PROSIDING UNIRA 2016 kumpul 2017

advertisement
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA 2016
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA – FKIP – UNIVERSITAS MADURA
Pamekasan, 28 Mei 2016
ii
Tim Penilai Makalah (Reviewer):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd.(Universitas Negeri Surabaya)
Dr. H. Hobri, M.Pd. (Universitas Jember)
Dr. Edy Bambang Irawan, M.Pd. (Universitas Negeri Malang)
Evawati Alisah, M.Pd (UIN MALIKI Malang)
Ukhti Raudhatul Jannah, M.Pd.(Universitas Madura)
Sri Indriati Hasanah, M.Pd. (Universitas Madura)
EDITOR:
Hasan Basri
Moh. Zayyadi
Sri Irawati
Hairus Saleh
Chairul Fajar Tafrilyanto
Agus Subaidi
Harfin Lanya
Ema Surahmi
Septi Dariyatul Aini
Fetty Nurita Sari
Rohmah Indahwati
PENATA LETAK :
Akbar Iman
DESAIN COVER:
Fauzi Rahman
TEBAL BUKU:
PENERBIT:
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MADURA
BEKERJA SAMA DENGAN
Ganding Pustaka, Jogjakarta
c Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Cetakan Pertama, Mei 2016
ISBN No. 978-602-74238-7-9
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga prosiding ini dapat
terselesaikan dengan baik. Prosiding ini berisi kumpulan makalah dari berbagai daerah di
Indonesia yang telah dipresentasikan dan didiskusikan dalam Seminar Nasional Pendidikan
yang diadakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Madura Pamekasan
pada Hari Sabtu, 28 Mei 2016. Seminar ini mengangkat tema “Peran Matematika dan
Pembelajarannya Dalam Mengembangkan Kearifan Budaya Lokal Untuk Mendukung
Pendidikan Karakter Bangsa”.
Prosiding ini disusun untuk mendokumentasikan gagasan dan hasil penelitian
terkait pembelajaran matematika, terapan matematika dan teknologi pembelajaran. Selain itu,
diharapkan prosiding ini dapat memberikan wawasan tentang perkembangan dalam
pembelajaran dan upaya-upaya yang terus dilakukan demi terwujudnya pendidikan
berkemajuan. Artikel yang diterbitkan dalam prosiding ini telah melalui beberapa tahapan
proses seleksi, dimulai dari seleksi awal terhadap abstrak-abstrak yang dikirimkan untuk
dipresentasikan pada seminar nasional; dilanjutkan dengan proses presentasi oral, sekaligus
review melalui tanya jawab oleh sesama peserta seminar.
Dalam penyelesaian prosiding ini, kami menyadari bahwa dalam proses
penyelesaiaannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
panitia menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya,
kepada :
1. Rektor Universitas Madura Pamekasan, Drs.Abdul Roziq, MH, yang telah memberikan
dukungan dan memfasilitasi kegiatan ini.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Madura Pamekasan, Dra. Sri
Harini, MM, atas segala support dan motivasi dalam kegiatan ini.
3. Pembicara tamu, Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd dan Dr. H. Hobri, M.Pd
4. Bapak/Ibu/Mahasiswa seluruh panitia yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta
pemikiran demi kesuksesan acara ini.
5. Bapak/Ibu seluruh dosen, guru dan pejabat instansi penyumbang artikel hasil penelitian
dan pemikiran ilmiahnya dalam kegiatan seminar nasional ini.
Akhir kata, jika ada yang kurang berkenan selama penyelenggaraan kegiatan
seminar maupun dalam penerbitan buku prosiding ini mohon dimaafkan. Semoga apa yang
telah kita lakukan ini bermanfaat bagi kemajuan kita di masa depan. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pamekasan, Mei 2016
Ketua Panitia
Hasan Basri, M.Pd
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Penilai Makalah
Tim Editor
Kata Pengantar
Daftar Isi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
i
iii
iii
iv
v
Peran Matematika dan Pembelajarannya dalam Mengembangkan Kearifan
Budaya Lokal untuk Mendukung Pendidikan Karakter Bangsa
Mega Teguh Budiarto ...........................................................................................
1
Lesson Study for Learning Community: Review Hasil Short Term on Lesson
Study V di Jepang
Hobri .....................................................................................................................
12
Membangun Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Scientific Approach
dalam Pembelajaran Matematika
A Mujib MT ...........................................................................................................
22
Pengaruh Outdoor Learning Pelajaran Matematika Bab Geometri Terhadap
Hasil Belajar Siswa
Achmad Rofiudin & Anisa Fatwa Sari....................................................................
28
Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning
Afif Alfa Robi ........................................................................................................
33
Peran Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Afifah Nur Aini .....................................................................................................
38
Profil Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Trigonometri
Ditinjau dari Kemampuan Matematika Tinggi
Agus Subaidi .........................................................................................................
44
Pengaruh ICE BREAKING Terhadap Daya Serap Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Di SMA Taruna Surabaya
Ahmad Irfan Alfaruqi & Agustin Ernawati........................................................
50
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik
Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Akhmad Hasan Sani & Hobri ............................................................................
56
Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan
Constructive Controversy
Alfia Nur Filah .....................................................................................................
62
Analisis Buku Matematika Kelas IX Kurikulum 2013 Berdasarkan
Kesesuaiannya Dengan Materi Matematika Menurut Kriteria Bell Dan
Pendekatan Saintifik
Alfin Fajriatin .......................................................................................................
67
v
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Kajian Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Self-Confidence Siswa Pada
Pembelajaran Matematika
Andi Kriswanto .....................................................................................................
74
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik
Model Problem Based Learning dan High Order Thinking Materi Barisan dan
Deret SMK Kelas X
Anggraeny Endah Cahyanti, Hobri, & Nanik ....................................................
79
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fungsi Kuadrat Pada
Siswa Kelas XI SMKN I Sumenep
Arini Rabbi Izzati, Gatot Muhstyo, & I Made Sulandra ...................................
85
Fungsi Kognitif Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Ditinjau
Dari Gender
Athar Zaif Zairozie ...............................................................................................
92
Penentuan Cara Hafalan Terbaik dalam Kitab Alfiyah Ibnu Malik dengan
Menggunakan Metode Weighted Product
Buhari, Tony Yulianto, & Kuzairi .....................................................................
100
Profil Berpikir Relasional Siswa SMA Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent
Chairul Fajar Tafrilyanto ....................................................................................
105
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik
Berbasis Potensi Keunggulan Lokal Kabupaten Banyuwangi
Chrise Putrining Galih, Sunardi, & Muhtadi Irfan ..........................................
115
19.
Koneksi Matematika dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah
Donny Youngki Rangkuti ..................................................................................... 120
20.
Meningkatkatkan Kemampuan Spasial Melalui Model Pembelajaran Project
Based Learning (PJBL)
Elly Anjarsari ........................................................................................................
21.
22.
23.
Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Matematika SD Sebagai Bentuk
Interaksi Sosial Siswa
Ema Surahmi ........................................................................................................
126
132
Peran Scaffolding dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika
Endah Indriyana ...................................................................................................
140
Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik Terhadap
Peningkatan Pemahaman dan Berpikir Kreatif Serta Disposisi Matematika
Siswa SMP
Endang Poetri Astutik ..........................................................................................
147
vi
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Potensi Model Pembelajaran Open-Ended Kolaboratif dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif pada Siswa Akademik Atas dan Bawah
Eni Titikusumawati ..............................................................................................
153
Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Menyelesaikan Pemecahan Masalah Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent
dan Field Independent
Fais Satur Rohmah, Sunardi, & I Made Tirta ..................................................
160
Proses Berpikir Siswa dalam Aktivitas Koneksi Matematika Melalui Problem
Solving
Fatimatuzzuhro, Susanto, & Hobri ...................................................................
166
Scaffolding untuk Membantu Komunikasi Matematis Siswa Impulsif dalam
Menyelesaikan Masalah Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Feriyanto ...............................................................................................................
173
Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Mengkonstruksi Bukti Pada
Pembelajaran Geometri Ditinjau Dari Teori Van Hielle
Fetty Nuritasari .....................................................................................................
180
Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Lah Bako Terhadap Hasil Belajar
Siswa Sebagai Bentuk Kearifan Budaya Lokal Kota Jember
Fury Styo Siskawati ..............................................................................................
190
Profil Pemahaman Siswa Smp Kelas VII Terhadap Konsep Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Ditinjau dari Kemampuan Matematika
Galuh Tyasing Swastika .......................................................................................
197
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model kooperatif Tipe Jigsaw dengan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengembangkan
Kreatifitas Siswa SMP/MTs Kelas VII pada pokok Bahasan Persamaan Linier
Satu Variabel dan Aritmetika Sosial
Hanifatul Atiqah ...................................................................................................
201
Profil Pemahaman Siswa SMP Berkemampuan Matematika Tinggi Terhadap
Konsep Perbandingan
Harfin Lanya ........................................................................................................
208
Potensi Pemanfaatan Facebook sebagai Madia Pembelajaran untuk Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Madura
Hasan Basri & Ukhti Raudhatul Jannah ............................................................
212
Soal PISA Berbasis Android Mobile Learning Sebagai Media Melatih
Kemampuan Literasi Matematika
Hassan Asy Syaibani ............................................................................................
Efektifitas Matematika dalam Menafsirkan Al-Qur`an dalam Upaya
Peningkatan Kompetensi Siswa antara Pemahaman Konsep Matematika dengan
Nilai Akhlaqul Karimah Sebagai Generasi Bangsa Berkarakter
Heryanto Cahyohadi .............................................................................................
vii
217
225
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
Problem Based Learning Ditinjau dari Teori Belajar Kontekstual Yang Relevan
Hessy Susanti ........................................................................................................
231
Profil Calon Guru Berdasarkan Indikator SEARS MT
Ichwan Handi Pramana ......................................................................................
238
Pemanfaatan Program Aplikasi Statistical Package For The Social Sciences
(SPSS) Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Statistika Matematika II
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun
Ika Krisdiana ........................................................................................................
243
Pengaruh Mind Map terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika
Imam Muhtadi Azhil & Moch. Lutfianto ...........................................................
247
Pengembangan Paket Soal Model PISA Konten Change And Relationship
Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa
Inge Wiliandani Setya Putri & Hobri .................................................................
252
Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Geometri Melalui Proses
Pemecahan Masalah
Joni Susanto ..........................................................................................................
259
Hasil Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dengan
Pendekatan Saintific Pada Materi Peluang (The Result Analysis Of Student
Difficulities In Math Problem Solving In The Matter Opportunities)
Komarudin A., Susanto, & Nanik Yulianti .........................................................
262
Berpikir Lateral Pada Matematika
Labibah Nilna Faizah ...........................................................................................
269
Pengembangan Paket Soal Berdasarkan TIMSS 2015 Mathematics Framework
Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII
Lukman Jakfar Shodiq, Dafik, & I Made Tirta .................................................
273
Analisis Kesesuaian Karakteristik Indikator 5m (Mengamati, Menanya,
Menggali Informasi, Menalar,
dan Menyajikan) Pada Buku Matematika K13 Kelas VII
M Qoyum Zuhriawan, Sunardi, & I Made Tirta ...............................................
279
Implementasi Model Pencapaian Konsep Pada Pembelajaran Matematika
M. Imamuddin ......................................................................................................
284
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Berfikir Tingkat Tinggi
Moh. Abdul Qohar ................................................................................................
viii
292
48.
Profil Berpikir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan dalam Memecahkan
Masalah Matematika Ditinjau dari Gender
Moh. Zayyadi & Wildan Heri Maulana ..............................................................
297
49.
Proses Berpikir Koneksi Matematis Materi Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas
VIII
Mohamad Irfan Fauzy .........................................................................................
301
50.
Kendali Optimal Pemanenan Pada Model Prey Predator dengan Adanya
Makanan Alternatif dan Fungsi Holling TIPE III
Mohammad Rifa’i .................................................................................................
309
51.
Pengaruh Pemberian Teka-Teki Matematika Terhadap Minat Belajar dan Hasil
Belajar Siswa
Mohammad Yusuf Efendi & Kurnia Noviartati .................................................
313
52.
Keterkaitan Frekuensi Waktu Olahraga dengan Kemampuan Berhitung Siswa
Muhammad Adi Priyanto & Moch. Lutfianto .....................................................
320
53.
Profil Berpikir Statistis Siswa SMP Ditinjau dari Gaya Kognitif
Muhammad Jamaluddin ......................................................................................
327
54.
Analisis Koneksi Matematis Siswa SMA dalam Memahami Masalah
Matematika (Kasus Siswa Berkemampuan Tinggi)
Muhammad Romli ................................................................................................
334
55.
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau
dari Gaya Belajar
Nafisatur Rohmah ................................................................................................
341
56.
Pembelajaran Menggunakan Model LC 5E-STAD dalam Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Fungsi Kuadrat dan Grafiknya
Nahrowi .................................................................................................................
347
57.
Mengenal Matematika dan Pembelajarannya dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Nila Herawati ........................................................................................................
352
58.
Analisis Buku Matematika Kurikulum 2013 Berdasarkan Pendekatan Saintifik
dan Domain Kognitif Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS)
Novem Khoirul Ambarwati, Hobri, & Muhtadi Irvan ......................................
358
59.
Proses Berpikir Lateral Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika
Berdasarkan Gaya Kognitif dan Gender
Novita Eka Muliawati ...........................................................................................
366
60.
Lesson Study dalam Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Prisma dan
Limas Tegak Di SMP Negeri 3 Pamekasan
Nur Fitriyah Indraswari .......................................................................................
374
ix
61.
Kajian Logika Matematika dalam Al-Qur’an
Nurul Imamah Ah ................................................................................................
380
62.
Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Mengkonstruksi
Teorema pada Matematika
Nuris Hisan Nazula ..............................................................................................
387
63.
Penerapan Tahap Ikonik (Teori Bruner) Pada Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangat Bulat
Nurul Laily ............................................................................................................
390
64.
Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui
Aktivitas Pengajuan Masalah
Oktaviyanto Catur Fajar Mulyono ......................................................................
395
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar
Siswa
Orthio Rizki Pratama & Anisa Fatwa Sari .........................................................
399
Pembelajaran Matematika dalam Kelas Inklusi (Studi Pada SDN 1 Medana
Kab. Lombok Utara)
Parhaini Andriani .................................................................................................
403
Penggunaan Berbagai Jenis Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika
R. A. Rica Wijayanti .............................................................................................
410
Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS Tipe Short Answer
Menggunakan Aplikasi Interaktif Berbasis Android Untuk Siswa Kelas VIII
Rachma Windasari ...............................................................................................
415
Pengembangan Model Problem Creating Setting Peer Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Ratih Puspasari & Subanji ...................................................................................
421
Study Komparatif Antara Metode Cooperative Think Pair And Share Melalui
Pendekatan Metakognitif dan Metode Improve Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di SMPN 1
Pasrujambe Tahun Ajaran 2014-2015
Restin Suliani & Deka Anjariyah ........................................................................
431
Berpikir Logis dan Sikap Positif dalam Matematika Melalui Realistic
Mathematics Education (RME)
Risa Aries Diana MR ............................................................................................
438
Profil Pemahaman Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang
Sisi Datar Ditinjau Berdasarkan Gaya Kognitif Field Dependent
Risang Narendra ...................................................................................................
443
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
x
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
Level Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Matematika dalam Memecahkan
Masalah Geometri Analitik
Rohmah Indahwati ...............................................................................................
447
Berpikir Kritis Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan
Gender
Roisatun Nisa’ ......................................................................................................
451
Profil Berpikir Visual Siswa SMP Laki-laki dalam Memecahkan Masalah
Geometri
Septi Dariyatul Aini ..............................................................................................
455
Pemahaman Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari
Kecerdasan Spasial
Setia Widia Rahayu ..............................................................................................
461
IbM Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bulungan “Workshop Media
Pembelajaran “Recycle Handmade” beserta Cara Membelajarkannya”
Shinta Wulandari, Suciati , & Jero Budi Darmayasa .......................................
469
Integrasi Problem Based Learning (PBL) dalam Lesson Study For Learning
Community
Siska Ari Andini & Hobri...................................................................................
473
Representasi Siswa SMP dalam Memahami Masalah Volume Bangun Ruang
Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa
Sri Hartatik ...........................................................................................................
477
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Program Linier Menggunakan Aplikasi
Geogebra
Sri Irawati & Sri Indriati Hasanah.......................................................................
485
Proses Berpikir Siswa Sma Perempuan dengan Gaya Kognitif Field
Independent dalam Memecahkan Masalah Matematika
Suesthi Rahayuningsih .........................................................................................
492
Pengembangan Soal Matematika Model PISA Konten SPACE AND SHAPE
Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Analisis
Model RASCH
Suryo Purnomo, Dafik & Kusno ..........................................................................
499
Notice Guru Dalam Pembelajaran Terkait Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa
Syaifuddin .............................................................................................................
507
Pengaruh K-3D Terhadap Pemahaman Konsep Jarak Topik Geometri Kelas X
Syaiful Bakhri & Mohammad Zahri ...................................................................
513
xi
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
Analisis Proses Berpikir Siswa Pada Materi Geometri Berdasarkan Teori Van
Hiele Berbasis Scientific Approach
Tirta Primasyah HPS, Susanto & Nanik Yulianti .................................................
520
Profil Kemampuan Literasi Matematika Siswa Melalui Soal Matematika Tipe
PISA
Titiek Indahwati ....................................................................................................
526
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis CONSTRUCTIVE
CONTROVERSYAPPROACHES DAN CONFLICT RESOLUTION untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Titis Rini Chandrasari, Dafik & Muhtadi Irfan ....................................................
531.
Perbandingan Pemilihan Jenis Laptop Menggunakan Metode SAW Dan
TOPSIS
Tony Yulianto, Luthfi & Kuzairi ..........................................................................
537
Pengembangan Paket Tes Penalaran Proporsional Siswa SMP (Development of
Mathematical Reasoning Test Package For Junior High School)
Tri novita irawati Susanto & Muhtadi Irvan ........................................................
543
Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Melalui
Lembar Kegiatan Siswa Dengan Pendekatan Saintifik Pokok Bahasan Teorema
Pythagoras
Uji Rosanti ............................................................................................................
550
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Dengan
discovery Learning Terintegrasi Hots Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP
Weindy Pramita Ariandari, Hobri & Dafik .........................................................
558
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pendekatan Berbasis
Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Y. Danni Prihartanto ............................................................................................
564
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah
Yudy Tri Utami .....................................................................................................
570
ix
xii
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
PROFIL BERPIKIR RELASIONAL SISWA SMA DALAM PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT
CHAIRUL FAJAR TAFRILYANTO
Universitas Madura
Alamat : Jalan Raya Panglegur, Km 3,5 Pamekasan
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses berpikir relasional siswa dalam pemecahan
masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif field independent. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah pemberian tes GEFT, tes kemampuan matematika, tugas pemecahan masalah dan
wawancara. Dalam penelitian ini digunakan satu siswa kelas X-MIPA2 SMA Negeri 3 Pamekasan
sebagai subjek penelitian yang memiliki gaya kognitif field independent. Analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan.
Sedangkan untuk mendapatkan data penelitian yang valid, dalam penelitian ini digunakan triangulasi
waktu.
Dalam memahami masalah SFI membaca lebih dari tiga kali agar mengerti maksud soal dan
mendapatkan 3 informasi. SFI menghubungkan informasi yang di dapat dengan persamaan linier secara
umum dan mengaitkan informasi dengan apa yang ditanyakan. Dalam merencanakan penyelesaian, SFI
akan menggunakan eliminasi dan substitusi, dia tidak menjelaskan berapa kali akan menggunakan
eliminasi dan substitusi tersebut untuk menjawab pertanyaan dalam soal. Dalam melaksanakan
penyelesaian SFI melaksanakan apa yang sudah direncanakan dengan baik, SFI lebih cenderung
mengggunakan substitusi daripada proses eliminasi berdasarkan apa yang sudah dikerjakan SFI
menggunakan eliminasi sekali dan substitusi 3 kali pada TPM 1 dan pada TPM 2 eliminasi 2 kali dan
substitusi 3 kali. Dalam memeriksa kembali hasil penyelesaian, SFI membaca, menghitung dan
mengecek ulang langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah sehingga subjek
yakin jawabannya benar dengan mesubstitusikan nilai variabel yang diperoleh ke persaman yang terdiri
dari dua variabel, dan mencocokan hasilnya dengan salah satu barang yang sudah diketahui harganya.
Kata Kunci: Berpikir Relasional, Pemecahan Masalah, Gaya Kognitif Field Independent
Pendahuluan
Mata
pelajaran
matematika
merupakan mata pelajaran wajib yang
diberikan pada siswa SMA. Sebagai mata
pelajaran wajib, tentunya para siswa
diharapkan dapat menguasai konsep–konsep
materi matematika yang dipelajari dan
menyelesaikan soal–soal yang diberikan.
Agar siswa dapat memahami konsep
matematika dengan baik, maka dalam
pembelajaran matematika seharusnya siswa
tidak hanya menghafal atau mencontoh cara–
cara penyelesaian masalah yang dilakukan
guru saja, tetapi harus bisa merelasikan
konsep–konsep yang telah didapatkan
sebelumnya dengan yang didapatkan
sekarang.
Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi saat ini
tidak
terlepas
dari
perkembangan
matematika. Melihat pentingnya peran
matematika dalam berbagai disiplin ilmu dan
dalam perkembangan teknologi, maka
diperlukan penguasaan matematika yang kuat
sejak dini. Sehingga tidak mengherankan
pelajaran matematika diberikan mulai dari
jenjang pendidikan dasar hingga perguruan
tinggi.
Matematika diajarkan disekolah
dengan tujuan agar siswa memiliki
kemampuan berikut.
1. Memahami
konsep
matematika,
mejelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma,
secara luwes, akurat, efesien, dan tepat
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan
memahami
masalah,
merancang
model
matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
ix
105
Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari mereka secara umum. Sehingga,
kemampuan dan keterampilan dalam
memecahkan masalah matematika selalu
menimbulkan perhatian dari guru matematika
di sekolah. Karena ketika siswa dihadapkan
masalah atau soal matematika dan
memecahkannya, maka akan terjadi kegiatan
mental di dalam dirinya yaitu berpikir. Hal
ini dapat dilakukan dengan meminta siswa
menceritakan langkah–langkah yang ada
dalam pikirannya ketika memecahkan
masalah tersebut.
Pemecahan masalah ini tidak
monoton dan seragam kegiatan, karena
masalah tidak selalu sama, tergantung pada
isi, bentuk dan proses mereka. Hejný,
Jirotková
dan
Kratochvilová
(2006)
menyatakan bahwa pendekatan untuk
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu meta strategi prosedural dan
meta strategi konseptual. Siswa memecahkan
masalah
menggunakan
meta
strategi
konseptual juga dapat disebut sebagai
berpikir relasional, yaitu pemikiran yang
dapat menggunakan hubungan antara unsurunsur dalam kalimat dan di antara struktur
ilmu hitung (Molina, Castro, & Mason, 2008;
Stephens, 2006; Carpenter & Franke 2001 )
atau yang mungkin menganalisis ekspresi
(Molina & Ambrose, 2008) yang dapat
menggunakan pemikiran struktural atau
pemikiran aljabar.
Salah satu konsep matematika yang
dipelajari di SMA kelas X adalah Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
Konsep SPLTV ini harus benar–benar
diupayakan dapat dikuasai siswa, karena
banyak kegunaannya dalam kehidupan
sehari–hari, salah satunya dalam bidang
perdagangan.
Berdasarkan
pengalaman
peneliti masih ada siswa SMA yang belum
bisa mengaitkan konsep–konsep yang
diperlukan untuk memecahkan permasalahan
SPLTV, dimana materi SPLTV merupakan
pengembangan dari SPLDV yang telah
dipelajari sebelumnya. Sehingga dalam
pemecahan masalah pada materi SPLTV
diperlukan
kemampuan
siswa
untuk
merelasikan pemahaman terhadap konsep
yang telah didapatkan sebelumnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengomunikasikan
gagasan
dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah. (Depdiknas, 2006 :
146)
Berdasarkan
tujuan
tersebut,
diharapkan dalam mempelajari matematika
siswa tidak hanya menghafal informasi–
informasi yang diberikan tetapi juga
memahaminya, karena dengan memahami
suatu konsep, diharapkan siswa dapat
mengaitkan antar konsep yang satu dengan
yang lain dan menggunakannya dalam
pemecahan
masalah.
Proses
berpikir
seseorang dalam memecahkan masalah dapat
berbeda-beda dalam menyusun dan mengolah
informasi serta pengalaman yang dimiliki
untuk menghadapi masalah tersebut. Begitu
pula dengan proses berpikir relasional siswa
dalam memecahkan masalah matematika.
Menurut Doumas dan Hummel (2005)
berpikir relasional adalah kemampuan untuk
memahami analogi antara objek atau
peristiwa yang tampaknya berbeda dan
menerapkan aturan abstrak dalam situasi
baru. Dengan demikian berpikir relasional
merupakan aktivitas mental yang ditandai
dengan membangun keterkaitan diantara
unsur–unsur informasi yang
diberikan
dengan
pengalaman
yang
dimiliki
sebelumnya maupun pengetahuan tentang
sifat–sifat atau struktur matematika untuk
menyelesaikan masalah matematika.
Berpikir dan pemecahan masalah
adalah dua hal yang tak terpisahkan, karena
salah satu tujuan dari pemikiran adalah untuk
memecahkan masalah (Solso, 1995). Untuk
memecahkan masalah tentunya perlu proses
berpikir, dan kemampuan berpikir dapat
dilatih dengan menggunakan pemecahan
masalah secara umum, dan khususnya
masalah matematika. Pemecahan masalah
adalah hal yang sangat penting dalam belajar
matematika di sekolah karena dengan
pemecahan masalah tersebut, siswa dapat
memiliki kemampuan dalam cara berpikir,
kebiasaan untuk bertahan, rasa ingin tahu
yang tinggi, kepercayaan diri dalam situasi
apapun, dan mungkin juga mampu
106
ix
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
Gaya kognitif field independent adalah gaya
yang dimiliki siswa dimana siswa cenderung
menyatakan suatu gambaran lepas dari latar
belakang gambaran tersebut, dan mampu
membedakan objek-objek dari konteks
sekitarnya. Gaya kognitif mengacu pada
pertanyaan
bagaimana?,
bagaimana
informasi itu diproses. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa gaya kognitif adalah cara
seseorang menggunakan kemampuannya.
Seseorang yang mempunyai gaya kognitif
field independent dapat menguraikan
informasi atau masalah yang dihadapi
menjadi bagian-bagian kecil dan menemukan
hubungan antar bagian-bagian tersebut.
Mereka mengerjakan tugas secara tidak
berurutan dan merasa efisien bekerja sendiri.
Selain itu penelitian Atasoy,dkk (2008)
menyatakan bahwa siswa dengan gaya
kognitif field independent cenderung lebih
menyukai
penyelesaian
yang
tidak
ditetapkan/bebas. Atau dengan kata lain
siswa dengan gaya kognitif field independent
lebih menyukai menyelesaikan sesuatu
dengan
bebas
sehingga
dapat
mengembangkan ide-ide yang didapatnya.
Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan berpikir
relasional siswa SMA dengan gaya kognitif
field independent dalam pemecahan masalah
matematika. Berpikir relasional adalah proses
mental yang ditandai dengan membangun
keterkaitan diantara unsur–unsur informasi
yang diberikan dengan pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya maupun pengetahuan
tentang sifat–sifat atau struktur matematika
untuk menyelesaikan masalah matematika.
Masalah matematika adalah soal matematika
terbuka yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan lebih dari satu pendekatan atau
cara dan sesuai dengan struktur kognitif
siswa. Masalah matematika yang dimaksud
adalah soal cerita tentang Sistem Persamaan
Linier pada jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) yaitu Sistem Persamaan Linier Tiga
Variabel (SPLTV)
Memecahkan masalah matematika
bukan merupakan hal yang mudah bagi
siswa. Ketika seorang siswa dihadapkan
dengan permasalahan, maka dalam dirinya
akan terjadi berbagai kondisi, antara lain :
apa sebenarnya yang menjadi masalah dan
bagaimana menyelesaikannya. Untuk sampai
pada kondisi tersebut seorang perlu
memahami informasi yang ada pada
permasalahan dan relasi diantara informasi
yang diberikan serta pengetahuan yang
dimilki sebelumnya. Seorang yang berpikir
relasional ketika akan menyelesaikan
masalah akan melakukan hal–hal :
menciptakan gambaran masalah dalam
pikirannya secara keseluruhan, menganalisis
untuk menemukan struktur ini, mencari
beberapa elemen penting atau relasi untuk
membangun sebuah strategi penyelesaian.
Pada saat menyelesaikan suatu
masalah, setiap siswa pasti mempunyai
proses berpikir. Proses berpikir tersebut
dimungkinkan karena adanya gaya kognitif
masing-masing siswa. Menurut Hansen
(1995), gaya kognitif secara umum dapat
digambarkan sebagai cara dimana informasi
diperoleh dan diproses. Langkah-langkah
gaya kognitif tidak menunjukkan isi
informasi tetapi hanya bagaimana otak
merasakan dan memproses informasi.
Kozhevnikov (2007) mendefinisikan gaya
kognitif sebagai sikap yang stabil atau
strategi kebiasaan yang menentukan gaya
atau cara individu dalam menerima,
mengingat, dan memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Allinson dan Hayes
(2012:6), gaya kognitif merupakan cara yang
lebih disukai seseorang dalam pengumpulan,
pengolahan dan evaluasi data yang
mempengaruhi
bagaimana
seseorang
mengamati, mengatur dan menafsirkan suatu
informasi.
Banyak pengertian tentang gaya
kognitif yang dikemukakan oleh para ahli
beberapa diantaranya seperti yang diuraikan
di atas. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil gaya kognitif field independent.
ix
107
Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
Indikator Berpikir Relasional dalam Pemecahan Masalah
Aktivitas Berpikir
Tahapan Polya
Indikator
Relasional
Cara Siswa :
Membaca/Memahami Membangun relasi
a. Menentukan unsur – unsur penting
berdasarkan unsur
Masalah
dalam masalah
informasi dalam masalah
b. Membangun relasi dalam setiap unsur
atau pengetahuan
dan antar unsur
sebelumnya
c. Membangun relasi tentang masalah
secara keseluruhan
Cara siswa :
Membuat
Membangun relasi
Membangun relasi dalam memilih strategi
Rencana/Memilih
berdasarkan unsur
Strategi
informasi dalam masalah penyelesaian
atau pengetahuan
sebelumnya
Cara siswa :
Membangun relasi
a. Menggunakan simbol, sifat atau aturan
dengan menggunakan
untuk menghasilkan model
sifat/struktur matematika
b. Membangun relasi antara bilangan yang
tidak diketahui dan operasi aljabar
Cara siswa :
Melaksanakan
Membangun relasi
Membangun relasi pada pelaksanaan
Rencana
berdasarkan unsur
informasi dalam masalah rencana
atau pengetahuan
sebelumnya
Cara siswa :
Membangun relasi
a. Menggunakan simbol, sifat atau aturan
dengan menggunakan
untuk menghasilkan model
sifat/struktur matematika
b. Membangun relasi antara bilangan yang
tidak diketahui dan operasi aljabar
Memeriksa Kembali
Cara siswa :
Membangun relasi
Membangun relasi pada saat memeriksa
berdasarkan unsur
informasi dalam masalah kembali
atau pengetahuan
sebelumnya
Cara siswa :
Membangun relasi
Merasionalkan penggunaan sifat atau
dengan menggunakan
sifat/struktur matematika operasi aljabar
Diadaptasi dari Baiduri (2013)
Mallala (2003). Dalam GEFT terdapat tiga
Dalam penelitian ini yang dimaksud
kelompok soal. Untuk kelompok pertama
dengan gaya kognitif adalah cara seseorang
terdiri dari 7 soal dan ini digunakan sebagai
dalam menerima, merespon dan mengolah
latihan, sedangkan kelompok kedua dan
informasi serta menyusunnya berdasarkan
ketiga masing-masing terdiri dari 9 soal dan
pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
bagian ini sebagai tes sebenarnya (Tedjo, E.
Gaya kognitif dikelompokkan menjadi dua
1990 dan Ismanoe, 1988 dalam Mallala,
salah satunya gaya kognitif field independent.
2003:19), kelompok pertama merupakan
Untuk mengukur gaya kognitif siswa field
soal-soal yang paling mudah atau sederhana.
independent dapat digunakan instrumen yang
Sedangkan soal-soal pada kelompok kedua
dikembangkan oleh Witkin yang disebut
dan ketiga lebih rumit jika dibandingkan
Group Embedded Figure Test (GEFT).
soal-soal kelompok pertama. Peneliti
Instrumen tersebut telah diterjemahkan dalam
menggunakan kriteria pemilihan subjek
bahasa Indonesia dan telah diujicobakan oleh
sebagaimana yang digunakan oleh Kepner
beberapa peneliti, salah satunya adalah
108
ix
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
maksud soal akan tetapi SFI merasa
kebingungan
ketika
diminta
untuk
menyebutkan informasi yang ada dalam soal.
Tapi setelah beberapa lama SFI dapat
menyebutkan informasi dalam soal tersebut,
dalam TPM 1 SFI menyebutkan terdapat 3
informasi sedangkan pada TPM 2 SFI
menyebutkan terdapat 4 informasi. Akan
tetapi pada dasarnya informasi dalam TPM 1
dan TPM ada 3. SFI hanya memecahnya
pada TPM 2. SFI dapat mengaitkan informasi
yang telah didapatkan dari soal tersebut, SFI
mengaitkan informasi yang ditanyakan
dengan persamaan linier yang telah dipelajari
sebelumnya. SFI mengaitkan informasiinformasi yang telah didapat dengan apa
yang ditanyakan menggunakan eliminasi dan
substitusi untuk mendapatkan apa yang
ditanyakan dalam soal.
Kedua,
pada
langkah
Polya
merencanakan pemecahan soal/masalah, SFI
merencanakan
untuk
menghitung
mengggunakan metode eliminasi dan
substitusi, SFI yakin dengan menggunakan
metode tersebut akan dapat menjawab
pertanyaan dalam soal. SFI merencanakan
untuk mengeliminasi persamaan 1 dan 2
karena merupakan persamaan 3 variabel,
sehingga nantinya akan menghasilkan
persamaan yang lebih sederhana yang terdiri
atas dua variabel. Dalam merencanakan SFI
memisalkan barang yang ada dalam soal
dengan variabel x, y dan z, agar nantinya SFI
dapat menuangkan kalimat dengan dalam
sebuah persamaan dengan variabel x, y dan z.
SFI menggunakan metode eliminasi terlebih
dahulu baru menggunakan metode substitusi.
Sedangkan untuk TPM 2 ada tambahan yaitu
menjumlahkan variabel yang
telah
didapatkan untuk menjawab pertanyaan.
Dalam perencanaan ini SFI
tidak
menjelaskan secara mendalam apa yang
nantinya akan dilakukan dalam pelaksanaan
rencana untuk menyelesaikan masalah, SFI
hanya menjelaskan secara garis besar saja
apa
yang
akan
dilakukan
untuk
menyelesaikan masalah. SFI menyesuaikan
dengan persamaan yang akan didapatkan
nanti apa yang akan dilakukan, yang jelas
secara garis besar cara yang akan digunakan
sudah SFI jelaskan.
Ketiga,
pada
langkah
Polya
pelaksanaan
rencana
pemecahan
soal/masalah, Sesuai dengan rencana yang
dan Neimark dengan ketentuan bahwa subjek
field independent diambil dari siswa yang
memperoleh skor lebih mendekati 18 dari
kriteria (10-18).
Metode
Penelitian ini digolongkan dalam
penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif karena dalam penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir
siswa SMA dalam pemecahan masalah yang
nantinya menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari subjek
penelitian tentang perilaku yang diamati.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini, meliputi instrumen utama dan instrumen
bantu. Instrumen utama adalah peneliti
sendiri karena peneliti sebagai pengumpul
data dan menginterpretasikan data yang
diperoleh
selama
proses
penelitian.
Sedangkan instrumen bantu berupa tes GEFT
(Group Embedded Figures Test), tes
kemampuan matematika, tugas pemecahan
masalah, dan pedoman wawancara.
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang
berpikir relasional siswa bergaya kognitif
field independent (SFI) dalam pemecahan
masalah matematika, diperoleh beberapa hal
sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
SFI dalam memahami masalah kurang baik
karena tidak dapat menjelaskan maksud soal
yang diberikan, SFI hanya membaca soalnya
kembali. SFI memenuhi semua indikator
berpikir relasional dalam pemecahan masalah
matematika, yakni dalam
memahami
masalah, merencanakan pemecahan masalah,
melaksanakan rencana pemecahan masalah
dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.
Pertama, pada langkah Polya
memahami soal/masalah, SFI memahami
soal yang dihadapi dengan cara membaca
soal secara berulang dengan bersuara sambil
menunjuk kalimat yang dibaca dan
memikirkan maksud soal tersebut. SFI
langsung mengerti apa yang dimaksud dalam
soal, ditunjukkan ketika SFI langsung dapat
menyebutkan apa yang ditanyakan dalam
soal. SFI dapat memahami soal ketika
membaca soal tersebut berulang-ulang
sampai lebih dari 3 kali. SFI mengerti
109
ix
Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
dibuat sebelumnya SFI memisalkan harga
sabun mandi x, pasta gigi y dan sampo z dan
mendapatkan persamaan pertama, kedua dan
ketiga. SFI melaksanakan rencana untuk
mengeliminasi variabel z pada persamaan 1
dan 2 yang awalnya merupakan persamaan 3
variabel menjadi persamaan dua variabel. SFI
menyamakan koefesien dari variabel yang
akan
dieliminasi
sehingga
dapat
menghilangkan
variabel
untuk
menyederhanakan
persamaan
menjadi
persamaan dua variabel. SFI sesuai dengan
rencana yang telah dibuat akan menggunakan
eliminasi pada persamaan pertama dan kedua
untuk menghilangkan salah satu variabel
sehingga nantinya akan menghasilkan
persamaan dua variabel yang disebut
persamaan 4 dengan variabel x dan y pada
TPM1 dan x dan z pada TPM 2. SFI
mensubstitusikan persamaan 3 ke persamaan
4 dengan menggantikan variabel y sehingga
didapatkan nilai variabel x pada TPM1
sedangkan pada TFI mensubstitusikan
persamaan 3 ke persamaan 2
untuk
mendapatkan persamaan 5 yang terdiri 2
variabel yaitu x dan z. Pada TPM 1 SFI
mensubstitusikan nilai variabel x ke
persamaan 4 untuk mendapatkan nilai y
sedangkan untuk TPM2 SFI mengeliminasi
variabel x dari persamaan 4 dan 5 sehingga
memperoleh nilai variabel z. Pada TPM 1 SFI
mensubstitusikan nilai variabel x dan y ke
persamaan yang memiliki 3 variabel
sehingga mendapat nilai z, untuk TPM1
sudah terjawab apa yang ditanyakan dalam
soal. Sedangkan pada TPM 2 SFI masih
mensubstitusikan persamaan 3 ke persamaan
2 beserta nilai z-nya sehingga mendapatkan
nilai
variabel
y
dan
selanjutnya
mensubstitusikan nilai z ke persamaan 5
untuk mendapatkan nilai variabel x. Setelah
SFI mendapatkan nilai masing-masing
variabel pada TP 2, SFI menjumlahkan
nilainya untuk menjawab pertanyaan yang
ada pada TPM 2. Dapat dikatakan
pelaksanaan rencana kurang efisien karena
pada proses pengerjaan TPM1 dan TPM 2
SFI ada beberapa yang berbeda walaupun
hasilnya sama. Dalam melaksanakan rencana
pada TPM 1 SFI membutuhkan 1 kali
eliminasi dan 3 kali substitusi sedangkan
TPM 2 SFI membutuhkan 2 kali eliminasi
dan 3 kali substitusi untuk mendapatkan nilai
variabel yang dicari.
Keempat, pada langkah Polya
memeriksa kembali pemecahan masalah
soal/masalah, SFI membaca dan menghitung
kembali dengan cara menyesuaikan dengan
kalimat bahwa harga pasta gigi 500 lebih
mahal dari dua sabun mandi, sehingga SFI
mengalikan harga sabun mandi dengan 2
kemudian ditambah dengan 500 dan
mencocokkan dengan hasil pasta gigi yang
didapatkan secara tidak langsung sama
halnya mensubstitusikan ke persamaan 3
pada TPM 1, pada TPM SFI membaca dan
menghitung
kembali
dengan
cara
menyesuaikan dengan kalimat bahwa harga
baju 16.000 lebih murah dari harga celana,
sehingga SFI mengurangi harga celana
dengan harga baju kemudian hasilnya
dicocokkan dengan 16.000. SFI juga
mensubstitusikan nilai variabel x, y dan z ke
persamaan 1 dan 2 dan mencocokkan dengan
ruas kiri dan kanan, begitu juga pada TPM 2.
Intinya SFI dalam memeriksa penyelesaian
masalah lebih
menekankan
untuk
menghitung ulang hasil yang didapatkan
dengan cara mensubstitusi ke persamaan
yang di dapatkan.
Berdasarkan
hasil
penyelesaian
masalah dan penjelasan di atas dapat dilihat
bahwa SFI menuliskan dengan rinci dan
lengkap
langkah-langkah
dalam
menyelesaikan masalah. Jika diamati
berdasarkan
waktu
SFI
cenderung
membutuhkan waktu yang lama untuk
menyelesaikan masalah karena cara yang
digunakan kurang efisien. Selain itu jawaban
subjek saat wawancara terlalu terburu-buru.
Hal ini menunjukkan ketelitian dan
kecermatan subjek dalam menyelesaikan
masalahnya kurang baik. Sesuai dengan
Witkin (dalam Suradi) ciri-ciri siswa yang
memiliki gaya kognitif FI cenderung
mempersepsi bagian-bagian yang terpisah
suatu
pola
menurut
komponenkomponennya. Dalam melaksanakan tugas
atau menyelesaikan suatu soal, maka individu
field independent akan bekerja lebih baik jika
diberikan kebebasan.
Penutup
Simpulan
Pada tahap memahami soal/masalah,
SFI menentukan unsur-unsur penting dalam
masalah yaitu menyebutkan informasi yang
diketahui dan yang ditanyakan dalam soal
110
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
dengan membaca soal lebih dari tiga kali
sehingga SFI mengerti maksud soal dan
mendapatkan 3 informasi dan menyebutkan
apa yang ditanyakan dalam soal. SFI juga
membangun relasi dalam setiap unsur dan
antar unsur yaitu menghubungkan informasi
yang
diketahui
dengan
pengetahuan
sebelumnya dengan saling mengaitkan
informasi-informasi yang telah diperoleh
persamaan linier yang telah dipelajari
sebelumnya. SFD membangun relasi tentang
masalah
secara
keseluruhan
yaitu
menghubungkan antara informasi yang
diketahui dengan apa yang ditanyakan dalam
soal dengan mengaitkan bahwa informasi
yang didapatkan digunakan untuk menjawab
apa yang ditanyakan.
Pada
tahap
merencanakan
pemecahan soal/masalah, SFI membangun
relasi dalam memilih strategi penyelesaian
yaitu menyusun rencana penyelesaian
masalah dengan menggunakan metode
eliminasi dan substitusi dengan merecanakan
akan menggunakan metode eliminasi dan
substitusi untuk menjawab pertanyaan yang
diminta dalam soal. SFI juga membangun
relasi antara bilangan yang tidak diketahui
dan operasi aljabar yaitu Menghubungkan
tiap langkah-langkah yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah yaitu menggunakan
metode eliminasi dan substitusi untuk
mengurangi variabel dari persamaan dan
menentukan apa yang tidak diketahui dengan
cara mengeliminasi persamaan yang terdiri
dari tiga variabel, merencakan akan
memisalkan barang yang ada pada soal
dengan variabel x, y dan z sehingga nantinya
akan
mendapatkan
persamaan
yang
disederhakan dan dapat
menggunakan
metode eliminasi dan substitusi untuk
menentukan nilai dari variabel yang tidak
diketahui.
Pada tahap pelaksanaan rencana
pemecahan soal/masalah, SFI membangun
relasi pada pelaksanaan rencana yaitu
menggunakan informasi yang ada pada soal
dan menghubungkan dengan metode
eliminasi dan substitusi untuk menentukan
apa yang tidak diketahui sesuai dengan
rencana SFI memisalkan barang ada dalam
soal dengan variabel x, y dan z. Setelah itu
menjadikan informasi menjadi persamaanpersamaan kemudian persamaan yang terdiri
dari 3 variabel dieliminasi salah satu
variabelnya. SFI juga menggunakan simbol,
sifat atau aturan untuk menghasilkan model
yaitu membuat persamaan untuk menentukan
nilai yang belum diketahui dengan
menggunakan metode eliminasi
dan
substitusi dengan menyamakan setiap
koefesien dari variabel yang akan
dieliminasi. SFI membangun relasi antara
bilangan yang tidak diketahui dan operasi
aljabar yaitu menggunakan metode eliminasi,
substitusi dan operasi aljabar untuk
menentukan apa yang tidak diketahui dengan
cara mengeliminasi persamaan yang terdiri
tiga variabel kemudian mencari variabel yang
lain satu persatu dengan menggunakan
eliminasi sekali dan substitusi tiga kali pada
TPM 1 dan pada TPM 2 eliminasi 2 kali dan
substitusi 3 kali. Dalam hal ini SFI lebih
cenderung menggunakan substitusi dari pada
eliminasi sehingga proses yang dibutuhkan
lebih banyak.
Pada tahap memeriksa kembali hasil
pemecahan soal/masalah, SFI membangun
relasi pada saat memeriksa kembali yaitu
membaca, menghitung dan mengecek ulang
langkah-langkah yang telah subjek lakukan
untuk menyelesaikan masalah sehingga
subjek yakin jawabannya benar dengan
mesubstitusikan nilai variabel yang diperoleh
ke persaman yang terdiri atas dua variabel
dan mencocokan hasilnya dengan salah satu
barang yang sudah diketahui harganya. SFI
membangun relasi dengan menggunakan
sifat/struktur matematika yaitu memeriksa
kembali operasi aljabar yang telah dilakukan
dengan cara memeriksa perhitungan secara
keseluruhan ketika dalam memproses
mencari nilai dari variabel yang dicari.
Saran
Dari hasil penelitian
ini,
beberapa saran yang dapat peneliti
kemukakan antara lain:
1. Kajian dalam penelitian ini masih
terbatas pada subjek bergaya kognitif
field independent, untuk memperkaya
tinjauan peneliti menyarankan agar
dilakukan penelitian lanjutan ditinjau
dari beberapa aspek lainnya seperti gaya
kognitif field dependent, gaya kognitif
refleksif dan impulsif, gaya belajar,
kemampuan matematika dan gender.
2. Kajian dalam penelitian ini masih
terbatas pada matematika aljabar, untuk
menambah khasanah pengetahuan dan
111
Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
3.
memperkaya
tinjauan
peneliti
menyarankan agar dilakukan penelitian
lanjutan pada materi bilangan, statistika
dan geometri.
Subjek kajian dalam penelitian ini masih
kurang variatif dan luas, karena hanya
terdiri dari 1 (satu) subjek dan subjek
tersebut siswa SMA. Oleh sebab itu,
peneliti menyarankan untuk dilakukan
penelitian lanjutan yang lebih variatif
terhadap siswa SD, SMP dan
mahasiswa.
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2003).
Quantum Learning : Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Terjemahan
oleh
Alwiyah
Abdurrahman. Bandung : kaifa.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Kompetensi Dasar
Pelajaran Matematika untuk Sekolah
Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/
Madrasah Tsanawiyah (MTs, Sekolah
Menengah Atas (SMA)/ Madrasah
Aliyah (MA). Jakarta : Pusat
Kurikulum, Balitbang Diknas. Jakarta.
Doumas. L. A. A. And Hummel. J. E. (2005).
Approaches to Modelling Human
Mental Representations : What Works,
What Doesn‟t, and Why “. In Holyoak.
K.J and Morisson. R.G (Ed). The
Cambridge Handbook of Thinking and
Reasoning. Cambridge. University
Press.
Hansen, John W. (1995). Student Cognitive
Styles in Postsecondary Technology
Programs. Journal of Technology
Education., Vol. 6 No. 2, Spring.
scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/.../han
sena.pdf. Diakses pada 29 Maret 2015
Hejny, M., Jirotkova, D. & Kratochvilova,
D.(2006).”Early Conceptual thinking”.
In Novotna, J., Moraova, H., Kratka,
M. & Sthelikova, N. (Eds.),
Proceesings 30th Conferences of the
international
Group
for
the
Psychology of Mathematics Education,
Vol. 3, pp. 289-296. Prague : PME
Hudojo, Herman. (2001). Pengembangan
Kurikulum
Matematika
dan
Pembelajaran Matematika. Malang :
Jurusan
Pendidikan
Matematika
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Kozhevnikov, Maria. (2007). Cognitive
Styles in the Context of Modern
Psychology: Toward an Integrated
Framework of Cognitive Style.
Psychological Bulletin, Vol 133, No.
3, 464-481. American Psychological
Association.
Daftar Rujukan
Allinson C., Hayes, John. (2012). The
Cognitive Style Index. Pearson
Education.
www.talentlens.co.uk.
Diakses pada 30 Maret 2015
Al-Salameh, E. M. (2011). A Study of AlBarqa‟ Applied University Students
Cognitive Style. Journal International
Education Studies. Vol. 4, No. 3, page
189-193.
http://www.ccsenet.org/journal/index.p
hp/ies/article/download/11590/8207
Diakses pada 31 Maret 2015
Atasoy, Bilal., Somyurek, Sibel., Guyer
Tolga. (2008). The Effect of Individual
Differences on Learrner‟s Navigation
in A Coursware. The Turkish Online
Jurnal
of
Educational
Technology_TOJET. ISSN: 13036521. Volume 7 Issue 2 Article 4.
www.tojet.net/volume/v10i1.pdf.
Diakses pada 29 Maret 2015
Baiduri. (2013). Profil Berpikir Relasional
Siswa SD Dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika ditinjau dari
Kemampuan Matematika dan Gender.
Disertasi
tidak
dipublikasikan.
UNESA Surabaya.
Brenner, John. Student‟s Cognitive Styles in
Asynchronous Distance Education
Course at a Community College.
Associate Professor of Sociology and
Human Services Southwest Virginia
Community
College.
sloanconsortium.org/conference/.../bre
nner.doc.. Diakses pada 30 Maret 2015
Carpenter, T.P, Franke, M.L, Madison, Levi,
L.,Zeringue, J.K.(2005). “ Algebra in
Elementary School : Developing
Relational Thinking “, ZDM, Vol. 37
(1) pp.53 -59
112
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
nmr.mgh.harvard.edu/.../cognitive_styl
es2007.pdf. Diakses pada 31 Maret
2015.
Lucas- Stanard, P.(2003). Cognitive Styles :
A Review Of The Major Theories and
Their Aplication To Information
Seeking In Virtual Environments.
Http://www.doostoc.com. Diakses 1
Februari 2015
Mallala, Syamsuddin. (2003). Pengaruh
GayaKognitif dan Berpikir Logis
Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas II SMA Di Kota
Samarinda. Tesis. PPs Unesa
Surabaya.
Moleong, Lexy. L. (2007). Metodology
PenelitianKualitatif. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan
dalamProses Belajar &
Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara
NCTM. (2000). Executive Summary:
Principlesand standards for school
mathematics. Reston, VA: National
Council of Teachers
of
Mathematics.
www.nctm.org/.../Math_Standards/12
7 52_exec_p. Diakses pada 1 Februari
2015
Pimta, S., Tayruakham, S., Nuangchalerm, P.
(2009).
“Factor
Influencing
Mathematics Problem Solving Ability
of Sixth Grade Student”. Journal of
social Sciences, 5 (4) : 381-385
Polya, G. (1973). How to Solve it. 2nd Ed.
Princeton University Press, ISBN 0691-08097-6
Rahman, Abdul. (2008). Analisis Hasil
BelajarMatematika Berdasarkan
Perbedaan Gaya Kognitif Secara
Psikologis dan Konseptual Tempo
pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3
Makasar. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No 072, Tahun
Ke14.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1
407208452473.pdf Diakses pada 30
Maret 2015.
Ratumanan, Tanwey Gerson. (2003).
Pengaruh Model Pembelajaran dan
Gaya Kognitif Terhadap Hasil
Belajar
Matematika Siswa di Kota Ambon.
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 5, No.
1,
2003:1-10.
http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/2_13/p
engaruh-model-pembelajaran-dangaya-kognitif-terhadap-hasil-belajarmatematika-siswa-sltp-di-kota-ambon
Diakses pada 29 Maret 2015.
Santrock, John W. (2009). Psikologi
Pendidikan.Jakarta: Salemba
Humanika
Slameto. (2010). Belajar dan Foktor-Faktor
yangMempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiman, Yaya S.,.Kusumah, dan Jozua
Subandar. (2009).Pemecahan masalah
matematik dalam matematika realistic.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
131930135/2009a_pm_dalam
PMR.pdf.
Download
pada
12
Desember 2012 Sugiyono. 2011.
Metode
Penelitian
Kuantitatif
Kualitatif dan R & B. Bandung:
Alfabeta
Siswono, Tatag Y E. (2008). Model
Pembelajaran Matematika Berbasis
Pengajuan dan Pemecahan Masalah
Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif. Surabaya : Unesa
University Press.
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia : Konstanti
Keadaan Masa Kini Menuju Harapan
Masa Depan. Jakarta : Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional.
Solso, Robert L.(1995). Cognitive
Psychology.Boston. Allyn
and Bacon Stephens, C.
A. (2006). “Equivalence
and Relational Thinking”.
Preservice elementary
teachers awareness of
opportunities and
misconceptions”. Journal
of Mathemathics Teacher
Education, 9, hal.249 -278
Suradi.(2007). Profil Gaya Berpikir Siswa
SMP dalam Belajar Matematika.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
No 067, Tahun Ke-13.
Triantafillou E., Stavros D., & Andreah P.
Adaptive Hypermedia and Cognitive
Styles:
Can
Performance
be
113
Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
Influenced?.
Department of
Informatics, Aristotle University
Thessaloniki,
Greece.
http://delab.csd.auth.gr/bci1/Panhellenic
/510triantafyllou.pdf Diakses pada 31
Maret 2015
114
Download