BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Menjelaskan Kemampuan

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Menjelaskan
Kemampuan menurut kamus besar bahasa Indonesia, berasal dari kata
mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan
kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kemampuan (ability)
berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah
kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai keahlian dan
digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemamapuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua
kelompok faktor, yaitu:
1. Kemampuan Intelektual, merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbgai aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan
masalah.
2. Kemampuan Fisik, merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang
menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
7
8
Kemampuan seseorang dapat diketahui dengan cara mengukur batas
kemampuan atau kesanggupan individu. Menurut Hamalik kemampuan dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kemampuan instrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi
belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik.
b. Kemampuan ekstinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa
dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. 1
Menurut Bloom, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus
dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain
(bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Peran guru dalam
proses pembelajaran perlu menguasai 3 domain tersebut, antara lain:
2
1) Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan
mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif
menurut bloom terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
a) Pengetahuan (knowladge)
Pengetahuan adalah kemampuan mengingat dan kemampuan
mengungkapkan kembali informasi yang sudah di pelajarinya
(recall). Kemampuan pengetahuan ini merupakan kemampuan
1
Oemar Hamali, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hal. 162.
2
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan pembelajaran, (Bandung: Rajawali Pers, 2011), hal. 48.
9
taraf yang paling rendah. Kemampuan dalam bidang ini dapat
berupa pengetahuan tentang sesuatu yang khusus dan pengetahuan
tentang cara/prosedur atau cara suatu proses tertentu.
b) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau
subjek pembelajaran.
Kemampuan untuk memahami akan
mungkin terjadi manakala didahului oleh sejumlah pengetahuan
(knowledge).
Oleh
sebab
itu,
pemahaman
tingkat
tinggi
tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar
mengingat
menjelaskan,
menangkap
fakta,
tetapi
berkenaan
menerangkan,
makna
atau
dengan
menafsirkan,
arti
suatu
kemampuan
atau
kemampuan
konsep.
Kemampuan
pemahaman ini bisa merupakan kemampuan menerjemahkan,
menafsirkan, ataupun kemampuan ekstrapolasi. Kemampuan
menerjemahkan yakni kesanggupan untuk menjelaskan makna
yang terkandung dalam sesuatu.
c) Penerapan (application)
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep,
prinsip, prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan
merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.
d) Analisis
10
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu
bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta
hubungan antar bagian bahan itu. Analisis berhubungan dengan
kemampuan nalar.
e) Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian
kedalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan
tema, rencana, atau melihat hubungan abstrak dari berbagai
informasi yang tersedia.
f) Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif.
Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat pemilaian
terhadap sesuatu berdasarkan maksud dan kriteria tertentu.
2) Domain Kognitif
Domain kognitif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi.
Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain
kognitif. Artinya, seorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu
objek manakala telah memilki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut
Krathwohl dan kawan-kawan (1964), dalam bukunya Taxonomy of
Educational Objectives: Affective Domain, domain afektif memiliki tingkatan
11
yaitu penerimaan, merespons, menghargai, mengorganisasi, dan karakterisasi
nilai. 3
3) Domain Psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk ke
dalam domain ini:
a) Persepsi (perception)
b) Kesiapan (set)
c) Meniru (imitation)
d) Membiasakan (habitual)
e) Menyesuaikan (adaption)
f) Menciptakan (Organization)
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
menyebutkan,
bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 4
Secara etimologis, menjelaskan bermakna membuat sesuatu menjadi
jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian informasi
secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran
yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lainnya.
3
Ibid, hal 51
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), hal.1.
4
12
Menjelaskan berarti menyajikan informasi baik secara lisan atau
tulisan yang diinformasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan
hubungan dan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengetahui apakah materi
tersebut dapat dipahami dan siswa mampu menjelaskannya kembali.
Kemampuan siswa mengungkapkan kembali secara lisan konsep-konsep atau
yang bersifat teori saja.
Kemampuan menjelaskan merupakan kemampuan yang termasuk
dalam kemampuan domain kognitif yakni kemampuan untuk menjelaskan
makna yang terkandung dalam sesuatu. Kemampuan menjelaskan arti dan
tugas khulafaur rasyidin, sehingga peserta didik mampu memahami dan
menjelaskan kembali materi tersebut.
B. Metode Pembelajaran Scramble
1. Pengertian Metode Pembelajaran scramble
Scramble berasal dari bahasa inggris yang diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Metode
scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan
kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal.
Sedangkan menurut soeparno, berpendapat bahwa metode scramble adalah
salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan
suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara
menggembirakan.
13
Scremble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar
soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternative jawaban yang
tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian
dari soal yang ada. Scramble terdiri dari macam-macam bentuk yakni. 5
1. Scramble kata, yaitu sebuah permainan menyusun kata-kata dan
huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk
suatu kata tertentu yang bermakna
2. Scramble kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat dari
kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat,
dan benar.
3. Scramble wacana, yaitu sebuah permainan menyusun wacana logis
berdasarkan kalimat-kalimat acak.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode
scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat
atau paragraph. Pembelajaran kooperatif metode scramble adalah sebuah
metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang
dikerjakan secara berkelompok. Dalam pembelajaran ini diperlukan adanya
kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman
sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari
penyelesaian soal.
2. Kelebihan dan kekurangan metode scramble
5
Bahri Djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)
14
a. Kelebihan
1) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus
mengetahui bahwa semua anggota kelompok tujuan yang sama, setiap
anggota kelompok harus membagi tugas dan tangung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai
evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
2) Metode ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain.
Mereka dapat mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya
stres atau tertekan.
3) Selain untuk menimbulkan kegembiraaan, metode scramble dapat
memupuk rasa solidaritas dalam kelompok
4) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlombalomba untuk maju
b. Kekurangan
1) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
2) Terkadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang
ditentukan.
15
3) Metode permainan seperti ini, biasanya menimbulkan suara gaduh.
Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.
3. Fase-fase pada metode scramble
Tingkah laku guru
Langkah-langkah
Fase
scramble
Guru
menyampaikan Guru menyampaikan
semua tujuan pelajaran tujuan pembelajaran
Fase 1
yang ingin dicapai pada yang akan dicapai
Menyampaikan
pelajaran tersebut dan dan member motivasi
tujuan
dan memotivasi
memotivasi siswa
siswa kepada siswa tentang
belajar
perlunya
mempelajari
materi
ini
Guru
menyajikan Guru menyampaikan
Fase 2
informasi kepada siswa materi
Menyajikan
dengan
informasi
demonstrasi atau lewat
jalan
bahan bacaan
Fase 3
Guru
Mengorganisasikan
kepada
siswa
kedalam bagaimana
menjelaskan Guru
menyiapkan
siswa lembar yang berisi
caranya soal
dan
jawaban
16
kelompok
membentuk
kelompok yang sudah diacak,
kooperatif
belajar dan membantu guru
membentuk
setiap kelompok agar kelompok
melakukan
transisi mengerjakan lembar
secara efisien
Guru
untuk
soal tersebut.
membimbing Guru
membagikan
Fase 4
kelompok belajar saat lembar soal tersebut
Membimbing
mereka
kelompok
mengerjakan dan
bekerja tugas mereka
memberikan
kesempatan
dan belajar
siswa
untuk
mengerjakannya
Guru
hasil
mengevaluasi Guru menyuruh salah
belajar
materi
tentang satu siswa maju ke
yang
telah depan
Fase 5
dipelajari atau masing- mempresentasikan
Evaluasi
masing
kelompok pekerjaannya
mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase 6
Guru mencari cara-cara Guru
Memberikan
untuk menghargai baik point
penghargaan
upaya
maupun
hasil yang
memberikan
bagi
ssiswa
menjawab
17
belajar
individu
dan benar dan bagi siswa
kelompok
yang menjawab salah
guru
memberi
motivasi agar tidak
putus asa
C. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian pelajaran sejarah kebudayaan islam
Kalimat sejarah kebudayaan Islam terdiri dari tiga kata yaitu, sejarah,
kebudayaan, dan Islam. Berikut akan dijelaskan pengertian masing-masing
kata tersebut.
Kata sejarah berasal dari bahasa arab syajaratun yang artinya pohon.
Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history yang berasal dari bahasa Yunani
historia yang artinya ilmu. Banyak sekali pengertian sejarah yang diberikan
oleh para ahli diantaranya, R. Aron menyebutkan bahwa sejarah adalah kajian
tentang masa lalu manusia, dan menurut March Bloch sejarah merupakan
aktivitas-aktivitas manusia pada masa lalu.
Sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh yang berarti bulan dilangit.
Menurut bahasa, tarikh berarti sebagai berikut:
1. Penentuan awal berita khusus berdasarkan masa
18
2. Perhitungan zaman/waktu, dan
3. Penentuan waktu terjadinya peristiwa secara tepat.
Sedangkan menurut istilah, pengertian tarikh adalah ilmu yang
berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan. Jadi
sejarah dalam pengertian history dan tarikh memiliki persamaan yaitu ilmu
yang membahas peristiwa-peristiwa manusia dimasa lalu.
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture dan dalam bahasa
Arab tsaqafah. Dalam buku The Word University Encyclopedia bahwa
pengertian culture atau kebudayaan adalah jalan hidup sebuah masyarakat
yang mencakup keseluruhan spiritual, intelektual, sikap artistik, yang
dihasilkan oleh masyarakat, termasuk tradisi, kebiasaan, adat, moral, hukum
dan hubungan sosial. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soekardi
kebudayaan adalah hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat
digunakan untuk keperluan masyarakat. Contohnya untuk melakukan
perjalanan
menggunakan unta
atau kuda,
sekarang
manusia dapat
menggunakan berbagai alat transfortasi seperti motor, mobil, perahu, kapal,
dan pesawat terbang. Benda-benda karya manusia tersebut merupakan contoh
hasil kebudayaan. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala
kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalahmasalah kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Kehidupan
19
beragama, ideologi, dan kesenian adalah beberapa contohnya. Cipta
merupakan kemampuan mental atau kemampuan berpikir orang-orang yang
hidup bermasyarakat yang antara lain menghasilkan filsafat dan ilmu
pengetahuan. Rasa dan cinta dinamakan pula kebudayaan, yaitu kebudayaan
rohaniah.
Sedangkan menurut Dr. Zainal Kling dalam Kamus Dewan Bahasa
dan Pustaka istilah kebudayaan diartikan sebagai cara hidup sesuatu
masyarakat, peradaban, kemajuan (akal budi) yang merujuk kepada
keseluruhan cara hidup manusia dalam semua bidang yang melibatkan akal
budi dan daya usaha mereka.
Menurut Kuntjoroningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, wujud
ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, wujud kebudayaan sebagai
suatu komplek aktivitas dari manusia dalam masyarakat. Sedangkan yang
terakhir wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya. 6
Islam secara bahasa berarti tunduk dan patuh. Sedangkan menurut
istilah Islam memiliki pengertian agama yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad saw, melalui perantara malaikat Jibril dan risalahnya disampaikan
ke seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Pemeluk agama Islam di sebut
muslim. Islam memiliki arti selamat. Seseorang dinyatakan telah masuk Islam
6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal.1
20
apabila ia telah berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad
saw, adalah utusan Allah sebagai kesaksian terhadap keimanan dan ajaran
ketauhidan yang dinamakan dengan Syahadat. Mengerjakan penyembahan
terhadap Allah yang di sebut shalat, walaupun tatacara shalat secara tersurat
tidak dijelaskan dalam Al-Qur‟an secara rinci, tetapi gerakan dalam shalat
telah dicontohkan oleh Rasullulah saw. Islam mengerjakan umatnya untuk
saum (menahan diri) dari segala perbuatan dosa pada bulan Ramadan, dan
menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu melaksanakannya.
Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw, telah
membawa bangsa Arab jahiliyah yang terbelakang Akhlak menjadi bangsa
yang maju di segala bidang. Islam dengan cepat bergerak mengembangkan
peradaban yang kokoh dalam kehidupan umat manusia sampai sekarang.
Bahkan Badri Yatim mengatakan peradaban Barat yang sangat maju sekarang
mulanya bersumber dari kebudayaan Islam yang masuk ke Eropa dari
Spanyol. Tidak dapat di pungkiri bahwa Islam merupakan peradaban yang
sempurna. Landasan dari kebudayaan Islam adalah agama. Kebudayaan Islam
sangat penting, karena merupakan landasan bagi terciptanya hukum Islam
yang bersumber dari Al-qur‟an dan Hadits.
Dalam pembabakan sejarah kebudayaan Islam pada masa Rasulullah
saw, dan Khulafaurrasyidin telah terwujud kesatuan kebudayaan Islam. Akan
tetapi, pada masa sesudahnya, yaitu pada periode pertengahan dan periode
modern, sudah terdapat kebudayaan dinamis, walaupun pada masa
21
pertengahan umat Islam masih memandang bahwa tanah airnya adalah satu
kesatuan yaitu wilayah kekuasaan Islam yang terkait oleh kaidah Islmiyah
yang dipandang sebagai wujud dari tanah air dan pemerintahan yang tunggal.
Jadi, pengertian sejarah kebudayan Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari
hasil karya, rasa dan cipta orang-orang Islam di masa lalu, baik dalam bentuk
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan tata kehidupan lainnya.
Perjalanan sejarah kebudayaan Islam yang sangat panjang tidak
terlepas dari sejarah perkembangan politik umat Islam tersebut, oleh karena
sistem politik dan pemerintahan merupakan salah satu aspek penting terhadap
perkembangan kebudayaan Islam. Walupun memang terkait dengan aspek
ekonomi, ilmu pengetahuan, termasuk juga dalam bidang seni bangunan
(arsitektur) sebagai wujud dari kebudayaan. Contohnya bangunan Masjid
Kordoba.
2. Tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan islam
Dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) bahwa mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu dari mata pelajaran
pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya
(way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
22
Sebagai dasar pandangan hidup, maka mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :7
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan.
b. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
keilmuan
c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti kebudayaan atau peradaban Islam di
masa lampau
d. Menumbuhkan
pemahaman
peserta
didik
terhadap
proses
terbentuknya sejarah Islam melalui sejarah yang panjang dan masih
berproses hingga masa kini dan masa yang akan dating
Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
umat Islam yang memiliki rasa bangga yang dapat diimplementasikan dalam
berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional
3. Ruang lingkup mata pelajaran sejarah kebudayaan islam
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi :8
7
Departemen Pendidikan Agama Islam, Permenag, (Jakarta, 2008), 21
23
a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW.
b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi
kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi
Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi
Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat
Rasulullah SAW.
d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.
4. Spesifikasi materi sejarah kebudayaan islam
Materi Arti dan tugas khulafaurrasyidin
Setelah Rasululullah SAW wafat di Madinah pada usia 63 tahun,
pimpinan pemerintahan dilanjutkan oleh para sahabatnya. Namun karena
Rasulullah SAW tidak menetapkan calon penggantinya, serta tidak pula
menetapkan prosedur atau tata cara pemilihanya, maka proses pemilihan
pengganti kepemimpinan ini
8
Ibid, hal. 25
mengalami goncangan.
Para pimpinan
24
pemerintahan seteleh Rasulullah SAW tersebut dalam sejarah dikenal dengan
sebutan khulafaur Rasyidin. 9
Secara harfiyah kata khalifah berasal dari kata khalf yang berarti
wakil, pengganti, dan penguasa. Selanjutnya muncul istilah khilafah yang
dapat diartikan sebagai institusi politik Islam, yang bersinonim dengan kata
“imamah” yang berarti pemerintahan. Dalam pada itu Ibn Khaldun
berpendapat, bahwa Khilafah adalah tanggung jawab umum yang sesuai
dengan tujuan syara‟ (hukum islam) yang bertujuan untuk mewujudkan
kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat. Pada hakikatnya, khilafah
merupakan pengganti fungsi pembuat syara‟ yakni Nabi Muhammad SAW,
dalam urusan agama dan urusan politik keduniaan. Selanjutnya Ibn Khaldun
mengatakan bahwa khilafah juga merupakan sinonim istilah imamah, yakni
kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan agama dan urusan
dunia sebagai pengganti fungsi Rasulullah SAW.
Selanjutnya muncul istilah khalifah dan bentuk jamaknya khulafa‟
atau khalaif yang berarti orang yang menggantikan kedudukan orang lain dan
seseorang yang mengambil alih tempat orang lain sesudahnya dalam berbagai
persoalan. Khalifah bisa juga berarti al-sultan al-a‟zam (kekuasaan paling
besar atau paling tinggi)
Adapun kata al-Rasyidun secara harfiah berasal dari kata rasyada yang
artinya cerdas, jujur, dan amanah. Dari kata rasyada kemudian berubah
9
Abuddinata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2011), hal 111-114
25
menjadi kata benda atau kata nama rasyid dan jamaknya rasyidun yang berarti
orang-orang yang cerdas, jujur, dan amanah. Dengan demikian, secara
sederhana Khulafaur Rasyidun adalah para pimpinan yang menggantikan
kedudukan pemimpin sebelumnya dan menunjukkan sikap yang cerdas, jujur,
dan amanah. Selain itu, khalifah dapat pula diartikan pimpinan yang diangkat
sesudah Nabi Muhammad SAW wafat untuk menggantikan beliau
melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Di dalam sejarah Khulafaur Rasyidun digunakan untuk para pimpinan
setelah wafatnya Rasulullah SAW. Mereka itu adalah Abu Bakar yang
memerintah selama 2 tahun, Umar ibn Khattab yang memerintah selama 10
tahun (13 SD 23 H/634-644 M), Usman ibn Affan yang memerintahkan
selama 12 tahun (644-655 M), dan Ali ibn Abi Thalib yang memerintah
selama 6 tahun.
Abu Bakar al-Shiddiq menjadi khalifah melalui proses pemilihan oleh
sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar yang berkumpul di balai kota Bani
Sa‟idah, Madinah. Setelah mereka bermusyawarah cukup alot karena masingmasing pihak menginginkan jabatan khalifah, maka akhirnya dengan
semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, Abu Bakar terpilih sebagai
khalifah. Masa pemerintahannya yang hanya dua tahun itu digunakan untuk
konsolidasi, penertiban, dan pengamanan sebagai akibat dari munculnya
kelompok yang tidak mau lagi tunduk pada ajaran islam. Mereka itu ada yang
mendeklarasikan sebagai nabi, yaitu Musailamah al-Kazzab, ada yang
26
mengganggap bahwa dengan meninggalnya Rasulullah SAW berarti
perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad dengan sendirikan berakhir,
ada yang menentang Abu Bakar, ada yang tidak mau membayar zakat. Namun
berkat pengalaman, senioritas, kesungguhan, dan dukungan dari para
kelompoknya, abu bakar dapat menyelesaikan semua masalah tersebut. Dan
dengan selesainya urusan intern dalam negeri, maka abu bakar segera
melakukan program perluasan penyiaran Islam ke berbagai negara di sekitar
Jazirah Arabia. Abu bakar mengirim Khalid bin Walid dan pasukannya ke
Irak dan menguasai Hirah pada tahun 634 M mengirim empat orang jendral,
yaitu Abu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Abi Sufyan, dan Syurahbil ke
Syiria. Akhirnya Abu Bakar wafat karena sakit, dan digantikan oleh “tangan
kanannya”, Umar bin Khattab.
Umar bin Khatab menjadi khalifah melalui proses musyawarah Abu
Bakar dengan pemuka para sahabat. Hal ini dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam.
Cara yang ditempuh oleh Abu Bakar ini ternyata dapat diterima oleh
masyarakat dan mereka segera memberi bai‟at kepada Umar bin Khattab.
Umar kemudian menyebut dirinya sebagai Khalifah Khalifati Rasulillah, dan
Amir al-Mu‟minin.
Masa pemerintahan Umar yang relatif agak lama, yakni 10 tahun,
digunakan untuk memperluas wilayah daulah islamiah dan melakukan
berbagai program pembangunan. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab ini
27
wilayah kekuasaan islam meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syiria, Persia, dan
Mesir. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab juga dilakukan usaha
pembenahan administrasi Negara dengan mencontoh model Persia, 10 yaitu
dengan membagi wilayah ke dalam bentuk provinsi yang mencakup provinsi
Mekkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir.
Selain itu dibentuk pula beberapa departemen, pengaturan system pembayaran
gaji dan pajak tanah, pemisahan kekuatan yudikatif dengan eksekutif dengan
mendirikan lembaga pengadilan, membentuk jawatan pekerjaan umum,
mendirikan Bait al-Mal, mencetak mata uang, dan menetapkan tahun hijrah.
Akhirnya Umar bin Khattab meninggal dunia karena dibunuh oleh seorang
budak dari Persia bernama Abu Lu‟luah. Sebelum ajalnya tiba Umar
membentuk tim 6 yang terdiri dari Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa‟ad bin
Abi Waqas, dan Abdurrahman bin „Auf. Setelah Umar bin Khattab wafat tim
yang enam ini bermusyawarah untuk memilih khalifah yang baru.
Melalui proses pemilihan oleh tim 6 tersebut, Usman berhasil terpilih
menggantikan Umar bin Khattab. Masa pemerintahan Usman yang
berlangsung selama 12 tahun penuh dengan konflik, huru-hara, dan fitnah
yang membawa kematiannya. Di kalangan umat Islam muncul perasaan tidak
puas dan kecewa, yang mungkin disebabkan karena usianya sudah lanjut (usia
70 tahun), sifatnya yang lemah lembut, kurang tegas, cenderung
memperkerjakan orang-orang dari kalngan kerabatnya
10
Ibid, hal. 114-117
yang kurang
28
professional, dan banyak menyerahkan kekuasaan kepada orang-orang yang
tidak cakap. Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat
berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas
terhadap kesalahan bawahannya. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya
dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.
Meskipun demikian, pada masa Khalifah Usman bin Affan ini juga
terdapat sejumlah program penting yang dapat dilaksanakan, antara lain
membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur
pembagian air ke kota-kota, membangun jalan, jembatan, masjid, memperluas
masjid Nabi di Madinah, dan penulisan Al-Qur‟an. Pada tahun 35 H/655 M
Usman bin Affan meninggal dunia karena dibunuh oleh kaum pemberontak
yang terdiri dari orang-orang yang kecewa kepadanya.
Orang-orang yang kecewa tersebut serta berbagai kalangan simpatisan
lainnya, akhirnya mengangkat dan mem-bai‟at Ali bin Abi Thalib sebagai
khalifah. Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah hanya enam tahun, dan selalu di
tandai oleh keadaan pemerintahan yang tidak stabil. Konflik, huru-hara, dan
pemberontakan sering bermunculan. Misalnya pemeberontakan Thalhah dan
Zubair yang didukung Siti Aisyah, mantan istri Rasulullah SAW.
Pemberontakan ini muncul karena mereka menilai Ali bin Thalib tidak mau
mengambil tindakan menghukum para pembunuh Usman. Pemberontakan ini
selanjutnya menimbulkan perang jamal (Unta), karena Siti Aisyah dalam
29
pertempuran tersebut menunggang unta, dan berakhir dengan kemenangan di
pihak Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Selain itu, kebijakan Ali juga telah memancingtimbul perlawanan dari
gubernur di Damaskus, Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas
pejabat tinggi yang merasakan kehilangan kedudukan dan kejayaan. Keadaaan
ini selanjutnya menimbulkan pertempuran antara pasukan Ali dengan pasukan
Muawiyah di Shiffin, dan berakhir dengan melakukan tahkim (arbitrase).
Namun demikian, cara penyelesaian perang dengan perundingan ini
menyebabkan timbulnya golongan Khawarij, yaitu mereka yang tidak puas
dengan cara penyelesaian melalui tahkim yang dianggapnya sebagai tidak
sesuai dengan ketentuan Allah sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur‟an dan
Al-Sunah. Kaum Khawarij ini selanjutnya menyebut Ali dan Muawiyah
sebagai orang kafir. Dengan demikian, umat Islam terpecah ke dalam tiga
kelompok, yaitu kelompok pengikut Ali yang selanjutnya disebut kelompok
Syi‟ah, kelompok Muawiyah yang selanjutnya disebut sebagai kaum Sunni
atau ahl al-Sunnah wal-Jama‟ah, dan kelompok Khawarij sebagaimana telah
disebutkan
diatas.
Keadaan
ini
sangat
tidak
menguntungkan
bagi
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Keadaan Ali dan kelompoknya semakin
lemah, sebaliknya keadaan Muawiyah makin kuat, dan akhirnya pada tanggal
20 Ramadhan tahun 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota
kelompok Khawarij.
30
Kedudukan sebagai khalifah kemudian dijabat oleh Hasan bin Abi
Thalib. Namun karena lemah, Hasan hanya memerintah selama enam bulan.
Kekuasaan selanjutnya di serahkan oleh Hasan kepada Muawiyah melalui
perjanjian. Namun masa perjanjian tersebut digunakan oleh Muawiyah untuk
memperkuat kedudukan dan pengaruhnya di masyarakat melalui serangkaian
kebijakan yang strategis, terutama dalam perluasan wilayah dan pembangunan
infrastruktur. Dalam keadaan yang cukup kuat ini, Muawiyah melanggar
perjanjian damai. Ia tidak mau mengembalikan jabatan khalifah kepada
Hasan, melainkan diserahkannya kepada anaknya, Yazid bin Muawiyah.
Muawiyah memaksa seluruh rakyat menyatakan setia terhadap Yazid.
Keadaan ini ditentang oleh Husain bin Abi Thalib, dan selanjutnya
menimbulkan peperangan antara pasukan Muawiyah dan pasukan Husain di
Karbala, yang berakhir dengan kemenangan di pihak Muawiyah. Pasukan
Husain dapat
dikalahkan, dan Husain sendiri dipenggal kepalanya
dimakamkan di Damaskus.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikemukakan catatan bahwa
periode kekhalifahan Khulafaur Rasyidin dimulai dari masa Abu Bakar
sampai dengan Ali bin Abi Thalib. Khulafaur Rasyidin artinya khalifah yang
mendapatkan petunjuk. Cirri masa ini antara lain, khalifah betul-betul
meneladani Nabi Muhammad SAW. Mereka dipilih melalui proses
musyawarah secara demokratis.
31
D. Peningkatan Kemampuan Menjelaskan Materi Arti dan Tugas Khulafaur
Rasyidin dengan Metode Scramble
Dalam pembelajaran arti dan tugas khulafaur rasyidin menggunakan
metode scramble, dapat mewujudkan pembelajaran yang menarik secara
berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang
telah disediakan sesuai dengan soal.
Dalam metode scramble siswa diharapkan mampu menjelaskan materi
arti dan tugas khulafaur rasyidin dengan baik. Dengan demikian siswa
diharapkan memiliki pengetahuan tentang arti dan tugas khulafaur rasyidin
yang
dapat
menunjang
keberhasilan
belajarnya,
serta
memperoleh
pengetahuan baru.
Metode ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain.
Mereka dapat mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres
atau tertekan, serta rasa kerja sama dalam kelompok mereka tumbuh.
Pemahaman siswa akan menjelaskan materi arti dan tugas khulafaur
rasyidin akan lebih menyenangkan, karena akan mempermudahkan siswa
dalam menjelaskan. Metode pembelajaran scramble diharapkan akan
meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan materi arti dan tugas
khulafaur rasyidin. Metode pembelajaran scramble yang mudah ini akan
membuat siswa menjelaskan materi baik secara lisan atau tulisan terkesan
lebih mudah dan menyenangkan.
Download