BAB VII PENUTUP

advertisement
318
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian tesis ini dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Tokoh pemikir abad klasik yang diwakili oleh Abu Yusuf dan Abu
Ubaid memiliki padangan bahwa negara tidak memiliki hak untuk
melakukan intervensi terhadap pengendalian harga namun negara
memiliki kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat
melalui kebijakan. Sementara itu untuk kepemilikan (property)
mereka mengakui hak kepemilikan individu namun melarang
kepemilikan barang yang bersifat milik bersama. Dalam hal produksi,
sektor pertanian menjadi konsentrasi utama dalam sebuah negara.
Sedangkan dalam hal distribusi negara penting dalam membangun
infrastruktur dengan menerapkan prinsip bijak, merata dan aspek
urgenitas.
2. Tokoh pemikir abad pertengahan yang diwakili oleh Ibnu Khaldun
dan al Maqrizi memiliki pandangan bahwa negara tidak memiliki hak
untuk melakukan intervensi terhadap pengendalian harga namun
negara memiliki kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan bagi
masyarakat melalui kebijakan. sementara itu dalam hal produksi,
mereka berpendapat bahwa faktor utama produksi adalah tenaga
318
319
manusia dengan penghasilan utama adalah perdagangan internasional,
selain itu kerja kolektif sesuai dengan kaehlian dianggap perlu untuk
meningkatkan agregat perekonomian. Dalam hal pendistribusian harta,
prinsip pemerataan merupakan hal yang urgen dan semaki banyak
negara membelanjakan harta maka semakin baik pula perekonomian
sebuah negara.
3. Tokoh pemikir abad kontemporer yang diwakili oleh Baqir al Sadr
dan Monzer Kahf memiliki pandangan bahwa negara tidak memiliki
hak untuk melakukan intervensi terhadap pengendalian harga pasar
namun negara memiliki kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan
masyarakat melalui kebijakan dan jaminan sosial. Sementara itu untuk
kepemilikan (property) mereka mengakui hak kepemilikan individu
namun melarang kepemilikan barang yang bersifat milik bersama.
Untuk produksi,menurut mereka bersumber dari alam, modal dan
tenaga kerja. Dan untuk konsep distribusi memegang prinsip
pemertaan, tanggung jawab timbal balik, negara sebagai distributor
harta zakat, dan antara produksi dan konsumsi harus memperhatikan
aspek kemaslahatan dan keseuaian dengan hukum syar’i.
B. Saran-Saran
Tidak ada gading yang tidak retak, penelitian ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, untuk penelitian lanjutan dengan konsentrasi
yang sama maka peneliti memberikan saran:
320
1. Meski secara keseluruhan hampir semua tokoh abad klasik hingga
kontemporer membahas tentang pajak dan uang, namun analisis
mereka tentang konsep kebijakan fiskal dan moneter kurang
mendapatkan perhatian. Sehingga, ketika teori-teori mereka di
hadapkan dengan sistem ekonomi yang ada saat ini maka masih
banyak problematika yang belum bisa terjawab menggunakan
bangunan sistem ekonomi Islam yang mereka bangun, terutama ketika
dihadapkan dengan masalah kebijakan fiskal dan moneter.
2. Zakat, wakaf, infaq, sadaqah dan ibadah yang memiliki dimensi sosial
lainnya tidak dipandang sebagai sebuah unsur yang bisa meningkatkan
agregat pendapatan sebuah negara. Baru pada abad kontemporer
melalui Monzer Kahf, institusi tersebut mendapatkan perhatian namun
belum secara maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kajian
dan kerangka teoritik yang mapan untuk menggabungkan semua aspek
institusi yang bersifat sosial tersebut kedalam satu kesatuan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam bingkai (frame) sistem
pemerintahan.
3. Untuk para peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah daftar
tokoh ekonomi Islam agar nantinya setiap fase/abad yang diteliti bisa
mendapatkan hasil yang hollistic dan kompreherensif.
Download