7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Menurut Sinambela (2011), mengememukakan bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan suatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara bersama-sama yang dijadikan sebagai acuan. Dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, pimpinan melakukan tugas-tugasnya dibantu dengan pimpinan lain bersama dengan karyawan. Keberhasilan pimpinan melaksanakan tugasnya akan dipengaruhi oleh kontribusi pihak lain. Kinerja pimpinan akan dipengaruhi oleh kinerja individu, jika kinerja individu baik akan mempengaruhi kinerja pimpinan dalam suatu organisasi. Untuk mengetahui kinerja organisasi perlu dilakukan pengukuran. Menurut Rivai dan Sagala (2011) bahwa kinerja adalah suatu hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Withmore dalam Dharma (2007) mengemukakan kinerja merupakan ekspresi potensi seseorang dalam memenuhi tanggung jawabnya dengan menetapkan standar tertentu. Untuk menciptakan kinerja yang optimum perlu 7 Universitas Sumatera Utara 8 ditetapkan standar yang jelas, yang dapat menjadi acuan bagi seluruh pegawai. Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. 2.2 Tujuan Penilaian Kinerja Rivai dan Sagala (2011) menggambarkan tiga tujuan penilaian kinerja yang mempengaruhi penilaian yaitu: 1. Tujuan penilaian dapat langsung mempengaruhi penilaian. 2. Tujuan penilaian tidak langsung mempengaruhi penilaian. 3. Tujuan penilaian dapat mempengaruhi dimana penilai memasukkan informasi pelaku yang dinilai ketika membuat judgement tentang kinerjanya. Manajemen harus melakukan penilaian kinerja sekaligus aktivitas ini merupakan proses yang tidak menyenangkan dan memakan waktu. Mengapa demikian? Terdapat beberapa tujuan penting dari program penilaian kinerja yang tidak dapat dicapai oleh metode lain. Tujuan pokok sistem penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi akurat tentang perilaku dan kinerja anggotaanggota organisasi. Semakin akurat dan sahih informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisasi. Kendatipun semua organisasi sama-sama memiliki tujuan utama mendasar tersebut untuk sistem penilaian kinerja karyawan, terdapat variasi yang sangat besar dalam penggunaan khusus yang dibuat organisasi atas informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian perusahaan. Tujuan-tujuan khusus tersebut dapat digolongkan kepada dua bagian besar yakni evaluasi dan pengembangan. Kedua tujuan tersebut tidaklah saling terpisah, tetapi memang secara tidak langsung Universitas Sumatera Utara 9 berbeda dari orientasi waktu, metode-metode, dan peran atasan dan bawahan. Penilaian untuk kedua tujuan tersebut haruslah dilaksanakan dalam konteks program konseling, perencanaan karir, penentuan tujuan, dan pemantauan kinerja yang berkelanjutan. 2.3 Penilaian Pelaksanaan Kinerja Menurut Simamora (1995), penilaian prestasi kerja ialah suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Penilaian kinerja perlu dilaksanakan secara formal dengan menentukan periode penilaian dan waktu penilaian. Lazimnya periode penilaian adalah satu tahun, sedangkan waktu penilaian dapat dilakukan satu kali setahun atau satu semester sekali. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk terus menerus mendapatkan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kinerja, termasuk alat ukur yang dipakai, penilai, kesesuaian komponen yang dinilai dengan kondisi pekerjaan. Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk memperoleh masukan mengenai pedoman penilaian kinerja yang telah diterapkan. Evaluasi penilaian kinerja yang efektif harus melibatkan pihak yang dinilai dan penilai (Dharma, 2007). 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan 2.4.1 Karakteristik Sumber Daya Manusia SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter Universitas Sumatera Utara 10 personel, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru organisasi lain. Sangat pentingnya kontribusi SDM sebagai salah satu faktor pendukung kesuksesan organisasi sangat disadari pimpinan atau puncak organisasi (Soecipto dalam Dharma, 2007). Karakteristik SDM menunjukkan sikap dan perilaku yang baik terutama dalam hubungan kerja dan manusia, dapat memperkuat kemampuan dan motivasi kerja, sehingga akan tercipta suatu kinerja yang lebih baik. Untuk menciptakan karyawan yang memiliki kinerja yang produktif, maka karywana harus memiliki minat kerja yang besar dan memperoleh kepuasan lahir batin dalam pekerjaan. Menurut Mathis (2002) ada empat karakteristik individu yang mempengaruhi bagaimana orang-orang membuat pilihan karir, antara lain, minat, jati diri, kepribadian dan latar belakang sosial. a. Keahlian Menurut Ruki (2001) kehalian adalah kemahiran seseorang pada satu bidang ilmu, keahlian yang harus dimiliki seseorang adalah keahlian teknis, keahlian interaksi atau hubungan antar manusia, keahlian konseptual. Sedangkan Robbins (2001) mempertegas, bahwa keterampilan dapat dibagi ke dalam tiga kategori; keterampilan teknis, keterampilan berinteraksi secara efektif dan keterampilan dalam pemecahan masalah. Menurut Prawirosentono (1999) kinerja seorang karyawan akan baik, jika karyawan mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Universitas Sumatera Utara 11 b. Pengetahuan Pengetahuan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang (Handoko, 2001). Sementara menurut Hasibuan (2000), pengetahuan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan serta dengan latar belakang pengetahuan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu. Menurut Nadler and Tushman (1989) Pengetahuan adalah proses pembelajaran yang mempersiapkan individu untuk pekerjaan yang berbeda pada masa yang akan datang. Pengetahuan didesain untuk memungkinkan pekerja belajar tentang perbedaan pekerjaan dalam organisasi yang sama. Menurut Rohman dan Queena (2012) peningkatan kinerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan karyawan. c. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas–tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Foster, 2001). Selain Pengetahuan formal, para individu dalam organiasi juga perlu memiliki pengalaman kerja, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya dalam organisasi, terutama sehubungan dengan upaya meniti suatu karir dan mengembangkan potensi dirinya. Kadangkala pegawai memiliki kemampuan yang rendah dan terbatas karena sudah lama bekerja namun belum juga dipromosikan. Ini berarti kelak perusahaan akan dipimpin oleh orang yang berkemampuan rendah, sehingga perkembangan perusahaan dapat disangsikan (Siagian, 2001). Indah (2013) menyatakan bahwa pengalaman Universitas Sumatera Utara 12 kerja mempengaruhi kinerja karyawan. 2.4.2 Karakteristik Organisasi Menurut Wahab (2008), karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan/institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orangorang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. Robins (2001) menjelaskan bahwa organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar yang berfungsi secara relative terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan. Menurut Simamora (1995) karakteristik organisasi terdiri dari fasilitas kerja, iklim organisasi dan struktur organisasi mempengaruhi manajemen karir yang akhirnya berdampak pada kinerja karyawan. a. Fasilitas Kerja Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Adanya fasilitas kerja yang disediakan oleh perusahaan sangat mendukung karyawan dalam bekerja. Fasilitas kerja tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu karyawan agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan akan bekerja lebih produktif. Fasilitas kerja tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu karyawan agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan akan bekerja lebih produktif. Dengan adanya fasilitas kerja karyawan akan merasa Universitas Sumatera Utara 13 nyaman dalam bekerja dan menimbulkan semangat kerja untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh organisasi/perusahaan. Bagi seorang wartawan fasilitas kerja dapat dilihat dari adanya fasilitas kerja utama seperti kamera, alat perekam, kartu wartawan dan fasilitas kerja pendukung seperti : fasilitas ibadah, toilet, peralatan kantor. b. Iklim Organisasi Menurut Simamora (1995) bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan, bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan. Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. c. Struktur Organisasi Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Universitas Sumatera Utara 14 Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Sebagian organiasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi. Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. 2.5 Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Pemasaran Kinerja pemasaran merupakan pemasaran suatu perusahaan. Setiap konsep untuk mengukur prestasi perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasinya sebagai cermin dari keberhasilan usahanya dalam persaingan pasar. Slater and Naver (1995) menggambarkan hasil dari penerapan Universitas Sumatera Utara 15 strategi perusahaan diantaranya berupa kepuasan konsumen, kesuksesan produk baru, peningkatan penjualan, dan profitabilitas perusahaan. Kinerja pemasaran merupakan konstruk yang umum digunakan untuk mengukur dampak penerapan strategi perusahaan. Namun demikian, masalah pengukuran kinerja menjadi permasalahan dan perdebatan klasik karena sebagai sebuah konstruk, kinerja pemasaran bersifat multidimensional yang mana di dalamnya termuat beragam tujuan dan tipe organisasi. Oleh karena itu kinerja sebaiknya diukur dengan menggunakan berbagai kriteria pengukuran measurement). sekaligus (multiple Jika menggunakan pengukuran dengan kriteria tunggal (single measurement) maka tidak akan mampu memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana kinerja suatu perusahaan itu sesungguhnya. Penelitian Voss dan Voss (2000) mengemukakan bahwa kinerja bagian pemasaran dapat dinyatakan berdasarkan volume penjualan, tingkat pertumbuhan penjualan, serta tingkat pertumbuhan pelanggan. Ukuran kinerja pemasaran dapat diperoleh melalui aktivitas fungsi pemasaran. Pengukuran ini lebih rasional dibandingkan melalui pendekatan akuntansi sebab terkait langsung dengan aktivitas dari fungsi pemasaran tersebut. Kinerja karyawan bagian pemasaran sebagai b e n t u k karyawan dalam menghadapi organisasi tantangan dari untuk mentransformasikan lingkungan kemampuan diri dalam dengan perspektif jangka panjang (Keats et.al, 1998). Penilaian kinerja karyawan menjadi bagian dari upaya perusahaan dalam melihat kesesuaian strategi yang diterapkannya dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan. Lingkungan memang telah Universitas Sumatera Utara 16 menjadi bagian penting dari perusahaan dan merupakan hal yang sulit untuk dirubah oleh perusahaan tersebut. Perusahaan hanya dapat mengenalinya untuk kemudian mengelola dengan baik sehingga dapat memberi manfaat bagi perusahaan. Pengenalan lingkungan yang baik akan memberi dampak pada mutu strategi yang dihasilkan yang selanjutnya akan berdampak pada kinerja pemasaran. Kinerja karyawan bagian pemasaran merupakan konstruk yang sering digunakan untuk mengukur dampak strategi-strategi dan orientasi yang diterapkan perusahaan. Strategi pemasaran selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik (Ferdinand, 2006). Oleh karena itu ukuran yang sebaiknya digunakan adalah ukuran yang bersifat activity-based measure yang dapat menjelaskan aktivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan kinerja karyawan pemasaran misalnya lebih baik untuk menggunakan ukuran jumlah unit yang terjual atau dihasilkan dari pada hanya menggunakan nilai rupiah dari penjualan. Keberhasilan karyawan bagian pemasaran diukur dari kemampuan mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan. 2.6 Standar Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran di PT CIMB Niaga Auto Finance Dalam dunia pembiayaan mobil CIMB Niaga Auto Finance tidak bergerak sendiri, banyak pesaing bermunculan sehingga industri jasa ini menjadi semakin ramai. Oleh karena itu untuk bisa memperoleh keuntungan dalam industri jasa pembiayaan mobil, performa kerja dari semua elemen tenaga Universitas Sumatera Utara 17 kerja harus maksimal. Salah satu bagian yang harus bekerja keras untuk meningkatkankan produktivitas perusahaan adalah divisi pemasaran dimana divisi ini yang bertugasuntuk memasarkan produk pembiayaan dari sebuah perusahaan pembiayaan mobil. Tenaga pemasar kredit atau CMO yang tergabung dalam divisi marketing atau pemasaran merupakan tenaga kerja yang bertanggung jawab dalam memasarkan produk pembiayaan mobil. CMO adalah ujung tombak dari CIMB Niaga Auto Finance dan citra dari perusahaan bisa terbentuk dari kinerja seorang CMO. Membina hubungan antara perusahaan dengan dealer mobil dan membina hubungan antara konsumen dengan perusahaan menjadi salah satu peran yang dijalankan oleh seorang CMO. Dengan tujuan meningkatkan produktivitas tidak sedikit perusahaan pembiayaan mobil menggunakan jumlah tenaga pemasar yang banyak. Dengan jumlah tenaga pemasar yang banyak, CIMB Niaga Auto FInance berharap bisa mendapatkan lebih banyak konsumen dari pada perusahaan yang hanya memiliki sedikit tenaga pemasar kredit. Secara sederhana dapat dilihat bahwa semakin banyak menjangkau pasar CMO yang mereka lebih luas. Informasi miliki berarti mereka mengenai dapat produk pembiayaan mereka dapat disampaikan ke lebih banyak calon konsumen. Namun jumlah tenaga pemasar yang banyak kemudian bisa tidak menimbulkan efek yang diharapkan apabila kinerja atau performa dari tenaga pemasar tersebut tidak maksimal atau mereka tidak bisa mencapai target yang diberikan. Akhirnya jumlah tidak menjadi berguna apabila tidak diiringi dengan kualitas dari tenaga pemasar atau CMO tersebut. Oleh karena itu kinerja yang maksimal dari Universitas Sumatera Utara 18 seorang CMO sangat diharapkan guna mencapai tujuan perusahaan yakni peningkatan volume pembiayaan mobil sesuai target yang telah ditentukan. 2.7 Penelitian Terdahulu Dharma (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Karakterisitk Sumber Daya Manusia dan Karakteristik Organisasi terhadap Peningkatan Kinerja pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumatera Utara”. Penelitian ini dilakukan pada PT Jasa Raharja (Pesero) Sumatera Utara yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2000. Penelitian ini adalah merupakan penelitian Survey. Penelitian di sini survey bertujuan menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara Penelitian Dharma (2007) ini memiliki hubungan dengan dengan penelitian ini dalam hal penggunaan variabel independen dan dependen. Variabel kinerja karyawan merupakan variabel dependen yang digunakan. Kemudian ada 5 (lima) variabel yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Dharma (2007), hanya variabel struktur organisasi yang tidak digunakan. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian Dharma (2007) adalah penelitian survey sedangkan pada penelitian ini adalah penelitian korelasional. Universitas Sumatera Utara