JAMUR PANGAN SEBAGAI SUMBER MINERAL*) Oleh: Dra. Purnomowati, SU.**) I. PENDAHULUAFI Sejak zafiran kuno, jamur sudah menjadi bahan pangan yang popular. Bahkan raja-raja Mesir dan Yunani kuno di abad sebelum masehi dikenal sebagai penyuka jamur. Rasanya yanglezatmenjadukan jamur disebut sebagai makanan para dewa. Biasanya orang mengkonsumsi jamur bukan hanya lantaran rasanya yang lezat, tetapi juga karena alasan lain, yakni manfaat dan khasiat yang terkandung di dalamnya. Faktor khasiat dan manfaat inilah yang menjadi prioritas konsumen jamur. Tujuanya adalah demi kesehatan tubuh atau hal lain yang berkaitan dengan vitalitas. Jamur pangan (edibte mushroom) memiliki banyak manfaat. Bukan saja untuk kebutuhan gtrzi pangan namun juga mineral. Jamur mengandung mineral K, P, Fe, C4 Na, Mg, Mn, Zn, dan Cu. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet. Menurut hasil riset di massachussetts University, AS, riboflavin, asam nicotinat, panthotenat, dan biotin (Vit B) yang ada pada jamur masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak. II. JAMUR SI]MBER MINERAL Secara umum jamur mengandung fosfat, kalium, dan tembaga dalam jumlah yang cukup, sehingga 100 g jamur akan mensuplai tembaga lebih dari setengah keperluan harian. Jamur juga merupakan sumber yang baik untuk selenium. Makanan asal hewan dan biji-bijian juga sumber selenium, tetapi hanya jamur lebih sedikit mineral Mg, Ca, Zn, Cu, Na, bio.unsoed.ac.id sumber yang baik. Jamur mengandung Mn. Bahkan jamur juga dapat juga mengakumulasikan senyawatoksik meskipin tidak pada tingkat yang membahayakan, seperti Cd, Pg, Hg, karena substrat tumbuhnya hampir mengandung setiap mineral (Jansson & kutti 2004). * = Disampaikan pada penyuhan ** - DosenTetap Fak. Biologi di Desa Karangkemiri, Kecamatan Ajibarang 18 Mei 2015 1 Kandungan mineral bergantung spesiesnya. Seperti sa)ruran, jamur merupakan makanan bebas kolesterol. Kolesterol dianggap sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner dan kondisi - kondisi yang berhubungan. Beberapa jamur basidiomycotina mampu menurunkan konsentrasi kolesterol serum (Fukusima er a/. 2000). Tikus yang diberi makan serat Agaricus bisporus, menunjukan total kolesterol serum lebih rendah dan konsentrasi kolesterol VLDL, IDL, dan LDL juga lebih rendah. Kesemuanya itu diperkirakan akibat dari lipoprotein atherogenik. Agariscus bisporus (amur kancing) merupakan jamur yang dibudidayakan dengan awalnya menduduki rangking pertama dunia, namun kemudian rangkingnya tergeser oleh Lentinula edodes (shiitake). Jamur kancing tersebut memiliki nilai yang tinggi dibandingakan keseluruhan protein telur. Kebanyakan kisaran nutrisi jamur dalam menilai potensi nutrisinya dengan memperhatikan daging dan susu. Kandungan asam aamino seperti isoleusine, leusine, dan histidin pada Agaricus relative rendah dibandingkan dengan susu dan daging. Sebaliknya lisin dan triptofan signifikan lebih tinggi dari legume dan sayuran. Nutirsi Agaricus lebih rendah dibandingkan beberapa sayuran umum. Protein Agaricus tampak interme.diate dalam kualitas nutrisi antara protein daging dan sayuran. Berdasarkan skor asam amino FAO untuk menentukan kualitas protein (telur100), Agaricus bisporus dan Agaricus brunnescens memiliki skor nilai nutrisi 36-39. Nilai kandungan asam amino tersebut di atas rangking dari semua sayuran lainnya, kecuali kacang-kacangan. Perkapita mengkonsumsi Agaricils segar kurang lebih di Amerika I kg setiap tahun. Kandungan nutrisinya pada setiap 100 g berat kering adalah tiamin 8.9 mg, riboflavin 3.7 mg, niasin 42.5 mg, asam askorbat 26.5 mg, kalsium 7I mg, fosfat 9L2 mg, besi 8.8 mg, natrium 106 ffig, kalsium 2850mg. sebanyak 5 tubuh buah jamur kancing mentah dapat mensumplai 104 mg fosfat. Agaricus blazei Murill Mushroom (ABMM) khusus bio.unsoed.ac.id membantu proteksi interferon dan interleukin yang merupakan instrument dalam melawan metastasis sel kangker, khususnya kangker uterus. Salin itu juga mengurangi glukosa darah, tekanan darah, jumlah kolesterol, dan efek arterisklerosis. b-glukan yang d temukan pada ABMM terdiri dari 3 senyawa, yaitu b (1-3)-D-glucan, b (l-a)-a-D-glucan, b (l-6)-D-glucan. x = Disaillpaikan pada penyuhan ** - DosenTetap Fak. Biologi di Desa Karangkemiri, Kecamatan Ajibarang 18 Mei 2015 2 Kandungan mineral jamur kuping tersusun oleh K, P, Ca, Na, Mg, dan beberapa elemen mikro lainnya. Kandungan serat didalam jamur berkisar antara 7,4' 27,60/0. Sedangkan jamur tiram (di jepang disebut sebagai hiratake) mengandung vitamin B 1, 82, 83, 85, F7, C, mineral Ca, Fe, Mg, K, P, S, dan Zn. III.PENUTUP Jamur pangan (edible mushroom) memiliki banyak manfaat. Bukan saja untuk kebutuhan gizi pangan, namun juga dapat digunakan sebagai pengobatan jika dilihat dari kandungan mineralnya dan proporsi nutrisi lainnya. Apabila ditinjau dari berbagai segi, jamur pangan merupakan sumber pangan yang sangat baik untuk kesehatan sehingga layak untuk terus dikembangkan. IV.PUSTAKA Cheung PCK. 1998. Plasma and hepatic cholesterol levels and faecal sterol excretion are altered in hamsters fed straw mushroom diets. Jurnal of Nutrition 128 : 1512-1516. Fukusima, M. et at.2000. LDL receptor mRNA in rats in increased by dietary mushroom (Agaricus bisporus) fibre and sugar beet frbre. Jurnal of Nutrition 130 :2151-2156. Ingram o S. ffu n 2002. The Real Nutritional Value OF Fungi. http:i/www.world- gi. or g/Mo stly_Medical/Stephani eJn gram/NUTRI TION A L_VALU E. Ikekawa, T. 1995. Bunashimeji. Hypsizigus msrmoreus antitumor activity of extracts and polysaccaharides. Food Rev Jansson Lisa-Marie, Int. Il(l):207 -209. Kuffi L. 2A04. Micronutrient in edible mushroom., Margaretha. J (supervisor). Human Nutrition, 22 April2004. Jong SC, Brimingham JM. 1990. The Medicinal value of the mushroom Grifola. World Microbiol and Biotech. J 6:227 -235. Jong SC, Brimingham JM, Pai SH. 1991. Immunomodulatory substances of the fungal bio.unsoed.ac.id ll: lI5-122. origin. EOS-J Immunol Immunopharmacol Mattila P, Suonpaa K, Piironen V. 2000. Functional properties of edible mushrooms. Nutrition. I 6:69 4-696. * = Disampaikan pada penyuhan ** - DosenTetap Fak. Biologi di Desa Karangkemiri, Kecamatan Ajibarang 18 Mei 2015 3 Mizuno, T. 1995a. Shiitake, Letinus edodes: functional properties for medicinal and food pruposes. Food Rev Mizuno, T. Int.ll(l):ll l-128. 1995b. yamabushitake, Hericium erinaceum: Bioactive substances and medicinal utilization. Food Rev Int. lI(I):173-178. Mizuno, T,Zhuangc. 1995. Maitake, Grifolafrondosa:pharmacological effects. Food Rev Int. Il(I):135-149 Outila TA, Mattla PH, Piironen VI, Lmbert-Allardt CJE., 1999. Bioavailability of vitamin D from wild mushrcam (Cantharellus tubaeformis) as measured with a human bioassay. Am J Clin Nutr.69:95-98. Sanmee R, Dell B, Lumyong P, Izumori K, Lumyong S. 2003. Nutritive value of popular wild edible mushrooms from northem Thailand. Food Chem.83:527-532 Wasser SP. 20A2. Medicinal mushroom :s as a source of antitumor and immunomudulating polysacchandes. App Mi crobiol Bi ote chnol. 60258-27 4. bio.unsoed.ac.id * Disampail<an pada penyuhan di Desa Karangkemiri, Kecamatan Ajibarang 18 Mei ** := Dosen Tetap Fak. Biologi 2015 4