BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Menjelaskan Kemampuan menurut kamus besar bahasa Indonesia, berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemamapuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu: 1. Kemampuan Intelektual, merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbgai aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah. 2. Kemampuan Fisik, merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. 7 8 Kemampuan seseorang dapat diketahui dengan cara mengukur batas kemampuan atau kesanggupan individu. Menurut Hamalik kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Kemampuan instrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik. b. Kemampuan ekstinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. 1 Menurut Bloom, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Peran guru dalam proses pembelajaran perlu menguasai 3 domain tersebut, antara lain: 2 1) Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut bloom terdiri dari enam tingkatan, yaitu: a) Pengetahuan (knowladge) Pengetahuan adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkapkan kembali informasi yang sudah di pelajarinya (recall). Kemampuan pengetahuan ini merupakan kemampuan 1 Oemar Hamali, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 162. 2 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan pembelajaran, (Bandung: Rajawali Pers, 2011), hal. 48. 9 taraf yang paling rendah. Kemampuan dalam bidang ini dapat berupa pengetahuan tentang sesuatu yang khusus dan pengetahuan tentang cara/prosedur atau cara suatu proses tertentu. b) Pemahaman (comprehension) Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek pembelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala didahului oleh sejumlah pengetahuan (knowledge). Oleh sebab itu, pemahaman tingkat tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat menjelaskan, menangkap fakta, tetapi berkenaan menerangkan, makna atau dengan menafsirkan, arti suatu kemampuan atau kemampuan konsep. Kemampuan pemahaman ini bisa merupakan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, ataupun kemampuan ekstrapolasi. Kemampuan menerjemahkan yakni kesanggupan untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam sesuatu. c) Penerapan (application) Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman. d) Analisis 10 Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian bahan itu. Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar. e) Sintesis Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana, atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. f) Evaluasi Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat pemilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud dan kriteria tertentu. 2) Domain Kognitif Domain kognitif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya, seorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek manakala telah memilki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut Krathwohl dan kawan-kawan (1964), dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives: Affective Domain, domain afektif memiliki tingkatan 11 yaitu penerimaan, merespons, menghargai, mengorganisasi, dan karakterisasi nilai. 3 3) Domain Psikomotor Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini: a) Persepsi (perception) b) Kesiapan (set) c) Meniru (imitation) d) Membiasakan (habitual) e) Menyesuaikan (adaption) f) Menciptakan (Organization) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 4 Secara etimologis, menjelaskan bermakna membuat sesuatu menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian informasi secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lainnya. 3 Ibid, hal 51 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hal.1. 4 12 Menjelaskan berarti menyajikan informasi baik secara lisan atau tulisan yang diinformasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan dan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengetahui apakah materi tersebut dapat dipahami dan siswa mampu menjelaskannya kembali. Kemampuan siswa mengungkapkan kembali secara lisan konsep-konsep atau yang bersifat teori saja. Kemampuan menjelaskan merupakan kemampuan yang termasuk dalam kemampuan domain kognitif yakni kemampuan untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam sesuatu. Kemampuan menjelaskan arti dan tugas khulafaur rasyidin, sehingga peserta didik mampu memahami dan menjelaskan kembali materi tersebut. B. Metode Pembelajaran Scramble 1. Pengertian Metode Pembelajaran scramble Scramble berasal dari bahasa inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal. Sedangkan menurut soeparno, berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. 13 Scremble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternative jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble terdiri dari macam-macam bentuk yakni. 5 1. Scramble kata, yaitu sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna 2. Scramble kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. 3. Scramble wacana, yaitu sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat atau paragraph. Pembelajaran kooperatif metode scramble adalah sebuah metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam pembelajaran ini diperlukan adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. 2. Kelebihan dan kekurangan metode scramble 5 Bahri Djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006) 14 a. Kelebihan 1) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tangung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 2) Metode ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan. 3) Selain untuk menimbulkan kegembiraaan, metode scramble dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok 4) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlombalomba untuk maju b. Kekurangan 1) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar 2) Terkadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan. 15 3) Metode permainan seperti ini, biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan. 3. Fase-fase pada metode scramble Tingkah laku guru Langkah-langkah Fase scramble Guru menyampaikan Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran tujuan pembelajaran Fase 1 yang ingin dicapai pada yang akan dicapai Menyampaikan pelajaran tersebut dan dan member motivasi tujuan dan memotivasi memotivasi siswa siswa kepada siswa tentang belajar perlunya mempelajari materi ini Guru menyajikan Guru menyampaikan Fase 2 informasi kepada siswa materi Menyajikan dengan informasi demonstrasi atau lewat jalan bahan bacaan Fase 3 Guru Mengorganisasikan kepada siswa kedalam bagaimana menjelaskan Guru menyiapkan siswa lembar yang berisi caranya soal dan jawaban 16 kelompok membentuk kelompok yang sudah diacak, kooperatif belajar dan membantu guru membentuk setiap kelompok agar kelompok melakukan transisi mengerjakan lembar secara efisien Guru untuk soal tersebut. membimbing Guru membagikan Fase 4 kelompok belajar saat lembar soal tersebut Membimbing mereka kelompok mengerjakan dan bekerja tugas mereka memberikan kesempatan dan belajar siswa untuk mengerjakannya Guru hasil mengevaluasi Guru menyuruh salah belajar materi tentang satu siswa maju ke yang telah depan Fase 5 dipelajari atau masing- mempresentasikan Evaluasi masing kelompok pekerjaannya mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 Guru mencari cara-cara Guru Memberikan untuk menghargai baik point penghargaan upaya maupun hasil yang memberikan bagi ssiswa menjawab 17 belajar individu dan benar dan bagi siswa kelompok yang menjawab salah guru memberi motivasi agar tidak putus asa C. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 1. Pengertian pelajaran sejarah kebudayaan islam Kalimat sejarah kebudayaan Islam terdiri dari tiga kata yaitu, sejarah, kebudayaan, dan Islam. Berikut akan dijelaskan pengertian masing-masing kata tersebut. Kata sejarah berasal dari bahasa arab syajaratun yang artinya pohon. Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history yang berasal dari bahasa Yunani historia yang artinya ilmu. Banyak sekali pengertian sejarah yang diberikan oleh para ahli diantaranya, R. Aron menyebutkan bahwa sejarah adalah kajian tentang masa lalu manusia, dan menurut March Bloch sejarah merupakan aktivitas-aktivitas manusia pada masa lalu. Sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh yang berarti bulan dilangit. Menurut bahasa, tarikh berarti sebagai berikut: 1. Penentuan awal berita khusus berdasarkan masa 18 2. Perhitungan zaman/waktu, dan 3. Penentuan waktu terjadinya peristiwa secara tepat. Sedangkan menurut istilah, pengertian tarikh adalah ilmu yang berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan. Jadi sejarah dalam pengertian history dan tarikh memiliki persamaan yaitu ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa manusia dimasa lalu. Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture dan dalam bahasa Arab tsaqafah. Dalam buku The Word University Encyclopedia bahwa pengertian culture atau kebudayaan adalah jalan hidup sebuah masyarakat yang mencakup keseluruhan spiritual, intelektual, sikap artistik, yang dihasilkan oleh masyarakat, termasuk tradisi, kebiasaan, adat, moral, hukum dan hubungan sosial. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soekardi kebudayaan adalah hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat digunakan untuk keperluan masyarakat. Contohnya untuk melakukan perjalanan menggunakan unta atau kuda, sekarang manusia dapat menggunakan berbagai alat transfortasi seperti motor, mobil, perahu, kapal, dan pesawat terbang. Benda-benda karya manusia tersebut merupakan contoh hasil kebudayaan. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalahmasalah kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Kehidupan 19 beragama, ideologi, dan kesenian adalah beberapa contohnya. Cipta merupakan kemampuan mental atau kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat yang antara lain menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. Rasa dan cinta dinamakan pula kebudayaan, yaitu kebudayaan rohaniah. Sedangkan menurut Dr. Zainal Kling dalam Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka istilah kebudayaan diartikan sebagai cara hidup sesuatu masyarakat, peradaban, kemajuan (akal budi) yang merujuk kepada keseluruhan cara hidup manusia dalam semua bidang yang melibatkan akal budi dan daya usaha mereka. Menurut Kuntjoroningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas dari manusia dalam masyarakat. Sedangkan yang terakhir wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. 6 Islam secara bahasa berarti tunduk dan patuh. Sedangkan menurut istilah Islam memiliki pengertian agama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, melalui perantara malaikat Jibril dan risalahnya disampaikan ke seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Pemeluk agama Islam di sebut muslim. Islam memiliki arti selamat. Seseorang dinyatakan telah masuk Islam 6 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal.1 20 apabila ia telah berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw, adalah utusan Allah sebagai kesaksian terhadap keimanan dan ajaran ketauhidan yang dinamakan dengan Syahadat. Mengerjakan penyembahan terhadap Allah yang di sebut shalat, walaupun tatacara shalat secara tersurat tidak dijelaskan dalam Al-Qur‟an secara rinci, tetapi gerakan dalam shalat telah dicontohkan oleh Rasullulah saw. Islam mengerjakan umatnya untuk saum (menahan diri) dari segala perbuatan dosa pada bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu melaksanakannya. Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw, telah membawa bangsa Arab jahiliyah yang terbelakang Akhlak menjadi bangsa yang maju di segala bidang. Islam dengan cepat bergerak mengembangkan peradaban yang kokoh dalam kehidupan umat manusia sampai sekarang. Bahkan Badri Yatim mengatakan peradaban Barat yang sangat maju sekarang mulanya bersumber dari kebudayaan Islam yang masuk ke Eropa dari Spanyol. Tidak dapat di pungkiri bahwa Islam merupakan peradaban yang sempurna. Landasan dari kebudayaan Islam adalah agama. Kebudayaan Islam sangat penting, karena merupakan landasan bagi terciptanya hukum Islam yang bersumber dari Al-qur‟an dan Hadits. Dalam pembabakan sejarah kebudayaan Islam pada masa Rasulullah saw, dan Khulafaurrasyidin telah terwujud kesatuan kebudayaan Islam. Akan tetapi, pada masa sesudahnya, yaitu pada periode pertengahan dan periode modern, sudah terdapat kebudayaan dinamis, walaupun pada masa 21 pertengahan umat Islam masih memandang bahwa tanah airnya adalah satu kesatuan yaitu wilayah kekuasaan Islam yang terkait oleh kaidah Islmiyah yang dipandang sebagai wujud dari tanah air dan pemerintahan yang tunggal. Jadi, pengertian sejarah kebudayan Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari hasil karya, rasa dan cipta orang-orang Islam di masa lalu, baik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan tata kehidupan lainnya. Perjalanan sejarah kebudayaan Islam yang sangat panjang tidak terlepas dari sejarah perkembangan politik umat Islam tersebut, oleh karena sistem politik dan pemerintahan merupakan salah satu aspek penting terhadap perkembangan kebudayaan Islam. Walupun memang terkait dengan aspek ekonomi, ilmu pengetahuan, termasuk juga dalam bidang seni bangunan (arsitektur) sebagai wujud dari kebudayaan. Contohnya bangunan Masjid Kordoba. 2. Tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan islam Dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 22 Sebagai dasar pandangan hidup, maka mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :7 a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. b. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti kebudayaan atau peradaban Islam di masa lampau d. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya sejarah Islam melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan dating Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari umat Islam yang memiliki rasa bangga yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional 3. Ruang lingkup mata pelajaran sejarah kebudayaan islam Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi :8 7 Departemen Pendidikan Agama Islam, Permenag, (Jakarta, 2008), 21 23 a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing. 4. Spesifikasi materi sejarah kebudayaan islam Materi Arti dan tugas khulafaurrasyidin Setelah Rasululullah SAW wafat di Madinah pada usia 63 tahun, pimpinan pemerintahan dilanjutkan oleh para sahabatnya. Namun karena Rasulullah SAW tidak menetapkan calon penggantinya, serta tidak pula menetapkan prosedur atau tata cara pemilihanya, maka proses pemilihan pengganti kepemimpinan ini 8 Ibid, hal. 25 mengalami goncangan. Para pimpinan 24 pemerintahan seteleh Rasulullah SAW tersebut dalam sejarah dikenal dengan sebutan khulafaur Rasyidin. 9 Secara harfiyah kata khalifah berasal dari kata khalf yang berarti wakil, pengganti, dan penguasa. Selanjutnya muncul istilah khilafah yang dapat diartikan sebagai institusi politik Islam, yang bersinonim dengan kata “imamah” yang berarti pemerintahan. Dalam pada itu Ibn Khaldun berpendapat, bahwa Khilafah adalah tanggung jawab umum yang sesuai dengan tujuan syara‟ (hukum islam) yang bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat. Pada hakikatnya, khilafah merupakan pengganti fungsi pembuat syara‟ yakni Nabi Muhammad SAW, dalam urusan agama dan urusan politik keduniaan. Selanjutnya Ibn Khaldun mengatakan bahwa khilafah juga merupakan sinonim istilah imamah, yakni kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan agama dan urusan dunia sebagai pengganti fungsi Rasulullah SAW. Selanjutnya muncul istilah khalifah dan bentuk jamaknya khulafa‟ atau khalaif yang berarti orang yang menggantikan kedudukan orang lain dan seseorang yang mengambil alih tempat orang lain sesudahnya dalam berbagai persoalan. Khalifah bisa juga berarti al-sultan al-a‟zam (kekuasaan paling besar atau paling tinggi) Adapun kata al-Rasyidun secara harfiah berasal dari kata rasyada yang artinya cerdas, jujur, dan amanah. Dari kata rasyada kemudian berubah 9 Abuddinata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2011), hal 111-114 25 menjadi kata benda atau kata nama rasyid dan jamaknya rasyidun yang berarti orang-orang yang cerdas, jujur, dan amanah. Dengan demikian, secara sederhana Khulafaur Rasyidun adalah para pimpinan yang menggantikan kedudukan pemimpin sebelumnya dan menunjukkan sikap yang cerdas, jujur, dan amanah. Selain itu, khalifah dapat pula diartikan pimpinan yang diangkat sesudah Nabi Muhammad SAW wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Di dalam sejarah Khulafaur Rasyidun digunakan untuk para pimpinan setelah wafatnya Rasulullah SAW. Mereka itu adalah Abu Bakar yang memerintah selama 2 tahun, Umar ibn Khattab yang memerintah selama 10 tahun (13 SD 23 H/634-644 M), Usman ibn Affan yang memerintahkan selama 12 tahun (644-655 M), dan Ali ibn Abi Thalib yang memerintah selama 6 tahun. Abu Bakar al-Shiddiq menjadi khalifah melalui proses pemilihan oleh sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar yang berkumpul di balai kota Bani Sa‟idah, Madinah. Setelah mereka bermusyawarah cukup alot karena masingmasing pihak menginginkan jabatan khalifah, maka akhirnya dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah. Masa pemerintahannya yang hanya dua tahun itu digunakan untuk konsolidasi, penertiban, dan pengamanan sebagai akibat dari munculnya kelompok yang tidak mau lagi tunduk pada ajaran islam. Mereka itu ada yang mendeklarasikan sebagai nabi, yaitu Musailamah al-Kazzab, ada yang 26 mengganggap bahwa dengan meninggalnya Rasulullah SAW berarti perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad dengan sendirikan berakhir, ada yang menentang Abu Bakar, ada yang tidak mau membayar zakat. Namun berkat pengalaman, senioritas, kesungguhan, dan dukungan dari para kelompoknya, abu bakar dapat menyelesaikan semua masalah tersebut. Dan dengan selesainya urusan intern dalam negeri, maka abu bakar segera melakukan program perluasan penyiaran Islam ke berbagai negara di sekitar Jazirah Arabia. Abu bakar mengirim Khalid bin Walid dan pasukannya ke Irak dan menguasai Hirah pada tahun 634 M mengirim empat orang jendral, yaitu Abu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Abi Sufyan, dan Syurahbil ke Syiria. Akhirnya Abu Bakar wafat karena sakit, dan digantikan oleh “tangan kanannya”, Umar bin Khattab. Umar bin Khatab menjadi khalifah melalui proses musyawarah Abu Bakar dengan pemuka para sahabat. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam. Cara yang ditempuh oleh Abu Bakar ini ternyata dapat diterima oleh masyarakat dan mereka segera memberi bai‟at kepada Umar bin Khattab. Umar kemudian menyebut dirinya sebagai Khalifah Khalifati Rasulillah, dan Amir al-Mu‟minin. Masa pemerintahan Umar yang relatif agak lama, yakni 10 tahun, digunakan untuk memperluas wilayah daulah islamiah dan melakukan berbagai program pembangunan. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab ini 27 wilayah kekuasaan islam meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syiria, Persia, dan Mesir. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab juga dilakukan usaha pembenahan administrasi Negara dengan mencontoh model Persia, 10 yaitu dengan membagi wilayah ke dalam bentuk provinsi yang mencakup provinsi Mekkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Selain itu dibentuk pula beberapa departemen, pengaturan system pembayaran gaji dan pajak tanah, pemisahan kekuatan yudikatif dengan eksekutif dengan mendirikan lembaga pengadilan, membentuk jawatan pekerjaan umum, mendirikan Bait al-Mal, mencetak mata uang, dan menetapkan tahun hijrah. Akhirnya Umar bin Khattab meninggal dunia karena dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu‟luah. Sebelum ajalnya tiba Umar membentuk tim 6 yang terdiri dari Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa‟ad bin Abi Waqas, dan Abdurrahman bin „Auf. Setelah Umar bin Khattab wafat tim yang enam ini bermusyawarah untuk memilih khalifah yang baru. Melalui proses pemilihan oleh tim 6 tersebut, Usman berhasil terpilih menggantikan Umar bin Khattab. Masa pemerintahan Usman yang berlangsung selama 12 tahun penuh dengan konflik, huru-hara, dan fitnah yang membawa kematiannya. Di kalangan umat Islam muncul perasaan tidak puas dan kecewa, yang mungkin disebabkan karena usianya sudah lanjut (usia 70 tahun), sifatnya yang lemah lembut, kurang tegas, cenderung memperkerjakan orang-orang dari kalngan kerabatnya 10 Ibid, hal. 114-117 yang kurang 28 professional, dan banyak menyerahkan kekuasaan kepada orang-orang yang tidak cakap. Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahannya. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri. Meskipun demikian, pada masa Khalifah Usman bin Affan ini juga terdapat sejumlah program penting yang dapat dilaksanakan, antara lain membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota, membangun jalan, jembatan, masjid, memperluas masjid Nabi di Madinah, dan penulisan Al-Qur‟an. Pada tahun 35 H/655 M Usman bin Affan meninggal dunia karena dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa kepadanya. Orang-orang yang kecewa tersebut serta berbagai kalangan simpatisan lainnya, akhirnya mengangkat dan mem-bai‟at Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah hanya enam tahun, dan selalu di tandai oleh keadaan pemerintahan yang tidak stabil. Konflik, huru-hara, dan pemberontakan sering bermunculan. Misalnya pemeberontakan Thalhah dan Zubair yang didukung Siti Aisyah, mantan istri Rasulullah SAW. Pemberontakan ini muncul karena mereka menilai Ali bin Thalib tidak mau mengambil tindakan menghukum para pembunuh Usman. Pemberontakan ini selanjutnya menimbulkan perang jamal (Unta), karena Siti Aisyah dalam 29 pertempuran tersebut menunggang unta, dan berakhir dengan kemenangan di pihak Khalifah Ali bin Abi Thalib. Selain itu, kebijakan Ali juga telah memancingtimbul perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasakan kehilangan kedudukan dan kejayaan. Keadaaan ini selanjutnya menimbulkan pertempuran antara pasukan Ali dengan pasukan Muawiyah di Shiffin, dan berakhir dengan melakukan tahkim (arbitrase). Namun demikian, cara penyelesaian perang dengan perundingan ini menyebabkan timbulnya golongan Khawarij, yaitu mereka yang tidak puas dengan cara penyelesaian melalui tahkim yang dianggapnya sebagai tidak sesuai dengan ketentuan Allah sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur‟an dan Al-Sunah. Kaum Khawarij ini selanjutnya menyebut Ali dan Muawiyah sebagai orang kafir. Dengan demikian, umat Islam terpecah ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok pengikut Ali yang selanjutnya disebut kelompok Syi‟ah, kelompok Muawiyah yang selanjutnya disebut sebagai kaum Sunni atau ahl al-Sunnah wal-Jama‟ah, dan kelompok Khawarij sebagaimana telah disebutkan diatas. Keadaan ini sangat tidak menguntungkan bagi pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Keadaan Ali dan kelompoknya semakin lemah, sebaliknya keadaan Muawiyah makin kuat, dan akhirnya pada tanggal 20 Ramadhan tahun 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota kelompok Khawarij. 30 Kedudukan sebagai khalifah kemudian dijabat oleh Hasan bin Abi Thalib. Namun karena lemah, Hasan hanya memerintah selama enam bulan. Kekuasaan selanjutnya di serahkan oleh Hasan kepada Muawiyah melalui perjanjian. Namun masa perjanjian tersebut digunakan oleh Muawiyah untuk memperkuat kedudukan dan pengaruhnya di masyarakat melalui serangkaian kebijakan yang strategis, terutama dalam perluasan wilayah dan pembangunan infrastruktur. Dalam keadaan yang cukup kuat ini, Muawiyah melanggar perjanjian damai. Ia tidak mau mengembalikan jabatan khalifah kepada Hasan, melainkan diserahkannya kepada anaknya, Yazid bin Muawiyah. Muawiyah memaksa seluruh rakyat menyatakan setia terhadap Yazid. Keadaan ini ditentang oleh Husain bin Abi Thalib, dan selanjutnya menimbulkan peperangan antara pasukan Muawiyah dan pasukan Husain di Karbala, yang berakhir dengan kemenangan di pihak Muawiyah. Pasukan Husain dapat dikalahkan, dan Husain sendiri dipenggal kepalanya dimakamkan di Damaskus. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikemukakan catatan bahwa periode kekhalifahan Khulafaur Rasyidin dimulai dari masa Abu Bakar sampai dengan Ali bin Abi Thalib. Khulafaur Rasyidin artinya khalifah yang mendapatkan petunjuk. Cirri masa ini antara lain, khalifah betul-betul meneladani Nabi Muhammad SAW. Mereka dipilih melalui proses musyawarah secara demokratis. 31 D. Peningkatan Kemampuan Menjelaskan Materi Arti dan Tugas Khulafaur Rasyidin dengan Metode Scramble Dalam pembelajaran arti dan tugas khulafaur rasyidin menggunakan metode scramble, dapat mewujudkan pembelajaran yang menarik secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal. Dalam metode scramble siswa diharapkan mampu menjelaskan materi arti dan tugas khulafaur rasyidin dengan baik. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki pengetahuan tentang arti dan tugas khulafaur rasyidin yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya, serta memperoleh pengetahuan baru. Metode ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan, serta rasa kerja sama dalam kelompok mereka tumbuh. Pemahaman siswa akan menjelaskan materi arti dan tugas khulafaur rasyidin akan lebih menyenangkan, karena akan mempermudahkan siswa dalam menjelaskan. Metode pembelajaran scramble diharapkan akan meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan materi arti dan tugas khulafaur rasyidin. Metode pembelajaran scramble yang mudah ini akan membuat siswa menjelaskan materi baik secara lisan atau tulisan terkesan lebih mudah dan menyenangkan.