BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Periklanan sebagai Suatu Proses Komunikasi Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial sehari-hari. Komunikasi pada dasarnya suatu proses menstimuli dari seseorang individu terhadap individu lain dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti6. Komunikasi juga pada prinsipnya merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media. Selain itu juga dapat dikatakan bahwa setiap pesan yang dilancarkan oleh komunikator kepada komunikan bertujuan mempengaruhi komunikan kearah sikap dan tindakan yang diinginkan oleh Komunikator. Apabila pelaksanaan keinginan ini tidak terjadi bisanya komunikator cenderung berpikir, bahwa pesan tidak mencapai sasaran.7 Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin yaitu communicates yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama-sama, dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.8 Sedangkan menurut para ahli: Sarah Trenholm dan Artur Jensen (1996:4) mendefinisikan komunikasi a proses by which source transmits a message to a reciver through some channel. (Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber menstransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran). 6 Sumarno, Dimensi-dimensi komunikasi Politik, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hal 7 Phil. Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, IKAPI, Jakarta, 1988, hal 1 8 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hal. 31 7 9 10 Selanjutnya menurut Miller (1963) “Komunikasi adalah penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima”.9 Sedangkan menurut Sendjaja S. D (1993) “Komunikasi adalah proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara 2 orang atau lebih dengan tujuan tertentu”. Proses komunikasi adalah proses pengoperan dan penerima lambang yang mengandung arti dari individu ke satu individu yang lain, atau dari kelompok ke satu kelompok yang lain. Proses komunikasi melalui media berarti proses pengoperan dari lambang-lambang yang mengandung arti yang dioperkan melalui saluran-saluran yang dikenal sebagai pers, televisi, radio, telepon, teleks, dan lainlain. Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator (source) kepada komunikan (receiver) melalui suatu media tertentu. 10 Lasswell dalam formulanya untuk memahami proses komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: who says what in which channel to whom with what effect. Paradigma tersebut menunjukkan komunikasi meliputi lima unsur yakni:11 Who Æ : Sumber (Komunikator) dalam hal ini biro iklan, pihak perusahaan atau pengiklan. 9 Sendjaja S. D, Teori Komunikasi cet. 8, Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, Hal. 1.22 Dedy Mulyana, Op.Cit 11 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, RemajaRosdakarya, Bandung, 2005, Hal. 10 10 11 Says what Æ : Isi pernyataan mengenai pesan-pesan atau informasi mengenai suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh pengiklan dalam hal ini adalah AXIS. In Which Channel Æ : Media yang digunakan dalam menyampaikan pesan (informasi) pada kali ini melalui media televisi. To Whom Æ : Komunikan atau khalayak sasaran penelitian disini adalah mahasiswa reguler universitas mercu buana. With What Effect Æ : Proses tersebut kemudian berkembang menjadi suatu proses penyampaian pesan dari produsen pemilik merek/produk kepada konsumen yang disebut iklan. Pada umumnya komunikator (prodesen pemilik merek/produk) berusaha agar komunikan/ konsumen mengetahui, meyakini, mau merubah sikap, dan bertindak sesuai dengan harapan (terjadinya pembelian). Teori Lasswell menunjukkan kecenderungan-kecenderungan alat modelmodel komunikasi menganggap bahwa komunikator pasti mempunyai keinginan untuk mempengaruhi receiver (penerima) dan karenanya komunikasi dianggap sebagai pesan-pesan pasti ada efeknya. Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat media12 yang sekaligus bertujuan mempersuasi orang untuk membeli.13 Menurut kotler14 Iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal yang dilaksanakan lewat media dan dibayar oleh sponsor yang jelas. Maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu pada suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan memerlukan media massa (televisi, radio, majalah, surat kabar) yang dapat 12 Kasali, Rhenald, Op. Cit.,Hal. 9 Sumartono, Terperangkap Dalam Iklan, Alfabeta, Bandung, 2002, Hal. 42 14 Ibid, Hal. 42 13 12 mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana audien akan mengintepretasikan dan memberikan respon terhadap pesan iklan dimaksud.15 Periklanan merupakan pelaksana fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya karena periklanan memiliki fungsi sebagai: (1) informing (memberi informasi), (2) persuading (mempersuasi), (3) reminding (mengingatkan), (4) adding value (memberikan nilai tambah), dan (5) assisting (mendampingi) upaya-upaya lain dari perusahaan.16 Sebuah iklan merupakan suatu proses komunikasi, dalam bentuk bentuk komunikasi massa yang diproduksi untuk menyampaikan pesan penjualan dari produsen kepada konsumen. Sebagai bagian dari bauran promosi (promotion mix), dibandingkan bauran promosi lainnya, iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal karena daya jangkaunya yang luas. Pengiklan (source) mengharapkan dampak yang positif dari konsumen (receiver), karena periklanan merupakan usaha untuk mendorong dari tahap tidak tahu akan suatu produk hingga akhirnya tertarik terhadap produk tersebut. 15 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Penerbit Ramdina Prakarsa, 2007, hal. 14 16 Terence A. Shimp, Op.Cit 13 2.2. Model Stimulus Respon dan Modifikasinya Sebagai mahluk sosial kita memang membutuhkan informasi, karena memang banyak sekali informasi yang terdapat disekeliling kita dan tidak mungkin semuanya kita tahu, terutama tentang produk atau jasa yang baru atau kebutuhan sehari-hari dan informasi tersebut yang salah satunya dapat diperoleh dari iklan. Dalam konteks periklanan, komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan produk dan jasa tertentu, agar khalayak menyukai serta melakukan tindakan pembelian terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Jika suatu produk atau jasa yang dipasarkan tidak dikomunikasikan atau diiklankan kepada khalayak maka suatu produk atau jasa yang dipasarkan tidak dapat diketahui oleh khalayak dan produk atau jasa tersebut tidak dapat menciptakan pembelian, karena tujuan dari suatu iklan bukan sekedar untuk sampai atau didengar, dilihat, melainkan supaya orang akan bertindak.17 Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah model teori Stimulus-Respon yang menjelaskan mengenai pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Prinsip teori ini merupakan dasar teori jarum hipodermik, yaitu isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah khalayak dan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Model S-R dapat digambarkan sebagai berikut:18 SÆOÆR 1. Stimulus (S) yakni iklan AXIS versi Ibu Hemat dan Teman Hemat 17 Phil. Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek 3, cetakan pertama, Bandung : Penerbit PT. Bina Cipta, 1989, Hal. 199 18 S. Djuarsa Senjaja, Pengetahuan Ilmu Komunikasi 14 2. Organisme (O) yakni pihak penerima (receiver) yaitu konsumen atau khalayak 3. Respon (R) yakni dampak atau tingkat pengetahuan terhadap iklan yang terjadi Penerimaan khalayak atas berbagai stimulus yang disampaikan melalui media massa berbeda antara satu dengan yang lainnya, karena setiap orang mempunyai karakteristik personalitas sendiri-sendiri. Penggunaan media sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan diharapkan terdapat kontak langsung antara media dengan individu sehingga konsekuensinya seluruh individu yang menerima pesan dianggap sama atau seimbang. Selain itu, kontak dengan media cenderung diartikan dengan adanya pengaruh tertentu dari isi media, sedangkan individu yang tidak terjangkau oleh media tidak akan berpengaruh. Rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk kekesadaran khalayak. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas-tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi pada kesadaran khalayak sejak masuknya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam. 19 Karenanya iklan merupakan media yang dapat diserap sehingga iklan sebagai sumber informasi menjadi stimulus bagi organisme seseorang yang akan memberikan respon dari stimulus yang diterimanya. Dengan 19 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, alih bahasa, Benyamin Molan, penyunting, Bambang Sarwiji, Jakarta, Indeks, 2005, Hal. 202 15 asumsi tersebut maka iklan seyogyanya dapat dipandang sesuai dengan teori S-OR (Stimulus-Organisme-Respon). Teori S-O-R mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisa dari stimuli yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy20 efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus yang khusus pula, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. 2.3. Efek Periklanan (Advertising) Menurut Lavidge-Gary Steiner “Seseorang tidak begitu saja berubah dari yang tidak mengenal produk, lalu membelinya dengan penuh keyakinan.”21 Tahap pembelian dicapai melalui suatu proses atau serangkaian tahap, disini periklanan dikatakan sebagai suatu kekuatan yang dapat menggerakkan khalayak untuk menuju ketahap pembelian, pihak pengiklan (perusahaan) harus melakukan kegiatan periklanan semaksimal mungkin agar produknya dikenal, diminati dan dibeli oleh calon konsumen. yang melihat bahwa ada enam tahap yang harus dilalui dalam proses komunikasi sebelum orang yang menerima sesuatu hierarki. Proses itu adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1:22 20 Effendy, Onong Uchjana, 1993. Op. Cit., Hal. 254 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Putaka Utama, Grafity, 1992, Hal.53 22 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama, Grafity, 1992, Hal.53 21 16 Adapun hirarki efek dimaksud terdiri atas: 1. Awareness (mengetahui/menyadari) dan knowledge yaitu tahap dimana konsumen bisa mengenal dan mengingat barang dan jasa yang ditawarkan. 2. Liking dan preference masuk dalam tahap afektif dimana keberadaan iklan dapat mengubah sikap dan perasaan. 3. Conviction dan purchase masuk dalam tahap konatif, berkaitan dengan adanya iklan yang mengubah dan memberi rangsangan dimana konsumen melakukan action. Gambar 2.1 Model Lavidge dan Steiner Awareness Proses kognitif Knowladge Liking Proses afektif Preference Conviction Proses konatif Purchase 17 Menurut pendekatan DAGMAR dikembangkan suatu proses efek komunikasi yang digambarkan sebagai berikut (gambar 2.2): 23 Gambar 2.2 Model Proses Komunikasi (Hirarchy of Effect) Ketidaksadaran (unawareness) Kesadaran (awareness) Pemahaman dan citra (comprehension and image) Sikap (attitude) Tindakan (action) Proses di atas dijelaskan sebagai berikut : 1. Ketidaksadaran (unawareness) Adanya ketidaksadaran calon konsumen akan kehadiran suatu produk, belum pernah mendengar atau melihat produk sebelumnya. 2. Kesadaran (awareness) Dengan adanya iklan, maka sebagai langkah awal khalayak menjadi kenal, tahu akan keberadaan suatu produk. 23 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, cet. V, 2007, hal. 52 18 3. Pemahaman dan citra (comprehension and image) Dimana calon konsumen mempelajari karakter spesifik produk tersebut, perbedaan dengan merek lain, serta apakah akan memberikan keuntungan jika dibeli. 4. Sikap (attitude) Tahap selanjutnya adalah kepastian yakni memastikan calon konsumen dari tahap sebelumnya yang hanya memiliki bayangan akan suatu produk sampai kepada pengevaluasian produk. 5. Tindakan (action) Tahap terakhir dimana calon konsumen dapat menetapkan pilihan dilanjutkan dengan tindakan membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Tetapi pada penelitian ini hanya pada pendekatan kognitif saja. Kognitif merupakan proses dalam mencari tahu, mempelajari sesuatu, berpikir, memutuskan sesuatu dan semuanya yang berhubungan dengan proses mental manusia. Pendekatan ini berpengaruh pada internal individu, psikologis yang melibatkan interpretasi dan dalam menciptakan pesan-pesan dalam diri individu pengetahuan terjadi pada tahap sadar kenal yaitu awareness terlebih dahulu. Awareness disebabkan oleh adanya perhatian individu terhadap suatu obyek sedangkan pengetahuan disebabkan oleh adanya pengingatan atau recall terhadap suatu obyek. 2.4. Pengetahuan Hal utama yang dibutuhkan suatu ide maupun produk yang baru adalah pengetahuan khalayak terhadap ide atau produk tersebut karena pengetahuan 19 merupakan proses awal dari diperolehnya informasi menuju perubahan sikap seseorang ke depannya. Tahap pengetahuan dimulai ketika konsumen menerima stimulus fisik atau sosial yang memberikan pemaparan dan perhatian pada produk baru dan cara kerjanya, dalam tahap ini konsumen sadar akan produk bersangkutan, tapi tidak membuat keputusan apapun sehubungan dengan relevansi produk dengan suatu masalah atau kebutuhan yang dikenali. Dan pengetahuan tentang produk baru biasanya dianggap sebagai hasil dari persepsi selektif, hal ini lebih mungkin terjadi melalui media massa.24 Adapun pengertian pengetahuan menurut (Notoatmojo, 2003), “Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu”.25 Sedangkan menurut Mowen dan Minor “Pengetahuan konsumen (consumer knowledge) didefinisikan sebagai sejumlah pengalaman dengan dan informasi tentang produk atau jasa tertentu yang dimiliki seseorang”.26 Pengetahuan sendiri diperoleh melalui pembelajaran kognitif yang didefinisikan sebagai proses dimana orang membentuk asosiasi diantara konsep, belajar urutan konsep, menyelesaikan masalah dan mendapatkan masukan. Jadi pembelajaran kognitif adalah proses aktif dimasa orang berusaha untuk mengendalikan informasi yang mereka dapatkan.27 24 Engel, Blackwell, Miniard, Perilaku Konsumen, Edisi, Binarupa Aksara, Jakarta, 1995, hal. 391 http://morningcamp.com/?p=102 Tanggal Akses: 11/03/2011 26 Mowen dan Minor, Perilaku Konsumen, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hal. 135 27 Mowen dan Minor, ibid 25 20 Pembelajaran kognitif muncul ketika seseorang menerjemahkan informasi yang ada dilingkungan dan menciptakan pengetahuan atau arti baru, yang kedua melalui pencerminan pengalaman penggunaan produk, yaitu konsumen mendapatkan suatu pengetahuan secara tidak langsung melalui pengamatan terhadap orang lain yang telah menggunakan produk tersebut. 28 Merek dengan pangsa pasar yang lebih tinggi memiliki keuntungan ketimbang merek yang kurang popular, karena konsumen cenderung mengamati orang lain yang menggunakan merek yang laris. Akhirnya banyak pembelajaran kognitif muncul ketika konsumen menerjemahkan informasi yang berkaitan dengan produk dari media massa.29 Pengetahuan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:30 1. Pengetahuan umum (general knowledge) Mengacu pada interpretasi seseorang terhadap informasi relevan di lingkungannya, ketika konsumen mendapatkan terpaan informasi melalui iklan yang di lihatnya terhadap suatu produk tertentu maka konsumen tersebut akan menyimpannya dalam ingatan yang sebelumnya telah di artikan dan di maknai sesuai dengan pengalamannya, yang pada akhirnya dapat memberi pengaruh yang kuat terhadap pengambilan keputusan dan perilaku nyata konsumen. 2. Pengetahuan prosedural (procedural knowledge) 28 Peter dan Olson, Consumer Behaviora, Edisi 4, cet. 1, Jakarta, Erlangga, 1999, hal. 56 Ibid. 30 Ibid., hal. 52 29 21 Pengetahuan prosedural di simpan dalam ingatan sebagai suatuproduksi, yaitu proposisi khusus jenis yang menghubungkan suatu konsep atau kejadian dengan perilaku yang tepat. Jika konsumen mendapatkan terpaan iklan suatu produk dan iklan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dari seorang konsumen tersebut maka hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku nyata seseorang seperti pembelian. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:31 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan ebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari, pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dapat juga diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) 31 http://morningcamp.com/?p=102 Tanggal Akses: 11/03/2011 22 Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjuk kepada suatu komponen untuk meletakkan atau menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2003). 2.5. Televisi Sebagai Salah Satu Media Periklanan Joseph R. Dominick mendefinisikan komunikasi massa sebagai mass communi-cation refers to the process by which a complex organization with the aid of one or more machines producers and transmits public message that are directed at large, heterogenous, and scattered audience 32 . Lebih tegas definisi komunikasi massa menurut Devito adalah; Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komuniasi yang disalurkan oleh 32 Ibid Hal : 17 23 pemancar-pemancar yang terdiri dari audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku.33 Sedangakan De Fleur dan Dennis mengartikan komunikasi massa sebagai; Mass communication is a process in which professional communicator use media to disseminate messages widely, rapidly, and continually to arouse intended meaning in large and divese audiences in attempts to influence them in variety of ways34. Berdasarkan beberapa definisi di atas komunikasi massa dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, melalui media massa cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak pada saat yang sama dengan umpan balik yang tertunda. 2.4.1. Elemen-elemen Iklan Televisi Dalam pembuatan iklan dibutuhkan elemen-elemen yang mendukung periklanan dalam media televisi, elemen-elemen dalam iklan televisi dibagi dua bagian yaitu elemen video dan audio.35 1. Elemen video, Elemen video atau visual dalam iklan adalah apapun yang terlihat dalam layar televisi. Elemen visual umumnya mendominasi sebuah iklan. Jadi elemen visual sebisa mungkin dapat menarik perhatian penonton 33 Effendy Opcit hal 21 Melvin De Fleur & Everret E Dennis, Understading Mass Communication, Second Edition Hougton Muffin Company, Boston 1985 hal 10 35 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion, 3rd ed, 1995, hal. 307 34 24 dan mengkomunikasikan ide, pesan atau gambar. Elemen ini meliputi product, action sequences, talent, setting, presenter. a. Produk (product), Produk merupakan objek yang ingin dipersuasikan kepada khalayak. b. Urutan/adegan (action sequences), Urutan adegan jalan cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin disampaikan. c. Latar belakang (setting), Latar belajarng harus menyesuaikan dengan alur cerita. d. Model (talent), Model atau talent merupakan orang yang muncul dalam iklan, orang tersebut dapat memainkan peranan berbagai macam peran. e. Naskah, Naskah atau kalimat yang muncul dalam iklan. 2. Elemen audio, Dalam suatu iklan musik dan suara termasuk bagian dari elemen audio. a. Suara (voice), Suara digunakan dalam beberapa cara pada iklan. Suara biasanya bersamaan terdengar dari pertunjukkan langsung atau dari percakapan orang yang terkenal yang Nampak pada suatu iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle, spoke dialogue (perbincangan) dan amouncement (pengumuman). Suara dalam dialog biasanya menggunakan suara dari karakter siapa yang berbicara, misal anakanak, orang tua, pria dan wanita. 25 b. Musik, Musik juga merupakan bagian penting dalam suatu iklan televisi, dan dapat memainkan bermacam peran, dalam suatu iklan musik menjadi suatu pusat pesan iklan. Musik bisa digunakan untuk menarik perhatian, menerobos segala kekacauan dalam suatu iklan, mengkomunikasikan poin utama penjualan, membantu meningkatkan image. Selain unsur tersebut menurut Kasali unsur-unsur iklan televisi terdapat pula unsur slogan dan logo, yaitu: 36 1. Slogan atau strap line, adalah baris kalimat penutup (the pay of line), hal ini untuk digunakan sebagai alat menciptakan merek atau perusahaan. 2. Logo, adalah simbol atau identifikasi suatu produk atau perusahaan, digunakan agar khalayak dengan mudah mengetahui mengenali produk tersebut dengan mudah. 2.4.3. Keunggulan dan Kelemahan Televisi Dalam suatu kampanye periklanan, media televisi juga mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: 1. Efesiensi Biaya Salah satu kenggulan televisi adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, termasuk khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. 36 Rhenald Kasali, Op. Cit. hal. 83 26 2. Dampak Yang Kuat Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, penglihatan dan pendengaran. Sehingga dapat menunjukan sesuatu. 3. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Bahkan televisi menjadi sumber informasi terhadap berbagai produk yang di sampaikan produsen. Kadang-kadang perusahaan yang gencar melakukan periklanan di media televisi menggambarkan bonafiditas perusahaan. Selain kekuatan, televisi juga mempunyai keunggulankeunggulan dan kelemahan-kelemahan dari televisi di antaranya adalah: Sementara itu, jika dibandingkan dengan media komunikasi massa lainnya, maka televisi memeliki kekutan dan kelemahan yaitu:37 1. Keunggulan Media Televisi ¾ Kesan realistik, karena sifatnya yang audio-visual dan merupakan kombinasi dari warna dan gerakan, maka iklan televisi nampak begitu hidup dan seperti nyata. Kelebihan ini tidak dimiliki media massa lain. ¾ Perhatian khalayak lebih tinggi, televisi disiarkan ke rumah-rumah dan disaksikan dalam suasana santai, sehingga khalayak lebih mudah memberikan perhatian. 37 Endah Muwarni, Dasar-dasar Periklanan, Jakarta, Wacana Jurnal Ilmiah Komunikasi, 2004, hal. 109-110 27 ¾ Pengulangan/repetisi, iklan televisi biasanya ditayangkan beberapa kali dalam sehari, sehingga lebih mampu memberikan kesan/impresi yang mendalam pada diri khalayaknya. 2. Kelemahan Media Televisi ¾ Televisi cendrung menjangkau khalayak secara massal tanpa seleksi. Siapapun dapat menyaksikan acara televisi setiap saat. ¾ Televisi tidak dapat memberikan data/informasi terperinci mengenai produk, karena pada umumnya spot iklan televise berdurasi sangat pendek (30 atau 40 detik setiap spot iklan). ¾ Biaya memasang iklan di televisi sangat mahal dibandingkan dengan media periklanan lainnya. Berdasarkan pertimbangan kelebihan spesifik yang dimiliki televise di atas, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa televisi masih dianggap sebagai media yang lebih efisien mempersuasi konsumen dibandingkan dengan media massa lainnya. Karena tidaklah mengherankan jika banyak perusahaan membelanjakan uangnya untuk mengiklankan produknya melalui media televisi.