VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Proses

advertisement
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Proses Keputusan Pembelian
Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan membeli
tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang terdiri dari lima tahap, yaitu
(1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4)
pembelian, dan (5) hasil (Engel et al, 1994). Penelitian ini juga berusaha
menganalisis bagaimana proses tersebut terjadi pada pengunjung Giant, Taman
Yasmin yang membeli beras Giant. Adapun uraian kelima tahapan tersebut adalah
sebagai berkut:
6.1.1. Pengenalan Kebutuhan
Kunjungan konsumen dimulai dengan adanya persepsi atas perbedaan di
antara keadaan yang diinginkan dengan kondisi aktual. Hal ini disebut dengan
pengenalan kebutuhan. Untuk mempelajari proses pengenalan kebutuhan
konsumen, diperlukan adanya informasi yang cukup tentang motivasi konsumen
dalam membeli beras Giant.
Tabel 11. Motivasi Konsumen Menggunakan Produk House Brand Beras
Giant
Motivasi
Kualitasnya lebih baik dari curah
Harganya lebih murah dibandingkan dengan merek lain
Coba-coba
Lainnya
Total
Jumlah (Orang)
24
19
15
2
60
Persentase (%)
40,00
31,67
25,00
3,33
100
Motivasi sebagian besar konsumen dalam menggunakan produk house
brand beras Giant, yaitu kualitas lebih baik dari curah sebanyak 40 persen (24
orang) responden, harganya lebih murah dibandingkan dengan merek lain
sebanyak 31,67 persen (19 orang) responden, dan coba-coba sebanyak 25 persen
(15 orang) responden. Kualitas, harga yang lebih murah, dan coba-coba
merupakan motivasi konsumen dalam menggunakan produk house brand beras
Giant. Konsumen menggunakan produk house brand beras Giant untuk coba-coba
karena konsumen masih mencari beras yang cocok. Sisanya sebanyak 3,33 persen
(2 orang) responden menggunakan produk house brand beras Giant karena hal
lainnya (banyak pilihan dan sedang belanja di Giant). Motivasi utama konsumen
dalam membeli beras adalah kualitasnya yag lebih baik dari curah sehingga
penting bagi Giant untuk meningkatkan quality control terhadap beras Giant.
Selain itu, konsumen beras ternyata masih suka mencoba-coba merek beras yang
akan mereka gunakan sehingga penting bagi pihak Giant untuk mempertahankan
kualitasnya.
6.1.2. Pencarian Informasi
Setelah melalui tahap pengenalan kebutuhan, maka konsumen akan
melalui tahap selanjutnya, yaitu tahap pencarian informasi. Proses ini akan
dijelaskan melalui sumber informasi yang telah diperoleh konsumen tentang
keberadaan produk house brand beras Giant. Tabel 12 menunjukkan sumber
informasi konsumen tentang produk house brand beras Giant.
Tabel 12. Sumber Informasi Tentang Produk House Brand Beras Giant
Sumber Informasi
Datang ke Giant
Brosur Giant
Teman
Total
Jumlah (Orang)
54
5
1
60
Persentase (%)
90,00
8,33
1,67
100
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 90 persen (54 orang)
responden mengetahui produk house brand beras Giant karena datang ke Giant.
Konsumen yang datang ke Giant biasanya mengetahui produk house brand beras
Giant dengan mengunjungi rak beras atau melihat secara kebetulan ada konsumen
yang membeli produk house brand beras Giant sehingga mengetahui bahwa ada
produk house brand beras Giant. Selain itu, responden mengetahui produk house
brand beras Giant dari brosur sebesar 8,33 persen (5 orang) responden dan teman
sebesar 1,67 persen (1 orang) responden. Produk house brand biasanya tidak
dipromosikan di media cetak maupun elektronik. Hal ini untuk menghemat biaya
pemasaran sehingga produk bia dijual lebih murah dari merek pabrikan lainnya.
Produk house brand dikenal masyarakat dengan datang sendiri ke ritel. Hal inilah
yang menyebabkan kebanyakan responden mengetahui produk house brand beras
Giant karena datang ke Giant.
6.1.3. Evaluasi Alternatif
Proses evaluasi alternatif adalah proses dimana suatu alternatif dalam hal
ini produk house brand beras Giant dievaluasi dan dipilih oleh konsumen untuk
digunakan. Pada tahap ini konsumen menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang
sesuai dengan keinginannya. Gambaran mengenai proses ini didapatkan dengan
memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan atribut penting bagi konsumen
dalam membeli beras.
Kepulenan beras merupakan atribut pertama yang menjadi pertimbangan
awal bagi 53,33 persen (32 orang) responden dalam melakukan keputusan
pembelian beras. Sebanyak 21,67 persen (13 orang) responden memilih bulir
beras sebagai atribut terpenting dalam membeli beras.
Tabel 13. Atribut Penting bagi Konsumen dalam Membeli Beras
Atribut Penting dalam Membeli Beras
Harga
Kepulenan
Bulir Beras
Warna
Total
Jumlah (Orang)
10
32
13
5
60
Persentase (%)
16,67
53,33
21,67
8,33
100
Sebanyak 16,67 persen (10 orang) responden memilih harga sebagai
atribut terpenting dalam membeli beras, dan sebanyak 8,33 persen (5 orang)
responden memilih warna sebagai atribut terpenting dalam membeli beras.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Giant, beras kemasan yang memiliki
tingkat penjualan paling baik adalah Si Pulen. Hal ini terkait erat dengan atribut
penting bagi konsumen dalam membeli beras adalah kepulenan. Selain itu,
berdasarkan wawancara dengan responden, responden rela membayar lebih mahal
untuk beras yang memiliki kepulenan lebih baik dibandingkan dengan merekmerek yang sudah ada.
6.1.4 Pembelian
Tindakan pembelian merupakan tahapan besar terakhir dalam model
perilaku konsumen. Determinan niat pembelian biasanya lebih menonjol
dibandingkan dengan yang lain. Proses pembelian dapat dilihat dari cara
memutuskan pembelian beras.
Pembelian secara terencana dilakukan oleh 63,33 persen (38 orang)
responden. Konsumen tersebut umumnya memutuskan untuk melakukan
pembelian beras secara teratur sebulan sekali. Pada umumnya konsumen
melakukan pembelian beras pada awal bulan dan sudah merencanakan untuk
membeli beras. Sedangkan sisanya sebanyak 36,67 persen (22 orang) responden
memutuskan untuk melakukan pembelian beras apabila beras di rumah sudah
habis (tergantung situasi). Konsumen lebih menyukai beras dengan kemasan lebih
kecil karena mudah dibawa dan biasanya lebih bersih. Kebanyakan pembelian
beras terencana karena beras adalah barang kebutuhan pokok. Cara konsumen
memutuskan pembelian beras disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Cara Konsumen Memutuskan Pembelian Beras
Cara Memutuskan Pembelian
Terencana
Tergantung Situasi
Total
Jumlah (Orang)
38
22
60
Persentase (%)
63,33
36,67
100
Konsumen seringkali menghadapi kendala seperti stok barang habis atau
barang yang ingin dibeli mengalami kenaikan harga. Tabel 15 berikut akan
mendeskripsikan tindakan apa yang akan diambil oleh konsumen jika produk
house brand beras Giant habis.
Tabel 15. Tindakan Yang Diambil oleh Konsumen Jika Produk House Brand
Beras Giant Habis
Tindakan Responden
Mencari di Giant lain
Jumlah (orang)
Persentase (%)
6
10,00
34
56,67
5
8,33
Tetap membeli merek Giant tetapi jenis lain
15
25,00
Jumlah
60
100
Mencari merek alternatif pengganti
Tidak jadi membeli
Berdasarkan tabel, 56,67 persen (34 orang) responden akan mencari merek
alternatif pengganti apabila beras Giant yang mereka cari tidak ada, sebanyak 25
persen (15 orang) responden tetap membeli beras Giant meskipun harus
menggunakan jenis lain, sebanyak 10 persen (6 orang) responden memilih untuk
mencari di Giant lain, dan sisanya sebanyak 8,33 persen (5 orang) responden
memilih untuk tidak jadi membeli dan untuk sementara menggantikannya dengan
beras curah yang ada di warung. Banyaknya responden yang mencari merek
pengganti menunjukkan konsumen tidak loyal terhadap produk house brand beras
Giant. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan pihak Giant konsumen memang
sering berganti-ganti merek.
6.1.5. Hasil
Proses keputusan tidak berhenti pada tahap pembelian. Selanjutnya
konsumen akan mengevaluasi apakah pembelian yang dilakukan sesuai dengan
yang mereka harapkan. Hasil dari proses evaluasi tersebut adalah adanya perasaan
puas dan tidak puas. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sebanyak 58,33
persen (35 orang) responden menyatakan puas terhadap produk house brand beras
Giant. Hal ini disebabkan kualitas produk house brand beras Giant dinilai baik
oleh konsumen dengan harga yang masih terjangkau. Sisanya sebanyak 41,67
persen (25 orang) responden menyatakan tidak puas terhadap produk house brand
beras Giant. Hal ini disebabkan konsumen ini pernah mendapatkan produk house
brand beras Giant yang memiliki kualitas buruk, yaitu banyak bulir yang pecah,
beras berkutu, dan warna beras yang cepat kuning.
Tabel 16. Tingkat Kepuasan Konsumen Setelah Mengkonsumsi Produk
House Brand Beras Giant
Tingkat Kepuasan
Puas
Tidak Puas
Total
Jumlah (orang)
35
25
60
Persentase (%)
58,33
41,67
100
Adanya konsumen yang tidak puas mengindikasikan bahwa kualitas beras
yang dihasilkan berbeda-beda. Hal ini terkait dengan karakteristik produk
pertanian yang hasil panennya bergantung pada banyak faktor, seperti cuaca,
hama, dan faktor-faktor lingkungan lainnya. Konsumen yang kebetulan
mendapatkan produk house brand beras Giant dalam kondisi buruk akan merasa
tidak puas dengan kualitas produk house brand beras Giant. Meskipun 35 orang
responden merasa puas tetapi berdasarkan hasil analisis terhadap keputusan
pembelian menyatakan bahwa sebanyak 56,67 persen responden menyatakan akan
mencari merek alternatif pengganti apabila produk house brand beras Giant habis.
Hal ini terkait dengan beras yang merupakan kebutuhan pokok dan konsumen
masih mencoba-coba beras yang sesuai. Hal ini terlihat dari motivasi konsumen
dalam menggunakan produk house brand beras Giant untuk coba-coba.
Konsumen yang tidak puas ini mengindikasikan bahwa masih minimnya
quality control yang diterapkan oleh pihak Giant. Berdasarkan hasil wawancara
dengan pihak Giant, banyaknya barang yang masuk membuat Giant hanya
melakukan quality control terhadap beberapa produk. Hal inilah yang
mengakibatkan adanya beras dengan kualitas kurang baik. Selain itu, tidak adanya
SPG khusus untuk beras Giant mengakibatkan sistem penjualan first in first out
tidak terlaksana dengan baik.
6.2. Persepsi Konsumen
Penilaian persepsi konsumen terhadap produk house brand beras Giant
dilakukan dengan membandingkan harga, kualitas (kebersihan, warna, kepulenan,
keseragaman bulir, aroma, kemasan, dan daya tahan), pilihan serta ukuran jenis
beras Giant, kepercayaan, ketersediaan produk house brand beras Giant dengan
merek-merek lain yang juga dijual di Giant Hypermarket. Beberapa merek beras
lokal yang dijual di Giant antara lain Kepala Ramos, Rojolele Delanggu, Rumah
Adat, Topi Koki, Si Pulen, Desa Cianjur, Lautan Mas, Long Grain Rice, Rojolele
Dumbo, Segowangi, dan LCO. Sedangkan beras impor yang dijual adalah merek
Istana Bangkok, Leon Bangkok Thailand, dan Cap Ayam Jago. Jenis produk
house brand beras Giant yang dijual di Giant adalah pandan wangi, setra ramos,
rojolele, cianjur, ciherang dan cisadane. Banyaknya jenis dan merek beras yang
dijual di Giant dapat membuat informasi yang diperoleh menjadi bias. Untuk
menghindari biasnya informasi, maka kepada responden ditanyakan tentang jenis
beras Giant yang digunakan dan merek apa yang digunakan sebagai pembanding.
6.2.1. Persepsi Konsumen Terhadap Harga Produk House Brand Beras Giant
Pengukuran persepsi konsumen terhadap harga produk house brand beras
Giant dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang terdiri dari tiga pilihan
jawaban, lebih mahal, sama saja, dan lebih murah jika dibandingkan dengan
merek-merek lain yang juga dijual di Giant Hypermarket. Sebagian besar
konsumen, yaitu 40 persen (24 orang) menilai harga beras merek Giant lebih
murah dibandingkan dengan merek-merek lain yang juga dijual di Giant
Hypermarket. Hal ini sesuai dengan tujuan utama Giant dalam memberikan harga
yang lebih murah dengan kualitas terjamin. Berdasarkan hasil penelitian harga
beras Giant memang lebih kompetitif dibandingkan dengan merek lain yang juga
dijual di Giant. Perbandingan harga antara beras kemasan Giant dengan merek
lain dapat dilihat pada lampiran 6. Tabel 17 menunjukkan penilaian konsumen
terhadap harga produk house brand beras Giant.
Tabel 17. Persepsi Konsumen terhadap Harga Produk House brand Beras
Giant
Harga menurut Responden
Lebih Mahal
Sama Saja
Lebih Murah
Total
Jumlah
16
20
24
60
Persentase
26,67
33,33
40,00
100
Sebanyak 33,33 persen (20 orang) responden menilai harga beras merek
Giant sama saja dibandingkan dengan merek-merek lain yang juga dijual di Giant
Hypermarket. Sisanya Sebanyak 26,67 persen (16 orang) responden menilai harga
beras merek Giant lebih mahal dibandingkan dengan merek-merek lain yang juga
dijual di Giant Hypermarket. Padahal setelah melakukan observasi harga beras
Giant lebih kompetitif dibandingkan dengan merek lain. Hal ini dikarenakan
kurangnya informasi yang diperoleh konsumen atau dapat terjadi karena
konsumen membandingkan dengan beras kemasan lain yang sedang promosi.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), salah satu bahaya penetapan harga
penjualan untuk para pedagang ritel adalah bahwa produk dengan harga yang
lebih rendah mungkin ditafsirkan sebagai produk yang kualitasnya diturunkan.
Para konsumen menggunakan harga sebagai indikator pengganti kualitas jika
mereka mempunyai sedikit informasi yang dapat dipegang atau jika mereka
kurang yakin pada kemampuan mereka sendiri untuk melakukan pilihan atas dasar
hal-hal lain.
6.2.2. Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Produk House Brand Beras
Giant
Pengukuran persepsi konsumen terhadap kualitas produk house brand
beras Giant dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang terdiri dari tiga
pilihan jawaban lebih baik, sama baik, atau lebih buruk jika dibandingkan dengan
merek-merek lain yang juga dijual di Giant Hypermarket. Penilaian kualitas
menggunakan
beberapa
indikator,
yaitu
kebersihan,
warna,
kepulenan,
keseragaman bulir, aroma, kemasan, dan daya tahan.
Tabel 18.
Penilaian Konsumen terhadap Beberapa Indikator Kualitas
Produk House Brand Beras Giant.
Kualitas menurut Responden
Kebersihan
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Warna
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Kepulenan
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Keseragaman bulir
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Aroma
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Kemasan
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Daya tahan
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Jumlah
23
19
18
23
20
17
21
22
17
21
19
20
21
22
17
31
16
13
23
10
27
Persentase
38,33
31,67
30,00
0,00
38,33
33,33
28,33
0,00
35,00
36,67
28,33
0,00
35,00
31,67
33,33
0,00
35,00
36,67
28,33
0,00
51,67
26,67
21,67
0,00
38,33
16,67
45,00
Beras yang bersih berarti beras tersebut tidak memiliki kotoran atau sisa
gabah termasuk batu-batu kecil yang biasa terdapat pada beras curah. Kebersihan
beras menjadi hal penting bagi konsumen karena konsumen tidak menyediakan
waktu luang untuk membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada beras.
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 38,33 persen (23 orang) responden menilai
kebersihan produk house brand beras Giant lebih baik dibandingkan dengan
merek lain, sebanyak 31,67 persen (19 orang) responden menilai kebersihan
produk house brand beras Giant sama baik dibandingkan dengan merek lain.
Sebanyak 30 persen (18 orang) responden menilai kebersihan produk
house brand beras Giant lebih buruk dibandingkan dengan merek lain. Penilaian
lebih buruk ini disebabkan karena konsumen pernah menemukan sisa gabah dan
batu kerikil pada produk house brand beras Giant. Warna beras merupakan salah
satu indikator penting bagi konsumen dalam pembelian beras. Konsumen tidak
terlalu suka beras yang terlalu putih karena takut warna beras yang terlalu putih
karena adanya pemutihan. Konsumen menilai beras yang warna putihnya masih
wajar lebih baik dibanding beras yang terlalu putih. Berdasarkan hasil penelitian,
konsumen paling banyak mempersepsikan produk house brand beras Giant
memiliki warna yang lebih baik dibandingkan merek lainnya, yaitu 38,33 persen
(23 orang) responden. Hal ini dikarenakan warna produk house brand beras Giant
dianggap tidak terlalu putih dan enak dilihat. Sebanyak 33,33 persen (20 orang)
responden menilai produk house brand beras Giant memiliki warna yang sama
baik dibandingkan dengan merek lain dan sisanya sebesar 28,33 persen (17 orang
responden) menilai produk house brand beras Giant memiliki warna yang lebih
buruk dibandingkan dengan merek lain. Hal ini disebabkan karena konsumen
pernah mendapatkan produk house brand beras Giant yang warnanya jelek
(kusam).
Kepulenan beras setelah dimasak tergantung pada jenis beras. Namun,
seringkali konsumen menganggap jenis beras sama saja. Berdasarkan hasil
penelitian, konsumen paling banyak mempersepsikan produk house brand beras
Giant sama pulen dibandingkan merek lainnya, yaitu 36,67 persen (22 orang)
responden. Sebanyak 35 persen (21 orang) responden menilai produk house brand
beras Giant lebih pulen dibandingkan dengan merek lain dan sisanya sebesar
28,33 persen (17 orang responden) menilai produk house brand beras Giant
memiliki kepulenan yang lebih buruk dibandingkan dengan merek lain (kurang
pulen). Perbedaan persepsi ini dapat terjadi karena jenis beras yang dikonsumsi
responden tidak sama. Beras yang memiliki kepulenan tinggi adalah beras jenis
rojolele.
Beras kemasan dinilai bagus apabila ukuran bulir beras dalam kemasannya
relatif seragam dan sedikit beras yang patah. Keseragaman bulir merupakan salah
satu karakteristik yang mempengaruhi mutu beras. Berdasarkan hasil penelitian,
konsumen paling banyak mempersepsikan produk house brand beras Giant
memiliki keseragaman bulir yang lebih baik dibandingkan merek lainnya, yaitu 35
persen (21 orang) responden. Hal ini dikarenakan bulir produk house brand beras
Giant jarang ada yang patah dan kalaupun ada yang patah masih dinilai wajar bagi
konsumen. Sebanyak 33,33 persen (20 orang) responden menilai produk house
brand beras Giant memiliki keseragaman bulir yang lebih buruk dibandingkan
dengan merek lain. Hal ini disebabkan karena konsumen pernah mendapatkan
banyak bulir produk house brand beras Giant yang patah. Hal ini dapat
disebabkan oleh kesalahan packaging dan juga cara pengangkutan beras. Sisanya
sebesar 31,67 persen (19 orang) responden menilai produk house brand beras
Giant memiliki keseragaman bulir yang sama baik dibandingkan dengan merek
lain.
Aroma beras menunjukkan ada atau tidaknya bau beras sebelum dimasak.
Kebanyakan beras yang dikemas dalam karung ukuran 50 kilogram memiliki bau
apek yang kurang enak, sehingga harus dicuci berkali-kali. Beras seperti ini
dinilai kurang baik oleh konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, konsumen
paling banyak menilai aroma produk house brand beras Giant sama baiknya
dengan merek lain, yaitu sebanyak 36,67 persen (22 orang) responden. Sebanyak
35 persen (21 orang) responden menilai aroma produk house brand beras Giant
lebih baik dibandingkan dengan merek lain dan sisanya sebesar 28,33 persen (17
orang) responden menilai aroma produk house brand beras Giant lebih buruk
dibandingkan dengan merek lain. Aroma ini juga dipengaruhi oleh lama beras di
simpan. Konsumen yang mempersepsikan aroma produk house brand beras Giant
lebih buruk kemungkinan mendapatkan produk house brand beras Giant yang
sudah lama sehingga memunculkan bau apek.
Kemasan produk menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen. Kemasan
produk house brand beras Giant yang berwarna kuning sangat menyita perhatian
konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, konsumen paling banyak menilai
kemasan produk house brand beras Giant lebih baik dibandingkan dengan merek
lain, yaitu sebanyak 51,67 persen (31 orang) responden. Sebanyak 26,67 persen
(16 orang) responden menilai kemasan produk house brand beras Giant sama baik
dibandingkan dengan merek lain dan sisanya sebesar 21,67 persen (13 orang)
responden menilai kemasan produk house brand beras Giant lebih buruk
dibandingkan dengan merek lain. Konsumen yang menilai kemasan produk house
brand beras Giant lebih buruk mengatakan bahwa warna kemasan yang terlalu
cerah mengganggu pandangan mereka karena terlalu norak.
Daya tahan beras dilihat dari lamanya beras dapat digunakan setelah
dimasak dan lama penyimpanan beras sampai tidak berkutu. Berdasarkan hasil
penelitian, konsumen paling banyak menilai daya tahan produk house brand beras
Giant lebih buruk dibandingkan dengan merek lain, yaitu sebanyak 45 persen (27
orang) responden. Konsumen memilih untuk membeli ukuran dalam kemasan
kecil agar waktu pembelian beras kembali tidak terlalu lama. Hal ini dikarenakan
konsumen yang membeli beras kemasan pada umumnya memiliki jumlah anggota
keluarga 3-4 orang sehingga jumlah beras yang dibutuhkan dalam satu bulan tidak
banyak. Sebanyak 38,33 persen (23 orang) responden menilai daya tahan produk
house brand beras Giant lebih baik dibandingkan dengan merek lain dan sisanya
sebesar 16,67 persen (10 orang) responden menilai daya tahan produk house
brand beras Giant sama baik dibandingkan dengan merek lain.
Beras yang diproduksi dalam jangka waktu yang sama tetapi digunakan
dalam waktu yang berbeda akan menghasilkan kualitas yang berbeda. Hal inilah
yang juga berpotensi menyebabkan persepsi konsumen yang berbeda-beda untuk
kualitas beras. Konsumen juga banyak mengeluhkan beras Giant berkutu. Kutu
beras disebabkan oleh padi yang dijemur tidak terlalu kering akibat musim hujan.
Hasil produksi komoditas pertanian memang sangat bergantung pada cuaca.
6.2.3. Persepsi Konsumen terhadap Pilihan serta Ukuran Produk House
brand Beras Giant
Pengukuran persepsi konsumen terhadap pilihan serta ukuran produk
house brand beras Giant dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang terdiri
dari tiga pilihan jawaban, lebih baik, sama baik, atau lebih buruk jika
dibandingkan dengan merek-merek lain yang juga dijual di Giant Hypermarket.
Tabel 19 menunjukkan penilaian responden terhadap pilihan serta ukuran produk
house brand beras Giant.
Tabel 19. Penilaian Konsumen terhadap Pilihan serta Ukuran Produk
House Brand Beras Giant
Pilihan serta Ukuran Menurut Responden
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Total
Jumlah
40
14
6
60
Persentase
66,67
23,33
10,00
100
Dari tabel 19 dapat kita lihat bahwa sebagian besar konsumen, yaitu 66,67
persen (40 orang) responden menilai pilihan serta ukuran produk house brand
beras Giant lebih baik dibandingkan dengan merek-merek lain yang juga dijual di
Giant Hypermarket. Hal ini dikarenakan Giant menjual beras dalam 3 ukuran,
yaitu 5kg, 10 kg, dan 20 kg dengan jenis yang beragam, yaitu pandan wangi,
cianjur, setra ramos, rojolele, cianjur, ciherang, dan cisadane. Sedangkan merek
lain yang hanya menyediakan ukuran 5kg dan 10kg seperti beras segowangi dan
LCO.
6.2.4.
Persepsi Konsumen terhadap Kepercayaan Produk House Brand
Beras Giant
Pengukuran persepsi konsumen terhadap kepercayaan produk house brand
beras Giant dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang terdiri dari tiga
pilihan jawaban, lebih baik, sama baik, atau lebih buruk jika dibandingkan dengan
merek-merek lain yang juga dijual di Giant Hypermarket. Tabel 20 menunjukkan
penilaian kepercayaan konsumen terhadap produk house brand beras Giant.
Tabel 20. Penilaian Konsumen terhadap Kepercayaan Beras Merek Giant
Kepercayaan menurut Responden
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Total
Jumlah
12
23
25
60
Persentase
20,00
38,33
41,67
100
Sebagian besar konsumen, yaitu 41,67 persen (25 orang) responden
memiliki kepercayaan lebih buruk antara produk house brand beras Giant
dibandingkan dengan merek-merek lain yang juga dijual di Giant Hypermarket.
Konsumen ini pernah mendapatkan produk house brand beras Giant dengan
kualitas lebih buruk sehingga menjadi tidak percaya terhadap produk house
brand. Hal ini juga terkait dengan tingkat kepuasan konsumen setelah
mengkonsumsi produk house brand beras Giant, yaitu sebanyak 41,67 persen
merasa tidak puas dengan produk house brand beras Giant. Sebanyak 38,33
persen (23 orang) responden memiliki kepercayaan yang sama baik terhadap
produk house brand beras Giant. Tingkat kepercayaan responden yang sama baik
dapat disebabkan karena beras merupakan produk primer yang tidak terlalu
berbeda nyata antara satu dengan yang lainnya.
Ada juga konsumen yang lebih percaya terhadap produk house brand
beras Giant, yaitu 20,00 persen (12 orang) responden. Hal ini disebabkan karena
adanya anggapan konsumen bahwa Giant sebagai perusahaan ritel raksasa tidak
akan memberikan kualitas yang buruk kepada pelanggannya dan konsumen juga
beranggapan bahwa Giant pasti sudah menetapkan standar mutu tertentu bagi
pemasoknya.
6.2.5. Persepsi Konsumen terhadap Ketersediaan Produk House Brand Beras
Giant
Pengukuran persepsi konsumen terhadap ketersediaan produk house brand
beras Giant dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang terdiri dari tiga
pilihan jawaban, lebih baik, sama baik, atau lebih buruk jika dibandingkan dengan
merek-merek lain yang juga dijual di Giant Hypermarket. Tabel 21 menunjukkan
penilaian responden terhadap ketersediaan produk house brand beras Giant.
Tabel 21. Penilaian Konsumen terhadap Ketersediaan Produk House Brand
Beras Giant.
Ketersediaan menurut Responden
Lebih Baik
Sama Baik
Lebih Buruk
Total
Jumlah
44
12
4
60
Persentase
73,33
20,00
6,67
100
Konsumen paling banyak menilai ketersediaan produk house brand beras
Giant lebih baik dibandingkan dengan merek lainnya, yaitu 73,33 persen (44
orang) responden. Hal ini dapat dimengerti sebab mereka beranggapan produk
tersebut adalah milik Giant, yang tentu saja akan tersedia dalam jumlah yang lebih
banyak. Selain itu, merek-merek lain juga memiliki stok yang terbatas. Konsumen
juga melihat bahwa terkadang satu rak penuh diisi oleh produk house brand beras
Giant, sedangkan merek-merek lainnya bergabung dalam satu rak.
Sebanyak 20 persen (12 orang) responden menilai ketersediaan produk
house brand beras Giant sama baik dibandingkan dengan merek-merek lain yang
juga dijual di Giant Hypermarket. Sisanya sebesar 6,67 persen (4 orang)
responden menilai ketersediaan produk house brand beras Giant lebih buruk
dibandingkan dengan merek-merek lain yang juga dijual di Giant Hypermarket.
Hal ini dapat terjadi karena saat ingin membeli produk house brand beras Giant
jenis tertentu, konsumen tidak menemukan beras tersebut di Giant.
6.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Produk House brand Beras Giant
Variabel bebas dalam model logit, yaitu harga, kebersihan, warna,
kepulenan, keseragaman bulir, aroma, kemasan dan daya tahan. Dari 60
responden yang diwawancarai, 35 orang responden menyatakan membeli produk
house brand beras Giant jika berbelanja beras di Giant, selebihnya sebanyak 25
orang responden menyatakan akan membeli merek lain. Hasil olahan regresi
logistik dapat dilihat pada lampiran 7. Pada tingkat kepercayaan 90 persen (
=0,1) nilai statistik G untuk model logistik ini adalah 26,527. Nilai ini lebih besar
dari nilai tabel chi-square dengan df = 8, yaitu 14.067 artinya secara keseluruhan
model tersebut cukup baik (fit model). Dengan kata lain minimal ada satu variabel
yang berpengaruh nyata (nilai koefisien tidak sama dengan nol) terhadap
keputusan pembelian produk house brand beras Giant.
Tabel 22. Model Summary dari Analisis Regresi Logit
No.
1.
2.
Keterangan
-2 Log Likehood
(statistik G)
R-square
Nilai
26,527
0,808
Nilai R-square 80,8 persen menunjukkan bahwa sebesar 80,8 persen
model dapat dijelaskan oleh variabel, sisanya sebesar 19,2 persen dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak terdapat pada model. Peubah penjelas beserta kategorinya
dalam model logit dapat diringkas pada tabel 22 berikut:
Tabel 23. Peubah Penjelas Beserta Kategorinya dalam Model Logit
Peubah
Keterangan
Harga (X1)
Lebih murah
1
0
Sama
0
1
Lebih mahal
0
0
Lebih baik
1
0
Sama baik
0
1
Lebih buruk
0
0
Lebih baik
1
0
Sama baik
0
1
Lebih buruk
0
0
Lebih baik
1
0
Sama baik
0
1
Lebih buruk
0
0
Lebih baik
1
0
Sama baik
0
1
Lebih buruk
0
0
Lebih baik
1
0
Sama baik
0
1
Lebih buruk
0
0
Lebih baik
1
0
Sama baik
0
1
Lebih buruk
0
0
Lebih baik
1
0
Sama baik
0
1
Lebih buruk
0
0
Kebersihan (X2)
Warna (X3)
Kepulenan (X4)
Keseragaman bulir (X5)
Aroma (X6)
Kemasan (X7)
Daya Tahan (X8)
Kode
Variabel yang berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian produk
house brand beras Giant adalah variabel yang signifikan, yaitu variabel yang Pvaluenya lebih kecil dari  =0,1. Berdasarkan hasil olahan dengan SPSS, variabel
yang berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian produk house brand beras
Giant adalah harga beras, kebersihan, kepulenan, keseragaman bulir, aroma, dan
daya tahan.
Nilai odds ratio menunjukkan perbandingan peluang Y=1 (konsumen
berkecenderungan membeli produk house brand beras Giant) dengan Y=0
(konsumen berkecenderungan membeli merek lain) dengan dipengaruhi oleh
variabel-variabel tertentu.
Tabel 24. Variabel in The Equation Regresi Logit
No.
Variabel
Konstanta
Sig.
Odds Ratio
(B)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Harga
0,088
Harga (Lebih Murah)
-4,097
0,039
0,017
Harga (Sama Saja)
-1,162
0,520
0,313
Kebersihan
0,056
Kebersihan (Lebih Baik)
4,041
0,035
56,891
Kebersihan (Sama Baik)
-1,439
0,445
0,237
Warna
0,292
Warna (Lebih Baik)
1,797
0,268
6,030
Warna (Sama Baik)
3,200
0,136
24,542
Kepulenan
0,057
Kepulenan (Lebih Baik)
9,657
0,017
15637,571
Kepulenan (Sama Baik)
6,431
0,042
621,022
Keseragaman Bulir
0,109
Keseragaman Bulir (Lebih Baik)
5,336
0,050
207,688
Keseragaman Bulir (Sama Baik)
3,397
0,069
29,873
Aroma
0,058
Aroma (Lebih Baik)
6,340
0,021
567,031
Aroma (Sama Baik)
4,889
0,032
132,821
Kemasan
0,478
Kemasan (Lebih Baik)
1,188
0,618
3,282
Kemasan (Sama Baik)
-1,742
0,488
0,175
Daya Tahan
0,038
Daya Tahan (Lebih Baik)
5,815
0,011
335,291
Daya Tahan (Sama Baik)
2,434
0,225
11,409
-15,872
0,006
0.000
b0
Berikut ini merupakan hasil interprestasi odds ratio pada variabel-variabel
yang signifikan:
1.
Konsumen yang mempersepsikan harga produk house brand beras Giant
lebih murah memiliki kemungkinan untuk membeli beras 0,17 kali dibanding
konsumen yang mempersepsikan harga produk house brand beras Giant lebih
mahal. Dengan kata lain konsumen yang menilai produk house brand beras
Giant lebih murah memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk melakukan
pembelian. Hal ini sangat bertentangan dengan tujuan utama Giant membuat
produk house brand beras. Hal ini dapat terjadi karena di benak konsumen
produk yang lebih murah akan memiliki kualitas yang lebih buruk.
2.
Konsumen yang mempersepsikan kebersihan produk house brand beras Giant
lebih baik dibanding konsumen yang mempersepsikan kebersihan produk
house brand beras Giant lebih buruk memiliki kemungkinan untuk membeli
beras 56,891 kali. Hal ini dikarenakan karena bagi konsumen kebersihan
beras sangat penting. Terkait juga dengan karakteristik konsumen yang
kebanyakan bekerja sebagai pegawai swasta sehingga tidak memiliki banyak
waktu untuk membersihkan beras.
3.
Konsumen yang mempersepsikan kepulenan produk house brand beras Giant
lebih baik dibanding konsumen yang mempersepsikan kepulenan produk
house brand beras Giant lebih buruk memiliki kemungkinan untuk membeli
beras 15637.571 kali. Nilai ini paling tinggi jika dibandingkan dengan
indikator lainnya. Hal ini juga terlihat dalam hasil evaluasi alternatif dimana
kepulenan beras merupakan atribut pertama yang menjadi pertimbangan awal
bagi 53,33 persen (32 orang) responden dalam melakukan keputusan
pembelian produk house brand beras Giant.
Sedangkan konsumen yang
mempersepsikan kepulenan produk house brand beras Giant sama baik
memiliki kemungkinan untuk membeli beras 621.022 kali dibanding
konsumen yang mempersepsikan kepulenan produk house brand beras Giant
lebih buruk.
4.
Konsumen yang mempersepsikan keseragaman bulir produk house brand
beras Giant lebih baik memiliki kemungkinan untuk membeli beras 207.688
kali dibanding konsumen yang mempersepsikan keseragaman bulir produk
house brand beras Giant lebih buruk. Sedangkan konsumen yang
mempersepsikan keseragaman bulir produk house brand beras Giant sama
baik memiliki kemungkinan untuk membeli beras 29.873 kali dibanding
konsumen yang mempersepsikan aroma produk house brand beras Giant
lebih buruk. Salah satu alasan konsumen membeli beras kemasan adalah
karena menginginkan bulir beras yang lebih seragam dan tidak patah
sehingga peluang konsumen untuk membeli beras yang bulirnya lebih
seragam akan lebih besar. Beras yang patah-patah biasanya akan berpengaruh
pada tekstur beras setelah di masak.
5.
Konsumen yang mempersepsikan aroma produk house brand beras Giant
lebih baik memiliki kemungkinan untuk membeli beras 567.031 kali
dibanding konsumen yang mempersepsikan aroma produk house brand beras
Giant lebih buruk. Sedangkan konsumen yang mempersepsikan aroma
produk house brand beras Giant sama baik memiliki kemungkinan untuk
membeli beras 132.821 kali dibanding konsumen yang mempersepsikan
aroma produk house brand beras Giant lebih buruk.
6.
Konsumen yang mempersepsikan daya tahan produk house brand beras Giant
lebih baik memiliki kemungkinan untuk membeli beras 335.291 kali
dibanding konsumen yang mempersepsikan daya tahan produk house brand
beras Giant lebih buruk.
Berdasarkan hasil intrepetasi nilai odds ratio kita dapat melihat bagaimana
pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku pembelian produk house brand
beras Giant. Persepsi konsumen terhadap kepulenan memiliki kemungkinan
pembelian beras yang paling besar. Persepsi terhadap indikator kualitas yang lain,
seperti kebersihan, keseragaman bulir, aroma, dan daya tahan juga memiliki nilai
odds ratio yang besar. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa indikatorindikator tersebut memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap perilaku
pembelian. Variabel yang tidak signifikan (tidak berpengaruh nyata) terhadap
keputusan pembelian produk house brand beras Giant adalah warna dan kemasan
beras. Warna beras tidak berpengaruh nyata karena pada umumnya warna beras
dalam kemasan semuanya hampir sama. Konsumen yang menilai kemasan beras
lebih buruk ada yang tetap membeli produk house brand beras Giant karena
konsumen lebih memperhatikan kualitas daripada kemasan beras. Selain itu,
semua produk house brand memiliki kemasan yang sama.
6.4. Rekomendasi Bauran Pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen sasaran (Kotler,
2000). Strategi pemasaran Giant berkaitan dengan empat unsur bauran pemasaran
yang terdiri dari strategi produk, harga, promosi, dan tempat. Adapun
rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil penelitian kepada pihak Giant
adalah sebagai berikut :
1. Strategi produk
Atribut kepulenan merupakan atribut yang paling dipertimbangkan oleh
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Oleh karena itu, pihak Giant
sebaiknya mempertahankan kepulenan yang telah dinilai baik oleh konsumennya.
Kemasan beras tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian beras,
sehingga Giant dapat menggunakan kemasan yang lebih murah dan kemasn yang
digunakan sebaiknya adalah kemasan yang transparan. Giant sebaiknya
meningkatkan quality control terhadap produknya sehingga dapat memperhatikan
indikator-indikator kualitas beras saat beras masuk ke gudang. Kualitas produk
harus menjadi perhatian utama bagi pihak Giant karena sebanyak 25 orang
responden yang masih merasa tidak puas akan kualitas produk house brand beras
Giant. Sebagian responden memiliki motivasi coba-coba dalam membeli beras
sehingga pihak Giant sebaiknya tidak bermain-main dengan masalah kualitas.
Giant juga dapat mempertahankan sistem penjualan produk first in first
out. Langkah ini penting untuk menghindari barang-barang rusak agar tidak
sampai ke tangan konsumen dan masa kadaluarsa barang dapat termonitor. Beras
yang diproduksi dalam jangka waktu yang sama tetapi digunakan dalam waktu
yang berbeda akan menghasilkan kualitas yang berbeda sehingga akan lebih baik
bila beras yang diproduksi lebih awal dijual juga lebih awal. Selama ini pihak
Giant memang sudah melakukan sistem penjualan produk first in first out. Tetapi
sistem ini tidak berjalan lancar karena tidak adanya SPG khusus untuk produk
house brand beras Giant. Pengawasan dari Balai Besar Pengawasan Obat dan
Makanan juga perlu diintensifkan. Sebagian besar konsumen (56,67 persen) akan
mencari merek alternatif pengganti apabila produk house brand beras Giant habis
sehingga sangat penting bagi Giant untuk memperkirakan stok produk agar
produk house brand beras Giant selalu tersedia. Giant, Taman Yasmin sebaiknya
melakukan perbaikan dengan segera terhadap variabel yang dipersepsikan lebih
buruk oleh konsumen seperti daya tahan beras dan keseragaman bulir. Selain itu,
pihak Giant sebaiknya memahami dengan benar kekuatan dan kelemahan produk
house brand yang dimiliki sehingga bisa dikembangkan (atau dihindari) strategi
yang kompetitif (kurang) terhadap pesaing.
2. Strategi Harga
Berdasarkan wawancara, motivasi sebagian konsumen membeli produk
house brand beras Giant adalah harganya lebih murah dibandingkan merek lain.
Apabila pihak Giant ingin menaikkan harga sebaiknya mempertimbangkan
keadaan pendapatan konsumen yang sebagian besar adalah kelas menengah.
Selain itu, Giant dapat meningkatkan harga dengan diikuti peningkatan kualitas
produk dan membandingkan dengan harga beras kemasan lainnya.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), salah satu bahaya penetapan harga
penjualan untuk para pedagang ritel adalah bahwa produk dengan harga yang
lebih rendah mungkin ditafsirkan sebagai produk yang kualitasnya diturunkan.
Para konsumen menggunakan harga sebagai indikator pengganti kualitas jika
mereka mempunyai sedikit informasi yang dapat dipegang atau jika mereka
kurang yakin pada kemampuan mereka sendiri untuk melakukan pilihan atas dasar
hal-hal lain. Produk house brand memiliki image produk berkualitas dengan harga
murah sehingga sangat penting bagi Giant untuk memberikan informasi yang
lengkap mengenai produk.
3. Strategi Promosi
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung, promosi
memiliki pengaruh yang besar dalam penjualan beras kemasan. Giant dapat
melakukan promosi untuk meningkatkan penjualan berasnya. Promosi yang dapat
dilakukan oleh Giant adalah pemberian hadiah. Promosi sebaiknya dilakukan di
awal bulan karena pada umumnya konsumen berbelanja awal bulan. Sumber
informasi mengenai produk house brand beras Giant diperoleh konsumen dengan
datang langsung ke Giant. Hal ini dikarenakan umumnya produk house brand
tidak melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. Bentuk promosi
yang juga dapat dilakukan, yaitu penempatan display produk pada tempat-tempat
yang mudah dilihat konsumen, seperti di dekat kassa atau di rak jalur masuk ke
Giant. Rak yang ada di dekat kassa sering dijadikan media promosi berbagai
produk yang dijual di ritel. Giant sebagai pemilik merek dapat menggunakan rak
tersebut untuk mempromosikan produk house brandnya. Giant juga dapat
menggunakan audio tape untuk memberikan informasi langsung tentang produk
house brand beras Giant.
4. Strategi Tempat
Giant juga perlu menempatkan SPG khusus untuk produk house brand
beras Giant. SPG ini akan berperan penting dalam mengenalkan produk house
brand karena tidak semua konsumen mengetahui produk house brand beras Giant.
Pihak Giant sebaiknya mempertahankan penempatan produk beras merek Giant
yang sesuai serta tidak menyulitkan konsumen dan memberikan label harga yang
lebih mencolok untuk beras kemasannya sehingga lebih menarik perhatian
konsumen. Penempatan produk sebaiknya tidak terlalu tinggi, hal ini terkait
dengan bobot beras yang berat sehingga dapat menyulitkan konsumen untuk
mengambil beras dan konsumen beralih kepada merek lain.
Download