran pesaing. − Marketing mix (Bauran pemasaran), berkaitan dengan kegiatan mengenai produk, harga, promosi, dan tempat. • Unsur Nilai Pemasaran − Brand atau merk yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki atau melekat pada persahaan. − Service adalah nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa layanan kepada konsumen. − Proses adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen baik secara langsung ataupun tidak langsung. 2.4.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Salah satu dari konsep pemasaran adalah strategi yang menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari beberapa komponen (4P), yaitu (Kotler dan Armdtrong, 2004, p56) : 1. Product Kombinasi produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada target pasarnya. 2. Price Besarnya uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. 13 3. Place Aktivitas perusahaan yang membuat produk bisa tersedia bagi target konsumen. 4. Promotion Aktivitas yang dilakukan untuk mengkomunikasikan keunggulan dan suatu produk dan mempengaruhi target konsumen untuk membeli produk tersebut. 2.5 Internet Marketing (E-Marketing) Menurut Mohammed et.al (2003, p4) Internet Marketing adalah suatu proses membangun dan menjaga hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan on-line untuk memfasilitasi terjadinya pertukaran ide, produk, dan juga jasa untuk memenuhi keinginan kedua belah pihak. E-Marketing adalah gambaran usaha-usaha perusahaan untuk menginformasikan, berkomunikasi, mempromosikan, dan memasarkan produk dan jasanya melalui internet (Kotler dan Armstrong, 2004, p74). Jadi e-marketing adalah proses penggunaan internet untuk melakukan kegiatab on- line yang bertujuan untuk memasarkan produk dan jasa perusahaan serta membagun dan memelihara hubungan dengan pelanggan sehingga kedua belah pihak dapat memperoleh kepuasan. 2.6 Internet 2.6.1 Definisi Internet Menurut Courtland L. Bovee dan John V Thill (2003, p369) mengemukakan bahwa internet adalah jaringan; satu kelompok komputer yang saling dihubungkan sehingga semuanya dapat berbagi informasi. Kadang-kadang jaringan terletak dalam satu gedung atau tempat tertentu (disebut local area network, atau LAN); jaringan yang lain menghubungkan komputer yang berada di tempat jauh (disebut wide area network, atau WAN). Internet 14 kebetulan adalah jaringan terbesar di dunia dari banyak komputer yang saling terhubungkan secara elektronik (juga dikenal sebagai server). 2.6.2 Kriteria Situs Web yang Baik Menurut Suyanto (2009, p61-69) suatu situs web yang baik memiliki kriteria sebagai berikut : • Usability Usability adalah sebagai suatu pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat. Situs web harus memenuhi lima syarat untuk mencapai tingkat usability yang ideal, antara lain : • - Mudah untuk dipelajari - Efisien dalam penggunaan - Mudah untuk diingat - Tingkat kesalahan rendah - Kepuasan pengguna Sistem Navigasi (Struktur) Kemudahan bernavigasi dalam situs web melibatkan sistem navigasi situs web secara keseluruhan dan desain interface situs web tersebut. Navigasi membantu pengunjung untuk menemukan jalan yang mudah ketika menjelajahi situs web memberitahu dimana mereka berada, kemana mereka bisa pergi. Dengan demikian mereka dapat menemukan apa yang mereka cari dengan cepat dan mudah. Syarat navigasi yang baik : - Mudah dipelajari 15 • - Tetap konsisten - Memungkinkan feedback - Muncul dalam konteks - Menawarkan alternatif lain - Memerlukan perhitungan waktu dan tindakan - Menyediakan pesan visual yang jelas - Menggunakan label yang jelas dan mudah dipahami - Mendukung tujuan dan perilaku user Graphic Design (Desain Visual) Desain yang baik sebaiknya memiliki komposisi warna yang baik dan konsisten, layout grafik yang konsisten, teks yang mudah dibaca, penggunaan grafik yang memperkuat isi teks, penggunaan animasi pada tempat yang tepat, isi animasi yang memperkuat isi teks, dan secara keseluruhan membentuk suatu pola yang harmonis. • Contents Sebaik apapun situs web secara desain grafis, tanpa konten yang berguna dan bermanfaat maka akan kurang berarti. Konten yang baik akan menarik, relevan, dan sesuai untuk target audien situs web tersebut. Gaya penulisan dan bahasa yang diperlukan harus sesuai dengan web dan target audiens. Hindari kesalahan dalam penulisan, termasuk tata bahasa dan tanda baca, di tiap halaman, header, dan judulnya. Buat daftar penjelasan untuk istilah-istilah khusus. • Compatibility Situs web harus kompatibel dengan berbagai perangkat tampilannya (browser), harus memberikan alternatif bagi browser yang tidak dapat melihat situsnya. 16 • Loading Time Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zona Research (April 1999) menyatakan bahwa 80% pengunjung akan menutup browser bila halaman web yang ia buka tidak tampil dalam 7-8 detik. Penelitian Jupiter Media Metrix (September 2001 – Amerika Serikat) mengatakan bahwa 40% pengunjung akan kembali mengunjungi situs web yang tampil lebih cepat. • Functionality Seberapa baik sebuah situs web bekerja dari aspek teknologinya, dalam hal ini dapat melibatkan programmer dengan script-nya, misalnya HTML, PHP, ASP, ColdFusion, CGI, SSI, dan lain-lain. • Accesibility Halaman web harus dapat dipakai oleh setiap orang, baik anak-anak, orang tua dan muda, termasuk orang cacat. Ada berbagai hambatan yang ditemui dari sisi pengguna untuk bisa menikmati halaman web itu. Desainer setidaknya harus memeprtimbangkan masalah ini dan memberikan solusinya, terutama yang berhubungan dengan tugasnya sebagai desainer. • Interactivity Interaktivitas adalah apa yang melibatkan pengguna situs web sebagai user experience dengan situs web itu sendiri. Dasar dari interaktivitas adalah hyperlinks dan mekanisme feedback. 2.7 Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter Menurut Porter, alamiah kompetisi pada sebuah industri dapat dipandang sebagai sebuah gabungan dari lima kekuatan : 17 1. Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru dalam industri akan membuka kapasitas yang baru untuk mendapatkan pangsa pasar dan sumberdaya yang berkualitas. Karena alasan itulah, mereka dianggap sebagai ancaman oleh pemain lama. Anacaman dari pendatang baru akan tergantung juga pada hambatan masuk dan reaksi dari pesaing. Beberapa kemungkinan hambatan masuk yang akan ditemui adalah : • Skala ekonomi • Diferensiasi produk • Kebutuhan modal • Biaya untuk mengganti • Akses ke saluran distribusi • Peraturan pemerintah 2. Persaingan diantara Pemain yang Ada Menurut Porter, persaingan ketat dapat dihubungkan dengan adanya faktorfaktor berikut : • Jumlah pesaing Bila jumlah pesaing sedikit dan memiliki kekuatan yang berimbang, maka mereka akan saling mengawasi dan memastikan bahwa mereka dapat melakukan serangan balik yang sepadan bila lawannya melakukan suatu gerakan. • Karakteristik servis atau produk Suatu produk dapat dikatakan unik dengan banyak kualitas yang membedakannya dengan produk lainnya. Suatu produk dapat juga disebut sebagai komoditas, apabila produk tersebut akan memiliki 18 kualitas yang sama dan tidak tergantung dari sapa yang menghasilkannya. • Penghalang keluar Penghalang yang menghalangi perusahaan untuk keluar dari suatu industri. Pesaing yang memiliki ide yang berbeda dapat saling berselisih jalan yang tanpa disadari dapat menyebabkan persaingan. 3. Ancaman dari Produk dan Jasa Pengganti Produk pengganti adalah produk yang tampak berbeda tapi dapat memenuhi kebutuhan yang sama akan produk lainnya.Suatu industri juga akan menjadi tidak menarik jikalau tidak terdapat beberapa produk pengganti yang aktual ataupun potensial. Dengan adanya barang substitusi ini kekuatan pembeli menjadi meningkat, dan untuk mengatasinya perusahaan dapat memilih pembeli yang mempunyai kekuatan bernegosiasi dan jumlah pemasok pengganti yang rendah. 4. Kekuatan Tawar-Menawar dari Pembeli Pembeli dapat mempengaruhi industri melalui kemampuaannya untuk menekan harga, meminta kualitas yang tinggi dan tambahan jasa. Pembeli dapat dikatakan memiliki kekuatan apabila memenuhi faktor-faktor berikut : • Pembeli membeli produk atau jasa dalam jumlah besar. • Pembeli memiliki potensi untuk menghasilkan produk tersendiri. • Alternatif pemasok yang sangat banyak. Hal ini dikarenakan produk tersebut memiliki suatu standar yang sama. • Biaya untuk beralih pada pemasok lain rendah. 19 • Produk yang dibeli merupakan penyumbang tertinggi dalam pengeluaran pembeli, sehingga mendorong niat untuk membeli produk dengan harga yang lebih rendah. • Pembeli mendaatkan keuntungan yang lebih rendah sehingga lebih sensitif terhadap biaya dan diferensiasi jasa. 5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Kekuatan tawar-menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas kompetisi di dalam sebuah industri, khusus jika terdapat banyak pemasok, jika hanya terdapat sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau jika biaya untuk berpindah bahan baku tinggi. Seringkali pemasok dan produsen berusaha mencapai kesepakatan untuk mendukung satu sama lain dengan harga yang masuk akal, kualitas yang ditingkatkan, pengembangan layanan baru, pengiriman just-in-time, dan penurunan biaya-biaya persediaan, serta meningkatkan keuntungan jangka panjang masing-masing pihak. 2.8 Analisis SWOT Menurut Kotler, Keller (2009, p89), Evaluasi keseluruhan dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman disebut juga dengan istilah Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) : 1. Strength (Kekuatan) Yaitu merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya. 2. Weakness (Kelemahan) Yaitu masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, sehingga ini menjadi nilai minus/kelemahan bagi perusahaan. 20 3. Opportunities (Peluang) Yaitu merupakan suatu kesempatan dimana perusahaan dapat melakukan operasi dalam menghadapinya untuk menjadikan kesempatan itu menjadi keuntungan. 4. Threat (Ancaman) Yaitu merupakan suatu bahaya yang biasanya dikarenakan perkembangan yang kurang menguntungkan, dimana akan memberikan dampak seperti pengurangan laba dan penjualan jika tidak dilakukan tindakan untuk bertahan. Manfaat dari analisis SWOT adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman organisasi sehingga mampu menganalisis apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dalam organisasi untuk mendapatkan strategi yang tepat dengan menggunakan kekuatan dan kesempatan yang ada untuk mengatasi segala ancaman dan dan mengurangi kelemahan yang ada sehingga organisasi dapat bertahan dan mampu untuk berkembang. 2.9 Tahap Masukan 2.9.1 Matrix Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Menurut David (2009, p125b), Matrix Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), membuat perencanaan strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hokum, teknologi dan persaingan. Adapun lima langkah dalam pengembangan matriks EFE adalah : 1. Buat daftar faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit eksternal. Cari nama 10 dan 20 faktor, termasuk peluang-peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang dahulu kemudian ancaman. Usahakan sespesifik mungkin, gunakan selalu persentase, rasio dan angka perbandingan jika dimungkinkan. 21 2. Beri bobot pada setiap faktor dari 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (amat penting). Bobot menunjukkan kepentingan relative dari faktor tersebut agar berhasil dalam industri tersebut. Peluang sering mendapat bobot lebih besar ketimbang ancaman. Tetapi ancaman juga menerima bobot tinggi jika berat atau sangat mengancam. Bobot yang wajar dapat ditentukan dengan membandingkan pesaing yang sukses dan yang gagal atau dengan mendiskusikan faktor tersebut dan mencapai consensus kelompok. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1.0. 3. Berikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing faktor eksternal kunci untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu merespon faktor tersebut, dengan catatan 4 = respon luar biasa, 3 = respon diatas rata-rata, 2 = respon rata-rata, 1 = respon buruk. Peringkat didasarkan atas keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan pada industry. Penting untuk diperhatikan bahwa baik peluang maupun ancaman dapat memperoleh peringkat 1,2,3, atau 4. 4. Kalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot. 5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variable untuk menentukan nilai bobot total bagi organisasi. Berapapun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4.0 dan yang terendah adalah 1.0. rata-rata nilai yang dibobot adalah 2.5. Jumlah nilai yang dibobot sama dengan 4.0 menunjukkan bahwa suatu organisasi member respon yang sangat bagus terhadap peluang-peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan potensi pengaruh negatif dari ancaman eksternal. Jumlah nilai yang dibobot sama dengan 1.0 22 menunjukkan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman eksternal. Gambar 2.1 : Matrix Evaluasi Faktor Eksternal Sumber : David (2006, p146) 2.9.2 Matrix Evaluasi Faktor Internal (EFI) Matrix Evaluasi Faktor Internal atau EFI adalah alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Matrix ini juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang ini. Matriks EFI dapat dikembangjan dalam lima langkah sebagi berikut (David, 2009, pp166-168) : 1. Tulislah faktor-faktor internal utama sebagaimana teridentifikasi dalam proses audit internal. Gunakan 10 sampai 20 faktor internal terpenting, termasuk kekuatan maupun kelemahannya. Tuliskan kekuatan lebih dulu dan kemudian kelemahannya. 2. Berikan bobot dengan kisaran 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (terpenting) pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan seberapa 23 penting faktor itu menunjang keberhasilan perusahaan dalam industry yang digelutinya. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja organisasi diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1.0. 3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor itu merupakan kelemahan besar = 1, kelemahan kecil = 2, kekuatan kecil = 3, kekuatan besar = 4. Ingatlah bahwa peringkat 4 atau 3 hanya untuk kekuatan, sedangkan 1 atau 2 hanya untuk kelemahan. Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 berdasarkan keadaan industry. 4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot untuk setiap variable. 5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variable untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk organisasi. Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks EFI, jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar 1.0 yang rendah sampai 4.0 yang tinggi, dengan rata-rata 2.5. Total nilai yang dibobot jauh dibawah 2.5 merupakan ciri organisasi yang lemah secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh diatas 2.5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti matriks EFE, matriks EFI harus memuat antara 10 sampai 20 faktor. Jumlah faktor tidak berpengaruh terhadap rentang jumlah nilai yang dibobot karena bobot selalu berjumlah 1.0. 24 Gambar 2.2 : Matrix Evaluasi Faktor Internal Sumber : David (2006, p207) 2.10 Tahap Pencocokan 2.10.1 Matrix SWOT David (2009, p224) Matriks Kekuatan – Kelemahan – Peluang – Ancaman (Matriks SWOT) Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan kepentingan yang membantu manager mengembangkan empat tipe strategi : SO (kekuatan – peluang ), WO (kelemahan – peluang ), ST (kekuatan – ancaman), dan WT (kelemahan – ancaman). Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam megembangkan matriks SWOT. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan unuk memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO,ST , dan WT agar dapat mencapai situasi di mana mereka dapatmenerapkan strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya 25 kekuatan. Ketika suatu organisasi menghadapi ancaman utama , ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal tetapi perusahaan mempunyai kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel. Terdapat empat sel faktor kunci, empat sel strategi, dan satu sel dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel strategi dengan label SO, WO, ST, dan WT. dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci, berlabel S,W,O,T. Delapan langkah ini diperlukan untuk menyusun matriks SWOT. 1. Tulis peluang kunci perusahaan 2. Tulis ancaman eksternal kunci perusahaan 3. Tulis kekuatan internal kunci perusahaan 4. Tulis kelemahan internal kunci perusahaan 5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi SO dalam sel yang sudah ditentukan 6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi WO dalam sel yang sudah ditentukan 7. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi ST dalam sel yang sudah ditentukan 8. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah strategi WT dalam sel yang sudah ditentukan 26 Tujuan dari masing-masing alat pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi. Selalu dibiarkan kosong Strengths (S) Tentukan daftar merupakan Opportunities (O) Tentukan daftar peluang eksternal Weakness (W) yang kekuatan Tentukan daftar merupakan yang kelemahan internal perusahaan internal perusahaan Strategi SO Strategi WO Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi untuk menggunakan mengatasi perusahaan kekuatan untuk dengan kelemahan memanfaatkan memanfaatkan peluang peluang yang ada Threats (T) Strategi ST Strategi WT Tentukan daftar ancaman Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang eksternal menggunakan meminimalkan kekuatan kelemahan untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman yang ada yang ada Gambar 2.3 : Matrix SWOT Sumber : David (2006, p287) 2.10.2 Matriks IE (Internal-Eksternal) Menurut David (2009, p234) , matriks Internal – Eksternal memposisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan 9 sel. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. 27 • Rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif ( penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk ) atau integratif ( integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi – divisi ini. • Divisi yang masuk dalam sel III, V, dan VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan. Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling umum digunakan untuk divisi ini. • Rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi. Gambar 2.4 : Matrix Internal-Eksternal Sumber : David (2009, p235) 28 2.11 Tahap Keputusan 2.11.1 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Menurut David (2009, pp240-242), matriks ini menunjukkan strategi alternatif yang paling baik dengan menggunakan masukan dari analisis tahap 1 dan hasil-hasil pencocokan dari analisis tahap 2. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Langkah-langkah dalam membuat matriks QSPM, yaitu : 1. Buatlah daftar peluang / ancaman eksternal kunci dan kekuatan / kelemahan internal kunci dari perusahaan dikolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum sepuluh faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal harus dimasukkan dalam QSPM. 2. Berikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot-bobot tersebut sama dengan yang ada pada matriks IFE dan EFE. 3. Periksalah matriks-matriks pencocokan di tahap 2, dan identifikasikan strategistrategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan. 4. Tentukanlah nilai daya tarik (AS), yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. AS ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal dan internal satu-persatu sambil mengajukan pertanyaan : “Apakah faktor ini mempengaruhi strategi yang dibuat?” Jika “ya”, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Intinya, TAS harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan nilai daya tarik adalah : 29 1 = tidak menarik 3 = cukup menarik 2 = agak menarik 4 = sangat menarik Jika “ tidak “ , hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Oleh karena itu jangan beri nilai daya tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut. Gunakan minus (-) untuk menunjukkan faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Perhatikanlah : jika suatu strategi menerima minus (-), maka semua strategi yang lain dalam satu baris juga harus menerima minus (-). 5. Hitung total nilai daya tarik (TAS), yang didefinisikan sebagai produk dari pengalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masingmasing baris. Total nilai daya tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi, dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal. Semakin tinggi total nilai daya tarik , semakin menarik strategi alternatif tersebut. 6. Hitunglah jumlah total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai daya tarik masingmasing kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor kritis eksternal dan internal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan strategis. 30 Gambar 2.5 : Matrix QSPM Sumber : David (2009, p240) 2.12 Jenis-jenis Strategi Strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan dapat dikelompokkan menjadi 13 tindakan, yaitu integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, diversifikasi horizontal, joint venture, rasionalisasi biaya, divestasi dan likuidasi David, (2009, pp178-192). 2.12.1 Strategi Integrasi 1. Integrasi Vertikal • Integrasi ke depan Strategi yang berupaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. • Integrasi ke belakang Strategi yang berupaya memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. 31 2. Integrasi Horizontal Strategi yang mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas pesaing. Misal dengan cara mengakuisisi pesaing dari perusahaan tersebut. 2.12.2 Strategi Intensif Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar dan Pengembangan Produk disebut sebagai Strategi Intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan. • Penetrasi Pasar Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. • Pengembangan Pasar Pengembangan pasar merupakan upaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru. • Pengembangan Produk Pengembangan produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa pelayanan yang sudah ada. 2.12.3 Strategi Difensif Strategi Difensif bisa dikatakan suatu strategi yang digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan • Rasionalisasi Biaya Rasionalisasi biaya terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. 32 • Divestasi Adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi yang lebih lanjut. • Likuidasi Adalah menjual semua aset perusahaan secara bertahap. 2.13 Competitive Force Turban , Leidner, McLean, Wetherbe (2008, p521) model kekuatan kompetitif : Salah satu cara untuk menganalisis potensi strategik sistem informasi adalah mempertimbangkan pengaruh mereka pada satu atau lebih dari lima kekuatan Porter, disajikan pada model kekuatan kompetitif, misalnya, dampak strategis dari inisiatif internet. Porter (2001) dan Harmon (2001) menyarankan beberapa cara pengaruh internet dalam lima faktor persaingan: 1. Ancaman pendatang baru. Bagi kebanyakan perusahaan internet meningkatkan ancaman pesaing baru. Pertama internet hambatan tradisional, seperti kebutuhan untuk armada penjualan atau toko fisik untuk menjual barang dan jasa. Yang diperlukan oleh kesemua pesaing adalah membuat sebuah situs web. Ancaman ini terjadi terutama di industri yang akut dalam menjalankan peran intermediasi serta industri di mana produk atau jasa utama digital. Kedua jangkauan geografis memungkinkan pesaing jauh untuk membawa persaingan ke pasar lokal, atau bahkan pesaing tidak langsung untuk bersaing secara lebih langsung dengan bentuk yang sudah ada. 2. Daya tawar pemasok. Dampak internet pada pemasok dicampur. Di satu sisi pembeli dapat mencari alternatif pemasok dan membandingkan harga lebih mudah. Mengurangi daya tawar pemasok. Di lain pihak, seperti perusahaan menggunakan 33 internet untuk mengintegrasikan rantai suplai mereka dan bergabung pertukaran digital, berpartisipasi pemasok akan berhasil dengan cara mengunci pelanggan dan peningkatan biaya switching. 3. Daya tawar pelanggan (pembeli). Web pembeli sangat meningkatkan akses terhadap informasi tentang produk dan pemasok. Teknologi internet dapat mengurangi biaya switching pelanggan, dan pembeli dapat lebih mudah membeli dari pemasok hilir. Faktor-faktor ini berarti bahwa internet sangat meningkatkan pelanggan 'daya tawar. 4. Ancaman produk pengganti atau layanan. Industri berbasis informasi terbesar berada dalam bahaya di sini. Setiap industri di mana informasi digital dapat menggantikan barang-barang (misal : musik, buku, perangkat lunak) harus melihat internet sebagai ancaman. 5. Persaingan di antara perusahaan yang ada di industri. Visibilitas aplikasi internet di web sistem proprieraty membuat lebih sulit untuk menjaga rahasia, mengurangi perbedaan di antara pesaing. Dalam kebanyakan industri, kecenderungan untuk internet untuk menurunkan biaya variabel relatif terhadap biaya tetap mendorong harga diskon pada waktu yang sama yang bermigrasi persaingan harga. Keduanya adalah kekuatan yang mendorong harga yang merusak persaingan di industri. Porter menyimpulkan bahwa dampak keseluruhan dari internet adalah untuk meningkatkan kompetisi, yang dampak negatif profitabilitas. Paradoks besar dari internet adalah manfaat yang sangat luas, membuat informasi tersedia: mengurangi kesulitan pembelian, pemasaran, dan distribusi: memungkinkan pembeli dan penjual untuk mencari dan bertransaksi bisnis dengan satu sama lain 34 2.14 Eight Golden rules Menurut Shneiderman, Plaisant (2005, p74) ada 8 aturan emas dalam perancangan user interface, antara lain yaitu : 1. Konsisten Tahapan dalam web harus konsisten, sama seperti warna, layout, huruf besar, dll 2. Memudahkan user untuk menggunakan jalan pintas Karena frekuensi penggunaan meningkat, keinginan user untuk mengurangi interaksi 3. Menawarkan umpan balik informasi Untuk setiap tindakan user harus ada umpan balik dari sistem 4. Membuat dialog untuk mendekatkan diri dengan user Tahapan kegiatan seharusnya disusun mulai dari tahapan awal, tengah, dan akhir 5. Menawarkan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan kecil Jika user membuat kesalahan, sistem seharusnya mengetahui kesalahan dan menawarkan instruksi yang mudah dan spesifik 6. Mudah untuk kembali ke tindakan awal Sebisa mungkin, setiap kegiatan dapat dibalikkan 7. Mendukung internal locus of control Tindakan sistem yang baru, tahapan yang acak dari entry data, kesusahan dalam mencari informasi yang dibutuhkan kecemasan dan ketidakpuasan 8. Mengurangi memori jangka pendek Keterbatasan proses informasi manusia dalam memory jangka pendek membutuhkan persyaratan bahwa tampilan seharusnya simpel, terkonsolidasi 35 2.15 Kerangka Pikiran Gambar 2.6 : Kerangka Pikir Sumber : Penulis