View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan bahan restorasi gigi berlangsung pesat dengan adanya
kemajuan teknologi dewasa ini. Glass ionomer merupakan salah satu bahan
restorasi yang sering digunakan karena material ini dianggap paling
biokompatibel. Bahan material yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan
Kent pada tahun 1971 ini terdiri atas bubuk dan liquid, bubuknya berupa bubuk
kaca fluoroaluminosilikat dan liquidnya adalah asam poliakrilat. Material ini
mampu berikatan secara fisiko kimia dengan jaringan gigi, memiliki koefisien
termal yang sama dengan dentin, dan dapat melepas fluoride yang
memungkinkan untuk mencegah terjadinya karies sekunder. Awalnya sifat fisik
dari glass ionomer kurang baik dan indikasinya terbatas, maka pada akhir dekade
tahun 1980, glass ionomer mulai dikembangkan. Hasilnya adalah glass ionomer
modifikasi resin. Glass ionomer jenis ini ditambah hidroksietilmetakrilat
(HEMA) yang bersifat fotoinisiator. Penambahan komponen ini dapat
meningkatkan sifat fisik dan estetik.1,2
Pengertian dari komposit adalah suatu bahan yang terdiri dari dua atau
lebih komponen yang mempunyai sifat kimia berbeda, dimana kedua bahan
tersebut dapat berikatan satu sama lain sehingga diperoleh hasil akhir yang lebih
1
baik. Resin komposit adalah suatu bahan tumpatan yang terdiri dari polimer
ditambah dengan bahan pengisi keramik. Bahan restorasi ini mempunyai estetik
yang sangat baik dan paling sering digunakan untuk merestorasi gigi anterior.
Namun penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi gigi posterior juga
berkembang sangat pesat karena keinginan pasien untuk mendapatkan restorasi
yang sewarna dengan gigi. Bahan restorasi komposit memiliki kemampuan
perlekatan yang kuat, dan mempunyai warna restorasi yang sangat estetik dan
memuaskan. 3,4
Ada beberapa keadaan yang tidak dapat ditoleransi oleh bahan resin
komposit.
Salah satunya
adalah
daerah
operasi
yang sulit
dikontrol
kelembapannya sehingga dapat mengganggu perlekatan bahan tersebut dengan
struktur gigi yang dapat menimbulkan kebocoran pada tepi restorasi dan memicu
terjadinya karies sekunder.
4,5
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari glass ionomer dan resin
komposit, Wilson dan McLean pada tahun 1988 memperkenalkan suatu teknik
restorasi dengan menggunakan dua macam bahan yaitu glass ionomer cement
dan resin komposit. Teknik ini dikenal dengan istilah “ Restorasi Sandwich”. 5
Dikenal dua macam restorasi sandwich, yaitu Open Sandwich dan Close
Sandwich. Teknik open sandwich diindikasikan untuk restorasi kelas II dan kelas
V dengan batas dinding gingival melewati cemento enamel junction. Dasar
restorasi bagian proksimal diaplikasikan glass ionomer sebagai pelapis kavitas
dan resin komposit diaplikasikan di atasnya, membentuk restorasi kelas II.
Walaupun semua jenis glass ionomer dapat digunakan sebagai pelapis kavitas,
2
tapi perlu dipertimbangkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi kegagalan
restorasi oleh karena adanya proses absorbsi air pada tahap awal reaksi
pengerasan. 4,5,6
Oleh karena kebocoran tepi dapat menimbulkan berbagai masalah seperti
terjadinya hipersensitivitas, karies rekuren dan inflamasi pada pulpa, maka perlu
dilakukan penelitian-penelitian yang bertujuan untuk membandingkan kelebihan
dan kekurangan dari bahan-bahan restorasi yang tersedia saat ini. Hal inilah yang
mendorong peneliti untuk meneliti perbedaan dari dua bahan restorasi glass
ionomer, yaitu bahan glass ionomer konvensional dan bahan glass ionomer
modifikasi resin khususnya pada kelas II yang menggunakan teknik open
sandwich.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
masalah yaitu Apakah ada perbedaan pada penggunaan dua bahan glass ionomer
(Glass ionomer konvensional dan glass ionomer modifikasi resin) terhadap
kebocoran tepi pada restorasi kelas II yang menggunakan teknik open sandwich.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dua bahan
glass ionomer (Glass ionomer konvensional dan glass ionomer modifikasi resin)
terhadap kebocoran tepi pada restorasi kelas II yang menggunakan teknik open
sandwich.
3
1.4 HIPOTESIS
Ada perbedaan pada dua bahan glass ionomer terhadap kebocoran tepi
pada restorasi kelas II yang menggunakan teknik open sandwich.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai jenis-jenis bahan dari glass ionomer yang dapat menyebabkan
kebocoran tepi pada restorasi kelas II dengan teknik open sandwich dalam usaha
meningkatkan kualitas dan kuantitas restorasi di bidang konservasi gigi.
4
5
Download