Studi Kelayakan Usaha Budidaya Dan Prospek

advertisement
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian mengenai Studi Kelayakan Usaha Budidaya dan Prospek Pasar
Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val) oleh Lembaga Masyarakat
Desa Hutan Desa Ngliron di BKPH Ngliron KPH Randublatung ini
dilaksanakan selama bulan Juni tahun 2010, bertempat di Desa Ngliron,
Kecamatan Randublatung.
3.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengembangan usaha budidaya lempuyang harus mempertimbangkan
beberapa faktor, yaitu analisa pemasaran, analisa ketersediaan bahan baku,
analisa teknis dan teknologis, analisa manajemen dan organisasi, analisa
dampak usaha, serta analisa finansial. Hasil dari analisa tersebut dapat
memberikan gambaran mengenai permasalahan dan kendala-kendala yang
mungkin ada, sehingga dapat disusun rekomendasi pengembangannya.
Teknik yang dilakukan untuk pengembangan industri ini adalah
mengumpulkan data yang dibutuhkan, baik data primer atau sekunder. Data
yang telah terkumpul kemudian diolah dan dihitung perincian biaya investasi.
Sebelum perincian biaya, terlebih dahulu ditentukan asumsi. Asumsi-asumsi
finansial yang digunakan antara lain umur proyek, biaya-biaya operasional,
kapasitas produksi, jumlah produk yang terjual, dan sebagainya. Diagram
kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
3.3 Data
1. Hasil wawancara dengan responden (pelaku pasar tanaman obat) di Desa
Ngliron.
2. Studi literatur melalui buku dan media internet.
17
Masyarakat Desa Hutan di Ngliron
LMDH Desa Ngliron
Rencana Pengembangan Usaha Budidaya Lempuyang
Studi Kelayakan Usaha
Aspek Non-Finansial
Aspek Finansial
1. Aspek Pasar
2. Aspek Teknis
3. Aspek Manajemen dan
Organisasi
4. Dampak Usaha Budidaya
Lempuyang
1.
2.
3.
4.
NPV
BCR
IRR
PBP
Tidak Layak
Re-evaluasi
Layak
Implementasi
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi
berkaitan dengan prospek pasar serta kelayakan usaha budidaya lempuyang
adalah dengan survei, sedangkan dalam pengambilan responden menggunakan
metode snowball sampling atau penentuan responden berdasarkan informasi
yang diperoleh dari responden sebelumnya. Responden pertama ditentukan
dengan metode purposive sampling, yaitu responden diambil dengan maksud
atau tujuan tertentu, seseorang atau sesuatu diambil sebagai responden karena
18
peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi
yang diperlukan bagi penelitiannya. Responden terdiri dari pelaku pasar
tanaman obat di Desa Ngliron, yaitu petani, pedagang pengepul, dan anggota
LMDH. Pengumpulan data dan informasi mengikuti tahapan berikut :
a. Melakukan wawancara kepada sejumlah responden, wawancara diperlukan
untuk menggali informasi permintaan pasar terhadap suatu jenis tanaman
obat, harga, dan pola distribusi. Responden dibedakan berdasarkan perannya
yaitu terdiri dari :
1) Masyarakat pengambil tanaman obat di bawah tegakan.
2) Pedagang pengepul I: pedagang yang membeli tanaman obat dari
masyarakat, menjualnya kepada pedagang pengepul II dan tidak
mempunyai hubungan kedekatan dengan industri.
3) Pedagang pengepul II: pedagang yang membeli tanaman obat dari
pedagang pengepul I, menjualnya kepada pedagang besar dan tidak
mempunyai hubungan kedekatan dengan industri.
4) Lembaga Masyarakat Desa Hutan.
b. Wawancara dimulai dari masyarakat yang telah memanfaatkan tanaman
obat di bawah tegakan hutan.
Informasi dari masyarakat tersebut akan
menentukan responden selanjutnya.
c. Informasi yang diperoleh dari wawancara dianalisis untuk mengetahui
supply-demand, harga di setiap pelaku pasar dan pola distribusi dalam
pemasaran tanaman obat.
E. Analisis Data
Kegiatan yang dilakukan adalah analisis terhadap data primer maupun
sekunder yang didapatkan untuk studi kelayakan pengembangan tanaman obat .
1. Analisis Pemasaran
Pada analisis pemasaran, aspek yang dikaji adalah mengetahui bentuk
dan prospek pasar, proyeksi permintaan dan penawaran, pangsa pasar yang
mungkin diraih, dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar
tersebut. Semua aspek tersebut diukur dengan menggunakan teknik yang
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dan sumber data yang diperoleh.
19
2. Analisis Kelayakan Usaha, Meliputi: Aspek Teknis dan Teknologi,
Dampak Kegiatan Usaha, dan Finansial.
Aspek teknis dan teknologi meliputi penentuan kapasitas produksi dan
lokasi serta pemilihan teknologi proses dan peralatan. Tujuan analisis
dampak kegiatan usaha adalah untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
usaha ini memberikan dampak kepada lingkungan, kepada masyarakat, dan
negara. Pengkajian dampak kegiatan usaha ini sangat penting untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi ketika kegiatan usaha
tersebut sedang berjalan, perubahan tersebut bisa bersifat negatif maupun
positif.
Analisis aspek finansial diperlukan untuk mengkaji jumlah dana yang
dibutuhkan dalam mendirikan suatu usaha dan menjalankannya. Pada aspek
finansial dilakukan evaluasi terhadap kriteria investasi. Menurut umar
(2003). Kriteria investasi yang dibutuhkan adalah Net Present Value,
Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, dan Pay Back Period.
a. Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan
nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih. Formulanya adalah
sebagai berikut :
n Bt - Ct
NPV = ∑
t = 0 (1 + i) t
Dimana :
NPV = Net Present Value
Bt
= Keuntungan pada tahun ke-t
Ct
= Biaya pada tahun ke-t
n
= Umur ekonomis dari suatu proyek
i
= Suku bunga yang berlaku
Apabila NPV ≥ 0, maka proyek dinilai menguntungkan untuk dijalankan.
Namun bila NPV ≤ 0, maka proyek dinilai tidak menguntungkan untuk
dijalankan.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di
20
masa-masa mendatang. Menurut Kadariah et al. (1999), IRR adalah nilai
faktor diskonto (i) yang membuat NPV sama dengan nol. Pendekatan
untuk menghitung IRR yaitu :
NPV
(+)
IRR = i
+
[i - i ]
(+) NPV - NPV
(-) (+)
(+)
(-)
Dimana :
IRR
= Internal Rate of Return
NPV(+)
= NPV bernilai positif
NPV(-)
= NPV bernilai negatif
i(+)
= suku bunga yang membuat NPV positif
i(-)
= suku bunga yang membuat NPV negatif
Jika IRR dari suatu proyek sama dengan tingkat suku bunga, maka NPV
dari proyek tersebut sama dengan nol. Jika IRR ≥ suku bunga, maka
proyek layak untuk dijalankan, begitu pula sebaliknya.
c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Untuk menghitung indeks ini terlebih dahulu dihitung selisih antara
keuntungan dan biaya untuk setiap tahun t. Formulanya adalah
n
∑
B
t=1
N et
= n
C
∑
t=1
Bt -Ct
(1 + i) t
, untuk Bt-Ct > 0
Bt -Ct
(1 + i) t
, untuk Bt-Ct < 0
d. Pay Back Period (PBP)
Metode ini mencoba menghitung seberapa cepat investasi bisa kembali.
Menurut
Nugroho (2008) periode pengembalian modal merupakan
jangka waktu yang diperlukan oleh suatu usaha untuk mengembalikan
seluruh dana yang diivestasikan, yaitu ukuran lamanya waktu yang
diperlukan
agar
seluruh
modal
yang
ditanamkan
dapat
dikembalikan/dibayar oleh manfaat yang dihasilkan dari investasi
tersebut. Oleh karena itu, satuan hasilnya adalah satuan waktu (bulan,
tahun, dan sebagainya). Apabila periode yang dibutuhkan lebih cepat dari
yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungakan. Namun bila
21
tidak sesuai dengan periode yang disyaratkan, maka proyek dikatakan
tidak menguntungkan. Pendekatan yang digunakan :
PBP = n +
Dimana :
m
(B
-C
)
n+1 n+1
PBP
= Pay Back Period
n
= Periode investasi pada saat nilai kumulatif arus
kas negatif yang terakhir (tahun)
m
= Nilai kumulatif arus kas negatif yang terakhir
(Rp).
Bn
= Benefit bruto pada tahun ke-n (Rp).
Cn
= Biaya bruto pada tahun ke-n (Rp).
F. Aliran Kas Proyek (Cash Flow)
Laporan aliran kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas
dan penggunaan-penggunaanya. Kas mempunyai tiga komponen utama, yaitu
Aliran Kas Awal, Aliran Kas Operasional, dan Terminal Cash Flow.
1. Aliran Kas Awal
Identifikasi pola aliran kas yang berhubungan dengan investasi
diperlukan untuk menentukan komponen Initial Cash Flow. Beberapa
contoh yang terdapat pada Initial Cash Flow adalah pembayaran untuk
tanah, pembuatan pabrik, pembayaran mesin-mesin, pengeluaran untuk
biaya pendahuluan dan sebelum operasi, serta penyediaan modal kerja.
2. Aliran Kas Operasional
Operational Cash Flow merupakan rencana keluar masuk dana jika
proyek sudah dioperasionalkan. Untuk menaksir aliran kas operasional perlu
ditentukan waktu yang diperkirakan. Pada umumnya, waktu yang digunakan
dalam menaksir aliran kas operasional ini disesuaikan dengan umur
ekonomis investasi yang akan dijalankan.
22
3. Terminal Cash Flow
Terminal Cash Flow terdiri dari nilai sisa aliran kas dan pengembalian
modal kerja.
G. Asumsi
1. Jenis tanaman obat lempuyang yang dikaji pasarnya adalah jenis yang
dikenal oleh masyarakat setempat, yakni lempuyang wangi.
2. Potensi tanaman obat lempuyang adalah potensi yang ada di lokasi
penelitian.
3. Harga jual tanaman obat lempuyang adalah harga yang berlaku di lokasi
penelitian pada saat penelitian dilakukan.
4. Untuk selanjutnya, penyebutan lempuyang wangi disederhanakan menjadi
lempuyang.
Download