Sisi gelap pengobatan alternatif )) (( “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) Yang menyembuhkan aku,” (Asy Syu’ara :80) Beberapa waktu lalu di Jombang Jawa Timur dihebohkan dengan seorang anak yang memiliki sebuah batu, yang konon dengan batu tersebut mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. M aka tak elak lagi banyak orang berjubel datang dari berbagai daerah untuk mendatanginya. M ereka rela antri berhari-hari demi menemui si “bocah sakti“ tersebut. Demikianlah sebuah contoh realita tentang semakin diminatinya pengobatan ala “ketok magic” ini. Biaya yang relatif murah, cara yang mudah, hasil yang “wah” dan waktu yang dibutuhkan pun relatif singkat. Karena inilah mungkin pengobatan seperti diatas banyak diminati masyarakat. M eskipun seringkali realita tak seheboh khabarnya. Tingginya animo masyarakat terhadap pengobatan non medis sanggup membutakan mata dan menutup telinga akan sejumlah kegagalan yang bisa jadi angkanya lebih banyak bilangannya dari tingkat kesembuhannya. Demikian pula akan resiko yang mungkin terjadi, baik berupa resiko fisik atau berupa sesatnya keyakinan, yaitu terjerumusnya mereka kedalam lembah kesyirikan. Terlebih lagi bagi mereka yang merasa apatis berobat secara medis, maka pengobatan model ini menjadi senjata pamungkasnya. WARNA WARNI PENGOBATAN ALTERNATIF Banyak cara dan media yang dikembangkan dalam belantika pengobatan alternatif. Ada sebagian dari mereka yang menggunakan tenaga dalam, tenaga prana, meditasi, memindahkan penyakit ke hewan, menyalurkan energi “positif”, mantra dan jampi-jampi, rajah, benda bertuah, jamu tradisional, pijit, ada pula yang menggunakan dzikir-dzikir, dan seabreg cara lainnya. Namun secara umum, pengobatan alternatif dapat dikategorikan dalam tiga varian. Ada yang dekat dengan medis dan murni ilmiah, ada pula yang 100% klenik asli, dan ada pula hasil monifikasi kedua cara diatas yang dibumbui dengan dzikir-dzikir dan ayat-ayat Al Qur’an. Untuk tipe yang pertama secara syar’i sah-sah saja, asalkan jenis obat yang digunakan bukan dari barang yang haram dan caranya tidak bertentangan dengan syar’i. Sedangkan untuk tipe kedua telah jelas kesesatan dan kesyirikannya. Adapun untuk tipe ketiga inilah yang banyak syubhatnya. Dimana banyak dari orang awam yang tertipu dengan tampilan mereka. Biasanya mereka menggunakan cara yang ilmiah namun dibumbui dengan dzikir-dzikir yang tak ada tuntunannya dalam syari’at. Dan dibumbui dengan ayat-ayat Al Qur’an, dan dipoles dengan tampilan mereka yang nampak Islamy. M ereka berjubah, bersorban, ada yang bergelar Kyai, dan berbagai 1 macam lainnya yang dengannya banyak dari masyarakat kita yang kepincut dengannya. Atau ambilah contoh “si bocah sakti” pada awal tulisan ini. Konon bocah tersebut memiliki sebuah batu, yang apabila dicelupkan ke air konon air tersebut mampu mengobati segala macam penyakit. Sehingga tak elak lagi si bocah tersebut diserbu orang yang ingin minta berkah dan kesebuhan dari batu ajaibnya tersebut DAJJAL LEBIH SAKTI Banyaknya orang yang kepincut dengan pengobatan cara aneh ini diantaranya karena mendengar atau bahkan menyaksikan sendiri kebolehan seorang thabib. Siapa yang tidak kesengsem dengan orang yang mampu memindahkan penyakit jantung seseorang ke jantung seekor kambing, atau dengan pengobatan jarak jauh dengan cukup mengirimkan data diri pasien dan penyakit yang diderita. Apalagi ada embel-embel ayat-ayat Al Qur’an dan tampilan sang tabib yang nampak alim, sehingga dianggap sebagai orang pintar yang berhaluan putih bukan ilmu hitam, atau bahkan meyakininya sebagai wali Allah. Padahal wali Allah tidaklah diindikasikan dengan tingkat kesaktian dan banyaknya hal-hal aneh yang dimiliki seseorang. Bahkan Imam syafi’i berkata; “Jika anda melihat orang yang mampu berjalan diatas air atau terbang diudara, sedangkan ia menyelisihi sunnah, maka ketahuilah bahwa keanehan itu berasal dari syetan” Dajjal adalah puncak klimaksnya. Betapa banyak hadits yang menerangkan tentang kesaktiannya. Jika suatu kaum di daerah yang subur tak mau beriman kepadanya, maka serta merta akan menjadi kering dan tandus, demikian pula sebaliknya. Dia mampu mendatangkan hujan, menghidupkan orang mati. Disamping kehebatan lain yang ia miliki sebagai istidraj dari Allah dan bukan pertanda karamah dari Allah BAGAIM ANA M EM BEDAKANNYA? Tidaklah terlalu sulit untuk membedakan pengobatan alternatif yang dibolehkan syar’i dan yang dilarang. Kendati dalam kondisi tertentu diperlukan kejelian ekstra untuk membedakannya. Intinya adalah pemahaman seseorang akan ilmu syar’i. Dengan ilmu syar’i yang memadai seseorang akan dengan mudah bisa membedakannya. Jika cara pengobatan tersebut dengan cara indrawi dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maka pengobatan ini diperbolehkan. Seperti pada ramuan tradisional, pijat refleksi dan lainnya. Asalkan barang yang digunakan adalah barang yang halal, serta tidak ada hal-hal aneh yang menjadi persyaratan pengobatan. Seperti adanya pantangan terhadap sesuatu yang secara ilmiah tidak ada hubunganya dengan penyakitnya atau mengamalkan amalan tertentu yang tidak ada tuntunannya secara syar’i, seperti dengan cara semedi (meditasi), memperhitungkan tanggal lahir, dan lainnya. Selain cara hendaknya memperhatikan kondisi yang mengobati (jika pengobatan menggunakan cara yang menunjukan simbol-simbol Islam). Adakah hal-hal aneh yang dilakukan dalam proses penyembuhannya? Seperti 2 melakukan ritual puasa dengan cara dan batasan tertentu yang tidak ada contohnya dalam syari’at. Diperintahkannya mengamalkan dzikir tertentu, dengan bilangan dan waktu tertentu, diperintahkannya membaca ayat tertentu, yang semuanya itu tidak ada tuntunannya dari Rasulullah J. Karena semua amalan amalan agama yang tidak ada tuntunannya dalam syari’at maka hal itu terlarang. Rasulullah J bersabda; ! " # $ %& ' # ( ’Barangsiapa yang membuat perkara-perkara baru dalam urusan kami (perkara agama)yang tidak ada contohnya maka ia tertolak’" (Riwayat Bukhari – M uslim) Dalam riwayat lain dinyatakan: “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak” (Riwayat M uslim) Tercapainya tujuan bukanlah suatu indikator bahwa Allah merestui cara yang digunakannya, sebagaimana iblis dikabulkan do’anya oleh Allah bukanlah berarti Allah meridhai iblis. Tatkala iblis meminta tangguh kepada Allah agar dapat hidup hingga hari kiamat, maka Allah mengabulkannya, sebagaimana firman-Nya; ( ) * + ( , "- . / “Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." (Al A’raf :15) M EM INTA PERTOLONGAN JIN Yang perlu diwaspadai pula adalah tidak sedikit pengobatan alternatif yang melibatkan jin dalam prosesnya. Yaitu sang thabib dalam menyembuhkan pengakit ia dibantu oleh jin yang menjadi partnernya. Allah berfirman; “Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu M aha Bijaksana lagi M aha M engetahui” (Al An’am :128) Al Hafidz Ibnu Katsir Rahimahullah berkata; “M aksud “menghimpunkan mereka semuanya” adalah jin dan teman-temannya dari golongan manusia yang beribadah kepada jin meminta perlindungan dan mentaati mereka” Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini; Yaitu tidaklah bersenang-senang sebagian mereka dengan sebagian yang lain melainkan jin yang memerintahkan dan manusia yang mengerjakannya. Jin merasa senang karena manusia mengagungkannya setelah memberi pertolongan kepada manusia” (Tafsir Ibnu Katsir) Oleh karena itu hendaklah kita menjauhi pengobatan alternatif yang melibatkan jin di dalamnya, karena hal ini terlarang secara syar’i. 3 JANGAN ASAL SEM BUH Faktor lain yang menyebabkan banyak orang yang terjerumus pada praktik pengobatan sesat. Yaitu banyak diantara masyarakat kita yang memandang bahwa cara apapun adalah bagian dari ikhtiar yang dibolehkan. Yang penting berusaha sedang Allah yang menentukan. Sekilas alasan ini nampak benar, namun keabsahan cara adalah perkara pokok pertama yang harus dijaga, Karena Rasulullah J bersabda “Berobatlah kalian, namun jangan kalian berobat dengan (Riwayat Abu Dawud, dengan sanad shahih) yang haram” Apalagi sampai kita mendatangi dukun atau paranormal demi mencari kesembuhan. Padahal Rasulullah J telah bersabda: 012 # 43 5 6 7+ 89+ : ; <3. 39 *2 /&= > @? $ A ( B CD E=B F:# ( G “Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari “ (Riwayat M uslim) Oleh karena itu kita harus menjauhi hal tersebut. Terkadang ada pula pengobatan dengan cara menggunakan barang tertentu sebagai jimat. Dan hal ini tidak sedikit dari kaum muslimin yang terjerumus didalamnya. Dalam suatu riwayat disebutkan; Imran bin Husain , menuturkan bahwa Nabi J melihat seorang laki-laki terdapat ditangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya: <E! RQ S & O: R "=T ,B O "» :. 9 .M ! + ( J ! :. / «IJ ! » «E&2# VU+ # <,UB $! - , "-T 'Apakah ini?' Orang itu menjawab: 'Penangkal sakit.' M aka Nabi J bersabda: 'Lepaskan itu, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.' (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang bisa diterima) Oleh karena itu hendaklah kita bersikap hati-hati terhadap menyikapi pengobatan Alternatif. Jangan sampai demi mencapai kesembuhan kita terjerumus kepada amalan yang tidak disyari’atkan, atau bahkan terjerumus kedalam lembah kesyirikan. Allah berfirman: UW2 S ( @X ( * , Y Z 2 S Y+ # Z UW YW G*)B G*[+ \]+ & 9 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. 4 Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (An Nisa’:48) Wallahu A’lamu Bish Shawwab Kontribusi: Mas Heru Yulias Wibowo – Redaktur Buletin Da’wah An Nashihah Cikarang Baru, - Bekasi. Untuk berlangganan bulletin An Nashihah hubungi bag. Sirkulasi: Mas Arifin 08156094080 5