* Model sikap multi sifat ( sikap terhadap objek, sikap terhadap prilaku, tindakan yang beralasan) Model sikap terhadap iklan Model sikap komponen koginif Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi yang ebrkaitan dari berbagai sumber. Seorang memberi laptop IBM setelah langsung merasakan kelebihannya. Model sikap komponen afektif Emosi atau perasaan mengenai produk atau merek tertentu. Terkadang konsumen membeli sesuatu berdasarkan pengalaman afeksi tertentu. Model sikap komponen konatif Kemungkinan atau ekncerungan indibidu akan melakukan tindakan khusus atau berprilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap tertentu. Bisa dikatakan, merupakan perilaku sesungguhnya itu sendiri. Dalam siet konsumen, komponen konatif sering dianggap sebagai pernyataan maksud konsumen untuk membeli atau tidak membeli sesuatu. Model sikap terhadap objek Mengukur sikap terhadap golongan produk atau jasa atau merk tertentu. Menurut model ini, sikap konsumen terhadap produk atau merek tertentu merupakan fungsi dari adanya atau tidak adanya dan penilaian terhadap keyakinan atau sifat-sifat peroduk tertentu. Model sikap terhadap prilaku Sikap individuy dalam berprilaku atau bertindak terhadap objek tertentu PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Nanik Ismiani S.Sos Strategi Soft Sell Model tindakan yang beralasan Menggambarkan pengintergrasian komponen-komponen sikap secara menyeluruh ke dalam struktur yang dimaksudkan untuk menghasilkan penjelasan lebih baik maupun peramalan yang lebih baik mengenai prilaku. Model sikap terhadap iklan Konsumen memutuskan membeli tidak membeli produk/jasa berdasarkan hasil pemahamannya terhadap iklan yang disajikan. Asumsi dasar tentang konsumen Konsumen rasional dan irasional Sifat konsumen terbagi dua: konsumen rasional dan irasional, yang memiliki karakteristik berbeda dilihat dari bagaimana mereka mengambil keputusan pembelian terhadap pilihan produk dan layanan. Konsumen irasional banyak ditemui di masyarakat kita. Mereka cenderung memutuskan untuk menggunakan roduk cenderung tanpa menggunakan analisis mendalam, yang penting kepuasan mereka tercapai. Konsumen rasional cenderung melakukan analisis terhadap produk yang dipilih berdasarkan sebuah proses penelusuran, untuk memperoleh keyakinan bahwa produk yang dibeli betul-betul bermanfaat dan memberikan banyak yang diinginkan, baik melalui majalah atau buku, pendapat ahli, atau diskusi dengan teman. Harga yang menjadi pertimbangan, jika diperoleh harga yang hamper sama dengan produk-produk yang ada di pasar. Konsumen rasional cenderung mengarah pada loyalitas terhadap produk, sedangkan consumen irrational yang terbiasa bergonta ganti produk dan layanan sesuai dengan selera dan mode yang berkembang saat ini, sulit diharapkan menjadi consumen yang loyal terhadap suatu produk. Mayoritas consumen irracional cenderung memberikan kesempatan pada siapa saja untuk menawarkan berbagai produk degan tawaran semanas dan sehebat mungkin. Iklan yang mengangkat gaya hidup atau figur pribadi yang menarik, cenderung menarik perhatian consumen ini. Perusahaan yang PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Nanik Ismiani S.Sos Strategi Soft Sell memanfaatkan consumen irracional cenderung meningkatkan biaya iklannya melalui perusahaan periklanan besar dan mahal. Consumen rasional mempengaruhi produk yang mapan untuk terus memperbaiki koalitas produk dan layanan agar tidak ditinggalkan oleh pelanggannya. Setidaknya produk yang dapat menarik minat consumen rasional telah memiliki pangsa pasar yang tetap walaupun sedikit. Consumen rasional dibagi menjadi dua: consumen rasional permanen dan consumen rasional tidak permanen. Consumen rasional permanen adalah consumen dengan perilaku tetap, artinya rasionalitas telah menjadi karakter yang kyat dalam pribadinya. Sedangkan consumen rasional tidak permanen adalah consumen yang rasional hanya pada produk produk tertentu. Konsumen Saat Ini dan Konsumen Generasi Berikut Hubungan Antara Asumsi Konsumen dengan kebutuhan, keinginan, permintaan dan Daya Beli. Kebutuhan Maslow menyatakan adanya hirarki kebutuhan (needs) yang terdiri dari lima tingkatan, yang dimulai dari kebutuhan yang paling utama, yaitu kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakian, dan tempat tinggal sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi segera, dan kebutuhan lanjutan yang terdiri dari kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk bersosialisasi, kebutuhan akan penghargaan diri dan cinta, hingga kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan Utama : Kebutuhan yang diakui benar-benar ada dan harus segera didapatkan, yang ditunjukkan oleh gejala-gejala (aquired needs) Kebutuhan Lanjutan : Setelah kebutuhan utama terpenuhi, maka kebutuhan lainnya menjadi pertimbangan. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Nanik Ismiani S.Sos Strategi Soft Sell Hirarki kebutuhan Maslow ternyata telah membentuk struktur-struktur produk, mulai dari produk yang diciptakan atas dasar pemenuhan kebutuhan dasar hingga produk yang diciptakan untuk pemenuhan kebutuhan lanjutan. Keagen menggambarkan pendapat Maslow mengenai hirarki kebutuhan dan bagaimana manusia mencapai kebutuhannya yang bertingkat-tingkat itu. Acuan ini banyak dibahas di bidang perilaku konsumen. Strategi penegmbangan produk menjadi prioritas utama, karena produk diciptakan terutama untuk memenuhi kebutuhan fisik, dimana kemudian inovasi produk itu bertujuan untuk mengejar tingkatan kebutuhan konsumen selanjutnya. Manusia adalah makhluk realistis. Ia akan mengejar kebutuhan yang paling dasar. Setelah tujuan utama terpenuhi, kegiatan selanjutnya bertujuan untuk memenuhi pada jenjang yang lebih tinggi. Produk yang diciptakan akan menentukan posisi produk sebagai alat pemuas pada tingkat kebutuhan tertentu. Terkadang satu produk dapat melengkapi dua atau tiga kebutuhan sekaligus. Contohnya, Samsul merasa lapar. Dalam kondisi ini, kebutuhan yang muncul adalah kebutuhan pada tingkatan pertama, yaitu kebutuhan fisik tentang bagaimana ia memenuhi rasa laparnya. Saat samsul membeli burger di Mc Donald’s untuk memenuhi rasa laparnya, padahal di sekitarnya dipenuhi warung nasi rames, maka yang dilakukan Samsul telah memenuhi kebutuhan harga diri dan mungkin juga rasa aman. Rasa aman ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas kesehatannya. Keinginan Keinginan (wants) adalah kebutuhan yang dijadikan referensi bagi konsumen. Mengapa? Karena produk itu bersifat substitutif atau memiliki padanan produk pengganti. Sebagai contoh, nasi merupakan cara orang Indonesia memenuhi rasa lapar, orang Amerika makan burger untuk memenuhi rasa lapar, dan karena orang Amerika juga sama-sama manusianya dengan orang Indonesia, maka burger dapat dijadikan pemenuhan kebutuhan akan rasa lapar itu. Dalam hal ini, burger merupakan substitusi bagi nasi yang dapat memenuhi rasa lapar itu. Bedanya terletak pada nilai atau harga. Jika pada tempat yang sama dijual nasi dan burger, kemudian ia memilih burger yang harganya lebih mahal dari nasi, maka burger dijadikan sebagai alat pemuas dengan diikuti sebuah keinginan, yaitu untuk dianggap sebagai sebuah gaya hidup. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Nanik Ismiani S.Sos Strategi Soft Sell Keinginan juga bisa diartikan sebagai harapan, jika ia harus menunggu waktu yang tepat atau merencanakannya terlebih dahulu (merupakan penantian panjang), dan setelah lama menunggu ia akhirnya dapat memperolehnya, maka produk itu tergolong sebagai exercise wants demands (EWD). Contohnya, jika kita telah memiliki jam tangan Timex, dan kita tertarik untuk memperoleh jam Tangan Rolex yang lebih mahal, maka jam tangan Rolex tergolong sebagai EWD, yang berarti jam tangan Rolex itu masih berupa cita-cita. Permintaan Permintaan (demands) adalah alasan sebuah barang diproduksi dalam jumlah tertentu. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa pada saat awal suatu produk memasuki sebuah pasar, maka dia perlu melakukan identifikasi pasar, kebutuhan dan permintaan. Sebuah permintaan muncul dan dirasakan untuk segera dipenuhi, dan terkadang permintaan ini belum terpoenuhi oleh jumlah produk yang beredar di pasar. Respons konsumen melalui telepon menunjukkan adanya kebutuhan akan produk dan layanan itu dan ini yang disebut demand. Permintaan dapat menyebabkan berkembangnya spekulasi pasar, yang terjadi jiga di pasar terjadi perubahan pola perilaku atau munculnya dorongan yang kuat untuk memperoleh suatu produk sebagai upaya pemuasan kebutuhan dan dimana jumlah produk dan permintaan di pasar tidak seimbang. Tetapi, permintaan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Produk sekunder merupakan produk yang sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi di sutau lingkungan tertentu. Produk primer hanya mengalami sedikit gangguan jika terjadi krisis ekonomi, yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Contoh produk primer adalah sembilan bahan pokok (sembako), yang tetap dibutuhkan karena untuk memenuhi kebutuhan utama. Daya Beli Daya beli ternyata menjadi bagian terakhir dari strategi pemasaran. Mungkin saja keinginan untuk memperoleh sebuah produk (permintaan) sangat kuat, tetapi jika tidak didukung dengan daya beli, produk itu seperti mengawang-awang. Tentunya hal ini telah dipertimbangkan oleh perusahaan. Pada segmentasi sebelumnya telah disebutkan, produk dibuat untuk siapa, juenis kelamin apa, pendidikan apa, atau tingkat pendapatan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Nanik Ismiani S.Sos Strategi Soft Sell