BAB III TATA CARA PELAKSANAAN PENATAAN KEMBALI (RESTRUKTURISASI) UTANG PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA A. Kewajiban Laporan Keuangan Pada Perusahaan Publik. Setiap perusahaan yang dikelola dengan berpedoman pada prinsip Good Corporate Govemance akan selalu mempunyai laporan keuangan yang baik dan jelas. Laporan keuangan merupakan dua daftar yang disusun Akuntan Publik pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar rugi laba. Namun, akhir-akhir ini telah menjadi kebiasaan bagi perusahaan-perusahaan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak terbagikan (laba yang ditahan).137 Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi.138 Yang dimaksud dengan akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya. Jadi laporan keuangan merupakan bahan infonnasi bagi para pemakainya guna evaluasi dan proses pengambilan keputusan.139 Laporan keuangan disusun berdasarkan semua data yang dikumpulkan dan digolongkan dimana semua fakta-fakta diungkapkan secara terbuka agar laporan 201. 137 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2007), hal 5. 138 Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal 139Ibid, hal 4. 53 Universitas Sumatera Utara 54 keuangan sedapat mungkin bersifat informatif dan memberi arti bagi pihak-pihak yang b erkepentingan.140 Dengan kata lain, laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan infonnasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Artinya laporan keuangan mampu memberikan infonnasi keuangan kepada berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.141 Pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan suatu perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.142 Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan antara lain:143 1. Pemilik Perusahaan Pemilik sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan terutama untuk perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan karena dengan laporan keuangan, pemilik akan dapat menilai sukses tidaknya manager dalam memimpin perusahaannya.144 2. Manajemen Perusahaan 140 Djarwanto, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2004), hal 11. 141 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal 10. 142 Amin Widjaja Tunggal, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hal 7. 143 Kasmir, Op Cit, hal 19. 144 Munawir, Op Cit, hal 2 Universitas Sumatera Utara 55 Dengan mengetahui posisi laporan keuangan periode yang lalu, manajer akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasan dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lebih tepat bagi perusahaan. Namun yang terpenting adalah bahwa laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.145 3. Para Kreditor, banker, investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili serta pihak-pihak laimiya Para kreditor sangat berkepentingan dengan laporan keuangan dari perusahaan dimana mereka memberikan pinjaman/utang dimana kreditor merasa berkepentingan terhadap keamanan utang yang telah diberikan kepada perusahaan tersebut.146 Bagi kreditor jangka pendek, laporan keuangan diperlukan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendeknya (likuiditas perusahaan), sedangkan bagi kreditor jangka panjang, laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui bagaimana tingkat pendapatan perusahaan pada saat sekarang maupun waktu-waktu yang akan datang dimana dari tingkat pendapatan inilah dapat dinilai bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar utang kepada kreditor secara teratur.147 HSlbid. 146 Djarwanto, Op Cit, hal 3. 147 Ibid, hal 60. Universitas Sumatera Utara 56 Berdasarkan hal tersebut, laporan keuangan merupakan informasi yang sifatnya historis yang disusun untuk berbagai tujuan, diantaranya sebagai berikut:148 a. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi; b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kinerja masa lalu; c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dalam kaitan dengan kepailitan dan restrukturisasi, beberapa aspek dari laporan keuangan perusahaan yang penting bagi para debitor dan kreditor untuk mengevaluasi kemampuan keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan kewajibannya (debt) adalah Neraca. Neraca merupakan Laporan Keuangan yang menggambarkan perkembangan Aktiva (aset) dan Passiva (Utang dan Modal) perusahaan.149 148 Deanta, Memahami Pos-Pos Dan Angka-Angka Dalam Laporan Keuangan Untuk Orang Awam, (Yogyakarta: Gava Media, 2009), hal 3-4. 149 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal D i Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hal 192, Universitas Sumatera Utara 57 Aktiva Perusahaan Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.130 Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian utama yaitu:*151 1. Aktiva Lancar Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama satu tahun. Aktiva lancar merupakan aktiva yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lainnya. Komponen yang ada pada aktiva lancar antara lain terdiri dari kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, penghasilan yang masih harus diterima dan biaya dibayar di muka.152 2. Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Secara garis besar, aktiva tetap dibagi atas dua macam yaitu aktiva tetap yang berwujud seperti tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan lainnya, serta aktiva tidak berwujud berupa hak yang dimiliki oleh perusahaan contohnya hak paten, merek dagang, goodwill, lisensi, dan lainnya.153 3. Aktiva Lainnya Aktiva lainnya merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap seperti bangunan 150 Kasmir, Op Cit, hal 39. 151 Deanta, Op Cit, hal 9. 152 Kasmir, Op Cit, hal 39. 153 Ibid. Universitas Sumatera Utara 58 dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam penyelesaian, dan lainnya.154 Utang Perusahaan Utang merupakan semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dimana utang itu merupakan sumber dari transaksi yang telah dilakukan sebelumnya.155 Utang dapat dibedakan menjadi 3 bagian utama yaitu:156 1. Utang Lancar Merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar biasanya kurang dari satu tahun. Oleh karena itu utang lancar dapat disebut juga utang jangka pendek. Utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank maksimal satu tahun, utang wesel, utang gaji, uang muka pelanggan dan utang lancar lainnya.157 2. Utang J angka P anj ang Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun. Penggunaan utang jangka panjang biasanya untuk investasi yang lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang terdiri dari obligasi, hipotek, utang bank lebih dari satu tahun, utang pemegang saham dan lainnya.158 3. Utang Lainnya XSAIbid. 155 Munawir, Op Cit, hal 18. 156 Deanta, Op Cit, hal 13. 157 Kasmir, Op Cit, hal 40. l5*Ibid. Universitas Sumatera Utara 59 Utang lainnya merupakan kewajiban yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam utang lancar maupun utang jangka panjang karena waktu pengembaliannya tidak jelas. Contohnya utang kepada direksi.159 Modal Perusahaan Modal merupakan investasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan. Yang tennasuk dalam kategori modal yaitu modal saham (modal setor), laba ditahan, laba periode berjalan dan cadangan laba. Perusahaan Publik mempunyai kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam (sekarang Otoritas Jasa Keuangan) dan mengumumkan kepada masyarakat.160 Ketentuan-ketentuan yang mengatur kewajiban keterbukaan laporan keuangan bagi perusahaan publik (emiten) antara lain:161 a. Peraturan BAPEPAM No. X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala; b. Peraturan BAPEPAM No. VIII.G.ll tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan; c. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No: Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi. 159 Deanta, Op Cit, hal 15. ieo Bismar Nasution, Op Cit, hal 152. Lihat juga Pasal 86 ayat 1 butir a Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 161 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op Cit, hal 190. Universitas Sumatera Utara 60 B. Syarat-Syarat Kelayakan Restrukturisasi. Restrukturisasi merupakan suatu proses perubahan struktur perusahaan dengan tujuan untuk menyehatkan kembali kondisi perusahaan debitor yang tidak mampu membayar utang-utangnya tetapi masih memiliki prospek usaha yang baik di masa depan untuk dapat terus hidup dan berkembang.162 Oleh karena itu, sebelum restrukturisasi dilakukan, harus dilakukan terlebih dahulu studi kelayakan yang bertujuan untuk menyimpulkan apakah utang debitor layak atau tidak layak untuk direstrukturisasi, baik restrukturisasi itu hanya terbatas pada restrukturisasi utang atau juga harus dilakukan restrukturisasi perusahaan.163 Studi kelayakan tersebut harus dilakukan oleh Kantor Konsultan Independen yang sekurang-kurangnya terdiri dari: 1. Kantor Akuntan Publik; 2. Kantor Konsultan Hukum; 3. Kantor Konsultan Manajemen Keuangan dan Bisnis; 4. Kantor Konsultan Penilai; 5. P akar mengenai sektor industri yang b ersangkutan. Beberapa kelayakan yang harus dipertimbangkan sebelum dilaksanakannya restrukturisasi terhadap suatu perusahaan debitor yaitu sebagai berikut:164 1. Perusahaan masih memiliki prospek usaha yang baik untuk mampu melunasi utang atau utang-utang tersebut apabila diberi kesempatan penundaan 162 Suad Husnan, Op Cit, hal 181. Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 9. 164 Ibid. Universitas Sumatera Utara 61 pelunasan dalam jangka waktu yang wajar, baik dengan atau tanpa diberi keringanan-keringanan persyaratan dan/atau diberi tambahan utang baru; 2. Kreditor akan memperoleh pelunasan utang yang jumlahnya lebih besar melalui restrukturisasi daripada perusahaan dinyatakan pailit; 3. Syarat-syarat utang berdasarkan restrukturisasi lebih menguntungkan bagi kreditor daripada sebelum dilakukan restrukturisasi. Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi untuk dapat dilaksanakannya restrukturisasi adalah:165 a. Debitor bersedia bekerja sama (kooperatif) dan mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan utang; b. Kredit yang diperoleh telah diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan kebijakan serta prosedur perkreditan pada bank. Restrukturisasi merupakan suatu kepentingan bagi debitor pailit agar kembali mampu menjalankan perusahaannya agar dapat memenuhi kewajibankewajiban pembayaran utangnya, untuk itu diperlukan standar restrukturisasi perusahaan yang juga sekaligus merupakan standar dalam melakukan restrukturisasi utang perusahaan sebagai berikut:166 1. Standar perlakuan yang seimbang Pelaksanaan restrukturisasi perusahaan harus menjaga keseimbangan kepentingan antara debitor dan kreditor. Rencana perdamaian merupakan jalan agar terjadi negosiasi-negosiasi yang efektif yang dilakukan oleh debitor 165 Pasal 3 Keputusan Presiden RI No 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah. 166 Thomas H. Jackson dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 78-80. Universitas Sumatera Utara 62 untuk memperoleh dukungan dari para kreditor melalui kelas-kelas kepentingan kreditor. 2. Standar logis Rencana restrukturisasi harus logis sehingga harus disusun secara matang dalam suatu konsep yang sistematis dan rapi guna mengakomodir kepentingan para kreditor. Hal ini akan membuka ruang yang lebih luas bagi debitor untuk bernegosiasi dan memperoleh dukungan para kreditor sehingga rencana restrukturisasi dapat dijalankan secara efektif. Pelaksanaan restrukturisasi juga memerlukan jangka waktu yang logis, dalam arti rencana restrukturisasi memuat berapa lama jangka waktu yang logis bagi debitor melaksanakan rencana restrukturisasi dan berapa lama waktu yang diperlukan debitor bernegosiasi untuk memperoleh dukungan para kreditor. 3. Standar adil dan layak Adil dan layak merupakan keharusan bagi reorganisasi perusahaan. Adil berarti bahwa reorganisasi atau restrukturisasi dapat memuaskan perasaan keadilan bagi seluruh elemen yang terkait dengan pelaksanaan restrukturisasi tersebut. Layak berarti rencana restrukturisasi tersebut patut dilakukan dalam perbandingannya dengan likuiditas. Artinya perusahaan debitor setelah dianalisis ternyata memang lebih menguntungkan untuk direstrukturisasi daripada dilikuidasi. Universitas Sumatera Utara 63 C. Jenis Dan Bentuk Restrukturisasi Perusahaan Publik. Restrukturisasi dapat berarti memperbesar atau memperkecil struktur perusahaan. Dalam pengertian pembesaran dapat berupa akuisisi dan merger (penggabungan) sedangkan dalam pengertian memperkecil/perampingan dapat berupa penjualan unit (sell ofj), pemisahan unit (spin off) dan pemecahan usaha (split off) ' 61 Secara umum, terdapat 3 jenis utama restrukturisasi yaitu: 1 1. Restrukturisasi yuridis. Jenis ini terjadi apabila ada perubahan bentuk perusahaan, misalnya perusahaan perorangan diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT). 2. Restrukturisasi struktural. Jenis ini merupakan penyusunan kembali struktur organisasi, misalnya struktur organisasi fungsional diubah menjadi struktur organisasi garis. 3. Restrukturisasi finansial / restrukturisasi utang. Merupakan capital restructuring yang menyangkut perubahan menyeluruh dari struktur modal karena perusahaan telah atau sangat cenderung untuk insolvable. Jenis ini merupakan konteks restrukturisasi dalam permohonan PKPU dimana permohonan restrukturisasinya dapat berupa penundaan (moratorium) pembayaran kepada kreditor, syarat bunga pinjaman yang lunak, penjadwalan !67 Gunadi, Op Cit, hal 11. 1(58Bambang Riyanto dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 71. Universitas Sumatera Utara 64 kembali pembayaran pokok pinjaman, konversi utang menjadi modal, penempatan modal baru atau perolehan pinjaman dan penghapusan utang.169 Tujuan dari restrukturisasi finansial adalah untuk menyehatkan kembali finansial perusahaan. Struktur modal disusun kembali karena perusahaan mengalami kesulitan permodalan, sehingga struktur modal yang baru dipandang cukup layak untuk operasional perusahaan di masa yang akan datang.170 Dalam hal keberhasilan restrukturisasi utang, perlu dilakukan upaya-upaya penyehatan perusahaan terhadap perusahaan debitor yang dapat dilakukan dengan salah satu bentuk sebagai berikut:171 a. Perubahan strategi perusahaan; b. Perubahan visi perusahaan; c. Perubahan struktur organisasi perusahaan; d. Pembahan budaya keija perusahaan {corporate culture); e. Alih teknologi; f. Penggantian anggota direksi dan komisaris perusahaan; g. Pembahan dan/atau penambahan ketentuan-ketentuan baru dalam anggaran dasar perusahaan; h. Pembuatan atau pembahan sistem dan prosedur perusahaan; i. Melakukan penggabungan (merger) dengan pemsahaan lain; j. Melakukan peijanjian akuisisi salaam debitor (acquisition o f stock) oleh pihak lain; k. Melakukan peleburan (konsolidasi) dengan pemsahaan lain. 169 Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 20. 170 Wasis, Op Cit, hal 210. 171 Sutan Remy Sjahdeini, Op Cit, hal 368-369. Universitas Sumatera Utara 65 Dalam dunia usaha, restrukturisasi utang juga dapat mengambil bentukbentuk sebagai berikut:172 1. Pemotongan jumlah utang yang cukup signifikan (hair cut); 2. Reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan atau aset debitor; 3. Pemotongan jumlah bunga yang cukup signifikan; 4. Perpanjangan jangka waktu pengembalian utang yang signifikan; 5. Pengendalian arus kas oleh kreditor atau komite kreditor atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh kreditor; 6. Penyeragaman fasilitas pinjaman, jenis transaksi dan ketentuan-ketentuan pinjaman kepada semua kreditor terjamin (secured creditor) di satu pihak dan kreditor tidak terjamin (unsecured creditor) di pihak lain; 7. Pengumpulan semua barang teijamin di satu pool, untuk kemudian dibuat suatu sistem penjaminan yang dibagikan kepada semua kreditor terjamin dan/atau kreditor tidak terjamin dalam suatu transaksi atau perjanjian {security sharing agreement) yang dikelola oleh suatu pihak yang ditunjuk oleh para kreditor {security agent); 8. Pengetatan tindakan korporasi, rasio-rasio keuangan, pinjaman baru, pengadaan barang dan jasa, pengembangan usaha, penjaminan, pembagian dividen atau distribusi lain yang mengurangi kemampuan bayar debitor; 9. Mekanisme keputusan diantara para kreditor yang ditentukan oleh mayoritas kreditor atau komite kreditor yang ditunjuk oleh para kreditor. 172 Arief T. Surowidjojo dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 76. Universitas Sumatera Utara 66 Dalam bidang perpajakan terdapat juga berbagai bentuk restrukturisasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan debitor yaitu:173 a) Pembebasan utang; b) Pembebasan (pengurangan) bunga; c) Penjadwalan kembali utang (debt rescheduling); d) Pengalihan harta untuk pelunasan utang; e) Penjualan harta kurang produktif; f) Perubahan utang menjadi obligasi; g) Perubahan utang menjadi obligasi konversi; h) Pembahan utang menj adi penyertaan modal; i) Pembaharuan obligasi. Bentuk - bentuk upaya restrukturisasi utang yang dapat dilakukan oleh perusahaan publik yaitu:174 1. Melakukan penjadwalan kembali pelunasan utang (rescheduling), termasuk pemberian masa tenggang (grace period) yang baru atau pemberian moratorium kepada debitor; 2. Melakukan persyaratan kembali peijanjian utang (recondi tion ing); 173 Gunadi, Op Cit, hal 66. 174 Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 10 - 11. Bandingkan dengan Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hal 209. Program-program restrukturisasi utang terdiri dari: a. Moratorium, merupakan penundaan pembayaran yang sudah jatuh tempo; b. Haircut, merupakan pemotongan/pengurangan pokok pinjaman dan bunga; c. Pengurangan tingkat suku bunga; d. Perpanjangan jangka waktu pelunasan; e. Konversi utang menjadi saham; f. Debt Forgiveness (Pembebasan Utang); g. Bailout, yaitu pengambil-alihan utang-utang, misalnya pengambil-alihan utang-utang swasta oleh pemerintah; h. Write-ojf, yaitu penghapusbukuan utang-utang. Universitas Sumatera Utara 67 3. Melakukan pengurangan jumlah utang pokok {hair cut); 4. Melakukan pengurangan tingkat suku bunga; 5. Melakukan pengurangan jumlah bunga dan/atau utang pokok yang tertunggak; 6. Memberikan utang baru; 7. Mengkonversi utang dengan surat utang yang dapat dipindahtangankan, baik surat utang jangka menengah maupun jangka panjang; 8. Mengkonversi utang dengan convertible bond; 9. Melakukan konversi utang menjadi modal perusahaan {debt for equity conversion); 10. Memasukkan modal baru oleh pemegang salaam yang lama atau yang baru melalui penempatan langsung atau melalui bursa saham; 11. Melakukan penggabungan {merger) dengan perusahaan lain; 12. Melakukan peleburan {consolidations) dengan perusahaan lain; 13. Melakukan perjanjian akuisisi saham debitor {acquisition o f stock) oleh pihak lain; 14. Menjual aktiva yang tidak produktif atau yang tidak langsung diperlukan untuk kegiatan usaha perusahaan; Debitor dalam rencana perdamaiannya dapat menawarkan kepada kreditor salah satu bentuk restrukturisasi di atas untuk merestrukturisasi utang perusahaannya. Balikan dalam prakteknya penggunaan beberapa cara secara sekaligus juga dapat ditempuh guna mendapatkan hasil restrukturisasi yang lebih memuaskan debitor dan kreditor. Universitas Sumatera Utara 68 D. Keterbukaan (Disclosure) Dalam Rencana Perdamaian Perusahaan Publik. Keterbukaan menurut Pasal 1 angka 25 UUPM No 8 tahun 1995 diartikan sebagai pedoman umum yang mensyaratkan emiten/perusahaan publik dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini, untuk menginformasikan seluruh infonnasi material kepada masyarakat dalam waktu yang tepat mengenai usahanya atau efeknya, yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal atau harga efek tersebut.175 Hal ini sesuai dengan Peraturan X.K.l tentang Keterbukaan Infonnasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik yang menyebutkan Perusahaan Publik harus segera menyampaikan keterbukaan kepada masyarakat apabila terjadi peristiwa, informasi, atau fakta material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan-keputusan investor dan para kreditor.176 Guna menyediakan infonnasi atau fakta materil bagi investor dalam mengambil keputusan investasi serta kepada kreditor untuk mengetahui kedudukan dan kepastian hukum mengenai piutang-piutangnya, Ketua Bapepam telah mengeluarkan Keputusan No. Kep-46/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998 tentang Keterbukaan Infonnasi Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Dimohonkan Pernyataan Pailit. Peraturan Bapepam Nomor X.K.5 yang 175 M. Irsan Nasarudin dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008), hal 152. 176Ibid. Universitas Sumatera Utara 69 merupakan lampiran dari Keputusan No. Kep-46/PM/1998 tersebut memuat ketentuan sebagai berikut:177 (1) Emiten atau perusahaan publik yang gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan untuk membayar kewajibannya terhadap pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi, maka emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan mengenai hal tersebut kepada Bapepam dan Bursa Efek dimana efek emiten atau perusahaan publik tercatat secepat mungkin, paling lambat akhir hari ke-2 sejak emiten atau perusahaan publik mengalami kegagalan atau mengetahui ketidakmampuan menghindari kegagalan dimaksud; (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka (1) wajib memuat antara lain rincian mengenai pinjaman termasuk jumlah pokok dan bunga, jangka waktu pinjaman, nama pemberi pinjaman, penggunaan pinjaman dan alasan kegagalan atau ketidakmampuan menghindari kegagalan; (3) Dalam hal emiten atau perusahaan publik diajukan ke pengadilan untuk dimohonkan pernyataan pailit, maka emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan mengenai hal tersebut kepada Bapepam dan Bursa Efek dimana efek emiten atau perusahaan publik tercatat secepat mungkin, paling lambat akhir hari ke-2 sejak emiten atau perusahaan publik mengetahui adanya permohonan pernyataan pailit dimaksud; (4) Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka (3) wajib memuat antara lain nama pemberi pinjaman yang mengajukan pailit, ringkasan permohonan pernyataan pailit dan jumlah pinjaman lainnya; 177 14 Agustus 1998. Peraturan Bapepam Nomor X.K.5, lampiran Keputusan No. Kep-46/PM/1998 tanggal Universitas Sumatera Utara 70 (5) Pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada pengadilan terhadap emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam dan Bursa Efek emiten atau perusahaan publik tercatat mengenai hal tersebut secepat mungkin, paling lambat akhir hari ke-2 pengajuan permohonan pernyataan pailit; (6) Laporan sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini merupakan dokumen publik yang tersedia bagi masyarakat di Pusat Referensi Pasar Modal sesuai dengan Peraturan ILA. 2 tentang Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat di Pusat Referensi Pasar Modal; (7) Bursa Efek wajib mengumumkan informasi sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini di Bursa Efek pada hari yang sama dengan diterimanya informasi tersebut oleh Bursa Efek. Rencana perdamaian yang ditawarkan oleh debitor dapat berisi beberapa kemungkinan atau alternatif yang dapat dipilih oleh para kreditor yaitu:178 1. Mungkin debitor menawarkan kepada kreditornya bahwa ia akan membayar (sanggup membayar) dalam jumlah tertentu dari utangnya (tidak dalam jumlah keseluruhannya); 2. Mungkin debitor akan menawarkan akor likuidasi (liquidatie accord) yaitu debitor menyediakan hartanya bagi kepentingan para kreditor untuk dijual di bawah pengawasan seorang pengawas (pemberes) dan hasil penjualannya 178 Zainal Asikin, Op Cit, hal 88. Universitas Sumatera Utara 71 dibagi untuk para kreditor. Apabila hasil penjualan tidak mencukupi, maka debitor dibebaskan untuk membayar sisa yang belum dibayar. 3. Mungkin debitor menawarkan untuk meminta penundaan pembayaran dan diperbolehkan mengangsur utangnya untuk beberapa waktu. Sebelum disetujuinya rencana perdamaian perlu diadakan studi kelayakan179 yang dilakukan berdasarkan informasi yang diberikan oleh debitur, informasi mana tentu harus didasarkan pada kenyataan yang sesungguhnya, tidak ada mark-up dalam penilaian aset ataupun tidak ada spekulasi dalam dokumendokumen yang akan menjadi dasar penilaian. Untuk menunjang kebenaran informasi yang disajikan debitor, informasi tersebut harus memenuhi syarat keterbukaan. Keterbukaan merupakan proses yang sangat krusial karena kreditor membutuhkan keterbukaan dari informasi yang substansial untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar bagi mereka untuk mengambil keputusan apakah menerima atau menolak rencana perdamaian yang diajukan oleh debitor. Adapun 4 pertanyaan yang akan dijawab berdasarkan keterbukaan informasi tersebut adalah:180 1. Apakah rencana feasible ? 2. Seberapa besar nilai (jika ada) yang diberikan rencana tersebut kepada kreditur? 3. Apakah kreditur menerima bagiannya secara adil dari pembagian nilai yang tersedia? 179 Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 9. 180 Mark S. Scarberry, Kenneth N. Klee, Grant W. Newton dan Steve H. Nickles dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 106. Universitas Sumatera Utara 72 4. Apakah bentuk pemberian nilai tersebut dapat diterima? Berdasarkan hal di atas, terdapat 3 tujuan keterbukaan dalam rangka pengungkapan infonnasi dari debitor kepada kreditor yaitu:181 h Keterbukaan berguna untuk memungkinkan kreditor melakukan atau tidak melakukan pembayaran yang telah dilakukan kepada kreditur lainnya, kepada insider, atau kepada teman-teman kreditur; 2. Informasi ini memungkinkan kreditur mengambil sikap terhadap rencana atau usulan restrukturisasi atau likuidasi; 3. Tujuan yang terpenting, keterbukaan memungkinkan kreditor melakukan tawar menawar terhadap rencana dan keputusan akhir, apakah menyetujui atau menolak rencana tersebut. Dengan demikian prinsip keterbukaan menjadi isu utama yang harus dikaji dalam pasar modal. Prinsip keterbukaan sekarang ini bukan merupakan hal baru, tetapi sudah merupakan sejarah yang panjang dalam dunia pasar modal. Keterbukaan wajib adanya untuk mengatur pemberian informasi mengenai keadaan keuangan dan infonnasi lainnya kepada investor dan para kreditor dari perusahaan publik dalam pasar modal.182 Dengan pemberian infonnasi berdasarkan prinsip keterbukaan ini, maka dapat diantisipasi terjadinya kemungkinan kreditor tidak memperoleh informasi atau fakta materil atau tidak meratanya infonnasi bagi kreditor disebabkan ada informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga ada infonnasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu, sedangkan 181 David G. Epstein, Steve H. Nickles , dan James J. White dalam Yuanita Harahap, Ibid, hal 100. 182 Bismar Nasution, Op Cit, hal 23-24. Universitas Sumatera Utara 73 informasi itu sangat berfungsi karena berisi fakta materil, yang dapat dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi kreditor dalam mengambil keputusan. T rtO Oleh karena itu, dibutuhkan informasi yang cukup (adéquate information) menyangkut kepailitan suatu perusahaan dalam rangka keterbukaan (disclosure) itu. Dalam hal ini, Bismar Nasution memuat perbandingan keterbukaan dalam kepailitan dengan standar informasi yang berlaku di Pengadilan Amerika Serikat, termasuk di dalamnya termuat kewajiban memberikan informasi akuntansi atau keuangan yang merupakan fakta materil. Ada terdapat 19 butir jenis infonnasi yang layak diadopsi untuk dipersyaratkan dalam daftar keterbukaan yaitu sebagai berikut:183184 1. Keadaan atau situasi yang mendasari munculnya permohonan kepailitan; 2. Suatu deskripsi yang lengkap dari aset yang tersedia beserta nilainya; 3. Antisipasi ke depan oleh debitor; 4. Sumber dari infonnasi yang terdapat di dalam Pernyataan Pendaftaran; 5. Suatu disclaimer secara khusus mengidentifikasi bahwa tidak ada pernyataan infonnasi mengenai debitor atau jaminan yang diberikan di luar yang telah dinyatakan di dalam pernyataan keterbukaan; 6. Kondisi dan kinerja dari debitor pada saat debitor tersebut berada dalam kondisi pailit; 7. Infonnasi mengenai gugatan harta kekayaan; 8. Suatu analisis likuidasi yang menyatakan estimasi pendapatan yang akan diperoleh oleh kreditor; 183 Ibid, hal 26. 184 Bismar Nasution dan Sunarmi, Dasar-Dasar Hukum Kepailitan, Diktat Kuliah Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana USU, Medan, 2003., hal 140. Universitas Sumatera Utara 74 9. Metode akuntansi dan penilaian yang digunakan dalam menyusun informasi keuangan yang terdapat pada pernyataan keterbukaan; 10. Informasi mengenai manajemen dari debitor ke depan, termasuk besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap insider, direktur dan atau pejabatpejabat lainnya dari debitor; 11. Suatu ringkasan dan rencana dari reorganisasi; 12. Estimasi semua biaya administrasi tennasuk biaya penasehat hukum dan akuntan; 13. Kolektivitas dari setiap rekening pendapatan; 14. Setiap infonnasi keuangan, valuations, atau proyeksi pro porma yang relevan bagi kreditor dalam menentukan apakah menerima atau menolak rencana; 15. Informasi yang relevan tentang resiko yang akan dihadapi oleh kreditor; 16. Nilai aktual atau proyeksi dari nilai yang akan diterima dari transfer yang pasti akan diterima; 17. Keberadaan, kemungkinan, keberhasilan, litigasi non-bankruptcy; 18. Konsekuensi perpajakan dari rencana; 19. Hubungan debitor dengan pihak terafiliasi. Dengan keterbukaan dalam 19 aspek tersebut di atas yang berisikan semua infonnasi yang berdampak terhadap keberhasilan atau kegagalan rencana restrukturisasi, kreditor akan mampu memperhitungkan resiko yang akan dihadapinya jika rencana restrukturisasi itu disepakati oleh kreditor dan dilaksanakan.185 185 Ibid, hal 141. Universitas Sumatera Utara 75 Oleh karena itu, sebelum menawarkan rencana perdamaian kepada kreditor, debitor wajib menyampaikan keterbukaan infonnasi yang memuat 19 aspek infonnasi tersebut sebagai dasar bagi kreditor agar dapat menyetujui rencana perdamaian yang ditawarkan oleh debitor tersebut. Dengan dasar keterbukaan infonnasi inilah kreditor dapat menyetujui rencana perdamaian yang ditawarkan debitor sebagai langkah restrukturisasinya. Universitas Sumatera Utara BAB IV PELAKSANAAN PENATAAN KEMBALI (RESTRUKTURISASI) UTANG PT TOBA PULP LESTARI TBK TERHADAP KREDITOR PIHAK KETIGANYA A. Persetujuan Perdamaian (Accord). UU Kepailitan menyediakan sarana perdamaian bagi perusahaan yang berada dalam kepailitan agar perusahaan tersebut terhindar dari likuidasi akibat kepailitan dan tetap dapat menjalankan usahanya. Perdamaian {accord) dalam hukum kepailitan diartikan sebagai suatu perjanjian antara debitor dengan para kreditor dimana diadakan suatu ketentuan bahwa debitor dengan membayar suatu presentase tertentu (dari utangnya), ia akan dibebaskan untuk membayar sisanya.186 Sarana perdamaian {accord) disediakan di dalam UU Kepailitan dengan maksud agar perusahaan tetap dapat berjalan dan mampu memenuhi kewajiban pembayaran utangnya kepada para kreditor. Perdamaian, disamping PKPU merupakan peluang yang diberikan oleh UU Kepailitan kepada perusahaanperusahaan “yang tidak mampu membayar utang-utangnya” tetapi masih memiliki prospek usaha yang baik dan pengurusnya beritikad baik serta kooperatif dengan para kreditor untuk melunasi utang-utangnya.187 Dalam hukum kepailitan, perdamaian {accord) diartikan sebagai suatu perjanjian perdamaian antara debitor dengan para kreditor, dimana diadakan suatu 180 H.F.A Vollmar dalam Zainal Asikin, Op Cit, hal 87. 187 Sutan Remy Sjahdeini, Op Cit, hal 58-59. 76 Universitas Sumatera Utara 77 ketentuan bahwa si debitor dengan membayar suatu persentase tertentu (dari utangnya), debitor tersebut akan dibebaskan untuk membayar sisanya. 1ftft Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan dirinya tidak dapat atau diperkirakan oleh kreditor tidak dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih dapat mengajukan restrukturisasi utang melalui P KPU maupun perdamaian.18189190 Perdamaian merupakan elemen yang paling esensial dalam kepailitan sekaligus merupakan tujuan dalam suatu PKPU, sehingga tidak ada gunanya melakukan PKPU apabila para pihak (debitor dan kreditor) tidak sungguhsungguh untuk melaksanakan perdamaian yang mana dimulai oleh debitor dengan mengajukan rencana perdamaian (.composition plan).m Oleh karena itu, perdamaian inilah yang sebenarnya merupakan tujuan dan motif dilakukannya PKPU termasuk dalam perdamaian di sini adalah proses restrukturisasi utang debitor.191 Pada umumnya tidak ada satu pun perusahaan yang menginginkan terjadinya ketidakmampuan membayar utang, apalagi hingga terjadi kebangkrutan, khususnya bagi suatu PT Tbk (Terbuka) yang telah go public dimana mereka sudah memiliki jumlah modal, pemegang saham dan lingkup usaha yang sudah demikian kompleks dari segi kuantitas dan kualitas. Oleh karena itu, perdamaian melalui restrukturisasi merupakan cara untuk tetap eksis 188 H.F.A Vollmar dalam Sunarmi, Op Cit, hal 163. 189 Pasal 212 UU No 4 Tahun 1998 jo Pasal 222 UU No 37 Tahun 2004. 190 Munir Fuady, Op Cit, hal 198 191 Ibid, hal 200. Universitas Sumatera Utara 78 menjalankan bisnisnya meski telah terjadi keadaan tidak mampu membayar utangutangnya atau lebih parah telah dijatuhi putusan pailit.192 Dengan dibukanya kemungkinan dan kesempatan untuk mengadakan perdamaian merupakan hal yang dapat menguntungkan kedua belah pihak antara lain:193 1. B agi para kreditor Apabila harta debitor dijual/dilelang atau dilakukan pemberesan dengan perantaraan Hakim, dan hasilnya dibagi menurut imbangan jumlah piutang kreditor, maka belum tentu para kreditor itu akan mendapat pembayaran yang lebih tinggi seperti yang ditawarkan di dalam perdamaian. Jadi penawaran di dalam perdamaian mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan pembagian melalui pemberesan oleh Hakim. 2. Bagi debitor Debitor akan membayar sejumlah utang yang telah disetujui dalam perdamaian yang lebih kecil dari utang sebenarnya, sedangkan sisanya tidak menjadi beban bagi debitor untuk melunasinya. Apabila perdamaian telah dipenuhi maka berakhirlah kepailitan. Hal ini berbeda dengan pemberesan oleh Hakim dimana apabila dari hasil pelelangan itu belum atau tidak cukup untuk melunasi utang-utang debitor secara penuh maka sisanya akan tetap menjadi utang debitor yang pelunasannya dengan harta debitor yang masih akan ada. 192 Yuanita Harahap, Op Cit, hal 96-97. 193 Zainal Asikin dalam Sunarmi, Op Cit, hal 163-164. Universitas Sumatera Utara 79 Walaupun demikian, terjadinya perdamaian sebagai suatu cara restrukturisasi utang perusahaan tidak membatalkan putusan pailit yang telah dijatuhkan terhadap debitor.194 Dalam kepailitan dikenal adanya 2 macam perdamaian yaitu:195 a. Perdamaian yang ditawarkan dalam kepailitan yaitu pada saat rapat verifikasi; b. Perdamaian yang ditawarkan dalam PKPU yaitu sebelum debitor dinyatakan pailit. Perbedaan perdamaian tersebut dapat dilihat dari luas cakupannya dimana perdamaian dalam kepailitan jangkauan lebih sempit yaitu sebatas untuk pembagian dan pemberesan harta pailit, sedangkan perdamaian dalam PKPU mempunyai cakupan yang lebih luas dimana sudah pula mencakup pengertian “restrukturisasi utang” dari debitur.196 Perdamaian dalam kepailitan berbeda dengan perdamaian dalam PKPU. Perbedaan tersebut dapat dikualifikasi dalam 4 aspek yaitu:197 1. Dari segi waktu Perdamaian pada PKPU diajukan kepada pengadilan pada saat atau setelah permohonan PKPU, sedangkan perdamaian pada kepailitan diajukan setelah adanya putusan hakim mengenai kepailitan debitor yang bersangkutan. 2. Pembicaraan (penyelesaian) akor Perdamaian pada PKPU dilakukan pada sidang pengadilan yang memeriksa pennohonan PKPU tersebut, sedangkan perdamaian pada 194 Zainal Asikin dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 96. 195 Sunarmi, Op Cit, hal 163. 196 Munir Fuady, Op Cit, hal 198. 197 Zainal Asikin, Op Cit, hal 112. Universitas Sumatera Utara 80 kepailitan dibicarakan pada saat rapat verifikasi yaitu setelah adanya putusan kepailitan. 3. Syarat penerimaan perdamaian Perdamaian pada PKPU haruslah disetujui oleh Vi (seperdua) jumlah kreditor konkuren yang diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat pennusyawaratan Hakim yang bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut dan mewakili % (tiga per empat) dari jumlah piutang yang diakui, sedangkan perdamaian dalam kepailitan harus disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) bagian dari kreditor konkuren yang mewakili % (tiga per empat) jumlah semua tagihan yang tidak mempunyai tagihan istimewa. 4. Kekuatan mengikat Perdamaian dalam PKPU berlaku pada semua kreditor (baik konkuren maupun preferen), sedangkan perdamaian pada kepailitan hanya berlaku bagi kreditor konkuren. B. Pengesahan Perdamaian Oleh Pengadilan. Apabila rencana perdamaian diterima, maka Hakim Pengawas wajib menyampaikan laporan tertulis kepada Pengadilan pada tanggal yang telah ditentukan untuk keperluan pengesahan perdamaian.198 198 Rahayu Hartini, Op Cit, hal 246. Universitas Sumatera Utara 81 Perdamaian yang sudah diterima di dalam rapat verifikasi harus mendapat pengesahan dari Hakim pemutus kepailitan agar mempunyai kekuatan hukum, dan pengesahan ini disebut homologosi. Apabila telah ada putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti mengenai perdamaian tersebut maka pemberesan yang sedianya akan dilakukan oleh hakim akan berganti menjadi pemberesan di luar hakim.199 Namun, rencana perdamaian yang telah diterima oleh kreditor dapat ditolak untuk disahkan oleh hakim Pengadilan apabila:200 1. Harta debitor, tennasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk menahan benda, jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian 2. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin; 3. Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu atau lebih kreditor, atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah debitor dan pihak lain bekerja sama untuk mencapai hal ini. 199 Zainal Asikin, Op Cit, hal 92. 200 Sentosa Sembiring, Op Cit, hal 36. Bandingkan dengan Syamsudim Manan Sinaga, Op Cit, hal 46-47. Rencana perdamaian dapat ditolak apabila: a. Harta debitor, termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk menahan benda, jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian; b. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin; c. Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu atau lebih kreditor, atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah debitor dan pihak lain bekerja sama untuk mencapai hal ini; d. Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum dibayar atau tidak diberikan jaminan untuk pembayarannya. Universitas Sumatera Utara 82 Dalam hal rencana perdamaian ditolak untuk disahkan oleh Majelis Hakim Pengadilan berdasarkan hal di atas, maka dalam putusan yang sama, Pengadilan akan menyatakan bahwa debitor dipailitkan.201 Perdamaian yang telah disairkan oleh Majelis Hakim merupakan undangundang bagi kedua belah pihak (debitor dan para kreditor) yang membuatnya dan kedua belah pihak tersebut terikat untuk menaati dan melaksanakan hasil perdamaian tersebut.202 Perdamaian yang telah disahkan akan berlaku bagi semua kreditor yang tidak mempunyai hak didahulukan. Jadi apabila pengesahan perdamaian telah memperoleh kekuatan hukum tetap maka kepailitan berakhir.203 Ketentuan ini menegaskan bahwa perdamaian berlaku bagi semua kreditor konkuren baik yang mengajukan permohonan pailit maupun yang tidak mengajukan permohonan pailit kecuali untuk kreditor preferen.204 Putusan pengesahan perdamaian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap merupakan alas hak yang dapat dijalankan terhadap debitor dan semua orang yang menanggung pelaksanaan perdamaian sehubungan dengan piutang yang telah diakui sebagaimana tennuat dalam berita acara rapat pencocokan piutang.205 Perdamaian yang telah dikukuhkan atau disahkan oleh pengadilan dengan suatu putusan dapat dibatalkan jika debitor pailit tidak mau atau lalai memenuhi kewajibannya sebagaimana tertuang dalam perdamaian (baik seluruhnya maupun sebagian). Upaya pembatalan perdamaian ini diajukan oleh para kreditor 201 Rahayu Hartini, Op Cit, hal 247. 202 Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 47. 203 Sentosa Sembiring, Op Cit, hal 37. 204 Sunarmi, Op Cit, hal 168. 205 Ibid, hal 169. Universitas Sumatera Utara 83 konkuren yang tidak dipenuhi tagihannya sebagaimana tertuang dalam perdamaian melalui tuntutan perdamaian ke hadapan Hakim Pengadilan Niaga yang semula mengadili perkara kepailitan tersebut.206 Dalam putusan pembatalan perdamaian diperintahkan supaya kepailitan dibuka kembali, dengan pengangkatan seorang Hakim Pengawas, Kurator dan anggota Panitia Kreditor apabila dalam kepailitan terdahulu ada suatu panitia seperti ini.207 Setelah kepailitan dibuka kembali, maka tidak dapat lagi ditawarkan perdamaian. Kurator wajib seketika memulai dengan pemberesan harta pailit dimana harta pailit dibagi diantara para kreditor dengan cara:208 a. Jika kreditor lama maupun kreditor baru belum mendapat pembayaran, hasil penguangan harta pailit dibagi diantara mereka secara prorata; b. Jika telah terjadi pembayaran sebagian piutang kepada kreditor lama, maka kreditor lama dan kreditor baru berhak menerima pembayaran sesuai dengan persentase yang telah disepakati dalam perdamaian; c. Kreditor lama dan kreditor baru berhak memperoleh pembayaran secara prorata atas sisa harta pailit setelah dikurangi pembayaran sebagaimana dimaksud huruf b sampai dengan dipenuhinya seluruh piutang yang diakui. 206 Zainal Asikin, Op Cit, hal 93. 207 Sunarmi, Op Cit, hal 171. 208 Ibid. Universitas Sumatera Utara 84 C. Restrukturisasi Utang Pada PT Toba Pulp Lestari Tbk. 1. Uraian Singkat Mengenai PT Toba P u b Lestari Tbk (PT TPL Tbk)209 PT TPL Tbk merupakan suatu perusahaan yang didirikan dalam rangka Undang - Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968 jo - Undang - Undang No.12 Tahun 1970 berdasarkan Akta No. 329 tanggal 26 April 1983 yang dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, SH, notaris di Jakarta dengan nama PT hiti Indorayon Utama (PT IIU). Akta pendirian tersebut mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan No. 1176. Status PT IIU selanjutnya berubah menjadi perusahaan penanaman modal asing sebagaimana persetujuan Presiden dalam surat keputusannya No 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 yang diterbitkan oleh Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal. Sehubungan dengan perubahan tersebut, anggaran dasar PT IIU diubah dengan Akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 yang dibuat dihadapan Rachmat Santoso, SH, notaris di Jakarta, perubahan mana mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C22652.HT.01.04.TH.90 tanggal 20 Mei 1990. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI106/SHM/MK. 10/1990 tanggal 16 Mei 1990, PT IIU mendapat izin go public 209 Laporan Tahunan PT Toba Pulp Lestari Tbk (Annual Report) Tahun 2013, hal 78 - 80. Universitas Sumatera Utara 85 untuk menjual sahamnya kepada masyarakat, dimana izin penjualan saham tersebut pada tahun 1991 meningkat sebagaimana Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-313/PM/1990 tanggal 15 Maret 1991 dan No. S-733/PM/1991 tanggal 7 Juni 1991. PT IIU Tbk kemudian mengalami perubahan nama menjadi PT TPL Tbk pada tahun 2001 sebagaimana Akta No. 61 tanggal 20 Februari 2001 yang dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta dan memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannyaNo.C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23 Agustus 2001. Seluruh anggaran dasar PT TPL Tbk telah mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan Undang ~ Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan No IX.J. 1 Lampiran Keputusan Bapepam LK dan Lembaga Keuangan No. Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008, perubahan mana mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU- 50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009. PT TPL Tbk berdomisili di Medan dan berlokasi pabrik di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Pannaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar terakhirnya, ruang lingkup kegiatan PT TPL Tbk adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur kertas {pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan, dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan Universitas Sumatera Utara 86 memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut. 2. Mengenai Putusan Pengadilan210 Pada tanggal 9 Agustus 2002, salah satu kreditor PT TPL Tbk yakni Stem Capital Limited mengajukan Permohonan Penyataan Pailit terhadap PT TPL Tbk di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang terdaftar di bawah No. 23/PAILIT/2002/PN.NIAGA.JKT.PST. Permohonan pailit tersebut didasarkan pada adanya tagihan terhadap PT TPL Tbk yang berasal dari utang PT TPL Tbk terhadap PT Fuji Bank International yang telah jatuh tempo dan berdasarkan hasil verifikasi juga diketahui bahwa Pemohon Pernyataan Pailit (Stem Capital Limited) juga memiliki tagihan terhadap PT TPL Tbk yang didasarkan pada Obligasi Senior Notes dan Obligasi Guaranteed Notes. Menghadapi permohonan pailit tersebut, PT TPL Tbk mengajukan PKPU pada tanggal 19 Agustus 2002 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat di bawah No. 04/PKPU/2002/PN.NIAGA/ JKT.PST. Permohonan PKPU tersebut dikabulkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam keputusan yang diambil dalam Rapat Permusyawaratan Hakim pada tanggal 27 Agustus 2002 yang diucapkan dalam sidang tanggal 29 Agustus 2002. Sejalan dengan permohonan PKPU, PT TPL Tbk mengajukan rencana perdamaian yang disetujui oleh mayoritas kreditor kemudian disahkan oleh 210 Keterangan yang diambil telah dikonfirmasi kebenarannya oleh Direktur PT Toba Pulp Lestari Tbk. Universitas Sumatera Utara 87 Majelis Hakim dalam Rapat Permusyawaratan Hakim pada tanggal 10 Oktober 2002 yang putusannya diucapkan dalam sidang tanggal 11 Oktober 2002 dalam Putusan No. 04/PKPU/2002/PN.NIAGA/ JKT.PST jo No. 23/PAILIT/2002/PN.NIAGAJKT.PST tanggal 11 Oktober 2002. Dengan disetujui dan disahkannya rencana perdamaian yang diajukan oleh PT TPL Tbk, maka rencana perdamaian tersebut sah menjadi Perjanjian Perdamaian. Menindaklanjuti Perjanjian Perdamaian tersebut, pada tanggal 22 Januari 2003, PT TPL Tbk menandatangani Perjanjian Restrukturisasi Utang (Debt Restructuring Agreement) dengan para kreditor yang mengacu pada perjanjian perdamaian yang telah disahkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga.211 3. Ringkasan Pokok Perjanjian Perdamaian TPL Pokok - pokok rencana perdamaian yang diajukan oleh PT TPL Tbk kepada semua kreditor konkurennya adalah sebagai berikut: 1) Para kreditor konkuren dari lembaga keuangan, para pemegang obligasi dan para kreditor usaha dagang lainnya akan mendapat perlakuan yang sama; 2) 10% dari utang pokok lama direstrukturisasi sebagai Pinjaman Tahap I yang akan dibebankan bunga sebesar 5% per tahun dengan masa jatuh tempo 10 tahun; 211 Laporan Tahunan PT Toba Pulp Lestari Tbk (AnnualReport) Tahun 2013, hal 81. Universitas Sumatera Utara 3) Sisa utang pokok lama sebesar 90% dikonversi menjadi 40% ekuitas dari penerbitan saham - saham baru pada basis dilusi penuh; 4) Seluruh bunga, denda dan penalti yang telah jatuh tempo dihapuskan; 5) Untuk pengoperasian kembali, PT TPL Tbk membutuhkan pinjaman baru. Pinjaman ini akan dijadikan sebagai Pinjaman Tahap II yang akan dibebankan bunga 10% per tahun dengan masa jatuh tempo 7 tahun. Investor yang memberikan pinjaman tahap II akan mendapatkan 30% ekuitas dari penerbitan saham - saham baru pada basis dilusi penuh; 6) 70% dari arus kas PT TPL Tbk akan dipergunakan dengan mekanisme sesuai urutan prioritas sebagai berikut: a) Pembayaran bunga dari Pinjaman Tahap I dan Pinjaman Tahap II secara pro rata setiap 6 bulan; b) Amortisasi Pinjaman Tahap II setiap 6 bulan; c) Amortisasi Pinjaman Tahap I setelah pelunasan Pinjaman Tahap II. 7) Pembayaran bunga dan pokok sebagaimana dimaksudkan dalam mekanisme arus kas dilakukan pertama kalinya 6 bulan setelah pabrik beroperasi. Dikarenakan telah diterima, disetujui dan disahkan perjanjian damai tersebut, menimbulkan kewajiban bagi PT TPL Tbk untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan sebagai implementasi dari perjanjian perdamaian. Implementasi perjanjian damai tersebut adalah merestrukturisasikan utang dengan cara mengkonversikan 90% utang pokok lama menjadi 40% saham baru (dalam basis dilusi penuh) dan memberikan tambahan 30% modal disetor Universitas Sumatera Utara 89 (dalam basis dilusi penuh) bagi pemberi pinjaman baru.212 Sedangkan 10% dari saldo utang akan menjadi utang baru dimana semua bunga yang telah jatuh tempo akan dihapuskan, dan saham baru akan diterbitkan dalam waktu 120 hari sejak tanggal berlaku efektifnya perjanjian restrukturisasi ini.213 Dengan diterimanya perjanjian perdamaian tersebut, maka PT TPL Tbk secara langsung memperoleh manfaat sebagai berikut: 1) PT TPL Tbk memperoleh penghapusan bunga dan denda; 2) Dengan adanya konversi utang menjadi saham, saldo ekuitas PT TPL Tbk akan membaik dari negatif menjadi positif sesudah proses konversi utang menjadi saham; 3) Membaiknya struktur keuangan PT TPL Tbk dengan membaiknya rasio utang terhadap ekuitas; 4) Pemegang saham PT TPL Tbk menjadi lebih luas dimana kreditor pun dengan konversi tersebut juga menjadi pemegang saham; 5) Memberikan kesempatan kepada PT TPL Tbk untuk memperbaiki kinerjanya dan memberikan kesempatan untuk membayar sisa utang sesuai dengan kemampuannya; 6) Manajemen PT TPL Tbk dapat lebih konsentrasi dalam pengembangan usaha dan meningkatkan kepercayaan/citra di pihak konsumen dan mitra usaha. 212 Ibid. 213 Ibid, hal 109, Universitas Sumatera Utara 90 Rencana Perdamaian214 PT TPL Tbk bersama pemegang obligasi, bank dan kreditur usaha dagang lainnya setuju atas rencana perdamaian yang akan dijabarkan sebagai berikut: a. Kreditor Kreditor PT TPL Tbk terdiri dari: (1) Pemegang Obligasi, dimana PT TPL mengeluarkan tiga obligasi yaitu: i. 9 Vb% Obligasi Senior Notes yang j atuh tempo pada tahun 2000; ii. 10% Obligasi Guaranted Notes yang jatuh tempo pada tahun 2001; iii. 7% Obligasi Convertible Notes yang jatuh tempo pada tahun 2006; (2) Bank yang memberikan fasilitas kredit; (3) Kreditor Usaha Dagang Lainnya. b. Jumlah Utang yang akan direstrukturisasi Restrukturisasi akan dilakukan dengan cara 10% utang pokok dari pemegang obligasi, bank dan kreditor dagang lainnya akan dijadikan utang baru dan sisa 90% dari utang pokok tersebut akan dikonversikan menjadi 40% saham perusahaan pada basis dilusi penuh. c. Penerbitan saham baru Dari proses restrukturisasi tersebut, PT TPL Tbk menerbitkan saham baru yaitu: (1) Perusahaan akan mengeluarkan saham baru kepada pemegang obligasi, bank dan kreditor lainnya sehingga mereka akan menguasai 40% dari ekuitas perusahaan (basis dilusi penuh); 214 Ibid, hal 110. Keterangan dalam Laporan Tahunan PT Toba Pulp Lestari Tbk (Annual Report) Tahun 2013 telah dikonfirmasi kebenarannya oleh Direksi dan Finance Manager PT Toba Pulp Lestari Tbk Universitas Sumatera Utara 91 (2) Sebesar 30% dari ekuitas perusahaan akan dikeluarkan (basis dilusi penuh) secara proporsional kepada investor-investor yang bersedia menyetorkan dana pengoperasian kembali pabrik; (3) Sisa 30% (basis dilusi penuh) dari ekuitas perusahaan akan tetap dikuasai oleh seluruh pemegang saham perusahaan. 4. Analisis PT Toba Pulp Lestari Tbk yang dulunya bernama PT Inti Indorayon Utama Tbk merupakan sebuah perusahaan publik berskala internasional yang berpengaruh besar di Indonesia. Terhadap PT TPL Tbk ini apabila dipailitkan justru dapat menimbulkan dampak yang merugikan yang sangat luas bagi negara dan masyarakat khususnya masyarakat daerah sekitar lokasi pabrik dan lokasi pengembangan hutan tanaman industri. Kerugian - kerugian yang mungkin dapat terjadi apabila PT TPL Tbk dipailitkan antara lain sebagai berikut: a. Mengurangi jumlah pendapatan negara dari pajak dan nilai ekspor; b. Menimbulkan terjadinya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dan buruh perusahaan; c. Mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitar areal operasional perusahan; d. Mempengaruhi kepentingan para konsumen yang membutuhkan produk dari perusahaan. Universitas Sumatera Utara 92 Untuk menghindari timbulnya kerugian - kerugian tersebut, PT TPL Tbk mengambil langkah berupa upaya restrukturisasi terhadap utang - utangnya karena pada dasarnya PT TPL Tbk sebenarnya masih memiliki prospek usaha yang baik di masa depan. Hal ini terbukti dimana setelah diadakan restrukturisasi utangnya, PT TPL Tbk telah mampu melunasi sebagian besar utang - utangnya dan hingga saat ini tetap eksis sebagai sebuah perusahaan publik yang berskala internasional. PT TPL Tbk dalam melakukan upaya restrukturisasi utangnya telah sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang khususnya UU Kepailitan dimana restrukturisasi utang PT TPL Tbk dilakukan dengan cara: 1. P enghapus an/p emb eb asan bunga pinj aman yang telah j atuh temp o. Seluruh bunga, denda dan penalti yang dikenakan atas utang-utang PT TPL Tbk kepada para kreditor yang telah jatuh tempo dihapuskan dan dibebaskan dari kewajiban PT TPL Tbk. 2. Melakukan konversi utang menjadi modal perusahaan {debt fo r equity conversion). 90% dari utang pokok lama PT TPL Tbk dikonversi menjadi 40% modal perusahaan dari saham-saham baru yang diterbitkan dalam rangka restrukturisasi ini. Konversi saham ini mengakibatkan saldo modal PT TPL Tbk membaik dari semula negatif menjadi postif sesudah proses konversi dilakukan. Universitas Sumatera Utara 93 3. Penjadwalan kembali sebagian utang (debt rescheduling). 10% dari utang pokok lama PT TPL Tbk direstrukturisasi menjadi utang baru dengan penjadwalan kembali sebagai Pinjaman Tahap I. Pinjaman Tahap I akan dibebankan bunga sebesar 5% per tahun dengan masa jatuh tempo 10 tahun. 4. Pemasukkan modal baru melalui penempatan langsung ke dalam perusahaan. Guna pengoperasian kembali, PT TPL Tbk membutuhkan modal baru. Modal baru ini didapatkan dari pinjaman yang dijadikan sebagai Pinjaman Tahap II. Pinjaman Tahap II ini dibebankan bunga 10% per tahun dengan masa jatuh tempo 7 tahun dimana Investor yang memberikan pinjaman tahap II akan mendapatkan 30% ekuitas dari penerbitan saham - saham baru pada basis dilusi penuh. Dalam hal keberhasilan restrukturisasinya, PT TPL Tbk juga melakukan restrukturisasi dalam manajemen perusahaan yaitu dengan melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi secara bertahap serta membangun kembali kepercayaan terhadap perusahaan terutama melalui program pemberdayaan masyarakat sebagai wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan berupa pemberian Dana Pengembangan Masyarakat {Community Development) sebesar 1% dari penjualan bersih perusahaan setiap tahunnya dimana Dana Community Development ini ditujukan guna meningkatkan standar hidup masyarakat sekitar areal operasional perusahaan, memberikan kesempatan kerja berupa bantuan modal kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara 94 sekitar serta peningkatan kemitraan usaha dengan masyarakat untuk mendukung kegiatan usaha perusahaan. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Dasar pengaturan pelaksanaan restrukturisasi di Indonesia diatur dalam UU Kepailitan yaitu pada bagian PKPU. Pasal 222 UU Kepailitan menentukan bahwa debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya serta kreditor yang memperkirakan bahwa debitor yang tidak dapat melanjutkan membayar utang-utangnya dapat mengajukan permohonan PKPU yang memungkinkan debitor untuk melaksanakan restrukturisasi dengan mengajukan rencana perdamaian. Di samping itu, sejak tahun 1998 telah dirumuskan suatu Rancangan Undang-Undang mengenai Restrukturisasi Perusahaan yang mengacu pada chapter 11 Banb'uptcy Act Amerika dimana dalam RUU Restrukturisasi ini, restrukturisasi diatur dengan lebih mendetail mulai dari siapa yang memprakarsai rencana restrukturisasi, bentuk-bentuk restrukturisasi, studi mengenai kelayakan restrukturisasi hingga pada sanksi terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan dalam rangka restrukturisasi perusahaan. Chapter 11 Banb'uptcy Act memberikan alternatif untuk memecahkan problema-problema finansial yang dihadapi oleh seorang debitor dengan menyusun sebuah rencana restrukturisasi. 95 Universitas Sumatera Utara 96 2. Setelah disetujuinya rencana perdamaian oleh para kreditor guna pelaksanaan restrukturisasi utang, debitor dapat mengambil langkah pelaksanaan restrukturisasi utang dalam berbagai bentuk dan cara diantaranya seperti penjadwalan kembali pelunasan utang (rescheduling), persyaratan kembali perjanjian utang (reconditioning), pengurangan jumlah utang pokok (hair cut), pengurangan tingkat suku bunga, pengurangan jumlah bunga dan/atau utang pokok, pemberian utang baru, konversi utang dengan surat utang yang dapat dipindahtangankan, konversi utang dengan convertible bond, konversi utang menjadi modal perusahaan (debt fo r equity conversion), pemasukan modal baru oleh pemegang saham, penggabungan (merger) dan peleburan (consolidations) dengan perusahaan lain, akuisisi saham debitor (acquisition o f stock), dan penjualan aktiva yang tidak produktif. 3. Pelaksanaan restrukturisasi utang PT TPL Tbk dilakukan dengan cara penghapusan/pembebasan bunga pinjaman yang telah jatuh tempo, melakukan konversi utang menjadi modal perusahaan (debt for equity conversion) dan penjadwalan kembali sebagian utang (debt rescheduling) serta pemasukkan modal baru melalui penempatan langsung ke dalam perusahaan. PT TPL Tbk juga melakukan restrukturisasi dalam manajemen perusahaan yaitu dengan melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi secara bertahap serta membangun kembali kepercayaan terhadap perusahaan terutama melalui program Universitas Sumatera Utara 97 pemberdayaan masyarakat sebagai wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. B. Saran 1. Pemerintah diharapkan agar dapat segera mensahkan Rancangan UndangUndang mengenai Restrukturisasi Perusahaan yang mengacu pada chapter 11 Banh-uptcy Act Amerika. Hal ini dikarenakan pengaturan mengenai restrukturisasi yang terdapat dalam UU Kepailitan pada bagian PKPU belum mengatur restrukturisasi dibentuknya secara rinci khususnya mengenai restrukturisasi Undang-Undang mengenai tata utang. cara Oleh Restrukturisasi pelaksanaan karena itu, Perusahaan diharapkan dapat mengakomodir pelaksanaan restrukturisasi mengingat pentingnya restrukturisasi bagi penyelamatan usaha debitor yang masih memiliki prospek usaha yang baik di masa yang akan datang. 2. Pemerintah diharapkan agar dapat segera melakukan perubahan/ amandemen terhadap ketentuan dalam UU Kepailitan sehingga dapat mengatur tentang restrukturisasi khususnya terkait tentang tata cara pelaksanaan restrukturisasi pada perusahaan publik. Hal ini karena keberagaman cara yang dapat digunakan perusahaan dalam merestrukturisasi utang kadang dapat berakibat buruk apabila perusahaan salah mengambil langkah dalam merestrukturisasi utang perusahaannya. Dan terhadap Konsultan Independen, diharapkan agar dalam studi kelayakan sebelum pelaksanaan restrukturisasi juga dapat memberikan Universitas Sumatera Utara 98 masukan mengenai tata cara dan bentuk yang layak dilakukan perusahaan dalam merestrukturisasi perusahaannya tersebut. 3. Perusahaan yang mengalami kesulitan pembayaran utangnya pada suatu waktu namun masih memiliki prospek usaha yang bagus di masa yang akan datang disarankan agar dapat mengambil langkah restrukturisasi guna mengatasi kesulitan pembayaran utang-utangnya. Hal ini dikarenakan tidak semua perusahaan yang mengalami kesulitan pembayaran pada suatu waktu adalah perusahaan yang tidak sehat dan harus dipailitkan. Bahkan dengan mempailitkan perusahaan justru akan menimbulkan lebih banyak permasalahan. PT TPL Tbk merupakan contoh salah satu dari sekian banyak perusahaan yang telah sukses merestrukturisasi utang perusahaannya dan sekarang menjadi salah satu perusahaan berskala besar yang disegani dalam dunia internasional. Oleh karena itu, jalur penyelamatan dengan pelaksanaan restrukturisasi dapat diambil dalam rangka guna penyelamatan perusahaan. Universitas Sumatera Utara