PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS

advertisement
PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS UNTUK LOBBY HOTEL
BISNIS NOVOTEL MANGGA DUA SQUARE JAKARTA
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat
untuk gelar kesarjanaan pada
Jurusan Desain Interior
Jenjang Pendidikan Strata-1
Oleh
Victor Risan
1401099334
08 PAC
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan ..........................................................................................1
1.1 Latar belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................2
1.4 Manfaat penelitian ......................................................................................3
1.5 Ruang lingkup penelitian .............................................................................3
1.5.1 Kawasan penelitian ...........................................................................3
1.5.2 Batasan penelitian .............................................................................3
1.5.3 Batasan perancangan .........................................................................3
1.6 Metode Penelitian .......................................................................................3
1.6.1 Metode kualitatif ...............................................................................3
1.6.2 Metode observasi ..............................................................................4
1.4.3 Metode literatur .................................................................................5
1.7 Sistematika penulisan ..................................................................................5
BAB 2 Landasan Teori ......................................................................................6
2.1 Tinjauan umum ............................................................................................6
2.1.1 Furnitur ..............................................................................................6
2.1.2 Pengertian hotel..................................................................................6
2.1.3 Klasifikasi hotel .................................................................................7
2.1.4 Pengertian lobby.................................................................................8
BAB 3 Pembahasan ...........................................................................................9
3.1 Tinjauan khusus ...........................................................................................9
3.1.1 Data survey ........................................................................................9
3.1.1.1 Hotel Novotel Mangga Besar..................................................9
3.1.1.2 Redtop Hotel ..........................................................................21
3.1.1.3 Grand Mercure Hotel..............................................................25
BAB 4 PENUTUP .............................................................................................30
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................30
4.2 saran ............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................31
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mendesain merupakan kegiatan yang pasti dilakukan oleh setiap desainer dan
merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan seni maupun kegiatan
produksi. Dalam perancangan furnitur, dipengaruhi dengan keberadaan gedunggedung yang ada di kota Jakarta. Gedung-gedung yang banyak ditemui di Jakarta
seperti gedung kantor, mall, hotel, apartemen, dan gedung-gedung lainnya.
Di Jakarta, banyak tersebar gedung-gedung hotel mulai dari tidak memiliki
bintang sampai yang berbintang lima. Jenis dan tipe hotelnya pun bermacam-macam
dengan kebutuhan dan target konsumen yang berbeda-beda. Banyaknya hotel yang
dibangun di Jakarta, karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di
jakarta dan sekitarannya maupun pendatang dari kota lain maupuun mancanegara.
Hotel merupakan fasilitas yang dikelolah oleh swasta dibidang penginapan yang
bertujuan komersial.
Hotel memiliki fasilitas yang berbeda-beda berdasarkan bintang hotel. Pada
umunya semua hotel memiliki ruang atau area lobby (lobi). Dari hotel tidak
berbintang sampai berbintang lima. Hotel-hotel yang berada di Jakarta memiliki
lobby walaupaun dengan fasilitas dan ukuran yang berbeda. Lobby hotel merupakan
lokasi dari pengunjung yang baru datang maupun akan bergegas pergi. Lobby
berfungsi sebagai tempat pemberi informasi untuk hotel maupun reservasi. Selain
untuk fungsi informasi dan reservasi, terkadang pengunjung memanfaatkan lobby
sebagai tempat untuk menunggu.
Lobby hotel memiliki area dengan luasan yang berbeda pada tiap hotel dan
memiliki meja resepsionis, kursi atau sofa, coffee table sebagai furnitur serta tempat
majalah, standing lamp dan sebagainya sebagai aksesoris. Pengadaan fasilitas tidak
sama dari tiap hotel berbintang maupun tidak memiliki bintang. Pengadaan fasilitas
tersebut berdasarkan peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah maupun kebijakan
pihak pengelolah, sedangkan pengadaan furnitur dan aksesoris lebih pada kebijakan
pihak pengelola.
Furnitur dan aksesoris merupan elemen yang sangat penting dalam kebutuhan
untuk interior lobby hotel. Kebutuhan ruang untuk furniture tidak hanya satu jenis,
melainkan membutuhkan berbagai jenis furnitur dan aksesoris untuk mengisi
ruangan tersebut. Pada umumnya, di dalam lobby sudah disediakan beberapa furnitur
dan aksesoris yang tujuannya untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung.
Tetapi jumlahnya yang terbatas terkadang mengurangi tingkat kenyamanan saat
pengunjung berada di area lobby.
Melihat adanya peluang untuk kebutuhan furnitur dan aksesoris lobby hotel,
penulis ingin mencoba untuk memproduksi furnitur yang sesuai kebutuhan salah satu
hotel yang berada di Jakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
memutuskan untuk menulis laporan tentang “Perancangan Furnitur dan aksesoris
untuk Lobby Hotel Bisnis Novotel Mangga Dua Square Jakarta”.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, rumusan masalah yang
diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Sejauh mana mendesain furnitur Lobby yang nyaman dan fleksibel
pengunaanya saat pengunjung ramai dan tidak ramai?
b. Bagaimana membuat aksesoris yang ramah lingkungan dari segi material dan
finishingnya serta pengaplikasian konsep filosofi arsitektur?
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui desain furnitur Lobby yang nyaman dan fleksibel saat
pengunjung ramai dan tidak ramai.
b. Untuk menghasilkan aksesoris yang ramah lingkungan dari segi material dan
finishing-nya serta pengaplikasian konsep filosofi arsitektur.
1.4 Manfaat penelitian
Berdasarkan penulisan laporan ini, dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui desain furnitur kursi lobby yang sesuai permasalahan yang
terjadi pada lobby hotel tersebut.
b. Agar penulis dapat mengembangkan kemampuan dalam menganalisa
kebutuhan furnitur dan aksesoris pada sebuah hotel Novotel Mangga Dua
Square.
1.5 Ruang lingkup penelitian
1.5.1 Kawasan penelitian
Kawasan dalam penelitian ini adalah lokasi lobby hotel bisnis yang
berada disekitar kota Jakarta.
1.5.2 Batasan penelitian
Batasan penelitian ini adalah mendesain furnitur dan aksesoris untuk
lobby hotel bisnis. Mahasiswa hanya berfokus pada perancangan hotel
bisnis hanya di area lobby, memperhatikan dari segi desain interior dan
furnitur serta aksesoris.
1.5.3 Batasan perancangan
Batasan perancangan desain furnitur dan aksesoris berdasarkan dari
kebutuhan hotel bisnis yang ada disekitar Jakarta.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode kualitatif
Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahamifenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan, dan lainlain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.(lexy J. Moleong 2006 : 5)
Menurut Ardial (2014:249), penelitian kualitatif adalah proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Metode penelitian merupakan bagian yang menjelaskan secara
ringkas dan menyeluruh mengenai apa dan bagaimana penelitian ini
dilakukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif
berdasarkan :
a. Survei lapangan
Penulis melakukan survey ke lobby hotel bisnis yang berada di sekitar
Jakarta.
b. Interview
Penulis melakukan interview kepada pihak pengelolah hotel atau
pengunjung.
1.6.2 Metode observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan
pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki. (
Sutrisno Hadi, 1989; 136 dalam Abidin, Zainal, 2000 ).
Metode yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dimana metode yang diterapkan adalah metode
Observasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang
nantinya dibahas menjadi suatu permasalahan. Menurut Kriyanto (2012:52),
observasi adalah teknik prngumpulan data di mana periset terjun langsung
di lapangan untuk mengamati proses-proses interaksi dan percakapan antar
subjek yang diriset.
Penulis melakukan penelitian terhadap furniture dengan secara
langsung melihat kondisi berdasarkan fisik atau fungsi dari kegunaanya
serta kegiatan yang terjadi saat furniture digunakan pengunjung. Furniture
yang difokuskan pada furniture berupa kursi tamu, untuk memperoleh
hasil dari “Perancangan Furniture dan Aksesoris Untuk Lobby Hotel
Bisnis Novotel Mangga Dua Square Jakarta”.
1.6.3 Metode literature
Merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku –
buku refrensi dan bahan bacaan lainnya. ( Sutrisno Hadi, 1989; 123 dalam
Abidin, Zainal, 2000 ).
Metode ini berdasarkan pengumpulan data untuk kebutuhan
perancangan furniture dari beberapa sumber media cetak dan elektronik
berupa internet atau buku dan referensi lainnya. Metode ini digunakan
untuk memperkuat desain agar menghasilkan desain yang lebih baik.
1.7 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan penulis dalam membuat buku laporan
Tugas Akhir terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Bagian awal berisi cover luar Tugas Akhir, judul luar Tugas Akhir, judul
dalam Tugas Akhir, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
gambar, daftar lampiran.
b. Bab 1 ( satu ) berisi tentang Latar Belakang Masalah, , Pembatasan Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran, Metodologi, serta Sistematika
Penulisan.
c. Bab 2 ( dua ) berisi tentang landasan teori yang dipakai oleh penulis dalam
melengkapi penyusunan Tugas Akhir serta tinjauan umum.
d. Bab 3 ( tiga ) berisi tentang metodologi yang di susun oleh penulis serta
penjelasan tentang perpustakaan secara umum dan hasil survey dari tiga
perpustakaan.
e.
Bab 4 ( empat ) berisi tentang perencanaan awal dalam desain serta
perancangan awal sampai akhir pembuatan produk.
f. Bab 5 ( lima ) berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil perencanaan
penulis Laporan Tugas Akhir.
g. Bagian akhir berisi lampiran - lampiran.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan umum
2.1.1 Furnitur
Kata mebel dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi furniture.
Istilah “mebel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya
sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari
bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel. Pengertian
mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna
bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan,
bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi
pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005. 20).
Dijelaskan pula oleh Sudarsono. Sp, dalam mendesain furnitur
sangat ditentukan oleh 2 ( dua ) hal yang mendasar, yaitu :
a.
Bangunan atau ruangan yang akan diisi oleh perabot, misalnya : ruang
tunggu, ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang baca dan lainlain. (Dalam penelitian ini, penulis ingin memperdalam penelitian
tentang furnitur lobby sepeti kursi, meja dan sebagainya yang biasa
digunakan pengunjung untuk menunggu atau melakukan kegiatan lain
yang biasanya tidak terlalu lama.)
b.
Subjek atau manusia yang akan menggunakan furnitur tersebut,
misalnya Pria atau wanita, tua atau muda, proporsi, anatomi, serta posisi
manusia yang beraneka ragam dan lain-lain. ( Sudarsono. Sp, 1987 : 5,
dalam Abidin, Zainal. 2000 )
2.1.2 Pengertian hotel
Pengertian hotel menurut Surat Keputusan Menparpostel Nomor. KM 34/ HK
103/ MPPT 1987: "Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan,
makanan dan minuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara
komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan
pemerintah"
Dikutip dari “City Hotel Dikawasan Manggarai I Jakarta Selatan” Anindita
Taufani, 2010. Pengertian hotel menurut GraZier Electronis Publishing.Inc
(1995) adalah: "Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat untuk
menginap, makanan dan pelayanan lain untuk umum" Sedangkan pengertian
hotel menurut buku Managing Front Office Operations dari AHMA (American
Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Stedmon dan Michael
L. Kasavana disebutkan sebagai berikut: "A
hotel may be defined as an
establishment whose primary business is providing lodging facilities for the
general public and which furnished one or more of the following services: food
and beverage service, room attendant service,
uniformed serviced, laundering
linens, and use of furnitures and fixtures. " Yang dapat diartikan sebagai berikut:
"Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara
kornersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas
pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar,
pelayanan barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat menggunakan fasilitas
perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di dalamnya."
2.1.3 Klasifikasi hotel
Berdasarkan surat keputusan Menteri perhubungan No.PM.10/P.V.301/pht/77
tanggal 22 desember 1977 tentang peraturan industry perhotelan dan klasifikasi
hotel antara lain ditentukan menurut bintang, yaitu mulai bintang satu hingga lima.
Perbedaan bintang tersebut di lihat pada fasilitas, peralatan dan mutu serta standar
pelayanan. Penentuan kelas atau bintang diadakan setiap tiga tahun sekali dan
ditetapkan oleh keputusan direktur jendral pariwisata dalam bentuk sertifikat.
Kriteria bintang hotel berdasarkan buku Data Arsitek, Ernst Neufert, 2002, p.
127, Erlangga. Terdapat 5 kategori adalah.
*
Hotel murah (hotel melati)
**
Hotel ekonomi
***
Hotel kelas menengah
****
Hotel kelas 1
*****
Hotel mewah (hotel bintang lima)
Atau melalui kriteria : jumlah tempat tidur, banyaknya kursi pada ruang khusus,
besarnya ruang makan, penawaran khusus.
2.1.4 Pengertian lobby
Dikutip dari Perancangan Interior Lobby Lounge Dan Restoran Hotel
Amaroossa Bali, Yogyakarta, 22 juni 2013, Penulis : Rani Novelia. Lobby
adalah ruangan dimana para tamu atau pengunjung mendapatkan kesan pertama
terhadap hotel. Menurut Smith pada buku “Hotel dan Resort, 1979” lobby
merupakan ruang utama dan ruang tamusebuah hotel yang mutlak adanya, baik
untuk hotel besar maupun hotel kecil. Sedangkan menurut Friendman Arnold
pada bukunya “Interior Design Amsterdam elsevien Nort Holand Inc 1997 :
156” lobby adalah sebuah ruang kecil atau ruang tunggu pada bagian depan
sebuah hotel, apartemen, gedung bioskop dan lain-lain. Fred Lawson
berpendapat pada bukunya “Hotel, Motel and Condominium Design Planning
and Maintenance, Architecture Pres Ltd, London, 1997”. Lobby tidak hanya
digunakan sebagai lalu lintas utama pintu masuk dan keluar bagi para tamu
tetapi juga dipergunakan pengunjung bukan tamu yang mempunyai keperluan
lain, dan pada bukunya yang lain terbitan 1995 :199 menjelaskan lobby
merupakan pusat kegiatan pada hotel, memberikan akses ke semua atau sebagian
besar fasilitas umum serta tamu hotel. Ini mencakup sirkulasi, perakitan, dan
ruang tunggu, dengan letak yang strategis atau tidak jauh dari meja informasi
untuk mendapatkan bantuan, yang mengarah langsung ke meja resepsionis,
informasi dan sekaligus kasir. Secara keseluruhan area lobby tergantung pada
ukuran dan kelas hotel, sejauh mana kegiatan menggunakan lobby dan pola
kedatangan berkaitan dengan jumlah kamar. Daerah penerimaan menyediakan
nomor untuk kegiatan :
1. penerimaan dan pendaftaran tamu
2. Transaksi tunai dan non tunai, penukaran uang, penyimpanan barang
berharga
3. Informasi, kunci, surat, pesan, brosur (concierge)
Layanan ini disediakan melalui counter atau meja yang dapat diatur
sebagai stasiun sepanjang meja panjang (meja depan) atau di wilayah yang
terpisah. Dalam kedua kasus, staff counter harus mempunyai akses langsung ke
kantor memberikan informasi back-up dan layanan supproting (the front office)
Untuk area menunggu biasanya disediakan tempat duduk beserta meja
atau coffee table, side table, tempat koran, standing lamp, vas bunga atau pot,
tempat sampah, tempat brosur, meja resepsionis.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.3 Tinjauan khusus
3.2.1 Data survey
Survey dilaksanakan dilokasi tempat akan melakukan penelitian, Yaitu
hotel yang berada diarea sekitar Jakarta yang berbintang 4 atau 5. Pada
pengamatan dilangsungkan di area lobby hotel tersebut, terutama pada fasilitas
tempat duduk pada lobby.
a. Novotel Hotel Mangga Dua Square, Jalan Gunung Sahari Raya No 1
b. Red Top Hotel, Jalan Pecenongan no 72
c. Grand Mercure, Jalan Gunung Sahari Raya No 1
3.2.1.1 Hotel Novotel Mangga Besar ( Hotel Utama)
Gambar 3.1 Bangunan fisik Novotel
Pada tanggal 8 Agustus 2005, Accor sebagai pemimpin Eropa dan
salah satu kelompok terbesar di dunia dalam perjalanan, pariwisata dan
jasa perusahaan, telah meluncurkan Novotel pertama di Jakarta , Novotel
Jakarta Mangga Dua Square, memperkuat posisinya sebagai internasional
bintang empat terkemuka hotel di Jakarta
Novotel Jakarta Mangga Dua Square menarik bagi tumbuh klien
korporasi Jakarta, menargetkan pelancong bisnis internasional dan
domestik dan pasar rekreasi Indonesia pada akhir pekan dan hari libur.
The Novotel melekat ke kompleks Mangga Dua Square dengan
berbagai makanan, fashion, dan toko-toko elektronik . Hotel ini memiliki
363 kamar, state of the art peralatan termasuk WIFI di semua bidang ,
ukuran Olimpiade kolam renang dengan resort banding dan bayi kolam
renang, dilengkapi dengan The Square Restaurant dengan kapasitas 200
kursi untuk sarapan, makan siang dan makan malam, The Lounge bar
dengan hidup hiburan sehari-hari, 24 jam layanan kamar, Fitness
komprehensif dan spa, serta Bisnis Center. Novotel Jakarta Mangga Dua
Square adalah tempat yang ideal untuk bisnis dan liburan.
a.
Struktur organisasi
Untuk hotel bintang 4 dengan golongan hotel Mid scale hotel dengan
jumlah kamar yang mencapai 363, memiliki struktur organisasi yang
cukup kompleks, berikut gambar struktur organisasi dari hotel Novotel
Mangga Dua Square.
Gambar 2.70 Struktur organisasi
b. Daftar kamar
1.
Kamar standar
Kamar luas dgn 1 tempat tidur King atau 2 single, bak mandi atau
shower dalam kamar, sofa, area kerja, TV dengan film dan akses
internet berbayar, koneksi broadband. Untuk 2 dewasa dan 1 anak.
2.
Kamar superior
Kamar modern dan luas, 1 tempat tidur king atau 2 single, bak mandi di
kamar dengan shower terpisah, sofa, area kerja ergonomis luas, TV
dengan film dan akses Internet berbayar, koneksi broadband, lebih lega
dgn pemandangan kota. 2 dewasa dan 1 anak.
3.
Kamar eksekutif
Kamar ini menyambut Anda seperti VIP dengan segala kebutuhan Anda
untuk menginap dengan nyaman: lebih lapang, pemandangan kota, bak
mandi dan shower terpisah. Untuk 2 dewasa dan 2 anak
4.
Lantai eksekutif
Kamar di Lantai Premier, Superior atau Executive memperlakukan
Anda seperti VIP: Internet WIFI, TV, pemandangan kolam renang dan
akses ke Lounge dengan layanan sarapan, perpustakaan dan lainnya.
Untuk 2 dewasa dan 2 anak.
c. Analisa lokasi
Lokasi tempat diberlakukannya penelitian adalah di hotel Novotel
Mangga Dua Square, Jalan Gunung Sahari Raya No 1. Lokasi hotel ini
berada dipusat pembelanjaan Mangga Dua, tempat yang sangat setrategis
dan juga menjadi pusat para pebisnis. Akses menuju jalan tol kearah
bandara yang cukup mudah dijangkau, menambah poin untuk hotel ini.
Juga dekat dengan stasiun kota dengan hanya dapat menaiki angkutan
umum seperti angkot, maupun taksi. Untuk akses ke kota lainnya juga
terdapat fasilitas umum seperti angkutan Bus Trans Jakarta yang dapat
diakses dengan berjalan tidak jauh dari lokasi hotel. Namun untuk keadaan
aktifitas lalulintas, wilayah ini terbilang kawasan yang cukup sering terjadi
kemacetan ditambah dengan kondisi pasca bencana banjir beberapa bulan
yang lalu menyebabkan kondisi jalanan menjadi makin rusak. Akan tetapi
kondisi itu sudah ditanggapi pemerintah daerah dengan dibenahi jalanan
yang rusak agar bisa dilalui oleh kendaraan pribadi amupun umum.
Gambar 2.71 Site map
Sumber : Google Maps
Berikut penampakan sekitar hotel :
Gambar 3.2 Tampak citra lokasi
Sumber : Google maps
Gambar 3.3 Foto dari selatan gedung
Gambar 3.4 Foto seberang gedung 1
Terdapat ruko-ruko pusat niaga, terdapat dealer motor Kawasaki,
kantor penjualan tiket penerbangan Sriwijaya Air, terdapat bank BNI juga
terdapat gedung Maspion Plaza.
Gambar 3.5 Foto seberang gedung 2
Gambar 3.6 foto perlintasan kereta api dan jalur bus Trans Jakarta
Gambar 3.7 Foto akses pintu masuk gedung
Gambar 3.8 Foto seberang pintu masuk
Gambar 3.9 Gedung kantor polsek metro sawah besar
Bagian timur atau seberang hotel terdapat gedung kantor Polsek
Metro Sawah Besar, dan juga terdapat Dealer Suzuki dan tedapat mini
market seperti Sevel (Seven Eleven).
Gambar 3.10 WTC Mangga Dua
Sumber : Google Maps
Gambar 3.11 Ruko-ruko Mangga Dua Square
Gambar 3.12 Foto sungai terusan Ciliwung
Sebelah utara hotel terdapat ruko-ruko serta pusat penjualan mobil
bekas terbesar yaitu WTC Mangga dua dan bagian depan hotel terdapat
sungai terusan Ciliwung dan jalan raya yang terdapat di depan hotel yaitu
jalan Gunung Sahari.
Gambar 3.15 Novotel Mangga Dua Square
Terdapat fasilitas Bus Trans Jakarta yang letak halte Bus Trans
Jakarta yang tidak jauh dari hotel Novotel.
d.
Analisa Arsitektur
Gambar 3.16 Penampakan gedung hotel Novotel
Sumber : Google Image
Gambar 3.17 Arsitektur Novotel hotel
Arsitekture gedung hotel Novotel Mangga Dua Square terlihat
sangat modern dengan bentuk-bentuk kotak dan sudut yang dominan serta
dari unsur garis huga terasa. Gedung Novotel berada di pusat perbelanjaan
Mangga Dua Square, tetapi untuk akses pintu masuk hotel dan gedung
perbelanjaan terpisah. Dari sisi arsitektur tidak begitu terlihat desain yang
menarik atau istimewa, gedung hotel dibangun bersamaan dengan
pembangunan Mangga dua square pada tahun 2005.
Gambar 3.18 Swiming pool
Gambar 3.19 Receptionist counter
Gambar 3.20 Information counter
Gambar 3.21 Bench dan aksesoris lobby
Gambar 3.22 Kursi tamu dan coffee table
Pada kursi tersebut menggunakan material fabric warna abu-abu
cerah dengan bentuk bulat dan menggunakan cushion. Pada saat diduduki
terasa terlalu dalam menyebabkan armrest terasa terlalu tinggi. Terlihat
untuk area yang minim dengan jumlah kursi yang sedikit.
Gambar 3.23 Area Kursi Tamu
3.2.1.2 Redtop Hotel (Hotel Pembanding 1)
Gambar 3.24 Site map Redtop Hotel
Sumber : Google Maps
Gambar 3.25 Redtop hotel
Sumber : Google image
Redtop Hotel & Convention Center adalah hotel bintang 4 yang telah
menjadi pilihan favorit bagi wisatawan bisnis yang membutuhkan
akomodasi kelas satu di Jakarta dekat pusat distrik bisnis utama. Kami
menawarkan semua fasilitas modern dan kenyamanan untuk membuat
Anda merasa di rumah jauh dari rumah.
The Redtop hotel & convention center adalah hotel eksekutif dengan
semua fasilitas untuk merayakan pertemuan bisnis atau acara di Jakarta
Pusat. The Hotel yang strategis terletak di Jalan Pecenongan 72 dekat
dengan distrik komersial dan bisnis di Jakarta Pusat. Hal ini dekat dengan
perdagangan dan pusat perbelanjaan, hiburan dan tempat rekreasi, serta
kantor-kantor pemerintah dan bisnis. Standar keamanan dianggap di antara
yang terbaik.
Gambar 3.26 Receptionist counter
Gambar 3.27 Area tunggu di ruang lobby
Gambar 3.28 Kursi lobby
Kursi lobby hotel Redtop menggunakan sofa yang menggunakan
material kulit sintetis berpattern floral. Dengan warna abu-abu, dengan
bantalan dudukan yang cukup tebal tetapi terasa kaku saat diduduki.
Gambar 3.29 Lampu dan wall treadment
Gambar 3.30 Kursi Restoran
Untuk kursi hotel ini lebih terlihat terkonsep dibandingkan kursi
pada lobby. Pola garis terlihat jelas pada armrest kursi yang kemudian pola
garis juga diterapkan pada wall treatment pada colom gedung. Dengan
penekanan memakai warna coklat.
Pengunjung yang datang banyak dari kalangan pemerintahan dan
mayoritas berjenis kelamin pria yang kebanyakan datang untuk kegiatan
bisnis seperti beberapa orang pemerintahan yang datang.
3.2.1.3 Grand Mercure hotel ( Hotel Pembanding 2 )
Gambar 3.31 Site map Grand Mercure hotel
Sumber : Google Maps
Gambar 3.32 Grand Mercure hotel
Sumber : Google image
Grand Mercure Jakarta Harmoni, hotel internasional bintang 5, 483
kamar dan suite memberikan pengalaman khas. Berlokasi strategis di area
CBD, seberang Gajah Mada Shopping Mall, 5 menit dari Istana Presiden,
Tugu Monas, dan dekat daerah perdagangan Pecinan, Kota dan Batavia
Lama. Fasilitas berdesain modern, grand ballroom yang sempurna untuk
acara pernikahan atau konvensi. Pusat kebugaran, Spa dan kolam renang
tersedia di lantai lima untuk bersantai dan memanjakan diri.
Keistimewaan hotel ini adalah dengan 483 kamar, 6 ruang
pertemuan dan 1 grand ballroom, Grand Mercure Jakarta Harmoni cocok
untuk pertemuan besar dan konvensi hingga 1200 delegasi. Nikmati
masakan china asli di Han Palace Restaurant.
Gambar 3.33 Lobby dan area tunggu
Sumber : Google Image
Pada lobby hotel ini, untuk kursi tunggu pada area lobby juga
mengalami masalah yang hampir sama pada hotel Novotel. Jumlah kursi
panjang yang sedikit dengan alasan karena area untuk kursi tunggu ini
yang minim menyebabkan furniture yang digunakan terbatas dengan
fungsi yang seadanya. Disamping memang bertujuan agar pengunjung
tidak berlama-lama untuk diarea tunggu tetapi terkadang kebutuhan akan
tempat duduk yang lebih disaat pengunjung yang datang cukup banyak.
Gambar 3.34 Receptionist counter
Untuk pengunjung masih sama yaitu para pebisnis dan karyawan.
Tetapi untuk pengunjung luar negeri cukup banyak yang menginap atau
melakukan kegiatan di hotel ini. Tetapi pengunjung domestik jg tidak
terlalu sedikit, pengunjung yang datang juga cenderung lebih banyak kaum
lelaki dibanding wanita.
Gambar 3.35 Cafe atau bar longe
Gambar 3.36 Lobby lounge
Gambar 3.37 Meja dan kursi makan restoran
Kursi makan yang digunakan menggunakan material kayu serta
diselimuti fabric dengan 2 warna dan pattern yang berbeda. Tetapi untuk
pemakaian fabric kurang tepat, karena jika terjadi tumpah cairan makan
atau minuman menyebabkan noda yang susah hilang nantinya.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
•
Dari setiap hotel harus memiliki fasilitas lobby yang memadai disertai
fasilitas pendukung seperti toilet dan sebagainya.
•
Faktor lokasi menentukan jenis konsumen dan tingkat keramaian.
•
Hotel yang baik harus mudah dijangkau oleh kendaraan umum maupun
kendaraan pribadi.
•
Lobby hotel harus memberikan kenyamanan lebih bagi para pengunjung.
4.2 Saran
•
Sebaiknya lobby hotel harus memiliki ruangan yang cukup besar karena
faktor hotel berbintang 4-5 serta jumlah tempat duduk disesuaikan.
•
Keberadaan lobby sangatlah penting maka desain lobby harus terlihatberbeda
atau khusus karena lobby adalah image awal sebuah hotel.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. (2000). “ Kursi santai “ Bergaya Tradisional Jawa Sebagai Perabot
Ruang Keluarga. Jepara : Akademi Teknologi Insdustri Kayu.
Charles E.Stedmon, Michael L. Kasavana. (2009). Managing Front Office
Operation. USA: American Hotel and Motel Association
Lexy J. Moleong. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset.
Marizar, Eddy. S. (2005). Designing Furniture, Teknik Merancang Mebel Kreatif,
Konsepsi, Solusi, Inovasi, dan implementasi. Yogyakarta: Media Pressindo.
Panero, Julius. (1979). Human Dimension & Interior Space. London : The
Architectural Ltd
Departemen
Pariwisata
(1987),
Keputusan
Menteri
Pariwisata,
Pos
dan
Telekomunikasi Nomor KM.94/HK.103/MPPT-87 tentang Ketentuan Usaha
dan Penggolongan Hotel, Departemen Pariwisata
Surat keputusan Dirjen Pariwisata, (1978). Kep-22/UNI/78.
Gunawan, Monico. (2013). Pengimplementasian Konsep Green Business dan Peran
Departemen Engineering di Novotel Jakarta Mangga Dua Square. Jakarta :
Hotel Management Binus University.
Novelia, Rani. (2013). Perancangan Interior Lobby Lounge Dan Restoran Hotel
Amaroossa Bali. Yogyakarta : Desain Interior Institud Senirupa Indonesia.
Taufani, Anindita. (2010). City Hotel dikawasan Manggarai I Jakarta Selatan.
Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta : Arsitektur Binus University.
Download