BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilaksankan oleh peusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan fungsi pemasaran yang baik, perusahaan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan kriteria produk sesuai dengan yang di inginkan oleh konsumen, ke tangan konsumen dengan memuaskan. Bagi suatu perusahaan, aktifitas pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting, karena aktifitas pemasaran di arahkan untuk menciptakan perputaran yang memungkinkan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Selain itu aktifitas pemasaran dilakukan untuk pencapaian tujuan perusahaan yang sesuai dengan harapan. Dibawah ini terdapat beberapa pengertian pemasaran menurut para ahli. Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah: “Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.” 14 Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:25), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: “Marketing is an organizational function and a asset of processes for creating, communicating, and delivering value to customers and for managing customer relationships in ways that benefit the organization and its stakeholders” Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan dan persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang dan jasa yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk kepentingan organisasi dan stakeholder dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan sosial dan keinginan manusia. 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Dalam menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus bisa menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktivitas pemasarannya. Hal ini dilakukan dengan menjalankan manajemen pemasaran. 15 Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:6) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah: “Manajemen Pemasaran (Marketing Management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.” Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2010:32), mendefinisikan sebagai berikut: “Marketing management is the art and science of choosing target markets and building profitable relationships with them.” Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran tidak hanya berfungsi untuk menentukan dan meningkatkan permintaan di pasar, tetapi juga merubah dan mengatur permintaan tersebut. Jadi manajemen pemasaran berusaha mengatur tingkat, waktu dan susunan dari permintaan yang ada, agar dapat membantu organisasi mencapai sasarannya. 2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan internalnya. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran 16 yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran. Adapun pengertian bauran pemasaran yang dikemukan oleh Kotler dan Armstrong (2008:62) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut: “Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.” Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat elemen yang disebut “empat P”, yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dikombinasikan sesuai dengan lingkungan, baik di dalam maupun di luar perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai. Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas secara singkat mengenai keempat elemen bauran pemasaran tersebut, menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut: 1. Product (Produk) Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Produk yang ditawarkan dapat dalam beberapa model, fitur dan pilihan lainnya. 17 2. Price (Harga) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga yang diberikan dapat berupa harga eceran, harga diskon dan harga lainnya. Pemberian harga tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan harga dengan situasi persaingan yang ada dan membawa produk tersebut agar sejalan dengan persepsi pembeli tentang nilai suatu produk. 3. Place (Tempat) Tempat atau distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Tempat ini meliputi proses pendistribusian produk, untuk menyalurkan produk ke konsumen yang potensial untuk melakukan pembelian. 4. Promotion (Promosi) Promosi adalah aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan pelanggan tentang perusahaan dan produk- produknya. Dengan sejumlah penyesuaian, empat elemen bauran pemasaran juga penting dalam pemasaran jasa, akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemenelemen yang dapat dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa. Menurut Yazid (2003:18) elemen tersebut adalah: 1. People Participants (Orang) yaitu semua pelaku yang menginginkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. 18 2. Physical Evidence (Bukti Fisik) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut. 3. Process (Proses) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktifitas dimana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa. Dengan demikian 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu diperluas lagi menjadi 7P jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa. 2.2 Promosi Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasarn. Betapapun baiknya suatu produk atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen, namun bila konsumen tersebut belum pernah mendengar ataupun belum merasakan produk atau jasa tersebut, mereka akan merasa tidak yakin bahwa produk atau jasa itu bermanfaat, maka akibatnya mereka tidak akan membeli atau menggunakannya. Promosi pada hakikatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk atau jasa kepada pasar sasaran untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, sehingga akan merubah sikap konsumen ataupun untuk mendorong konsumen untuk membeli. 19 2.2.1 Pengertian promosi Perencanaan produk, penentuan harga dan distribusi merupakan kegiatan pemasaran untuk dilaksanakan di dalam lingkungan perusahaan atau di antara perusahaan. Akan tetapi di dalam kegiatan promosi perusahaan mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi dengan mereka yang menjadi pelanggannya. Pada dasarnya promosi merupakan usaha dalam bidang informasi, himbauan, atau bujukan dan komunikasi. Ketiga hal ini saling berhubungan sebab memberi informasi adalah menghimbau, dan begitu juga sebaliknya seseorang yang dihimbau juga diberi informasi. Tujuan dasar promosi adalah menyebarluaskan informasi, beberapa faktor memperlihatkan kebutuhan akan adanya informasi karena adanya jarak antara produsen dan konsumen yang semakin bertambah jauh, disamping itu karena jumlah pelanggan potensial bertambah besar sehingga masalah komunikasi pasar menjadi penting. Dalam kondisi persaingan yang tidak sempurna terdapat diferensiasi produk, dimana terdapat perilaku pelanggan yang tidak rasional serta informasi pasar yang tidak lengkap. Dalam kondisi demikian kegiatan promosi merupakan suatu keharusan. Oleh karenanya perusahaan memerlukan promosi sebagai alat bantu untuk mendiferensiasikan produk, menghimbau atau membujuk konsumen dalam proses keputusan pembelian. Berikut merupakan beberapa definisi promosi yang diungkapkan oleh beberapa ahli: 20 Definisi promosi menurut Kotler dan Amstrong (2009:496), yaitu: “Promosi adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.” Sedangkan Graffin dan Ebert (2008:352) mengemukakan definisi sebagai berikut: “Promosi merupakan teknik apapun yang dirancang untuk menjual suatu produk.” Jadi promosi adalah proses untuk mengenalkan atau mengkomunikasikan produk, baik barang dan jasa yang dihasilkan produsen melalui saluran distribusinya dengan usaha untuk membujuk konsumen agar bersedia menerima, membeli, dan memberikan rekomendasi yang baikatas produk perusahaan yang diterimanya. 2.2.2 Bauran promosi Dalam melakukan aktifitas promosi, ada lima alat yang dapat digunakan untuk membuat program promosi yang baik. Perusahaan perlu mengkombinasikan ke lima alat tersebut sehingga kelemahan dari masing-masing alat dapat ditutupi oleh kelebihan alat lain. 21 Philip Kotler dan Keller (2009:512), menyebutnya dengan bauran promosi (promotion mix) yang terdiri atas delapan cara komunikasi utama yaitu: 1. Periklanan ( Advertising) Yaitu semua bentuk persentasi dan promosi non-personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. 2. Promosi penjualan (sales promotion) Yaitu berbagai insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. 3. Event and Experiences Yaitu aktifitas yang disponsori perusahaan dan program yang dirancang untuk menciptakan merek khusus atau sehari-hari. 4. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public Relation and Publicity) Yaitu membangun hubungan baik dengan berbagai public perusahaan dengan sejumlah cara supaya mamperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan. 5. Penjualan Pribadi (Personal Selling) Yaitu interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. 22 6. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Yaitu hubungan langsung dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng (pengguna telepon, surat, fax, e-mail, internet, dan perangkat-perangkat lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu). 7. Interactive Marketing Yaitu kegiatan dan program langsung yang dirancang untuk menarik perhatian konsumen yang bertujuan meningkatkan kesadaran, perbaikan citra dan meningkatkan penjualan produk ataupun jasa baik secara langsung maupun tidak langsung. 8. Word of Mouth Marketing Yaitu kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orang, tulisan, ataupun alat komunikasi elektronik yang berhubungan dengan pengalaman menggunakan produk dan jasa. 2.3 Promosi penjualan 2.3.1 Pengertian promosi penjualan Menurut William F. Schoell yang dikutip kembali oleh Buchari Alma (2007:188) menatakan bahwa: 23 “Sales promotion is any activity that offers an incentive or a limited period to induce a desired response from target customers, company sales people or intermediaries.” Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong yang dikutip kembali oleh Buchari Alma (2007:188) menyatakan bahwa : “sales promotion consists of short term incentive to encourage purchase or sales of a product or service.” Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah keinginan menawarkan insentif dalam periode tertentu untuk mendorong keinginan calon konsumen, para penjual atau perantara. Kegiatan advertising biasanya disertai oleh dua kegiatan alat promosi lain, yaitu sales promotion dan public relation. Tugas advertising ialah member ajakan kepada calon konsumen untuk mengenal dan membeli produk, sedangkan sales promotion mengajak mereka agar membeli sekarang (sales promotion offers reasons to buy now). Promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasaran dengan menggunakan biaya yang efisien dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa kepada para perantara maupun pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi pada jangka waktu tertentu. Promosi penjualan digunakan untuk mempengaruhi perhatian konsumen dengan memberikan suatu informasi yang akan membawa konsumen untuk 24 membeli produk tersebut. Promosi penjulan merupakan alat yang menawarkan insentif pada pembeli yang terdiri atas: 1. Promosi konsumen : seperti sample, kupon, penawaran uang kembali, pengurangan harga, hadiah, premi, kontes, peragaan, stiker. 2. Promosi dagang : seperti jaminan pembelian, hadiah barang, iklan bersama, kerjasama iklan dan pemajangan, pengembalian uang, kontes penjualan para penyalur. 3. Promosi wiraniaga : seperti memberi bonus, kontes dan kereta penjualan. 2.3.2 Tujuan promosi penjualan Manajer pemasaran memiliki tugas yang sangat penting dalam memilih jenis bauran promosi yang tepat bagi produk yang dipasarkan, terlebih jika produk tersebut sejenis dengan produk dari pesaing. Menurut Kotler dan Keller (2008:266) dalam promosi penjualan : “Insentif biasanya diberikan dengan tujuan bagi konsumen yaitu, untuk merangsang konsumen untuk mencoba, sedangkan bagi pengecer, yaitu untuk mempererat hubungan jangka panjang dengan pengecer.” Tujuan dari promosi penjualan menurut Buchari Alma (2007:188), ialah: 1. Menarik para pembeli baru 25 2. Memberi hadiah/ penghargaan kepada konsumen-konsumen / langganan lama 3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama 4. Menghindarkan konsumen lari ke merek lain 5. Mempopulerkan merek/ meningkatkan loyalitas 6. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas “market share” jangka panjang 2.3.3 Karakteristik Promosi Penjualan Setiap alat promosi memiliki karakteristik tersendiri, para pemasar harus memiliki pemahaman terhadap karakteristik-karakteristik tersebut, menurut Kotler dan Keller (2008:229) pada promosi penjualan sifat-sifat yang dimiliki ada tiga, yaitu: 1. Komunikasi Promosi penjualan mendapat perhatian dan mungkin akan mengarahkan konsumen ke produk tersebut. 2. Insentif Promosi penjualan menggabungkan sejumlah konsekuensi, dorongan atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen. 3. Ajakan Promosi penjualan merupakan ajakan yang jelas untuk terlibat dalam transaksi tersebut sekarang. 26 Sifat komunikasi dapat diartikan bahwa promosi penjualan dapat menarik perhatian dan memberikan informasi yang memperkenalkan produk pada konsumen. Sifat insentif, yaitu memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi konsumen. Dan sifat ajakan adalah mengundang khalayak untuk melakukan pembelian saat itu juga. Ketiga sifat-sifat yang dimiliki oleh promosi penjualan lebih cenderung kepada bagaimana perusahaan menginformasikan produk, memberikan sesuatu rangsangan yang bernilai dan juga mengajak konsumen untuk mencoba produk, sehingga diharapkan konsumen dapat terlibat dalam transaksi pembelian pada suatu waktu tertentu. 2.3.4 Pengelompokan Promosi Penjualan Promosi penjualan sebagai alat insentif diberikan oleh penjual dengan berbagai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Menurut Fandy Tjiptono (2008:229) pengelompokan jenis promosi penjualan terdiri atas: 1. Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau mendorong pelanggan untuk membeli. 2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk memperdagangkan barang atau jasa dari sponsor. 3. Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual. 27 4. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru dan menjual semakin banyak kepada pelanggan lama. 2.3.5 Keputusan Utama dalam Promosi Penjualan Keputusan utama dalam promosi penjualan merupakan tahapan yang dimulai dari perancangan hingga evaluasi diadakannya promosi penjualan. Menurut Kotler dan Keller (2008:268): “Dalam menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus menetapkan tujuan, memilih kiatnya, mengembangkan program, menguji program terlebih dahulu, menerapkan dan mengevaluasi hasilnya, hal tersebut dilakukan supaya program promosi penjualan terarah dan terkendali”. Proses-proses pada keputusan utama dalam promosi penjualan, terdiri dari: 1. Menetapkan tujuan dalam promosi penjualan Tujuan yang ditetapkan untuk promosi penjualan akan berbeda sesuai jenis pasar sasaran. Untuk tujuan promosi konsumen, tujuannya mencakup meningkatkan daya ingat, mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar, membangun percobaan diantara bukan pemakai, dan menjauhkan orang yang sering berganti merek dari pesaing. Untuk promosi pengecer, tujuannya mencakup bujukan untuk menjual produk-produk yang berhubungan, mengimbangi promosi kompetitif, membangun kesetiaan merek, dan masuk ke toko-toko eceran baru. 28 Untuk promosi wiraniaga, tujuan termasuk mendorong dukungan untuk produk atau model baru, mendorong lebih banyak calon pelanggan, dan mendorong penjualan diluar musim. 2. Memilih alat promosi penjualan Produsen menggunakan sejumlah kiat promosi penjualan diantaranya adalah kiat utama dalam promosi konsumen, kedua adalah kiat utama dalam promosi perdagangan, dan kiat utama dalam promosi bisnis dan wiraniaga. Dengan kiat-kiat atau alat-alat promosi penjualan diarapkan dapat memberikan petunjuk bisnis, mengesankan dan menghargai pelanggan, dan mendorong wiraniaga agar berusaha lebih keras. 3. Mengembangkan program promosi penjualan Saat menggunakan insentif ini, pemasar harus memiliki beberapa faktor yang harus dipertimbangkan diantaranya adalah besarnya insentif seperti daya tarik program, kedua kondisi untuk berpartisipasi seperti kejelasan program dan pemahaman akan program, ketiga lamanya promosi, keempat pemilihan sarana distribusi, dan kelima adalah menentukan waktu promosi. 4. Prauji program promosi penjualan Dilaksanakan untuk menentukan apakah kiatnya tepat, ukuran insentif optimal dan metode penyajiannya efisien. 5. Menerapkan dan mengendalikan program promosi penjualan Dilakukan dengan mempersiapkan rencana penerapan dan pengendalian untuk setiap promosi tersendiri. Rencana tersebut terdiri 29 dari lead time dan sell-in time. Lead time adalah waktu yang diperlukan untuk menyiapkan program, dan sell-in time adalah permulaan peluncuran promosi dan berakhir sampai barang dagangan 95% berada di tangan konsumen. 6. Mengevaluasi hasil promosi penjualan Digunakan tiga metode dalam evaluasi, pertama adalah menggunakan data penjualan, survey pelanggan dan pengalaman. Dengan evaluasi maka akan diketahui apakah konsumen memiliki keinginan untuk mengetahui program lebih jauh dan keinginan untuk menginformasikannya kepada orang lain. Menurut uraian di atas, maka disimpulkan bahwa pada saat perusahaan berencana untuk menggunakan promosi penjualan hendaknya terarah mengikuti proses dan juga terencana supaya program yang dijalankan dapat dikendalikan dan menghasilkan hasil yang bener-bener sesuai dengan tujuan perusahaan. 2.3.6 Alat-alat Promosi Penjualan Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2009:299), menyatakan alat-alat promosi sebagai berikut: 30 Tabel 2.1 Alat- alat Promosi Penjualan Alat Sampel contoh Definisi Merupakan tawaran produk gratis atau percobaan gratis kepada konsumen dan diharapkan mereka menyukai produk tersebut sehingga melakukan pembelian ulang. Diskon Pengurangan langsung dari harga barang pada pembelian selama satu periode waktu yang dinyatakan. Undian Mengajak konsumen untuk mengumpulkan nama mereka untuk diundi. Kemasan harga khusus Potongan harga lebih rendah daripada harga biasa atau paket harga kepada konsumen yang diterapkan pada lebel atau bungkus. Hadiah Barang yang ditawarkan secara cuma-cuma atau dengan harga yang sangat murah sebagai insentif untuk membeli suatu produk. Tawaran uang kembali Pengembalian uang kepada konsumen apabila teradi ketidaksesuaian antara produk dengan harga atau terjadi kerusakan produk yang dibeli berdasarkan perjanjian. Promosi gabungan Dua atau lebih merek atau perusahaan bekerjasama 31 mengeluarkan kupon, pengembalian uang dan mengadakan kontes untuk meningkatkan daya tarik. Pemajangan ditempat Pemajangan ditempat pembelian untuk menarik minat pembelian pembeli. Kupon Sestifikat yang emberi hak kepada pemegangnya atas potongan harga yang telah ditetapkan untuk produk tertentu. Premi Barang yang ditawarkan dengan harga relative rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu. Program frekuensi Program yang memberikan imbalan yang terkait dengan frekuensi dan intensitas konsumen membeli produk atau jasa perusahaan tersebut. Imbalan berlangganan Nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok penjual tertentu. Promosi silang Menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak bersaing. Demonstrasi Yaitu pertunjukan yang dilakukan untuk menunjukan atau membuktikan keefektifan atau cara menggunakan produk. Sumber : Kotler dan Keller (2009:299) 32 2.4 Perilaku Konsumen 2.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu. Pengertian perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut: “Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.” Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:19) adalah: “Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut.” 33 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses dimana seseorang atau sekelompok orang menentukan sikapnya terhadap produk, pemikiran, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Seseorang atau sekelompok orang tersebut juga melakukan pertukaran tentang aspek-aspek dalam kehidupan (bertukar pikiran). 2.4.2 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:178) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, titik tolak model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.1 berikut. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Psikologi Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk & Jasa Harga Distribusi Komunikator Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Penilaian Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku PascaPembelian Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Personal Sumber : Kotler dan Keller (2009:178) 34 Keputusan Pembelian Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan dealer Jumlah Pembelian Saat yang tepat melakukan Pembelian Metode PEmbayaran Dari model 2.1, diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi, politik, dan budaya dapat mempengaruhi pilihan konsumen akan produk, merek, dan penjualan. Oleh karena itu, pemasar harus memahami apa yang terdapat pada karakteristik pembeli dan proses keputusan pembelian. 2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Di samping itu, pemasar juga perlu mengenal pelaku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan membeli, memahami tingkah laku pembeli pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka. Menurut Kotler dan Amstrong (2009:130) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi konsumen dalam perilaku pengambilan keputusan pembelian, yaitu: 1. Faktor-faktor kebudayaan (cultural factor) a. Kebudayaan (culture) Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. b. Subkebudayaan (subculture) Subkebudayaan terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen 35 pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c. Kelas Sosial (social class) Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dan tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang sama. 2. Faktor-faktor Sosial (social factor) a. Kelompok Referensi (references group) Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. b. Keluarga (family) Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang luas. c. Peran dan Status (roles and status) Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status, orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. 3. Faktor-faktor Pribadi (personal factor) a. Usia dan Tahap Siklus Hidup (age and life cycle stage) 36 Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap makanan, minuman, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia. b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi (occupation and economic situation) Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. c. Kepribadian dan Konsep Diri (personality and self-concept) Kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. d. Gaya Hidup (lifestyle) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat, dan opininya. 4. Faktor-faktor Psikologis (psychological factor) a. Motivasi (motivation) Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap waktu tertentu. Sebagian kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan yang demikian berasal dari keadaan psikologis mengenai ketegangan seperti rasa lapar, haus, tidak enak. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenik, kebutuhan demikian berasal dari keadaan psikologis 37 mengenai ketegangan seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa kepemilikan. b. Persepsi (perception) Proses dimana seseorang menginteprestasikan menyeleksi, masukan-masukan mengtur, informasi dan untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. c. Pengetahuan (learning) Ketika orang-orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Ahli teori pengetahuan mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling mempengaruhi dari dorongan stimuli, petunjuk, tanggapan dan penguatan. d. Kepercayaan dan pendirian (beliefs and attitudes) Suatu kepercayaan adalah pikiran deskriptif yang dianut seseorang mengenai suatu hal. Kepercayaan ini mungkin ada atau mungkin tidak mengandung unsur emosional. Suatu pendirian menjelaskan evaluasi kognitif yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang mapan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide. 38 2.5 Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen 2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian Dalam melakukan suatu tindakan, konsumen harus mengambil suatu keputusan. Keputusan yang dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi. Pengertian keputusan pembelian menurut Fandy Tjiptono (2008:19), yaitu sebagai berikut: “Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang dibutuhkan.” Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut: “Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan suatu produk.” Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang dikumpulkan oleh seorang konsumen, dan mewujudkannya dengan tindakan lanjut yang nyata. Setelah tahap tersebut, 39 barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihannya, dan menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. 2.5.2 Proses Keputusan Pembelian Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Pada pengambilan keputusan pembelian sebuah produk konsumen memerlukan sebuah proses, yang dipengaruhi oleh adanya keinginan dan juga adanya pengaruh dari lingkungan. Menurut Fandy Tjiptono (2008:21): “Proses keputusan pembelian merupakan sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masingmasing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.” Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang di alih bahasakan oleh Bob Sabran tahap-tahap dalam keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah: Gambar 2.2 Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Sumber : Kotler dan Keller (2009:185) 40 Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian 1. Pengenalan Masalah Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dan sebagainya) dan eksternal (menonton iklan televisi). Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Hal ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produki tertentu. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok : 41 a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan. b. Sumber komersil : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c. Sumber publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen. d. Sumber eksperimental : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atau produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen, membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub keputusan yaitu merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran. 42 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar halhal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. a. Kepuasan Pasca Pembelian Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pembeli pun akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. b. Tindakan Pasca Pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan 43 kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya. c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan pengunaan secara lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. 2.6 Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Manusia terbuka terhadap banyak stimuli atau rangsangan seperti sentuhan, suasana, warna, aroma, rasa dan lain-lain. Stimuli tersebut dapat kita terima melalui indera kita. Rangsangan atau stimuli ini akan menarik perhatian konsumen terhadap keberadaan suatu produk. Karena itu pemasar harus mengadakan sesuatu yang khusus sebagai stimuli untuk menarik perhatian konsumen. 44 Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2007:299) perusahaan-perusahaan menggunakan alat promosi penjualan untuk memperoleh tanggapan pembeli yang lebih kuat dan lebih cepat. Untuk memahaminya para pemasar harus mengetahui kegunaan, persepsi, preferensi, dan perilaku belanja pelanggan sasaran mereka. Seluruh alat-alat promosi penjualan sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Promosi penujalan merupakan suatu rangsangan yang dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian lebih banyak lagi. 45