PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA 2016 PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA – FKIP – UNIVERSITAS MADURA Pamekasan, 28 Mei 2016 ii Tim Penilai Makalah (Reviewer): 1. 2. 3. 4. 5. 6. Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd.(Universitas Negeri Surabaya) Dr. H. Hobri, M.Pd. (Universitas Jember) Dr. Edy Bambang Irawan, M.Pd. (Universitas Negeri Malang) Evawati Alisah, M.Pd (UIN MALIKI Malang) Ukhti Raudhatul Jannah, M.Pd.(Universitas Madura) Sri Indriati Hasanah, M.Pd. (Universitas Madura) EDITOR: Hasan Basri Moh. Zayyadi Sri Irawati Hairus Saleh Chairul Fajar Tafrilyanto Agus Subaidi Harfin Lanya Ema Surahmi Septi Dariyatul Aini Fetty Nurita Sari Rohmah Indahwati PENATA LETAK : Akbar Iman DESAIN COVER: Fauzi Rahman TEBAL BUKU: PENERBIT: PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MADURA BEKERJA SAMA DENGAN Ganding Pustaka, Jogjakarta c Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan Pertama, Mei 2016 ISBN No. 978-602-74238-7-9 iii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga prosiding ini dapat terselesaikan dengan baik. Prosiding ini berisi kumpulan makalah dari berbagai daerah di Indonesia yang telah dipresentasikan dan didiskusikan dalam Seminar Nasional Pendidikan yang diadakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Madura Pamekasan pada Hari Sabtu, 28 Mei 2016. Seminar ini mengangkat tema “Peran Matematika dan Pembelajarannya Dalam Mengembangkan Kearifan Budaya Lokal Untuk Mendukung Pendidikan Karakter Bangsa”. Prosiding ini disusun untuk mendokumentasikan gagasan dan hasil penelitian terkait pembelajaran matematika, terapan matematika dan teknologi pembelajaran. Selain itu, diharapkan prosiding ini dapat memberikan wawasan tentang perkembangan dalam pembelajaran dan upaya-upaya yang terus dilakukan demi terwujudnya pendidikan berkemajuan. Artikel yang diterbitkan dalam prosiding ini telah melalui beberapa tahapan proses seleksi, dimulai dari seleksi awal terhadap abstrak-abstrak yang dikirimkan untuk dipresentasikan pada seminar nasional; dilanjutkan dengan proses presentasi oral, sekaligus review melalui tanya jawab oleh sesama peserta seminar. Dalam penyelesaian prosiding ini, kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaiaannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini panitia menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya, kepada : 1. Rektor Universitas Madura Pamekasan, Drs.Abdul Roziq, MH, yang telah memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan ini. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Madura Pamekasan, Dra. Sri Harini, MM, atas segala support dan motivasi dalam kegiatan ini. 3. Pembicara tamu, Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd dan Dr. H. Hobri, M.Pd 4. Bapak/Ibu/Mahasiswa seluruh panitia yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pemikiran demi kesuksesan acara ini. 5. Bapak/Ibu seluruh dosen, guru dan pejabat instansi penyumbang artikel hasil penelitian dan pemikiran ilmiahnya dalam kegiatan seminar nasional ini. Akhir kata, jika ada yang kurang berkenan selama penyelenggaraan kegiatan seminar maupun dalam penerbitan buku prosiding ini mohon dimaafkan. Semoga apa yang telah kita lakukan ini bermanfaat bagi kemajuan kita di masa depan. Amin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Pamekasan, Mei 2016 Ketua Panitia Hasan Basri, M.Pd iv DAFTAR ISI Halaman Judul Penilai Makalah Tim Editor Kata Pengantar Daftar Isi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. i iii iii iv v Peran Matematika dan Pembelajarannya dalam Mengembangkan Kearifan Budaya Lokal untuk Mendukung Pendidikan Karakter Bangsa Mega Teguh Budiarto ........................................................................................... 1 Lesson Study for Learning Community: Review Hasil Short Term on Lesson Study V di Jepang Hobri ..................................................................................................................... 12 Membangun Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Scientific Approach dalam Pembelajaran Matematika A Mujib MT ........................................................................................................... 22 Pengaruh Outdoor Learning Pelajaran Matematika Bab Geometri Terhadap Hasil Belajar Siswa Achmad Rofiudin & Anisa Fatwa Sari.................................................................... 28 Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning Afif Alfa Robi ........................................................................................................ 33 Peran Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika Afifah Nur Aini ..................................................................................................... 38 Profil Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Trigonometri Ditinjau dari Kemampuan Matematika Tinggi Agus Subaidi ......................................................................................................... 44 Pengaruh ICE BREAKING Terhadap Daya Serap Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di SMA Taruna Surabaya Ahmad Irfan Alfaruqi & Agustin Ernawati........................................................ 50 Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Akhmad Hasan Sani & Hobri ............................................................................ 56 Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Constructive Controversy Alfia Nur Filah ..................................................................................................... 62 Analisis Buku Matematika Kelas IX Kurikulum 2013 Berdasarkan Kesesuaiannya Dengan Materi Matematika Menurut Kriteria Bell Dan Pendekatan Saintifik Alfin Fajriatin ....................................................................................................... 67 v 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Kajian Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Self-Confidence Siswa Pada Pembelajaran Matematika Andi Kriswanto ..................................................................................................... 74 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik Model Problem Based Learning dan High Order Thinking Materi Barisan dan Deret SMK Kelas X Anggraeny Endah Cahyanti, Hobri, & Nanik .................................................... 79 Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fungsi Kuadrat Pada Siswa Kelas XI SMKN I Sumenep Arini Rabbi Izzati, Gatot Muhstyo, & I Made Sulandra ................................... 85 Fungsi Kognitif Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Ditinjau Dari Gender Athar Zaif Zairozie ............................................................................................... 92 Penentuan Cara Hafalan Terbaik dalam Kitab Alfiyah Ibnu Malik dengan Menggunakan Metode Weighted Product Buhari, Tony Yulianto, & Kuzairi ..................................................................... 100 Profil Berpikir Relasional Siswa SMA Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent Chairul Fajar Tafrilyanto .................................................................................... 105 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik Berbasis Potensi Keunggulan Lokal Kabupaten Banyuwangi Chrise Putrining Galih, Sunardi, & Muhtadi Irfan .......................................... 115 19. Koneksi Matematika dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Donny Youngki Rangkuti ..................................................................................... 120 20. Meningkatkatkan Kemampuan Spasial Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Elly Anjarsari ........................................................................................................ 21. 22. 23. Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Matematika SD Sebagai Bentuk Interaksi Sosial Siswa Ema Surahmi ........................................................................................................ 126 132 Peran Scaffolding dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Endah Indriyana ................................................................................................... 140 Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Peningkatan Pemahaman dan Berpikir Kreatif Serta Disposisi Matematika Siswa SMP Endang Poetri Astutik .......................................................................................... 147 vi 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Potensi Model Pembelajaran Open-Ended Kolaboratif dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif pada Siswa Akademik Atas dan Bawah Eni Titikusumawati .............................................................................................. 153 Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Menyelesaikan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent dan Field Independent Fais Satur Rohmah, Sunardi, & I Made Tirta .................................................. 160 Proses Berpikir Siswa dalam Aktivitas Koneksi Matematika Melalui Problem Solving Fatimatuzzuhro, Susanto, & Hobri ................................................................... 166 Scaffolding untuk Membantu Komunikasi Matematis Siswa Impulsif dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Feriyanto ............................................................................................................... 173 Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengkonstruksi Bukti Pada Pembelajaran Geometri Ditinjau Dari Teori Van Hielle Fetty Nuritasari ..................................................................................................... 180 Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Lah Bako Terhadap Hasil Belajar Siswa Sebagai Bentuk Kearifan Budaya Lokal Kota Jember Fury Styo Siskawati .............................................................................................. 190 Profil Pemahaman Siswa Smp Kelas VII Terhadap Konsep Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Ditinjau dari Kemampuan Matematika Galuh Tyasing Swastika ....................................................................................... 197 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengembangkan Kreatifitas Siswa SMP/MTs Kelas VII pada pokok Bahasan Persamaan Linier Satu Variabel dan Aritmetika Sosial Hanifatul Atiqah ................................................................................................... 201 Profil Pemahaman Siswa SMP Berkemampuan Matematika Tinggi Terhadap Konsep Perbandingan Harfin Lanya ........................................................................................................ 208 Potensi Pemanfaatan Facebook sebagai Madia Pembelajaran untuk Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Madura Hasan Basri & Ukhti Raudhatul Jannah ............................................................ 212 Soal PISA Berbasis Android Mobile Learning Sebagai Media Melatih Kemampuan Literasi Matematika Hassan Asy Syaibani ............................................................................................ Efektifitas Matematika dalam Menafsirkan Al-Qur`an dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Siswa antara Pemahaman Konsep Matematika dengan Nilai Akhlaqul Karimah Sebagai Generasi Bangsa Berkarakter Heryanto Cahyohadi ............................................................................................. vii 217 225 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. Problem Based Learning Ditinjau dari Teori Belajar Kontekstual Yang Relevan Hessy Susanti ........................................................................................................ 231 Profil Calon Guru Berdasarkan Indikator SEARS MT Ichwan Handi Pramana ...................................................................................... 238 Pemanfaatan Program Aplikasi Statistical Package For The Social Sciences (SPSS) Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Statistika Matematika II Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun Ika Krisdiana ........................................................................................................ 243 Pengaruh Mind Map terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Imam Muhtadi Azhil & Moch. Lutfianto ........................................................... 247 Pengembangan Paket Soal Model PISA Konten Change And Relationship Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa Inge Wiliandani Setya Putri & Hobri ................................................................. 252 Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Geometri Melalui Proses Pemecahan Masalah Joni Susanto .......................................................................................................... 259 Hasil Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dengan Pendekatan Saintific Pada Materi Peluang (The Result Analysis Of Student Difficulities In Math Problem Solving In The Matter Opportunities) Komarudin A., Susanto, & Nanik Yulianti ......................................................... 262 Berpikir Lateral Pada Matematika Labibah Nilna Faizah ........................................................................................... 269 Pengembangan Paket Soal Berdasarkan TIMSS 2015 Mathematics Framework Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII Lukman Jakfar Shodiq, Dafik, & I Made Tirta ................................................. 273 Analisis Kesesuaian Karakteristik Indikator 5m (Mengamati, Menanya, Menggali Informasi, Menalar, dan Menyajikan) Pada Buku Matematika K13 Kelas VII M Qoyum Zuhriawan, Sunardi, & I Made Tirta ............................................... 279 Implementasi Model Pencapaian Konsep Pada Pembelajaran Matematika M. Imamuddin ...................................................................................................... 284 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Berfikir Tingkat Tinggi Moh. Abdul Qohar ................................................................................................ viii 292 48. Profil Berpikir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Gender Moh. Zayyadi & Wildan Heri Maulana .............................................................. 297 49. Proses Berpikir Koneksi Matematis Materi Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII Mohamad Irfan Fauzy ......................................................................................... 301 50. Kendali Optimal Pemanenan Pada Model Prey Predator dengan Adanya Makanan Alternatif dan Fungsi Holling TIPE III Mohammad Rifa’i ................................................................................................. 309 51. Pengaruh Pemberian Teka-Teki Matematika Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Mohammad Yusuf Efendi & Kurnia Noviartati ................................................. 313 52. Keterkaitan Frekuensi Waktu Olahraga dengan Kemampuan Berhitung Siswa Muhammad Adi Priyanto & Moch. Lutfianto ..................................................... 320 53. Profil Berpikir Statistis Siswa SMP Ditinjau dari Gaya Kognitif Muhammad Jamaluddin ...................................................................................... 327 54. Analisis Koneksi Matematis Siswa SMA dalam Memahami Masalah Matematika (Kasus Siswa Berkemampuan Tinggi) Muhammad Romli ................................................................................................ 334 55. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Nafisatur Rohmah ................................................................................................ 341 56. Pembelajaran Menggunakan Model LC 5E-STAD dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fungsi Kuadrat dan Grafiknya Nahrowi ................................................................................................................. 347 57. Mengenal Matematika dan Pembelajarannya dalam Perspektif Filsafat Ilmu Nila Herawati ........................................................................................................ 352 58. Analisis Buku Matematika Kurikulum 2013 Berdasarkan Pendekatan Saintifik dan Domain Kognitif Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) Novem Khoirul Ambarwati, Hobri, & Muhtadi Irvan ...................................... 358 59. Proses Berpikir Lateral Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif dan Gender Novita Eka Muliawati ........................................................................................... 366 60. Lesson Study dalam Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Prisma dan Limas Tegak Di SMP Negeri 3 Pamekasan Nur Fitriyah Indraswari ....................................................................................... 374 ix 61. Kajian Logika Matematika dalam Al-Qur’an Nurul Imamah Ah ................................................................................................ 380 62. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Mengkonstruksi Teorema pada Matematika Nuris Hisan Nazula .............................................................................................. 387 63. Penerapan Tahap Ikonik (Teori Bruner) Pada Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangat Bulat Nurul Laily ............................................................................................................ 390 64. Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Aktivitas Pengajuan Masalah Oktaviyanto Catur Fajar Mulyono ...................................................................... 395 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Orthio Rizki Pratama & Anisa Fatwa Sari ......................................................... 399 Pembelajaran Matematika dalam Kelas Inklusi (Studi Pada SDN 1 Medana Kab. Lombok Utara) Parhaini Andriani ................................................................................................. 403 Penggunaan Berbagai Jenis Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika R. A. Rica Wijayanti ............................................................................................. 410 Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS Tipe Short Answer Menggunakan Aplikasi Interaktif Berbasis Android Untuk Siswa Kelas VIII Rachma Windasari ............................................................................................... 415 Pengembangan Model Problem Creating Setting Peer Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Ratih Puspasari & Subanji ................................................................................... 421 Study Komparatif Antara Metode Cooperative Think Pair And Share Melalui Pendekatan Metakognitif dan Metode Improve Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di SMPN 1 Pasrujambe Tahun Ajaran 2014-2015 Restin Suliani & Deka Anjariyah ........................................................................ 431 Berpikir Logis dan Sikap Positif dalam Matematika Melalui Realistic Mathematics Education (RME) Risa Aries Diana MR ............................................................................................ 438 Profil Pemahaman Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Berdasarkan Gaya Kognitif Field Dependent Risang Narendra ................................................................................................... 443 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. x 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. Level Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Matematika dalam Memecahkan Masalah Geometri Analitik Rohmah Indahwati ............................................................................................... 447 Berpikir Kritis Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Gender Roisatun Nisa’ ...................................................................................................... 451 Profil Berpikir Visual Siswa SMP Laki-laki dalam Memecahkan Masalah Geometri Septi Dariyatul Aini .............................................................................................. 455 Pemahaman Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari Kecerdasan Spasial Setia Widia Rahayu .............................................................................................. 461 IbM Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bulungan “Workshop Media Pembelajaran “Recycle Handmade” beserta Cara Membelajarkannya” Shinta Wulandari, Suciati , & Jero Budi Darmayasa ....................................... 469 Integrasi Problem Based Learning (PBL) dalam Lesson Study For Learning Community Siska Ari Andini & Hobri................................................................................... 473 Representasi Siswa SMP dalam Memahami Masalah Volume Bangun Ruang Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Sri Hartatik ........................................................................................................... 477 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Program Linier Menggunakan Aplikasi Geogebra Sri Irawati & Sri Indriati Hasanah....................................................................... 485 Proses Berpikir Siswa Sma Perempuan dengan Gaya Kognitif Field Independent dalam Memecahkan Masalah Matematika Suesthi Rahayuningsih ......................................................................................... 492 Pengembangan Soal Matematika Model PISA Konten SPACE AND SHAPE Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Analisis Model RASCH Suryo Purnomo, Dafik & Kusno .......................................................................... 499 Notice Guru Dalam Pembelajaran Terkait Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Syaifuddin ............................................................................................................. 507 Pengaruh K-3D Terhadap Pemahaman Konsep Jarak Topik Geometri Kelas X Syaiful Bakhri & Mohammad Zahri ................................................................... 513 xi 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. Analisis Proses Berpikir Siswa Pada Materi Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele Berbasis Scientific Approach Tirta Primasyah HPS, Susanto & Nanik Yulianti ................................................. 520 Profil Kemampuan Literasi Matematika Siswa Melalui Soal Matematika Tipe PISA Titiek Indahwati .................................................................................................... 526 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis CONSTRUCTIVE CONTROVERSYAPPROACHES DAN CONFLICT RESOLUTION untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Titis Rini Chandrasari, Dafik & Muhtadi Irfan .................................................... 531. Perbandingan Pemilihan Jenis Laptop Menggunakan Metode SAW Dan TOPSIS Tony Yulianto, Luthfi & Kuzairi .......................................................................... 537 Pengembangan Paket Tes Penalaran Proporsional Siswa SMP (Development of Mathematical Reasoning Test Package For Junior High School) Tri novita irawati Susanto & Muhtadi Irvan ........................................................ 543 Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Melalui Lembar Kegiatan Siswa Dengan Pendekatan Saintifik Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Uji Rosanti ............................................................................................................ 550 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Dengan discovery Learning Terintegrasi Hots Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP Weindy Pramita Ariandari, Hobri & Dafik ......................................................... 558 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Y. Danni Prihartanto ............................................................................................ 564 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Yudy Tri Utami ..................................................................................................... 570 ix xii Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura PROFIL BERPIKIR RELASIONAL SISWA SMA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT CHAIRUL FAJAR TAFRILYANTO Universitas Madura Alamat : Jalan Raya Panglegur, Km 3,5 Pamekasan Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses berpikir relasional siswa dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif field independent. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pemberian tes GEFT, tes kemampuan matematika, tugas pemecahan masalah dan wawancara. Dalam penelitian ini digunakan satu siswa kelas X-MIPA2 SMA Negeri 3 Pamekasan sebagai subjek penelitian yang memiliki gaya kognitif field independent. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk mendapatkan data penelitian yang valid, dalam penelitian ini digunakan triangulasi waktu. Dalam memahami masalah SFI membaca lebih dari tiga kali agar mengerti maksud soal dan mendapatkan 3 informasi. SFI menghubungkan informasi yang di dapat dengan persamaan linier secara umum dan mengaitkan informasi dengan apa yang ditanyakan. Dalam merencanakan penyelesaian, SFI akan menggunakan eliminasi dan substitusi, dia tidak menjelaskan berapa kali akan menggunakan eliminasi dan substitusi tersebut untuk menjawab pertanyaan dalam soal. Dalam melaksanakan penyelesaian SFI melaksanakan apa yang sudah direncanakan dengan baik, SFI lebih cenderung mengggunakan substitusi daripada proses eliminasi berdasarkan apa yang sudah dikerjakan SFI menggunakan eliminasi sekali dan substitusi 3 kali pada TPM 1 dan pada TPM 2 eliminasi 2 kali dan substitusi 3 kali. Dalam memeriksa kembali hasil penyelesaian, SFI membaca, menghitung dan mengecek ulang langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah sehingga subjek yakin jawabannya benar dengan mesubstitusikan nilai variabel yang diperoleh ke persaman yang terdiri dari dua variabel, dan mencocokan hasilnya dengan salah satu barang yang sudah diketahui harganya. Kata Kunci: Berpikir Relasional, Pemecahan Masalah, Gaya Kognitif Field Independent Pendahuluan Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran wajib yang diberikan pada siswa SMA. Sebagai mata pelajaran wajib, tentunya para siswa diharapkan dapat menguasai konsep–konsep materi matematika yang dipelajari dan menyelesaikan soal–soal yang diberikan. Agar siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik, maka dalam pembelajaran matematika seharusnya siswa tidak hanya menghafal atau mencontoh cara– cara penyelesaian masalah yang dilakukan guru saja, tetapi harus bisa merelasikan konsep–konsep yang telah didapatkan sebelumnya dengan yang didapatkan sekarang. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini tidak terlepas dari perkembangan matematika. Melihat pentingnya peran matematika dalam berbagai disiplin ilmu dan dalam perkembangan teknologi, maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Sehingga tidak mengherankan pelajaran matematika diberikan mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Matematika diajarkan disekolah dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep matematika, mejelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. ix 105 Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka secara umum. Sehingga, kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah matematika selalu menimbulkan perhatian dari guru matematika di sekolah. Karena ketika siswa dihadapkan masalah atau soal matematika dan memecahkannya, maka akan terjadi kegiatan mental di dalam dirinya yaitu berpikir. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta siswa menceritakan langkah–langkah yang ada dalam pikirannya ketika memecahkan masalah tersebut. Pemecahan masalah ini tidak monoton dan seragam kegiatan, karena masalah tidak selalu sama, tergantung pada isi, bentuk dan proses mereka. Hejný, Jirotková dan Kratochvilová (2006) menyatakan bahwa pendekatan untuk pemecahan masalah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu meta strategi prosedural dan meta strategi konseptual. Siswa memecahkan masalah menggunakan meta strategi konseptual juga dapat disebut sebagai berpikir relasional, yaitu pemikiran yang dapat menggunakan hubungan antara unsurunsur dalam kalimat dan di antara struktur ilmu hitung (Molina, Castro, & Mason, 2008; Stephens, 2006; Carpenter & Franke 2001 ) atau yang mungkin menganalisis ekspresi (Molina & Ambrose, 2008) yang dapat menggunakan pemikiran struktural atau pemikiran aljabar. Salah satu konsep matematika yang dipelajari di SMA kelas X adalah Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV). Konsep SPLTV ini harus benar–benar diupayakan dapat dikuasai siswa, karena banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari–hari, salah satunya dalam bidang perdagangan. Berdasarkan pengalaman peneliti masih ada siswa SMA yang belum bisa mengaitkan konsep–konsep yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan SPLTV, dimana materi SPLTV merupakan pengembangan dari SPLDV yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga dalam pemecahan masalah pada materi SPLTV diperlukan kemampuan siswa untuk merelasikan pemahaman terhadap konsep yang telah didapatkan sebelumnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Depdiknas, 2006 : 146) Berdasarkan tujuan tersebut, diharapkan dalam mempelajari matematika siswa tidak hanya menghafal informasi– informasi yang diberikan tetapi juga memahaminya, karena dengan memahami suatu konsep, diharapkan siswa dapat mengaitkan antar konsep yang satu dengan yang lain dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. Proses berpikir seseorang dalam memecahkan masalah dapat berbeda-beda dalam menyusun dan mengolah informasi serta pengalaman yang dimiliki untuk menghadapi masalah tersebut. Begitu pula dengan proses berpikir relasional siswa dalam memecahkan masalah matematika. Menurut Doumas dan Hummel (2005) berpikir relasional adalah kemampuan untuk memahami analogi antara objek atau peristiwa yang tampaknya berbeda dan menerapkan aturan abstrak dalam situasi baru. Dengan demikian berpikir relasional merupakan aktivitas mental yang ditandai dengan membangun keterkaitan diantara unsur–unsur informasi yang diberikan dengan pengalaman yang dimiliki sebelumnya maupun pengetahuan tentang sifat–sifat atau struktur matematika untuk menyelesaikan masalah matematika. Berpikir dan pemecahan masalah adalah dua hal yang tak terpisahkan, karena salah satu tujuan dari pemikiran adalah untuk memecahkan masalah (Solso, 1995). Untuk memecahkan masalah tentunya perlu proses berpikir, dan kemampuan berpikir dapat dilatih dengan menggunakan pemecahan masalah secara umum, dan khususnya masalah matematika. Pemecahan masalah adalah hal yang sangat penting dalam belajar matematika di sekolah karena dengan pemecahan masalah tersebut, siswa dapat memiliki kemampuan dalam cara berpikir, kebiasaan untuk bertahan, rasa ingin tahu yang tinggi, kepercayaan diri dalam situasi apapun, dan mungkin juga mampu 106 ix Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura Gaya kognitif field independent adalah gaya yang dimiliki siswa dimana siswa cenderung menyatakan suatu gambaran lepas dari latar belakang gambaran tersebut, dan mampu membedakan objek-objek dari konteks sekitarnya. Gaya kognitif mengacu pada pertanyaan bagaimana?, bagaimana informasi itu diproses. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif adalah cara seseorang menggunakan kemampuannya. Seseorang yang mempunyai gaya kognitif field independent dapat menguraikan informasi atau masalah yang dihadapi menjadi bagian-bagian kecil dan menemukan hubungan antar bagian-bagian tersebut. Mereka mengerjakan tugas secara tidak berurutan dan merasa efisien bekerja sendiri. Selain itu penelitian Atasoy,dkk (2008) menyatakan bahwa siswa dengan gaya kognitif field independent cenderung lebih menyukai penyelesaian yang tidak ditetapkan/bebas. Atau dengan kata lain siswa dengan gaya kognitif field independent lebih menyukai menyelesaikan sesuatu dengan bebas sehingga dapat mengembangkan ide-ide yang didapatnya. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan berpikir relasional siswa SMA dengan gaya kognitif field independent dalam pemecahan masalah matematika. Berpikir relasional adalah proses mental yang ditandai dengan membangun keterkaitan diantara unsur–unsur informasi yang diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya maupun pengetahuan tentang sifat–sifat atau struktur matematika untuk menyelesaikan masalah matematika. Masalah matematika adalah soal matematika terbuka yang dapat diselesaikan dengan menggunakan lebih dari satu pendekatan atau cara dan sesuai dengan struktur kognitif siswa. Masalah matematika yang dimaksud adalah soal cerita tentang Sistem Persamaan Linier pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV) Memecahkan masalah matematika bukan merupakan hal yang mudah bagi siswa. Ketika seorang siswa dihadapkan dengan permasalahan, maka dalam dirinya akan terjadi berbagai kondisi, antara lain : apa sebenarnya yang menjadi masalah dan bagaimana menyelesaikannya. Untuk sampai pada kondisi tersebut seorang perlu memahami informasi yang ada pada permasalahan dan relasi diantara informasi yang diberikan serta pengetahuan yang dimilki sebelumnya. Seorang yang berpikir relasional ketika akan menyelesaikan masalah akan melakukan hal–hal : menciptakan gambaran masalah dalam pikirannya secara keseluruhan, menganalisis untuk menemukan struktur ini, mencari beberapa elemen penting atau relasi untuk membangun sebuah strategi penyelesaian. Pada saat menyelesaikan suatu masalah, setiap siswa pasti mempunyai proses berpikir. Proses berpikir tersebut dimungkinkan karena adanya gaya kognitif masing-masing siswa. Menurut Hansen (1995), gaya kognitif secara umum dapat digambarkan sebagai cara dimana informasi diperoleh dan diproses. Langkah-langkah gaya kognitif tidak menunjukkan isi informasi tetapi hanya bagaimana otak merasakan dan memproses informasi. Kozhevnikov (2007) mendefinisikan gaya kognitif sebagai sikap yang stabil atau strategi kebiasaan yang menentukan gaya atau cara individu dalam menerima, mengingat, dan memecahkan masalah. Sedangkan menurut Allinson dan Hayes (2012:6), gaya kognitif merupakan cara yang lebih disukai seseorang dalam pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data yang mempengaruhi bagaimana seseorang mengamati, mengatur dan menafsirkan suatu informasi. Banyak pengertian tentang gaya kognitif yang dikemukakan oleh para ahli beberapa diantaranya seperti yang diuraikan di atas. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil gaya kognitif field independent. ix 107 Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura Indikator Berpikir Relasional dalam Pemecahan Masalah Aktivitas Berpikir Tahapan Polya Indikator Relasional Cara Siswa : Membaca/Memahami Membangun relasi a. Menentukan unsur – unsur penting berdasarkan unsur Masalah dalam masalah informasi dalam masalah b. Membangun relasi dalam setiap unsur atau pengetahuan dan antar unsur sebelumnya c. Membangun relasi tentang masalah secara keseluruhan Cara siswa : Membuat Membangun relasi Membangun relasi dalam memilih strategi Rencana/Memilih berdasarkan unsur Strategi informasi dalam masalah penyelesaian atau pengetahuan sebelumnya Cara siswa : Membangun relasi a. Menggunakan simbol, sifat atau aturan dengan menggunakan untuk menghasilkan model sifat/struktur matematika b. Membangun relasi antara bilangan yang tidak diketahui dan operasi aljabar Cara siswa : Melaksanakan Membangun relasi Membangun relasi pada pelaksanaan Rencana berdasarkan unsur informasi dalam masalah rencana atau pengetahuan sebelumnya Cara siswa : Membangun relasi a. Menggunakan simbol, sifat atau aturan dengan menggunakan untuk menghasilkan model sifat/struktur matematika b. Membangun relasi antara bilangan yang tidak diketahui dan operasi aljabar Memeriksa Kembali Cara siswa : Membangun relasi Membangun relasi pada saat memeriksa berdasarkan unsur informasi dalam masalah kembali atau pengetahuan sebelumnya Cara siswa : Membangun relasi Merasionalkan penggunaan sifat atau dengan menggunakan sifat/struktur matematika operasi aljabar Diadaptasi dari Baiduri (2013) Mallala (2003). Dalam GEFT terdapat tiga Dalam penelitian ini yang dimaksud kelompok soal. Untuk kelompok pertama dengan gaya kognitif adalah cara seseorang terdiri dari 7 soal dan ini digunakan sebagai dalam menerima, merespon dan mengolah latihan, sedangkan kelompok kedua dan informasi serta menyusunnya berdasarkan ketiga masing-masing terdiri dari 9 soal dan pengalaman-pengalaman yang dialaminya. bagian ini sebagai tes sebenarnya (Tedjo, E. Gaya kognitif dikelompokkan menjadi dua 1990 dan Ismanoe, 1988 dalam Mallala, salah satunya gaya kognitif field independent. 2003:19), kelompok pertama merupakan Untuk mengukur gaya kognitif siswa field soal-soal yang paling mudah atau sederhana. independent dapat digunakan instrumen yang Sedangkan soal-soal pada kelompok kedua dikembangkan oleh Witkin yang disebut dan ketiga lebih rumit jika dibandingkan Group Embedded Figure Test (GEFT). soal-soal kelompok pertama. Peneliti Instrumen tersebut telah diterjemahkan dalam menggunakan kriteria pemilihan subjek bahasa Indonesia dan telah diujicobakan oleh sebagaimana yang digunakan oleh Kepner beberapa peneliti, salah satunya adalah 108 ix Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura maksud soal akan tetapi SFI merasa kebingungan ketika diminta untuk menyebutkan informasi yang ada dalam soal. Tapi setelah beberapa lama SFI dapat menyebutkan informasi dalam soal tersebut, dalam TPM 1 SFI menyebutkan terdapat 3 informasi sedangkan pada TPM 2 SFI menyebutkan terdapat 4 informasi. Akan tetapi pada dasarnya informasi dalam TPM 1 dan TPM ada 3. SFI hanya memecahnya pada TPM 2. SFI dapat mengaitkan informasi yang telah didapatkan dari soal tersebut, SFI mengaitkan informasi yang ditanyakan dengan persamaan linier yang telah dipelajari sebelumnya. SFI mengaitkan informasiinformasi yang telah didapat dengan apa yang ditanyakan menggunakan eliminasi dan substitusi untuk mendapatkan apa yang ditanyakan dalam soal. Kedua, pada langkah Polya merencanakan pemecahan soal/masalah, SFI merencanakan untuk menghitung mengggunakan metode eliminasi dan substitusi, SFI yakin dengan menggunakan metode tersebut akan dapat menjawab pertanyaan dalam soal. SFI merencanakan untuk mengeliminasi persamaan 1 dan 2 karena merupakan persamaan 3 variabel, sehingga nantinya akan menghasilkan persamaan yang lebih sederhana yang terdiri atas dua variabel. Dalam merencanakan SFI memisalkan barang yang ada dalam soal dengan variabel x, y dan z, agar nantinya SFI dapat menuangkan kalimat dengan dalam sebuah persamaan dengan variabel x, y dan z. SFI menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu baru menggunakan metode substitusi. Sedangkan untuk TPM 2 ada tambahan yaitu menjumlahkan variabel yang telah didapatkan untuk menjawab pertanyaan. Dalam perencanaan ini SFI tidak menjelaskan secara mendalam apa yang nantinya akan dilakukan dalam pelaksanaan rencana untuk menyelesaikan masalah, SFI hanya menjelaskan secara garis besar saja apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah. SFI menyesuaikan dengan persamaan yang akan didapatkan nanti apa yang akan dilakukan, yang jelas secara garis besar cara yang akan digunakan sudah SFI jelaskan. Ketiga, pada langkah Polya pelaksanaan rencana pemecahan soal/masalah, Sesuai dengan rencana yang dan Neimark dengan ketentuan bahwa subjek field independent diambil dari siswa yang memperoleh skor lebih mendekati 18 dari kriteria (10-18). Metode Penelitian ini digolongkan dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir siswa SMA dalam pemecahan masalah yang nantinya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek penelitian tentang perilaku yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi instrumen utama dan instrumen bantu. Instrumen utama adalah peneliti sendiri karena peneliti sebagai pengumpul data dan menginterpretasikan data yang diperoleh selama proses penelitian. Sedangkan instrumen bantu berupa tes GEFT (Group Embedded Figures Test), tes kemampuan matematika, tugas pemecahan masalah, dan pedoman wawancara. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang berpikir relasional siswa bergaya kognitif field independent (SFI) dalam pemecahan masalah matematika, diperoleh beberapa hal sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukkan bahwa SFI dalam memahami masalah kurang baik karena tidak dapat menjelaskan maksud soal yang diberikan, SFI hanya membaca soalnya kembali. SFI memenuhi semua indikator berpikir relasional dalam pemecahan masalah matematika, yakni dalam memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Pertama, pada langkah Polya memahami soal/masalah, SFI memahami soal yang dihadapi dengan cara membaca soal secara berulang dengan bersuara sambil menunjuk kalimat yang dibaca dan memikirkan maksud soal tersebut. SFI langsung mengerti apa yang dimaksud dalam soal, ditunjukkan ketika SFI langsung dapat menyebutkan apa yang ditanyakan dalam soal. SFI dapat memahami soal ketika membaca soal tersebut berulang-ulang sampai lebih dari 3 kali. SFI mengerti 109 ix Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura dibuat sebelumnya SFI memisalkan harga sabun mandi x, pasta gigi y dan sampo z dan mendapatkan persamaan pertama, kedua dan ketiga. SFI melaksanakan rencana untuk mengeliminasi variabel z pada persamaan 1 dan 2 yang awalnya merupakan persamaan 3 variabel menjadi persamaan dua variabel. SFI menyamakan koefesien dari variabel yang akan dieliminasi sehingga dapat menghilangkan variabel untuk menyederhanakan persamaan menjadi persamaan dua variabel. SFI sesuai dengan rencana yang telah dibuat akan menggunakan eliminasi pada persamaan pertama dan kedua untuk menghilangkan salah satu variabel sehingga nantinya akan menghasilkan persamaan dua variabel yang disebut persamaan 4 dengan variabel x dan y pada TPM1 dan x dan z pada TPM 2. SFI mensubstitusikan persamaan 3 ke persamaan 4 dengan menggantikan variabel y sehingga didapatkan nilai variabel x pada TPM1 sedangkan pada TFI mensubstitusikan persamaan 3 ke persamaan 2 untuk mendapatkan persamaan 5 yang terdiri 2 variabel yaitu x dan z. Pada TPM 1 SFI mensubstitusikan nilai variabel x ke persamaan 4 untuk mendapatkan nilai y sedangkan untuk TPM2 SFI mengeliminasi variabel x dari persamaan 4 dan 5 sehingga memperoleh nilai variabel z. Pada TPM 1 SFI mensubstitusikan nilai variabel x dan y ke persamaan yang memiliki 3 variabel sehingga mendapat nilai z, untuk TPM1 sudah terjawab apa yang ditanyakan dalam soal. Sedangkan pada TPM 2 SFI masih mensubstitusikan persamaan 3 ke persamaan 2 beserta nilai z-nya sehingga mendapatkan nilai variabel y dan selanjutnya mensubstitusikan nilai z ke persamaan 5 untuk mendapatkan nilai variabel x. Setelah SFI mendapatkan nilai masing-masing variabel pada TP 2, SFI menjumlahkan nilainya untuk menjawab pertanyaan yang ada pada TPM 2. Dapat dikatakan pelaksanaan rencana kurang efisien karena pada proses pengerjaan TPM1 dan TPM 2 SFI ada beberapa yang berbeda walaupun hasilnya sama. Dalam melaksanakan rencana pada TPM 1 SFI membutuhkan 1 kali eliminasi dan 3 kali substitusi sedangkan TPM 2 SFI membutuhkan 2 kali eliminasi dan 3 kali substitusi untuk mendapatkan nilai variabel yang dicari. Keempat, pada langkah Polya memeriksa kembali pemecahan masalah soal/masalah, SFI membaca dan menghitung kembali dengan cara menyesuaikan dengan kalimat bahwa harga pasta gigi 500 lebih mahal dari dua sabun mandi, sehingga SFI mengalikan harga sabun mandi dengan 2 kemudian ditambah dengan 500 dan mencocokkan dengan hasil pasta gigi yang didapatkan secara tidak langsung sama halnya mensubstitusikan ke persamaan 3 pada TPM 1, pada TPM SFI membaca dan menghitung kembali dengan cara menyesuaikan dengan kalimat bahwa harga baju 16.000 lebih murah dari harga celana, sehingga SFI mengurangi harga celana dengan harga baju kemudian hasilnya dicocokkan dengan 16.000. SFI juga mensubstitusikan nilai variabel x, y dan z ke persamaan 1 dan 2 dan mencocokkan dengan ruas kiri dan kanan, begitu juga pada TPM 2. Intinya SFI dalam memeriksa penyelesaian masalah lebih menekankan untuk menghitung ulang hasil yang didapatkan dengan cara mensubstitusi ke persamaan yang di dapatkan. Berdasarkan hasil penyelesaian masalah dan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa SFI menuliskan dengan rinci dan lengkap langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah. Jika diamati berdasarkan waktu SFI cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah karena cara yang digunakan kurang efisien. Selain itu jawaban subjek saat wawancara terlalu terburu-buru. Hal ini menunjukkan ketelitian dan kecermatan subjek dalam menyelesaikan masalahnya kurang baik. Sesuai dengan Witkin (dalam Suradi) ciri-ciri siswa yang memiliki gaya kognitif FI cenderung mempersepsi bagian-bagian yang terpisah suatu pola menurut komponenkomponennya. Dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan suatu soal, maka individu field independent akan bekerja lebih baik jika diberikan kebebasan. Penutup Simpulan Pada tahap memahami soal/masalah, SFI menentukan unsur-unsur penting dalam masalah yaitu menyebutkan informasi yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal 110 Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura dengan membaca soal lebih dari tiga kali sehingga SFI mengerti maksud soal dan mendapatkan 3 informasi dan menyebutkan apa yang ditanyakan dalam soal. SFI juga membangun relasi dalam setiap unsur dan antar unsur yaitu menghubungkan informasi yang diketahui dengan pengetahuan sebelumnya dengan saling mengaitkan informasi-informasi yang telah diperoleh persamaan linier yang telah dipelajari sebelumnya. SFD membangun relasi tentang masalah secara keseluruhan yaitu menghubungkan antara informasi yang diketahui dengan apa yang ditanyakan dalam soal dengan mengaitkan bahwa informasi yang didapatkan digunakan untuk menjawab apa yang ditanyakan. Pada tahap merencanakan pemecahan soal/masalah, SFI membangun relasi dalam memilih strategi penyelesaian yaitu menyusun rencana penyelesaian masalah dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi dengan merecanakan akan menggunakan metode eliminasi dan substitusi untuk menjawab pertanyaan yang diminta dalam soal. SFI juga membangun relasi antara bilangan yang tidak diketahui dan operasi aljabar yaitu Menghubungkan tiap langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yaitu menggunakan metode eliminasi dan substitusi untuk mengurangi variabel dari persamaan dan menentukan apa yang tidak diketahui dengan cara mengeliminasi persamaan yang terdiri dari tiga variabel, merencakan akan memisalkan barang yang ada pada soal dengan variabel x, y dan z sehingga nantinya akan mendapatkan persamaan yang disederhakan dan dapat menggunakan metode eliminasi dan substitusi untuk menentukan nilai dari variabel yang tidak diketahui. Pada tahap pelaksanaan rencana pemecahan soal/masalah, SFI membangun relasi pada pelaksanaan rencana yaitu menggunakan informasi yang ada pada soal dan menghubungkan dengan metode eliminasi dan substitusi untuk menentukan apa yang tidak diketahui sesuai dengan rencana SFI memisalkan barang ada dalam soal dengan variabel x, y dan z. Setelah itu menjadikan informasi menjadi persamaanpersamaan kemudian persamaan yang terdiri dari 3 variabel dieliminasi salah satu variabelnya. SFI juga menggunakan simbol, sifat atau aturan untuk menghasilkan model yaitu membuat persamaan untuk menentukan nilai yang belum diketahui dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi dengan menyamakan setiap koefesien dari variabel yang akan dieliminasi. SFI membangun relasi antara bilangan yang tidak diketahui dan operasi aljabar yaitu menggunakan metode eliminasi, substitusi dan operasi aljabar untuk menentukan apa yang tidak diketahui dengan cara mengeliminasi persamaan yang terdiri tiga variabel kemudian mencari variabel yang lain satu persatu dengan menggunakan eliminasi sekali dan substitusi tiga kali pada TPM 1 dan pada TPM 2 eliminasi 2 kali dan substitusi 3 kali. Dalam hal ini SFI lebih cenderung menggunakan substitusi dari pada eliminasi sehingga proses yang dibutuhkan lebih banyak. Pada tahap memeriksa kembali hasil pemecahan soal/masalah, SFI membangun relasi pada saat memeriksa kembali yaitu membaca, menghitung dan mengecek ulang langkah-langkah yang telah subjek lakukan untuk menyelesaikan masalah sehingga subjek yakin jawabannya benar dengan mesubstitusikan nilai variabel yang diperoleh ke persaman yang terdiri atas dua variabel dan mencocokan hasilnya dengan salah satu barang yang sudah diketahui harganya. SFI membangun relasi dengan menggunakan sifat/struktur matematika yaitu memeriksa kembali operasi aljabar yang telah dilakukan dengan cara memeriksa perhitungan secara keseluruhan ketika dalam memproses mencari nilai dari variabel yang dicari. Saran Dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan antara lain: 1. Kajian dalam penelitian ini masih terbatas pada subjek bergaya kognitif field independent, untuk memperkaya tinjauan peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan ditinjau dari beberapa aspek lainnya seperti gaya kognitif field dependent, gaya kognitif refleksif dan impulsif, gaya belajar, kemampuan matematika dan gender. 2. Kajian dalam penelitian ini masih terbatas pada matematika aljabar, untuk menambah khasanah pengetahuan dan 111 Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura 3. memperkaya tinjauan peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan pada materi bilangan, statistika dan geometri. Subjek kajian dalam penelitian ini masih kurang variatif dan luas, karena hanya terdiri dari 1 (satu) subjek dan subjek tersebut siswa SMA. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan yang lebih variatif terhadap siswa SD, SMP dan mahasiswa. De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2003). Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung : kaifa. Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs, Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA). Jakarta : Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas. Jakarta. Doumas. L. A. A. And Hummel. J. E. (2005). Approaches to Modelling Human Mental Representations : What Works, What Doesn‟t, and Why “. In Holyoak. K.J and Morisson. R.G (Ed). The Cambridge Handbook of Thinking and Reasoning. Cambridge. University Press. Hansen, John W. (1995). Student Cognitive Styles in Postsecondary Technology Programs. Journal of Technology Education., Vol. 6 No. 2, Spring. scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/.../han sena.pdf. Diakses pada 29 Maret 2015 Hejny, M., Jirotkova, D. & Kratochvilova, D.(2006).”Early Conceptual thinking”. In Novotna, J., Moraova, H., Kratka, M. & Sthelikova, N. (Eds.), Proceesings 30th Conferences of the international Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 3, pp. 289-296. Prague : PME Hudojo, Herman. (2001). Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pembelajaran Matematika. Malang : Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Kozhevnikov, Maria. (2007). Cognitive Styles in the Context of Modern Psychology: Toward an Integrated Framework of Cognitive Style. Psychological Bulletin, Vol 133, No. 3, 464-481. American Psychological Association. Daftar Rujukan Allinson C., Hayes, John. (2012). The Cognitive Style Index. Pearson Education. www.talentlens.co.uk. Diakses pada 30 Maret 2015 Al-Salameh, E. M. (2011). A Study of AlBarqa‟ Applied University Students Cognitive Style. Journal International Education Studies. Vol. 4, No. 3, page 189-193. http://www.ccsenet.org/journal/index.p hp/ies/article/download/11590/8207 Diakses pada 31 Maret 2015 Atasoy, Bilal., Somyurek, Sibel., Guyer Tolga. (2008). The Effect of Individual Differences on Learrner‟s Navigation in A Coursware. The Turkish Online Jurnal of Educational Technology_TOJET. ISSN: 13036521. Volume 7 Issue 2 Article 4. www.tojet.net/volume/v10i1.pdf. Diakses pada 29 Maret 2015 Baiduri. (2013). Profil Berpikir Relasional Siswa SD Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika ditinjau dari Kemampuan Matematika dan Gender. Disertasi tidak dipublikasikan. UNESA Surabaya. Brenner, John. Student‟s Cognitive Styles in Asynchronous Distance Education Course at a Community College. Associate Professor of Sociology and Human Services Southwest Virginia Community College. sloanconsortium.org/conference/.../bre nner.doc.. Diakses pada 30 Maret 2015 Carpenter, T.P, Franke, M.L, Madison, Levi, L.,Zeringue, J.K.(2005). “ Algebra in Elementary School : Developing Relational Thinking “, ZDM, Vol. 37 (1) pp.53 -59 112 Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura nmr.mgh.harvard.edu/.../cognitive_styl es2007.pdf. Diakses pada 31 Maret 2015. Lucas- Stanard, P.(2003). Cognitive Styles : A Review Of The Major Theories and Their Aplication To Information Seeking In Virtual Environments. Http://www.doostoc.com. Diakses 1 Februari 2015 Mallala, Syamsuddin. (2003). Pengaruh GayaKognitif dan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II SMA Di Kota Samarinda. Tesis. PPs Unesa Surabaya. Moleong, Lexy. L. (2007). Metodology PenelitianKualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalamProses Belajar & Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara NCTM. (2000). Executive Summary: Principlesand standards for school mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics. www.nctm.org/.../Math_Standards/12 7 52_exec_p. Diakses pada 1 Februari 2015 Pimta, S., Tayruakham, S., Nuangchalerm, P. (2009). “Factor Influencing Mathematics Problem Solving Ability of Sixth Grade Student”. Journal of social Sciences, 5 (4) : 381-385 Polya, G. (1973). How to Solve it. 2nd Ed. Princeton University Press, ISBN 0691-08097-6 Rahman, Abdul. (2008). Analisis Hasil BelajarMatematika Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Secara Psikologis dan Konseptual Tempo pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Makasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No 072, Tahun Ke14. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1 407208452473.pdf Diakses pada 30 Maret 2015. Ratumanan, Tanwey Gerson. (2003). Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di Kota Ambon. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 5, No. 1, 2003:1-10. http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/2_13/p engaruh-model-pembelajaran-dangaya-kognitif-terhadap-hasil-belajarmatematika-siswa-sltp-di-kota-ambon Diakses pada 29 Maret 2015. Santrock, John W. (2009). Psikologi Pendidikan.Jakarta: Salemba Humanika Slameto. (2010). Belajar dan Foktor-Faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiman, Yaya S.,.Kusumah, dan Jozua Subandar. (2009).Pemecahan masalah matematik dalam matematika realistic. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ 131930135/2009a_pm_dalam PMR.pdf. Download pada 12 Desember 2012 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta Siswono, Tatag Y E. (2008). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya : Unesa University Press. Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia : Konstanti Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Solso, Robert L.(1995). Cognitive Psychology.Boston. Allyn and Bacon Stephens, C. A. (2006). “Equivalence and Relational Thinking”. Preservice elementary teachers awareness of opportunities and misconceptions”. Journal of Mathemathics Teacher Education, 9, hal.249 -278 Suradi.(2007). Profil Gaya Berpikir Siswa SMP dalam Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No 067, Tahun Ke-13. Triantafillou E., Stavros D., & Andreah P. Adaptive Hypermedia and Cognitive Styles: Can Performance be 113 Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura Influenced?. Department of Informatics, Aristotle University Thessaloniki, Greece. http://delab.csd.auth.gr/bci1/Panhellenic /510triantafyllou.pdf Diakses pada 31 Maret 2015 114