VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil

advertisement
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil estimasi dan pembahasan ekspor karet alam Indonesia
ke Amerika Serikat dan Jepang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada jangka pendek nilai tukar riil pada lag 1 tidak berpengaruh signifikan
pada volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang.
Pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi daripada pertumbuhan nilai tukar
membuat Amerika Serikat dan Jepang akan membeli karet alam Indonesia
tanpa melihat terjadinya apresiasi maupun depresiasi nilai tukar riil. Pada
jangka pendek variabel yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor karet
alam Indonesia ke Amerika Serikat adalah harga ekspor pada lag 1 dan
volume ekspor pada lag 1, sementara ekspor karet alam ke Jepang lebih
dipengaruhi oleh volume ekspor karet alam itu sendiri pada lag 1.
2. Pada jangka panjang nilai tukar riil pada 1 triwulan sebelum berpengaruh
signifikan pada volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat.
Hubungan yang terjadi antara nilai tukar riil dengan ekspor karet alam
Indonesia ke Amerika Serikat adalah negatif, yang berarti apresiasi nilai tukar
riil rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan meningkatkan volume ekspor
karet alam Indonesia ke Amerika Serikat. Hal ini disebabkan karena adanya
excess demand yang menyebabkan positifnya impor karet alam Amerika
Serikat dari Indonesia. Kondisi ini juga diperjelas oleh pertumbuhan ekspor
karet alam ke Amerika Serikat yang lebih tinggi daripada pertumbuhan nilai
tukar riil rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
3. Harga internasional pada lag 1 dan harga karet alam negara kompetitor pada
lag 1 berpengaruh signifikan dan berhubungan positif dengan ekspor karet
alam Indonesia ke Amerika Serikat pada jangka panjang. Saat harga
internasional meningkat, ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat akan
meningkat pula.
Tingginya harga internasional pada 1 triwulan sebelum
menjadi daya tarik bagi para eksportir karet alam Indonesia untuk
meningkatkan ekspor karet alamnya di triwulan berikutnya. Peningkatan harga
80
karet alam negara kompetitor pada 1 triwulan sebelum menyebabkan Amerika
Serikat menurunkan pasokan karet alamnya dari Thailand dan meningkatkan
volume impor karet alam dari Indonesia.
4. Pada perdagangan karet alam ke Jepang, variabel yang berpengaruh pada
jangka panjang adalah harga internasional dan harga negara kompetitor. Jika
harga internasional naik satu persen, maka ekspor karet alam Indonesia ke
Jepang akan turun. Demikian pula halnya jika harga karet alam negara
kompetitor naik sebesar 1 persen maka ekspor karet alam Indonesia ke Jepang
juga akan menurun. Hal ini disebabkan karena permintaan karet alam Jepang
tidak terlalu tergantung dari Indonesia. Impor karet alam Jepang lebih
didominasi oleh pasokan karet alam dari Thailand. Variabel nilai tukar riil
pada 1 triwulan sebelum tidak mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia ke
Jepang dalam jangka panjang.
5. Perubahan nilai tukar riil akan membawa dampak negatif pada perdagangan
karet alam Indonesia ke Amerika Serikat. Nilai tukar memiliki efek pass
through terkecil pada ekspor karet alam ke Amerika Serikat, dan variabel yang
memiliki pass through terbesar adalah harga karet alam negara kompetitor.
Sebaliknya, pada perdagangan karet alam Indonesia ke Jepang perubahan nilai
tukar riil membawa dampak positif, dan variabel yang memiliki efek pass
through adalah harga karet alam negara kompetitor.
6.2
Saran
1. Dalam jangka pendek, variabel nilai tukar riil, harga internasional, harga
negara kompetitor, dan GDP riil tidak berpengaruh pada ekspor karet alam
Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang. Oleh sebab itu, karena hanya
variabel volume ekspor dan harga ekspor saja yang berpengaruh, maka perlu
adanya campur tangan pemerintah untuk membuka peluang dan kesempatan
seluas-luasnya kepada eksportir karet alam untuk mengembangkan potensi
ekspor karet alam Indonesia. Pasar Amerika Serikat tetap harus dipertahankan
karena Amerika Serikat merupakan importir terbesar karet alam Indonesia.
Hal ini diperkuat dengan kondisi perdagangan karet alam Indonesia ke
Amerika Serikat dalam jangka panjang yang dipengaruhi secara negatif oleh
81
variabel nilai tukar riil yang menggambarkan terjadinya excess demand karet
alam Amerika Serikat dari Indonesia. Pasar karet alam Amerika Serikat tetap
merupakan pasar yang berpotensi besar dan tetap prospektif untuk
ditingkatkan volume ekspor karet alamnya, walaupun pertumbuhan ekspornya
rendah.
2. Rendahnya permintaan Jepang terhadap karet alam Indonesia dan tingginya
permintaan Jepang terhadap karet alam Thailand merupakan peringatan bagi
eksportir karet alam Indonesia untuk membidik pasar ekspor karet alam ke
negara lain, terutama yang memiliki industri barang jadi karet, namun tetap
mempertahankan pasar ekspor Jepang.
3. Sebagian besar konsumsi karet alam Jepang berasal dari Thailand, sehingga
saat harga karet alam Thailand mengalami peningkatan, Jepang tetap akan
mengimpor karet alam dari Thailand. Hal ini terkait dengan jenis mutu karet
alam yang diimpor Jepang dari Thailand sebagian besar berjenis RSS. Pangsa
ekspor karet alam Indonesia jenis RSS kecil sekali sehingga perlu adanya
diversifikasi jenis karet alam Indonesia yang diekspor. Saat ini lebih dari 90
persen ekspor karet alam Indonesia didominasi oleh TSR, sementara ekspor
karet alam Thailand memiliki diversifikasi jenis mutu yang cukup beragam.
Diversifikasi jenis karet alam Indonesia yang akan diekspor dengan
menambah volume ekspor jenis RSS akan mampu menjadi peluang
meningkatnya ekspor ke Jepang. Diharapkan dengan adanya penambahan
volume ekspor jenis RSS dari Indonesia, saat harga karet alam negara
kompetitor mengalami peningkatan, konsumen karet alam Jepang akan
memiliki pilihan untuk membeli karet alam jenis RSS dari Indonesia dan tidak
terlalu tergantung pada pasokan karet alam dari Thailand saja.
Download