BAB 1-3

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini persaingan dirasakan
semakin ketat, apalagi pengusaha baru. Perkembangan ini dapat dilihat dari
banyakya perusahaan yang didirikan. Untuk dapat berkembang dan dapat
masuk dalam persaingan, maka perusahaan-perusahaan tersebut harus dapat
menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan yang terjadi pada masa
sekarang ini. Hal ini menuntut para pengusaha untuk lebih jeli dalam
menentukan langkah-langkah bagi usaha yang dijalankannya. Ini juga
dialami bisnis eceran, setelah semua sadar bahwa sebagai perantara
produsen dan konsumen dapat meraup keuntungan yang besar. Maka banyak
pengusaha mengalihkan usahanya pada jasa penjualan atau eceran.
Seiring dengan perkembangan tersebut di mana pendapatan
penduduk mengalami peningkatan serta teknologi yang digunakan semakin
canggih, maka hal tersebut akan sangat berpengaruh pada perubahan pola
hidup atau pola perilaku masyarakat saat ini. Masyarakat sebagai konsumen
dihadapkan pada berbagai kebutuhan yang semakin kompleks. Semua ini
didukung adanya berbagai produk yang tersedia, serta berbagai produk
yang tersedia, serta tempat perbelanjaan dimana barang-barang tersebut
dapat tersedia atau dapat dibeli. Peningkatan daya beli masyarakat semakin
kritis di dalam memilih suatu barang. Keadaan ini mendorong para
1
2
pengusaha baru untuk bersaing dengan perusahaan yang sudah ada dalam
merebut konsumen.
Perusahaan juga perlu menjaga hubungan yang baik dengan
konsumen dengan cara meningkatkan jasa pelayanan. Oleh karena itu
masing-masing perusahaan berusaha mendapatkan citra positif di kalangan
konsumen, sehingga konsumen tidak akan berpindah pada perusahaan atau
toko lain. Dengan semakin kritisnya kosnumen dalam memilih suatu barang
dan tempat pembelanjaan, maka perusahaan akan berupaya untuk
menyediakan barang selengkap mungkin, sehingga konsumen dapat memilih
produk, merek, serta harga yang cocok. Sedangkan yang dimaksud dengan
swalayan menurut Philip Kotler (2002 : 56) adalah operasi yang relatif
besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume tinggi, swalayan dirancang
untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti, makanan, cucian, dan
produk perawatan rumah tangga. Pasar swalayan memperoleh laba operasi
hanya sekitar 1% dari penjualan dan 10% dari nilai bersihnya. Pasar
swalayan merupakan jenis toko eceran tempat orang paling sering belanja.
Jika seorang konsumen datang ke toko ingin membutuhkan suatu
barang dan akhirnya mereka cepat menemukan barang tersebut dan
didukung oleh tempat yang bersih dan rapi, secara tidak langsung akan
mempengaruhi konsumen tersebut terpengaruh melakukan pembelian.
Berdasarkan analisis Arithmatic Mean yang dilakukan oleh Novrita
Andriana Fitri (1999) menyatakan bahwa desain toko mempunyai pengaruh
yang positif atau signifikan terhadap perilaku konsumen.
3
Selain tata ruang yang bagus, perlu juga diperhatikan ketersediaan
produk yang ada pada toko tersebut, karena harapan konsumen datang pada
suatu toko dapat menemukan produk yang diinginkan, sehingga tidak
menghabiskan tenaga dan waktu untuk berkeliling mencari produk di toko
yang lain. Ketersediaan produk menurut kamus Bahasa Indonesia (Indrawan
WS. 2000 : 275) ialah keadaan di mana suatu barang dalam kondisi masih
utuh ataupun tersedia untuk dikonsumsi. Jadi suatu toko harus mampu
menyakinkan produk yang dijual masih dalam keadaan utuh dan produknya
banyak tersedia.
Citra sendiri menurut Philip Kotler (2002 : 35) adalah seperangkat
keyakinan ide dan kesan yang didapat dari seseoang, dari suatu objek yang
menjadi suatu penawaran dari suatu perusahaan tersebut kepada konsumen
untuk merespon permintaan konsumen.
Sedangkan permintaan menurut Philip Kotler (2002 : 75) adalah
keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan
kesediaan untuk membelinya (permintaan dan harapan konsumen) dari sini
akan timbul suatu penawaran dari suatu perusahaan dengan memberikan
citra yang positif dari kebutuhan dan sebuah permintaan dari kebutuhan
konsumen itu sendiri.
Dengan pernyataan di atas, penelitian ini berusaha mengetahui
seberapa jauh kesenjangan yang terjadi antara titik temu dan permintaan
konsumen dengan desain ruang, ketersediaan produk dan citra perusahaan
dengan garis keseimbangan. Semakin jauh keseimbangan yang terjadi antara
4
titik temu permintaan konsumen dengan desain ruang, keterseidaan produk
dan citra perusahaan dengan garis keseimbangan maka semakin besar
kerugian yang akan ditanggung perusahaan. Dengan alasan bila tingginya
permintaan atas barang-barang toko tidak disertai dengan baiknya desain
ruang, ketersediaan produk dan citra perusahaan, maka perusahaan tidak
bisa memenuhi semua kebutuhan konsumen yang membuat keuntungan
tidak maksimal. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini
bermaksud mengambil judul : ”PERSEPSI KONSUMEN TENTANG
DESAIN
RUANG,
KETERSEDIAAN
PRODUK,
DAN
CITRA
PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI (Kasus Pada
Mini Market “SEMOGA JAYA” di Krasak Bangsri Jepara)”.
1.2. Ruang Lingkup
1. Lokasi penelitianberada di mini market ”SEMOGA JAYA” Krasak
Bangsri Jepara.
2. Responden adalah orang-orang yang pernah berbelanja.
3. Karakteristik konsumen yang digunakan dalam penelitian meliputi jenis
kelamin, usia, status, pendidikan, tingkat pendapatan, dan pekerjaan.
4. Atribut yang digunakan untuk penelitan mini market ”SEMOGA JAYA”
adalah desain ruang, ketersediaan produk dan citra perusahaan.
1.3. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, perumusan masalahnya adalah :
5
1. Bagaimana pengaruh desain ruang terhadap pembelian konsumen pada
mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri Jepara ?
2. Bagaimana pengaruh ketersediaan produk terhadap pembelian konsumen
pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri Jepara?
3. Bagaimana pengaruh citra perusahaan terhadap pembelian konsumen
pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri Jepara?
4. Bagaimana pengaruh antara desain ruang, ketersediaan produk dan citra
perusahaan secara bersama-sama terhadap pembelian konsumen pada
mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri Jepara ?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh desain ruang terhadap pembelian konsumen
pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri Jepara.
2. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan produk terhadap pembelian
konsumen pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri
Jepara.
3. Untuk mengetahui pengaruh citra perusahaan terhadap pembelian
konsumen pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri
Jepara.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara desain ruang, ketersediaan produk
dan citra perusahaan secara bersama-sama terhadap pembelian
6
konsumen pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri
Jepara.
1.5. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan berfikir terhadap kesenjangan
yang terjadi dan sekaligus dapat mengaplikasikan teori-teori yang
diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktek yang sesungguhnya
sehingga menjadi sebuah teori yang praktis.
2. Bagi Mini Market "SEMOGA JAYA", sebagai masukan bagi mini
market dan dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dalam mengambil kebijaksanaan oleh bagian pemasaran.
3. Bagi pihak lain, dapat membantu pihak lain dalam penyajian yang
bersifat informatif untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1.6. Sistematika Penelitian
Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai skripsi, akan
penulis jelaskan secara singkat.
BAB I :
PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab pendahuluan yang
menguraikan latar belakang masalah, ruang lingkup, perumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memuat tentang teori-teori
yang membatasi materi yang relevan dengan topik, yaitu tentang
7
pengertian pemasaran, desain ruang, ketersediaan produk, citra
perusahaan, perilaku pembelian, swalayan, kemudian diikuti
penelitian terdahulu, kerangka penelitian, dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode
penelitian, antara lain variabel penelitian, definisi operasional
variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini dibahas mengenai hasil
dan pembahasan penelitian yang meliputi gambaran umum objek
penelitian, penyajian analisis data dan pembahasannya.
BAB V : PENUTUP. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan
skripsi yang berisi kesimpulan dan saran yang menjadi
pertimbangan bagi perusahaan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan pokok dalam suatu perusahaan
yang mempunyai tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, pengembangan serta untuk mendapatkan laba. Oleh karena
kegiatan pemasaran tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek tetapi
untuk jangka panjang, maka dari itu pemasaran harus dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen. Dan beberapa definisi pemasaran, pada
intinya mempunyai pengertian yang sama namun para ahli meninjau
pemasaran dari segi yang berlainan.
Adapun pengertian pemasaran menurut Basu Swastha DH. (2001 :
32) adalah sebagai berikut :
"Suatu sistem keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial".
Sedangkan menurut Philip Kotler (2002 : 8), pengertian
pemasaran adalah :
"Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu
dan kelompok memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
lain".
9
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa
kegiatan pemasaran diarahkan pada penciptaan hubungan pertukaran
yaitu bagaimana transaksi dimulai dan akhirnya dikonsumsikan. Adapun
tujuan pemasaran adalah untuk memahami dan memuaskan keinginan
atau kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi konsumen
sehingga produk dan jasa tersebut terjual dengan sendirinya.
2. Pengertian Manajemen Pemasaran
Suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak mungkin
terlepas dari tugas seorang manajer pemasaran yang handal. Dalam hal
ini manajer pemasaran bertugas memilih dan merencanakan kegiatan
pemasaran agar dapat tercapai tujuan perusahaan tersebut, serta dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis yang sewaktuwaktu dapat terjadi. Untuk melakukan kegiatan pemasaran diperlukan
pengkoordinasian dan pengolahan yang baik, maka dikenal istilah
manajemen pemasaran.
Adapun definisi manajemen pemasaran menurut Philip Kotler
(2002 : 13) adalah:
"Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
perusahan".
Sedangkan menurut Basu Swasta dan Hani Handoko (2000 : 23)
pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai berikut :
"Manajemen pemasaran adalah, penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan
10
menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud
untuk mencapai tujuan perusahaan".
Titik berat diletakkan pada penawaran perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan
harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk
memberitahu, mendorong serta melayani pasar.
Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses
manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik
yang menyangkut barang dan jasa, atau benda-benda lain yang dapat
memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan.
3. Konsep Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses
usaha perusahaan. Perusahaan yang telah menyadari pentingnya
pemasaran, akan mencoba menerapkan adanya cara dan falsafah baru
yang telah berkembang yang disebut konsep pemasaran.
Di dalam konsep pemasaran diajarkan bahwa kegiatan pemasaran
suatu perusahaan dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan
keinginan dan kebutuhan dari konsumennya. Kemudian perusahaan
menyesuaikan kegiatan agar dapat menyampaikan kepuasan yang
diinginkan konsumen dengan efektif.
11
Menurut Philip Kotler (2002 : 25), definisi konsep pemasaran
sebagai berikut :
"Konsep pemasaran memegang kunci bahwa untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dan penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dari
pada saingannya".
Sedangkan menurut Basu Swastha dan Irawan (2000 : 37)
pengertian konsep pemasaran adalah sebagai berikut :
"Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan".
Konsep pemasaran bersandar pada 4 (empat) pilar utama, yaitu :
1). Pasar Sasaran
Perusahaan akan berhasil baik bila dapat mendefinisikan pasar
sasaran mereka dan menyiapkan program pemasaran yang sesuai.
2). Kebutuhan Pelanggan
Bagi perusahaan mempertahankan pelanggan lebih penting dari pada
menarik pelanggan. Kunci mempertahankan pelanggan adalah
kepuasan pelanggan.
3). Pemasaran Terkoordinasi
Perusahaan harus melakukan pemasaran internal dan eksternal.
Pemasaran internal adalah tugas yang diberikan akan berhasil baik
dengan mencari, mendidik dan memotivasi karyawan supaya
melayani pelanggan dengan baik. Sedangkan pemasaran eksternal
adalah pemasaran langsung dimana orang berada di luar perusahaan.
12
4). Keuntungan
Tujuan perusahaan adalah mencapai keuntungan dengan melakukan
pekerjaan sebaik mungkin sehingga kepuasan pelanggan terpenuhi.
4. Desain Ruang Toko
Pengertian desain ruang menurut Arthur Gollion & Simon Eisner
(1994 : 52) merupakan penataan dari barang yang diperlihatkan kepada
konsumen yang datang untuk membeli.
Tata ruang toko dapat mempengaruhi reaksi konsumen dan
perilaku pembelian. Misalnya penempatan barang-barang mempengaruhi
arus lalu lintas suasana toko, sehingga mempengaruhi keadaan
emosional pembelanja, yang kemudian mendorong untuk meningkatkan
atau mengurangi belanja. Keadaan emosional terdiri dari perasaan yang
dominan, yaitu kesenangan atau bergairah. Kombinasi unsur-unsur ini
mempengaruhi konsumen menghabiskan lebih sedikit atau lebih banyak
waktu di toko. Susunan ruang toko mempunyai pengaruh perilaku
konsumen yang penting, yang dapat diikhtisarkan dalam 4 ketentuan :
1). Ruang memodifikasi dan membentuk perilaku konsumen.
2). Ruang toko mempengaruhi konsumen melalui stimulasi panca indra.
3). Toko ritel seperti lingkungan estetis lainnya, persepsi afeksi, sikap
dan citra.
4). Toko-toko dapat diprogram melalui pemanfaatan ruang untuk
menciptakan reaksi pelanggan yang diinginkan.
13
Desain dalam pemasaran terdiri dari desain pasar, desain produk
dan desain toko. Desain pasar digunakan untuk mengatur posisi pasar
yang jelas untuk menarik konsumen, apakah sebagai pesaing, pemimpin
atau sebagai monopoli pasar. Desain produk termasuk dari kegiatan
pengembangan produk, yang tujuannya merubah dari bentuk dan ukuran
untuk menarik konsumen. Desain toko berarti bahwa sistem penataan
dari barang yang diperlihatkan kepada konsumen yang datang untuk
membeli. Jika seorang konsumen datang ke toko ingin membutuhkan
suatu barang dan akhirnya mereka cepat menemukan barang tersebut
dan didukung oleh tempat yang bersih dan rapi, serta penataan
produknya sesuai dengan kelompok jenisnya secara tidak langsung akan
mempengaruhi konsumen tersebut terpengaruh melakukan pembelian.
Mall adalah bentuk arsitektur tempat pembeli berjalan kaki yang bebas
dari arus lelu lintas kendaraan dan lainnya, lingkungan dibentuk untuk
mendorong perbelanjaan dan menghibur konsumen potensial (Arthur B.
Gollion & Simon Eisner, 1994 : 52).
5. Ketersediaan Produk
Pengertian ketersediaan ialah menurut kamus Bahasa Indonesia
(Indrawan WS, 2000 : 275) ialah keadaan di mana suatu barang dalam
kondisi masih utuh ataupun tersedia untuk dikonsumsi.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu
pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Philip Kotler, 2000 :
14
448). Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun
tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan
dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh
pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Basu Swastha,
1979 : 94). Produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
berkualitas sangat berpengaruh pada konsumen untuk membeli, sebab
dengan produk yang dibeli tersebut konsumen berharap memperoleh
kepuasan. Ibnu Khajar (2005 : 52) menyatakan bahwa produk adalah
suatu objek yang dapat dilihat dan disentuh, istilah produk juga
digunakan untuk jasa atau ide-ide yang tidak dapat disentuh.
Penggolongan
produk menurut tujuan pemakainnya oleh si
pemakai :
a. Produk konsumsi adalah produk yang dibeli untuk dikonsumsikan.
Produk ini dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
1). Produk konvenien adalah
produk yang
mudah
dipakai,
membelinya dapat di sembarang tempat dan pada setiap waktu.
2). Produk shopping adalah produk yang harus dibeli dengan
mencari dahulu dan dalam membelinya harus dipertimbangkan
masak-masak.
3). Produk spesial adalah produk yang mempunyai ciri khas dan
hanya dapat dibeli di tempat tertentu.
15
b. Produk industri adalah poduk yang dibeli untuk diproses lagi atau
untuk kepentingan dalam industri. Produk ini digolongkan menjadi 5
(lima), yaitu:
1). Bahan baku adalah bahan yang menjadi bahan pokok untuk
membuat produk lain.
2). Komponen dan barang setengah jadi adalah produk-produk yang
sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk
melengkapi produk akhir.
3). Perlengkapan operasi adalah produk yang dapat digunakan untuk
membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan
lain di dalam perusahaan.
4). Instalasi adalah alat produksi utama dalam sebuah perusahaan
yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama (produk tahan
lama).
5). Peralatan ekstra adalah alat-alat yang dipakai untuk membantu
instalasi, seperti alat angkut dalam perusahaan (truk pengangkut
barang), gerobak dan sebagainya.
6. Citra Perusahaan
Pengertian citra merupakan persepsi masyarakat terhadap
perusahaan. Dalam hal ini citra itu sendiri abstrak tetapi dapat dirasakan
dari penilaian, baik profesionalnya maupun dapat diandalkan dalam
pemberian pelayanannya. Pengertian citra menurut Philip Kotler (2002 :
16
36) adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang didapat seseorang
dari suatu obyek.
Menurut Frank Jefknis (2002 : 47) citra dibedakan menjadi
beberapa jenis :
1). Citra Bayangan
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi,
biasanya adalah pimpinannya, mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya. Dengan kata lain citra bayangan adalah citra yang
dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap
organisasinya.
2). Citra yang Berlaku
Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang
perusahaan atau organisasi atau hal lain yang berkaitan dengan
produknya. Ada kemungkinan berdasarkan pada pengalaman dan
informasi yang diterima kurang baik sehingga menyebabkan citra itu
tidak baik.
3). Citra yang Diharapkan
Citra yang diharapkan yaitu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Citra ini tidak sama dengan citra yang sebenarnya.
Biasanya yang diharapkan lebih baik dari citra yang ada.
4). Citra Perusahaan
Citra perusahaan adalah citra dan suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan citra atas produk atau pelayanannya. Citra
17
ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang meningkatkan
citra perusahaan.
5). Citra Majemuk
Setiap perusahaan pasti memiliki banyak unit dan pegawai. Dalam
hal ini muncul suatu citra yang belum tentu sama dengan citra yang
dimiliki suatu perusahaan secara keseluruhan, karena masing-masing
individu memiliki prilaku tersendiri.
Ciri-ciri pembentukan citra menurut William J. Stanton (1991 :
45) adalah suatu program yang baik dalam perencanaan dan
pengembangan yang mencakup ciri-ciri pembentukan citra yang lain
untuk produknya seperti desain produk, warna, kualitas, garansi dan
pelayan. Ciri-ciri pembentukan citra seperti desain produk, warna,
kualitas, garansi dan pelayanan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Produk disain (Product desain)
Desain produk yang baik dapat meningkatkan pemasaran produk
dalam berbagai hal. Desain produk juga sebagai satu-satunya ciri
pembeda produk. Selain pengertian di atas bahwa desain itu sendiri
merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk.
b. Warna
Warna sebenarnya tidak ada nilainya tetapi bermanfaat bagi
penjualan. Misalnya dalam pemasaran, warna sangat penting (kapan
harus mengganti warna produk dan memilih warna yang sesuai).
18
c. Kualitas Produk
Kualitas produk sangat penting karena produk dengan kualitas yang
baik maka konsumen akan merasa puas.
d. Jaminan dan Pertanggungjawaban Produk
Jaminan
produk
adalah
untuk
meyakinkan
pembeli
bahwa
perusahaan akan memberi ganti rugi apabila produknya tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
e. Pelayanan Produk
Kegiatan pelayanan produk sangat penting dalam manajemen,
karena pelayanan ditujukan untuk memberikan kepuasan konsumen.
7. Perilaku Pembelian Konsumen
Perilaku adalah tindakan yang langsung pada toko tersebut,
konsumen sendiri mempunyai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
yang disebut permintaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian berbeda-beda untuk masing-masing
pembelian. Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku keputusan
pembelian konsumen, yaitu :
a. Faktor Lingkungan Eksternal
Faktor lingkungan eksternal merupakan variabel yang berada di luar
diri seseorang yang mempengaruhi terhadap perilaku pembelian
konsumen. Faktor lingkungan eksternal tersebut meliputi :
19
1). Budaya
Budaya mengacu pada nilai gagasan dan simbol-simbol lain yang
bermakna membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan
penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
menentukan asumsi dari kegiatan penting seperti apa, kapan,
dimana, dan dengan siapa kita melakukan konsumsi. Oleh karena
itu, budaya menentukan apa yang cocok dan selektif untuk
dikerjakan oleh pemasar dalam memberikan barang dan jasa.
2). Kelas Sosial
Pada pokoknya, masyarakat kita ini dapat dikelompokkan ke
dalam tiga golongan (Basu Swastha, 2002 : 82), yaitu :
a). Golongan atas, yang termasuk dalam kelas ini antara lain :
pengusaha-pengusaha kaya dan pejabat tinggi.
b). Golongan menengah, yang termasuk dalam kelas ini antara
lain : karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.
c). Golongan rendah, yang termasuk dalam kelas ini antara lain :
buruh-buruh pabrik, pegawai rendah dan pedagang kecil.
3). Pribadi
Seorang konsumen, akan terpengaruh dengan tekanan yang
berhubungan
erat
dengan
mereka,
mungkin
akan
dapat
menyesuaikan dengan norma dan harapan yang diberikan.
Pengaruh pribadi sering memainkan pengaruh penting dalam
pengambilan keputusan konsumen.
20
4). Pengaruh Keluarga
Keluarga merupakan lembaga sosial yang penting. Maka dapat
dikatakan bahwa keluarga seorang individu merupakan faktor
yang mempengaruhi dan menentukan pengambilan keputusan
pembelian.
5). Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi konsumsinya. Manajer
pemasaran berusaha untuk mengidentifikasi kelompok kerja yang
memiliki perhatian di atas rata-rata terhadap suatu produk.
Perusahaan dapat mengekspresikan produknya untuk kelompok
kerja tertentu.
6). Keadaan Ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
seseorang. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat
dibelanjakan, tabungan dan aktiva hutang.
b. Faktor Lingkungan Internal
Faktor lingkungan internal merupakan faktor psikologis yang
merupakan suatu proses yang berasal dari dalam diri seseorang dan
dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor lingkungan internal
meliputi :
1). Sumber Daya Manusia
Konsumen mempunyai 3 sumber daya utama yang mereka
gunakan. Dalam proses pertukaran, antara lain : ekonomi,
21
temporal dan kognitif. Melalui proses ini, pemasar memberikan
barang dan jasa. Ini berarti pemasar bersaing untuk mendapatkan
uang, waktu dan perhatian konsumen. Persepsi konsumen tentang
sumber daya yang tersedia mempengaruhi kesediaan untuk
menggunakan uang atau waktu untuk suatu produk. Jadi, ukuran
kepercayaan konsumen berguna dalam meramalkan penjualan di
masa depan berdasarkan kategori produk.
2). Motivasi dan Kebutuhan
Kebutuhan merupakan variabel utama dari motivasi. Sedangkan
motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk
bertindak. (Philip Kotler, 2004 : 196).
3). Pengetahuan
Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku individu
yang berasal dari pengalaman konsumen yang terdiri dari
informasi yang disimpan dalam ingatan (James F. Engel, 2000 :
333). Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk
akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.
4). Sikap
Sikap dapat diartikan sebagai keadaan mudah terpengaruh untuk
memberi tanggapan terhadap lingkungan yang membimbing
tingkah laku orang tersebut. Secara definisi, sikap dapat diartikan
sebagai suatu kecenderungan yang dapat dipelajari untuk bereaksi
terhadap penawaran produk. (Basu Swastha & Hani Handoko,
22
2000 : 93) Jadi, sikap dapat memberi penilaian yang positif atau
negatif terhadap suatu produk. Sikap dilakukan konsumen
berdasar pandangan mereka terhadap produk dan proses belajar,
baik dari pengalaman ataupun dari yang lain.
c. Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
pembelian.
Proses
tersebut
merupakan
sebuah
pendekatan
penyelesaian masalah yang terdiri dari 5 tahap yang dilalui oleh
konsumen, antara lain pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi, alternatif, pembelian, dan hasil (Engel, Blackwell &
Miniard, 2000 : 31). Kelima tahap itu dapat diuraikan yaitu :
1). Pengenalan Kebutuhan
Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang
diinginkan
dan
situasi
aktual
yang
memadai
untuk
membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
2). Pencarian Informasi
Konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan atau
mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan mereka.
3). Evaluasi Alternatif
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang
diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif dipilih.
23
4). Pembelian
Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti
yang dapat diterima bila perlu.
5). Hasil
Konsumen
mengevaluasi
apakah
alternative
yang dipilih
memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
d. Keputusan Pembelian Konsumen
Konsumen dapat mengambil keputusan kapan ia harus melakukan
pembelian yang didasarkan pada :
1). Jenis Produk
Kosumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu
barang dengan tujuan lain. Dalam hal ini konsumen harus dapat
mempertimbangkan jenis produk yang diinginkan.
2). Bentuk Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk
tertentu. Dalam hal ini konsumen harus mempertimbangkan jenis
produk tersebut dengan produk yang lain.
3). Merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek apa yang
harus dibeli, karena setiap merek mempunyai karakteristik
sendiri-sendiri.
24
4). Penjual
Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut
akan dibeli. Dalam hal ini, konsumen harus mengetahui dimana
memilih penjual tertentu.
5). Jumlah Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
jumlah produk yang dibeli. Pembelian yang dilakukan mungkin
lebih dari satu unit.
8. Penjualan Eceran (Retailing)
Definisi penjualan eceran menurut Philip Kotler (2002 : 72)
adalah :
“Penjaulan eceran adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan
barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi dan buka bisnis”.
Perusahaan bisnis eceran dapat dikelompokkan menjadi beberapa
tipe berdasarkan :
a. Ukuran toko digolongkan menjadi :
1). Pengecer kecil (Small scale retailer)
2). Pengecer besar (Large scale retailer)
b. Banyaknya Produk line, digolongkan menjadi :
1). Toko yang menjual berbagai macain product line
2). Toko yang menjual satu product line
3). Toko yang menjual hanya sebagian product line
4). Toko dagang sangat khusus
25
c. Letak Geografis
1). Pengecer yang ada di desa
2). Pengecer yang ada di kola
3). Pengecer yang ada di pemukiman
4). Pengecer yang ada di pusat perkotaan
d. Bentuk pemilikan, digolongkan ke dalam
1). Independent store, usahanya dilakukan sendiri, pemilik sebagai
pimpinannya.
2). Corporate chain store : beberapa toko dalam satu organisasi.
dimiliki sekelompok orang.
3). Asosiasi toko-toko mandiri.
4). Organisasi Fanchise (waralaba).
5). Konglomerat dagang.
e. Metode Operasi
1). Metode perdagangan eceran.
2). Metode non store relilting.
3). Metode penjualan tarif tenaga penjualan dan tanpa toko.
f. Metode pelayanan yang diberikan
1). Self service
Dasar melayani diri, sedikit pelayanan
Misalnya : barang kebutuuhan sehari-hari.
2). Limited service
Untuk pelayanan kredit
yang diberikan.
26
3). Full service
Wiraniaga siap membantu konsumen, baik dalam memilih
maupun menemukan barang yang diinginkannya.
g. Kebijakan Harga
1). Discount store
Untuk standar harga rendah.
2). Ware house
Dapat melihat barang di showroom dan dapat melihat di gudang
penyimpanan.
3). Collogue showroom
Untuk prinsip pemotongan dan berlaku harga yang tinggi.
9. Swalayan
Adapun penjelasan mini market atau swalayan menurut Philip
Kotler (2002 : 56) adalah :
“Operasi yang relatif besar, berbiaya rendah, margin rendah, volume
tinggi, swalayan, dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen
seperti makanan, cucian, dan produk perawatan rumah tangga.pasar
swalayan memperoleh laba operasi sekitar 10% dari penjualan dan 10%
dari nilai selisihnya. Pasar swalayan atau mini market merupakan jenis
toko eceran tempat paling sering orang berbelanja’’.
a. Ciri-ciri Swalayan
Adapun ciri-ciri swalayan adalah sebagai berikut:
1). Swalayan harus menyediakan bahan makanan dan minuman
yang selengkapnya
2). Bahan pangan, daging, buah, sayur, susu, roti dan lain-lain.
27
3). Convinience goods bukan pangan-meliputi obat-obatan, alat
toilet, perkakas rumah tangga, mainan dan lain-lain.
4). Harus menyelenggarakan pelayanan sendiri (Self service),
terutama pada bagian bahan pangan.
5). Swalayan merupakan sebuah toko besar yang memanfaatkan
jenis tertentu organisasi departemen.
Sedangkan secara garis besar swalayan mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1). Persediaan barang dibagi kelompok demi kelompok.
2). Harus tertera dengan jelas dan tersedia tempat atau alat untuk
mernbawa barang yang dibeli.
3). Penjaga siap, jika ditanya mengenai jenis dan tempat barang.
4). Tempat pembayaran sekaligus tempat penyerahan barang.
5). Untuk keamanan disediakan tempat penitipan barang.
b. Kelebihan swalayan adalah :
1). Konsumen dapat membeli segala keperluan di satu took.
2). Biaya untuk pramuniaga dapat dikurangi karena pelayananya
self service.
3). Dapat menekan biaya dan memperbesar efisiensi toko serta
menambah omzet penjualan.
4). Pembeli dapat lebih bebas membeli dan memilih barang.
c. Kekurangan swalayan adalah :
1). Memerlukan jumlah penduduk yang padat.
28
2). Keamanannya tidak mudah terutama untuk barang-barang kecil.
3). Menghadapi jumlah biaya yang meningkat, misalnya sewa
tempat, alat perlengkapan, biaya tenaga kerja, ketersediaan
produk mahal.
4). Sulit mendapatkan tenaga kerja yang kualified.
d. Masalah yang dihadapi swalayan
Masalah yang dihadapi swalayan adalah :
1). Menurunnya laba dan produktivitas. Pesaing terutama toko
berangkai menekan ongkos dan menitikberatkan pada harga jual
yang rendah melalui pengurangan pelayanan dan barang-barang
dagangan dengan bermerk generik.
2). Beberapa swalayan menawarkan aneka ragam produktivitas
tinggi dengan harga yang lebih tinggi.
3). Inovasi dan teknologi yang semakin banya dan cepat datangnya.
4). Berbagai persaingan dengan pertimbangan non harga.
5). Jam buka toko lebih lama.
6). Hadiah langsung dan berbagai berbentuk perangsang lainnya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi pembuatan
skripsi ini disajikan pada Tabel 2.1.
29
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Referensi, Nama
Analisis Citra Perusahaan
Dan Permintaan
Konsumen Pada Mini
Market "Az-Zahro" Di
Bangsri (Agus Lathif,
2003)
Variabel
X : Harga, mutu
(kualitas), servis
(pelayanan),
ketersediaan
produk dan
fasilitas fisik
Alat Analisis
Analisis
Frekuensi, ChiSquare
Hasil Penelitian
Terdapat perbedaan pendapat
antara konsumen yang satu
dengan yang lainnya.
Y : permintaan
konsumen
Analisis Faktor-Faktor
X : Harga, faktor Chi-Square dan
Yang Berhubungan
pelayanan, dan
Cross Tabulation
Dengan Citra (Kasus Pada faktor fasilitas
Mini Market ASGROSS
KAMILA di Jepara)
Y : citra pada mini
(Syula Fardanila, 2005)
market
Faktor harga, pelayanan, dan
fasilitas, hubungannya dengan
citra mini market ASGROSS
KAMILA tidak signifikan. Faktor
produk mempunyai hubungan
yang signifikan dan homogen
terhadap citra mini market
ASGROSS KAMILA.
Sumber : Agus Lathif, 2003 dan Syula Fardanila, 2005.
2.3. Kerangka Pemikiran
Untuk mengetahui kesenjangan antara titik temu desain ruang,
ketersediaan produk dan citra perusahaan dengan pembelian konsumen
terhadap produk-produk pada mini market “SEMOGA JAYA” dapat
digambarkan seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Desain ruang (X1)
H1
Ketersediaan produk (X2)
Citra perusahaan (X3)
H2
Pembelian Konsumen (Y)
H3
Sumber : Dari beberapa konsep yang dikembangkan, 2008.
30
Keterangan :
H1 : Pengaruh desain ruang terhadap Pembelian Konsumen.
H2 : Pengaruh ketersediaan produk terhadap Pembelian Konsumen.
H3 : Pengaruh citra perusahaan terhadap Pembelian Konsumen.
2.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Ada pengaruh positif signifikan antara desain ruang terhadap
pembelian konsumen pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak
Bangsri Jepara.
H2 : Ada pengaruh positif signifikan antara ketersediaan produk terhadap
pembelian konsumen pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak
Bangsri Jepara.
H3 : Ada pengaruh positif signifikan antara citra perusahaan terhadap
pembelian konsumen pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak
Bangsri Jepara.
H4 : Ada pengaruh signifikan antara desain ruang, ketersediaan produk dan
citra perusahaan secara bersama-sama terhadap pembelian konsumen
pada mini market "SEMOGA JAYA" di Krasak Bangsri Jepara.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen adalah pembelian konsumen terhadap
produk-produk pada mini market "SEMOGA JAYA", dan variabel
independen adalah desain ruang, ketersediaan produk dan citra perusahaan.
3.2. Definisi Operasional Variabel
1. Desain Ruang (X1)
Tata ruang toko dapat mempengaruhi reaksi konsumen dan
perilaku pembelian. Misalnya penempatan barang-barang mempengaruhi
arus lalu lintas. Suasana toko mempengaruhi keadaan emosional
pembelanja, yang kemudian mendorong untuk meningkatkan atau
mengurangi belanja. Keadaan emosional terdiri dari perasaan yang
dominan, yaitu kesenangan atau bergairah.
Desain ruang dilihat dari indikator :
a. Kemudahan menemukan barang yang dicari.
b. Menarik konsumen untuk melihat produk.
c. Suasana dalam ruangan bersih dan terang.
32
2. Ketersediaan Produk (X2)
Ketersediaan produk yang dapat memenuhi segala kebutuhan
konsumen sangat berpengaruh terhadap konsumen untuk membeli, sebab
dengan produk yang tersedia tersebut konsumen berharap memperoleh
kepuasan. Indikator ketersediaan produk dilihat dari :
a. Jenis barang lengkap.
b. Barang berkualitas tinggi.
c. Merek barang lengkap.
3. Citra Perusahaan (X3)
Citra perusahaan adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan
yang dimiliki seseorang terhadap obyek. Sikap dan tindakan orang
terhadap sesuatu obyek sangat ditentukan oleh citra obyek tersebut.
Indikator citra perusahaan dilihat dari :
a. Nama baik perusahaan.
b. Perusahaan baik dengan lingkungan.
c. Hubungan perusahaan dengan masyarakat.
4. Pembelian Konsumen (Y)
Pembelian konsumen adalah keinginan akan produk spesifik yang
didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Indikator pembelian konsumen dilihat dari:
a. Keinginan membeli produk.
b. Mampu materi.
c. Sedia untuk membeli.
33
3.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi, dalam penelitian yang akan dilakukan mencakup konsumen
yang membeli produk pada mini market "SEMOGA JAYA".
2. Sampel menurut Moh. Nazir (2003 : 271) adalah bagian dari populasi.
Sampel adalah wakil dari populasi yang dipilih yang dapat mewakili
sifat atau karakteristik populasi (Nur Indriantoro & Bambang Supomo,
1999). Pada penelitian ini, populasi yang diambil berukuran besar dan
jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Dalam penentuan sampel jika
populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui digunakan rumus di
bawah ini :
n=
Z2
4 (moe) 2
Keterangan :
n
: jumlah sampel
Z
: tingkat keyakinan dalam penentuan sampel, 95% = 1,96
moe = margin of error atau kesalahan maksimal yang
ditoleransi, di sini ditetapkan sebesar 10%
Besarnya sampel berdasarkan rumus di atas dapat dihitung sebagai
berikut :
n=
1, 96 2
= 96,04 (dibulatkan menjadi 96)
2
4 (0 ,1 )
Jadi berdasarkan rumus di atas dapat diambil sampel dari populasi
sebanyak 96 orang atau pembeli produk pada mini market “SEMOGA
JAYA” di Krasak bangsri Jepara.
34
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengam metode
simple random sampling, yaitu setiap unit dalam sampel mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih (Moh. Nazir, 2003 : 279).
3.4. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari responden dengan
menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Dalam hal ini
respondennya adalah orang-orang yang pernah berbelanja di mini market
“SEMOGA JAYA”.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari obyek yang diteliti melalui studi pustaka yang relevan, yang
mendukung data primer seperti literatur yang ada relevansinya dalam
penulisan.
3.5. Metode Pengumpulan Data
1. Metode wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan cara tanya
jawab secara langsung.
2. Metode kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan
daftar pertanyaan sehingga diharapkan jawaban-jawaban tersebut dapat
mengumpulkan data-data yang diinginkan.
35
3.6. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan teknik analisis data yang
dilakukan melalui perhitungan angka-angka dengan menggunakan metode
statistik.
1. Uji Validitas Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak validnya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n – k dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar
dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan dapat
dikatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel
atau handal, jika jawaban seseorang terhadap kuisioner adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini
reliabilitas diukur dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach
(α). Suatu instrumen dapat dikatakan handal apabila memiliki
koefisien keandalan (α) lebih dari 0,6.
36
2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang
sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua
variabel bebas. Hal ini merupakan masalah yang sering muncul
dalam ekonomi, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
multikolinearitas. Cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
adalah :
1). Jika antar variabel bebas ada korelasi cukup tinggi (umumnya
diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas.
2). Jika hasil perhitungan nilai tolerance menunjukan ada variabel
bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10%, berarti ada
korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%.
3). Jika hasil perhitungan nilai Variance Inflation Faktor (VIF)
menunjukan ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10, berarti ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam
model regresi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model terdapat ketidak samaan varians dari residual suatu
pengamatan ke suatu pengamatan yang lain. Jika varians dan residu
itu sama, disebut homoskedastisitas. Cara untuk mendeteksinya
37
adalah dengan melihat grafik Scater Plot antara nilai prediksi
variabel terikat (z prediksi), dengan residualnya (s residualnya).
1). Jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
Heteroskedastisitas.
2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di
atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Heteroskedastisitas.
c. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
varianel terikat dan variabel bebas terdistribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati
normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak,
dilakukan dengan cara melihat normal probability plot yang
membandingkan
distribusi
komulatif
dari
distribusi
normal.
Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan
ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi
data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk memperkirakan besarnya pengaruh perubahan suatu
kejadian terhadap kejadian lainnya, maka analisis yang digunakan adalah
analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda untuk mengetahui
38
pengaruh dari variabel desain ruang (X1), ketersediaan produk (X2) dan
citra perusahaan (X3) terhadap pembelian konsumen (Y). Bentuk umum
persamaan regresi berganda adalah (J. Supranto, 2000 : 190):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y
= Pembelian konsumen (variabel terikat).
X
= Variabel bebas, yaitu desain ruang (X1), ketersediaan
produk (X2) dan citra perusahaan (X3)
b0 = Konstanta
b
= Koefisien parameter dari masing-masing variabel bebas.
e
= Kesalahan estimasi (residual)
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, pengaruh secara parsial
digunakan uji t dan pengaruh secara simultan menggunakan uji F.
a. Uji t
Uji parsial t, untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap pembelian konsumen. Hipotesis statistik :
-
Ho : bi = 0 artinya variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
-
Ha : bi > 0 artinya variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
39
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
t=
β
Sb
Di mana :
t
= statistik hitung
β
= koefisien regresi
Sb = standar error
Kriteria pengujian hipotesis adalah :
1). Menentukan taraf kesalahan atau α = 0,05.
2). Uji t pakai satu sisi.
3). Menentukan derajat kebebasan dengan rumus :
df = n – k – 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel bebas
1 = konstan
4). Kesimpulan :
- thitung > ttabel dan probability value < 0,05 maka H0 ditolak dan
Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen.
- thitung < ttabel dan probability value > 0,05 maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
40
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Hipotesis statistik :
-
Ho : b1, b2, b3 = 0 artinya secara bersama-sama variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
-
Ha : b1, b2, b3 > 0 artinya secara bersama-sama variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian hipotesis adalah :
1). Menentukan taraf kesalahan atau α = 0,05.
2). Menentukan derajat kebebasan :
df1 = k, df2 = n – k – 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel bebas
1 = konstan
3). Kesimpulan :
- Fhitung > Ftabel dan probability value < 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya secara bersama-sama variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
- Fhitung < Ftabel dan probability value > 0,05 maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya secara bersama-sama variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Download