Chapter III-V

advertisement
BAB III
TATA CARA PELAKSANAAN PENATAAN KEMBALI
(RESTRUKTURISASI) UTANG PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA
A. Kewajiban Laporan Keuangan Pada Perusahaan Publik.
Setiap perusahaan yang dikelola dengan berpedoman pada prinsip Good
Corporate Govemance akan selalu mempunyai laporan keuangan yang baik dan
jelas. Laporan keuangan merupakan dua daftar yang disusun Akuntan Publik pada
akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau
daftar posisi keuangan dan daftar rugi laba. Namun, akhir-akhir ini telah menjadi
kebiasaan bagi perusahaan-perusahaan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu
daftar surplus atau daftar laba yang tak terbagikan (laba yang ditahan).137
Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses
akuntansi.138 Yang dimaksud dengan akuntansi adalah proses mengidentifikasi,
mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam
hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh
para pemakainya. Jadi laporan keuangan merupakan bahan infonnasi bagi para
pemakainya guna evaluasi dan proses pengambilan keputusan.139
Laporan keuangan disusun berdasarkan semua data yang dikumpulkan dan
digolongkan dimana semua fakta-fakta diungkapkan secara terbuka agar laporan
201.
137 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2007), hal 5.
138 Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal
139Ibid, hal 4.
53
Universitas Sumatera Utara
54
keuangan sedapat mungkin bersifat informatif dan memberi arti bagi pihak-pihak
yang b erkepentingan.140
Dengan kata lain, laporan keuangan secara umum bertujuan untuk
memberikan infonnasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu
maupun pada periode tertentu. Artinya laporan keuangan mampu memberikan
infonnasi keuangan kepada berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap
perusahaan.141
Pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan suatu perusahaan
sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi
keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan
yang bersangkutan.142
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun
perkembangan suatu perusahaan antara lain:143
1. Pemilik Perusahaan
Pemilik sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
terutama untuk perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain
seperti perseroan karena dengan laporan keuangan, pemilik akan dapat menilai
sukses tidaknya manager dalam memimpin perusahaannya.144
2. Manajemen Perusahaan
140 Djarwanto, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2004), hal 11.
141 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal
10.
142 Amin Widjaja Tunggal, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000), hal 7.
143 Kasmir, Op Cit, hal 19.
144 Munawir, Op Cit, hal 2
Universitas Sumatera Utara
55
Dengan mengetahui posisi laporan keuangan periode yang lalu, manajer
akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem
pengawasan dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lebih tepat
bagi perusahaan. Namun yang terpenting adalah bahwa laporan keuangan
merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik atas
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.145
3. Para Kreditor, banker, investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut
berdomisili serta pihak-pihak laimiya
Para kreditor sangat berkepentingan dengan laporan keuangan dari
perusahaan dimana mereka memberikan pinjaman/utang dimana kreditor
merasa berkepentingan terhadap keamanan utang yang telah diberikan kepada
perusahaan tersebut.146
Bagi kreditor jangka pendek, laporan keuangan diperlukan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendeknya
(likuiditas perusahaan), sedangkan bagi kreditor jangka panjang, laporan
keuangan diperlukan untuk mengetahui bagaimana tingkat pendapatan
perusahaan pada saat sekarang maupun waktu-waktu yang akan datang
dimana dari tingkat pendapatan inilah dapat dinilai bagaimana kemampuan
perusahaan dalam membayar utang kepada kreditor secara teratur.147
HSlbid.
146 Djarwanto, Op Cit, hal 3.
147 Ibid, hal 60.
Universitas Sumatera Utara
56
Berdasarkan hal tersebut, laporan keuangan merupakan informasi yang
sifatnya historis yang disusun untuk berbagai tujuan, diantaranya sebagai
berikut:148
a. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi;
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian
besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kinerja masa lalu;
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Dalam kaitan dengan kepailitan dan restrukturisasi, beberapa aspek dari
laporan keuangan perusahaan yang penting bagi para debitor dan kreditor untuk
mengevaluasi kemampuan keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan
kewajibannya (debt) adalah Neraca. Neraca merupakan Laporan Keuangan yang
menggambarkan perkembangan Aktiva (aset) dan Passiva (Utang dan Modal)
perusahaan.149
148 Deanta, Memahami Pos-Pos Dan Angka-Angka Dalam Laporan Keuangan Untuk
Orang Awam, (Yogyakarta: Gava Media, 2009), hal 3-4.
149 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal D i Indonesia, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006), hal 192,
Universitas Sumatera Utara
57
Aktiva Perusahaan
Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan,
baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.130
Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian utama yaitu:*151
1. Aktiva Lancar
Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat
diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama satu tahun.
Aktiva lancar merupakan aktiva yang paling likuid dibandingkan dengan
aktiva lainnya. Komponen yang ada pada aktiva lancar antara lain terdiri
dari kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, penghasilan yang
masih harus diterima dan biaya dibayar di muka.152
2. Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang
digunakan dalam jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Secara garis
besar, aktiva tetap dibagi atas dua macam yaitu aktiva tetap yang berwujud
seperti tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan lainnya, serta aktiva tidak
berwujud berupa hak yang dimiliki oleh perusahaan contohnya hak paten,
merek dagang, goodwill, lisensi, dan lainnya.153
3. Aktiva Lainnya
Aktiva lainnya merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat
digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap seperti bangunan
150
Kasmir, Op Cit, hal 39.
151 Deanta, Op Cit, hal 9.
152 Kasmir, Op Cit, hal 39.
153 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
58
dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam penyelesaian, dan
lainnya.154
Utang Perusahaan
Utang merupakan semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak
lain yang belum terpenuhi dimana utang itu merupakan sumber dari transaksi
yang telah dilakukan sebelumnya.155
Utang dapat dibedakan menjadi 3 bagian utama yaitu:156
1. Utang Lancar
Merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus segera
dibayar. Jangka waktu utang lancar biasanya kurang dari satu tahun. Oleh
karena itu utang lancar dapat disebut juga utang jangka pendek. Utang
lancar terdiri dari utang dagang, utang bank maksimal satu tahun, utang
wesel, utang gaji, uang muka pelanggan dan utang lancar lainnya.157
2. Utang J angka P anj ang
Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak
lain yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun. Penggunaan utang
jangka panjang biasanya untuk investasi yang lebih dari satu tahun. Utang
jangka panjang terdiri dari obligasi, hipotek, utang bank lebih dari satu
tahun, utang pemegang saham dan lainnya.158
3. Utang Lainnya
XSAIbid.
155 Munawir, Op Cit, hal 18.
156 Deanta, Op Cit, hal 13.
157 Kasmir, Op Cit, hal 40.
l5*Ibid.
Universitas Sumatera Utara
59
Utang lainnya merupakan kewajiban yang tidak dapat dikelompokkan
ke dalam utang lancar maupun utang jangka panjang karena waktu
pengembaliannya tidak jelas. Contohnya utang kepada direksi.159
Modal Perusahaan
Modal merupakan investasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan.
Yang tennasuk dalam kategori modal yaitu modal saham (modal setor), laba
ditahan, laba periode berjalan dan cadangan laba.
Perusahaan
Publik
mempunyai
kewajiban
menyampaikan
laporan
keuangan secara berkala kepada Bapepam (sekarang Otoritas Jasa Keuangan) dan
mengumumkan kepada masyarakat.160 Ketentuan-ketentuan yang mengatur
kewajiban keterbukaan laporan keuangan bagi perusahaan publik (emiten) antara
lain:161
a. Peraturan BAPEPAM No. X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala;
b. Peraturan BAPEPAM No. VIII.G.ll tentang Tanggung Jawab Direksi atas
Laporan Keuangan;
c. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No: Kep-306/BEJ/07-2004
tentang Peraturan No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi.
159 Deanta, Op Cit, hal 15.
ieo Bismar Nasution, Op Cit, hal 152. Lihat juga Pasal 86 ayat 1 butir a Undang-Undang
No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
161 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op Cit, hal 190.
Universitas Sumatera Utara
60
B. Syarat-Syarat Kelayakan Restrukturisasi.
Restrukturisasi merupakan suatu proses perubahan struktur perusahaan
dengan tujuan untuk menyehatkan kembali kondisi perusahaan debitor yang tidak
mampu membayar utang-utangnya tetapi masih memiliki prospek usaha yang baik
di masa depan untuk dapat terus hidup dan berkembang.162
Oleh karena itu, sebelum restrukturisasi dilakukan, harus dilakukan
terlebih dahulu studi kelayakan yang bertujuan untuk menyimpulkan apakah
utang debitor layak atau tidak layak untuk direstrukturisasi, baik restrukturisasi itu
hanya terbatas pada restrukturisasi utang atau juga harus dilakukan restrukturisasi
perusahaan.163
Studi kelayakan tersebut harus dilakukan oleh Kantor Konsultan
Independen yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Kantor Akuntan Publik;
2. Kantor Konsultan Hukum;
3. Kantor Konsultan Manajemen Keuangan dan Bisnis;
4. Kantor Konsultan Penilai;
5. P akar mengenai sektor industri yang b ersangkutan.
Beberapa
kelayakan
yang
harus
dipertimbangkan
sebelum
dilaksanakannya restrukturisasi terhadap suatu perusahaan debitor yaitu sebagai
berikut:164
1. Perusahaan masih memiliki prospek usaha yang baik untuk mampu melunasi
utang atau utang-utang tersebut apabila diberi kesempatan penundaan
162 Suad Husnan, Op Cit, hal 181.
Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 9.
164 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
61
pelunasan dalam jangka waktu yang wajar, baik dengan atau tanpa diberi
keringanan-keringanan persyaratan dan/atau diberi tambahan utang baru;
2. Kreditor akan memperoleh pelunasan utang yang jumlahnya lebih besar
melalui restrukturisasi daripada perusahaan dinyatakan pailit;
3. Syarat-syarat utang berdasarkan restrukturisasi lebih menguntungkan bagi
kreditor daripada sebelum dilakukan restrukturisasi.
Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi untuk dapat dilaksanakannya
restrukturisasi adalah:165
a. Debitor bersedia bekerja sama (kooperatif) dan mempunyai itikad baik untuk
menyelesaikan utang;
b. Kredit yang diperoleh telah diproses sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan kebijakan serta prosedur
perkreditan pada bank.
Restrukturisasi merupakan suatu kepentingan bagi debitor pailit agar
kembali mampu menjalankan perusahaannya agar dapat memenuhi kewajibankewajiban pembayaran utangnya, untuk itu diperlukan standar restrukturisasi
perusahaan
yang juga
sekaligus
merupakan
standar
dalam
melakukan
restrukturisasi utang perusahaan sebagai berikut:166
1. Standar perlakuan yang seimbang
Pelaksanaan restrukturisasi perusahaan harus menjaga keseimbangan
kepentingan antara debitor dan kreditor. Rencana perdamaian merupakan jalan
agar terjadi negosiasi-negosiasi yang efektif yang dilakukan oleh debitor
165 Pasal 3 Keputusan Presiden RI No 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit
Usaha Kecil dan Menengah.
166 Thomas H. Jackson dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 78-80.
Universitas Sumatera Utara
62
untuk memperoleh dukungan
dari para kreditor melalui kelas-kelas
kepentingan kreditor.
2. Standar logis
Rencana restrukturisasi harus logis sehingga harus disusun secara matang
dalam suatu konsep yang sistematis dan rapi guna mengakomodir kepentingan
para kreditor. Hal ini akan membuka ruang yang lebih luas bagi debitor untuk
bernegosiasi dan memperoleh dukungan para kreditor sehingga rencana
restrukturisasi dapat dijalankan secara efektif. Pelaksanaan restrukturisasi juga
memerlukan jangka waktu yang logis, dalam arti rencana restrukturisasi
memuat berapa lama jangka waktu yang logis bagi debitor melaksanakan
rencana restrukturisasi dan berapa lama waktu yang diperlukan debitor
bernegosiasi untuk memperoleh dukungan para kreditor.
3. Standar adil dan layak
Adil dan layak merupakan keharusan bagi reorganisasi perusahaan. Adil
berarti bahwa reorganisasi atau restrukturisasi dapat memuaskan perasaan
keadilan bagi seluruh elemen yang terkait dengan pelaksanaan restrukturisasi
tersebut. Layak berarti rencana restrukturisasi tersebut patut dilakukan dalam
perbandingannya dengan likuiditas. Artinya perusahaan debitor setelah
dianalisis ternyata memang lebih menguntungkan untuk direstrukturisasi
daripada dilikuidasi.
Universitas Sumatera Utara
63
C. Jenis Dan Bentuk Restrukturisasi Perusahaan Publik.
Restrukturisasi dapat berarti memperbesar atau memperkecil struktur
perusahaan. Dalam pengertian pembesaran dapat berupa akuisisi dan merger
(penggabungan) sedangkan dalam pengertian memperkecil/perampingan dapat
berupa penjualan unit (sell ofj), pemisahan unit (spin off) dan pemecahan usaha
(split off) ' 61
Secara umum, terdapat 3 jenis utama restrukturisasi yaitu:
1
1. Restrukturisasi yuridis.
Jenis ini terjadi apabila ada perubahan bentuk perusahaan, misalnya
perusahaan perorangan diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT).
2. Restrukturisasi struktural.
Jenis ini merupakan penyusunan kembali struktur organisasi, misalnya
struktur organisasi fungsional diubah menjadi struktur organisasi garis.
3. Restrukturisasi finansial / restrukturisasi utang.
Merupakan capital restructuring yang menyangkut perubahan menyeluruh
dari struktur modal karena perusahaan telah atau sangat cenderung untuk
insolvable.
Jenis ini merupakan konteks restrukturisasi dalam permohonan PKPU
dimana permohonan restrukturisasinya dapat berupa penundaan (moratorium)
pembayaran kepada kreditor, syarat bunga pinjaman yang lunak, penjadwalan
!67 Gunadi, Op Cit, hal 11.
1(58Bambang Riyanto dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 71.
Universitas Sumatera Utara
64
kembali pembayaran pokok pinjaman, konversi utang menjadi modal,
penempatan modal baru atau perolehan pinjaman dan penghapusan utang.169
Tujuan dari restrukturisasi finansial adalah untuk menyehatkan kembali
finansial perusahaan. Struktur modal disusun kembali karena perusahaan
mengalami kesulitan permodalan, sehingga struktur modal yang baru dipandang
cukup layak untuk operasional perusahaan di masa yang akan datang.170
Dalam hal keberhasilan restrukturisasi utang, perlu dilakukan upaya-upaya
penyehatan perusahaan terhadap perusahaan debitor yang dapat dilakukan dengan
salah satu bentuk sebagai berikut:171
a. Perubahan strategi perusahaan;
b. Perubahan visi perusahaan;
c. Perubahan struktur organisasi perusahaan;
d. Pembahan budaya keija perusahaan {corporate culture);
e. Alih teknologi;
f.
Penggantian anggota direksi dan komisaris perusahaan;
g. Pembahan dan/atau penambahan ketentuan-ketentuan baru dalam anggaran
dasar perusahaan;
h. Pembuatan atau pembahan sistem dan prosedur perusahaan;
i.
Melakukan penggabungan (merger) dengan pemsahaan lain;
j.
Melakukan peijanjian akuisisi salaam debitor (acquisition o f stock) oleh pihak
lain;
k. Melakukan peleburan (konsolidasi) dengan pemsahaan lain.
169 Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 20.
170 Wasis, Op Cit, hal 210.
171 Sutan Remy Sjahdeini, Op Cit, hal 368-369.
Universitas Sumatera Utara
65
Dalam dunia usaha, restrukturisasi utang juga dapat mengambil bentukbentuk sebagai berikut:172
1. Pemotongan jumlah utang yang cukup signifikan (hair cut);
2. Reorganisasi atau restrukturisasi perusahaan atau aset debitor;
3. Pemotongan jumlah bunga yang cukup signifikan;
4. Perpanjangan jangka waktu pengembalian utang yang signifikan;
5. Pengendalian arus kas oleh kreditor atau komite kreditor atau pihak ketiga
yang ditunjuk oleh kreditor;
6. Penyeragaman fasilitas pinjaman, jenis transaksi dan ketentuan-ketentuan
pinjaman kepada semua kreditor terjamin (secured creditor) di satu pihak dan
kreditor tidak terjamin (unsecured creditor) di pihak lain;
7. Pengumpulan semua barang teijamin di satu pool, untuk kemudian dibuat
suatu sistem penjaminan yang dibagikan kepada semua kreditor terjamin
dan/atau kreditor tidak terjamin dalam suatu transaksi atau perjanjian {security
sharing agreement) yang dikelola oleh suatu pihak yang ditunjuk oleh para
kreditor {security agent);
8. Pengetatan tindakan korporasi,
rasio-rasio
keuangan,
pinjaman baru,
pengadaan barang dan jasa, pengembangan usaha, penjaminan, pembagian
dividen atau distribusi lain yang mengurangi kemampuan bayar debitor;
9. Mekanisme keputusan diantara para kreditor yang ditentukan oleh mayoritas
kreditor atau komite kreditor yang ditunjuk oleh para kreditor.
172
Arief T. Surowidjojo dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 76.
Universitas Sumatera Utara
66
Dalam bidang perpajakan terdapat juga berbagai bentuk restrukturisasi
yang dapat dilakukan oleh perusahaan debitor yaitu:173
a) Pembebasan utang;
b) Pembebasan (pengurangan) bunga;
c) Penjadwalan kembali utang (debt rescheduling);
d) Pengalihan harta untuk pelunasan utang;
e) Penjualan harta kurang produktif;
f) Perubahan utang menjadi obligasi;
g) Perubahan utang menjadi obligasi konversi;
h) Pembahan utang menj adi penyertaan modal;
i) Pembaharuan obligasi.
Bentuk - bentuk upaya restrukturisasi utang yang dapat dilakukan oleh
perusahaan publik yaitu:174
1. Melakukan penjadwalan kembali pelunasan utang (rescheduling), termasuk
pemberian masa tenggang (grace period) yang baru atau pemberian
moratorium kepada debitor;
2. Melakukan persyaratan kembali peijanjian utang (recondi tion ing);
173 Gunadi, Op Cit, hal 66.
174 Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 10 - 11. Bandingkan dengan Munir Fuady,
Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hal 209.
Program-program restrukturisasi utang terdiri dari:
a. Moratorium, merupakan penundaan pembayaran yang sudah jatuh tempo;
b. Haircut, merupakan pemotongan/pengurangan pokok pinjaman dan bunga;
c. Pengurangan tingkat suku bunga;
d. Perpanjangan jangka waktu pelunasan;
e. Konversi utang menjadi saham;
f. Debt Forgiveness (Pembebasan Utang);
g. Bailout, yaitu pengambil-alihan utang-utang, misalnya pengambil-alihan utang-utang swasta
oleh pemerintah;
h. Write-ojf, yaitu penghapusbukuan utang-utang.
Universitas Sumatera Utara
67
3. Melakukan pengurangan jumlah utang pokok {hair cut);
4. Melakukan pengurangan tingkat suku bunga;
5. Melakukan pengurangan jumlah bunga dan/atau utang pokok yang tertunggak;
6. Memberikan utang baru;
7. Mengkonversi utang dengan surat utang yang dapat dipindahtangankan, baik
surat utang jangka menengah maupun jangka panjang;
8. Mengkonversi utang dengan convertible bond;
9. Melakukan konversi utang menjadi modal perusahaan {debt for equity
conversion);
10. Memasukkan modal baru oleh pemegang salaam yang lama atau yang baru
melalui penempatan langsung atau melalui bursa saham;
11. Melakukan penggabungan {merger) dengan perusahaan lain;
12. Melakukan peleburan {consolidations) dengan perusahaan lain;
13. Melakukan perjanjian akuisisi saham debitor {acquisition o f stock) oleh pihak
lain;
14. Menjual aktiva yang tidak produktif atau yang tidak langsung diperlukan
untuk kegiatan usaha perusahaan;
Debitor dalam rencana perdamaiannya dapat menawarkan kepada kreditor
salah satu bentuk restrukturisasi
di atas untuk merestrukturisasi utang
perusahaannya. Balikan dalam prakteknya penggunaan beberapa cara secara
sekaligus juga dapat ditempuh guna mendapatkan hasil restrukturisasi yang lebih
memuaskan debitor dan kreditor.
Universitas Sumatera Utara
68
D. Keterbukaan (Disclosure) Dalam Rencana Perdamaian Perusahaan
Publik.
Keterbukaan menurut Pasal 1 angka 25 UUPM No 8 tahun 1995 diartikan
sebagai pedoman umum yang mensyaratkan emiten/perusahaan publik dan pihak
lain yang tunduk pada undang-undang ini, untuk menginformasikan seluruh
infonnasi material kepada masyarakat dalam waktu yang tepat mengenai
usahanya atau efeknya, yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal atau
harga efek tersebut.175
Hal ini sesuai dengan Peraturan X.K.l tentang Keterbukaan Infonnasi
yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik yang menyebutkan Perusahaan
Publik harus segera menyampaikan keterbukaan kepada masyarakat apabila
terjadi peristiwa, informasi, atau fakta material yang diperkirakan dapat
mempengaruhi harga efek atau keputusan-keputusan investor dan para kreditor.176
Guna menyediakan infonnasi atau fakta materil bagi investor dalam
mengambil keputusan investasi serta kepada kreditor untuk mengetahui
kedudukan dan kepastian hukum mengenai piutang-piutangnya, Ketua Bapepam
telah mengeluarkan Keputusan No. Kep-46/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998
tentang Keterbukaan Infonnasi Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang
Dimohonkan Pernyataan Pailit. Peraturan Bapepam Nomor X.K.5
yang
175 M. Irsan Nasarudin dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana,
2008), hal 152.
176Ibid.
Universitas Sumatera Utara
69
merupakan lampiran dari Keputusan No. Kep-46/PM/1998 tersebut memuat
ketentuan sebagai berikut:177
(1) Emiten atau perusahaan publik yang gagal atau tidak mampu menghindari
kegagalan untuk membayar kewajibannya terhadap pemberi pinjaman yang
tidak terafiliasi, maka emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan
laporan mengenai hal tersebut kepada Bapepam dan Bursa Efek dimana efek
emiten atau perusahaan publik tercatat secepat mungkin, paling lambat akhir
hari ke-2 sejak emiten atau perusahaan publik mengalami kegagalan atau
mengetahui ketidakmampuan menghindari kegagalan dimaksud;
(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka (1) wajib memuat antara lain
rincian mengenai pinjaman termasuk jumlah pokok dan bunga, jangka waktu
pinjaman, nama pemberi pinjaman, penggunaan pinjaman dan alasan
kegagalan atau ketidakmampuan menghindari kegagalan;
(3) Dalam hal emiten atau perusahaan publik diajukan ke pengadilan untuk
dimohonkan pernyataan pailit, maka emiten atau perusahaan publik wajib
menyampaikan laporan mengenai hal tersebut kepada Bapepam dan Bursa
Efek dimana efek emiten atau perusahaan publik tercatat secepat mungkin,
paling lambat akhir hari ke-2 sejak emiten atau perusahaan publik mengetahui
adanya permohonan pernyataan pailit dimaksud;
(4) Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka (3) wajib memuat antara lain
nama pemberi pinjaman yang mengajukan pailit, ringkasan permohonan
pernyataan pailit dan jumlah pinjaman lainnya;
177
14 Agustus 1998.
Peraturan Bapepam Nomor X.K.5, lampiran Keputusan No. Kep-46/PM/1998 tanggal
Universitas Sumatera Utara
70
(5) Pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 UU No 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal yang mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada
pengadilan terhadap emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan
laporan kepada Bapepam dan Bursa Efek emiten atau perusahaan publik
tercatat mengenai hal tersebut secepat mungkin, paling lambat akhir hari ke-2
pengajuan permohonan pernyataan pailit;
(6) Laporan sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini merupakan dokumen
publik yang tersedia bagi masyarakat di Pusat Referensi Pasar Modal sesuai
dengan Peraturan ILA. 2 tentang Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi
Masyarakat di Pusat Referensi Pasar Modal;
(7) Bursa Efek wajib mengumumkan informasi sebagaimana dimaksud dalam
peraturan ini di Bursa Efek pada hari yang sama dengan diterimanya informasi
tersebut oleh Bursa Efek.
Rencana perdamaian yang ditawarkan oleh debitor dapat berisi beberapa
kemungkinan atau alternatif yang dapat dipilih oleh para kreditor yaitu:178
1. Mungkin debitor menawarkan kepada kreditornya bahwa ia akan membayar
(sanggup membayar) dalam jumlah tertentu dari utangnya (tidak dalam jumlah
keseluruhannya);
2. Mungkin debitor akan menawarkan akor likuidasi (liquidatie accord) yaitu
debitor menyediakan hartanya bagi kepentingan para kreditor untuk dijual di
bawah pengawasan seorang pengawas (pemberes) dan hasil penjualannya
178 Zainal Asikin, Op Cit, hal 88.
Universitas Sumatera Utara
71
dibagi untuk para kreditor. Apabila hasil penjualan tidak mencukupi, maka
debitor dibebaskan untuk membayar sisa yang belum dibayar.
3. Mungkin debitor menawarkan untuk meminta penundaan pembayaran dan
diperbolehkan mengangsur utangnya untuk beberapa waktu.
Sebelum
disetujuinya
rencana
perdamaian
perlu
diadakan
studi
kelayakan179 yang dilakukan berdasarkan informasi yang diberikan oleh debitur,
informasi mana tentu harus didasarkan pada kenyataan yang sesungguhnya, tidak
ada mark-up dalam penilaian aset ataupun tidak ada spekulasi dalam dokumendokumen yang akan menjadi dasar penilaian. Untuk menunjang kebenaran
informasi yang disajikan debitor, informasi tersebut harus memenuhi syarat
keterbukaan.
Keterbukaan merupakan proses yang sangat krusial karena kreditor
membutuhkan keterbukaan dari informasi yang substansial untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar bagi mereka untuk mengambil
keputusan apakah menerima atau menolak rencana perdamaian yang diajukan
oleh debitor. Adapun 4 pertanyaan yang akan dijawab berdasarkan keterbukaan
informasi tersebut adalah:180
1. Apakah rencana feasible ?
2. Seberapa besar nilai (jika ada) yang diberikan rencana tersebut kepada
kreditur?
3. Apakah kreditur menerima bagiannya secara adil dari pembagian nilai yang
tersedia?
179 Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 9.
180 Mark S. Scarberry, Kenneth N. Klee, Grant W. Newton dan Steve H. Nickles dalam
Yuanita Harahap, Op Cit, hal 106.
Universitas Sumatera Utara
72
4. Apakah bentuk pemberian nilai tersebut dapat diterima?
Berdasarkan hal di atas, terdapat 3 tujuan keterbukaan dalam rangka
pengungkapan infonnasi dari debitor kepada kreditor yaitu:181
h Keterbukaan berguna untuk memungkinkan kreditor melakukan atau tidak
melakukan pembayaran yang telah dilakukan kepada kreditur lainnya, kepada
insider, atau kepada teman-teman kreditur;
2. Informasi ini memungkinkan kreditur mengambil sikap terhadap rencana atau
usulan restrukturisasi atau likuidasi;
3. Tujuan yang terpenting, keterbukaan memungkinkan kreditor melakukan
tawar menawar terhadap rencana dan keputusan akhir, apakah menyetujui atau
menolak rencana tersebut.
Dengan demikian prinsip keterbukaan menjadi isu utama yang harus dikaji
dalam pasar modal. Prinsip keterbukaan sekarang ini bukan merupakan hal baru,
tetapi sudah merupakan sejarah yang panjang dalam dunia pasar modal.
Keterbukaan wajib adanya untuk mengatur pemberian informasi mengenai
keadaan keuangan dan infonnasi lainnya kepada investor dan para kreditor dari
perusahaan publik dalam pasar modal.182
Dengan pemberian infonnasi berdasarkan prinsip keterbukaan ini, maka
dapat diantisipasi terjadinya kemungkinan kreditor tidak memperoleh informasi
atau fakta materil atau tidak meratanya infonnasi bagi kreditor disebabkan ada
informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga ada infonnasi yang belum
tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu, sedangkan
181 David G. Epstein, Steve H. Nickles , dan James J. White dalam Yuanita Harahap, Ibid,
hal 100.
182 Bismar Nasution, Op Cit, hal 23-24.
Universitas Sumatera Utara
73
informasi itu sangat berfungsi karena berisi fakta materil, yang dapat dibuat
sebagai bahan pertimbangan bagi kreditor dalam mengambil keputusan.
T rtO
Oleh karena itu, dibutuhkan informasi yang cukup (adéquate information)
menyangkut kepailitan suatu perusahaan dalam rangka keterbukaan (disclosure)
itu. Dalam hal ini, Bismar Nasution memuat perbandingan keterbukaan dalam
kepailitan dengan standar informasi yang berlaku di Pengadilan Amerika Serikat,
termasuk di dalamnya termuat kewajiban memberikan informasi akuntansi atau
keuangan yang merupakan fakta materil. Ada terdapat 19 butir jenis infonnasi
yang layak diadopsi untuk dipersyaratkan dalam daftar keterbukaan yaitu sebagai
berikut:183184
1. Keadaan atau situasi yang mendasari munculnya permohonan kepailitan;
2. Suatu deskripsi yang lengkap dari aset yang tersedia beserta nilainya;
3. Antisipasi ke depan oleh debitor;
4. Sumber dari infonnasi yang terdapat di dalam Pernyataan Pendaftaran;
5. Suatu disclaimer secara khusus mengidentifikasi bahwa tidak ada pernyataan
infonnasi mengenai debitor atau jaminan yang diberikan di luar yang telah
dinyatakan di dalam pernyataan keterbukaan;
6. Kondisi dan kinerja dari debitor pada saat debitor tersebut berada dalam
kondisi pailit;
7. Infonnasi mengenai gugatan harta kekayaan;
8. Suatu analisis likuidasi yang menyatakan estimasi pendapatan yang akan
diperoleh oleh kreditor;
183 Ibid, hal 26.
184 Bismar Nasution dan Sunarmi, Dasar-Dasar Hukum Kepailitan, Diktat Kuliah
Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana USU, Medan, 2003., hal 140.
Universitas Sumatera Utara
74
9. Metode akuntansi dan penilaian yang digunakan dalam menyusun informasi
keuangan yang terdapat pada pernyataan keterbukaan;
10. Informasi mengenai manajemen dari debitor ke depan, termasuk besarnya
kompensasi yang dibayar kepada setiap insider, direktur dan atau pejabatpejabat lainnya dari debitor;
11. Suatu ringkasan dan rencana dari reorganisasi;
12. Estimasi semua biaya administrasi tennasuk biaya penasehat hukum dan
akuntan;
13. Kolektivitas dari setiap rekening pendapatan;
14. Setiap infonnasi keuangan, valuations, atau proyeksi pro porma yang relevan
bagi kreditor dalam menentukan apakah menerima atau menolak rencana;
15. Informasi yang relevan tentang resiko yang akan dihadapi oleh kreditor;
16. Nilai aktual atau proyeksi dari nilai yang akan diterima dari transfer yang pasti
akan diterima;
17. Keberadaan, kemungkinan, keberhasilan, litigasi non-bankruptcy;
18. Konsekuensi perpajakan dari rencana;
19. Hubungan debitor dengan pihak terafiliasi.
Dengan keterbukaan dalam 19 aspek tersebut di atas yang berisikan semua
infonnasi yang berdampak terhadap keberhasilan atau kegagalan rencana
restrukturisasi, kreditor akan mampu memperhitungkan resiko yang akan
dihadapinya jika rencana restrukturisasi itu disepakati oleh kreditor dan
dilaksanakan.185
185
Ibid, hal 141.
Universitas Sumatera Utara
75
Oleh karena itu, sebelum menawarkan rencana perdamaian kepada
kreditor, debitor wajib menyampaikan keterbukaan infonnasi yang memuat 19
aspek infonnasi tersebut sebagai dasar bagi kreditor agar dapat menyetujui
rencana perdamaian yang ditawarkan oleh debitor tersebut.
Dengan dasar
keterbukaan infonnasi inilah kreditor dapat menyetujui rencana perdamaian yang
ditawarkan debitor sebagai langkah restrukturisasinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PELAKSANAAN PENATAAN KEMBALI (RESTRUKTURISASI) UTANG
PT TOBA PULP LESTARI TBK TERHADAP KREDITOR PIHAK
KETIGANYA
A. Persetujuan Perdamaian (Accord).
UU Kepailitan menyediakan sarana perdamaian bagi perusahaan yang
berada dalam kepailitan agar perusahaan tersebut terhindar dari likuidasi akibat
kepailitan dan tetap dapat menjalankan usahanya. Perdamaian {accord) dalam
hukum kepailitan diartikan sebagai suatu perjanjian antara debitor dengan para
kreditor dimana diadakan suatu ketentuan bahwa debitor dengan membayar suatu
presentase tertentu (dari utangnya), ia akan dibebaskan untuk membayar
sisanya.186
Sarana perdamaian {accord) disediakan di dalam UU Kepailitan dengan
maksud agar perusahaan tetap dapat berjalan dan mampu memenuhi kewajiban
pembayaran utangnya kepada para kreditor. Perdamaian, disamping PKPU
merupakan peluang yang diberikan oleh UU Kepailitan kepada perusahaanperusahaan “yang tidak mampu membayar utang-utangnya” tetapi masih memiliki
prospek usaha yang baik dan pengurusnya beritikad baik serta kooperatif dengan
para kreditor untuk melunasi utang-utangnya.187
Dalam hukum kepailitan, perdamaian {accord) diartikan sebagai suatu
perjanjian perdamaian antara debitor dengan para kreditor, dimana diadakan suatu
180 H.F.A Vollmar dalam Zainal Asikin, Op Cit, hal 87.
187 Sutan Remy Sjahdeini, Op Cit, hal 58-59.
76
Universitas Sumatera Utara
77
ketentuan bahwa si debitor dengan membayar suatu persentase tertentu (dari
utangnya), debitor tersebut akan dibebaskan untuk membayar sisanya.
1ftft
Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan dirinya tidak dapat atau
diperkirakan oleh kreditor tidak dapat melanjutkan membayar utang-utangnya
yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih dapat mengajukan restrukturisasi utang
melalui P KPU maupun perdamaian.18189190
Perdamaian merupakan elemen yang paling esensial dalam kepailitan
sekaligus merupakan tujuan dalam suatu PKPU, sehingga tidak ada gunanya
melakukan PKPU apabila para pihak (debitor dan kreditor) tidak sungguhsungguh untuk melaksanakan perdamaian yang mana dimulai oleh debitor dengan
mengajukan rencana perdamaian (.composition plan).m
Oleh karena itu, perdamaian inilah yang sebenarnya merupakan tujuan dan
motif dilakukannya PKPU termasuk dalam perdamaian di sini adalah proses
restrukturisasi utang debitor.191
Pada umumnya tidak ada satu pun perusahaan yang menginginkan
terjadinya
ketidakmampuan
membayar
utang,
apalagi
hingga
terjadi
kebangkrutan, khususnya bagi suatu PT Tbk (Terbuka) yang telah go public
dimana mereka sudah memiliki jumlah modal, pemegang saham dan lingkup
usaha yang sudah demikian kompleks dari segi kuantitas dan kualitas. Oleh
karena itu, perdamaian melalui restrukturisasi merupakan cara untuk tetap eksis
188 H.F.A Vollmar dalam Sunarmi, Op Cit, hal 163.
189 Pasal 212 UU No 4 Tahun 1998 jo Pasal 222 UU No 37 Tahun 2004.
190 Munir Fuady, Op Cit, hal 198
191 Ibid, hal 200.
Universitas Sumatera Utara
78
menjalankan bisnisnya meski telah terjadi keadaan tidak mampu membayar utangutangnya atau lebih parah telah dijatuhi putusan pailit.192
Dengan dibukanya kemungkinan dan kesempatan untuk mengadakan
perdamaian merupakan hal yang dapat menguntungkan kedua belah pihak antara
lain:193
1. B agi para kreditor
Apabila harta debitor dijual/dilelang atau dilakukan pemberesan dengan
perantaraan Hakim, dan hasilnya dibagi menurut imbangan jumlah piutang
kreditor, maka belum tentu para kreditor itu akan mendapat pembayaran yang
lebih tinggi seperti yang ditawarkan di dalam perdamaian. Jadi penawaran di
dalam perdamaian mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan pembagian
melalui pemberesan oleh Hakim.
2. Bagi debitor
Debitor akan membayar sejumlah utang yang telah disetujui dalam
perdamaian yang lebih kecil dari utang sebenarnya, sedangkan sisanya tidak
menjadi beban bagi debitor untuk melunasinya.
Apabila perdamaian telah dipenuhi maka berakhirlah kepailitan. Hal ini
berbeda dengan pemberesan oleh Hakim dimana apabila dari hasil pelelangan
itu belum atau tidak cukup untuk melunasi utang-utang debitor secara penuh
maka sisanya akan tetap menjadi utang debitor yang pelunasannya dengan
harta debitor yang masih akan ada.
192 Yuanita Harahap, Op Cit, hal 96-97.
193 Zainal Asikin dalam Sunarmi, Op Cit, hal 163-164.
Universitas Sumatera Utara
79
Walaupun
demikian,
terjadinya
perdamaian
sebagai
suatu
cara
restrukturisasi utang perusahaan tidak membatalkan putusan pailit yang telah
dijatuhkan terhadap debitor.194
Dalam kepailitan dikenal adanya 2 macam perdamaian yaitu:195
a. Perdamaian yang ditawarkan dalam kepailitan yaitu pada saat rapat verifikasi;
b. Perdamaian yang ditawarkan dalam PKPU yaitu sebelum debitor dinyatakan
pailit.
Perbedaan perdamaian tersebut dapat dilihat dari luas cakupannya dimana
perdamaian dalam kepailitan jangkauan lebih sempit yaitu sebatas untuk
pembagian dan pemberesan harta pailit, sedangkan perdamaian dalam PKPU
mempunyai cakupan yang lebih luas dimana sudah pula mencakup pengertian
“restrukturisasi utang” dari debitur.196
Perdamaian dalam kepailitan berbeda dengan perdamaian dalam PKPU.
Perbedaan tersebut dapat dikualifikasi dalam 4 aspek yaitu:197
1. Dari segi waktu
Perdamaian pada PKPU diajukan kepada pengadilan pada saat atau setelah
permohonan PKPU, sedangkan perdamaian pada kepailitan diajukan setelah
adanya putusan hakim mengenai kepailitan debitor yang bersangkutan.
2. Pembicaraan (penyelesaian) akor
Perdamaian pada PKPU dilakukan pada sidang pengadilan yang
memeriksa pennohonan PKPU tersebut,
sedangkan perdamaian pada
194 Zainal Asikin dalam Yuanita Harahap, Op Cit, hal 96.
195 Sunarmi, Op Cit, hal 163.
196 Munir Fuady, Op Cit, hal 198.
197 Zainal Asikin, Op Cit, hal 112.
Universitas Sumatera Utara
80
kepailitan dibicarakan pada saat rapat verifikasi yaitu setelah adanya putusan
kepailitan.
3. Syarat penerimaan perdamaian
Perdamaian pada PKPU haruslah disetujui oleh Vi (seperdua) jumlah
kreditor konkuren yang diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat
pennusyawaratan Hakim yang bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari
kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut dan
mewakili % (tiga per empat) dari jumlah piutang yang diakui, sedangkan
perdamaian dalam kepailitan harus disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) bagian dari
kreditor konkuren yang mewakili % (tiga per empat) jumlah semua tagihan
yang tidak mempunyai tagihan istimewa.
4. Kekuatan mengikat
Perdamaian dalam PKPU berlaku pada semua kreditor (baik konkuren
maupun preferen), sedangkan perdamaian pada kepailitan hanya berlaku bagi
kreditor konkuren.
B. Pengesahan Perdamaian Oleh Pengadilan.
Apabila rencana perdamaian diterima, maka Hakim Pengawas wajib
menyampaikan laporan tertulis kepada Pengadilan pada tanggal yang telah
ditentukan untuk keperluan pengesahan perdamaian.198
198
Rahayu Hartini, Op Cit, hal 246.
Universitas Sumatera Utara
81
Perdamaian yang sudah diterima di dalam rapat verifikasi harus mendapat
pengesahan dari Hakim pemutus kepailitan agar mempunyai kekuatan hukum, dan
pengesahan ini disebut homologosi. Apabila telah ada putusan hakim yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang pasti mengenai perdamaian tersebut maka
pemberesan yang sedianya akan dilakukan oleh hakim akan berganti menjadi
pemberesan di luar hakim.199
Namun, rencana perdamaian yang telah diterima oleh kreditor dapat
ditolak untuk disahkan oleh hakim Pengadilan apabila:200
1. Harta debitor, tennasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk menahan
benda, jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian
2. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin;
3. Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu
atau lebih kreditor, atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan
tanpa menghiraukan apakah debitor dan pihak lain bekerja sama untuk
mencapai hal ini.
199 Zainal Asikin, Op Cit, hal 92.
200 Sentosa Sembiring, Op Cit, hal 36. Bandingkan dengan Syamsudim Manan Sinaga, Op
Cit, hal 46-47. Rencana perdamaian dapat ditolak apabila:
a. Harta debitor, termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk menahan benda, jauh lebih
besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian;
b. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin;
c. Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu atau lebih kreditor,
atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah debitor dan
pihak lain bekerja sama untuk mencapai hal ini;
d. Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum dibayar atau tidak
diberikan jaminan untuk pembayarannya.
Universitas Sumatera Utara
82
Dalam hal rencana perdamaian ditolak untuk disahkan oleh Majelis Hakim
Pengadilan berdasarkan hal di atas, maka dalam putusan yang sama, Pengadilan
akan menyatakan bahwa debitor dipailitkan.201
Perdamaian yang telah disairkan oleh Majelis Hakim merupakan undangundang bagi kedua belah pihak (debitor dan para kreditor) yang membuatnya dan
kedua belah pihak tersebut terikat untuk menaati dan melaksanakan hasil
perdamaian tersebut.202
Perdamaian yang telah disahkan akan berlaku bagi semua kreditor yang
tidak mempunyai hak didahulukan. Jadi apabila pengesahan perdamaian telah
memperoleh kekuatan hukum tetap maka kepailitan berakhir.203 Ketentuan ini
menegaskan bahwa perdamaian berlaku bagi semua kreditor konkuren baik yang
mengajukan permohonan pailit maupun yang tidak mengajukan permohonan pailit
kecuali untuk kreditor preferen.204
Putusan pengesahan perdamaian yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap merupakan alas hak yang dapat dijalankan terhadap debitor dan semua orang
yang menanggung pelaksanaan perdamaian sehubungan dengan piutang yang
telah diakui sebagaimana tennuat dalam berita acara rapat pencocokan piutang.205
Perdamaian yang telah dikukuhkan atau disahkan oleh pengadilan dengan
suatu putusan dapat dibatalkan jika debitor pailit tidak mau atau lalai memenuhi
kewajibannya sebagaimana tertuang dalam perdamaian (baik seluruhnya maupun
sebagian). Upaya pembatalan perdamaian ini diajukan oleh para kreditor
201 Rahayu Hartini, Op Cit, hal 247.
202 Syamsudin Manan Sinaga, Op Cit, hal 47.
203 Sentosa Sembiring, Op Cit, hal 37.
204 Sunarmi, Op Cit, hal 168.
205 Ibid, hal 169.
Universitas Sumatera Utara
83
konkuren yang tidak dipenuhi
tagihannya
sebagaimana tertuang
dalam
perdamaian melalui tuntutan perdamaian ke hadapan Hakim Pengadilan Niaga
yang semula mengadili perkara kepailitan tersebut.206
Dalam putusan pembatalan perdamaian diperintahkan supaya kepailitan
dibuka kembali, dengan pengangkatan seorang Hakim Pengawas, Kurator dan
anggota Panitia Kreditor apabila dalam kepailitan terdahulu ada suatu panitia
seperti ini.207
Setelah kepailitan dibuka kembali, maka tidak dapat lagi ditawarkan
perdamaian. Kurator wajib seketika memulai dengan pemberesan harta pailit
dimana harta pailit dibagi diantara para kreditor dengan cara:208
a. Jika kreditor lama maupun kreditor baru belum mendapat pembayaran, hasil
penguangan harta pailit dibagi diantara mereka secara prorata;
b. Jika telah terjadi pembayaran sebagian piutang kepada kreditor lama, maka
kreditor lama dan kreditor baru berhak menerima pembayaran sesuai dengan
persentase yang telah disepakati dalam perdamaian;
c. Kreditor lama dan kreditor baru berhak memperoleh pembayaran secara
prorata atas sisa harta pailit setelah dikurangi pembayaran sebagaimana
dimaksud huruf b sampai dengan dipenuhinya seluruh piutang yang diakui.
206 Zainal Asikin, Op Cit, hal 93.
207 Sunarmi, Op Cit, hal 171.
208 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
84
C. Restrukturisasi Utang Pada PT Toba Pulp Lestari Tbk.
1. Uraian Singkat Mengenai PT Toba P u b Lestari Tbk (PT TPL Tbk)209
PT TPL Tbk merupakan suatu perusahaan yang didirikan dalam rangka
Undang - Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968 jo
-
Undang - Undang No.12 Tahun 1970 berdasarkan Akta No. 329 tanggal 26
April 1983 yang dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, SH, notaris di
Jakarta dengan nama PT hiti Indorayon Utama (PT IIU). Akta pendirian
tersebut mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam surat keputusannya No C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983,
serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4
Desember 1984, Tambahan No. 1176.
Status PT IIU selanjutnya berubah menjadi perusahaan penanaman
modal asing sebagaimana persetujuan Presiden dalam surat keputusannya No
07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 yang diterbitkan oleh Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
Sehubungan dengan perubahan tersebut, anggaran dasar PT IIU diubah
dengan Akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 yang dibuat dihadapan Rachmat
Santoso, SH, notaris di Jakarta, perubahan mana mendapat persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C22652.HT.01.04.TH.90 tanggal 20 Mei 1990.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI106/SHM/MK. 10/1990 tanggal 16 Mei 1990, PT IIU mendapat izin go public
209
Laporan Tahunan PT Toba Pulp Lestari Tbk (Annual Report) Tahun 2013, hal 78 - 80.
Universitas Sumatera Utara
85
untuk menjual sahamnya kepada masyarakat, dimana izin penjualan saham
tersebut pada tahun 1991 meningkat sebagaimana Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. S-313/PM/1990 tanggal 15 Maret 1991 dan
No. S-733/PM/1991 tanggal 7 Juni 1991.
PT IIU Tbk kemudian mengalami perubahan nama menjadi PT TPL
Tbk pada tahun 2001 sebagaimana Akta No. 61 tanggal 20 Februari 2001
yang dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta dan
memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam
surat keputusannyaNo.C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23 Agustus 2001.
Seluruh anggaran dasar PT TPL Tbk telah mengalami perubahan guna
menyesuaikan dengan Undang ~ Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Peraturan No IX.J. 1 Lampiran Keputusan Bapepam LK
dan Lembaga Keuangan No. Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008,
perubahan mana mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia
Republik
Indonesia
dalam
surat
keputusannya No.
AHU-
50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009.
PT TPL Tbk berdomisili di Medan dan berlokasi pabrik di Desa Sosor
Ladang, Pangombusan, Kecamatan Pannaksian, Kabupaten Toba Samosir,
Sumatera Utara. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar terakhirnya, ruang
lingkup kegiatan PT TPL Tbk adalah mendirikan dan menjalankan industri
bubur kertas {pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan,
dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya
untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan
Universitas Sumatera Utara
86
memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut,
serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut.
2. Mengenai Putusan Pengadilan210
Pada tanggal 9 Agustus 2002, salah satu kreditor PT TPL Tbk yakni
Stem Capital Limited mengajukan Permohonan Penyataan Pailit terhadap PT
TPL Tbk di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang terdaftar di bawah No.
23/PAILIT/2002/PN.NIAGA.JKT.PST. Permohonan pailit tersebut didasarkan
pada adanya tagihan terhadap PT TPL Tbk yang berasal dari utang PT TPL
Tbk terhadap PT Fuji Bank International yang telah jatuh tempo dan
berdasarkan hasil verifikasi juga diketahui bahwa Pemohon Pernyataan Pailit
(Stem Capital Limited) juga memiliki tagihan terhadap PT TPL Tbk yang
didasarkan pada Obligasi Senior Notes dan Obligasi Guaranteed Notes.
Menghadapi permohonan pailit tersebut, PT TPL Tbk mengajukan
PKPU pada tanggal 19 Agustus 2002 yang didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat di bawah No. 04/PKPU/2002/PN.NIAGA/
JKT.PST. Permohonan PKPU tersebut dikabulkan oleh Majelis Hakim
Pengadilan
Niaga
dalam
keputusan
yang
diambil
dalam
Rapat
Permusyawaratan Hakim pada tanggal 27 Agustus 2002 yang diucapkan
dalam sidang tanggal 29 Agustus 2002.
Sejalan dengan permohonan PKPU, PT TPL Tbk mengajukan rencana
perdamaian yang disetujui oleh mayoritas kreditor kemudian disahkan oleh
210 Keterangan yang diambil telah dikonfirmasi kebenarannya oleh Direktur PT Toba
Pulp Lestari Tbk.
Universitas Sumatera Utara
87
Majelis Hakim dalam Rapat Permusyawaratan Hakim pada tanggal 10
Oktober 2002 yang putusannya diucapkan dalam sidang tanggal 11 Oktober
2002 dalam Putusan No. 04/PKPU/2002/PN.NIAGA/ JKT.PST jo No.
23/PAILIT/2002/PN.NIAGAJKT.PST tanggal 11 Oktober 2002.
Dengan disetujui dan disahkannya rencana perdamaian yang diajukan
oleh PT TPL Tbk, maka rencana perdamaian tersebut sah menjadi Perjanjian
Perdamaian. Menindaklanjuti Perjanjian Perdamaian tersebut, pada tanggal 22
Januari 2003, PT TPL Tbk menandatangani Perjanjian Restrukturisasi Utang
(Debt Restructuring Agreement) dengan para kreditor yang mengacu pada
perjanjian perdamaian yang telah disahkan oleh Majelis Hakim Pengadilan
Niaga.211
3. Ringkasan Pokok Perjanjian Perdamaian TPL
Pokok - pokok rencana perdamaian yang diajukan oleh PT TPL Tbk
kepada semua kreditor konkurennya adalah sebagai berikut:
1) Para kreditor konkuren dari lembaga keuangan, para pemegang obligasi
dan para kreditor usaha dagang lainnya akan mendapat perlakuan yang
sama;
2) 10% dari utang pokok lama direstrukturisasi sebagai Pinjaman Tahap I
yang akan dibebankan bunga sebesar 5% per tahun dengan masa jatuh
tempo 10 tahun;
211 Laporan Tahunan PT Toba Pulp Lestari Tbk (AnnualReport) Tahun 2013, hal 81.
Universitas Sumatera Utara
3) Sisa utang pokok lama sebesar 90% dikonversi menjadi 40% ekuitas dari
penerbitan saham - saham baru pada basis dilusi penuh;
4) Seluruh bunga, denda dan penalti yang telah jatuh tempo dihapuskan;
5) Untuk pengoperasian kembali, PT TPL Tbk membutuhkan pinjaman baru.
Pinjaman ini akan dijadikan sebagai Pinjaman Tahap II yang akan
dibebankan bunga 10% per tahun dengan masa jatuh tempo 7 tahun.
Investor yang memberikan pinjaman tahap II akan mendapatkan 30%
ekuitas dari penerbitan saham - saham baru pada basis dilusi penuh;
6) 70% dari arus kas PT TPL Tbk akan dipergunakan dengan mekanisme
sesuai urutan prioritas sebagai berikut:
a) Pembayaran bunga dari Pinjaman Tahap I dan Pinjaman Tahap II
secara pro rata setiap 6 bulan;
b) Amortisasi Pinjaman Tahap II setiap 6 bulan;
c) Amortisasi Pinjaman Tahap I setelah pelunasan Pinjaman Tahap II.
7) Pembayaran bunga
dan pokok
sebagaimana
dimaksudkan
dalam
mekanisme arus kas dilakukan pertama kalinya 6 bulan setelah pabrik
beroperasi.
Dikarenakan telah diterima, disetujui dan disahkan perjanjian damai
tersebut, menimbulkan kewajiban bagi PT TPL Tbk untuk mempersiapkan
segala hal yang diperlukan sebagai implementasi dari perjanjian perdamaian.
Implementasi perjanjian damai tersebut adalah merestrukturisasikan utang
dengan cara mengkonversikan 90% utang pokok lama menjadi 40% saham
baru (dalam basis dilusi penuh) dan memberikan tambahan 30% modal disetor
Universitas Sumatera Utara
89
(dalam basis dilusi penuh) bagi pemberi pinjaman baru.212 Sedangkan 10%
dari saldo utang akan menjadi utang baru dimana semua bunga yang telah
jatuh tempo akan dihapuskan, dan saham baru akan diterbitkan dalam waktu
120 hari sejak tanggal berlaku efektifnya perjanjian restrukturisasi ini.213
Dengan diterimanya perjanjian perdamaian tersebut, maka PT TPL
Tbk secara langsung memperoleh manfaat sebagai berikut:
1) PT TPL Tbk memperoleh penghapusan bunga dan denda;
2) Dengan adanya konversi utang menjadi saham, saldo ekuitas PT TPL Tbk
akan membaik dari negatif menjadi positif sesudah proses konversi utang
menjadi saham;
3) Membaiknya struktur keuangan PT TPL Tbk dengan membaiknya rasio
utang terhadap ekuitas;
4) Pemegang saham PT TPL Tbk menjadi lebih luas dimana kreditor pun
dengan konversi tersebut juga menjadi pemegang saham;
5) Memberikan kesempatan kepada PT TPL Tbk untuk memperbaiki
kinerjanya dan memberikan kesempatan untuk membayar sisa utang sesuai
dengan kemampuannya;
6) Manajemen PT TPL Tbk dapat lebih konsentrasi dalam pengembangan
usaha dan meningkatkan kepercayaan/citra di pihak konsumen dan mitra
usaha.
212 Ibid.
213
Ibid, hal 109,
Universitas Sumatera Utara
90
Rencana Perdamaian214
PT TPL Tbk bersama pemegang obligasi, bank dan kreditur usaha dagang
lainnya setuju atas rencana perdamaian yang akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Kreditor
Kreditor PT TPL Tbk terdiri dari:
(1) Pemegang Obligasi, dimana PT TPL mengeluarkan tiga obligasi yaitu:
i. 9 Vb% Obligasi Senior Notes yang j atuh tempo pada tahun 2000;
ii. 10% Obligasi Guaranted Notes yang jatuh tempo pada tahun 2001;
iii. 7% Obligasi Convertible Notes yang jatuh tempo pada tahun 2006;
(2) Bank yang memberikan fasilitas kredit;
(3) Kreditor Usaha Dagang Lainnya.
b. Jumlah Utang yang akan direstrukturisasi
Restrukturisasi akan dilakukan dengan cara 10% utang pokok dari
pemegang obligasi, bank dan kreditor dagang lainnya akan dijadikan utang
baru dan sisa 90% dari utang pokok tersebut akan dikonversikan menjadi
40% saham perusahaan pada basis dilusi penuh.
c. Penerbitan saham baru
Dari proses restrukturisasi tersebut, PT TPL Tbk menerbitkan saham
baru yaitu:
(1) Perusahaan akan mengeluarkan saham baru kepada pemegang obligasi,
bank dan kreditor lainnya sehingga mereka akan menguasai 40% dari
ekuitas perusahaan (basis dilusi penuh);
214 Ibid, hal 110. Keterangan dalam Laporan Tahunan PT Toba Pulp Lestari Tbk (Annual
Report) Tahun 2013 telah dikonfirmasi kebenarannya oleh Direksi dan Finance Manager PT Toba
Pulp Lestari Tbk
Universitas Sumatera Utara
91
(2) Sebesar 30% dari ekuitas perusahaan akan dikeluarkan (basis dilusi
penuh) secara proporsional kepada investor-investor yang bersedia
menyetorkan dana pengoperasian kembali pabrik;
(3) Sisa 30% (basis dilusi penuh) dari ekuitas perusahaan akan tetap
dikuasai oleh seluruh pemegang saham perusahaan.
4. Analisis
PT Toba Pulp Lestari Tbk yang dulunya bernama PT Inti Indorayon
Utama Tbk merupakan sebuah perusahaan publik berskala internasional yang
berpengaruh besar di Indonesia. Terhadap PT TPL Tbk ini apabila dipailitkan
justru dapat menimbulkan dampak yang merugikan yang sangat luas bagi
negara dan masyarakat khususnya masyarakat daerah sekitar lokasi pabrik dan
lokasi pengembangan hutan tanaman industri.
Kerugian - kerugian yang mungkin dapat terjadi apabila PT TPL Tbk
dipailitkan antara lain sebagai berikut:
a. Mengurangi jumlah pendapatan negara dari pajak dan nilai ekspor;
b. Menimbulkan terjadinya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja
terhadap karyawan dan buruh perusahaan;
c. Mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitar areal operasional
perusahan;
d. Mempengaruhi kepentingan para konsumen yang membutuhkan produk
dari perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
92
Untuk menghindari timbulnya kerugian - kerugian tersebut, PT TPL Tbk
mengambil langkah berupa upaya restrukturisasi terhadap utang - utangnya
karena pada dasarnya PT TPL Tbk sebenarnya masih memiliki prospek usaha
yang baik di masa depan. Hal ini terbukti dimana setelah diadakan
restrukturisasi utangnya, PT TPL Tbk telah mampu melunasi sebagian besar
utang - utangnya dan hingga saat ini tetap eksis sebagai sebuah perusahaan
publik yang berskala internasional.
PT TPL Tbk dalam melakukan upaya restrukturisasi utangnya telah sesuai
dengan prosedur yang berlaku sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang khususnya UU Kepailitan dimana restrukturisasi utang PT TPL Tbk
dilakukan dengan cara:
1. P enghapus an/p emb eb asan bunga pinj aman yang telah j atuh temp o.
Seluruh bunga, denda dan penalti yang dikenakan atas utang-utang PT
TPL Tbk kepada para kreditor yang telah jatuh tempo dihapuskan dan
dibebaskan dari kewajiban PT TPL Tbk.
2. Melakukan konversi utang menjadi modal perusahaan {debt fo r equity
conversion).
90% dari utang pokok lama PT TPL Tbk dikonversi menjadi 40%
modal perusahaan dari saham-saham baru yang diterbitkan dalam rangka
restrukturisasi ini. Konversi saham ini mengakibatkan saldo modal PT
TPL Tbk membaik dari semula negatif menjadi postif sesudah proses
konversi dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
93
3. Penjadwalan kembali sebagian utang (debt rescheduling).
10% dari utang pokok lama PT TPL Tbk direstrukturisasi menjadi
utang baru dengan penjadwalan kembali sebagai Pinjaman Tahap I.
Pinjaman Tahap I akan dibebankan bunga sebesar 5% per tahun dengan
masa jatuh tempo 10 tahun.
4. Pemasukkan modal baru melalui penempatan langsung ke dalam
perusahaan.
Guna pengoperasian kembali, PT TPL Tbk membutuhkan modal baru.
Modal baru ini didapatkan dari pinjaman yang dijadikan sebagai Pinjaman
Tahap II. Pinjaman Tahap II ini dibebankan bunga 10% per tahun dengan
masa jatuh tempo 7 tahun dimana Investor yang memberikan pinjaman
tahap II akan mendapatkan 30% ekuitas dari penerbitan saham - saham
baru pada basis dilusi penuh.
Dalam hal keberhasilan restrukturisasinya, PT TPL Tbk juga melakukan
restrukturisasi dalam manajemen perusahaan yaitu dengan melakukan
perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi secara bertahap serta
membangun kembali kepercayaan terhadap perusahaan terutama melalui
program pemberdayaan masyarakat sebagai wujud tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan berupa pemberian Dana Pengembangan Masyarakat
{Community Development) sebesar 1% dari penjualan bersih perusahaan setiap
tahunnya dimana Dana Community Development ini ditujukan guna
meningkatkan standar hidup masyarakat sekitar areal operasional perusahaan,
memberikan kesempatan kerja berupa bantuan modal kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
94
sekitar serta peningkatan kemitraan usaha dengan masyarakat untuk
mendukung kegiatan usaha perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dasar pengaturan pelaksanaan restrukturisasi di Indonesia diatur dalam
UU Kepailitan yaitu pada bagian PKPU. Pasal 222 UU Kepailitan
menentukan bahwa debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak
akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya serta kreditor yang
memperkirakan bahwa debitor yang tidak dapat melanjutkan membayar
utang-utangnya
dapat
mengajukan
permohonan
PKPU
yang
memungkinkan debitor untuk melaksanakan restrukturisasi dengan
mengajukan rencana perdamaian. Di samping itu, sejak tahun 1998 telah
dirumuskan suatu Rancangan Undang-Undang mengenai Restrukturisasi
Perusahaan yang mengacu pada chapter 11 Banb'uptcy Act Amerika
dimana dalam RUU Restrukturisasi ini, restrukturisasi diatur dengan lebih
mendetail mulai dari siapa yang memprakarsai rencana restrukturisasi,
bentuk-bentuk restrukturisasi, studi mengenai kelayakan restrukturisasi
hingga pada sanksi terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
dalam rangka restrukturisasi perusahaan. Chapter 11 Banb'uptcy Act
memberikan alternatif untuk memecahkan problema-problema finansial
yang dihadapi oleh seorang debitor dengan menyusun sebuah rencana
restrukturisasi.
95
Universitas Sumatera Utara
96
2. Setelah disetujuinya rencana perdamaian oleh para kreditor guna
pelaksanaan restrukturisasi utang, debitor dapat mengambil langkah
pelaksanaan restrukturisasi utang dalam berbagai bentuk dan cara
diantaranya seperti penjadwalan kembali pelunasan utang (rescheduling),
persyaratan kembali perjanjian utang (reconditioning), pengurangan
jumlah utang pokok (hair cut), pengurangan tingkat suku bunga,
pengurangan jumlah bunga dan/atau utang pokok, pemberian utang baru,
konversi utang dengan surat utang yang dapat dipindahtangankan,
konversi utang dengan convertible bond, konversi utang menjadi modal
perusahaan (debt fo r equity conversion), pemasukan modal baru oleh
pemegang saham, penggabungan (merger) dan peleburan (consolidations)
dengan perusahaan lain, akuisisi saham debitor (acquisition o f stock), dan
penjualan aktiva yang tidak produktif.
3. Pelaksanaan restrukturisasi utang PT TPL Tbk dilakukan dengan cara
penghapusan/pembebasan bunga pinjaman yang telah jatuh tempo,
melakukan konversi utang menjadi modal perusahaan (debt for equity
conversion) dan penjadwalan kembali sebagian utang (debt rescheduling)
serta pemasukkan modal baru melalui penempatan langsung ke dalam
perusahaan.
PT
TPL Tbk juga melakukan restrukturisasi
dalam
manajemen perusahaan yaitu dengan melakukan perubahan susunan
Dewan Komisaris dan Direksi secara bertahap serta membangun kembali
kepercayaan
terhadap
perusahaan
terutama
melalui
program
Universitas Sumatera Utara
97
pemberdayaan masyarakat sebagai wujud tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan.
B. Saran
1. Pemerintah diharapkan agar dapat segera mensahkan Rancangan UndangUndang mengenai Restrukturisasi Perusahaan yang mengacu pada chapter
11 Banh-uptcy Act Amerika. Hal ini dikarenakan pengaturan mengenai
restrukturisasi yang terdapat dalam UU Kepailitan pada bagian PKPU
belum
mengatur
restrukturisasi
dibentuknya
secara
rinci
khususnya
mengenai
restrukturisasi
Undang-Undang
mengenai
tata
utang.
cara
Oleh
Restrukturisasi
pelaksanaan
karena
itu,
Perusahaan
diharapkan dapat mengakomodir pelaksanaan restrukturisasi mengingat
pentingnya restrukturisasi bagi penyelamatan usaha debitor yang masih
memiliki prospek usaha yang baik di masa yang akan datang.
2. Pemerintah
diharapkan
agar
dapat
segera
melakukan perubahan/
amandemen terhadap ketentuan dalam UU Kepailitan sehingga dapat
mengatur tentang restrukturisasi khususnya terkait tentang tata cara
pelaksanaan restrukturisasi pada perusahaan publik. Hal ini karena
keberagaman
cara
yang
dapat
digunakan
perusahaan
dalam
merestrukturisasi utang kadang dapat berakibat buruk apabila perusahaan
salah mengambil langkah dalam merestrukturisasi utang perusahaannya.
Dan terhadap Konsultan Independen, diharapkan agar dalam studi
kelayakan sebelum pelaksanaan restrukturisasi juga dapat memberikan
Universitas Sumatera Utara
98
masukan mengenai tata cara dan bentuk yang layak dilakukan perusahaan
dalam merestrukturisasi perusahaannya tersebut.
3. Perusahaan yang mengalami kesulitan pembayaran utangnya pada suatu
waktu namun masih memiliki prospek usaha yang bagus di masa yang
akan datang disarankan agar dapat mengambil langkah restrukturisasi guna
mengatasi kesulitan pembayaran utang-utangnya. Hal ini dikarenakan
tidak semua perusahaan yang mengalami kesulitan pembayaran pada suatu
waktu adalah perusahaan yang tidak sehat dan harus dipailitkan. Bahkan
dengan mempailitkan perusahaan justru akan menimbulkan lebih banyak
permasalahan. PT TPL Tbk merupakan contoh salah satu dari sekian
banyak
perusahaan
yang
telah
sukses
merestrukturisasi
utang
perusahaannya dan sekarang menjadi salah satu perusahaan berskala besar
yang disegani dalam dunia internasional.
Oleh karena itu, jalur
penyelamatan dengan pelaksanaan restrukturisasi dapat diambil dalam
rangka guna penyelamatan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Download